Anda di halaman 1dari 8

ISBN: 978-623-7571-39-1 e-ISBN: 978-623-7571-42-1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN PADA


PROGRAM HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN SANGGAU

Emi Roslinda1*, Reni Rianty2, & Herculana Ersinta3


1
Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 78112
2
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat,
Pontianak, 78121
3
Yayasan Dian Tama, Pontianak, 78124

Email korespondensi : eroslinda71@gmail.com 10.26418/pipt.2021.27

Abstrak

Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan program Hutan
Kemasyarakatan yang memberikan hak akses kepada masyarakat desa sekitar hutan dalam
mengelola hutan negara. Tujuan penelitian ini menjelaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang sudah dilakukan di beberapa izin HKm yang ada di Kabupaten Sanggau serta mengetahui
penilaian masyarakat terhadap program pemberdayaan yang telah dilakukan. Penelitian dilakukan
dengan metode survey, penentuan responden dan informan kunci dilakukan secara purposive
sampling terhadap anggota IUPHKm dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat di lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket,
wawancara mendalam serta observasi. Analisa data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif. Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada kawasan HKm di Kabupaten
Sanggau difasilitasi oleh pihak Pemerintah (Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa)
dan lembaga Swadaya Masyarakat yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya hutan dan meningkatkan perekonomian serta
kesejahteraan masyarakat dari sumberdaya hutan. Bentuk pemberdayaan lebih kepada fasilitasi
untuk pembentukan usaha berdasarkan potensi sumberdaya alam yang ada. Masyarakat menilai
baik kegiatan pemberdayaan yang sudah dilakukan, tapi masih terus memerlukan pendampingan
untuk keberlanjutan kegiatannya.

Kata kunci: pemberdayaan, hutan kemasyarakatan, sumberdaya hutan, usaha, perekonomian

PENDAHULUAN Dengan demikian perlu adanya perlakuan


tersendiri untuk melindungi kehidupan
Hutan merupakan ekosistem yang masyarakat sekitar hutan dan memberikan
mengandung kelimpahan sumber daya penyuluhan, bimbingan serta pendampingan
flora, fauna maupun jasa lingkungan dalam proses pemberdayaan masyarakat.
lainnya. Kekayaan yang dimilikinya Pemberdayaan masyarakat adalah konsep
sesungguhnya menjadi salah satu pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-
tumpuan hidup untuk mendukung nilai masyarakat untuk membangun paradigma
kesejahteraan masyarakat di sekitar baru dalam pembangunan yang bersifat people-
hutan. Namun kenyataannya kemiskinan, centered, participatory, empowerment dan
pengangguran dan ketimpangan sustainable (Chamber, 1995). Lebih lajut
pendapatan justru terjadi di desa-desa dinyatakan pembangunan dengan model
sekitar hutan. Forclime (2015) pemberdayaan masyarakat adalah upaya
menjelaskan bahwa penyebab utama mencari alternatif pertumbuhan ekonomi lokal,
stagnasi dan kemunduran kehidupan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
ekonomi masyarakat di daerah pedesaan (basic need).
adalah ketidakadilan dalam hak Perubahan paradigma pembangunan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber kehutanan melahirkan kebijakan Perhutanan
daya hutan atau akses masyarakat Sosial(PS) tentunya selalu akan terpaut dengan
terhadap sumberdaya hutan yang terbatas proses pemberdayaan masyarakat
yang ada selama beberapa dekade ini. (empowerment) di sekitar hutan sebagai strategi

PANITIA PIPT KE-6 UNIVERSITAS TANJUNGPURA


Pontianak 24 Agustus 2021 207
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

alternatifnya. Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten Sanggau serta mengetahui penilaian


Kalimantan Barat dalam RPJMD Provinsi masyarakat terhadap program pemberdayaan
Kalimantan Barat 2018-2023 memiliki yang telah dilakukan.
mandat untuk mengupayakan
perekonomian masyarakat desa di sekitar METODOLOGI
hutan melalui strategi peningkatan
kualitas penyelenggaraan penyuluhan Penelitian dilaksanakan pada area/kawasan
kehutanan dan pemberdayaan masyarakat yang telah mendapatkan izin HKm yang berada
sekitar hutan. Kebijakan diarahkan di Kabupaten Sanggau (8.475 Ha, 10 unit)
dengan cara pemberian akses pengelolaan Provinsi Kalimantan Barat pada bulan
sumber daya hutan yang berkerakyatan September-November 2020. Lokasi HKm yang
dan berkeadilan melalui pengembangan diteliti berada di Kecamatan Jangkang,
PS. Keberadaan PS diharapkan dapat Kembayan dan Noyan pada 10 Izin Usaha
mendukung pembangunan berkelanjutan Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan
dimana aspek sosial, ekonomi, dan (IUPHKm).
ekologi menjadi kekuatan yang saling Penelitian dilakukan dengan metode
mengisi dan menjaga potensi serta survey. Pengambilan sampel masyarakat
kemampuan desa untuk mensejahterakan dilakukan secara purposive sampling, yaitu
kehidupan desa terutama pada desa-desa masyarakat yang menjadi anggota HKm untuk
di sekitar hutan. melakukan penilaian terhadap program
Hutan Kemasyarakatan (HKm) di pemberdayaan di lokasi HKm yang
Kabupaten Sanggau yang saat ini di pengumpulan datanya dilakukan dengan
bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan pengisian kuesioner. Wawancara mendalam
Hutan (KPH) Sanggau Timur merupakan dilakukan kepada para informan kunci, yaitu
salah satu model PS yang memberikan perwakilan pemerintah provinsi, kabupaten,
hak akses pengelolaan hutan kepada kecamatan dan desa, pihak Lembaga Swadaya
masyarakat. Selain itu pemberian izin Masyarakat, sektor swasta, dan tokoh-tokoh
pengelolaan diharapkan dapat masyarakat (kepala adat, tumenggung) yang
meningkatkan kapasitas pengelolanya terlibat dan mengetahui kegiatan pemberdayaan
serta meningkatkan perekonomian masyarakat yang telah dilakukan di lokus
masyarakat. Pada pemberdayaan penelitian.
masyarakat di sekitar hutan, maka Pada pengumpulan informasi terkait bentuk
Häyrinen dkk. (2016) dan Ming’ate dkk. penerapan PS dan pemberdayaan masyarakat
(2014) dalam Golar dkk. (2017) yang sudah/sedang dilakukan, informasi
menjelaskan bahwa peningkatan akses didapatkan dari persepsi masyarakat dan
masyarakat melalui skema-skema stakeholders yang dikumpulkan melalui diskusi
pemberdayaan menjadi hal yang penting terfokus dan pengisian angket/kuesioner. Data
untuk diperhatikan. Melalui pemberian yang diinventarisasi data-data sebagai berikut
akses maka peluang peningkatan sebagaimana meliputi aspek-aspek Martina
kesejahteraan masyarakat akan semakin (2016), yaitu:
besar. Program-program pemberdayaan 1. Sumber daya Manusia, meliputi: kapasitas
masyarakat, baik yang diprakarsai individu; kapasitas entitas/kelembagaan;
pemerintah maupun pihak donor yang kapasitas sistem jejaring
ada diharapkan mampu untuk menjadi 2. Peningkatan terhadap Usaha Masyarakat,
jembatan di dalam menyeimbangkan laju mencakup: Pemilihan komoditas dan jenis
pembangunan dan pengentasan masalah usaha; Studi kelayakan dan perencanaan
kemiskinan. Penelitian ini bertujuan bisnis; Pembentukan badan usaha;
menguraikan kegiatan pemberdayaan Perencanaan investasi dan penetapan
masyarakat yang sudah dilakukan di sumber-sumber pembiayaan; Pengelolaan
beberapa izin HKm yang ada di SDM dan pengembangan karir; ada

208 Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2021


ISBN: 978-623-7571-39-1 e-ISBN: 978-623-7571-42-1

tidaknya dan tetap atau tidaknya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di


Lembaga keuangan dan pasar produk Hutan Kemasyarakatan Kabupaten
3. Pengetahuan dan Persepsi terhadap Sanggau
lingkungan, antara lain: Manfaat Program PS merupakan bagian dari
lingkungan SDAH; Keberadaan pembangunan desa yang bertujuan untuk
konflik sosial; Keberadaan konflik meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
tanah/lahan; Keberadaan illegal dan kualitas hidup manusia, serta
logging dan kriminalitas lainnya; penanggulangan kemiskinan melalui
Keberadaan bencana alam, pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
4. Kejelasan dan konsistensi managerial sarana dan prasarana desa, pengembangan
kelembagaan, pada empat komponen: potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
Komponen person; Komponen sumber daya alam dan lingkungan secara
kepentingan; Komponen aturan; berkelanjutan (Pasal 78 Ayat 1 UU Nomor 6
Komponen organisasi/kelembagaan Tahun 2014 tentang Desa).
5. Dukungan Pendampingan dari Peraturan Menteri LHK Nomor 83 Tahun 2016
Stakeholders, misalnya: Peranan tentang Perhutanan Sosial Pasal 61 Ayat 1
instansi pemangku pendampingan sampai dengan 3 menjelaskan bahwa
Perhutanan Sosial, baik sebagai Pemerintah dan Pemerintah Daerah
eksekutor (implementator) maupun memfasilitasi pemegang HPHD, IUPHKm,
katalisator (pendamping); Peranan IUPHHK-HTR, Kemitraan Kehutanan dan
Pendamping non instansi pemerintah Pemangku Hutan Adat. Fasilitasi yang
(ada tidaknya pendamping, diberikan meliputi fasilitasi pada tahap usulan
intensif/tidak kegiatan permohonan, penguatan kelembagaan,
pendampingan, kompetensi peningkatan kapasitas termasuk manajemen
pendamping); Peranan Pemerintah usaha, pembentukan koperasi, tata batas, area
Desa; Peranan Perguruan Tinggi kerja, penyusunan rencana pengelolaan hutan,
Analisa data mengacu pada kriteria rencana kerja usaha, dan rencana kerja tahunan,
dan indikator pada penerapan perhutanan bentuk-bentuk kegiatan kemitraan kehutanan,
sosial dan program pemberdayaan yang pembiayaan, pasca panen, pengembangan
telah disusun. Pengukuran menggunakan usaha dan akses pasar.
metode skoring dengan skala 0-3, untuk Disampaikan oleh KPH Sanggau Timur bahwa
mengidentifikasi persepsi responden beberapa pendampingan yang pernah diberikan
terhadap informasi/ pernyataan. Untuk kepada masyarakat selama pengelolaan hutan
pernyataan positif yang meliputi 4 pilihan di bawah KPH sejak tahun 2019, antara lain:
yaitu Setuju (3), Ragu-Ragu (2), Tidak 1. Fasililitasi legalitas kelompok usaha,
Setuju (1) dan Tidak Tahu (0). 2. Pendampingan tentang pengolahan hasil
Sedangkan untuk pernyataan negatif, hutan menjadi industri kreatif,
skoring penilaian berkebalikan dari 3. Mengikuti berbagai event promosi berupa
pernyataan positif, yaitu, Setuju (1), pameran di tingkat local, kabupaten,
Ragu-Ragu (2), Tidak Setuju (3) dan provinsi maupun nasional seperti di Gawai
Tidak Tahu (0). Hasil perolehan skoring Dayak, Peran ICRA, pameran
selanjutnya diklasifikasi dalam 5 INACRAFT, Pekan Raya Nusantara, dan
kategori, penerapan PS yaitu: Sangat lain-lain,
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat 4. Fasilitasi pemasaran produk di Griya
rendah. Kerajinan Dewan Kerajinan Nasional
Daerah (DEKRANASDA) Kabupaten
HASIL DAN PEMBAHASAN Sanggau,
5. Pelatihan / bimbingan teknis melalui Dinas
Perindagkop dan Dekranasda Kabupaten
Sanggau,

PANITIA PIPT KE-6 UNIVERSITAS TANJUNGPURA


Pontianak 24 Agustus 2021 209
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

6. Fasilitasi pinjaman modal bagi luar yang melakukan kegiatan pemberdayaan.


UKM, Ide-ide pemberdayaan belum dilakukan secara
7. Bantuan mesin dan peralatan kerja bottom up sesuai kebutuhan masyarakat, tapi
Sebelumnya, melalui Kerjasama berdasarkan program/kegiatan dari penggerak
pada program KLHK-ITTO (2015-2017), pemberdayaan. Karena pemberdayaan
bersama Pemerintah Desa Mobui dan masyarakat menjadi concern publik dan dinilai
Dinas Pariwisata, pernah dilakukan sebagai salah satu pendekatan yang sesuai
pendampingan berupa : dalam mengatasi berbagai masalah sosial, yang
1. Pembentukan kelompok sadar wisata dilaksanakan berbagai elemen mulai dari
dengan SK Kades Mobui, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
2. Studi banding ke Bali dan Lombok, melalui organisasi masyarakat sipil (Widayanti
3. Fasilitasi Desa Mobui sebagai Desa 2012).
Wisata Kabupaten Sanggau, Walaupun belum sepenuhnya bersifat
4. Fasilitasi penyusunan kesepakatan bottom up, tetapi kegiatan-kegiatan yang
adat dalam pengelolaan Riam Jito dilakukan telah menyesuaikan dengan potensi
Komplek alam yang ada, sehingga telah memberi
(ITTO dan KLHK, 2018). pengetahuan baru bagi masyarakat untuk
Selain itu, pada tahun 2020, KPH mengolah sumberdaya alam yang ada di sekitar
Sanggau Timur juga telah mencoba tempat tinggal mereka. Ini menunjukkan
memberikan penyuluhan kepada adanya penambahan pengetahuan dan wawasan
masyarakat tentang teknologi sederhana yang lebih luas bagi masyarakat, berarti terjadi
tepat guna dalam rangka menanggulangi peningkatan kapasitas masyarakat baik secara
kebakaran lahan melalui pemanfaatan individu maupun kelompok. Hal ini sejalan
kayu tebangan menjadi produk cuka kayu dengan konsep dari pemberdayaan Robbins,
(smoke liquid) dengan teknik destilasi. Chatterjee, dan Canda (dalam Ramos dan
Cuka kayu tersebut dapat menjadi Prideaux, 2014) yang mengemukakan bahwa
unggulan untuk membantu mempercepat pemberdayaan adalah proses yang
proses koagulasi hasil okulasi getah/karet menggambarkan sarana dimana individu dan
bakwan hasil sadap masyarakat. Produk kelompok memperoleh kekuasaan, akses ke
ini mendapat respon positif dari sumberdaya dan keuntungan kontrol atas hidup
masyarakat. Masyarakat memiliki mereka.
alternatif untuk mempercepat
penggumpalan karet sehingga waktu Penilaian Masyarakat Tentang Program
mereka untuk menyadap karet akan lebih Perhutanan Sosial dan Pemberdayaan
optimal. Masyarakat
Perhutanan sosial merupakan wujud
keberpihakan negara pada konsep
pembangunan hutan yang diharapkan dapat
mengakomodir kebutuhan dan kesejahteraan
masyarakat di sekitar hutan (Nandini, 2013).
Melalui kebijakan ini, beberapa hal yang
dikehendaki oleh Pemerintah yaitu:
1. Menciptakan dan mempercepat pemerataan
akses distribusi aset sumber daya hutan;
Source: (doc. KPH Sanggau Timur, 2020 dan Tim 2. Menyelesaikan konflik tenurial di
Peneliti, 2020) Kawasan hutan; dan
Gambar 1. Penyuluhan Teknologi Cuka 3. Mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
Kayu Oleh KPH Sanggau Timur kesejahteraan masyarakat yang tertinggal
di dalam dan di sekitar Kawasan hutan.
Kegiatan pemberdayaan yang sudah
dilakukan umumnya digagas oleh pihak

210 Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2021


ISBN: 978-623-7571-39-1 e-ISBN: 978-623-7571-42-1

Berdasarkan hasil pengisian angket, ataupun sesudah ada aturan tentang HKm ini
sebagaimana yang ditampilkan pada tabel aktifitas sehari-hari kami ya dari dulu dan
berikut, masyarakat menilai bahwa sekarang pun tetap begini, rumah kami di sini,
program PS dengan skema HKm cari makan juga di sini”. Para Penyuluh dan
memiliki potensi penerapan yang sangat Pendamping PS menyampaikan bahwa
tinggi/sangat baik. sebagaimana kebijakan yang berlaku, adanya
program PS skema HKm adalah memberikan
legalitas atau kepastian hukum kepada
masyarakat untuk dapat mengakses dan
memanfaatkan kawasan hutan negara (baik
hutan lindung maupun hutan produksi) untuk
Tabel 1. Penilaian Masyarakat Tentang membantu meningkatkan kesejahteraan
Program Perhutanan Sosial mereka. Legalitas tersebut didapatkan melalui
pengusulan kelompok masyarakat yang
selanjutnya disahkan melalui keputusan Bupati
(dahulu) ataupun dengan keputusan Menteri
atau Gubernur (saat ini).
Pada pengusulan HKm, telah dilengkapi
dengan persyaratan berupa jumlah anggota,
struktur dasar organisasi (seperti ketua,
sekretaris, bendahara, dan lain sebagainya).
Organisasi HKm diselenggarakan dalam bentuk
Masyarakat pemilik IUPHKm Kelompok Tani (Poktan) maupun Gabungan
menyebutkan bahwa pada aspek Kelompok Tani (Gapoktan). Dalam
kelembagaan, IUPHKm disahkan oleh pengusulan, organisasi mereka telah memiliki
Bupati (Pemilik 5 unit IUPHKm, dengan rencana kerja dan jenis usaha perhutanan sosial
penetapan tahun 2012 dan 2013) ataupun (UPS) yang akan dilaksanakan. Oleh karena
Menteri LHK (pemilik 5 unit IUPHKm, itu, ketika dikonfirmasi kepada masyarakat
dengan penetapan tahun 2017). Adanya terkait permasalahan keberadaan ketetapan
ketetapan yang sah tersebut memberikan yang sah maupun struktur organisasi dan uraian
makna kepada mereka bahwa berbagai tugas yang jelas, masyarakat mengakui hal-hal
kegiatan yang mereka lakukan di dalam tersebut telah terpenuhi di kelompok IUPHKm
Kawasan Hutan Negara ini, baik mereka.
bermukim, bersawah/berladang, Pada kelompok HKm memiliki aturan
menoreh/ menyadap dan atau mengambil bersama yang telah disepakati pada awal
hasil hutan lainnya untuk memenuhi pengusulan HKm. Kesepakatan meliputi
kebutuhan hidup dasar mereka adalah hal kepengurusan organisasi HKm, tata cara
yang tidak melanggar hukum. Salah pengelolaan HKm, data potensi hasil hutan dan
seorang warga berpendapat “Kami setuju rencana kegiatan usaha perhutanan sosial
dengan adanya penetapan daerah kami (UPS). Organisasi juga dilengkapi dengan
sebagai HKm, ijin ini memberikan kami Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga.
legalitas, dan membantu kami menjaga Namun, realisasi misalnya tentang pertemuan
kawasan hutan kami sebagai tempat rutin/regular anggota masih belum berjalan
hidup kami dari sawit ataupun optimal. Salah satu pengurus kelompok
perusahaan-perusahaan yang ingin IUPHKm menjelaskan “sampai dengan saat ini,
menguasai hutan kami”. Namun, kategori rutinnya rapat kalau ada kunjungan
keberadaan peraturan tersebut tidak pendamping. Karena terus terang kami masih
berimplikasi terlalu besar terhadap bingung, terkait pembahasan apa yang perlu
aktifitas mereka sehari-hari. Salah dirapatkan, terus bagaimana pendanaan
seorang warga menyebutkan “sebelum rapatnya.” Hal ini mengindikasikan bahwa

PANITIA PIPT KE-6 UNIVERSITAS TANJUNGPURA


Pontianak 24 Agustus 2021 211
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

kemampuan masyarakat terkait fungsi Meskipun sampai dengan saat ini tidak
kelompok HKm dan bagaimana terdapat sengketa/konflik terkait pemanfaatan
menerapkan lahan di setiap tempat yang ber-IUPHKm,
pengorganisasian/pengelolaan kelompok namun masyarakat berpendapat bahwa
belum dipahami. Secara langsung, hal ini terdaftarnya mereka sebagai anggota HKm
memberikan efek terhadap rencana adalah menjadi legalitas kaplingan/petakan
pemanfaatan hasil hutan sebagai KUPS yang mereka kelola di Kawasan hutan,
pun belum mampu mereka koordinir sehingga jika terdapat masalah
secara bersama-sama sebagai usaha (konflik/sengketa) dengan pihak lain,
perhutanan sosial. Disebutkan pada masyarakat dapat mempertahankan hak mereka
pertemuan pengumpulan informasi, atas tanah kelola di kawasan hutan negara
warga menyampaikan bahwa: “yang kami tersebut. Hak-hak mereka untuk dapat
tahu, secara hukum negara telah memanfaatkan hasil hutan dan atau kewajiban
mengakui masyarakat untuk mengambil mereka untuk memanfaatkan hasil hutan
hasil hutan, tetapi untuk kegiatannya dengan cara yang bijaksana untuk mendukung
sendiri dengan adanya HKm masih belum kehidupan mereka sehari-hari telah dipahami
ada. Usaha-usaha yang disebutkan dalam masyarakat sepenuhnya. Kondisi ini akan
UPS semuanya masih sendiri-sendiri mendukung keterlibatan dan peran serta
karena hasilnya pun memang dari masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan
petakan kami sendiri.” berbasis sumberdaya (Roslinda dkk. 2020)
Penilaian masyarakat terhadap Oleh karena itu, sosialisasi keberadaan
keanggotaan HKm, disampaikan bahwa kawasan hutan negara, serta adanya kebijakan
keanggotaan setiap HKm di masing- perhutanan sosial dinilai telah berjalan dengan
masing IUPHKm telah diakui secara de tepat. Masyarakat telah menyadari untuk
jure, karena nama-nama anggota HKm pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK di
terlampir di dalam SK Penetapan hutan lindung, dan pemanfaatan HHBK, jasa
IUPHKm.yang ditandatangani oleh lingkungan dan HHK dalam jumlah yang
Bupati/Gubernur/Menteri. Masyarakat terkontrol di hutan produksi. Namun,
yang terlibat adalah berdasarkan Kartu keberadaan kebijakan Perhutanan sosial ini
Keluarga, yang tergabung ke dalam masih harus ditindaklanjuti dengan
kelompok tani (Poktan) ataupun penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dan
gabungan kelompok (Gapoktan). Sifat pemberdayaan masyarakat sekitar hutan agar
keanggotaan tetap untuk masa 35 tahun masyarakat tidak hanya mendapatkan hasil
sesuai dengan masa ijin HKm. hutan untuk pemenuhan kebutuhan dasar harian
Kepengurusan dapat berganti 3 atau 5 mereka saja tetapi juga dapat meningkatkan
tahun sekali sebagaimana yang diatur kapasitas dan kemandirian masyarakat untuk
dalam AD/ART masing-masing mewujudkan kesejahteraannya.
Kelompok IUPHKm. Namun, dari hasil Masyarakat menilai bahwa program HKm
wawancara disampaikan bahwa anggota telah disertai dengan pemberdayaan
kelompok HKm cenderung enggan untuk masyarakat. Masyarakat dilibatkan dalam
terlibat kepengurusan. Anggota HKm penyusunan potensi RKUPS (Rencana Kerja
masih berfikir bahwa keterlibatan mereka Usaha Perhutanan Sosial) dan RKT (Rencana
dalam kepengurusan akan menambah Kerja Tahunan) ketika mengusulkan penetapan
beban atau tanggung jawab mereka. IUPHKm. Namun, masyarakat masih
Mereka pun cenderung tidak tahu harus membutuhkan dalam mengisi keberlangsungan
berbuat apa dan keuntungan apa saja IUPHKm. Beberapa pelatihan dan bimbingan
yang akan mereka dapatkan jika terlibat teknis telah dilaksanakan oleh pemerintah
dalam kepengurusan di kelompok melalui instansi-instansi teknis tertentu yang
IUPHKm. melibatkan perwakilan masyarakat anggota
HKm, namun perwakilan masyarakat tersebut

212 Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2021


ISBN: 978-623-7571-39-1 e-ISBN: 978-623-7571-42-1

merasa belum menjadi sebuah kewajiban masyarakat dari sumberdaya hutan. Bentuk
bagi dirinya untuk mentransfer informasi pemberdayaan diarahkan pada penguatan usaha
atau pengetahuan atau keterampilan yang masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya
didapatkannya tersebut kepada anggota dan potensi hutan yang ada. Masyarakat dapat
lainnya sehingga informasi yang didapat, mengembangkan kapasitasnya ketika sudah
hanya sebatas untuk diri sendiri. mendapatkan akses dan kontrol terhadap
Selanjutnya, pengetahuan/keterampilan sumberdaya yang ada dan memperoleh manfaat
tersebut, umumnya tidak diaplikasikan dari sumberdaya tersebut. Peningkatan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga kapasitas masyarakat secara individu perlu
tidak menumbuhkembangkan didukung dengan kelembagaan sosial yang kuat
pengetahuan maupun potensi kreatifitas pula untuk mendukung program pemberdayaan
yang ada. Mereka menyampaikan, masyarakat dapat mencapai tujuannya.
misalnya pada pelatihan
kerajinan/anyaman, terkadang
bimbingan/pelatihan diberikan kepada UCAPAN TERIMA KASIH
orang-orang itu saja, atau tidak sesuai
dengan kebutuhan mereka. Ketiadaan Terima kasih disampaikan kepada Badan
informasi pasar akan mereka hadapi Litbang Provinsi Kaimantan Barat yang telah
ketika mereka telah menghasilkan produk mendanai penelitian ini pada tahun anggaran
adalah menjadi salah satu stagnannya 2020, dan kepada KPH Sanggau Timur serta
masyarakat pasca bimbingan/penyuluhan. masyarakat anggota HKm di Kabupaten
Ini menunjukkan pemberdayaan Sanggau yang sudah menjadi narasumber
masyarakat tidak hanya untuk penguatan dalam penelitian ini.
individu tetapi juga penguatan pranata-
pranata dan kelembagaan sosial yang DAFTAR PUSTAKA
mendukungnya. Menanamkan rasa ingin
berbagi, keterbukaan, bekerja sama, Chambers, R (1995). Pembangunan Desa
bekerja keras, bertanggung jawab Mulai dari Belakang. Yogyakarta:
merupakan bagian penting untuk LP3ES.
mendukung keberhasilan usaha
pemberdayaan masyarakat. Seperti yang Forests and Climate Change Programme
disampaikan oleh Noor (2011), bahwa (FORCLIME) (2015). Module Lembar
enabling, empowering dan protecting Singkat No. 6: April 2015, akses :
menjadi pilar utama pemberdayaan www.forclime.org › Briefing Note ›
masyarakat sebagai model pembangunan Bahasa
yang berbasis rakyat. Golar, Muis H, Ali MN. (2017). Efektivitas
Pemberdayaan Masyarakat Wilayah
KESIMPULAN Hutan Lindung: Penerapan Skema
Perhutanan Sosial di Desa Namo,
Program pemberdayaan masyarakat Journal of Environmental Management
yang dilakukan pada kawasan Hutan 16 (1): 51-59
Kemasyarakatan di Kabupaten Sanggau
difasilitasi oleh pihak Pemerintah ITTO dan KLHK. 2018. Project Completion
(Nasional, Provinsi, Kabupaten, Report ITTO Project TFL-PD-
Kecamatan dan Desa) dan lembaga 32/13.Rev 2.(M): Strengthening the
Swadaya Masyarakat yang bertujuan Capacity of Local Institutions to
meningkatkan kapasitas masyarakat Sustainably Manage Community
dalam memanfaatkan dan mengelola Forestry in Sanggau for Improving
sumberdaya hutan dan meningkatkan Livelihood. Kementerian Lingkungan
perekonomian serta kesejahteraan Hidup dan Kehutanan. Bogor.

PANITIA PIPT KE-6 UNIVERSITAS TANJUNGPURA


Pontianak 24 Agustus 2021 213
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

Martina. (2016). Lingkup dan Tahapan Empowerment Issues in Sustainable


Kegiatan Pemberdayaan Development, Journal of Sustainable
Masyarakat (ppt), Prodi Tourism, 22(3): 461-479
Agribisnis Fak PErtanian Univ
Malikussaleh, akses: Roslinda E, Listiyawati L, Ayyub, Fikri FA
http://repository.unimal.ac.id/115 (2020). The Involvement of Local
6/1/Tahapan%20Keg.%20Pember Community in Mangrove Forest
dayaan%20Masyarakat.pdf Conservation in West Kalimantan,
Jurnal Sylva Lestari 9(2): 291-301
Nandini R. (2013). Evaluasi Pengelolaan
Hutan Kemasyarakatan (HKm) Wibawa A. (2014). Pemberdayaan Masyarakat
Pada Hutan Produksi dan Hutan dalam Rehabilitasi Hutan Lahan melalui
Lindung di Pulau Lombok. Jurnal Program Kebun Bibit rakyat di desa
Penelitian Hutan Tanaman 10(1): Sumberrejo Kecamatan Tempel
43-55 Kabupaten Sleman, Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Kota, 10(2):
Noor M. (2011). Pemberdayaan 187-196
Masyarakat, Civis 1(2): 87-99
Widayanti. (2012). Pemberdayaan Masyarakat:
Ramos AM & Prideaux B. (2014). Pendekatan Teoritis, Jurnal Welfare,
Indigenous Ecotourism in The 1(1): 87-102
Mayan Rainforest of Palenque:

214 Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2021

Anda mungkin juga menyukai