Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2622-4690

Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682


KKN-PPM PENERAPAN SISTEM USAHA TANI TERPADU DAN
BERKELANJUTAN UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN
MASYARAKAT BERBASIS ZERO WASTE FARMING SYSTEM
Sri Anjar Lasmini1*, Tarsono2, Nur Edy1
1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako
2
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako
Jln. Soekarno Hatta Km. 9 Palu 94118 Sulawesi Tengah Indonesia
e-mail: srianjarlasmini@gmail.com

ABSTRAK
Sistem usaha tani terpadu adalah suatu sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga
diharapkan dapat menjadi solusi alternatif peningkatan produktivitas lahan, konservasi lingkungan serta
pengembangan desa secara terpadu,sedangkan sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan
petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Indikator tercapainya
sistem pertanian berkelanjutan adalah lingkungan lestari, ekonomi meningkat (sejahtera), dan secara
sosial diterima oleh masyarakat petani. Dalam praktek sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan adalah
pengintegrasian antara tanaman dan ternak.Program KKN-PPM bertujuan untuk membantu masyarakat
dalam mengembangkan sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan melalui sistem integrasi tanaman dan
ternak berbasis zero waste farming systemsebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi lahan
dan sumberdaya lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Target khusus yang
ingin dicapai adalah: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan
sumber daya lahan secara optimal agar pendapatan masyarakat meningkat. Untuk mencapai tujuan dan
target tersebut,akan dilakukan pemberdayaan masyarakatdengan fokus kegiatan meliputi: (a) sosialisasi
program KKN-PPM, (b) penyuluhansistem usaha tani terpadu integrasi tanaman dan ternak, (c) pelatihan
teknologi usaha pertanian integrasi tanaman dan ternak berbasis zero waste farming system serta (f)
pendampingan dan pemberdayaan bagi kelompok sasaran program. Hasil pelaksanaan program KKN-
PPMTahun 2018yang diikuti sebanyak 30 orang mahasiswayang ditempatkan di tiga desa, yaitu Desa
Wani I, Desa Wani Lumbumpetigo dan Desa Wanit III telah melaksanaan program yang meliputi
program wajib yaitu sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan melalui sistem integrasi tanaman dan
ternak berbasis zero waste farming system serta program pilihan berupa bina lingkungan, kegiatan sosial,
oleh raga, seni, dan budaya. Program integrasi tanaman dan ternak berbasis zero waste farming system
telah mengembangkan pupuk organik dan penanaman hijauan pakan serta budidaya tanaman sayuran
melalui konsep RPL.

Kata kunci: Usaha tani terpadu dan berkelanjutan, zero waste farming system

Pendahuluan ekor, dan ayam ras sebanyak 142.000 ekor


Kecamatan Tanantovea Kabupaten (BPS Kab. Donggala, 2015). Meskipun
Donggala dikenal memiliki sumberdaya alam potensi sumberdaya yang dimiliki oleh
yang cukup potensial antara lain lahan sawah masyarakat begitu besar namun faktanya
mencapai 138 ha, lahan perkebunan banyak masyarakat yang hidup ditengah-
mencapai 1.171 ha, padang rumput seluas tengah kekayaan sumberdaya yang dimiliki
505 ha, pertanian ladang seluas 298 ha dan dalam kondisi yang memprihatinkan. Banyak
lahan yang tidak diusahakan mencapai 1.846 masyarakat masih tergolong miskin. Hal
ha.Selain itu juga memiliki populasi ternak tersebut disebabkan karena masyarakat tidak
sapi sebanyak 2.261ekor, ternak kambing memiliki ketrampilan yang memadai dalam
sebanyak 1.796 ekor, ayam buras 12.413 menggerakkan potensi sumberdaya yang
86
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
dimiliki tersebut. Teknologi budidaya yang Integrasi usaha tanaman dan ternak
diterapkan dalam kegiatan usaha tani masih dikategorikan sebagai salah satu bentuk
bersifat konvensional dan tradisional, kurang penerapan usaha tani terpadu (terintegrasi)
menerima adopsi teknologi serta kurangnya melalui pendekatan low external input
tenaga pendamping yang dapat mengarahkan agriculture yang dapat menunjang pertanian
masyarakat dalam melakukan aktivitas usaha berkelanjutan. Menurut Food Agriculture
tani Organisation (2001) integrasi usaha ternak
Untuk membantu masyarakat dalam dan tanaman dengan pendekatan low external
menggali dan memanfaatkan potensi input agriculture (LEIA) merupakan salah
sumberdaya yang dimiliki, program KKN- satu bentuk usaha tani yang tepat diterapkan
PPM ini dirancang untuk melakukan pada kondisi kepemilikan lahan relatif sempit
pendampingan kepada masyarakat untuk seperti di Indonesia. Ciri utama integrasi
mengembangan sistem pertanian yang lebih tanaman ternak adalah adanya sinergisme
konfrehensif yaitu sistem pertanian terpadu atau keterkaitan yang saling menguntungkan
dan berkelanjutan.Sistem pertanian terpadu antara tanaman dan ternak. Petani
adalah suatu sistem yang menggabungkan memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk
kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, organik untuk tanamannya, kemudian
kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai
pertanian dalam satu lahan, sehingga pakan ternak (Ismail dan Djajanegara, 2004).
diharapkan dapat menjadi solusi alternatif Program KKN-PPM bertujuan untuk
bagi peningkatan produktivitas lahan, membantu masyarakat sasaran dalam
konservasi lingkungan serta pengembangan meningkatkan pengetahuan dan
desa secara terpadu. sedangkan sistem keterampilannya dalam mengelola
pertanian berkelanjutan adalah suatu sistem sumberdaya lahan secara optimal melalui
pertanian yang ditujukan untuk mengurangi penerapan pertanian terpadu dan
kerusakan lingkungan, mempertahankan berkelanjutan berbasis zero waste farming
produktivitas pertanian, meningkatkan system. Sasaran yang ingin dicapai dari
pendapatan petani dan meningkatkan program KKN-PPM ini adalah meningkatnya
stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat pengetahuan dan ketrampilan masyarakat,
di pedesaan. Indikator tercapainya sistem dalam menggerakkan potensi sumberdaya
pertanian berkelanjutan adalah lingkungan lahan yang dimiliki untuk peningkatan
lestari, ekonomi meningkat (sejahtera), dan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
secara sosial diterima oleh masyarakat
petani. Dalam praktek sistem pertanian Metode Pelaksanaan
terpadu dan berkelanjutan adalah
pengintegrasian antara tanaman dan ternak. Waktu dan Tempat
Sistem integrasi tanaman dengan ternak Program KKN-PPM dilaksanakan di
khususnya antara tanaman pangan dan ternak wilayah kecamatan Tanantovea yakni di
secara tradisional sudah diterapkan petani Desa Wani I, Wani Lumbumpetigo, dan Desa
sejak lama dan masih bertahan hingga kini. Wani III. Waktu pelaksanaan yaitu Bulan
Sistem usaha pertanian integrasi ini April 2018 sampai dengan Mei 2018 dan
diterapkan untuk menopang perekonomian Bulan Juli 2018 sampai dengan Agustus
petani kecil di pedesaan. Integrasi tanaman 2018
ternak mengemban tiga fungsi pokok yaitu
memperbaiki kesejahteraan dan mendorong Metode Pelakanaan
pertumbuhan ekonomi, memperkuat Pelaksanaan KKN-PPM untuk
ketahanan pangan dan memelihara penyelesaian permasalahan yang dihadapi
keberlanjutan lingkungan. (Pasandaran, oleh masyarakat sasaran dibagi ke dalam tiga
Djajanegara, Kariyasa dan Kasryno,2005) tahapan utama yaitu : (1). Persiapan dan
pembekalan, (2). Pelaksanaan, dan (3).
87
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
Evaluasi. Adapun mekanisme pelaksanaan disajikan seperti bagan alir sebagai berikut :
program KKN PPMsecara berurutan

Observasi Lokasi Kegiatan dan


program Kegiatan

Rekruitmen mahasiswa KKN-PPM

Masyarakat

Sosialisasi kelompok sasaran

Mahasiswa
Kelompok terlatih
sasaran
Pembagian kelompok
Pembagian kelompok /
lokasi pendampingan
desa

4 kelompok Pelaksanaan Program Kelompok


/desa KKNPPM mahasiswa

Pelatihan dan demplot pertanian lahan


kering terpadu dan berkelanjutan

Evaluasi dan Monitoring

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM

Persiapan dan Pembekalan menyamakan persepsi dan


a. Persiapan, meliputi : pemahaman tentang latar belakang
1) Penentuan lokasi sasaran pelaksanaan KKN-PPM, tujuan dan
mahasiswa KKN-PPM sasaran kegiatan, rencana dan
2) Rekrutmen mahasiswa peserta implementasi program/kegiatan serta
KKN-PPM monitoring dan evaluasi
3) Observasi lapangan dan program/kegiatan. Selama
sosialisasi kepada masyarakat pembekalan kepada mahasiswa
sasaran. peserta KKN-PPM akan diberikan
materi tentang: (a) mekanisme
b. Pembekalan Mahasiswa Peserta pelaksanaan kegiatan KKN-PPM, (b)
KKN-PPM teknis khusus dalam penerapan
Pembekalan bagi mahasiswa peserta pertanian terpadu berbasis zero waste
KKN-PPM akan dilakukan sebelum farming system, (c) dinamika
terjun ke masyarakat melakukan kelompok, serta (d) konsep
pendampingan dan pemberdayaan pendampingan dan teknik
bagi warga kelompok sasaran pemberdayaan masyarakat.
program. Hal ini bertujuan untuk

88
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
Pelaksanaan pengelolaan limbah rumah tangga dan limbah
Pelaksnaan program KKN-PPM pertanian dilakukan dalam bentuk demplot di
berlangsung selama 2 bulan di wilayah salah satu atau beberapa tempat yang
kecamatan Marawola tepatnya di 3 desa yang disepakati oleh masyarakat. Kegiatan
telah disepakati oleh Camat Tanantovea yaitu tersebut dilakukan dengan pendekatan
: Desa Wani I, Wani Lumbumpetigo, dan budaya dan kearifan lokal, hal ini
Wani III. Dalam pelaksanaannya metode dimaksudkan agar masyarakat tidak merasa
yang digunakan adalah penyuluhan, kehilangan budaya dan adat isitiadat mereka.
pelatihan, demontrasi dan demplot Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN-
percontohan, serta pendampingan masyarakat PPM berperan sebagai motivator agar proses
yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang pemberdayaan dapat berlangsung dengan
sebelumya telah dibekali tentang materi yang baik.
akan dilakukan di lapangan. c. Monitoring dan Evaluasi
Langkah-langkah yang diperlukan Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi untuk mengetahui perkembanganpelaksanaan
kelompok sasaran yaitu: kegiatan, dan menilai kesesuaian kegiatan
a. Pelatihan yangtelah dilaksanakan dengan perencanaan..
Pelatihan dilakukan pada saat
pelaksanaan di lapang dan diikuti oleh60 Hasil dan Pembahasan
orang peserta yang merupakan wakil dari Pelaksanaan pelatihan
masing-masing warga kelompok Pelatihan tentang sistem pertanian
sasaran.Jenis pelatihan yang dilakukan terpadu dilaksanakan untuk meningkatkan
meliputi: pengetahun, ketrampilan dan sikap
a) Teknik pertanian lahan kering terpadu masyarakat dalam mengembangkan sistem
dan berkelanjutan, pertanian terpadu berbasis zero waste system.
b) Teknik budidayatanaman, Materi yang disampaikan dalam pelatihan
tersebut adalah :
c) Teknik mengelola usaha peternakan,
a) Teknik pertanian lahan kering terpadu
d) Teknologi pengolahan hasil pertanian,
dan berkelanjutan,
e) Teknologi pengelolaan limbah rumah
b) Teknik budidayatanaman,
tangga,
c) Teknik mengelola usaha peternakan,
f) Manajemen pemasaran serta
d) Teknologi pengolahan hasil pertanian,
g) Penguatan kelembagaan masyarakat.
e) Teknologi pengelolaan limbah rumah
b. Pelaksanaan / penerapan teknologi
tangga,
Pelaksanaan teknologi pengembangan
lahan kering dan pengelolaan limbah rumah f) Manajemen pemasaran serta
tanggadan limbah pertanian untuk diolah g) Penguatan kelembagaan masyarakat.
menjadi produk-produk yang dapat
bermanfaat dalam menunjang program
pertanian lahan kering terpadu, seperti
mengolah limbah rumah tangga bersama
limbah pertanian untuk produksi pupuk
organikdilakukan oleh masyarakat bersama
dengan mahasiswa KKN-PPM. Pelaksanaan
teknologi pengembangan lahan kering
dilakukanyang meliputi teknologi budidaya
tanaman perkebunan dan teknologi budidaya
pakan ternak serta pengembanganusaha
peternakandilakukan pada masing-masing
lahan masyarakat, sedangkan teknologi
89
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
Gambar 2. Pelatihan sistem pertanian terpadu di mempunyai kandungan bahan organik tanah
Desa Wani I (atas) dan Wani III yang rendah (<2%). Oleh karena itu,
(bawah) penggunaan bahan organik untuk
Dalam kegiatan pelatihan tersebut memperbaiki produktivitas lahan perlu
masing-masing desa sasaran program digalakkan. Limbah pertanian adalah sisa
melakukan kegiatan pelatihan sehingga tim dari proses produksi pertanian. Limbah
pelaksana mengundang para pakar untuk pertanian antara lain dapat berupa jerami
menyampaikan materi pelatihan. tanaman pangan, limbah tanaman
Demplot Pertanian Terpadu perkebunan, dan kotoran ternak. Limbah
Pelaksanaan demplot pertanian pertanian yang mengalami proses pelapukan
terpadudi Kecamatan Tanantovea terbagi atau fermentasi secara alami maupun melalui
menjadi dua, yaitu penyuluhan lahan kering bantuan aktivator akan menghasilkan pupuk
terpadu dan penyediaan sekaligus penanaman organik. Pupuk organik dipercaya sebagai
MPTS di ketiga desa. Dalam kegiatan pupuk yang lengkap walaupun dalam jumlah
penyuluhan dihadiri oleh dosen-dosen kecil tetapi mengandung unsur makro dan
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dan mikro yang dibutuhkan tanaman.
masyarakat setempat. Ketersediaan pupuk organik dalam jumlah
dan kualitas yang memadai dapat menjadi
dasar terwujudnya pembangunan pertanian
berkelanjutan. Pengunaan pupuk organik
selain dapat memperbaiki struktur tanah juga
dapat meningkatkan produktivitas lahan
(Nurhayati dkk, 2015).
Pengelolaan Limbah Pertanian ini
mencakup dua program utama/wajib yaitu
pembuatan demplot bak pengomposan dan
pengolahan limbah lokal sebagai pupuk
organik. Kedua program tersebut dapat
terlaksana dengan sangat baik di ketiga desa.
Masyarakat pun tampak antusias untuk
mengambil bagian dalam program ini. Di
setiap desa terdapat satu buah bak
pengomposan permanen yang berada di atas
tanah dan dua buah bak pengomposan semi
permanen yang berada di dalam tanah.
Terdapat juga bak-bak kecil sederhana yang
dibuat atas inisiatif warga desa di
pekarangannya masing-masing.
Pengembangan kompos dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan
pengumpulan limbah pertanian yang
dilaksanakan bersama-sama dengan
masyarakat segera setelah bak pengomposan
telah siap. Limbah yang digunakan
merupakan sisa hasil pertanian dan
Gambar 3. Penanaman dan peneyerahan bibit
peternakan maupun limbah organik rumah
MPTS
tangga. Beberapa bahan yang memiliki
Pengelolaan Limbah Pertanian kemiripan di tiga desa adalah sisa tanaman
Lahan pertanian di Indonesia, baik pisang (batang dan daun), serasah daun dan
lahan kering maupun lahan sawah, kotoran ternak. Setelah dilakukan

90
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
pencampuran bahan, maka ditambahkan Ketahanan pangan Indonesia tergolong
larutan EM-4 dengan perbandingan 1: 1 : sangat rawan mengingat areal yang
1000 untuk EM-4: gula: air. Larutan EM-4 diperuntukkan tanaman pangan sangat
ditambahkan dalam rangka mempercepat terbatas. Ancaman akan semakin besar bila
proses pengomposan. konversi lahan produktif menjadi lahan non
Tahap berikutnya merupakan pertanian tidak bisa dikendalikan. Saat ini,
pengontrolan oleh masyarakat didamping laju konversi lahan sekitar 50-70 ribu ha per
oleh mahasiswa yang bertugas. Pengontrolan tahun dan potensial menjadi 100 ribu per
ini meliputi pembalikan bahan untuk tahun dengan meningkatnya pembangunan
meratakan suhu, dan penyiraman serta sektor pertanian. Dengan luas areal sawah
penambahan larutan EM-4 bila dirasakan sekitar 7.8 juta ha dan jumlah penduduk 240
perlu. juta jiwa, land man ratio Indonesia hanya
sekitar 325 m2. Indonesia sebagai negara
agraris dengan daratan yang sangat luas
memiliki land man ratio sangat rendah jika
dibandingkan dengan negara agraris di
ASEAN. Makanan pokok masyarakat
Indonesia hanya menggantungkan produksi
pangannya pada areal lahan sawah yang
luasnya kian menyempit. Oleh karenanya,
pemerintah harus mengambil langkah-
langkah strategis untuk meningkatkan
ketahanan pangan (Subiksa, unknown).
Kementerian Pertanian menginisiasi
optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui
konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL
adalah rumah penduduk yang mengusahakan
pekarangan secara intensif untuk
dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya
lokal secara bijaksana yang menjamin
kesinambungan penyediaan bahan pangan
rumah tangga yang berkualitas dan beragam.
Apabila RPL dikembangkan dalam skala
luas, berbasis dusun (kampung), desa, atau
wilayah lain yang memungkinkan, penerapan
prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Selain itu, KRPL juga mencakup upaya
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan
desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah,
rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka
hijau, serta mengembangkan pengolahan dan
pemasaran hasil. Prinsip dasar KRPL adalah:
(i) pemanfaatan pekarangan yang ramah
lingkungan dan dirancang untuk ketahanan
dan kemandirian pangan, (ii) diversifikasi
pangan berbasis sumber daya lokal, (iii)
konservasi sumberdaya genetik pangan
Gambar 4. Pengembangan kompos (tanaman, ternak, ikan), dan (iv) menjaga
kelestariannya melalui kebun bibit desa
Pengembangan Rumah Pangan Lestari
91
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
menuju (v) peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat (Litbang
Pertanian).
Program RPL inilah yang kemudian
coba juga diterapkan di Kecamatan
Tanantovea. Sosialisasi dan pendampingan
kelompok masyarakat memegang peranan
yang penting. Setiap mahasiswa bertanggung
jawab dalam mendampingi dua rumah tangga
Gambar 5. Pengembangan RPL
dalam pelaksanaan program RPL ini.
Mempertimbangkan situasi dan kondisi di
Pelaksanaan Program Tambahan
lapangan, maka terdapat dua model RPL Pelaksanaan program kerja tambahan
yang diterapkan, yaitu penerapan RPL diluar program kerja wajib memiliki porsi
berbasis bedeng untuk pekarangan luas dan 30% dari total keseluruhan kegiatan, atau
RPL berbasis vertikultur untuk lahan hanya 30 jam dari total 180 jam kerja efektif
pekarangan yang sempit. Pembuatan bedeng mahasiswa. Program ini berbeda di setiap
diterapkan dengan sistem pertanian yang desa karena program ini merupakan hasil
konvensional, sedangkan penerapan RPL kesepakatan antara mahasiswa dan warga
berbasis vertikultur menuntut kreatifitas serta perangkat desa setempat pada awal
mahasiswa dan juga masyarakat di lapangan. kegiatan. Program ini meliputi tiga bidang
Tidak hanya mempelajari teknik budidaya yaitu bidang kerohanian, bidang sosial
berinovasi teknologi, tetapi masyarakat juga budaya dan bidang olahraga dan seni.
belajar untuk memanfaatkan kembali limbah
daur ulang yang ada di sekitar untuk
Kesimpulan
pemanfaatan yang lebih baik. Berdasarkan hasil pelaksanaan program
Kerjasama antara mahasiswa dan KKN-PPM di Kecamatan Tanantovea tahun
masyarakat khususnya pemilik pekarangan 2018dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
terjalin dengan sangat baik, terbukti dengan program KKN-PPM Universitas Tadulako
terlaksananya program ini secara luas. Tahun 2018 ini, diikuti sebanyak 30 orang
Antusias warga terlihat dari inisiatif mereka mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, dan
untuk terlibat langsung dan bahkan kerinduan ditempatkan di tiga desa, yaitu Desa Wani I,
untuk menerapkan program ini secara luas, Desa Wani Lumbumpetigo dan Desa Wani
tidak hanya pada pemilik pekarangan yang III, telah melaksanakan kegiatan
menjadi percontohan tetapi masyarakat pengembangan sistem pertanian terpadu
kecamatan Tanantovea secara umum di berbasis zero waste farming system dengan
ketiga desa secara khusus menilik contoh memanfaatkan kotoran ternak menjadi
yang telah ditunjukkan. pupuk organik dan brangkasan / sisa tanaman
menjadi pakan ternak. Program tambahan
lainnya berupa kegiatan sosial, budaya, seni,
olahraga dan keagamaan dilaksanakan di
masing-masing desa sesuai dengab
permintaan masyarakat.

Ucapan Terima Kasih


Program KKN-PPM ini terlaksana atas
pembiayaan dari Direktorat Riset dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset Tekologi dan Pendidikan
Tinggi RI, melalui Program Pengabdian
92
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 86-93 p-ISSN : 2622-4682
Masyarakat Skema KKN-PPM Tahun Pasandaran E, Djajanegara A, Kariyasa K,
Anggaran 2018 sesuai dengan Kasryno F,. 2006. Kerangka konseptual
kontrakNomor: 021/SP2H/PPM/DRPM/2018, integrasi tanaman-ternak di Indonesia.
tanggal 9 Maret 2018. Dalam Integrasi Tanaman-Ternak di
Indonesia. (Eds.Pasandaran E, Kasryno F,
Fagi AM). Badan Penelitian dan
Daftar Pustaka
Pengembangan Pertanian, Departemen
BPS Sulawesi Tengah, 2012. Luas Lahan Kering Pertanian. hlm.11-31
di Sulawesi Tengah. Badan Pusat Statistik
Subiksa, Sukarman dan Ai Dariah. Prioritisasi
Sulawesi Tengah. Palu.
Pemanfaatan Lahan Kering untuk
BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka, 2015 Pengembangan Tanaman Pangan. E-book
Luas Lahan pertanian, perkebunan, dan oleh Litbang Pertanian diakses pada
lainnya di Kabupaten Donggala. Badan www.litbang.pertanian.go.id/buku/Lahan-
Pusat Statistik Kabupaten Donggala. Kering.../BAB-V-4.pdf
Palu.
Subiharta, B. Hartoyo dan H. Anwar. 2007.
Budiyanto, G.Pengelolaan Lahan Kering, Sebuah Teknologi Sistem Usahatani Integrasi
Model Pertanian Konservasi Di Kawasan Tanaman Dan Ternak Berbasis Tanaman
Hulu Das Jratunseluna Jawa Tengah. E- Pangan Di Lahan Kering. Pusat Penelitian
article diakses pada dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat,
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handl Bogor.
e/123456789/1819/LAHAN%20KERING.
Suriadikarta, D.A., Trihatini, D. Setyorini, dan
pdf?sequence=1&isAllowed=y
W. Hartatiek. 2002. Teknologi pengelolaan
Litbang Pertanian. Kawasan Rumah Pangan bahan organik tanah dalam Teknologi
Lestari. E-book Kementerian Pertanian Pengelolaan Lahan Kering Menuju
diakses pada Pertanian Produktif dan Ramah
www.litbang.pertanian.go.id/krpl/isi- Lingkungan. Pusat Penelitian dan
panduan.pdf Pengembangan Tanah dan Agroklimat,
Nurhayati, Ali Jamil, dan Rizqi Sari Anggraini. Bogor. hlm. 183−238.
Potensi Limbah Pertanian sebagai Pupuk Utomo, M. 2002. Pengelolaan Lahan Kering
Organik Lokal di Lahan Kering Dataran untuk Pertanian Berkelanjutan. Makalah
Rendah Iklim Basah. Balai Pengkajian utama pada Seminar Nasional IV
Teknologi Pertanian Riau Jl. Kaharuddin pengembangan wilayah lahan kering dan
Nasution No. 341 Marpoyan, Pekanbaru. pertemuan ilmiahtahunan himpunan ilmu
E-Journal diakses pada tanah Indonesia di Mataram, 27-28 Mei
pangan.litbang.pertanian.go.id/files/05- 2002
Nurhayati.pdf

93

Anda mungkin juga menyukai