Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BIOTIK

DI DUSUN PAMONGAN DESA CALUK


Ika Septiana Windi Antari
Adea Faradilla, Annisa Belany Fajryn, Zhiyana Walidatus Sholikhah
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Email: ika.septiana@iainponorogo.ac.id, faradillaadea@gmail.com, annisabelani@gmail.com,
zihanws21@gmail.com.

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan mengenai strategi pengelolaan SDA biotik di Dusun


Pamongan. Dalam pengelolaan SDA di perlukannya sebuah inovasi dan ilmu, agar dapat
terkelola dengan baik dan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Dusun Pamongan
merupakan Salah satu Dusun di Desa Caluk, Slahung Ponorogo, yang berposisi di dataran
tinggi, yang di kelilingi oleh pegunungan salah satunya gunung yang sangat terkenal di
Ponorogo yaitu Gunung Pringgitan. Penggunaan strategi ini memiliki tujuan agar SDA
yang ada di Dusun Pamongan mampu terkontrol dan di manfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Dengan observasi,wawancara, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data,
penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa strategi pengelolaan SDA biotik di Dusun Pamongan belum sepenuhnya terolah dengan
baik. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam strategi pengelolaan SDA Di
Dusun Pamongan adalah terseduanya lahan yang luas sehingga dapat dimanfaatkan warga
dengan baik untuk bercocok tanam maupun berternak, sedangkan untuk kendala yang dihadapi
warga yaitu kurangnya kepedulian pemerintah akan potensi yang dimiliki warga.
Kata Kunci : Starategi, Pengelolaan, Sumber Daya Alam Biotik

ABSTRACT

This study describes the management strategy of biotic natural resources in Dusun Pamongan. In the
management of natural resources, innovation and knowledge are needed, so that they can be managed
properly and in accordance with the current developments. Pamongan Hamlet is one of the hamlets in
Caluk Village, Slahung Ponorogo, which is positioned on a plateau, surrounded by mountains, one of
which is the very famous mountain in Ponorogo, namely Mount Pringgitan. The use of this strategy has the
aim that natural resources in Pamongan Hamlet can be controlled and utilized as well as possible. With
observation, interviews, and documentation as data collection methods, this research uses a qualitative
descriptive strategy. The results of this study indicate that the management strategy for biotic natural
1
resources in Dusun Pamongan has not been fully developed. There are several supporting and inhibiting
factors in the strategy for managing natural resources in Dusun Pamongan, namely the availability of large
land so that residents can use it properly for farming and livestock, while the obstacles faced by residents are
the government's lack of concern for the potential that residents have.

Keywords: Strategy, Management, Biotic Natural Resources

PENDAHULUAN
Indonesia identik dengan sumber daya alam yang melimpah dan luar biasa, baik
hayati maupun nonhayati. Sumber daya alam yang melimpah ini sebagian telah dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, dan sebagian lagi berupa potensi yang
belum dimanfaatkan karena berbagai kendala seperti kemampuan teknis dan finansial.
Potensi sumber daya alam yang sangat besar dapat memajukan pembangunan negara dan
juga kesejahteraan rakyat jika dikelola dengan baik oleh pemerintah. Kelimpahan sumber
daya alam itu sendiri meliputi tanah, hutan, laut, perikanan, peternakan, perkebunan dan
pertambangan, serta energi.1
Lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 serta revisinya dalam
Undangundang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berdampak luas kepada
semakin terbukanya peluang Daerah (khususnya Kabupaten dan Kota) untuk mengatur dan
mengurus sendiri rumah tangganya sesuai dengan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang, kewenangan daerah
dimaksudkan untuk mencakup kewenangan dalam segala bidang pemerintahan kecuali
kewenangan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, yudikatif, moneter, dan bidang
lain yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP). Akibatnya, kebijakan Pengelolaan
Sumber Daya Alam (SDA) yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pemulihan
sumber daya alam berada di bawah yurisdiksi pemerintah daerah. Otoritas yang berwenang
berupa perizinan pengelolaan sumber daya alam .2
Keanekaragaman hayati sangat erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan. Ketidak
seimbangan ekosistem menyebabkan bencana di mana-mana. Deforestasi dan penanaman
yang salah kelola menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan pangan. Jika solusi
untuk situasi ini masih belum ditemukan, Indonesia akan tetap menjadi importir barang
1
Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas and Katryn Trie Wicak Ikhsani, “Natural Resources & Human
Resources for Indonesia’s Economic Development,” Forum Ilmiah 12, no. 1 (2015): 1–15.
2
Muhammad Amir Solihin and Rija Sudirja, “Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Terpadu Untuk
Memperkuat Perekonomian Lokal,” SoilRens 8, no. 15 (2007): 1–13, https://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/03/pengelolaan_sumberdaya_alam_secara_terpadu.pdf.

2
kebutuhan pokok terbesar, terutama beras dan gandum. Sangat ironis bahwa
keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya secara logis bebas dari masalah pangan.3
Peneliti mencari berbagai literatur dan penelitian terdahulu yang relevan dengan
masalah yang menjadi pokok penelitian saat ini guna mendukung permasalahan yang
diangkat dalam pembahasan. Adapun penelitian terdahulu tersebut yaitu, “Sistem Pendukung
Negosiasi Multi Tataran Dalam Pengelolaan SDA Secara Terpadu: Dari Konsep Hingga
Praktek”, oleh Gamal Pasya, Chip Fay, dan Meine van Noordwijk. Hasil menyatakan bahwa
kegiatan SPN memberikan dampak perubahan dalam meningkatkan SDA di daerah tersebut.
Dalam pengembangan SDA memiliki tantangan yang meliputi interaksi antar-manusia dan
antara manusia dengan sumberdaya alam berlangsung terus dimana ada kegiatan manusia.
Dalam dinamika interaksi tersebut, akan selalu terjadi perbedaan-perbedaan norma, nilai,
kepentingan, dan struktural.4
Hasil penelitian terdahulu oleh Sonny M. Ikhsan M, dengan judul“ Pengaruh
Keamanan, Kesadaran, Masyarakat, Pungutan Liar, SDM, dan SDA Terhadap PAD
Bireuen”. Persamaan antara penelitian yang sekarang dan penelitian terdahulu yaitu sama-
sama terfokus pada SDA yang berkontribusi besar terhadap keberlangsungan hidup manusia.
Kemudian untuk perbedaanya penelitian ini lebih mengarah pada SDM dan SDA terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Bireun. Hasil penelitian menyatakan bahwa dengan
diberlakukannya keamanan, dan kesadaran terhadap pentingnya SDM dan SDA mempunyai
nilai/kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.5
Hasil penelitian terdahulu oleh Baharuddin Nurkin, dengan judul” Otonomi Daerah
Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam: Kasus Pengelolaan Hutan Di Sulawesi Selatan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan pengelolaan hutan dan sumberdaya alam lainnya
di daerah perlu memperhatikan kaidah-kaidah yang telah disepakati nasional. Hal ini harus
dilaksanakan karena upaya membangun keberlanjutan ekonomi nasional sangat tergantung
pada hasil yang dicapai melalui kerjasama antar daerah dan nasional.6

3
Triyono Kharis, “Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan,” Jurnal Inovasi
Pertanian 11, no. 1 (2013): 12–22.
4
G Pasya, C Fay, and M van Noordwijk, “Sistem Pendukung Negosiasi Multi Tataran Dalam
Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Terpadu: Dari Konsep Hingga Praktek [Negotiation Support Systems for
…,” Agrivita, no. May (2004), https://www.researchgate.net/profile/Meine-Van-
Noordwijk/publication/242203067_SISTEM_PENDUKUNG_NEGOSIASI_MULTI_TATARAN_DALAM_PE
NGELOLAAN_SUMBERDAYA_ALAM_SECARA_TERPADU_DARI_KONSEP_HINGGA_PRAKTEK/lin
ks/00b4952863f557f5d1000000/SISTEM-PENDUKUNG-NEGOSIASI-M.
5
Pengaruh Keamanan et al., “SUMBER DAYA ALAM TERHADAP PAD BIREUEN,” no. 5 (2012):
24–32.
6
Baharuddin Nurkin, “OTONOMI DAERAH DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM :
KASUS PENGELOLAAN HUTAN DI SULAWESI SELATAN Decentralization and Natural Resources
Management :” 2, no. 1 (n.d.): 25–30.

3
Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini dapat diketauhi bahwa dalam
pengelolaan SDA bisa menggunakan beberapa strategi seperti halnya pemanfaatan SDA
biotik yang ada. Di Dusun Pamongan para warganya memiliki lahan yang cukup luas untuk
diatanami maupun di buat untuk bertenak. Dengan demikian pengelolaan SDA yang baik
mampu meningkatkan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Dusun Pamongan maka tulisan ini di
maksudkan untuk mengungkap bagaimana potret strategi pengelolaan SDA yang sedang
digeluti oleh masyarakat setiap harinya. Sumber Daya alam yang berada di Dusun Pamongan
menjadi sebuah hal yang dapat meningkatkan perekonomian warganya, terkhusus dalam
bidang pertanian dan peternakan. Untuk bidang pertanian sendiri menjadi sumber mata
pencaharian yang dapat menunjang kebutuhan hidup sehari-hari para warganya, seperti
halnya menanam padi, jagung, kacang panjang, dan rempah-rempah. Sedangkan pada bidang
peternakan para warga banya yang memelihara kambing, sapi, dan ayam. Dari kedua bidang
tersebut para warga mampu mengembangkan dan menyetabilkan keuangan keluarga.

METODE
Lokasi penelitian adalah tempat yang terkait dengan tujuan atau masalah penelitian,
dan juga jenis sumber data yang tersedia bagi peneliti. Pemilihan lokasi, atau pemilihan
lokasi sukumadinata, mengacu pada penentuan unit, bagian, kelompok, dan lokasi di mana
orang terlibat dalam kegiatan atau peristiwa yang diteliti. 7
Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Pamongan, Desa Caluk, Slahung,
Ponorogo. Karena di desa tersebut berada di dataran tinggi sehingga tumbuh subur hasil
alamnya dan selalu menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat beragama. Dengan
demikian, potensi alam yang ada dapat sedikit membantu perekonomian para warga
disekitarnya. Penelitian tentang strategi pengelolaan SDA biotik di lakukan selama 40 hari
selama masa KPM yaitu pada tanggal 03 Juli 2023 -09 Agustus 2023.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mempelajari keadaan objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi, serta analisis data bersifat
induktif dan hasil penelitian kualitatif ditekankan pada generalisasi. Alasan metode ini
adalah memungkinkan untuk mendekatkan peneliti dengan objek penelitian, karena peneliti
mengamati objek penelitian secara langsung, yaitu. peneliti bertindak sebagai instrumen

7
Sukmadinata, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Rosdakarya, 2007), 102.

4
utama (human instrument).8 Proses penelitian ini dimulai dengan tahapan sebagai berikut:
mengidentifikasi dan menemukan informasi yang relevan dengan tema sda, selanjutnya
menganalis hasil temuan, dan kemudian mengembangkan serta mengekspresikan menjadi
temuan baru terkait dengan pengelolaan SDA biotik. Pencarian informasi dalam penelitian
ini melalui informan yang faham mengenai SDA biotik. Peneliti juga akan secara langsung
datang ke lapangan untuk observasi dan wawancara mengenai pengelolaan SDA biotik.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pemerintah desa dalam undang-undang No. 6 tahun 2014 adalah kepala desa atau
dengan sebutan lain dan dibantu oleh perangkat desa atau dengan penyebutan lain.
Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, Desa didefinisikan sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.9

Profil Desa Caluk, Kecamatan Slahung


Desa caluk adalah suatu desa di Kecamatan Slahung kota Ponorogo,Caluk sendiri
berbatasan dengan beberapa desa di sekitarnya meliputi, sebelah utara berbatasan dengan
desa Broto, sebelah selatan berbatasan dengan desa Senepo, sebelah timur berbatasan
dengan desa Slahung, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Tugurejo. Jarak yang
ditempuh untuk ke kota kecamatan sekitar 11 km, Desa Caluk terdiri dari 3 dusun Yaitu
Dusun Pamongan, Dusun Krajan, dan Dusun Gupit. Secara geografis, luas wilayah Desa
Caluk sekitar 10.504.805 hektare yang di dalamnya terdapat 14 RT dan 7 RW. Desa Caluk
sendiri merupakan dataran tinggi yang mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai
petani dan pekebun. Selain itu masyarakat juga bekerja sebagai peternak yang mempunyai
hewan ternak dan dipelihara sendiri seperti, kambing, sapi dan ayam Masyarakat desa caluk
sangat menjunjung toleransi dalam beragama. Ada 3 agama yang diyakini masyarakat desa
caluk yaitu islam, kristen, dan katholik. Desa caluk memiliki grub kesenian daerah yaitu,
seni reog singo loreng, dan seni karawitan setyo laras. Keudayaan yang ada di desa caluk
diantaranya yaitu jaran thik dan karawitan.

9
Ummi Zakiyah and Iqbal Aidar Idrus, “Srategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa Ponggok,” JIP
(Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan Dan Politik Daerah 2, no. 2 (2017): 84–95,
https://doi.org/10.24905/jip.2.2.2017.84-95.

5
Strategi Pengelolaan SDA Di Dusun Pamongan Desa Caluk
Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan
dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema
untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk
10
mencapai tujuan jangka panjang. Secara umum, konsep strategi manajemen didefinisikan
sebagai serangkaian kebijakan atau tindakan yang dilaksanakan secara terus menerus,
memanfaatkan peluang, ancaman dan sumber daya serta kemampuan, pada setiap tahap
perencanaan, merencanakan, mengatur, bertindak, dan mengendalikan untuk mencapai
tujuan yang sebelumnya diperbaiki secara permanen. Oleh karena itu, pengamatan terhadap
lingkungan eksternal dan internal merupakan proses awal dari konsep manajemen strategis,
yang dilanjutkan dengan perencanaan, yang keberadaannya diperlukan untuk memberikan
arahan dan standar di masa depan suatu kegiatan.11
Pengorganisasian melibatkan proses menyatukan semua sumber daya. Kerjasama
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Langkah selanjutnya melibatkan
mengeluarkan instruksi dan bertindak berdasarkan rencana yang ada dan juga diatur.
Evaluasi Hal ini memastikan bahwa semua langkah dan rencana yang dilaksanakan berhasil
mencapai tujuan yang diinginkan. Pemantauan ini meliputi pengumpulan data, analisis dan
penelitian untuk menentukan apakah ada masalah atau hambatan yang perlu ditangani.
Ketika masalah terjadi, tindakan korektif atau perubahan dapat diterapkan untuk
memastikan keberhasilan proyek atau tugas kerja. Evaluasi dilakukan untuk menyelesaikan
program aksi selanjutnya untuk mencapai hasil yang direncanakan.12
Melimpahnya SDA yang berkualitas dapat dihasilkan dengan diterapkannya strategi
yang baik oleh masyarakat pamongan sendiri. Dari hasil wawancara dengan masyarakat
sekitar dan juga observasi lingkungan diketahui bahwa strategi pengelolaan SDA yang
dilakukan oleh masyarakat dusun pamongan yaitu Memanfaatkan lahan kosong untuk
memperluas penanaman beberapa SDA seperti bibit kunyit, ketela dan juga jagung.
Memanfaatkan kotoran limbah yang ada disekitar terutama limbah kotoran peternakan
menjadi pupuk organik. Mengurangi penggunaan pupuk sintetis atau pupuk kimia. Selain
itu strategi pengelolaan pemanfaatan jerami sebagai upaya pengembangan pakan ternak dan
untuk pertumbuhan tanaman. Pada dasarnya Desa Caluk khususnya Dusun Pamongan

11
Ari Wibowo et al., “Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi MANAJEMEN STRATEGI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MARITIM DI INDONESIA” 12 (2021): 163–70.
12
Zakiyah and Idrus, “Srategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa Ponggok.”

6
masih terdapat lahan yang dibiarkan kosong, yang seharusnya ditanami tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan pakan ternak. Mayoritas masyarakat dusun
pamongan memiliki lahan sendiri di area dekat rumah dan kandang ternak yang berada di
belakang rumah. Makin hari makin kecil untuk menampung hasil panen maka dari itu
mereka memanfaatkan beberapa lahan kosong desa untuk bercocok tanam. 13
Mayoritas pengelolaan terhadap sumber daya alam strategis masyarakat Pamongan
tidak melalui lembaga dan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah. Biasanya mereka
menyewa truk pengangkut untuk mengangkut hasil panen mereka ke pasar. Seperti jagung
yang di preteli menjadi butir-butir untuk dibawa ke pasar sebagai bahan olahan dan ketela
yang selain untuk di simpan untuk kebutuhan sehari-hari juga di buat menjadi bahan dasar
kerupuk sigkong dan rengginang singkong di pamongan. Berbeda lagi dengan hasil panen
kunyit yang perlu melalui lembaga dan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah karena
biasanya masyarakat menjajakan kunyit kualitas super sampai ke luar negeri. Lembaga -
lembaga BUMN/BUMD bertugas mengelola SDA di Indonesia dibantu dengan
pemanfaatan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi saat ini maka pasar luar
negeri pun dapat melirik SDA dari desa-desa kecil contohnya Dusun Pamongan sendiri.
Selain strategi pengelolaan berupa pemanfaatan lahan kosong adapula pemanfaatan
SDM yaitu sumber daya manusia karena tidak semua mayarakat mempunyai lahan maka
ketika musim panen tiba biasanya mereka ditawarkan untuk membantu memilah hasil
panen dan kemudian diberi upah. Hasil panen yang merupakan sumber daya alam yang
melimpah ini sangat menguntungkan bagi masyarakat pamongan karena mereka pandai
memanfaatkan SDA yang ada dan kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat sekitar.14

Tantangan Pengelolaan SDA di Dusun Pamongan


Potensi sumber daya alam yang menjanjikan serta maraknya investasi di daerah
memberikan gambaran bahwa telah terjadi kompetisi di daerah dalam mengejar
ketertinggalan. Kegiatan pengelolaan sumber daya alam di daerah sangat diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat di daerah itu sendiri baik dalam meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraann masyrakatnya maupun menciptakan lapangan kerja baru
sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di daerah. Potensi sumber daya alam yang
menjajikan serta maraknya investasi di daerah memberikan gambaran bahwa telah terjadi
kompetisi di daerah dalam mengejar ketertinggalan. Kegiatan pengelolaan sumber daya
13
Hasil observasi yang dilakukan selama KPM di Dusun Pamongan
14
Hasil wawancara srawung ke masyarakat Dusun Pamongan selama KPM

7
alam di daerah sangat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di daerah itu
sendiri baik dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraann masyrakatnya maupun
menciptakan lapangan kerja baru sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di daerah.
15

Berdasarkan hasil wawancara kepada warga sekitar bahwasanya tantangan yang


dihadapkan dalam pengelolaan sumber daya alam , pertama Minimnya modal untuk
mengelola maupun mengembangkan sumber daya alam yang ada. Masyarakat di dusun
pamongan rata-rata bekerja sebagai petani yang mana hanya mengandalkan hasil
pertaniannya. Kurangnya pengetauhan mengenai pengelolaan yang lebih modern. Kedua
kurangnya pengetahuan dan ilmu untuk mengelola sumber daya alam. Strategi pengelolaan
SDA yang baik, di dukung dengan pengetahuan mengenai bagaimana cara pengelolaannya.
Namun jika di amati secara langsung warga Pamongan kurang dalam menginovasi suatu
hasil pertaniannya. Seperti halnya singkong yang melimpah ruah yang hanya di buat gaplek,
dan lempeng. Namun jika para warga memiliki keterampilan dalam masyarakat hanya
mengandalkan peralatan yang ada di sekitar. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan
mengapa pengelolaan SDA hanya terpaku di situ saja. Selain itu, dalam bidang tamamnya
juga kurang memiliki strategi. Karena metode tanam yang di gunakan juga akan
mempengaruhi hasil panen.
Ketiga kurang dalam menguasai teknologi. Masyarakat di dusun Pamongan dalam
menjual hasil panenannya hanya ke pasar tradisional yang membutuhkan waktu cukup lama
untuk lakunya. Seperti halnya menjual kunyit. Dalam menjual kunyit masyarakat harus
mengumpulkan terlebih dahulu hingga beberapa karung, karena pengepul kunyit hanya
menerima kunyit dalam skala banyak. Selain itu kualitas ,unyit juga mempengaruhi harga
jualnya. Kunyit kering harganya bisa sampai 3x lipat daripada kunyit yang masih utuh.
Padahal jika ditinjau lebih mendalam hasil panenan warga jika pasarkan melalui
online/website jual beli bisa menambah tingkat pendapatan masyarakat.
Keempat kurangnya dukungan dari pemerintah. SDA biotik di dusun Pamongan
sebenarnya memiliki potensi yang banyak untuk di kembangkan, karena dari pemerintah
kurang memfasilitasi kebutuhan warga sehingga potensi yang ada di dusun tersebut kurang
berkembangan. Perlunya sebuah dukungan agar bisa mengembangan potensi yang dimiliki
oleh warga.16

15
Muhammad Agus Umar, “Bonus Demografi Sebagai Peluang Dan Tantangan Di Era Otonomi Daerah,”
Genta Mulia 8, no. 2 (2017): 90–99, https://www.kemenkopmk.go.id/hasil-survei-penduduk-2020-peluang-
indonesia-maksimalkan-bonus-demografi.
16
Hasil Observasi dan wawancara ketika srawung selama KPM di Dusun Pamongan

8
Upaya Pengelolaan SDA Di Dusun Pamongan
1. Jagung
Jagung merupakan kebutuhan pokok kedua setelah padi di Indonesia. Disamping
itu juga dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dari industri pengolahan
makanan. Jagung banyak mengandung sumber hidrat yang dapat mengsubtitusikan beras
karena memiliki kalori dan protein yang sama dengan padi, hanya dengan karbohidratnya
mendekati padi.17
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Desa Caluk sangat meningkat. Faktor yang
mempengaruhi berkembangnya usaha tani jagung di Desa Caluk, Kecamatan
Slahung, faktor internal meliputi : tersedianya areal pengembangan wilayah tanam
jagung, keadaan lahan yang mendukung dalam budi daya jagung, modal petani masih
lemah, tekhnik budidaya yang masih belum efektif, hasil produksi tidak merata setiap
musimnya. Faktor eksternal meliputi : permintaan pasar yang cukup besar, tersedianya
lembaga permodalan usaha, kebijakan pemerintah yang mendukung, memberikan
potensi keuntungan lebih tinggi dengan potensi kerugian lebih kecil, adanya peluang
ekspor. Semakin tingginya harga sarana produksi, ketersediaan sarana produksi yang
tidak menentu, serangan hama/penyakit tanaman jagung dan Iklim yang tidak
menentu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Dusun Pamongan, Desa
Caluk, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo dan observasi lapangan diketahui
beberapa upaya yang masyarakat lakukan untuk mengembangkan usaha tani jagung agar
menghasilkan jagung yang memiliki kualitas baik. Upaya tersebut diantaranya sebagai
berikut :
1. Rotasi tanaman: para petani di dusun pamongan Desa Caluk melakukan rotasi
tanaman dengan tanaman lain yang berbeda jenis untuk menghindari penurunan
kesuburan tanah dan mengendalikan hama serta penyakit tertentu.
2. Pemupukan yang tepat: hal ini dilakukan masyarakat dengan menggunakan pupuk
secara bijaksana dan sesuai kebutuhan tanaman jagung untuk memastikan tanah
memiliki nutrisi yang cukup.
3. Pengendalian hama dan penyakit : untuk mengendalikan hama dan penyakit pada
tanaman jagung upaya yang masyarakat lakukan yaitu penggunaan pestisida alami,
pemilihan varietas tahan penyakit, dan pemantauan rutin.
17
Muh. Yahya, “Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung Kuning Di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa,” 2006, 28–36.

9
4. Pemilihan Varietas Unggul: upaya ini dilakukan dengan cara memilih varietas jagung
yang memiliki ketahanan terhadap faktor lingkungan dan penyakit, serta memiliki
potensi hasil yang tinggi.
5. Pengelolaan Air: upaya yang masyarakat lakukan antara lain dengan menjalankan
sistem irigasi yang efisien dan menghindari penggunaan air secara berlebihan agar
tidak mengganggu kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan lingkungan.
6. Pemanfaatan Teknologi: upaya yang masyarakat lakukan antara lain menggunakan
teknologi pertanian modern seperti aplikasi mobile, sensor tanah, dan sistem
informasi geografis untuk memantau kondisi tanaman dan tanah secara akurat.18
2. Kunyit
Kunyit adalah tumbuhan herbal yang memiliki akar rimpang berwarna oranye
kuning yang digunakan sebagai bahan rempah-rempah dalam masakan dan juga sebagai
bahan alami dalam pengobatan tradisional. Rimpang kunyit memiliki aroma khas dan
mengandung senyawa kurkumin yang memberikan warna kuning cerah dan memiliki
potensi manfaat kesehatan, termasuk sifat antiinflamasi dan antioksidan. Kunyit sering
digunakan dalam berbagai masakan, terutama dalam hidangan Asia Selatan dan
Tenggara.19
Bagi masyarakat Dusun Pamongan, Desa Caluk, kunyit memiliki peran yang
penting dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya sebagai penggunaan dalam Masakan
Tradisional kunyit adalah bahan rempah-rempah yang umum digunakan dalam masakan
tradisional di masyarakat desa. Rimpang kunyit digunakan untuk memberikan aroma, rasa,
dan warna pada hidangan, seperti nasi kunyit, rendang, atau soto. Tanaman kunyit juga
digunakan sebagai Obat Tradisional Di banyak masyarakat desa. Senyawa kurkumin yang
terkandung dalam kunyit diyakini memiliki sifat anti inflamasi dan antioksidan, sehingga
sering digunakan untuk meredakan berbagai gangguan kesehatan, seperti peradangan atau
masalah pencernaan.
Hasil panen kunyit dapat dijual sebagai rempah-rempah atau diolah lebih lanjut
menjadi produk-produk bernilai tambah, seperti bubuk kunyit atau minyak kunyit. Kunyit
juga memiliki peran dalam menjaga kesejahteraan masyarakat desa melalui kontribusinya
dalam aspek kesehatan dan ekonomi. Kunyit, dengan segala manfaat dan nilai-nilai
tradisionalnya, memiliki tempat yang istimewa dalam kehidupan sehari-hari dan budaya
masyarakat desa.

18
Hasil Observasi dan wawancara ketika srawung selama KPM di Dusun Pamongan
19
Berdasarkan Karakter, Anatomis Daun, and D A N Batang, “Bioma 15 (1), 2019” 15, no. 1 (2019): 21–
26, https://doi.org/10.21009/Bioma15(2).4.

10
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Dusun Pamongan, Desa
Caluk, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo dan observasi lapangan diketahui
beberapa upaya yang masyarakat lakukan untuk membudidayakan tanaman kunyit agar
menghasilkan hasil panen yang memiliki kualitas baik. Upaya tersebut diantaranya sebagai
berikut :
1. Pemilihan Lahan yang Cocok: upaya ini dilakukan masyarakat dengan cara memilih
lahan dengan sinar matahari yang cukup, drainase yang baik, dan tanah yang kaya
akan bahan organik.
2. Persiapan Tanah: upaya ini dilakukan dengan cara mengolah tanah seperti
penggemburan dan perbaikan struktur tanah sebelum penanaman.
3. Pemilihan Varietas Unggul: upaya ini dilakukan dengan cara memiilih varietas kunyit
yang sesuai dengan kondisi agroekologi daerah.
4. Penanaman: masyarakat dusun pamongan, desa caluk menanam bibit kunyit pada
kedalaman dan jarak biasanya sekitar 15-20 cm dalam barisan.
5. Pemeliharaan Tanaman: masyarakat melakukan penyiraman secara teratur serta
mengatur jadwal irigasi sesuai kebutuhan tanaman.
6. Penanganan Pasca Panen: hal ini dilakukan masyarakat dengan cara membersihkan
dan keringkan rimpang kunyit, kemudian simpan di tempat yang kering dan sejuk.
7. Pemasaran: setelah kunyit yang dipanen sudah mengering biasanya masyarakat akan
menjualnya.20
3. Ketela
Ketela adalah tanaman umbi-umbian yang memiliki akar umbi yang dapat
dimakan dan digunakan sebagai sumber karbohidrat dalam makanan manusia. Ketela
biasanya tumbuh di bawah tanah dan memiliki berbagai jenis, seperti ketela pohon, ketela
rambat, dan ketela manis. Umbi ketela mengandung banyak karbohidrat kompleks, serat,
vitamin, dan mineral, sehingga sering dijadikan bahan makanan pokok atau diolah
menjadi berbagai hidangan seperti rebusan, gorengan, atau makanan penutup.21
Ketela memiliki peran penting dalam masyarakat desa caluk sebagai sumber
makanan, bahan baku industri rumah tangga, dan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
beberapa peran ketela bagi masyarakat desa caluk :

20
Hasil Observasi dan wawancara ketika srawung selama KPM di Dusun Pamongan
21
Evy Latifah and PER Prahardini, “Identifikasi Dan Deskripsi Tanaman Umbi-Umbian Pengganti
Karbohidrat Di Kabupaten Trenggalek,” Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi 22, no. 2 (2020): 94,
https://doi.org/10.20961/agsjpa.v22i2.43787.

11
1. Makanan Pokok: di banyak masyarakat desa, ketela dapat menjadi salah satu makanan
pokok yang penting. Umbi ketela dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat yang
mengenyangkan, terutama dalam daerah-daerah di mana sumber makanan lain
mungkin terbatas.
2. Ketersediaan Nutrisi: Ketela mengandung berbagai nutrisi seperti karbohidrat, serat,
vitamin, dan mineral, yang penting untuk menjaga kesehatan masyarakat desa yang
mengandalkan pertanian lokal.
3. Industri Rumah Tangga: Ketela juga dapat diolah menjadi berbagai produk oleh
industri rumah tangga di desa, seperti tepung ketela, keripik ketela, atau dodol ketela.
Produk-produk ini dapat dijual atau digunakan untuk konsumsi sendiri.
4. Pendapatan Ekonomi: Bagi petani di masyarakat desa, budidaya ketela dapat menjadi
sumber pendapatan ekonomi. Hasil panen ketela dapat dijual di pasar lokal atau
regional, memberikan dukungan ekonomi bagi keluarga petani.
5. Penganekaragaman Pangan: Ketela dapat membantu masyarakat desa dalam mencapai
penganekaragaman pangan. Kehadiran ketela sebagai sumber karbohidrat dapat
membantu mengurangi ketergantungan pada satu jenis makanan pokok saja.
6. Tradisi dan Budaya: Ketela seringkali memiliki nilai tradisional dan budaya dalam
masyarakat desa, mungkin digunakan dalam hidangan-hidangan khas atau upacara
adat tertentu.
Bagi masyarakat desa Caluk, ketela menjadi bagian integral dari pola makan,
keberlanjutan pertanian, dan kehidupan sehari-hari secara keseluruhan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan masyarakat di Dusun Pamongan, Desa Caluk, Kecamatan Slahung,
Kabupaten Ponorogo dan observasi lapangan diketahui beberapa upaya yang masyarakat
lakukan untuk mengelola tanaman ketela agar menghasilkan ketela yang memiliki kualitas
baik. Upaya tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Pemilihan Jenis Varietas: upaya ini dilakukan dengan cara memilih jenis varietas ketela
yang sesuai dengan kondisi iklim, tanah, dan preferensi local sesuai dengan kondisi
daerah.
2. Persiapan Lahan: masyarakat menyiapkan lahan dengan baik, memastikan drainase
yang baik, dan perbaiki struktur tanah jika diperlukan.
3. Penanaman: masyarakat biasanya menanam bibit ketela dengan jarak dan kedalaman
yang sesuai dengan memperhatikan musim tanam yang tepat.

12
4. Pascapanen: pascapanen biasanya ketela akan diBersihkan, dikeringkan, dan kemudian
disimpan untuk menjaga kualitas dan daya tahan. Atau juga bisa untuk diperjual
belikan.22

KESIMPULAN
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan luar biasa, baik
dalam bentuk hayati maupun nonhayati. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk
mengembangkan strategi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam ini dengan
bijaksana. Dalam hal ini, masyarakat Dusun Pamongan menunjukkan usaha dan inisiatif
dalam mengelola sumber daya alam biotik (tanaman seperti kunyit, jagung, dan ketela)
maupun abiotik (tanah dan pupuk) dengan berbagai strategi.
Beberapa strategi pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat
Dusun Pamongan meliputi Pemanfaatan Lahan Kosong, Pengelolaan Limbah menjadi
Pupuk Organik, dan Pengurangan Penggunaan Pupuk Sintetis Namun, dalam usaha
mengelola sumber daya alam, masyarakat Dusun Pamongan juga menghadapi beberapa
tantangan, seperti minimnya modal, kurangnya pengetahuan dan ilmu, serta keterbatasan
dalam menguasai teknologi. Selain itu, kurangnya dukungan dari pemerintah juga menjadi
hambatan dalam upaya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dalam upaya pengelolaan sumber daya alam seperti jagung, kunyit, dan ketela,
masyarakat Dusun Pamongan berusaha untuk mengoptimalkan produksi melalui
pendekatan teknis, lingkungan, dan teknologi yang mencakup pemilihan varietas yang tepat,
persiapan lahan yang baik, pengaturan irigasi yang efisien, serta penanganan pascapanen
yang optimal. Semua langkah ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya alam yang
berkualitas dan bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat desa.

DAFTAR PUSTAKA

Karakter, Berdasarkan, Anatomis Daun, and D A N Batang. “Bioma 15 (1), 2019” 15, no.
1, 2019, https://doi.org/10.21009/Bioma15, 2.
Keamanan, Pengaruh, Kesadaran Masyarakat, Pungutan Liar, Sumber Daya Manusia, and
Sonny M Ikhsan M. “SUMBER DAYA ALAM TERHADAP PAD BIREUEN,” no.
5, 2012.
Latifah, Evy, and PER Prahardini. “Identifikasi Dan Deskripsi Tanaman Umbi-Umbian
Pengganti Karbohidrat Di Kabupaten Trenggalek.” Agrosains : Jurnal Penelitian
22
Hasil Observasi dan wawancara ketika srawung selama KPM di Dusun Pamongan

13
Agronomi 22, no. 2, 2020. https://doi.org/10.20961/agsjpa.v22i2.43787.
Nurkin, Baharuddin. “OTONOMI DAERAH DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM : KASUS PENGELOLAAN HUTAN DI SULAWESI SELATAN
Decentralization and Natural Resources Management :” 2, no. 1 n.d.
Pasya, G, C Fay, and M van Noordwijk. “Sistem Pendukung Negosiasi Multi Tataran
Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Terpadu: Dari Konsep Hingga Praktek
[Negotiation Support Systems for ….” Agrivita, no. May, 2004.
https://www.researchgate.net/profile/Meine-Van
Noordwijk/publication/242203067_
Sukmadinata, “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Rosdakarya, 2007.
Solihin, Muhammad Amir, and Rija Sudirja. “Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara
Terpadu Untuk Memperkuat Perekonomian Lokal.” SoilRens 8, no. 15,
2007.https://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/pengelolaan_sumbe
rdaya_alam_secara_terpadu.pdf.
Triyono Kharis. “Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan.” Jurnal
Inovasi Pertanian 11, no. 1, 2013.
Tyas, Ari Anggarani Winadi Prasetyoning, and Katryn Trie Wicak Ikhsani. “Natural
Resources & Human Resources for Indonesia’s Economic Development.” Forum
Ilmiah 12, no. 1, 2015.
Umar, Muhammad Agus. “Bonus Demografi Sebagai Peluang Dan Tantangan Di Era
Otonomi Daerah.” Genta Mulia 8, no. 2, 2017.
https://www.kemenkopmk.go.id/hasil-survei-penduduk-2020-peluang-indonesia-
maksimalkan-bonus-demografi.
Wibowo, Ari, Eka Prabawa, Endun Sugiarto, and Sesko Angkatan Laut. “Kebijakan: Jurnal
Ilmu Administrasi MANAJEMEN STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER
DAYA MARITIM DI INDONESIA” 12, 2021.
Yahya, Muh. “Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung Kuning Di Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa,” 2006.
Zakiyah, Ummi, and Iqbal Aidar Idrus. “Srategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
Ponggok.” JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan Dan Politik Daerah 2,
no. 2, 2017. https://doi.org/10.24905/jip.2.2.2017.

14

Anda mungkin juga menyukai