Anda di halaman 1dari 9

Praja Nagarabhakti

e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx


Volume 1 No. 1, November 2023

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI DALAM BUDIDAYA


PERTANIAN SECARA ORGANIK DI DUSUN CITROSONO GRABAG
MAGELANG

Intan Nur Cahya1


Rachmad Jaya Ardiansyah2
Rakha Allaam Fadhlurohman3
Yusup Rifky Prasetyo4
Mira Dian Naufalina5
Universitas Tidar1,2,3,4,5
inttannurcahya@gmail.com , rachmadjaya24@gmail.com2, rakhaallaam@gmail.com3,
1

prasetyokiki859@gmail.com4, miradn@untidar.ac.id5
ABSTRAK
Program pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok melalui berbagai
kegiatan yang bertujuan memberikan keterampilan, pengetahuan, penguatan kemampuan, dan
kesadaran untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan masyarakat dari segi ekonomi, sosial,
budaya, dan pendidikan sehingga membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Program
ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan keterampilan anggota KWT tentang budidaya tanaman
hortikultura organik salah satunya tanaman cabai, serta penggunaan pupuk dan pestisida organik.
Program pemberdayaan ini ditujukan kepada salah satu Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di
Desa Citrosono yaitu KWT Citromakmur Dusun Citrosono mengenai pemanfaatan lahan perkarangan
melalui budidaya tanaman hortikulura secara organik. Metode yang digunakan dalam program ini
meliputi persiapan (koordinasi dan observasi), pelaksanaan (sosialisasi dan praktik) dan evaluasi
(wawancara). Berdasarkan program yang telah dilaksanakan oleh kelompok KKN 44 Universitas Tidar
memberikan dampak yang positif dan bermanfaat bagi anggota kelompok tani wanita Dusun Citrosono
antara lain meningkatkan pemahaman dan ketrampilan anggota KWT dalam usaha budidaya pertanian
secara organik melalui kegiatan pembibitan cabai secara organik, pengenalan dan pengaplikasian
penggunaan pupuk dan pestisida organik, sehingga menciptakan kemandirian pangan dan
meningkatkan perekonomian keluarga anggota KWT serta bermanfaat bagi kelompok-kelompok
masyarakat yang lain.

Kata Kunci : Budidaya, kelompok wanita tani, pemberdayaan, pertanian organik


ABSTRACT
An empowerment program is an effort by a person or a group through various activities to provide
skills, knowledge, capacity building and awareness to increase independence and empower the
community economic, social, cultural and educational aspects to help solve the various problems
encountered. This program aims to determine the knowledge and skills of KWT members about the
cultivation of organic horticultural crops, including peppers, as well as the use of organic fertilizers
and pesticides. This empowerment program is for one of the Women Farmer Groups (KWT)
Citromakmur in Citrosono Village about using the yard land by growing organic horticultural crops.
Methods used in this program include preparation (coordination and observation), implementation
(socialization and practice) and assessment (interview). Based on the program carried out by the
Universitas Tidar KKN group 44, it has a positive and beneficial impact about members of the female
farmer group Citrosono Hamlet, including improving the knowledge and skills of KWT members in
organic farming through organic pepper nursery activities, introduction and application of fertilizer
use organic fertilizers and pesticides, thereby creating food independence and improving the home
economy of KWT members and for the benefit of other community groups.

Keyword : Cultivation, , farmer women's groups, empowerment, organic farming

1
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu sektor penting sebagai pusat perhatian dalam pembangunan di
Indonesia. Menurut Isbah dan Iyan (2016) mengungkapkan pembangunan nasional melibatkan
pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis pada komoditas pangan, sehingga nantinya
diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat
dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang memiliki letak
astronomis berada pada ketinggian kurang lebih 680 m dpl mata pencaharian utama masyarakat
sebagian besar sebagai petani. Penggunaan lahan di Kecamatan Grabag terbagi menjadi beberapa jenis
yang diantaranya adalah lahan sawah 2.391,493 ha, lahan untuk bangunan/pekarangan 1,183,269 ha,
lahan tegalan 3,519,154 ha dan lahan lain-lain 438,070 ha. Penggunaan lahan terluas adalah lahan sawah
yang luasnya 2.391,493 ha (Daryanto, dkk., 2015). Desa Citrosono merupakan salah satu desa yang ada
di kecamatan Grabag yang sebagian besar mata pencaharian masyarakat juga sebagai petani untuk
menghidupi pereknomian keluarga. Pertanian di Desa Citrosono saat ini sedang mengupayakan adanya
pertanian organik yang salah satunya oleh Kelompok Wanita Tani Dusun Citrosono. KWT tersebut
telah berjalan sejak 2022 dan telah memperoleh program UPLAND yang prakarsai oleh Kementerian
Pertanian guna mendorong pertanian yang berkelanjutan melalui sistem pertanian organik dan
meningkatkan pendapatan petani. Pertanian organik yang sedang diupayakan oleh KWT adalah
budidaya pertanian organik dengan menanam berbagai sayuran seperti cabai, pakcoy, kacang panjang
dan terong. Akan tetapi dalam KWT tersebut masih terdapat kekurangan dari segi pengetahuan para
anggota KWT mengenai budidaya tanaman khususnya pertanian organik yang menyebabkan tanaman
budidaya yang telah tumbuh dan berkembang menghasilkan hasil pertanian yang kurang maksimal.
Kutipan tersebut merupakan alasan pelaksanaan program kerja pemberdayaan KWT citromakmur
dalam segi pertanian organik yang dapat mendukung dan memaksimalkan program UPLAND pada
desa citrosono, Grabag, Kabupaten Magelang.
Sistem yang sebagian besar masyarakat disana masih mengaplikasikan sistem pertanian dengan
bahan kimia seperti penggunaan pestisida kimia dan pupuk kimia yang diaplikasikan ke lahan pertanian
mereka. Para petani biasanya kurang memperhatikan dalam penyemprotan pestisida seperti
menggunakan alat pelindung berupa masker, bahkan setelah penyemprotan sebagian besar petani
membersihkan alat-alat penyemprotan di saluran irigasi, di sungai dan sebagian lainnya yang
menyebabkan resiko bahaya pestisida terhadap produktivitas lahan kedepannya. Ada empat macam
penanganan pestisida yang beresiko membahayakan pengguna yaitu membawa, menyimpan dan
memindahkan konsentrat insektisida (produk pestisida yang belum diencerkan), petani umunya
menyimpan sesaat di dalam rumah; mencampur pestisida sebelum diaplikasikan atau disemprotkan,
insektisida dapat masuk lewat kulit ketika melakukan pencampuran; mengaplikasikan atau menyemprot
pestisida tanpa pelindung, sehingga residu akan terhisap masuk saluran pernafasan juga menimbulkan
resiko tinggi kontaminasi lewat kulit; dan mencuci alat-alat aplikasi yang beresiko mencemari
lingkungan (Amilia, dkk., 2016).
Pertanian organik merupakan sistem pertanian untuk melakukan budidaya secara organik yang
secara serius bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni
lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Menurut Purniati, dkk
(2017) mengungkapkan bahwa sistem pertanian organik adalah suatu sistem usaha tani yang
mendasarkan pada prinsip-prinsip alam dalam menjaga agroekosistem agar dapat bermanfaat bagi
tanah, air, udara, tanaman dan makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup khususnya bahan
pangan yang sehat bagi manusia. Pada prinsipnya, pertanian organik sangat bermanfaat di masa modern

2
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
ini dengan adanya teknologi rendah dan upaya menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan dalam jangka pendek penerapan pertanian organik menurut Purniati, dkk (2017) sebagai berikut
membantu menyediakan pupuk pertanian bebas residu bahan kimia pertanian, mengembangkan dan
meningkatkan minat petani pada kegiatan budidaya organik yang mampu meningkatkan pendapatan,
mengembangkan agribisnis dengan jalan menjalin kemitraan antara petani sebagai produsen dan para
pengusaha dan mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga lahan mampu
berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan mendatang.
Prinsip-prinsip pertanian organik antara lain murah dan aman, mandiri dan spesifik lokasi, lestari dan
berkelanjutan, dan hidup dan ekonomis (Purniati, dkk., 2017).
Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya suatu program kerja sebagai salah satu solusi yang
mampu menunjang keberhasilan pertanian organik pada kelompok wanita tani Dusun Citrosono yaitu
program pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) citromakmur dalam segi pertanian organik.
Program kerja yang diaplikasikan yaitu pemberdayaan kelompok tani wanita Dusun Citrosono
bertujuan mengetahui pemahaman dan keterampilan bagi anggota KWT, sehingga dapat
memaksimalkan hasil dari pertanian organik untuk meningkatkan perekonomian dan kemandirian
pangan serta bermanfaat bagi kelompok pertanian lain di Desa Citrosono.

METODE
Program kerja pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dilakukan pada hari Sabtu, 5 Agustus
2023. Metode yang digunakan dalam program ini berupa pelatihan, pendampingan dan fasilitasi sarana
pertanian organik. Berikut ini merupakan penjelasan proses yang telah dilakukan.
Persiapan
Diskusi - Observasi
Sebelum melakukan program ini tim KKN 44 melakukan diskusi dengan Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) megenai masalah yang dihadapi di KWT Citromakmur, setelah berdiskusi dengan PPL
selanjutnya tim KKN 44 berdiskusi dengan perwakilan angota kelompok tani mengenai program apa
yang akan dibawakan oleh tim KKN di KWT Citromakmur, setelah melakukan diskusi dengan beberapa
pihak tim KKN 44 melakukan observasi ke KWT Citromakmur dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai KWT Citromakmur.
Perencanaan kegiatan
Tahapan yang selanjutnya yaitu tahapan perencanaan kegiatan, setelah melakukan diskusi dan
observasi tim KKN 44 melakukan perencanaan terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan seperti
berkoordinasi dengan PPL Desa Citrosono dan anggota KWT Citromakmur.
Pelaksanaan
Kegitan yang dilaksanakan pada tahapan pelaksanaan adalah persiapan peralatan pertanian, alat
dan bahan yang disiapkan untuk penyemaian yaitu tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1, pupuk
hayati floraone, Trichoderma, polybag dengan ukuran 6 cm x 8 cm, baki semai, cangkul dan benih
cabai. Kegiatan kedua yang dilaksanakan berupa pelatihan pembibitan dan pengenalan obat-obatan
organik yang dilakukan agar anggota KWT dapat mengetahui cara pembibitan cabai yang benar dengan
menggunakan obat obatan organik dan kegiatan yang terakhir berupa pengenalan pemanfaatan lahan
pekarangan dengan memaparkan potensi lahan pekarangan, jenis tanaman yang dapat dibudidayakan di
lahan pekarangan, dan prospek keuntungan hasil panen di lahan pekarangan
Evaluasi
Evaluasi program pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dilakukan dengan Teknik wawancara,
hasil wawancara dituliskan kedalam transkrip wawancara yang selanjutnya akan dibahas pada hasil dan
pembahasan.

3
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Persiapan
Kelompok KKN 44 melakukan diskusi dengan PPL Dusun Citrosono yang membahas
mengenai bidang pertanian di wilayah Citrosono, yang akhirnya terdapat masalah dimana terdapat
KWT yang anggotanya belum berpengalaman di bidang pertanian. Kemudian dengan dampingan dari
PPL tersebut kami berkunjung ke salah satu anggota KWT dan berdiskusi tentang KWT tersebut baik
dari sejarah berdirinya, masalah-masalah yang sering ditemui, dan ilmu atau keterampilan yang sangat
dibutuhkan oleh KWT tersebut. Berdasarkan survei dan wawancara yang telah diaksanakan pada KWT
Citromakmur, diperoleh informasi bahwa anggota KWT tersebut kurang memahami mengenai bidang
pertanian khususnya pertanian organik. Hal tersebut menjadikan tingkat keberhasilan dalam budidaya
sampai panen masih terbilang rendah. Sehingga diperlukan peningkatan pemahaman para anggota
KWT untuk meningkatkan keberhasilan panen melalui sosialisasi dan penyuluhan, dimana kegiatan
penyuluhan bertujuan agar petani mampu, sanggup, dan berswadaya meningkatkan usaha tani sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat. Kegiatan penyuluhan merupakan proses
komunikasi dimana penyuluh berperan sebagai sumber informasi dan petani sebagai penerima
informasi (Ali F.Y et al, 2022). Melalui penyuluhan petani dibina dan dibimbing dengan cara
berkomunikasi yang baik dan benar. Setelah kegiatan penyuluhan selesai kemudian dilanjutkan dengan
diskusi aktif yang bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif sehingga peserta dapat
memahami materi yang disampaikan dengan lebih baik (Rusdy dan Aryo, 2020).
Menurut Wahyurini (2022), terdapat permasalahan yang dialami oleh Kelompok Wanita Tani
Organik di Bantul, Yogyakarta salah satunya yaitu kemampuan budidaya tanaman organik dari mulai
pembibitan hingga perawatan tanaman. Didukung dengan pendapat Endang dkk., (2017) pada
Kelompok Wanita Tani Desa Tumiyang Kabupaten Banyumas, pemahaman dan kemampuan budidaya
secara organik kurang memadahi sehingga diperlukan penyuluhan mengenai pertanian organik agar
kelompok tersebut dapat beralih dari pertanian konvensional menjadi pertanian organik yang sifatnya
ramah lingkungan karena tanpa adanya penggunaan bahan-bahan kimia sehingga proses menanam
tanaman organik tidak akan mencemari tanah, air dan juga udara. Dapat disimpulkan bahwa beberapa
kelompok tani di Indonesia memiliki pengetahuan yang kurang memadahi tentang pertanian organik,
berdasarkan uraian diatas kelompok KKN 44 membuat program kerja pemberdayaan KWT khususnya
KWT Citromakmur di Desa Citrosono, budidaya pertanian organik diharapkan memiliki luaran yakni
setiap anggota KWT memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pertanian organik.
Berdasarkan hasil diskusi yang telah diperoleh dengan beberapa pihak yang terkait, kami
menawarkan untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai pertanian organik guna
meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya anggota KWT. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa
berperan sebagai penyuluh atau pemateri yang didampingi oleh PPL desa Citrosono dan anggota KWT
sebagai perwakilan masyarakat berperan menjadi audiens. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa tidak
ada maksud untuk menggurui masyarakat akan tetapi kami sama-sama melakukan pembelajaran atau
tukar pendapat mengenai bidang pertanian.

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi
masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman. Selain itu, kegiatan
sosialisasi dan penyuluhan yang di berikan kepada masyarakat berupa teknik penyemaian benih serta
budidaya pertanian dengan sistem organik. Pada kegiatan penyuluhan masyarakat banyak yang sadar
mengenai pemanfaatan lahan pekarangan. Pada tahun lalu, lahan pekarangan yang berada di dusun
Citrosono hanya dimanfaatkan untuk tempat menjemur pakaian serta masih belum tertata dan kosong.

4
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
Akan tetapi setelah terbentuknya KWT tersebut beberapa lahan pekarangan telah dimanfaatkan sebagai
tempat menanam tanaman walaupun hanya tanaman peneduh dan beberapa tanaman yang ditanam di
polibag, meskipun pada saat ini masih terdapat beberapa lahan yang belum tertata. Didalamnya juga
terdapat tukar pendapat antar mahasiswa dengan anggota KWT, sehingga dengan adanya diskusi aktif
pada proses penyuluhan, para peserta terlihat semakin antusias dalam kegiatan tersebut dan
menciptakan kondisi komunikasi dua arah yang menyebababkan pengetahuan yang ingin disampaikan
terkait pertanian organik dapat diserap dengan baik. Serta para peserta tidak merasa dipaksa untuk
memahami isi materi melainkan secara aktif peserta menanyakan dan memaparkan keluhan ataupun isu
terkait pertanian organik yang mereka alami. Sehingga bisa dicari solusi bersama terhadap masalah
yang dihadapi tersebut.
Serta dijelaskan mengenai dasar-dasar pertanian organik baik dari pengolahan lahan sampai
tahap budidaya tanaman. Dikarenakan mayoritas masyarakat di dusun ini sudah terbiasa menggunakan
bahan-bahan kimia yang terkenal dahsyatnya dalam pengendalian penyakit hama tanaman serta masih
beranggapan jika hasil panen dari pertanian organik tidak sebanyak yang menggunakan bahan-bahan
anorganik (kimia). Akan tetapi hal tersebut juga memberikan dampak negatif bagi keberlanjutan lahan
budidaya, serta menyebabkan meningkatnya kekebalan hama yang menyerang tanaman budidaya. Hal
tersebut didukung oleh Seni et al (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara
terus menerus berdampak tidak baik bagi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini menyebabkan
kemampuan tanah mendukung ketersediaan hara dan kehidupan mikroorganisme dalam tanah menurun.
Hal ini jika tidak segera diatasi, maka dalam jangka waktu tidak terlalu lama lahan-lahan tersebut tidak
mampu lagi berproduksi secara optimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami melakukan
pengenalan kepada masyarakat mengenai pupuk dan biopestisida seperti EM4, pupuk hayati ffone, EM-
21, Trichoderma, Humid Acid, dan Beauveria bassiana. Dimana bahan-bahan tersebut berasal dari
program UPLAND yang merupakan bantuan dari pemerintah di sektor pertanian serta sudah diakui
sebagai bahan-bahan organik yang berperan dalam pembuatan pupuk kompos, pengendalian terhadap
hama penyakit, meningkatkan peluang benih untuk berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman sehat,
dsb.
Selain itu, dilaksanakan kegiatan pelatihan penyemaian benih guna meningkatkan pemahaman
anggota KWT tentang teknik penyemaian benih dengan memanfaatkan mikroorganisme. Pada saat
pelaksanaan kami menggunakan benih cabai rawit hijau yang mana cabai tersebut tergolong mudah
tumbuh dan berkembang dengan topografi yang ada di dusun Citrosono serta hasil panennya lebih dapat
dimanfaatkan oleh seluruh anggota. Selain benih cabai, digunakan media tanam berupa tanah dan pupuk
kompos serta penggunaan Trichoderma dan pupuk hayati Floraone. Pada tahap awal dilakukan
perendaman benih dengan air selama ±15 menit guna mengetahui benih yang berkualitas dan buruk.
Setelah itu dilakukan perendaman dengan pupuk hayati Floraone selama 1 jam, akan tetapi lebih baik
jika perendaman dilakukan selama 8-12 jam sehingga khasiat dari Floraone dapat terlihat
perbedaannya. Perendaman dengan Floraone ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko terserangnya
hama dan penyakit serta mempercepat pertumbuhan tanaman. Kemudian dilakukan persiapan media
tanam dengan menyampurkan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1 dan ditambahkan
Trichoderma sebanyak 100 gram guna memperkaya mikroorganisme dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah. Dalam proses penyemaian benih cabai
digunakan polybag kecil dari plastik bening dan kemudian disusun diatas baki bambu. Setelah selesai
penyemaian, media semai ditutup menggunakan penutup hitam, dapat berupa plastik. Jika sudah mulai
berkecambah dapat dilakukan penyiraman menggunakan pupuk hayati Floraone dengan takaran 100
ml dilarutkan dalam 1 liter air dan diaplikasikan setiap 1 minggu sekali.

5
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
a. Proses pengayakan tanah dan pencampuran pupuk kompos

Gambar 1. Proses pencampuran tanah dan pupuk kompos

Tahap pertama yaitu mengayak/menyaring tanah yang bertujuan untuk memisahkan tanah
dengan partikel padat dengan tanah dengan partikel halus. Tanah halus yang telah tersaring kemudian
dicampur dengan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1. Proses pencampuran kali ini menggunakan
tanah 25kg dan pupuk kompos 25kg. pada tahap pencampuran tanah dan pupuk kompos ditambahkan
Trichoderma sebanyak 100 gram (setara 7 sdm) guna memperkaya mikroorganisme dalam tanah.

b. Proses memasukan tanah ke dalam polibag

Gambar 2. Memasukkan Tanah ke dalam Polibag

Tahap kedua yaitu memasukkan tanah ke dalam polybag yang akan digunakan sebagai media
penyemaian benih cabai. Tanah yang sudah dimasukkan ke dalam polybag akan disusun pada baki yang
dimana ketika baki penuh akan terisi ±400 polybag.

c. Proses penyemaian

6
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023

Gambar 3. Penyemaian Benih Cabai

Tahap ketiga yaitu penyemaian benih cabai pada polybag yang sudah berisi tanah dan sudah
disiram dengan sedikit air. Cara penyemaian yaitu dengan memberi lubang kecil pada tanah,
memasukkan benih cabai, dan ditutup kembali dengan tanah secara merata sampai benih tertutup.

d. Proses Perawatan dan pengembangan

Gambar 4. Hasil penyemaian benih cabai

Tahap terakhir yaitu perwataan dan pengembangan benih cabai. Setelah penyemaian benih
cabai selesai, baki ditutup dengan penutup hitam yang dapat berupa plastik. Jika sudah mulai
berkecambah dapat dilakukan penyiraman menggunakan pupuk hayati Floraone dengan takaran 100
ml dilarutkan dalam 1 liter air dan diaplikasikan setiap 1 minggu sekali.

Program pemberdayaan Kelompok Wanita Tani yang telah dilakukan berdampak positif bagi
anggota KWT, manfaat yang dapat dirasakan adalah peningkatan pemahaman dalam pembibitan cabai
dengan bahan-bahan organik seperti kompos, pupuk hayati Floraone, dan Trichoderma. Hal tersebut
didapatkan dari pernyataan beberapa anggota KWT yakni Ibu Titin yang menyatakan bahwa kegiatan
ini dapat meningkatkan pemahamannya dalam melakukan budidaya tanaman khususnya dalam
penyemaian benih yang sebelumnya beliau hanya melakukan penyemaian dengan menabur benih diatas
tanah tanpa adanya tambahan pupuk organik dan Trichoderma. Dan pernyataan dari Ibu Ana yang
menyatakan bahwa beliau merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini sehingga memudahkan beliau
dalam memanfaatkan lahan pekarangan di rumahnya yang setidaknya dapat membantu beliau dalam
meminimalkan pengeluaran ketika akan memasak. Serta Ibu Siti yang menyatakan bahwa dengan
adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman beliau tentang pemanfaatan pupuk dan agens
hayati yang bisa memperkecil resiko gagal panen. Serta anggota KWT lainnya juga merasa terbantu
dengan adanya program ini. Dengan beberapa tanggapan yang diberikan oleh anggota KWT
Citromakmur ini terhadap program yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa anggota KWT
Citromakmur merasa terbantu dan memahami terkait teknik penyemaian benih serta pengaplikasian
obat dan agens hayati yang dibutuhkan dalam peningkatan persentase tumbuh dan berkembangnya

7
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
tanaman budidaya sampai tahap panen.
Hasil benih cabai yang disemai tumbuh menjadi bibit, nantinya bibit cabai tersebut
dimanfaatkan untuk ditanam di lahan pekarangan rumah. Dengan dilaksanknnya program ini,
diharapkan seluruh anggota KWT bahkan semua golongan masyarakat dapat menerapkan dalam
kegiatan budidaya yang dilakukan, walaupun dalam penerapannya sedikit demi sedikit dikarenakan jika
melakukan perubahan yang begitu besar belum tentu dapat terlaksana sehingga perlu dilakukan
perubahan meskipun sedikit seperti mengurangi penggunaan pupuk dan senyawa anorganik dalam
pelaksanaan budidaya pertanian.

SIMPULAN DAN SARAN


Program pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Citromakmur di Dusun Citrosono dapat
dilaksanakan dengan baik. Pemahaman dan ketrampilan anggota KWT dalam usaha budidaya pertanian
secara organik meningkat sehingga dapat melakukan pembibitan cabai dengan bahan organik sehingga,
bibit tersebut dapat dimanfaatkan untuk ditanam dipekarangan rumah dan digunakan untuk mandiri
pangan. Lahan pekarangan sekitar rumah dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran organik sehingga
dapat dimanfaatkan sendiri atau dalam skala yang lebih besar dapat dijual kepada konsumen dan dapat
memperoleh pendapatan tambahan untuk menopang perekonomian keluarga. Saran untuk penelitian ini
adalah program pemberdayaan dilanjutkan oleh anggota KWT Citromakmur untuk memaksimalkan
program UPLAND dan dapat menghasilkan komoditas dengan kualitas yang baik dan bervariasi.
Program ini juga layak untuk dikembangkan dan ditularkan kepada kelompok tani maupun masyarakat
umum sebagai penunjang komoditas pangan maupun non pangan di daerah magelang.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmat dan karunianya
kami dapat menjalankan program pengabdian serta telah menyelesaikan artikel ini dengan lancar.
Artikel pengabdian dengan judul Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Dalam Budidaya Pertanian
Secara Organik di Dusun Citrosono Grabag Magelang meruapakan salah satu program KKN yang kami
laksanakan dengan tujuan mengetahui pemahaman dan ketrampilan anggota kwt dalam budidaya
pertanian secara organik serta penggunaan pupuk dan pestisida organik. Artikel ini dapat terselesaikan
karena adanya dukungan serta partisipasi berbagai pihak, oleh karena itu penulis tentu mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Universitas Tidar melalui LPPM Universitas Tidar
2. Dosen Pembimbing Lapangan KKN 44 Universitas Tidar, Mira Dian Naufalina S. Gz. M. Gizi
3. Kepala Desa Citrosono Grabag Magelang
4. Kepala Dusun Citrosono Grabag Magelang
5. Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Citrosono
6. Ketua Kelompok Tani Wanita Dusun Citrosono
7. Anggota Kelompok Tani Wanita Citromakmur Dusun Citrosono

DAFTAR PUSTAKA
Ali, F. Y., A. L. Alwi, D. G. Pratita, S. A. Nugroho, E. Rosdiana, R. N. Kusumaningtyas, dan D. G.
Cahyaningrum. (2022). Upaya Pemberdayaan Pemuda Pertanian melalui Edukasi Pertanian
Organik di Kelurahan Sisir Kota Batu. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3 (3) : 124 – 140.

Amilia, E., Joy, B., & Sunardi, S. (2016). Residu Pestisida pada Tanaman Hortikultura (Studi Kasus di
Desa Cihanjuang Rahayu Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat). Agrikultura,
27(1).

8
Praja Nagarabhakti
e-ISSN: xxxx-xxxx, p-ISSN: xxxx-xxxx
Volume 1 No. 1, November 2023
Daryanto, D., Supardi, S., & Subekti, E. (2015). Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging
Pola Kemitraan Inti–Plasma (Studi Kasus Peternak Plasma Pt. genesis Di Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang Jawa Tengah). Mediagro, 11(1).

Hamid, H. (2018). Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. De La Macca. Makassar.

Isbah, U., & Iyan, R. Y. (2016). Analisis peran sektor pertanian dalam perekonomian dan kesempatan
kerja di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 7(19), 45-54.

Purniati, K. L., Fatih, C., & Zaini, M. (2017). Penanganan Pasca Panen Pada Wortel Organik di Yayasan
Bina Sarana Bakti. Makalah Ilmiah Mahasiswa.

Rusdy, S. A., dan F. S. Aryo. (2020). Proses Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian Program System
of Rice Intensification (SRI). Jurnal Kirana, 1(1):1-11.

Seni, I. A. Y., Iwayan D. A., & Ni Wayan S. S. (2013). Analisis Kualitas Larutan Mol (Mikoorganisme
Lokal) Berbasis Daun Gamal (Gliric idia sepium). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 2(2).

Wahyurini, E., Suranto, S., & Suratna, S. (2022). Pemanfatan Lahan Pekarangan Untuk Pertanian
Organik Di Bantul, Yogyakarta. Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1).
Minarni, E. W., Utami, D. S., & Prihatiningsih, N. (2017). Pemberdayaan kelompok wanita tani melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan budidaya sayuran organik dataran rendah
berbasis kearifan lokal dan berkelanjutan. JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat), 1(2), 147-154.

Anda mungkin juga menyukai