Anda di halaman 1dari 14

REHABILITASI HUTAN MANGROVE:

Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan


Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Rudi Haryanto

(Penulis, dosen STAIN Pamekasan Jl. Raya Panglegur Km. 04 Pamekasan


Kontak person 081330508650, alamat Jl. Jokotole V/25 Pamekasan)

Abstrac
Madura coastal ecosystem has a variety of biological resources. It either has been
productive or possesses a high quality economic value. The coastal area Aberration
becomes one of the factors of the coastal ecosystem damages. Furthermore, the
uncontrolled exploitation of natural resources along the coastal areas exacerbates the
damage. The absence of belonging sense among the coasters toward the mangrove forest-
ecosystem seems the factor either. It needs a rehabilitation of mangrove forest to anticipate
as well as to discontinue the damage area. In order to apprehend this, a comprehensive
maintenance of the whole stakeholders must be taken. It should involve an active
participation of community in the course of community based management approach.

Kata-kata Kunci
abrasi, rehabilitasi, ekosistem , pesisir, mangrove, masyarakat pesisir

Pendahuluan petunjuk ataukah sindiran bagi kita yang


”Mungkin Tuhan mulai tidak hanya untuk didengar tetapi harus
bosan/melihat tingkah kita/yang selalu salah ditindaklanjuti.
dan bangga/dengan dosa-dosa/atau alam Pepatah Madura mengatakan
mulai enggan/bersahabat dengan kita/coba 2
”Namen cabbhi, molong cabbhi. Akhir-akhir
kita bertanya/pada rumput-rumput yang
bergoyang”.1
Kalau kita menyimak petikan syair 2Namen cabbhi, molong cabbhi, (Menanam cabe, memetik
cabe). Merupakan ungkapan prilaku orang Madura
tersebut, sepertinya itu merupakan dalam kesehariannya, dalam melakukan tindakan yang
mempunyai makna ” berbuat baik hasilnya akan baik,
1Ebiet G. Ade, dalam syair “Berita Pada Kawan” berbuat jelek hasilnya akan jelek juga”.
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

ini media masa seringkali memberitakan menyejukkan untuk potensi peristiwa


tentang angin puting beliung memporak- dan rekreasi, media transportasi.5 Dari
porandakan pemukiman nelayan, abrasi semua itu, maka potensi kelautan dan
pantai, banjir pasang, sampai rendahnya pesisir mempunyai nilai ekonomi yang
hasil tangkapan nelayan sehingga tinggi bagi semua elemen masyarakat,
nelayan berhenti melaut. Dari semua itu khususnya masyarakat pesisir.
sepertinya yang paling terkena dampak Menyadari potensi dan
adalah nelayan sebagi masyarakat pesisir3. permasalahan di bidang kelautan dan
Fenomena ini terjadi bukan hanya perikanan tersebut maka saat ini sudah
karena faktor alamiah saja tetapi juga mulai ada perubahan paradigma
akibat ulah manusia khusunya terhadap pengelolaan sumberdaya
masyarakat pesisir pantai sendiri. Mereka kelautan dan perikanan, yang semula
hanya berorentasi jangka pendek, hanya memanfaatkannya berfokus pada objek
memanfaatkan hasilnya tanpa berusaha penelitian dan wahana pemersatu, kini
untuk menjaga dan merawatnya. Sesuai berkembang menjadi paradigma
petunjuk dalam al-Qur’an bahwa pembangunan yang mengembangkan
kerusakan-kerusakan di daratan dan sumberdaya kelautan dan perikanan
lautan merupakan suatu peringatan atau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
pembalasan dari Allah akibat perbuatan yang baru serta mendukung
tangan-tangan manusia yang tidak mau kesejahteraan pada pelaku pembangunan
menjaganya dengan baik, agar mereka secara adil, dengan tetap
kembali kejalan yang benar.4 mempertahankan terpeliharanya daya
Sebenarnya, di dalam wilayah laut dukung dan kelestarian sumberdaya
dan pesisir tersebut terkandung sejumlah kelautan dan perikanan. Sehingga dengan
potensi sumberdaya yang besar dan ini diperlukan pemanfaatannya secara
beragam. Salah satu sumberdaya tersebut seimbang dan berkelanjutan. Untuk itu
dapat diperbarui (renewable resources), kesadaran dan peningkatan peran serta
seperti ikan, udang, moluska, karang masyarakat pesisir terhadap pelestarian
mutiara, kepiting, rumput laut, hutan sumberdaya kelautan pesisir sangat
mangrove dan hewan karang yang diperlukan, khususnya adalah
keberadaan dan kelestarianya tergantung melestarikan habitat pesisir terutama
dari pelestarian habitatnya. Selain hal ekosistem hutan mangrovenya.
tersebut juga berguna dalam jasa-jasa Madura dapat dikatakan identik
lingkungan (environmental service), seperti dengan Islam. Karena hampir seluruh
tempat-tempat (habitat) yang indah dan penduduk Madura beragama Islam, dan
dikenal sebagai masyarakat yang patuh
3 Masyarakat pesisir, adalah kelompok masyarakat dalam menjalankan ajaran agama Islam6.
yang bertempat tinggal di tepi pantai atau berdekatan
dengan laut. Baca A. Halim, Penghijauan Pesisir Pantai:
Aksi Dakwah Bil-Hal bagi Pemberdayaan Masyrakat Pesisir, 5Salim Surejo, Pengembangan Masyarakat Pesisir, dalam
dalam Moh Ali Aziz, Rr. Suhartini, A. Halim, Dakwah Moh Ali Aziz, Rr. Suhartini, A. Halim, Dakwah
Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi, (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm 144 Metodologi, (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm 134
4 “Telah nampak keruskan di darat dan di laut

disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya 6 Lebih jelas baca Mien Ahmad Rifai, Manusia Madura:
Allah meraskan kepada mereka sebagian dari (akibat) Pembawaan, Perilaku, Etos kerja, Penampilan, dan
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang Pandangan Hidup seperti yang diceritakan Peribahasanya,
benar”. Al Qur’an Surat Ar-Rum : 41 (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), hlm 165 dan Huub de

149
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

Maka dari itu, usaha pemberdayaan dari ibadahnya.8 Untuk itu manajeman
masyarakat pesisir ini akan lebih efektif yang tepat akan sangat diperlukan untuk
apabila melibatkan seluruh komponen itu. Orang Madura merasakan keperluan
masyarakat, termasuk pesantren, bekerja secara efektif dan efisien serta
7
khususnya peran kyainya . Motifator ini jelas maksud, tujuan, dan manfaatnya.
sangat diperlukan, karena pada dasarnya Sehingga tidak perlu melakukan
masyarakat Madura memiliki kepa.tuhan pekerjaan yang sia-sia dan tidak ada
yang sangat tinngi pada kharisma Kyai gunanya sama sekali seperti dinyatakan
yang selalu dipandang sebagai patron. dalam pepatah Madura ngoker dhalika.9
Para Kyai diharapkan mampu
mengkomunikasikan program pelestarian Sekilas Wilayah Pesisir Madura
lingkungan pesisir dengan menggunakan Madura, sebagai suku bangsa yang
pendekatan dan bahasa agama yang terkenal sanggup hidup “Abhantal omba’
sangat dekat dengan kehidupan batin asapo’ angen” (Berbantal ombak
masyarakat. Pencerahan pada tingkat berselimut angin), menjadi nelayan
basisi massa ini sangat diperlukan bagi merupakan mata pencaharian hidup
keberhasilan program dan itulah inti dari terpenting orang Madura yang hidup di
communiy Based Management. Yang daerah pesisir.10 Madura yang
terlebih penting lagi, para Kyai dapat merupakan kepulaun yang secara
meyakinkan bahwa prinsip maslahat geografis merupakan bagian dari
dalam syariah merupakan konsep kepulauan Jawa, mempunyai wilayah
keseimbangan antara pemanfaatan dan pesisir11 yang sangat berarti. Dalam
pelestarian yang dlam bahasa pesantren sejarah Islamiyah di Madura, keberadaan
dikenal sebagai konsep tawazun. Mereka pesisir tidak pernah bisa diabaikan.
juga memiliki etos kerja yang terhitung Sebab, sebagaimana telah diketahui,
tinggi, karena bekerja merupakan bagian sejarah Islam di Madura selalu berawal

Jonge, Madura Dalam Empat Zaman Pedagang, 8 Etos kerja umumnya diartikan sebagi sikap,
Perkembangan Ekonomi dan Islam, (Jakarta: PT. Gramedia, pandangan, pedoman, atau tolok ukur yang ditentukan
1989), hlm 42. Lihat juga Andang Subaharianto, dkk, dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang
Tantangan Industrialisasi Madura, (Malang: Banyumedia, dalam berkegiatan. Lebih jelas baca Ibid, hlm 347
2004), hlm 51 9 “Ngoker dhalika” (Mengukir geladak tempat tidur-
7 Kyai dalam struktur pemikiran masyarakat Madura yang hasilnya tidak akan dilihat orang sebab tertutup
menempati posisi yang sangat penting, bahkan kyai ini tikar atau kasur) yang artinya mengerjakan pekerjaan
pada batas waktu tertentu masih menjadi seseorang yang sia-sia. Seperti juga di sebutkan dalam pepatah
yang sangat berpengaruh di Madura sekaligus menjadi yang lain ”metong sokona rangbirang” (menghitung kaki
rujukan dan motifator perilaku masyarakat Madura, lekar-lekar/kaki seribu). Lebih jelas baca Ibid, hlm 349
mana yang harus dikerkan dan mana yang tidak boleh 10 Ibid, hlm 81

dikerjakan semuanya terletak pada keputusan Kyai. 11 Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara

Lebih jelas baca Abdur Rozaki, Menabur Kharisma daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir meliputi
Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater sebagai razim Kembar bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
di Madura, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004). Dari masih dipengaruhi oleh sifat--sifat laut seperti pasang
semula Kyai sebagai guru dan panutan agama menjadi surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedang
panutan yang sangat brpengaruh dalam kehidupan kearah laut wilayah pesisirmencakup bagian yang
orang Madura. Sekalipun tidak formal, kepemimpinan masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di
kyai sering lebih dihargai oleh masyarakatnya, darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
mungkin karena kekutan kharisma pribadinya serta yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat
disebabkan oleh anggapan kesalehan sang kyai yang seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Lebih
tidak mementingkan masalah keduniawian. Baca Mien lanjut baca Prof. Dr. Ir. Supriharyono, MS, Konservasi
Ahmad Rifai, op cit, hlm 108 dan 169. Lihat juga Adang Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Subaharianto, op cit, hlm 52-55 Tropis, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2007), hlm 14 -15

150
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

dari komunitas nelayan dan para Mengenai Dampak Lingkungan (AMDL)


pedagang yang sebagian besar bagi setiap usaha dan atau kegiatan yang
terkonsentrasi di daerah-daerah pantai. diuperkirakan akan berdampak besar dan
”Pamekasan merupakan satu penting terhadap lingkungan hidup.13
wilayah di Madura yang memiliki Hutan mangrove atau sering
sumberdaya perikanan dan kelautan disebut hutan bakau terdapat hampir
melimpah. Wilayah tersebut terdapat di diseluruh pantai di selatan pantai
kawasan pesisir pantai selatan yang Madura. Berfungsi sebagai penyangga
langsung berbatasan dengan selat tanah pantai dari pengaruh ombak dan
Madura dan pesisir pantai utara, melindungi lumpurnya yang telah
berbatasan dengan laut Jawa. Saat ini meluap dan tepi-tepi sungai terhadap
penduduk Pamekasan 12.580 dari 739.923 arus pasang surut, serta sebagai
penduduk Pamekasan orang bekerja pelindung perumahan masyarakat dari
sebagai nelayan dan menempati wilayah kencangnya angin laut. Secara langsung
pesisi seluas 58 km2 dan menempati 25 atau tidak langsung, hutan bakau dapat
desa dari 189 desa di Pamekasan. Untuk melindungi dan menyediakan makanan
itulah, tekanan aktifitas di wilayah pesisir dari berbagai komunitas flora dan
jangan mengabaikan konsep faunanya yang menunjang
berkelanjutan. Sebab wilayah pesisir berkembangnya sumber daya kelautan
sangat rentan terhadap perubahan yang dan perikanan sebagai sumber
di akibatkan oleh aktivitas manusia. pertumbuhan ekonomi serta mendukung
Kekayaan alam dan jasa lingkungan yang kesejahteraan masyarakat pesisir
sangat tinggi seperti mangrove, terumbu khususnya. Ekosistem mangrove
karang, biota laut, minyak dan gas bumi mempunyai sifat dan bentuk yang
serta potensi pariwisata haruslah beranekaragam bagi manusia dan makluk
diperhatikan. Sebab, apabila kerusakan hidup lainya. Oleh karena itu ekosistem
terjadi terus menurus kondisi sosial mangrove tersebut dimasukan sebagai
ekonomi masyarakat pesisir akan salah satu ekosistem pendukung
semakin terpuruk.”12 kehidupan yang penting, yang perlu
Berkaitan dengan permasalahan diperhatikan kelestariannya.
diatas, maka usaha rehabilitasi laut Akhir-akhir ini ekosistem
melalui kegiatan rehabilitasi pesisir mangrove secara terus menerus
pantai sangat diperlukan dalam rangka mendapatkan tekanan akibat aktivitas
meyelematkan Madura. Salah satu manusia. Laju pertumbuhan penduduk
bentuk rehabilitasi pesisir pantai adalah yang tinggi membutuhkan berbagai
pembudidayaan hutan mangrove dan sumberdaya guna memenuhi kebutuhan
menghindari pengrusakan wilayah
pesisir oleh masyarakatnya sendiri.
13 Kewajiban AMDAL telah berlaku sejak tahun 1986
Pemerintah melalui PP No 27 tahun 1999 dengan diterbitkanya PP No 29 Tahun 1986, tentang
juga mewajibkan adanya studi Analisis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Tujuan
AMDAL untuk memastikan bahwa pembangunan
suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang akan
12Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Pamekasan dilaksanakan bermanfaat dan tidak mengorbankan
Drs. KH. Kholillurahman, SH di Aula SMKN 3 lingkungaan hidup. Prof. Dr. Ir. Supriharyono, MS,
Pamekasan dalam rangka pelatihan zonasi wilayah Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir
pesisir. Lebih jelas baca Zonasi Wilayah Pesisir, (Jawa dan Laut Tropis, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2007),
Pos, Edisi Kamis, 7 Agustus 2008 ), hlm 38 hlm 4

151
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

hidupnya yang pemanfaatanya sering mangrove16 atau disebut juga hutan


kali kurang memperhatikan kelestarian bakau, tidak pernah ditemukan dalam
sumberdaya itu sendiri. Sehingga keadaan hidup soliter, tetapi selalu
dikhawatirkan pada kurun waktu tetentu membentuk komunitas. Hutan mangrove
akan terjadi pemudaran pemanfaatanya. ini tanaman yang hidup di habitat pesisir.
Oleh karena itu sangat diperlukan Karakteristik habitat hutan mangrove
adanya usaha perlindungan, pelestarian umumnya tumbuh pada daerah intertidial
dan melalui perencanaan, implementasi yang jenis tanahnya berlumpur,
dan evaluasi yang tepat sehingga berlempung atau berpasir. Daerahnya
manfaataanya terus bisa dinikmati, tergenang air laut secara berkala, baik
supaya tidak seperti yang diterangkan setiap hari maupun yang hanya
dalam pepatah Madura lanjhang ta’ tergenang pada saat pasang purnma.
kenneng kaghabay tale.14 Frekuensi genangan menentukan
Mengingat pemanfatan pantai dan komposisi vegetasi hutan mangrove.
hutan mangrove yang terus meningkat, Wilayahnya juga menerima pasokan air
terutama untuk usaha pertambakan dan tawar yang cukup dari darat, baik dari
pemukiman, maka perlu dipertahankan muara suangai ataupun rembesan. Dan
pelestarian jalur hijau pantai khususnya biasanya terlindung dari gelombang
mangrove, sebagai tempat pembentukan besar dan arus pasang surut yang kuat,
ekosistem hutan mangrove dan tempat sehingga keberadaan terumbu karang
perkembangbiakan biota laut. Jalur atau pulau sangat mempengaruhi
pantai tersebut mempunyai fungsi habitatnya. Hutan bakau hanya terdapat
mempertahankan lahan pantai yang telah di pantai yang berkekuatan ombaknya
ditetapkan peruntuknnya, agar fungsi terpecah oleh penghalang berupa pasir
dan kekhasan ekosistem dan yang ada ataupun terumbu karang. Sehingga hutan
didalamnya dapat terjaga dengan baik. mangrove banyak ditemukan di pantai-
Untuk itu pemberdayaan masyarakat pantai teluk yang dangkal, estuaria delta
pesisir sangat diperlukan demi lestarinya dan daerah pantai yang terlindung.
dan terawatnya hutan mangrove ini. Jika tanpa adanya campur tangan
manusia, pada dasarnya keberadaan dan
Rehabilitasi Hutan Mangrove: Untuk kelestarian hutan mangrove dipengaruhi
Apa dan Siapa? oleh tiga faktor antara lain: kerapatan dan
Ekosistem mangrove15 merupakan lama penggenangan air laut terhadap
perpaduan antara ekosistem darat dan pantai, tingkat percampuran antara air
laut sehingga memiliki keanekaragaman asin dan air tawar di muara sungai (kadar
hayati yang cukup tinggi. Hutan air payau) di daerah muara dan
konsistensi (ketahanan komposisi) tanah
14 “Lanjhang ta’ kenneng kaghabay tale” (Panjang tetapi pantai (berpasir atau berlempung).
tidak bisa digunakan untuk mengikat). Orang Madura
sangat percaya bahwa setiap kegiatan harus
menghasilkan sesuatu yang adagunanya, sehingga 16 Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi
tidak akan melakukan pekerjaan yang sia-sia. Lebih pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis
jelas baca Mien Ahmad Rifai, op cit, hlm 356-357 pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
15 Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai berkembang pada daerah-daerah pasang surut pantai
komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat berlumpur. Lebih jelas baca, Dr. Dietriech G. Bengen,
tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar DEA, Pedoman Teknis : Pengenalan dan Pengelolaan
garam/salinitas (pasang surut air laut), dan ke dua ekosistem Mangrove, (Bandung: Pusat Kajian
sebagai individu species. Baca Ibid, hlm 40. Sumberdaya Pesisir dan Laut/PKSPL-IPB), hlm 1

152
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

Tetapi, ketiga faktor di atas akan menjadi dan perangkap sedimen. Penghasil
kurang berpengaruh apabila terjadi sejumlah detritus dari daun dan dahan
intervensi tindakan manusia, yang dalam pohon mangrove. Daerah asuhan, daerah
kasus ini seperti penebangan bakau, mencari makanan dan daerah pemijahan
tempat bersandarnya perahu-perahu berbagi jenis ikan, udang dan biota laut
nelayan dan perluasan lahan budidaya lainya. Penghasil kayu untuk bahan
perikanan. konstruksi, kayu bakar, bahan baku
Tumbuhan mangrove sebagai- arang, dan bahan baku kertas. Pemasok
mana tumbuhan lainya mengkonversi larva ikan, udang, dan biota laut lainya.
cahaya matahari dan zat hara (nutrien) Serta sebagai tempat pariwisata kalau di
menjadi jaringan tumbuhan (bahan kelola dengan baik.
organik) melalui proses fotosintesis. Meskipun tepian hutan hanya
Tumbuhan mangrove ini merpakan selebar beberapa lapis pohon saja, hutan
sumber makanan potensial, dalam mangrove yang telah mapan sistem
berbagai bentuk, bagi semua biota yang perekatan dapat memperlambat arus air
hidup di ekosistem hutan mangrove. yang mengandung lumpur dan
Berbeda dengan ekosistem pesisir lainya, memungkinkan pengendapan partikel-
komponen dasar dari rantai makanan di partikel lumpur dalam satu proses
ekosistem hutan mangrove bukanlah pembentukan endapan di sisi daratan
tumbuhan mangrove itu sendiri, tetapi hutan bakau. Pergantian hutan mangrove
serasah yang berasal dari tumbuhan ini memungkinkan jenis tanaman perintis
mangrove seperti daun, ranting, buah, hutan mangrove untuk maju terus ke
batang dan sebagainya. arah laut, selanjutnya mempercepat
Sebagai serasah mangrove proses pembentukan pantai dan
didekomposisi oleh bakteri dan fungsi menjamin pemantapan daerah pesisir.
menjadi nutrien terlarut yang dapat Hal ini tentunya akan sangat berdampak
dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton, terhadap sosial ekonomi yang siknifikan
algae ataupun tumbuhan mangrove itu terhadap masyarakat pesisir. Sehingga
sendiri dalam proses fotosintesis, sebagian kerusakan ekosistemnya seharusnya
lagi sebagai partikel serasah perlu di hindari.
dimanfaatkan oleh kan, udang dan Kerusakan ekosistem perairan
kepiting sebagai makanannya. Proses yang semakin parah dan jika tidak segera
makan-memakan dalam berbagai diatasi dikhawatirkan semakin merusak
kategori dan tingkatan biota membentuk sumberdaya laut. Hal ini mendapat
suatu rantai makan di dalam ekosistem perhatian serius Pemkab Pamekasan
hutan mangrove.17 melalui Dinas Perikanan dan Kelautan.
Tanpa disadari atau tidak oleh Sebagai bukti dilaksanakannya
masyarakat pesisir, sebenarnya penanaman ribuan mangrove yang
keberadaan hutan mangrove bernilai dipusatkan di Desa Pagagan, Kecamatan
ekonomi tinggi bagi para nelayan. Pademawu. Hal ini dilakukan karena,
Diantara fungsinya antara lain sebagai diperkirakan, semua areal perairan pantai
peredam gelombang dan angin badai, di selat Madura telah mencapai
pelindung dari abrasi, penahan lumpur kerusakan hingga 75 persen. Praktis,
yang memiliki ekosistem laut yang baik
17 Ibid, hlm 8
diperkirakan tidak lebih dari 25 persen.

153
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

Kerusakan cukup parah terjadi pada penduduk yang tinggi dan pesatnya
kondisi pantai yang makin terjadi kegiatan pembangunan dipesisir bagi
abrasi.18 berbagai peruntukan. Biasanya
Penanaman mangrove merupakan pengalihan fungsi hutan mangrove ini
salah satu upaya untuk mengembalikan diperuntukan untuk pemukiman,
ekosistem laut. Secara perlahan dengan perikanan, pelabuhan dan sebagainya,
adanya hutan mangrove ini ekosistem sehingga tekanan ekologios terhadap
laut akan berangsur-angsur membaik. ekosistem pesisir, khususnya ekosistem
Sebab akan menjadi tempat penetasan hutan mangrove semakin meningkat
ikan, dan menangkis adanya adanya pula. Meningkatnya tekanan ini tentunya
abrasi. Mudah-mudahan, upaya pemkab berdampak terhadap kerusakan
ini bisa di ikuti oleh warga masyarakat ekosistem hutan mangrove baik secara
yang didasari kesadaran untuk langsung (misalnya kegiatan penebangan
mengkonservasi sumberdaya alam di atau konversi lahan) maupun secara tidak
lingkungan kita.”19 langsung (misalnya pencemaran oleh
Problema kerusakan lingkungan limbah berbagai kegiatan rumah tangga,
hidup sebenarnaya adalah konsep yang pertanian maupun pembangunan.21
sangat antroposentris20, yaitu paradigma Semua kegiatan manusia terhadap
yang memposisikan lingkungan hidup ekosistem mangrove mempunyai
dari sudut pandang kepentingan dampak pada wilayah pesisir itu sendiri
manusia. Jika dampak kegiatan ini maupun lingkungan dalam arti luas.
melampaui kemampuan lingkungan Sejak awal, budaya manusia telah
hidup pantai untuk memulihkan diri dari berusaha untuk mengelola dampak
dampak tersebut, perubahan itu sering kegiatan terhadap lingkungan hidup.
mengurangi kemampuan lingkungan Jadi, pengelolaan lingkungan hidup
hidup untuk memenuhi kebutuhan merupakan usaha sadar dan berencana
manusia atau bahkan akan hilang. untuk mengurangi dampak kegiatan
Dengan demikian, terjadilah apa yang di terhadap lingkungan hidup sampai pada
sebut dengan kerusakan lingkungan tingkat yang minimum serta untuk
hidup. mendapatkan manfaat yang optimum
Dampak kegiatan manisia pada dari lingkungan hidup guna mencapai
ekosistem hutan mangrove sangat kesejahretaan yang berkelanjutan.
berbanding lurus dengan pertumbuhan
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
18 Lebih jelas baca Tanam 65 ribu Mangrove: Upaya Untuk keberhasilan pengelolaan
mengatasi kerusakan ekosistem perairan. (Jawa Pos, Edisi
dan pelestarian ekosistem hutan
Kamis, 21 Desember 2006), hlm 29.
19 Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas mangrove di wilayah pesisir pantai
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pamekasan Nurul tersebut, perlu dicarikan strategi yang
Widiastuti. Ibid
20 Antroposentrisme, ialah pandangan manusia terhadap
tepat dengan mengacu kepada kendala-
lingkungan hidup yang menempatkan kepentingan kendala yang sering dihadapi,
manusia di pusat kegiatan ekonomi seperti penebangan diantaranya adalah peningkatan
bakau mempengaruhi lingkungan hidup (pantai)
kesadaran dan pemberadayan
karena penggunaan sumber daya dan modifikasi
terhadap lingkungan hidup itu sendiri. Baca, Otto
Soemarwoto, ADS (Atur Diri sendiri): Paradigma Baru
dalamPengelolaan Lingkungan Hidup, (Yogyakarta:Gadjah
Mada university Press, 2001), hlm 97. 21 Dr. Dietriech G. Bengen, DEA, op cit, hlm 10

154
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

masyarakat22 dalam pelestarian sumber dan pelestariannya, dan bisa-bisa malah


daya alam diwilayah pesisir pantai. merusaknya.
Peningkatan kesadaran masyarakat Untuk itu sangat perlu melibatkan
ditujukan untuk meyakinkan kepada masyarakat dalam penyusunan proses
masyarakat pesisir, akan manfaat jangka perencanaan dan pengelolaan hutan
panjang dari perlindungan kawasan, mangrove secara lestari. Salah satu
yaitu manfaat berkelanjutan yang strategi penting dalam konteks
dihasilkan oleh usaha pengelolaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir,
pelestarian kawasan pesisir, khususnya termasuk ekosistem hutan mangrove
hutan mangrove. adalah pengelolaan berbasis masyarakat
Salah satu penyebab kegagalan (Comunity Based Management).23 Dengan
dalam pemberdayaan masyarakat untuk menggunakan pola pendekatan
pengelolaan dan pelestarian hutan Pengelolaan Berbasis Masyarakat,
mangrove adalah menggunakan diharapkan setiap rumusan perencanaan
pendekatan manajeman sentralistik dan muncul dari aspirasi masyarakat
bersifat top-down. Pendekatan top-down menggunakan pendekatan manajeman
berarti bahwa wewenang masyarakat bottom up. Dengan manajeman
terhadap input proses pelestarian sangat pengelolaan ini menempatkan
kecil, walaupun hal tersebut memiliki masyarakat sebagai titik sentral sehingga
dampak langsung terhadap aktivitas dapat dikembangkan metode sosial
keseharian, produksi, perikehidupan, budaya masyarakat setempat yang
serta tingkat kesejahteraan mereka. bersahabat dengan lingkungan ekosistem
Sehingga mengakibatkan rasa memiliki hutan mangrove, dalam bentuk
(sense of belonging) masyarakat terhadap penyuluhan, penerangan dan
hutan mangrove sangat kecil dan tidak membangkitkan kepedulian masyarakat
kooperatif terhadap usaha pengelolaan dalam berperan serta mengelola hutan
mangrove.
Pola pengelolalaan berbasis
22Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses masyarakat dapat ditempupuh dengan
di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang
dua cara24 yaitu : Pertama, Program
memiliki akses ke sumber daya pembangunan,
didorong untuk meningkatkan kemandirian dalam Perencanaan Partisipasi Masyarakat Desa
mengembangkan perikehidupan mereka. Pada (P3MD), sebagai salah satu upaya
prinsipnya, masyarakat mengkaji tantangan utama
pembangunan mereka, lalu mengajukan kegiatan-
perencanaan berdasarkan rumusan yang
kegiatan yang yang dirancang untuk mengatasi dikembangkan dengan melibatkan
masalah ini. Aktivitas ini kemudian menjadi basis masyarakat dan lembaga desa. Kedua,
program lokal, regional, bahkan nasional. Target utama
Pendekatan PRA (Paticipatory Rural
pendekatan ini adalah kelompok yang ditermarjinalkan
dalam masyarakat, termasuk masyarakat pesisir. Appraisal), yaitu pola pendekatan yang
Namun demikian, hal ini tidak menafikan partisipasi
dari kelompok lain. Pemberdayaan masyarakat
merupakan proses siklus terus menerus, proses 23 Pengelolaan berbasis masyarakat (Comunity Based
partisipasi di mana anggota masyarakat bekerja sama Management) mengandung arti keterlibatan langsung
dalam kelompok formal maupun informal untuk masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam disuatu
berbagai pengetahuan dan pengalaman serta berusaha kawasan. Mengelola disini mengandung arti
mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat ikut memikirkan, memformulasikan,
masyarakat lebih merupakan suatu proses ketimbang merencanakan, mengimplementasikan, memonitor dan
sebuah pendekatan blue print. Baca Salim Surejo, op cit, mengevaluasi sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Dr.
hlm 136 Dietriech G. Bengen, DEA, op cit, hlm 51
24 Ibid, hlm 56

155
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

ditujukan untuk meningkatkan dimenej. Cara untuk mengubah sikap dan


partisipasi masyarakat dalam kelakuan tersebut26 adalah: Pertama,
perencanaan, khususnya yang terkait dengan instrumen pengaturan dan
dengan ekosistem hutan mangrove. pengawasan, tujuannya untuk
Dalam hal ini penggalian akar budaya mengurangi pilihan pelaku dalam usaha
atau aturan setempat menjadi salah satu pemamfaatan lingkungan hidup. Sistem
fokus kegiatan yang perlu diprioritaskan. ini disebut ADA (Atur dan Awas) atau
Hal penting yang perlu dilakukan Commad And Control (CAC). Kedua,
sebelum memulai penerapan pendekatan dengan intrumen ekonomi, tujuannya
ini adalah menciptakan kesadaran dan adalah untuk mengubah nilai untung
meyakinkan semua pihak terkait yang relatif terhadap rugi bagi pelaku dengan
terlibat dalam pendekatan pemberdayaan memberikan insentif dan disinsentif
masyarakat atas pentingnya masalah ini. ekonomi. Pada dasarnya ADA berupaya
Penyadaran ini khususnya dilakukan menekan egoisme dan mendorong orang
untuk mereka yang memegang posisi untuk berkelakuan lebih ramah
penting dalam manajemen dan ikut lingkungan dengan ancaman sangsi
terlibat dalam pengambilan keputusan, tindakan hukum. Ketiga, instrumen
sehingga meningkatkan persuasif, yaitu mendorong masyarakat
kesinambungannya, dengan mendorong secara persuasif dan bukan paksaan.
rasa memiliki dan tanggung jawab Tujuannya ialah mengubah persepsi
masyarakat. hubungan manusia dengan lingkungan
Sebalum memulai implementasi hidup ke arah memperbesar untung
yang sebenarnya, peran dan tanggung relatif terhadap rugi. Instrumen ini terdiri
jawab semua pihak terkait, alokasi atas pendidikan, latihan, ataupun
anggaran belanja, dan sistem kordinasi penyebaran informasi. Persepsi utung–
serta komunikasi perlu diperjelas. Secara rugi dapat bersifat tangible ataupun
normal, tim yang memfasilitasi intangible.
pemberdayaan masyarakat terdiri atas Pada dasarnya, pelaksanaan
tim multidisipliner. Tim tersebut penanaman mangrove dalam bentuk
seyogyanya terdiri atas orang-orang yang program rehabilitasi hutan mangrove
memiliki keahlian, latar belakang, dan dapat menggugah partisipasi
gender yang berbeda untuk menghindari masyarakat. Partisipasi intern masyarakat
bias gender dan meningkatkan pesisir mulai proses penanaman sangat
kepedulian gender. 25 diperlukan, mengingat salah satu faktor
Ada kalanya proses pemberdayaan penting gagalnya penanaman mangrove
masyarakat ini tidak bisa semudah yang adalah akibat dari ulah tangan–tangan
kita bayangkan, karena faktor warga pesisir itu sendiri. Untuk itu
pendidikan, sosial ekonomi, budaya dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
karakter atau egoismse masyarakat diharapkan bisa ikut memotifasi, melatih
pesisir. Untuk itu diperlukan metode dan dan mengawasi proses pemberdayaan
cara yang bisa memfasilitasi faktor yang masyarakat ini sampai paripurna.
bisa mengahambat seperti diatas, Madura, yang terkenal dengan
sehingga perilaku masyarakat bisa kehidupan religiusnya dan pesantren

25 Salim Surejo, op cit, hlm 137 26 A. Halim, op cit, hlm 151

156
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

sebagi sumber peradabannya. Pesantren sense of belongeng terhadap hutan


mengemban peran utamanya sebagai mangrove, sehingga tidak mempunyai
lembaga pendidikan. Jika ada lembaga kepedulian terhadap keberadaan dan
pendidikan yang sekaligus juga kelestarian hutan mangrove. Sehingga
memainkan peran sebagai lembaga dengan dilibatkanya secara aktif,
bimbingan keagamaan, keilmuan, masyarakat akan sadar dan mengerti
kepelatihan, pengembangan masyarakat tentang keberadan dan fungsinya hutan
dan sekaligus sebagai simpul budaya, mangrove, dan pada akhirnya ikut
maka itulah pondok pesantren.27 berpartisipasi aktif dalam usaha-usaha
Pesantren juga bisa bekerja dalam perlindungan dan pelestarianya.
konteks komunity development melalui
keterlibatan kiai dalam pengembangan Pemeberdayaan Ekonomi Masyarakat
masyarakat melalui proses belajar sosial. Pesisir (PEMP)
Seperti komitmen santri untuk Departemen Kelautan dan
mendukung gerakan Bangkalan bersih Periakanan (DKP) melalui Direktorat
dan teduh. Sekitar 100 santri dari 7 Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, akan
pondok pesantren ternama di Bangkalan lebih meningkatkan taraf hidup nelayan
akan terjun ke lapangan untuk dan masyarakat pesisir melalui program
melakukan penghijauan. Sasaran yang PEMP (Pemberdayaan Ekonomi
dipilih, diantaranya pantai di kelurahan Masyarakat Pesisir). Melalui program ini,
Pangeranan, Bangkalan. Pada kegiatan DKP memberikan penyediaan kredit
tersebut akan ditanam sebanyak 10 ribu modal usaha yang di prioritaskan bagi
bibit mangrove.28 nelayan kecil yang yang kurang modal
Diharapkan masyarakat melalui untuk pengembangan usahanya. Kegiata
berbagai pendekatan diatas makin ini ditunjang oleh LKM (Lembaga
menyadari pentingnya tanaman ini untuk Keuangan Mikro) di sentra-sentra
menahan abrasi. Sebab, dari beberapa nelayan.30 Program PEMP dengan prinsib
pengalaman kami, memang kebanyakan to help them selves, dengan tujuan untuk
mengrove rusak oleh penduduk sekitar meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang melakukan kegiatan mencari karang pesisir melalui penguatan kelembagaan
atau mengambil pasir laut.”29 Ini sangat sosial ekonomi dengan pendayagunaan
dimungkinkan karena ketidak terlibatan sumberdaya laut dan pesisir secara
mereka berdampak pada tidak adanya berkelanjutan.31
Kegiatan PEMP meliputi
27 M. Dian Nafi, et. al, Praksis Pembelajaran Pesantren, pengembangan partisipasi masyarakat,
(Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2007), hlm 11 penguatan kelembagaan sosial ekonomi
28 Santri Hijaukan Pantai Kota, (Jawa Pos Edisi Minggu

24 Desember 2006), hlm 40 masyarakat yang meliputi


29 Pernyataan tersebut dinyatakan Kepala jurusan pengembangan kegitan ekonomi
Kelautan Unijoyo Dr Mahfudz Efendi menyatakan masyarakat, pengeloaan sumberdaya laut
dalam rangka memperinghati Hari Laut Nusantara ke-
7. Dengan kegiatan penebaran dan penanaman dan pesisir yang berbasis masyarakat
sebanyak 2.500 bibit mangrove di sekitar delta muara
Sungai Bandaran, Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan.. 30 Lebih jelas baca Departemen Kelautan dan Perikanan
Penanaman bibit mangrove tersebut dilakukan oleh (DKP): Programkan Jaminan Kesejahteraan Kepada Nelayan
mahasiswa Jurusan Kelautan, Fakultas Pertanian Waktu Musim Paceklik, Jurnal BERDAYA: Media
Unijoyo didampingi staf Dinas Kelautan dan Perikanan Informasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Vol. III.
Bangkalan. Baca Tanam Mangrove di Muara Bandaran, No 4. April 2005, hlm 13-14
(Jawa Pos Edisi Rabu, 13 Desember 2006), hlm 29 31 Prof. Dr. Ir. Supriharyono, MS, op. cit, hlm 358

157
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

sesuai dengan kaidah kelestarian pemaksimalan potensi-potensi yang


lingkungan, pengembangan jaringan dan ada.32

kelembagaan sosial ekonomi, dan Keberadaan hutan mangrove


peningkatan fasilitas usaha masyarakat sangat erat dengan aktivitas dan
dalam akses permodalan, serta intervensi masyarakatnya, dalam hal ini
pengembangan kemampuan pemerintah yang paling dominan adalah nelayan
lokal dan masyarakat. sebagi masyarakat pesisir. Dengan usaha
PEMB mengedepanka program untuk mengangkat derajat dan
pengelolaan potensi sumberdaya pesisir martabatnya Pemkab Pamekasan
dan laut, baik yaang telah rusak maupun melakukan usaha antara lain pengelolaan
yang masih bisa dimanfaatkan, serta pesisir dan lautan dan rehabilitasi usaha
kondisi sumberdaya manusia yang ada di perikanan melalui tiga fokus
suatu daerah pesisir, sehingga peran atau penggarapan antara lain penangkapan,
kebijakan pemerintah daerah dan pusat budidaya dan pengolahan sumberdaya
sangat diperlukan untuk pelaksanaan perikanan.33 Sehingga diharapkan
program tersebut. Untuk itu kemitraan masyarakatnya mampu berdaya guna
antara pemerintah, masyarakat, aparat bukan saja untuk dirinya sendiri tapi juga
dan swasta dalam pengembangan untuk orang lain. Mampu mengetahui
kekiatan pemberdayaan ekonomi dan mengelola sumberdaya pesisir, tanpa
masyarakat pesisir perlu di bangun. harus merusaknya.
Program pemerintah pusat Sehingga dengan adanya progra
tersebut sejalan dengan yang ada di PEMP ini diharapkan akan
daerah yaitu Pengelolaan pesisir dan menghindarkan masyarakat pesisir dari
lautan, Pemkab Pamekasan melalui Dinas ketergantungan pada satu sumber
Perikanan dan Kelautan juga melakukan pendapatan saja, yang sebagaian besar
program PEMP. Bentuk program tersebut pendapatannya bersumber dari hasil
adalah penanaman mangrove, melaut. Progarm ini juga diharapkan
pembangunan rumah ramah bencana, akan meningkatkan status sosial dan
pembuatan terumbu karang dan ekonomi masyarakat pesisir. PEMP juga
rumponisasi. Selain hal tersebut juga sangat mendukung terhadap peningkatan
memberikan kesempatan kepada dan pengembangan perekonomian
masyarakat pesisir untuk berusaha berbasis sumberdaya domestik. Sehingga
mandiri secara ekonomi melalui koperasi diharapkan akan meningkatkan
perikanan. Karena itu, Pemkab kemandirian, tidak beragantung kepada
Pamekasan melalui Dinas terkait usaha atau bantuan orang lain, adanya
memaksimalkan program-program kepercayaan diri yang tinggi, kesetaraan,
pengelolaan sumberdaya perikanan dan meluasnya kesempatan berusaha dan
kelautan secara terbuka dan melibatkan pendapatan, partisipatif, adanya
peran serta masyarakat pesisir. Selain itu persaingan sehat,
yang terpenting program-program keterbukaan/demokrasi, pemerataan
bidang periakanan dan kelautan mampu
membuat masyarakat nelayan lebih aktif 32 Lebih jelas baca FOKUS: Media Informasi Pemkab
dalam upaya meningkatkan martabatnya Pamekasan, Sebar Aneka Program, Angkat Martabat
dengan cara divertivikasi usaha dan Nelayan, Edisi Khusus 2007, hlm 27-28
33 Sebar Aneka Program, Angkat Martabat Nelayan, ibid,

hlm 26

158
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

yang berkeadilan serta didukung dengan orang yang berbuat kerusakan di muka
industri yang berbasis sumber daya alam bumi.34 Oleh karena itu, pelestarian hutan
(Resources Based Industry). Semua ini mangrove merupakan suatu usaha yang
merupakan ciri-ciri dari sistem ekonomi sangat perlu dilakukan walaupun
kerakyatan yang pelaku utama dan pelaksanaanya sangat kompleks, kerena
penikmatnya adalah rakyat sendiri, kegiatan tersebut sangat membutuhkan
dalam hal ini masyarakat pesisir. sifat akomodatif terhadap segenap pihak
baik yang berada disekitar kawasan
Penutup maupun diluar kawasan, yang tentunya
Wilayah pesisir Madura meliputi disesuaikan dengan kultur
kawasan pesisir pantai selatan yang masyaraktnya.35
langsung berbatasan dengan selat Pada dasarnya, kegiatan ini
Madura dan pesisir pantai utara, dilakukan demi memenuhi kebutuhan
berbatasan dengan laut Jawa. Di dalam dari berbagai kepentingan. Namun
wilayah laut dan pesisir tersebut demikian, sifat akomodatif ini akan lebih
terkandung sejumlah potensi dirasakan manfaatnya bilamana
sumberdaya yang besar dan beragam, keberpihakan kepada masyarakat yang
tentunya memiliki nilai ekonomi yang sangat rentan terhadap sumberdaya
tinggi. Sumber daya tersebut adalah mangrove, diberi porsi yang lebih besar.
meliputi yang dapat diperbarui (renewable Dengan demikian, yang perlu
resources), dan tidak dapat diperbaharui diperhatikan adalah menjadikan
(irenewable resources). Sumberdaya masyarakat sebagai komponen utama
tersebut bisa dioptimalkan manakala penggerak pelestarian hutan mangrove.
adanya pengelolaan wilayah laut dan Oleh karena itu, persepsi masyarakat
pesisir yang salah satunya dengan pesisir terhadap keberadaan hutan
melestarikan ekosistem hutan mangrove. mangrove perlu di arahkan kepada cara
Hutan mangrove terdapat hampir
diseluruh pantai di selatan pantai
Madura. Berfungsi sebagai penyangga
34 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
tanah pantai dari pengaruh ombak dan
Allah kepadamu (kebahagian) negeri akherat, dan
melindungi lumpurnya yang telah janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari
meluap dan tepi-tepi sungai terhadap (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagai mana Allah telah berbuat baik
arus pasang surut, serta menahan
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
kencangnya angin laut terhadap (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
pemukiman penduduk. Selain itu juga orang-orang yang berbuat kerusakan”. Al-Qur’an Surat
Al Qashash : 77
sebagai habitat sumber daya kelautan 35 Masyarakat Madura memililki pandangan dunia dan
dan perikanan, serta menunjang sejumlah niai cultural yang dihormati dan dijunjung
kebutuhan masyarakat pesisir lainya tinggi. Pandangan dunia dan nilai cultural itu
diantaranya tercermin dalam falsafah “Buppa’, bhabbhu’,
sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
ghuru, rato” dalam prepektif ini pemberdayaan
serta mendukung taraf hidupnya. masyarakat sebagai community based management akan
Akan tetapi keberadaan hutan lebih efektif apabila melibatkan” Kyai” karena struktur
masyarakat Madura yang sebagian besar beragama
mangrove ini cenderung mengalami
Islam dan menempatkan sosok kyai, yang mempunyai
kerusakan, salah satunya justru di kedekatan secara cultural sebagi figure yang sangat
sebabkan oleh ulah masyarakat pesisir istimewa bukan saja status sosialnya tetapi juga aspek
spiritual dan manajerialnya. Lebih jelas baca Adang
sendiri. Allah tidak menyukai orang-
Subarianto, op cit, hlm 157

159
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

pandang masyarakat akan pentingnya satu bentuknya yang sudah diaplikasikan


sumberdaya hutan mangrove. adalah Pemberdayaan Ekonomi
Pengelolaan hutan mangrove Masyarakat Pesisir (PEMP). Ke depan
secara lestari sebenarnya adalah usaha sangat diharapkan kalangan pesantren
menggabungkan antara kepentingan dan organisasi sosial keagamaan
ekologis (konservasi hutan mangrove) mendapatkan pelatihan tentang know-how
dengan kepentingan sosial ekonomi pelestarian lingkungan pesisisr termasuk
masyarakat disekitar wilayah hutan teknik rehabilitasi hutan mangrove
mangrove. Dengan demikian strategi karena melaui mereka inilah pesan utama
yang di terapkan harus mampu program tersebut dapat sampai ke
mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat secara utuh..Sehingga
masyarakat selain tujuan konservasi diharapkan masyarakat pesisir memiliki
hutan mangrove tercapai.36 Salah satu sense of belongeng yang tinggi terhadap
strategi penting dalam konteks hutan mangrove. Dengan demikian,
pengelolaan sumberdaya alam, termasuk selama proses rehabilitasi dan
ekosistem hutan mangrove adalah pemeliharaannya, masyarakat pesisir
pengelolaan berbasis masyarakat tetap mau menjaga hutan mangrove
(Comunity Based Management). Dan, salah selayaknya “miliknya sendiri” Wa Allāh
a’lam bi al-sawāb



36Dalam hal ini manajeman mulai perencanaan sampai


evaluasi sangat diperlukan termasuk juga modal,
kemampuan,saat/waktu, bahan, alat danlain-lain
supaya orang Madura tidak mengatakan “tak-ketok
tada’ ollena” (sibuk tidak ada hasilnya).

160
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Rudi Haryanto

96

Anda mungkin juga menyukai