Anda di halaman 1dari 13

PREVENTIF

PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

PENDAMPINGAN KOMUNITAS PEREMPUAN PEMULUNG MELALUI PEMBENTUKAN FAMILY


EDUCATOR UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SADAR SEHAT (KADARSEH) DAN KELUARGA
SADAR GIZI (KADARZI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI TPA PUUWATU KOTA KENDARI SULTRA

Hariati Lestari1, Nurnashriana Jufri2


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

ABSTRAK
Fokus kegiatan pendampingan ini dilakukan terhadap Komunitas perempuan pemulung di TPA
Puuwatu Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Hal ini dikarenakan banyaknya masalah
kesehatan dan masalah gizi yang ditemui pada komunitas pemulung, khususnya di Kec. Puuwatu sebagai
wilayah yang banyak ditemukan pemulung yang bekerja mengumpul sampah untuk mencari pendapatan di
Tempat Pembuangan Akhir sekaligus bermukim di tempat tersebut. Untuk itu diperlukan upaya transformasi
bagi komunitas pemulung di Kec. Puuwatu melalui gerakan pemberdayaan komunitas perempuan pemulung
(khususnya ibu) dalam rangka menekan angka penyakit infeksi dan status gizi kurang melalui Pendampingan
dan pembentukan kader keluarga sebagai family education yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi
permasalahan di kota ini yang semakin mengkhawatrkan, karena upaya yang ada belum memberikan dampak
pada permasalahan yang akrab ditemui di daerah urban ini khususnya di Kecamatan Puuwatu. Pelaksanaan
kegiatan ini rencana akan dilakukan selama satu tahun pada komunitas perempuan pemulung yang ada di Kec.
Puuwatu khususnya di Kel. Watulondo Kota Kendari. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan
metode diskusi, pembinaan, pelathan serta kegiatan pendampingan terhadap komunitas perempuan
pemulung di TPA Puuwatu kelurahan tersebut. Target utama yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
terciptanya kesadaran pada komunitas perempuan pemulung di Kec. Puuwatu melalui pendampingan dan
pembentukan kader Konselor keluarga sebagai family educator yang dilaksanakan secara berkelanjutan
sehingga dapat menekan angka penyakit infeksi dan status gizi kurang serta meningkatkan derajat kesehatan.
Strategi yang dilakukan dalam rangka mengurangi dan menekan angka penyakit infeksi dan status gizi kurang di
TPA Puuwatu dilakukan melalui pendampingan dan pembentukan konselor keluarga yaitu : (1) Membentuk
baseline data penyakit infeksi dan determinannya dan status gizi kurang pada bayi dan balita yang ada pada
komunitas pemulung (2) Membentuk konselor keluarga sebagai family educator melalui kegiatan
pendampingan (3) Membentuk sistem pengawasan surveilans penyakit infeksi dan determinannya serta
status gizi pada komunitas pemulung (4) Membentuk keluarga sadar sehat (kadarseh) dan keluargasadar gizi
(kadarzi) melalui kegiatan pelathan yang dilakukan secara kontnyu dan berkesinambungan dengan melibatkan
pihak terkait.

Kata Kunci : Komunitas perempuan pemulung, penyakit infeksi, Status gizi kurang, Kadarseh, kadarzi,
Konselor keluarga

1
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

ABSTRACT
The focus of this assistance actvity was carried out on the community of women scavengers in the Puuwatu
Landfills of Watulondo Village of Puuwatu District of Kendari City. This is due to the many health problems and
nutritonal problems found in the scavenger community, especially in the Puuwatu District as an area that is found
many scavengers who work to collect garbage to find income at the Final Disposal Site and also settling in that
place. For this reason, transformaton efforts are needed for the scavenger community in the Puuwatu district
through the community empowerment movement of scavengers (especially mothers) in order to reduce the
number of infectous diseases and malnutriton through mentoring and the formaton of family cadres as family
educaton which is expected to be a soluton to problems in the city that are increasingly alarming, because the
efforts have not provided the impact on problems that are familiar in this urban area, especially in the District of
Puuwatu. The implementaton of this actvity will be carried out for one year in the community of scavenger
women in Puuwatu district especially in Watulondo village of Kendari City. The method of this actvity was carried
out by of discussion, coaching, training and mentoring actvites for the community of women scavengers. The
main target expected from this actvity is the creaton of awareness among women scavengers through mentoring
and forming Family counselors’ cadres as family educators that carried out in a sustainable manner so that they
can reduce the rate of infectous diseases and lack of nutritonal status and improve the health status. The
strategies carried out in order to reduce the number of infectous diseases and malnutriton status in Puuwatu
landfills. It is carried out through mentoring and formaton of family counselors, namely: (1) Forming baseline data
on infectous diseases and their determinants and under nutriton status among infants and toddlers in the
scavenger community (2) Establish a family counselor as a family educator through mentoring actvites (3)
Establish a system for monitoring surveillance of infectous diseases and their determinants and nutritonal status
in the scavenger community (4) Establish a health awareness family (Kadarseh) and nutritonal awareness family
(Kadarzi) through contnuously training actvites by involving related partes.

Keywords: Women Scavenger Community, infectious disease, malnutrition status, Kadarseh, Kadarzi, Family
counselor

2
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

PENDAHULUAN dapat berupa penyakit menular dan tdak menular.


Pemulung adalah orang yang bekerja Penyakit tersebut berupa gangguan pernafasan
mengambil barang-barang bekas atau sampah karena adanya pembusukan sampah oleh
tertentu untuk proses daur ulang. Seringkali, mikroorganisme yang menghasilkan gas hidrogen
pemulung selain bekerja sebagai pengumpul sulfida (H2S) dan gas metan (CH4) yang bersifat
sampah juga sekaligus hidup di tempat racun bagi tubuh, gangguan pada pencernaan
pembuangan sampah. Sementara Tempat sepert diare yang disebabkan oleh adanya vektor
Pembuangan sampah Akhir (TPA) merupakan yang membawa kuman penyakit dan penyakit kulit
tempat yang berpotensi mempengaruhi kesehatan yang disebabkan beberapa jenis jamur
pada para pemulung, karena di TPA tersebut mikroorganisme patogen yang hidup dan
banyak tumpukan sampah dari berbagai jenis berkembang biak di dalam sampah (Soemirat,
sampah yang memungkinkan bakteri dan virus 2009).
berkembang (Rachmannur, A. 2011). Pengelolaan Berdasarkan data Badan Pusat Statstk
sampah yang kurang baik dapat memberikan (BPS) Kota Kendari 2015, jumlah penduduk Kota
pengaruh negatf terhadap kesehatan, salah Kendari mencapai 335.899 jiwa dengan volume
satunya adalah penyakit infeksi (Mukono, 2006). sampah mencapai 763.326 m3 per hari. Jika rata-
Di sisi lain tempat tnggal pemulung hanyalah rata tmbunan sampah 2,5 liter/orang/hari atau
gubuk yang menyebabkan pemulung pada 900 liter pertahun. Bila penduduk kota 100.000
umumnya rentan terhadap risiko kesehatan maka tmbunan sampah setahun adalah 900.000
(Sinaga, 2008). meter3. Hal ini bila ditumpuk pada lahan seluas
Jika dilihat dari segi kesehatan, 5000 m2 akan mencapai ketinggian 450 meter atau
pekerjaan memulung memiliki risiko yang sangat setara gedung 150 tngkat. Kota kendari dengan
tnggi untuk terkena penyakit. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar
lingkungan kerja dan tempat tnggal yang tdak 335.899 jiwa, meliput 28.541 rumah tangga akan
kondusif serta kotor, kemungkinan besar pemulung menghasilkan tmbunan sampah dengan volume
dapat terjangkit berbagai macam penyakit infeksi yang tdak sedikit. Dengan jumlah penduduk
sepert, batuk pilek, gata-gatal, diare dan lain-lain. tersebut tmbunan sampah kota kendari dapat
Kondisi ini juga diperparah dengan gizi yang tdak diasumsikan dengan menggunakan faktor
baik serta akses pelayanan kesehatan yang pendekatan teorits yakni sebanyak 763.326 m per
sangat minim. Dari segi keselamatan kerja, hari dengan berat sampah dihasilkan 150.000,15 kg
pemulung juga memiliki risiko yang cukup tnggi sampah/hari atau sama dengan 150 ton sampah per
untuk mengalami kecelakaan. Pemulung selalu hari. Dari volume tmbunan sampah tersebut sekitar
berhubungan dengan sampah yang terdiri dari 50% sampai 75% merupakan sampah organik
berbagai benda dan materi baik organik maupun dengan baik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan
anorganik, salah satunya adalah benda-benda kembali(BPPD, 2017). Tahun 2018 kisarannya
tajam yang bisa mengakibatkan luka dan goresan sudah mencapai 200 ton per hari. Seiring
pada pemulung. Selain masalah risiko kesehatan pertumbuhan perumahan dan bertambahnya
dan keselamatan, terkadang pemulung juga jumlah penduduk di Kota Kendari mengakibatkan
dihadapkan pada penolakan masyarakat karena volume sampah rumah tangga meningkat hingga
kehadiran pemulung dianggap mengganggu dan mencapai 1000 meter kubik per hari.
menimbulkan keresahan serta ketdaknyamanan Sampah manusia dan hewan dapat menjadi bahaya
masyarakat (Junaedi, 2012). serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
Penyakit bawaan sampah sangat luas dan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
3
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Salah satu dan riwayat sakit dalam 1 tahun terakhir. Untuk
upaya manusia dalam pengurangan penularan keluhan sakit, dari 50 responden terdapat 76,0%
penyakit melalui sampah manusia dan hewan ini yang memiliki keluhan penyakit. Dari yang
adalah dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi memiliki keluhan penyakit terdapat 36,9% keluhan
yang memenuhi standar keberrsihan. Sampah demam, 26,3% keluhan sakit pinggang dan 26,3%
rumah sakit adalah sampah yang berasal dari pusing dan 10,5% keluhan sakit perut. Untuk
aktvitas yang berada di rumah sakit sepert jarum riwayat penyakit dalam 1 tahun terakhir,
suntk, kapas, perban, bekas infus, sampah dari terdapat 22,0% yang memiliki riwayat penyakit yaitu
ruang operasi dan lainnya. Umumnya sampah 27,3% memiliki riwayat maag, 18,2% memiliki
rumah sakit ini bersifat infectious yaitu dapat riwayat diare, usus buntu dan TBC serta memiliki
menularkan penyakit infeksi kepada orang yang riwayat hipertensi dan gatal-gatal masing- masing
kontak dengan sampah tersebut. Kondisi tempat 9,1%. Akibat penyakit infeksi yang diderita ternyata
kerja yang sangat kumuh dan berbau berdampak pada status gizi keluarga pemulung. Hasil
merupakan sumber berbagai penyakit yang survei status gizi 32 balita pada keluarga pemulung
berpotensi menyerang para pemulung Potensi diperoleh gizi kurang sebanyak 25% (Lestari Hariat.
penyakit yang ada adalah ISPA (Infeksi Saluran 2017). Antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi
Pernapasan Atas), alergi kulit, radang paru-paru, terdapat hubungan sebab akibat yang tmbal balik
asma, anemia dan lain-lain. Gangguan kesehatan dan sangat erat. Gizi yang buruk menyebabkan
itu disebabkan oleh asap dari pembakaran mudahnya terjadi infeksi karena daya tahan tubuh
sampah, tebaran debu sampah, bau busuk yang menurun. Sebaliknya pula, penyakit infeksi yang
terbawa angin dan sebagainya. Belum lagi potensi sering diderita akan menyebabkan meningkatnya
tertular oleh penyakit infeksi sepert HIV/AIDS atau kebutuhan akan zat gizi sedangkan nafsu makan
penyakit lainnya. Penularan tersebut dapat biasanya menurun jika terjadi penyakit infeksi,
terjadi melalui jarum suntk yang tertusuk ke sehingga dapat mengakibatkan anak yang gizinya
tangan ataupun ke telapak kaki (Helena et all. baik akan menderita gangguan gizi. Infeksi bisa
2014). berhubungan dengan status gizi melalui beberapa
Risiko yang paling dekat dengan pemulung cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat juga
sampah adalah kemungkinan terjangkitnya penyakit menyebabkan kehilangan bahan makanan karena
sepert kolera, diare, tfus, jamur kulit penyakit diare dan muntah-muntah atau mempengaruhi
cacingan. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan metabolisme makanan. Kecukupan gizi yang baik
karena kontak langsung dengan sampah serta tdak pada anak akan meningkatkan daya tahan terhadap
memperhatkan persoalan hygiene. penyakit, anak yang mengalami kurang gizi akan
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) mudah terkena penyakit terutama penyakit
Puwatu terletak di Kecamatan Puwatu,sekitar ± 5 infeksi. Menurut Supariasa at.al (2001), masalah gizi
km dari pusat kota kendari dan memiliki luas ± 3 ha. pada hakikatnya adalah masalah kesehatan
Lingkungan pemukiman sekitar TPA Puuwatu terletak masyarakat dan penyebabnya dipengaruhi oleh
disekitaran area TPA Puuwatu yakni di Jl. TPA berbagai faktor yang terkait satu dengan yang
Puuwatu RT 25 lainnya. Faktor tersebut diantaranya adalah krisis
RW 09 Kelurahan Watulondo Kecamatan ekonomi, kemiskinan dan pengetahuan,
Puuwatu. Bangunan rumah umumnya berupa pelayanan kesehatan, perawatan ibu hamil dan
rumah papan, sekitar 136 rumah. Masyarakat anak, persediaan pangan, asupan makan dan
sekitar sebagian besar bekerja sebagai pemulung penyakit infeksi.
di TPA Puuwatu. Status kesehatan responden Ironisnya, para pemulung biasanya tdak
dapat dilihat berdasarkan keluhan sakit responden peduli dengan kebersihan dan kesehatannya.
4
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

mestnya pemulung perlu memakai kaos tangan, sampah tertentu untuk proses daur ulang. Seringkali,
penutup hidung dan penjepit untuk mengambil pemulung selain bekerja sebagai pengumpul
barang bekas. Bagi para pekerja, hal yang paling sampah juga sekaligus hidup di tempat
pentng adalah mendapatkan upah dan bisa makan. pembuangan sampah. Sementara Tempat
Tidak sedikit dari para pemulung tersebut merupakan Pembuangan sampah Akhir (TPA) merupakan
perempuan/ibu rumah tangga. Keadaan ekonomi tempat yang berpotensi mempengaruhi kesehatan
yang buruk membuat ibu-ibu ini ikut membantu pada para pemulung, karena di TPA tersebut banyak
suami mereka mencari nafkah dengan bekerja tumpukan sampah dari berbagai jenis sampah yang
sebagai pemulung. Ibu rumah tangga memegang memungkinkan bakteri dan virus berkembang.
peranan pentng dalam memelihara kesehatan Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
keluarga. Sebagai ibu yang mempunyai peran lebih memberikan pengaruh negatf terhadap kesehatan,
untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak salah satunya adalah penyakit infeksi. Di sisi lain
dibandingkan suami, ibu diharapkan lebih tempat tnggal pemulung hanyalah gubuk yang
memperhatkan kesehatan dan kebersihannya menyebabkan pemulung pada umumnya rentan
(Sumardjoko. 2003). Kesehatan keluarga sangat terhadap risiko kesehatan. Tidak sedikit dari para
dipengaruhi oleh higiene perseorangan ibu rumah pemulung tersebut merupakan perempuan/ibu
tangga. Di Negara Indonesia, ibu rumah tanggalah rumah tangga. Keadaan ekonomi yang buruk
yang mengurus anak-anak dan menyiapkan makanan membuat ibu-ibu ini ikut membantu suami mereka
bagi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, mencari nafkah dengan bekerja sebagai
higiene perseorangan ibu akan sangat mempengaruhi pemulung. Ibu rumah tangga memegang peranan
kesehatan keluarga. pentng dalam memelihara kesehatan keluarga.
Upaya-upaya preventf pentng untuk Sebagai ibu yang mempunyai peran lebih untuk
dilakukan agar pemulung yang merupakan bagian mengurus rumah tangga dan anak-anak
dari warga negara sepert yang di amanatkan pada dibandingkan suami, ibu diharapkan lebih
pasal 34 yang patut mendapat perhatan dan memperhatkan kesehatan dan kebersihannya.
perlindungan dari Pemerintah sebagaimana warga Kesehatan keluarga sangat dipengaruhi oleh
masyarakat lainnya. Sehingga mereka dapat higiene perseorangan ibu rumah tangga.
berpartsipasi dalam pembangunan secara efektif. Dari penelusuran data awal diketahui
Untuk itu mereka perlu diberikan pembekalan bahwa, tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
pengetahuan yang lebih tentang pentngnya Puwatu terletak di Kecamatan Puwatu, sekitar ± 5 km
memperhatkan risiko kesehatan dan keselamatan dari pusat kota kendari dan memiliki luas ± 3 ha.
selama berkerja. Diperlukan pendekatan yang lebih Lingkungan pemukiman sekitar TPA Puuwatu terletak
efektf agar memberikan hasil yang maksimal dalam disekitaran area TPA Puuwatu yakni di Jl. TPA
penanaganan dengan menggunakan family Puuwatu RT 25 RW 09 Kelurahan Watulondo
education approach. Pendekatan ini dimaksudkan Kecamatan Puuwatu. Bangunan rumah umumnya
memberdayakan kalangan perempuan pemulung berupa rumah papan, sekitar 136 rumah. Masyarakat
disamping sebagai kader juga berperan sebagai role sekitar sebagian besar bekerja sebagai pemulung
model untuk perempuan/ibu- ibu lainnya agar di TPA Puuwatu. Status kesehatan responden
terwujud keluarga sadar sehat (kadarseh) dan dapat dilihat berdasarkan keluhan sakit responden
keluarga sadar gizi (kadarzi). dan riwayat sakit dalam 1 tahun terakhir. Untuk
Permasalahan Mitra keluhan sakit, dari 50 responden terdapat 76,0%
Pemulung di Kecamatan Puuwaatu Kota yang memiliki keluhan penyakit. Untuk riwayat
Kendari merupakan komunitas pemulung yang penyakit dalam 1 tahun terakhir, terdapat maag,
bekerja mengumpul barang-barang bekas atau diare, usus buntu, TBC, hipertensi dan gatal-gatal.
5
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

Akibat penyakit infeksi yang diderita ternyata mitra adalah masih rendahnya pengetahuan
berdampak pada status gizi keluarga pemulung. Hasil kesadaran dan buruknya perilaku terkait risiko
survei status gizi 32 balita pada keluarga pemulung kesehatan pemulung dan dampaknya bagi status
diperoleh gizi kurang sebanyak 25%. gizi, sehingga perlu dibentuk semacam kelompok
Risiko kesehatan dan kecelakaan kerja mandiri yang didalamnya terdapat kader yang telah
pemulung sangat tnggi, hal ini terlihat dari pola diberikan pendampingan secara terus-menerus dan
kerja yang dilakukan oleh pemulung belum berlanjut agar nantnya melalui kader yang dibentuk
sepenuhnya memahami pentngnya alat tersebut dapat menjadi Reference group dan Role
perlindungan kerja dan alat perlindungan tubuh model bagi komunitas pemulung yang lain. Selain itu,
untuk mengatasi risiko terganggunya kesehatan. Alat masalah pengawasan (surveil ans) pengguna perlu
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang sangat dibuatkan sistem yang baik, dengan cara membuat
sederhana sepert sepatu, topi, masker, sepatu booth baseline data epidemiologis tentang komunitas
dan lain-lain, yang tdak memenuhi persyaratan pemulung yang meliput data penyakit infeksi dan
sebagai pelindung yang dapat memberikan determinannya (penyakit akibat pekerjaan sebagai
keamanan dan kenyamanan terhadap ancaman pemulung dan akibat lingkungan tempat tnggal di
gangguan kesehatan. Lingkungan yang tdak terjaga sekitaran TPA) serta status gizi kurang (sebagai
kebersihannya menjadi sumber. Dengan kondisi dampak penyakit infeksi yang diderita) khususnya
tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada bayi dan balita yang ada pada komunitas
atau penyakit akibat kerja. Lingkungan yang tdak pemulung melalui survei epidemiologi.
terjaga kebersihannya menjadi sumber penularan SOLUSI DAN TARGET LUARAN
penyakit. Selain itu juga pemulung tdak Solusi yang ditawarkan
menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) Solusi yang ditawarkan terkait untuk
serta perilaku gizi seimbang. Sehngga perlu dilakukan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
upaya penyadaran melalui peningkatan pengetahuan komunitas pemulung sesuai dengan prioritas
dan kesadaran pemulung khususnya perempuan/ibu. permasalahan adalah sebagai berikut :
Upaya-upaya preventf pentng untuk a) Adanya baseline data epidemiologis
dilakukan agar pemulung yang merupakan bagian tentang komunitas pemulung yang meliput
dari warga negara yang patut mendapat perhatan data penyakit infeksi dan determinannya
dan perlindungan dari Pemerintah sebagaimana (penyakit akibat pekerjaan sebagai pemulung dan
warga masyarakat lainnya. Sehingga mereka dapat akibat lingkungan tempat tnggal di sekitaran
berpartsipasi dalam pembangunan secara efektf. TPA) serta status gizi kurang (sebagai dampak
Untuk itu mereka perlu diberikan pembekalan penyakit infeksi yang diderita) khususnya pada
pengetahuan yang lebih tentang pentngnya bayi dan balita yang ada pada komunitas
memperhatkan risiko kesehatan dan keselamatan pemulung melalui survei epidemiologi
selama berkerja. Diperlukan pendekatan yang lebih b) Terciptanya efektfitas konseling keluarga
efektf agar memberikan hasil yang maksimal (Family eduation) dan role model bagi
dalam penanaganan dengan menggunakan family komunitas perempuan pemulung khususnya yang
education approach. Pendekatan ini dimaksudkan berstatus sebagai ibu melalui koselor keluarga.
memberdayakan kalangan perempuan pemulung c) Melihat trend data penyakit infeksi dan
disamping sebagai kader juga berperan sebagai role determinannya (penyakit akibat pekerjaan
model untuk perempuan/ibu-ibu lainnya agar sebagai pemulung dan akibat lingkungan tempat
terwujud keluarga sadar sehat (kadarseh) dan tnggal di sekitaran TPA) serta status gizi kurang
keluarga sadar gizi (kadarzi). (sebagai dampak penyakit infeksi yang diderita)
Permasalahan utama yang dihadapi oleh khususnya pada bayi dan balita yang ada pada
6
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

komunitas pemulung melalui kegiatan survei pemukiman TPA Puuwatu Kelurahan Watulondo
evaluasi atau surveilans epidemiologi. Kecamatan Puuwatu Kota Kendari melalui Family
d) Adanya wadah bagi komunitas pemulung education/konselor keluarga berdasarkan baseline
khususnya perempuan atau ibu yang bermukim data tentang komunitas pemulung yang meliput
di sekitaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) data penyakit infeksi dan determinannya (penyakit
Puuwatu di Kecamatan Puuwatu untuk berbagi akibat pekerjaan sebagai pemulung dan akibat
informasi tentang bahaya yang timbul lingkungan tempat tnggal di sekitaran TPA) serta
akibat pekerjaan mereka sebagai pengumpul data status gizi kurang (sebagai dampak
sampah (penyakit akibat kerja) dan penyakit penyakit infeksi yang diderita) khususnya pada bayi
yang tmbul akibat lingkungan tempat mereka dan balita yang ada pada komunitas pemulung
tnggal untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
perubahan perilaku.
Survei Epidemiologi Komunitas Pemulung
Target Luaran Pada kegiatan ini, pelaksana kegiatan
Adapun solusi yang ditawarkan terhadap melakukan survei terhadap seluruh pemulung yang
komunitas perempuan pemulung di kelurahan berjumlah 136 rumah yang terdapat di TPA
Watulondo Kecamatan Puuwatu Kota Kendari sebagai Puuwatu RT 25 Rw 09 Kelurahan Watulondo
berikut: Kecamatan Puuwatu menggunakan kuesioner untuk
a) Terbentuknya baseline data epidemiologis mendapatkan data: (1) data epidemiologis berupa
tentang komunitas pemulung yang meliput frekuensi dan distribusi tentang komunitas
data penyakit infeksi dan determinannya pemulung yang meliput data penyakit infeksi dan
(penyakit akibat pekerjaan sebagai pemulung determinannya (penyakit akibat pekerjaan sebagai
dan akibat lingkungan tempat tnggal di pemulung dan akibat lingkungan tempat tnggal di
sekitaran TPA) serta status gizi kurang (sebagai sekitaran TPA) serta status gizi kurang (sebagai
dampak penyakit infeksi yang diderita) dampak penyakit infeksi yang diderita) khususnya
khususnya pada bayi dan balita yang ada pada pada bayi dan balita yang ada pada komunitas
komunitas pemulung pemulung;(2) Determinan/penyebab poin 1 meliput
b) Terbentuknya konselor keluarga sebagai PHBS, Hygiene perorangan, pemakaian APD dan
family educator dengan memberdayakan perilaku gizi seimbang dengan cara rapid survey.
komunitas perempuan pemulung khususnya ibu Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
melalui kegiatan pendampingan dan direkap sesuai kebutuhan, yang kemudian data
c) Terciptanya sistem pengawasan surveilans ini dimanfaatkan sebagai baseline data untuk
penyakit infeksi dan determinannya serta kegiatan selanjutnya. Tujuan pembentukan baseline
status gizi pada komunitas pemulung data ini dimaksudkan sebagai data dasar, yang
d) Terbentuknya keluarga sadar sehat
kemudian akan disinkronisasi dengan data milik mitra
(kadarseh) dan keluargasadar gizi (kadarzi)
pada puskesmas Puuwatu, sehingga mitra memiliki
melalui kegiatan pelathan yang dilakukan secara
update data terkini tentang komunitas pemulung di
kontnyu dan berkesinambungan dengan
wilayah kerjanya, khususnya data epidemiologi
melibatkan pihak terkait.
berupa frekuensi, distribusi serta determinan
penyakit infeksi dan satus gizi.
METODE
Pelatihan Dan Pendampingan Konselor
Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam
Keluarga Pada Komunitas Perempuan Pemulung
rangka mewujudkan keluarga sadar sehat
Pada kegiatan pelathan, komunitas
(kadarseh) dan keluarga sadar gizi (kadarzi) di
perempuan pemulung diberikan penyuluhan
7
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

tentang (1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat melakukan dengan baik dan benar yang pada
(PHBS) dalam tatanan rumah tangga serta akhirnya diharapkan terjadinya perubahan sikap dan
melindungi diri dari bahaya dan penyakit di tempat perilaku khalayak sasaran. Kader dan pihak petugas
kerja. Indikator kadarseh ada 10 yaitu pertolongan kesehatan puskesmas Puuwatu selaku mitra akan
persalinan oleh nakes, asi eksklusif, menimbang bayi melakukan pencatatan setap bulannya untuk
dan balita, ketersediaan air bersih, cuci tangan pakai memantau perkembangan program tersebut dengan
sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan membandingkan baseline data yang ada.
jentk, makan buah dan sayur tap hari, aktvitas fisik Survei Evaluasi Dan Surveilans Epidemiologi Pada
setap hari, tdak merokok di dalam rumah. Selain itu, Komunitas Perempuan Pemulung
mampu melindungi di empat kerja (mengumpul Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk
sampah di TPA dengan menggunakan APD (Alat mengetahui tngkat keberhasilan program konselor
Pelindung Diri) berupa pakaian kerja, topi, keluarga terhadap perubahan perilaku yang meliput
pelindung mata, masker, sarunt tangan, sepatu PHBS, Hygiene perorangan, pemakaian APD dan gizi
kerja dan memperhatkan Hygiene Perorangan; (2) seimbang yang kemudian berimplikasi pada
berperilaku gizi seimbang yang mampu mengenal, penurunan penyakit infeksi akibat pekerjaan
mencegah dan mengatasi masalah gizi pada setap mereka sebagai pemulung dan lingkungan tempat
anggota keluarganya. lima indikator Kadarzi yaitu, tempat tnggal yang berisiko yakni di sekitar TPA.
menimbang berat badan secara rutn, memberikan Selain itu diharapkan terjadi peningkatan status gizi
ASI eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan pada keluarga pemulung khususnya pada kelompok
garam beryodium dan mengonsumsi suplemen zat bayi dan balita sebagai kelompok yang high risk
gizi. (berisiko tnggi) pada komunitas pemulung di
Dari komunitas tersebut akan dipilih 6 orang Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu.
yang akan dikader sebagai konselor keluarga (family Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan
educator). Pemilihan kader dipilih berdasarkan penyuluhan pada kelompok perempuan pemulung
pengamatan pelaksana dengan memperhatkan dan setelah dilakukan pengkaderan pada 6 orang
keinginan calon kader untuk terlibat dan yang terpilih sebagai kader, dengan bekerja sama
berpartisipasi secara sadar dan ikhlas dalam rangka dengan mitra (tenaga kesehatan) di wilayah tersebut
membantu menurunkan tngkat penyakit infeksi dan (Puskesmas Puuwatu). Pada tahapan evaluasi, peran
meningkatkan status gizi pada komunitasnya. Setelah konselor keluarga akan dilihat melalui perkembangan
didapatkan 6 calon kader yang dianggap layak, maka perubahan perilaku pada keluarga pemulung.
dilakukan kegiatan pelathan dan pendampingan, Komunitas/Keluarga Sadar Sehat (KADARSEH) Dan
dimana perempuan pemulung yang berstatus sebagai Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
ibu rumah tangga dalamkeluarga pemulung dilath Kadarseh adalah keluarga yang berperilaku
untuk dapat memberikan edukasi yang adequat dan sehat dengan menerapkan prinsip Perilaku Hidup
bisa menjadi role model bagi perempuan (ibu) Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah
pemulung lainnya yang berada pada komunitas tangga serta melindungi diri dari bahaya dan
tersebut.Kelompok ini melakukan usaha untuk penyakit di tempat kerja. Indikator kadarseh ada 10
merangkul perempuan/ibu pemulung lainnya yang yaitu pertolongan persalinan oleh nakes, asi
berada di komuntas sesuai dengan base line data. eksklusif, menimbang bayi dan balita, ketersediaan
Jika dalam usaha merangkul mengalami kesulitan air bersih, cuci tangan pakai sabun, penggunaan
atau belum berhasil dalam pelathan tersebut, jamban sehat, pemberantasan jentk, makan buah
pelaksana program akan melakukan pendampingan dan sayur tap hari, aktvitas fisik setap hari, tdak
pada kader di TPA Puuwatu yang dituju untuk dapat merokok di dalam rumah. Selain itu, mampu
melakukan kegiatan secara mandiri sampai peserta melindungi di empat kerja (mengumpul sampah di
8
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

TPA dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) akibat lingkungan tempat tnggal di sekitaran TPA)
berupa pakaian kerja, topi, pelindung mata, serta status gizi kurang (sebagai dampak penyakit
masker, sarunt tangan, sepatu kerja dan infeksi yang diderita) khususnya pada bayi dan balita
memperhatkan Hygiene Perorangan. Kadarzi yang ada pada komunitas pemulung dapat dijelaskan
adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang sebagai berikut:
yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi Survei Data Penyakit Infeksi Dan Status Gizi
masalah gizi pada setap anggota keluarganya. Kegiatan Survei data penyakit infeksi dan status
Keluarga dikatakan memiliki perilaku Kadarzi yang gizi pada komunitas perempuan pemulung di TPA
baik jika sudah menerapkan lima indikator Kadarzi Puuwatu merupakan kegiatan awal yang dilakukan
yaitu, menimbang berat badan secara rutn, dalam program pendampingan. Survei ini dilaksanakan
memberikan ASI eksklusif, makan beraneka ragam, pada bulan Oktober selama kurang lebih 2 minggu
menggunakan garam beryodium dan mengonsumsi pelaksanaan mulai dari tanggal 27 Oktober s.d. 04
suplementasi zat gizi. November 2018. Pada kegiatan ini, pelaksana kegiatan
Komunitas ini bisa menjadi wadah untuk upaya melakukan survei terhadap seluruh komunitas
preventf, promotf sekaligus upaya rehabilitatf pada perempuan pemulung yang terdapat di TPA Puuwatu
komunitas pemulung. Pada dasarnya pembentukan RT 25 RW 09 Kelurahan Watulondo Kecamatan
komunitas tersebut dilakukan setelah peran kader Puuwatu menggunakan Instrumen kuesioner yang
konselor keluarga yakni perempuan pemulung yang telah disusun pada rapat awal koordinasi bersama
berstatus sebagai ibu rumah tangga sebagai family anggota tm pelaksana dan rapat koordinasi bersama
educator sudah berperan aktf dan mandiri yang pembantu lapangan dan pengolah data untuk
ditandai dengan adanya perubahan perilaku melalui mendapatkan data penyakit infeksi dan
proses evaluasi. Komunitas tersebut dapat determinannya (penyakit akibat pekerjaan sebagai
membangun kemitraan dengan pihak-pihak terkait pemulung dan akibat lingkungan tempat tnggal di
sepert kader posyandu, petugas kesehatan, dinas sekitaran TPA) serta status gizi kurang (sebagai
kesehatan dan LSM yang memiliki orientasi visi dan dampak penyakit infeksi yang diderita) khususnya
misi terhadap peningkatan derajat kesehatan pada bayi dan balita yang ada pada komunitas
masyarakat. pemulung.
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Untuk mendapatkan data penyakit infeksi
Pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan dan status gizi dilakukan dengan cara rapid survey.
Masyarakat (PKM) dimulai sejak bulan Oktober 2018 Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan
sebagai awal bulan pertama pelaksanaan kegiatan direkap sesuai kebutuhan, yang kemudian data ini
pendampingan pada komunitas perempuan dimanfaatkan sebagai baseline data untuk kegiatan
pemulung untuk meningkatkan derajat kesehatan selanjutnya. Tujuan pembentukan baseline data ini
pada masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung dimaksudkan sebagai data dasar, yang kemudian
dan bermukim di TPA Puuwatu sampai dengan akan disinkronisasi dengan data milik mitra pada
kegiatan ini selesai sesuai jadwal yang ditetapkan. puskesmas Puuwatu, sehingga mitra memiliki update
Hasil Kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka data terkini tentang komunitas pemulung di wilayah
mewujudkan perubahan perilaku hidup bersih dan kerjanya, khususnya data epidemiologi berupa
sehat dan perilaku gizi seimbang pada komunitas frekuensi, distribusi serta determinan penyakit infeksi
perempuan pemulung di TPA Puuwatu dan melalui dan satus gizi.
pembentukan family educator berbasis data Kegiatan survey awal ini selain memberikan
epidemiologis tentang komunitas pemulung yang data dan gambaran umum tentang komunitas
meliput data penyakit infeksi dan determinannya perempuan pemulung dan perilaku hidup bersih dan
(penyakit akibat pekerjaan sebagai pemulung dan sehat yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
9
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

dan status gizi, tetapi juga membantu tim pelaksana berkesempatan hadir pada kegiatan penyuluhan ini
untuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang sebelumnya telah terdata dalam survey.
kesehatan dan determinannya pada komunitas Kegiatan ini juga dijadikan ajang silaturahmi dengan
perempuang pemulung sehingga terjalin ikatan komunitas perempuan pemulung sekaligus melihat
emosional yang dapat menunjang pelaksanaan potensi peserta yang dipilih untuk dijadikan kader
kegiatan selanjutnya. konselor keluarga (Family Educator).
Pelatihan Dan Pendampingan Konselor Keluarga Dari komunitas perempuan pemulung yang
Pada Komunitas Perempuan Pemulung telah diberikan penyuluhan tersebut dipilih 6 orang
Kegiatan yang dilakukan sebelum yang akan diberikan pelathan sebagai kader konselor
melaksanakan kegiatan pelathan kader konselor keluarga. Keenam perempuan pemulung tersebut
keluarga pada komunitas perempuan pemulung yakni bernama Eria, Ayu Risna Wat, St. Nurmila,
terlebih dahulu memberikan penyuluhan tentang (1) Desriawan, Abriyani Nadjid dan Est. Semua kader
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam yang terpilih adalah perempuan pemulung yang
tatanan rumah tangga serta melindungi diri dari bermukim di TPA Puuwatu RT 25 RW 09
bahaya dan penyakit di tempat kerja. Indikator Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu.
kadarseh ada 10 yaitu pertolongan persalinan oleh Pemilihan kader dipilih berdasarkan pengamatan
nakes, asi eksklusif, menimbang bayi dan balita, pelaksana dengan memperhatkan keinginan calon
ketersediaan air bersih, cuci tangan pakai sabun, kader untuk terlibat dan berpartsipasi secara sadar
penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentk, dan ikhlas dalam rangka membantu meningkatkan
makan buah dan sayur tap hari, aktvitas fisik setap derajat kesehatan masyarakat melalui pembentukan
hari, tdak merokok di dalam rumah; (2) berperilaku komunitas Keluarga Sadar Sehat (KADARSEH) dan
gizi seimbang yang mampu mengenal, mencegah dan Keluarga Sadar Gizi (KADARSI).
mengatasi masalah gizi pada setap anggota Setelah didapatkan 6 calon yang dianggap
keluarganya. lima indikator Kadarzi yaitu, layak, maka dilakukan kegiatan pelathan dan
menimbang berat badan secara rutn, memberikan pendampingan. Kegiatan pelathan kader konselor
ASI eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan keluarga dilaksanakan pada tanggal 14 November
garam beryodium dan mengonsumsi suplemen zat 2018 bertempat di salah satu rumah kader konselor
gizi. keluarga yang terpilih. Perempuan pemulung yang
Kegiatan ini dimaksudkan agar komunitas terpilih sebagai kader dilatih untuk dapat
perempuan pemulung memiliki pengetahuan tentang Perilaku memberikan edukasi yang adequat dan bisa
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga menjadi role model bagi perempuan pemulung
yang akan membawa dampak positf terhadap derajat kesehatan lainnnya yang berada pada komunitas tersebut.
keluarga. Selain itu, penyuluhan ini juga bertujuan untuk Selama proses pelathan dan pendampingan
memberikan pengetahuan mengenai perilaku gizi seimbang berlangsung peserta dibagi kedalam 2 kelompok dan
yang akan berdampak pada status gizi keluarga terumata balita setap kelompok melakukan usaha untuk merangkul
dan anak-anak.. Kegiatan ini tdak hanya memberikan ibu pemulung lainnya yang berada dikomuntas sesuai
manfaat dari PHBS dan perilaku gizi seimbang tetapi dengan data base. Jika dalam usaha merangkul
juga pengetahuan mengenai dampak yang mengalami kesulitan atau belum berhasil dalam
ditmbulkan jika PHBS dan perilaku gizi seimbang pelathan tersebut, pelaksana program akan
tdak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. melakukan pendampingan pada kader di TPA
Kegiatan ini dilaksanakan pada taggal 7 Puuwatu yang dituju untuk dapat melakukan
November 2018, bertempat di musholla TPA kegiatan secara mandiri sampai peserta dapat
Puuwatu RT 25 RW 09 Kelurahan Watulondo melakukan dengan baik dan benar yang pada
Kecamatan Puuwatu yang diikut oleh 30 orang yang akhirnya diharapkan terjadinya perubahan sikap dan
10
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

perilaku khalayak sasaran. Kader dan pihak petugas dilengkapi dengan job description secara jelas dan
kesehatan puskesmas Puuwatu selaku mitra akan disepakat bersama oleh komunitas KADARSEH
melakukan pencatatan setap bulannya untuk dan KADARZI.
memantau perkembangan program tersebut dengan b) Pengurus terdiri dari kader sebagai
membandingkan baseline data yang ada. pengurus int dan anggota lainnya dipilih secara
Setelah kegiatan pelathan kader selesai demokrats.
dilaksanakan, selanjutnya kader yang ada didampingi c) Mekanisme dan tata hubungan kerja
dan dibina untuk lebih memahami perannya sebagai antar berbagai komponen disusun secara
kader konselor keluarga (Family Educator) dalam partsipatf.
d) Proses pengambilan keputusan dilakukan
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara musyawarah pada saat proses rapat.
melalui pembentukan komunitas Keluarga Sadar
e) Anggota komunitas KADARSEH dan KADARZI
Sehat (KADARSEH) dan Keluarga Sadar Gizi (KADARSI).
melakukan pengawasan sebagai manifestasi dari
Pendampingan dilakukan dengan cara mengunjungi
peran kader terhadap komunitas perempuang
kader secara berkala dengan memberikan
pemulung baik yang telah bergabung maupun
penguatan-penguatan dari sisi psikologis dan teknis
yang belum tergabung dalam komunitas tersebut.
menjadi kader. Selain itu, memperhatkan keluhan f) Komunitas Komunitas tersebut dapat
dan masukan dari kader penting untuk mengetahui membangun kemitraan dengan pihak-pihak
pelaksanaan peran kader ini. terkait sepert kader posyandu, petugas
Setelah kegiatan pelathan dan pendampingan kesehatan, dinas kesehatan dan LSM yang
kader telah dilaksanakan maka selanjutnya dibentuk memiliki orientasi visi dan misi terhadap
komunitas Keluarga Sadar Sehat (KADARSEH) dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Pembentukan
komunitas ini bermaksud untuk mencapai satu atau SIMPULAN
beberapa tujuan dari program tersebut yaitu Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama 2
meningkatkan penurunan penyakit infeksi akibat (dua bulan) pada kelompok perempuang pemulung
pekerjaan mereka sebagai pemulung dan yang ada di TPA Puuwatu RT 25 RW 09 Kelurahan
lingkungan tempat tempat tnggal yang berisiko Watulondo Kecamatan Puuwatu. Metode
yakni di sekitar TPA. Selain itu diharapkan terjadi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode
peningkatan status gizi pada keluarga pemulung diskusi, penyuluhan, pelathan dan pembinaan, serta
khususnya pada kelompok bayi dan balita sebagai kegiatan pendampingan terhadap komunitas
kelompok yang high risk (berisiko tnggi) pada perempuan pemulung yang bermukim di TPA
komunitas pemulung di Kelurahan Watulondo Puuwatu. Target utama yang tercapai dari kegiatan
Kecamatan Puuwatu. Sehingga komunitas tersebut ini adalah terciptanya kesadaran untuk meningkatkan
bisa menjadi wadah untuk upaya preventf, promotf derajat kesehatan pada komunitas perempuan
sekaligus upaya rehabilitatf pada komunitas pemulung di TPA Puuwatu melalui pendampingan
pemulung. Pada dasarnya pembentukan komunitas dan pembentukan kader Konselor keluarga sebagai
tersebut dilakukan setelah peran kader sudah Family Educator pada PHBS dan perilaku gizi
berperan aktf dan mandiri yang ditandai dengan seimbang yang dilaksanakan secara berkelanjutan
adanya perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sehingga menurunkan penyakit infeksi dan
(PHBS) dan perilaku gizi seimbang melalui proses meningkatkan status gizi balita dan anak-anak.
evaluasi. Untuk itu pengembangan komunitas Strategi yang dilakukan dalam rangka mengurangi
tersebut diarahkan untuk memenuhi komponen dan menekan jumlah penyakit infeksi dan
sebagai berikut: peningkatan status gizi pada komunitas perempuan
a) Pembentukan struktur organisasi yang
11
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

pemulung di TPA Puuwatu RT 25 RW 09 keluarga beberapa hal perlu diperhatkan adalah


Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu adalah ketepatan dalam memilih kader dan penguatan
melalui pendampingan dan pembentukan konselor kapasitas kader. Karena peran kader ditengah
keluarga yaitu : gempuran perilaku masyarakat disekitarnya
a) Telah ada data base penderita dan penyakit menjadi efek terbalik yang justru melemahkan
infeksi yang diderita serta data status gizi fungsi dan perannya sebagai kader konselor
khususnya bayi/balita sebagai kelompok yang keluarga. Kader yang baik dipilih adalah mereka
high risk melalui survei epidemiologi di yang memliki kemauan dan kemampuan
Kecamatan Puuwatu. menguasai permasalahan dan disarankan
b) Telah terbentuk kader konselor sebaya sebaiknya untuk memilih perempuan pemulung
dengan memberdayakan komunitas perempuan yang memiliki latar pendidikan yang cukup.
pemulung melalui kegiatan pendampingan. d) Kegiatan ini adalah langkah yang diambil
c) Telah tercipta sistem pengawasan surveilans dalam upaya menurunkan penyakit infeksi dan
penyakit infeksi dan status gizi pada komunitas meningkatkan status gizi kelompok berisiko yaitu
pemulung. bayi dan balita, sehingga bagi insttusi lain baik itu
d) Pembentukan komunitas KADARSEH dan formal maupun non formal, milik pemerintah
KADARZI melalui kegiatan yang dilakukan secara ataupun NGO diharapkan dapat melanjutkan
kontnyu dan berkesinambungan dengan kegiatan yang serupa dengan target utama adalah
pelibatan pihak terkait yang akan dilaksanakan penguatan kapasitas kader dan memaksimalkan
pada tahapan selanjutnya. potensi komunitas perempuan pemulung dengan
membantu agar kegiatan mereka lebih produktf.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan terkait DAFTAR PUSTAKA
dengan kegiatan ini adalah : 1. Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan
a) Mitra dalam kegiatan ini adalah pihak Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Puskesmas Puuwatu agar memanfaatkan data yang 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
telah disediakan hasil dari kegiatan ini, untuk Kota Kendari. 2017. Peta Rencana Pola Ruang,
memantau situasi dan kondisi lapangan pada Peta Rencana Struktur Ruang, Skala 1: 400.000.
komunitas pemulung secara kontnyu agar bisa 3. Damanhuri, E., dan Padmi. 2010.
meningkatkan derajat kesehatan para pemulung Pengelolaan Sampah, Diklat Kuliah Jurusan
yang bekerja dan bermukim di TPA Puuwatu Teknik Lingkungan. ITB.
memberikan, dan memberikan penguatan insttusi 4. Helena et all. 2014. The Potential Health
kepada kader yang telah dilath untuk terus Hazards Associated With Waste Scavenging in
menjalankan perannya sebagai kader konselor Ghana: A Case Study of Three Selected
keluarga untuk terus mengedukasi perempuan Dumpsites in Tema Metropolis. Internatonal
pemulung di komunitasnya. Journal of Environmental Science and Toxicology
b) Kader sebagai bagian dari komunitas (ISSN: 2315-9927) Vol. 2(10) pp. 199-209. (Online)
perempuan pemulung agar memanfaatkan Diakses Juni 2018.
perannya dengan baik, sehingga dengan perannya 5. Junaedi. 2012. Semangat Kerja Pemulung
tersebut dapat menurunkan penyakit infeksi dan Sampah, Pahlawan Lingkungan yang Terlantar..
meningkatkan staus gizi kelompok berisiko yaitu www.stosfest.org. (Online) Diakses Juni 2018.
bayi dan balita, meskipun kegiatan PKM ini telah 6. Lestari Hariat. 2017. studi deskriptif status
berakhir. kesehatan pemulung di tpas puuwatu kota
c) Dalam memanfaatkan kader konselor kendari tahun 2017. Laporan penelitan.
7. Listautn. 2012. Pengaruh Lingkungan
12
PREVENTIF
PREVENTIF JOURNAL
JOURNAL
JURNAL ILMIAH PRAKTISI KESEHATAN MASYARAKAT SULAWESI
TENGGARA

Vol. 3/No.1/ Desember 2018; ISSN 2540-8283 eISSN: 2620-3294,

Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal


Higiene, dan indeks Masa Tubuh (IMT) Terhadap
Keluhan Kesehatan Pada Pemulung di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012.
(Thesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara.
8. Lubis, S. 2011. Keterpaparan Pemulung
Sampah dapat Menimbulkan Penyakit Kulit
Akibat Kerja di TPA Terjun Medan. (Thesis).
Sekolah Pascasarjana USU.
9. Maryunani A. 2013. Perilaku Hidup
Bersihdan Sehat (PHBS). Jakarta: CV. Info Media,
Muliadi. 2002. Seluk Beluk Para Pemulung
di Samarinda dan Sekitarnya, Lembaga
Penelitan Universitas Mulawarman,
Samarinda, pemulung.pdf. (Online) Diakses
Juni 2018.
10.Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar
Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga
University Press.
11.Rachmannur, A. 2011. Melepas Stigma
Negatif Pemulung. danamon co.id. (Online)
Diakses Juni 2018.
12.Sinaga, P. 2008. Kajian Model
Pengembangan Usaha di Kalangan Pemulung.
Jakarta. Soemirat, J.S. 2009. Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. Sumardjoko. 2003. Profil Wanita
Pemulung di Surakarta, Jurnal Penelitan
Humaniora, Vol.4 No.2, Universitas
Muhammadiyah. Surakarta. (Online) Diakses
Juni 2018.
13.Supariasa, I.D.N., Bakri, B., dan Fafri, I. 2001.
Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
14.Wachukwu C.K. et all. 2010. The Health
Profile and Impact Assessment of Waste
Scavengers (Rag Pickers) in Port Harcourt,
Nigeria. Journal of Applied Sciences Volume 10
(17): 1968-1972. (Online) Diakses Juni 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai