Anda di halaman 1dari 9

EKO-REGIONAL, Vol.11, No.

1, Maret 2016

PENGUATAN EKOSISTEM MANGROVE


UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR
Oleh:
Edy Yusuf Agungguratno1) dan Darwanto2)
1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dipenegoro
Email: edy.yusuf.ag@gmail.com dan darwanto@undip.ac.id

ABSTRACT
The existences of mangrove forests have a positive impact on society. Utilization of mangrove forest
ecosystems optimally will generate high economic value. However, the exploitation of natural resources
should give priority to the principle of sustainability. Those most frequently interact with mangrove
ecosystem is a coastal community. This study examines the correlation effect of the presence of mangrove
ecosystems on the socioeconomic conditions of society. The approach used in this study is a qualitative
approach. A qualitative approach is using interview data collection and observation. The results in this study
demonstrate a method Community Base Management is an empowering step in accordance with the
characteristics of coastal communities Mangunharjo involving the community in the use and management of
mangrove ecosystems.
Keywords: mangrove ecosystems, sommunity base management, institutional

PENDAHULUAN warga akibat abrasi dan rob lebih besar pada


pantai yang yang tidak ditanami mangrove. Lahan
Ekosistem mangrove memiliki karakteristik mangrove semakin lama semakin berkurang. Oleh
yang unik. Ekosistem ini terletak pada daerah karena itu, perlu upaya tanggap rehabilitasi
payau, yaitu pertemuan antara daratan dan lautan. ekositem mangrove baik dari pihak stakeholders
Banyak jenis tanaman dan biota yang hidup dalam maupun petani tambak agar produktivitas ikan
ekosistem mangrove. Tanaman yang hidup di tidak semakin menurun.
dalamnya terdiri dari tanaman asli yang tumbuh di Kasus pencemaran dan rob sepanjang Laut
daerah rawa, maupun tanaman yang umumnya Jawa di Kota Semarang tentunya akan berdampak
hidup di darat kemudian terbawa hingga hidup terhadap ekosistem mangrove dan hasil perikanan.
dalam ekosistem mangrove. Tanah yang berlumpur Usaha-usaha penanaman mangrove baik dari
juga menjadi cirikhas ekosistem mangrove. Berbagai akademisi maupun swasta sudah banyak dilakukan
jenis kepiting, kerang-kerangan, ular, maupun untuk mencegah dampak abrasi dan rob pesisir
biawak dapat hidup di ekosistem sehingga dapat Kota Semarang. Namun, usaha ini belum berhasil
dimanfaatkan warga sekitar sebagai sumber karena jumlah mangrove yang ditanam belum
protein. memenuhi syarat kelayakan mangrove yang harus
Ekosistem merupakan kesatuan dari unsur ditanam sepanjang garis pantai.
hidup dan tak hidup yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem.Ekosistem mangrove Tabel 1
memiliki berbagai jenis vegetasi dan biota-biota Keberadaan Hutan Mangrove
yang hidup di dalamnya. Tanah rawa dan air payau di Kota Semarang
juga tercakup dalam ekosistem mangrove. Semua Mangrove Kondisi Baik
komponen tersebut saling bersinergi membentuk No. Kecamatan Panjang Luas
ekosistem mangrove yang unik, sebab lokasinya (Km) (Km2)
yang merupakan percampuran antara ekosistem 1. Tugu 1,50 2,25
darat dan laut. Apabila salah satu komponen 2. Semarang Utara 1,00 1,00
ekosistem terganggu, maka akan berdampak 3. Semarang Barat 0,50 0,3
terhadap keberlanjutan ekosistem. Oleh karena itu, 4. Genuk 0,75 0,45
pentingnya menjaga keutuhan ekosistem ini Jumlah 3,75 4,00
menjadi prioritas utama bagi masyarakat pesisir Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
yang rawan bencana abrasi dan rob.
Kerusakan dalam ekosistem mangrove Tabel 1 menunjukkan data Statistik
menyebabkan menurunnya produktivitas ikan. Perikanan Kota Semarang mengenai kondisi
Mangrove berfungsi sebagai habitat ikan dan biota mangrove yang masihbaik di Kota Semarang pada
perairan lainnya untuk bertelur, pembesaran, dan tahun 2009. Kecamatan Tugu merupakan wilayah
tempat berkembang biak. Jika ekosistem mangrove dengan kondisi mangrove yang masih baik
rusak, maka produktivitas ikan menurun dan petani terbanyak dengan luas hutan mangrove sebesar
tambak akan merugi. Resiko hilangnya tambak

1
Penguatan Ekosistem Mangrove..... (Agungguratno dan Darwanto)

2,25 Km2, paling luas di antara tiga kecamatan berpengaruh terhadap kerusakan. Meningkatnya
lainnya di Kota Semarang. Pada wilayah pesisir jumlah penduduk berhubungan erat dengan
Kecamatan Tugu, terdapat tiga kelurahan yang kesejahteraan. Masyarakat pesisir akan memilih
berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Salah konversi lahan mangrove menjadi lahan tambak
satunya yaitu Kelurahan Mangunharjo yang telah karena lebih menguntungkan. Masyarakat juga
menjadi percontohan rehabilitasi mangrove di kerap mengambil sumberdaya hutan mangrove
Indonesia. Penelitian ini berusaha mengkaji secara berlebihan. Kerusakan mangrove akan terus
keberadaan hutan mangrove di Mangunharjo terjadi jika masyarakat, pelaku ekonomi, dan
terkait dengan kondisi ekosistem, kerusakan pemerintah belum mempunyai informasi
ekosistem, serta dampaknya terhadap aspek sosial mengenai nilai ekonomi ekosistem mangrove
dan ekonomi masyarakat. (Paena et al., 2007).
Syukur et al. (2007) ada tiga tahap utama
dalam pengelolaan mangrove. Pertama, isu
TINJAUAN PUSTAKA ekologi mencakup dampak intervensi manusia
terhadap ekologi ekosistem mangrove. Kedua, isu
Nyabakken (1992) menyatakan hutan sosial ekonomi yaitu identifikasi kebiasaan
mangrove adalah sebutan umum untuk masyarakat sekitar dalam pemanfaatan ekosistem
menggambarkan suatu varietas komunitas pantai mangrove. Ketiga, aspek hukum yang mencakup
tropik yang didominasi oleh bebrapa jenis peraturan dan undang-undang mengenai
tumbuhan khas yang mempunyai kemampuan pengelolaan mangrove.
untuk tumbuh di perairan asin. Hutan mangrove Model tambak wanamina atau silvofishery
terdiri atas pohon-pohon dan semak-semak yang dapat menjadi solusi alternatif untuk pengelolaan
termasuk dalam 8 famili dan 12 genus tumbuhan pesisir. Wanamina merupakan tambak ikan atau
berbunga yaitu Avicennia, Sonneratia, Rhyzophora, udang yang dikombinasikan dengan tanaman
Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, khususnya vegetasi mangrove (Haryanto, 2008).
Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Wanamina juga menjadi model konsevasi
Conocarpus (Bengen, 2000). mangrove yang akomodatif. Pada satu sisi tujuan
Gunarto (2004) membagi fungsi mangrove konservasi ekosistem mangrove tercapai. Pada sisi
menjadi tiga, fungsi fisik, biologis, dan ekonomis. lain sumber pendapatan masyarakat dapat
Pertama fungsi fisik; mangrove mampu menjaga dipertahankan maupun ditingkatkan. Penanaman
kondisi pantai tetap stabil, mencegah abrasi dan mangrove pada lahan tambak akan meningkatkan
intrusi air laut, melindungi tebing pantai, dan produktivitas ikan. Melalui model ini
penangkal zat pencemar. Kedua fungsi biologis; kecenderungan konflik pembabatan mangrove
mangrove sebagai habitat beberapa jenis biota, dan konversi mangrove dalam jumlah besar dapat
tempat mencari makan, sebagai sumber dihindari. Dengan kata lain, model ini membantu
keanekaragaman, dan sumber plasma nutfah. mempertahankan fungsi ekosistem mangrove
Ketiga, fungsi ekonomis mangrove yaitu (Bengen, 2003).
pemanfaatan bagian tanaman mangrove sebagai Pemberdayaan masyarakat dalam kaidah
sumber bahan bakar, bahan bangunan, bahan ekonomi adalah proses kesempatan pelaku atau
tekstil, makanan, dan obat-obatan. hak manusia untuk mendapatkan surplus value
Meskipun tepi hutan mangrove terdiri dari dalam kegiatan produksinya. Upaya memperoleh
beberapa pohon saja, tetapi jika sistem surplus value dilakukan melalui distribusi
perekatannya sudah bagus dapat memperlambat penggunaan faktor produksinya. Upaya ini
arus air yang memungkinkan pengendapan partikel dilakukan melalui kebijakan politik yang tepat
lumpur dan mendukung proses pengendapan pada sesuai kondisi sosial budaya masyarakat
daratan hutan mangrove. Pergantian hutan (Mappatoba, 2009).
mangrove memungkinkan tanaman perintis maju Haryanto (2008) menyatakan lebih lanjut
terus ke arah laut kemudian mempercepat proses dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove,
pembentukan pantai. Hal ini akan memberi dampak kendala utama ynag sering dihadapi adalah
signifikan terhadap kehidupan sosial ekonomi peningkatan kesadaran dan pemberdayaan
masyarakat pesisir. Oleh karena itu masyarakat masyarakat. Peningkatan kesadaran bertujuan
seharusnya menghindari kerusakan ekosistem meyakinkan masyarakat pesisir akan manfaat
(Haryanto, 2008). jangka panjang dari pengelolaan kawasan
Penyebab utama kerusakan mangrove adalah mangrove. Penyebab kegagalan dalam proses
konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak pemberdayaan masyarakat adalah penggunaan
dan hilangnya beberapa sumberdaya pesisir. pendekatan manajemen sentralistik yang bersifat
Konversi lahan memang memberi keuntungan dan top-down yang berarti masyarakat hanya memiliki
diperbolehkan, tetapi perlu pengelolaan yang lebih wewenang kecil terhadap ekosistem. Rasa
baik untuk mencegah kerusakan hutan mangrove memiliki masyarakat akan sumberdaya ekosistem
yang berlebihan. Faktor utama penyebab kerusakan mangrove juga menjadi sangat kecil. Strategi
ekosistem adalah aktivitas manusia dalam konversi penting dalam proses perencanaan dan
lahan, sedangkan gangguan alam kurang pengelolaan ekosistem mangrove yaitu melibatkan

2
EKO-REGIONAL, Vol.11, No.1, Maret 2016

masyarakat melalui pengelolaan berbasis HASIL ANALISIS


masyarakat (CommunityBasedManagement).
1. Karakteristik Mangrove di Kelurahan
Mangunharjo
METODE ANALISIS Menurut Bendahara Biota Foundation, ada
dua jenis mangrove yang cocok ditanam di pantai
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Mangunharjo. Spesies mangrove ini adalah
ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif Avicennia dan Bruguieragymnorrhiza. Per-
merupakan suatu penelitian ilmiah yang bertujuan kembangan jenis Avicennia di kawasan ekosistem
untuk memahami suatu fenomena dalam konteks mangrove Mangunharjo cukup baik. Buah
sosial secara alamiah dengan mengedepankan Avicennia sudah beberapakali dapat dipanen dan
proses interaksi komunikasi yang mendalam. dimanfaatkan oleh kelompok tani mangrove
Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode sebagai bahan olahan roti. Produksi buah
pengumpulan data wawancara dan observasi, maka Bruguieragymnorrhiza belum mencukupi untuk
teknik yang digunakan dalam analisis data adalah dimanfaatkan. Masih harus menunggu 5 tahun
verbatim wawancara dan lampiran hasil observasi. lagi agar buah Bruguieragymnorrhiza dapat diolah
Hasil rekaman wawancara diubah menjadi bentuk menjadi sirop mangrove.
verbatim wawancara yang berisi mengenai proses
wawancara berlangsung beserta situasi yang terjadi. 2. Manfaat Ekosistem Mangrove
Semua hal yang dibicarakan dalam wawancara a. Menghambat laju abrasi
tidak boleh diedit, dikurangi, maupun ditambah, Kawasan hutan mangrove sengaja ditanam
tetapi boleh diedit oleh penulis jika terdapat kata- pada pantai yang rawan abrasi tetapi mangrove
kata yang kurang sopan atau sensitif. Sedangkan tidak bisa secara langsung mencegah terjadinya
format hasil observasi berisi checklist hasil abrasi. Tanaman ini tetap memiliki resiko hilang
pengamatan mengenai semua perilaku yang karena sapuan gelombang besar. Oleh karena itu,
tampak dari obyek penelitian (Herdiansyah, 2010). sebaiknya penanaman mangrove disertai dengan
pembangunan sabuk pantai. Sabuk pantai
berfungsi sebagai penahan ombak dan
menstabilkan air untuk mempermudah
berkembangnya mangrove.

Tabel 2
Karakteristik Ekosistem Mangrove Mangunharjo

No. Indikator Kondisi Ekosistem Mangrove di Mangunharjo


1. Keanekaragaman jenis mangrove – Avicennia
– Bruguiera gymnorrhiza
2. Kerusakan ekosistem Masih ada
3. Standar mangrove kondisi baik – Usia 3 tahun sejak penanaman sudah mulai
dapat dimanfaatkan
– Mangrove sepanjang 3,5 Km garis pantai
– Ketinggian mangrove 1,3 m, jika untuk
konservasi tinggi mangrove minimal 3 – 4 m
4. Manfaat mangrove secara – Menghambat laju abrasi
ekologis – Menghambat tsunami
– Mengembalikan ekosistem
– Daun dan buah dapat dimanfaatkan
– Mengurangi tiupan angin saat musim penghujan
– Menciptakan udara sejuk
5. Jenis biota yang hidup dalam Udang, kepiting bakau, beberapa jenis ikan, ular,
ekosistem mangrove biawak, dan burung.
6. Jenis usaha tambak Ikan bandeng dan udang windu
7. Jenis mangrove yang sudah dapat Avicennia berbuah 1 tahun sekali selama 3 bulan
dimanfaatkan pada periode Mei – Oktober
8. Penyebab kerusakan mangrove – Terkena gelombang
– Aktivitas manusia
– Hama
9. Penguatan ekosistem mangrove Sabuk pantai (greenbelt) dan sosialisasi yang benar
Sumber : observasi dan wawancara dengan stakeholders, diolah

3
Penguatan Ekosistem Mangrove..... (Agungguratno dan Darwanto)

b. Menghambat tsunami Angin kencang umumnya melanda


Tsunami merupakan gelombang besar wilayah pesisir selama musim penghujan.
membawa tekanan tinggi menuju ke arah daratan Kawasan mangrove yang lebat dan pohon-
dan dapat menimbulkan bencana alam bagi pohonnya yang tinggi berfungsi menahan
masyarakat pesisir. Pada beberapa kasus bencana tiupan angin kencang agar dampaknya tidak
tsunami besar seperti yang terjadi di wilayah Aceh sampai hingga pemukiman warga. Mangrove
dan beberapa wilayah di Asia, dampak tsunami juga dapat melindungi biota-biota ekosistem
meluas hingga jauh menyapu daratan. Mangrove saat musim penghujan sehingga berdampak
dapat digunakan sebagai benteng untuk pada berkurangnya jumlah biota yang hilang
menghambat gelombang tsunami sehingga dampak karena angin kencang dan arus air.
bencana dapat diminimalkan.
3) Suhu udara lebih sejuk dan suhu air lebih
c. Mengembalikan ekosistem rendah
Ekosistem pesisir yang rusak dapat dipulihkan Kondisi udara di wilayah pesisir
dengan penanaman hutan mangrove. Hutan ini umumnya panas karena pada siang hari terjadi
juga dapat mengembalikan biota-biota yang hidup angin laut yang bergerak ke darat. Penanaman
dalam ekosistem. Mangrove menjadi sumber mangrove yang wilayah pesisir menghasilkan
makanan bagi biota-biota kecil dan ikan yang hidup banyak oksigen yang membuat udara di
di sekitarnya. Mangrove juga dapat digunakan sekitarnya menjadi sejuk. Selain suhu udara,
sebagai tempat pemijahan. Selain itu, jika hutan mangrove yang rimbun akan
rehabilitasi mangrove berhasil maka lama-kelamaan menurunkan suhu air. Dampak positif berkaitan
akan mampu mengembalikan daratan hilang akibat dengan tambak di sekitar ekosistem ialah
dampak abrasi. menurunnya jumlah ikan yang stress dan mati
karena kenaikan suhu air laut.
1) Dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis
Mangrove dapat diolah menjadi produk
makanan dan kerajinan yang bernilai ekonomis. 3. Pemanfaatan Ekosistem Mangrove yang
Buah, daun, batang, ranting, maupun akar Mempunyai Nilai Ekonomis
dapat dimanfaatkan. Namun, eksploitasi Banyak manfaat hutan mangrove yang
mangrove dibatasi sebab apabila berlebihan dapat diolah masyarakat baik dari kayu, batang,
dapat mengganggu kelestarian ekosistem. akar, buah, maupun daun. Pemanfaatan langsung
Untuk itu, pengolahan mangrove perlu maupun melalui proses pengolahan terlebih
mempertimbangkan aspek ekologi agar nantinya dahulu sama-sama memberi manfaat positif.
tidak terjadi kerusakan lingkungan. Berikut manfaat langsung hutan mangrove:

2) Mengurangi tiupan angin saat musim penghujan

Tabel 3
Pemanfaatan Komponen Ekosistem Mangrove Mangunharjo

Komponen yang
No. Pemanfaatan
diambil
1. Kayu Belum dimanfaatkan
2. Daun Pupuk alami tambak
3. Akar Pengambilan akar dilarang sebab dapat merusak
ekosistem
4. Batang Diperbolehkan melakukan penjarangan dan
pemanfaatan batang sebagai pewarna batik
dengan kuantitas terbatas.
Kawasan Gunungpati sudah memanfaatkan
mangrove sebagai pewarna batik dengan bahan
baku berasal dari Mangunharjo.
5. Buah Mangunharjo sudah dapat memanfaatkan buah
mangrove jenis Avicennia sebagai obat nyamuk,
mengolah menjadi tepung, atau direbus langsung
kemudian dapat dikonsumsi.
Jenis mangrove Avicennia dapat diolah menjadi
berbagai bahan pangan sebab kandungan serat
dan karbohidratnya tinggi.
6. Kepiting, udang, biawak, Dapat diambil oleh masyarakat untuk
dan kerang meningkatkan gizi.
Sumber : observasi dan wawancara dengan stakeholders, diolah

4
EKO-REGIONAL, Vol.11, No.1, Maret 2016

a. Kayu Manfaat tidak langsung ekosistem


Kayu dapat diolah menjadi arang untuk mangrove meliputi dampak positif yang
bahan bakar pemanasan tungku pewarnaan ditimbulkan secara tidak langsung akibat
garmen. Panas yang dihasilkan dua kali lebih besar keberadaan ekosistem mangrove. Manfaat tidak
dibandingkan panas kayu bakar pada umumnya. langsung ekosistem mangrove di Kelurahan
Harga kayu bakau basah adalah 300 ribu per Mangunharjo yang utama adalah tempat
kilogram. Selain kayu, batang mangrove juga pemijahan ikan.
digunakan sebagai pewarna batik. Warna yang Tanaman mangrove memiliki akar yang
dihasilkan masih warrna-warna alami yaitu coklat kuat, dan daun yang rimbun. Akar dapat
tua dan coklat muda. digunakan sebagai tempat pemijahan ikan yang
baik. Konsep ini cocok diterapkan pada petani
b. Akar dan ranting yang mempunyai tambak silvofishery. Ikan yang
Akar dan ranting mangrove dapat digunakan umumnya dipelihara di tambak (misalnya
sebagai bahan bakar pengganti kayu. Dalam usaha bandeng), lebih suka menyimpan telurnya di
pembuatan shuttlecock, akar mangrove digunakan sekitar akar mangrove yang lebat dan rimbun.
untuk menjaga keseimbangan shuttlecock. Karena Setelah telur ikan bandeng menetas menjadi
penggunaan akar dapat mengancam tanaman nener, bibit bandeng dapat memperoleh sumber
mangrove mati, maka produksinya sudah disubtitusi makanan dari makhluk hidup kecil yang menempel
menggunakan jenis kayu lain. pada akar mangrove. Selain itu, bibit bandeng
dapat terhindar dari teriknya cuaca yang dapat
c. Daun dan buah membuat ikan stres. Mangunharjo belum
Daun dan buah memiliki banyak manfaat mengembangkan teknik pemijahan seperti ini.
seperti diolah menjadi roti, sirop, obat nyamuk, dan Petani tambak di Juwana sudah banyak yang
makanan-makanan yang bernilai gizi tinggi. Daun berhasil menggunakan teknik pemijahan dalam
juga dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai usaha tambak. Setelah dilakukan penelitian oleh
pakan ternak. Dalam pemanfaatan buah, mangrove akademisi, ditemukan fakta menarik yaitu bibit
hampir sama dengan tanaman buah lainnya yang bandeng hasil pemijahan dari ekosistem mangrove
harus melewati musim panen. Di pesisir daya tahan tubuhnya lebih kuat terhadap pasang
Mangunharjo, pohon mangrove jenis Avicennia surut air laut, cuaca, dan siklus alam lainnya.
sudah dapat rutin dipanen 1 tahun sekali selama Peluang hidup dan berat tubuh ikan lebih besar
bulan Mei hingga Oktober. Musim panen dan dapat meningkatkan nilai jualnya.
berlangsung selama 3 bulan, tergantung masa awal
berbuah.
Tabel 4
Pengelolaan Ekosistem Mangrove Mangunharjo

No Indikator Kondisi
1. Pembibitan Biota Foundation, bantuan dari sponsor, dan
pemerintah
2. Pihak-pihak yang terkait – Biota Foundation, Kesemat Undip, dan Dinas
dengan pengelolaan Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
3. Kerusakan Untuk mengatasi kerusakan dilakukan dengan teknik
tambal sulam, rehabilitasi, evaluasi ekosistem, dan
sosialisasi kepada masyarakat.
4. Keterbatasan pengelolaan – Hanya ada 1 kelompok tani mangrove yang aktif,
mangrove yaitu Biota Foundation
– Belum ada targeting dari pihak Biota Foundation
– Peran Pemerintah masih kurang
Keterbatasan pengelolaan – Pembangunan dan aktivitas bangunan usaha dekat
mangrove pantai yang merusak ekosistem
5. Kesadaran masyarakat Masyarakat akan sadar pentingnya mangrove jika
merasakan manfaat yang berkorelasi langsung dengan
kehidupan mereka sehari-hari dan menguntungkan
kondisi ekonominya
6. Rencana penguatan ekosistem – Penyelesaian proyek sabuk pantai
mangrove – Rehabilitasi mangrove
– Membangun Mangrove Information Centre dan
Hutan Konservasi
– Pemanfaatan hasil ekosistem untuk pemberdayaan
masyarakat
Sumber : observasi dan wawancara dengan stakeholders, diolah

5
Penguatan Ekosistem Mangrove..... (Agungguratno dan Darwanto)

4. Hubungan Stakeholders dan Ekosistem c. Kesemat Undip dan Mangrove


Mangrove Mangunharjo Mangunharjo
Kesemat Undip merupakan Unit Kegiatan
a. Biota Foundation dan Mangrove Kemahasiswaan (UKK) di bawah kewenangan
Mangunharjo Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip. Kesemat
Biota Foundation merupakan kelompok tani adalah singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem
mangrove yang berjuang untuk menangani Mangrove Teluk Awur. Aktivitas UKK Kesemat
perbaikan hutan mangrove di wilayah pantai utrara Undip hampir sama dengan pihak Biota
Kelurahan Mangunharjo. Kelompok tani mangrove Foundation, yaitu turut serta dalam usaha
Biota Foundation aktif melakukan kegiatan konservasi, sosialisasi, pelatihan, pendidikan, dan
konservasi, pelatihan pendidikan, pameran, dokumentasi mangrove untuk generasi
budidaya, dan pembibitan. Wilayah cakupan mendatang.
kelompok tani Biota Foundation adalah seluruh Selain Undip, saat ini juga muncul
wilayah pesisir pantai Kota Semarang seperti kesadaran peduli mangrove dari perguruan tinggi
Mangunharjo, Mangkangkulon, Mangkangwetan, lain di Kota Semarang. Bahkan, beberapa Sekolah
dan Genuk. Wilayah domisili Biota terletak di Menengah Atas di Kota Semarang sudah
Mangunharjo sehingga Mangunharjo menjadi melibatkan siswa dalam upaya penanaman
prioritas utama rehabilitasi mangrove. Kelompok ini mangrove. Keterlibatan berbagai perguruan tinggi
terdiri atas pembina, ketua, sekretaris, dan dan sekolah memberikan harapan adanya
bendahara. Pembina Biota Foundation berasal dari kepedulian pihak di luar Biota Foundation. Pihak
akademisi Undip sehingga ada hubungan kerjasama sponsor juga sudah mulai memberikan perhatian
antara Undip dan Biota Foundation. Misalnya saja terhadap kondisi mangrove di Mangunharjo.
Kesemat Undip yang sering bekerjasama dalam
penanaman, dan penelitian mangrove di 5. Penguatan Ekosistem Mangrove
Mangunharjo. Menurut informasi dari Biota Foundation
Harapan kelompok tani mangrove Biota dengan melihat kondisi ekosistem mangrove di
Foundation : Mangunharjo, berikut usaha penguatan ekosistem
1) Pemerintah lebih banyak turun ke lapangan yang perlu dilakukan antara lain:
mengawasi dan evaluasi kondisi mangrove di a. Sabuk pantai menghalau gelombang besar
Kelurahan Mangunharjo agar kontrol ekologi yang mengikis mangrove
lebih optimal. Sabuk pantai yang kuat akan menahan
2) Banyak mahasiswa yang terjun ke lapangan gelombang. Tanah yang berada di
dengan kemampuan terbatas, tetapi hal dibelakangnya di mana merupakan tempat
tersebut tetap menjadi semangat cinta generasi pertumbuhan mangrove, tanahnya akan lebih
muda terhadap lingkungan. stabil. Akar tanaman akan mudah tumbuh
3) Mangunharjo sudah menjadi daerah pada kondisi tanah stabil. Ketika mangrove
percontohan ekosistem mangrove tingkat sudah lebat dan kuat, banyak biota yang hidup
nasional sehingga diharapkan pemerintah dalam ekosistemnya seperti kepiting bakau,
daerah memberi bantuan akses jalan, ikan gelodok, biawak, dan ular. Masyarakat
mengingat rusaknya jalan utama yang sering dapat memanfaatkan beberapa jenis biota
dilalui oleh pengunjung tersebut sebagai sumber protein hewani.
Pembangunan sabuk pantai awalnya dikelola
b. Pemerintah Kelurahan dan Ekosistem secara swadaya oleh masyarakat hingga
Mangrove Mangunharjo kemudian tahun 2012 ini mulai dikelola swasta.
Berikut batasan wewenang Pemerintah Berdasarkan survei lapangan, panjang proyek
Kelurahan di Kelurahan Mangunharjo terhadap sabuk pantai Kelurahan Mangunharjo pada
ekosistem mangrove antara lain : tahun 2012 periode Februari – Juni mencapai
1) Pemerintah Kelurahan menjembatani 66 meter menghabiskan anggaran
antara pemerintah kota dengan Kelompok Rp414.929.000,00. Hingga akhir periode,
Tani Mangrove dalam hal konservasi penyelesaian sabuk pantai ini belum selesai
mangrove mengingat kondisi pantai utara Mangunharjo
2) Mengingat kondisi jalan utama menuju masih bergelombang besar.
mangunharjo rusak, pemerintah kelurahan b. Sosialisasi yang benar
berusaha bekerjasama dengan pemerintah Strategi dari kelompok tani mangrove di
kota dalam hal perbaikan jalan Mangunharjo cukup pintar. Kelompok ini
3) Mangrove di Kelurahan Mangunharjo memberikan sosialisasi kepada masyarakat
merupakan kawasan percontohan sehingga mengenai pentingnya mangrove bagi
banyak pendatang yang ingin belajar dan kehidupan pesisir, tetapi tidak memberitahukan
meneliti mangrove. Dalam hal ini bahwa manfaat langsung dari tanaman
pemerintah kelurahan berperan sebagai mangrove memiliki nilai jual tinggi atau nilai
sumber informasi dan perizinan segala ekonomis. Pembatasan pengetahuan sosialisasi
kegiatan yang berkaitan dengan mangrove. ini bertujuan agar masyarakat tetap menjaga

6
EKO-REGIONAL, Vol.11, No.1, Maret 2016

lingkungan dan tidak mengeksploitasi masyarakat untuk menjaga mangrove akan


komponen ekosistem secara berlebihan hingga meningkat.
vegetasi mangrove habis. Aspek ekonomi dan kelembagaan dapat
diwujudkan setelah aspek ekologi dan aspek sosial
6. Aspek-Aspek yang Perlu Dibenahi dalam terwujud. Aspek kelembagaan intern di Kelurahan
Rangka Mewujudkan Penguatan Ekosistem Mangunharjo sulit untuk dibenahi. Begitu juga
Mangrove Menuju Pemberdayaan dengan kelembagaan eksternal. Hubungan
Masyarakat kelompok tani mangrove Mangunharjo, aparat
desa, Kesemat Undip, belum memiliki garis
Terdapat empat aspek yang perlu dibenahi koordinasi yang jelas. Setelah dilakukan
pada ekosistem mangrove di Mangunharjo. Aspek- wawancara dan konfirmasi terhadap stakeholders,
aspek tersebut merupakan kesatuan yang harus memang aspek kelembagaan kurang berpengaruh
diwujudkan untuk mencapai penguatan ekosistem terhadap penguatan ekosistem mangrove.
mangrove menuju pemberdayaan masyarakat. Kerjasama antar stakeholders sudah terjalin baik,
Aspek-aspek tersebut antara lain sebagai berikut: tetapi untuk garis koordinasi yang jelas dan resmi
a. Aspek Ekonomi tidak ditindak lebih lanjut sebab prioritas
b. Aspek Ekologi penguatan ekosistem masih terfokus pada aspek
c. Aspek Sosial ekologi dan aspek sosial. Namun, baik Biota
d. Aspek Kelembagaan Foundation, Kesemat, dan beberapa kelompok
Setelah perbaikan aspek ekologis, langkah tani mangrove berada di bawah kewenangan
selanjutnya ialah perbaikan pada aspek sosial. Jika dinas kelautan dan perikanan kota semarang yang
kondisi mangrove di Kelurahan Mangunharjo sudah tergabung dalam Kelompok Kerja Mangrove Kota
membaik dan hasil dari ekosistem mangrove dapat Semarang.
dimanfaatkan secara optimal, masyarakat tentunya
sudah dapat ikut serta memanfaatkan mangrove a. Persoalan Program Penguatan Ekosistem
menjadi produk bernilai ekonomis. Mangrove juga Mangrove Mangunharjo
menjadi daya dukung usaha tambak warga. Kondisi Beberapa persoalan yang dihadapi dalam
mangrove yang baik akan meningkatkan penguatan ekosistem mangrove Mangunharjo
produktivitas ikan dan udang pada lahan tambak oleh Biota Foundation:
sehingga hasil panen tambak lebih banyak. 1) Perencanaan penanaman secara terjadwal
Ekosistem mangrove juga menyediakan berbagai (program)
macam biota yang dapat dimanfaatkan secara 2) Penetapan target penanaman mangrove
langsung oleh masyarakat seperti kepiting bakau, 3) Koordinasi yang belum melembaga
ikan gelodok, kerang-kerangan, dan biawak. Biota (kontinyu) antara pihak-pihak yang
tersebut dapat dijual maupun dikonsumsi untuk mempunyai keinginan untuk terlibat dalam
meningkatkan gizi masyarakat. Jika mangrove telah penanaman mangrove
memberi banyak manfaat terutama terhadap 4) Masih rendahnya peran dan inisiatif dari
kondisi perekonomian masyarakat, kesadaran pemerintah Kota Semarang dalam
menyikapi pengelolaan mangrove.

Gambar 1
Pengelolaan Ekosistem Mangrove

Pemberdayaanmasyarakat di
sekitarekosistem mangrove

Aspek
yang Ekologi Sosial
perlu
dibenahi
Kelembagaan

Ekonomi

7
Penguatan Ekosistem Mangrove..... (Agungguratno dan Darwanto)

b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ini tercapai, langkah selanjutnya yaitu


Pemanfaatan ekosistem mangrove sebagai pembenahan aspek ekonomi dan
sumber ekonomi masyarakat memerlukan kuatnya kelembagaan.
ekosistem mangrove. Sururi, Direktur Konservasi d. Langkah pemberdayaan yang sesuai dengan
Biota Foundation menyatakan: “Pemanfatan karakteristik masyarakat pesisir Mangunharjo
mangrove untuk kepentingan ekonomi masyarakat dapat menggunakan metode
memerlukan jumlah mangrove yang besar. Kondisi CommunityBasedManagement yaitu
mangrove di Mangunharjo saat ini belum melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan
memungkinkan adanya pemanfaatan mangrove dan pengelolaan ekosistem mangrove.
untuk membuat produk-produk ekonomi, butuh
waktu 5 tahun lagi untuk pemanfaatan mangrove.” Saran
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Sebaiknya ada garis koordinasi yang jelas
melalui pemanfaatan hasil ekosistem mangrove antar stakeholders sehingga tugas dan wewenang
belum bisa diwujudkan. Terdapat beberapa syarat diantaranya menjadi jelas. Pengelolaan ekosistem
yang harus dipenuhi agar ekosistem mangrove mangrove akan meningkatkan daya dukung aspek
dapat dimanfaatkan secara optimal, antara lain: ekologi dan ekonomi. Mengingat ekosistem
1) Hutan mangrove mangrove telah sepanjang 3,5 mangrove di Mangunharjo menjadi wilayah
Km garis pantai percontohan, sebaiknya kases jalan menuju
2) Prediksi dari stakeholders, mangrove baru dapat ekosistem mulai diperbaiki.
dimanfaatkan optimal lima tahun
3) Ekosistem mangrove telah kuat Keterbatasan
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Penelitian ini tetap mempunyai ketebatasan
sebaiknya menggunakan metode majemen sebab belum mampu menghitung nilai dampak
kelompok (Community Based Management) di yang ditimbulkan dari ekosistem mangrove. Selain
mana masyarakat terlibat dalam pengelolaan itu, pemberdayaan masyarakat juga belum dapat
mangrove. Cara ini dipandang efektif bagi dilakukan dengan kondisi mangrove yang masih
stakeholders dalam upaya peningkatan kesadaran membutuhkan penguatan ekosistem.
masyarakat. Diharapkan kedepannya ketika
ekosistem mangrove sudah kuat, masyarakat dapat
memanfaatkan komponen ekosistem secara bijak DAFTAR PUSTAKA
untuk meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
Masyarakat juga berupaya menjaga keberlanjutan Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Ekosistem dan
ekosistem agar menjadi warisan sumberdaya alam Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian
bagi generasi mendatang. Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Bengen, D.G. 2003. Upaya Mitigasi Bencana
KESIMPULAN
Melalui Pemulihan Ekosistem Pesisir. Bulletin
Tirta Pela Volume II Nomor 2.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data,
penelitian ini memperoleh beberapa kesimpulan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang.
antara lain: 2009. Statistik Perikanan Kota Semarang.
a. Ada enam manfaat mangrove bagi Kelurahan
Mangunharjo yaitu menghambat laju abrasi, Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove sebagai
memperlambat dampak tsunami, Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai.
mengembalikan ekosistem, dapat diolah menjadi Jurnal Litbang Pertanian Volume 23 Nomor
produk bernilai ekonomis, mengurangi tiupan 1.
angin saat musim penghujan, serta menciptakan Haryanto, R. 2008. Rehabilitasi Hutan Mangrove:
udara sejuk. Ada dua jenis mangrove yang Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan
tumbuh dan adaptif di wilayah pesisir Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. KARSA
Mangunharjo yaitu Avicennia, dan Volume XIV Nomor 2 Oktober 2008.
Bruguieragymnorrhiza.
b. Banyak komponen dari ekosistem mangrove Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian
yang bernilai ekonomis seperti kayu, ranting, Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Salemba
akar, batang, daun, dan buah. Komponen lain Humanika, Jakarta.
yaitu biota-biota yang hidup dalam ekosistem Mappatoba, M. 2009. Sinergi Pemberdayan
seperti kepiting, ular, biawak, udang, dan Masyarakat Marginal di Desa Tertinggal
kerang-kerangan juga apat dimanfaatkan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah.
warga. Media Litbang Sulteng 2 (1) halaman 34 –
c. Dalam pengambilan kebijakan pengelolaan 43.
mangrove, aspek prioritas yang harus dibenahi
adalah aspek ekologi dan sosial. Setelah aspek Nyabakken, J.W. 1992. Biota Laut Suatu
Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.

8
EKO-REGIONAL, Vol.11, No.1, Maret 2016

Paena, M. dan Asbar. 2007. Valuasi nilai manfaat


ekonomi ekosistem Mangrove Swadaya
Masyarakat di Wilayah Pesisir Desa Tongke-
Tongke Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Jurnal Sains Akuatik 10 (1).
Syukur, D., M. I. Aipassa, dan M. Arifin. 2007.
Analisis Kebijakan Pelibatan Masyarakat
dalam Mendukung Pengelolaan Hutan
Mangrove. Jurnal Sosial Politika Volume 14
Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai