BAB 1
PENDAHULUAN
kekuatan masyarakat desa. Potensi sumber daya alam dan manusia yang dimiliki
daya alam secara berlebihan berdampak pada upaya masyarakat di pedesaan untuk
mengetengahkan upaya pelestarian sumber daya alam yang berbasis kearifan lokal
“Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya tumbuh
strategi kehidupan berupa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk
pada dasarnya terdapat suatu proses untuk menjadi pintar dan berpengetahuan.
Hal itu berkaitan dengan adanya keinginan agar dapat mempertahankan dan
cara untuk melakukan, membuat, dan menciptakan sesuatu yang diperlukan dalam
sumber daya alam dan pertaniannya dalam bentuk kearifan lokal yang disebut
dengan Sasi. Kissya dalam Kusumadinata (2015) mengatakan, bahwa Sasi dapat
diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu
sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati
(hewani maupun nabati) alam tersebut. Sasi mempunyai sifat atau kekuatan
tertentu yang berlaku untuk umum maupun untuk perorangan. Sasi merupakan
sebuah aturan permainan dalam mengelola sumber daya alam pada desa-desa di
Maluku. Sasi tersebut menjadi pedoman dalam mengelola sumber daya alam yang
ada di Provinsi Maluku dan merupakan bagian dari masyarakat adat setempat.
3
Sasi adalah satu-satunya piranti hukum yang masih ditaati di desa-desa sekalipun
manusia dan lingkungan, maka ada kearifan tradisional yang diartikan melalui
simbol-simbol khusus sebagai tanda larangan yang dikenal dengan sasi. Menurut
(self regulatory) pada masyarakat Maluku. Sasi berfungsi sebagai pijakan atau
alam. Manfaat sasi memberikan efek positif bagi pemenuhan kebutuhan ekonomi
Negeri Seith selama ini bergantung pada sektor perkebunan. Bagi masyarakat
Negeri Seith Untuk mencegah eksploitasi dan memaksimalkan sumber daya alam
yang dapat diatur sehingga berkelanjutan dengan cara menggunakan hukum adat
sasi. Aturan yang ada sejak dulu ini, melarang pengambilan sumber daya alam
dalam kurung waktu tertentu. Peraturan tersebut lahir sebagai bentuk kepedulian
dan penghargaan terhadap alam. Sasi masih diterapkan hingga kini dengan
larangan yang berbeda-beda sesuai dengan sumber daya alam yang dianggap
berharga bagi masyarakat Negeri Seith, misalnya hasil hutan seperti pala. Pala
(myristica fragrans houtt) dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan multiguna. Desa Seith merupakan salah satu Kawasan pesisir
daerah sekitar di Kawasan tersebut (Nofia F Wenno 2015), Pala menjadi komoditi
Kata Sasi yang berarti larangan adalah suatu bentuk peraturan yang
bernuansa tradisional yang masih diterapkan oleh pemerintah Negeri Seith yang
ratusan tahun lalu. Namun pada realitanya sasi menjadi sebuah model ekonomi
maupun kepemilikan keluarga, desa, umum yang ada di darat maupun di laut.
SDA tersebut dikelola secara Bersama melalui mekanisme aturan adat yang
Negeri mendapatkan manfaat dari kepemilikan sumber daya alam yang ada
peran penting, baik aspek sosial, lingkungan maupun ekonomi dalam upaya
masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui peran sasi sebagai strategi dalam
penelitian ini.