PENDAHULUAN
pilar dari hampir semua strategi konservasi nasional dan internasional yang
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan peanfaatan secara lestari smber
1
hayati (biodisersity) di segala level kehidupan. Aliran ini menitikberatkan
berbasis budaya dalam konteks ini adalah Jawa. Sejalan dengan otonomi
sumber potensi lokal pada masyarakat lokal. Praktek konservasi SDA kurang
kegagalan dalam upaya pengelolaan SDA dalam pembahasan ini akan daerah
pesisir laut.
ini sering bersifat parsial dan berpola ‘’top-down’’, sehingga sering kali kurang
keraifan lokal.
2
Praktek konservasi SDA tidak boleh mengesampingkan masyarakat
lebih luas bagi masyarakat lokal untuk berperan serta dalam pengelolaan hutan
telah dicapai. Rahardjo dan Oprada (2000), mempunyai pemikiran lain yaitu
berbasis masyarakat adalah lebih pada proses perubahan sikap dan orientasi,
pengelolaan SDA.
3
Kabupaten Malang tepatnya di Dusun Sendangbiru merupakan bagian
(8 25’ 54. 79’’ LS/112 40’ 49.79’’ BT). Luas wilayah desa Tambak Rejo
keseluruhan adalah 2.738.80 km2. Dari luas desa tersebut sebagian besar
digunakan sebagai area hutan, pesisir dan tegal, sisanya pekarangan, kebun,
Penduduk Tambakrejo berjumlah 8.424 jiwa terdiri dari 4.362 nelayan dan
1.791 KK. Desa Tambakrejo secara administrasi memiliki panjang garis pantai
alami, demikian juga di dukuh sendangbiru desa tambak rejo sudah di bangun
sangat terbuka.
masyarakat turut adil dalam penebangan yang terjadi. Adanya tambak dan
lahan prtanian yang harus dibebaskan melalui gati rugi karena sudah digarap
CMC ).
4
Ketergantungan masyarakat terhadap hasil laut sangat besar. Hal ini
penanaman bibit mangrove kawasan Pantai Clungup yang terjadi pada tahun
patut diacungi jempol. Bukan hanya karena komitmen dan keradikalan visi
5
yang dibawanya, Lembaga Bhakti Alam Sendang biru juga memiliki
Sendang biru sekaligus ketua Bhakti Alam Sendang Biru dengan kemandirian
dan kolektivitas yang mampu membuat komunitas ini bertahan bahkan sampai
melakukan regenerasi. Sebagai salah satu lembaga yang terus aktif menjaga,
Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru dengan ketua Sabtoyo ikut mewarnai
Sendang Biru pada daerah pesisir pantai Sendang Biru. Dalam praktek gerakan
nilai kearifan lokal/tradisional yang berlaku mejadi norma, etika dan moral
yang mengatur pranata kehidupan dan menuntun masusia untuk berpikir dan
dimulai dari keyakinan dan masih bertindak dengan nilai-nilai Jawa, karena
berada dalam suku/ras yang sama yaitu Jawa yang menaruh perhatia atas
6
Agar tidak meninggalkan budaya Jawa yang secara bertindak saling terhubung
dengan alam. Lebih jauh lagi, muncul pula kegiatan yang bernauansa
Sendang Biru.
sumber daya kelautan dan perikanan moderm. Disisi lain, terdapat pengakuan
modal nasional yang memiliki nilai strategis dan penting dalam menunjang
7
kepentingan pengelolaan yang akan datang, dengan tidak meninggalkan nilai-
laut?
laut?
8
1.3 Tujuan Penelitian
nilai Jawa mempunyai hubungan dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan
laut.
manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun manfaat yang
dapat dihasilkan dari penelitian ini dapat dikelopokkan menjadi dua yaitu
pada lingkungan.
9
b. Mengkaji metodologi Fenomenologi Alfred Schutz tentang Kehidupan
dalam karakter manusia dengan alam, maupun juga oleh kalangan akademisi
10
yang sesuai dengan kearifan loka yang dimiliki oleh masyarakat sekitar
SDA.
fenomenologi.
11
1.5 Definisi Konseptual
1.5.1 Peran
sangat sulit dipisahkan. Bahwa peran adalah pola perilaku yang terkait
Menurut Dewi Wulan Sari, (2009: 106), ‘’Peran adalah konsep tentang
apa yag harus dilaksanakan oleh individu dalam masyarakat dan meliputi
suatu sistem. Menurut Mubarak, (2006), peran adalah bentuk dari perilaku
1.5.2 Nilai
12
sosial terkecil hingga suku, bangsa, dan masyarakat internasional. Dalam
konsep mikro, nilai dapat dijabarkan dalam bentuk kehidupan yang bahagia,
dianggap sebagai hal baik, patut, layak, benar yang menjadi acuan tingkah
alam pikran mereka dan sulit diterangkan secara rasional yang hanya bisa
1.5.3 Jawa
moyang orang Jawa adalah Dewa yaitu Bataa Siwa, yang menemukan sebuah
pulau, yang banyak tumbuh tanaman Jawawut (mirip rumput teki). Lalu
diubah menjadi Jawa. Jawawut berasal dari kata jawa + wut (awut-awutan)
yang artinya keadaan yang belum tertata. Itu sebabnya atas inisiatif batara
orang di Jawawut memiliki tata cara, sopan santun, beretis yang berbudi
13
Sebuah kisah di atas, dapat di kaitkan akan masyarakat Jawa memiliki
ciri khas tersendiri. Masyarakat Jawa bukan hanya pikiran saja yang berperan,
tetapi rasa, tidak hanya digali dari pengalaman biasa, melainkan sebuah laku,
dan bertindak atas dasar pikiran yang baik, tidk gegabah dan ementingkan
1.5.4 Gerakan
khas dari masyarakat sipil (Diano dan Porta, 2006). Dalam gerakan sosial,
14
sosial lahir sebagai wujud reaksi terhadap permasalahan yang tidak
lain), dan menuntut perubahan seringkali muncul karena melihat yang ada
aktor dalam wadah secara kolektif ini dan dengan dasar kesadaran yaitu
1.5.5 Konservasi
15
memperlakukannya berdasarkan hukum alam. Konservasi suatu upaya atau
sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut aia
pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil tertentu (Pasal 1 Angka 34
pulau Kecil).
16
budaya, sejarah , industri, bakat-bakat masyarakat, dan sumber daya lokal.
Dari definisi ersebut secaa jelas penekanan aktivitas pengelolan sumber daya,
disamping itu rata-rata aktor gerakan konservas ialah masyarakat lokal asli
Sendang Biru yaitu Jawa, yang masih meyakini atau melakukan kehidupan
17
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dalam ilmu pengetahuan sosial yang
18
suatu fenomena atau peristiwa berdasar pada pengalaman atau endapan
tertentu dan bentuk dari studinya adalah untuk melihat dan memahami arti
2014:67).
fenomenologi, yaitu :
19
b. Prosedur kedua, peneliti membuat pertanyaan penelitian yang
d. Setelah data terkumpul, peneliti mulai melakukan analisis data dan terdiri
Herdiansyah. 2014:68-69).
yang diangkat yaitu peneliti tentang Peran Nilai-Nilai Jawa dalam Gerakan
fenomenologi.
20
Penelitian tersebut dilaksanakan pada Kelompok Masyarakat
Jawa yang lebih dikenal kearifan lokal agi para anggota maupun pengunjung
karena seluruh kegiatan dan tempat berkumpul anggota setiap harinya ada di
area CMC, serta peneitan dilakukan di rumah anggota yang dari awal ampai
Sendang Biru baik dalam area konservasi yaitu Ekowisata CMC maupun
Penentuan subjek penelitian menjadi salah satu hal yang penting dan
karena subjek penelitian merupakan salah satu sumber data dalam penelitian
kualitatif.
21
Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
apa yag dihadapai (Sugiyono, 2009: 300). Menurut Burhan Bungin (2012:53),
informasi kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat
informasi., dan karena peneliti meras sampel yang diambil paling engetahui
konservasi.
22
berstatussebagai anggota yang tidak pernah putus dari mulai awal
lokal Sendang Biru, dimana dari keyakinan agama yang berbeda tapi satu
a. Data Primer
23
didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah
ditentukan sebelumnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak
dalam penelitian ini dapat berupa hasil penelitian terdahulu, jurnal, buku,
foto-foto, dan juga dokumen resmi baik dari pemerintah maupun pribadi
yang ada kaitannya dengan persoalan praktek nilai-nilai Jawa dalam gerakan
1.6.6.1 Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
(Sugiyono. 2012:317).
24
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
awal sampai sekarang masih aktif di dalam anggota dan tidak pernah
Hal ini juga untuk membangun kesan bahwa antara peneliti dengan
tujuan penelitian dengan cara ‘’tanya jawab’’ sambil bertatap muka antara
25
Wawancara sendiri lebih condong dalam pemahaman atau nilai
lebih tepatnya sikap yang di ambil dalam keterlibatan sikap dan tindakan
1.6.6.2 Observasi
peneliti berada bersama dengan obyek yang diteliti atau dalam suatu
26
Observasi dilakukan dengan cara bertemu pemimpin dan anggota
Alam Sendang Biru. Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh data
berkaitan dengan apa saja dan bagaimana praktek Nilai-nilai Jawa dalam
1.6.6.3 Dokumentasi
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
27
Analis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
analisis interaktif yang diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi
diperlukan kembali.
28
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah tahap reduksi
data. Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk uraian
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat guna mendukung
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
29
Bagan 1. Komponen analisis data (interactive model) Miles & Huberman
yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian, maka data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti.
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai
30
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
memberikan deskripsi dayta yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
1..6.8.3 Triangulasi
pengecekan data dan berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
a) Triangulasi Sumber
b) Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c) Triangulasi Waktu
31
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil ujian menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
negative berarti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data
32
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
para pemberi data berarti datanya data tersebut valid. Sehingga semakin
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono. 2012: 368-376).
atau tidaknya sebuah data, demikian juga sumber data yang berbeda akan
penelitian ini dirasa terdapat data yang tidak valid, maka peneliti akan
kembali melakukan pengumpulan data pada waktu yang berbeda dan juga
33