Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS CONTOH PARTISIPASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KELOMPOK HUTAN YANG ADA DI INDONESIA

OLEH KELOMPOK 2:

Sahmira Musa (04342011098)

Aureli Titania (043422011066)

Zhakila Madilis (04342011082)

Nurul Ilma I.Alam (04342011067)

Dinasti Umaternate (04342011051)

Dia Arini P.Tuahuns (04342011010)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2022
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK TANI HUTAN NGUDI MAKMUR DI SEKITAR
KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini terdapat penyiapan petugas tenaga pemberdayaan dan penyiapan
lapangan. Petugas pemberdayaan pada kegiatan ini adalah I Putu Garjita, Indah Susilowati dan
Tri Retnaningsih Soeprobowati Bertempat di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang
merupakan kawasan hutan yang berdampingan dengan masyarakat yang tinggal disekitar
kawasan tersebut. Masyarakat sekitar kawasan TNGM merupakan masyarakat yang sudah
turuntemurun tinggal di daerah tersebut jauh sebelum kawasan TNGM di tetapkan sebagai
kawasan taman nasional.

Kawasan ini terletak di dua wilayah provinsi yaitu: Kabupaten Magelang, Boyolali dan
Klaten termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, serta Kabupaten Slemanmasuk kedalam wilayah
administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Tahap Pengkajian

Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat dan pelibatan masyarakat dalam upaya konservasi kawasan TNGM. Tingkat
keberdayaan anggota kelompok tani Ngudi Makmur di Dusun Turgo masih rendah
(powerless), baik dari aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi (Garjita dkk, 2013)
sehingga diperlukan strategi pemberdayaan masyarakat untuk memberikan power kepada
yang powerless, sehingga mereka memiliki power untuk melaksanakan proses aktualisasi-
eksistensidirinya.Dalamrangka meningkatkan keberdayaan masyarakat diperlukan strategi
pemberdayaan secara holistic yang melibatkan para pihak terkait.

Untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar hutan dalam hal ini kelompok tani hutan
Ngudi Makmur menggunakan pendekatan Pressure-StateResponse (PSR) terhadap TNGM.
Untuk mengetahui partisipasi masyarakat maka dilakukan penilaian terhadap partisipasi
langsung dan partisipasi tidak langsung masyarakat, dimana masing-masing obyek persepsi
ini dirinci lagi kedalam beberapa butir partisipasi yaitu sebagai berikut: (a) partisipasi
langsung (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan); (b) partisipasi tidak langsung (ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan ketaatan terhadap peraturan desa. Sama halnya
dengan persepsi, pengukuran partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan TNGM, juga
dilakukan dengan skoring dengan skala konvensional 1 – 10.
2. Tahap Perencanaa

Strategi pemberdayaan yang efektif dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitar


hutan dapat dilakukan melalui suatu kegiatan kerjasama antara pihak pengelola kawasan
konservasi, perguruan tinggi, pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Diharapkan dari upaya ini masyarakat dapat berperan aktif dalam kegiatan konservasi dan
pada akhirnya kesejahteraan masyarakat juga meningkat.

Pemberdayaan masyarakat di kawasan di sekitar kawasan TNGM harus memperhatikan


semua aspek secara komprehensif. Aspek ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya merupakan
satu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat di kawasan ini sangat tergantung pada penanganan ketiga aspek di
atas. Namun demikian dalam pemberdayaan kelompok tani Ngudi Makmur diperlukan
pilihan strategi dari beberapa alternatif untuk menjadikan kelompok tani lebih berdaya.

3. Tahap Pemformalisasi
Dalam merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar TNGM maka dikaji
berdasarkan kriteria pemanfaatan hutan secara lestari yaitu mencakup aspek ekonomi, sosial
budaya, dan ekologi. Dengan memperhatikan tiga aspek tersebut diharapkan kawasan
konservasi TNGM tetap terjaga dan masyarakat dapat memanfaatkan secara lestari.

a. Aspek Ekonomi

Kelestarian fungsi ekonomi kawasan hutan adalah terjaminnya fungsi taman nasional untuk
memberikan manfaat dengan tetap mempertahankan sistem penyangga kehidupan berbagai
spesies dan plasma nutfah asli serta ekosistem unik yang terdapat di dalamnya, dengan kriteria:
(1) tersedianya akses manfaat ekonomi dalam pembangunan wilayah, (2) tersedia insentif bagi
pelaku konservasi, dan (3) tersedianya akses pemanfaatan sumber plasma nutfah bagi budidaya.

b. Aspek Ekologi

Kelestarian fungsi ekologi adalah prinsip yang menjelaskan ukuran keberhasilan dari sisi
ekologi dan lingkungan, dengan kriteria terjaminnya fungsi ekosistem kawasan taman nasional.
Taman Nasional GunungMerapisebagaikawasankonservasi memang terbuka untuk dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat dengan mengedepankan azas kelestarian.

c. Aspek Sosial Budaya

Kelestarian fungsi sosial budaya, adalah terjaminnya fungsi taman nasional untuk
keberlangsungan manfaat sosial maupun budaya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan serta tatanan
pranata sosial yang diterima dan berlaku dalam kehidupan masyarakat setempat yang dicirikan
oleh: (1) hubungan harmonis budaya lokal dan sumberdaya alam, (2) terjaminnya ruang kelola
masyarakat, dan (3) kontribusi terhadap perkembangan pendidikan dan pengetahuan baru sumber
daya alam.

4. Tahap Pelaksanaan

Untuk menghindari kendala dalam implementasi program maka masyarakat harus memahami
maksud dan tujuan program. Tujuan dari program ini adalah unuk memberdayakan kelompok
tani berdasarkan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya dalam rangka mendukung
pengelolaan hutan berkelanjutan.

5. Tahap Evaluasi

Agar tujuan dari kegiatan pemberdayaan dapat dicapai secara optimal, maka dibutuhkan
pengawasan ileh masayarakat dan petugas program pemberdayaan dengan melibatkan semua
pihak (stakeholders) untuk melaksanakan peran dan fungsinya secara maksimal sesuai dengan
bidang tugas dan fungsi masing-masing. Kepada kelompok sasaran dilakukan pembinaan secara
simultan dari berbagai aspek. Dengan perkataan lain pembinaan harus dilakukan secara totalitas
terhadap semua aspek dan secara sinambung hingga kelompok tani betul-betul siap untuk
mandiri dengan segala bekal yang telah diberikan. Pelaksanaan pembinaan harus dilakukan oleh
tenaga-tenaga teknis dan profesionalsecara lintas dinas/instansiserta pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan (termasuk perguruan tinggi dan LSM).

6. Tahap Terminasi

Pada tahap ini proyek sudah diberhentikan karna masyarakat yang diberdayakan sudah
mampu mengubah kondisi yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai