Anda di halaman 1dari 44

1.

KADER JUMANTIK (DBD/MALARIA)

A. DBD
DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran
DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk
tersebut. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan
melakukan Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dan abatisasi untuk memberantas jentik nyamuk.

Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD dapat dilakukan
dengan cara:
a. Fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa.
b. Abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gr untuk 100 liter air pada
tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk atau penetesan abate cair dengan
dosis 20 tetes untuk 50 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk.
c. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN(Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan 3 M, yaitu menguras, menutup tampungan air dan mengubur
barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk dan Plus (Penyebaran
predator nyamuk di tempat penampungan air, budidaya tanaman pengusir nyamuk,
menggunakan repellent/ obat oles anti gigitan nyamuk, tidak menggantung pakaian
yang sudah bekas dipakai, menggunakan baju tangan panjang jika keluar malam,
penggunaan kelambu anti nyamuk).

DASAR HUKUM PENUNJUKAN KADER DBD


Beberapa dasar hukum peran serta kader DBD antara lain :
1. Kepmenkes No.581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit
Demam Berdarah Dengue
2. Kepmenkes No 92 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan
Menteri Kesehatan RI No 581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue
3. Kepmendagri No 31- VI Tahun 1994 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja
Operasional Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (POKJANAL
DBD) Tim Pembina LKMD Tingkat Pusat.

TUJUAN PERAN SERTA KADER DBD


1. Masyarakat mampu menjaga status kesehatannya secara mandiri.
2. Meningkatkan produktifitas masyarakat yang produktif secara ekonomi.
3. Terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat dengan angka bebas jentik > 95%.
4. Meminimalisir pembiayaan yang dikeluarkan akibat masyarakat menderita
kesakitan DBD.

1
KEGIATAN YANG DILAKUKAN KADER DBD
o Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada masyarakat (RT/
Dusun) dalam berbagai kesempatan.
o Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah /tempat tinggal/TTU serta TTI
setiap 2 minggu.
o Menggerakkan masyarakat bersama TOMA, TODAT, TOGAG, Aparat RT/ Dusun
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kebersihan lingkungan minimal 1 kali
seminggu.
o Menggerakkan masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk (Larvasidasi dengan
ABATE bubuk/ cair, memelihara predator alami seperti ikan cempalo ditempat
penampung air).
o Melakukan pemeriksaaan jentik berkala (mingguan) di RT/ Dusun (@ rumah
selama 15 menit).
o Merekapitulasi hasil pemeriksaaan jentik berkala dan melaporkan hasil kerja
secara berjenjang baik kepada supervisor/ koordinatorkader, petugas Puskesmas
dan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten setiap bulan.
o 1 (satu) Supervisor/ koordinator dapat membina 20 – 25 jumantik
rumah/lingkungan.
o Menggerakkan masyarakat agar berperan aktif untuk melaporkan kasus kejadian
penyakit DBD/ Malaria yang terjadi diwilayahnya melalui petugas kesehatan
beserta bukti hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium).
o Berpartisipasi dalam mengaktifkan kegiatan pokja DBD dan pos Malaria RT/
Dusun.

SYARAT MENJADI KADER DBD


1. Warga setempat.
2. Memiliki KTP/ Surat keterangan domisili.
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat.
4. IKS keluarga minimal 0,800.
5. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat.
6. Bersedia secara sukarela menjadi kader kesehatan untuk penanggulangan penyakit
DBD.

TUPOKSI DARI KADER DBD


Tugas dan tanggung jawab kader DBD dan Malaria RT/ Dusun:
o Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada masyarakat (RT/
Dusun) dalam berbagai kesempatan.
o Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah /tempat tinggal/TTU serta TTI
setiap 2 minggu.

2
o Menggerakkan masyarakat bersama TOMA, TODAT, TOGAG, Aparat RT/ Dusun
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kebersihan lingkungan minimal 1 kali
seminggu.
o Menggerakkan masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk (Larvasidasi dengan
ABATE bubuk/ cair, memelihara predator alami seperti ikan cempalo ditempat
penampung air).
o Melakukan pemeriksaaan jentik berkala (mingguan) di RT/ Dusun (@ rumah
selama 15 menit).
o Merekapitulasi hasil pemeriksaaan jentik berkala dan melaporkan hasil kerja
secara berjenjang baik kepada supervisor/ koordinatorkader, petugas Puskesmas
dan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten setiap bulan.
o 1 (satu) Supervisor/ koordinator dapat membina 20 – 25 jumantik
rumah/lingkungan.
o Menggerakkan masyarakat agar berperan aktif untuk melaporkan kasus kejadian
penyakit DBD/ Malaria yang terjadi diwilayahnya melalui petugas kesehatan
beserta bukti hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium).
o Berpartisipasi dalam mengaktifkan kegiatan pokja DBD dan pos Malaria RT/
Dusun.

KOORDINASI KADER DBD DENGAN PUSKESMAS DAN DINAS


KESEHATAN KABUPATEN
1. Kader bersama-sama petugas kesehatan di wilayah setempat RT/
Dusun (Bidan Desa) membuat laporan kegiatan dalam
penanggulangan penyakit DBD diwilayahnya dan melaporkan ke
Puskesmas.
2. Puskesmas merekapitulasi hasil laporan yang dilaporkan dari Desa/
Kelurahan yang ada di wilayah kerjanya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten (Laporan Bulanan penyakit DBD, ABJ, Pemantauan dan
kegiatan penanggulangan lainnya).
3. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan pembinaan tentang
tatalaksana penanggulangan penyakit DBD diseluruh Puskesmas
dan wilayah kerja Puskesmas Kabupaten.

3
B. MALARIA
Istilah GERMAS DULIMA dapat diartikan sebagai gerakan masyarakat yang
dilaksanakan secara terpadu, sistimatis dan bekelanjutan yang bersumber dari dan
untuk masyarakat dalam upaya mengendalian penyakit malaria sehingga masyarakat
dapat melindungi diri dan keluarga dari penyakit Malaria.

TUJUAN DARI GERMAS DULIMA


Umum
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengendalian malaria.

Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pengendalian
malaria
2. Tersedianya kader sebagai inisiator dan promoter bagi masyarakat dalam
pengendalian malaria
3. Terbentuknya Wadah Gerakan masyarakat dalam pengendalian malaria

APA SAJA KEGIATAN GERMAS DULIMA


1. Penyuluhan dan Sosialisasi Penyakit malaria
2. Membantu petugas kesehatan dalam pembagian kelambu
3. Membantu petugas dalam upaya pemetaan tempat perindukan nyamuk
4. Melakukan Pengendalian Vektor
a. Penebaran zat kimia pembubuh jentik( altosid/Sumilar /dsb )
b. Penebaran Ikan predator
c. Indoor Residu Sprying
5. Penemuan Dini penderita suspek malaria
6. Pemantuan obat penderita malaria
7. Membantu petugas dalam survey Vektor

SYARAT KADER GERMAS DULIMA


1. Bisa membaca dan menulis
2. Mau bekerja secara sukarela dan ikhlas
3. Mau dan mampu bekerjasa untuk kepentingan masyarakat

TUPOKSI KADER GERMAS DULIMA


1. Media informasi dan KIE penyakit malaria pada masyarakat
2. Memfasilator dalam upaya kegiatan - kegiatan program malaria
3. Melakukan survey jentik dan vector
4. Sebagai pemantau faktor – factor penularan malaria

4
2. KADER GERMAS

GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah suatu tindakan yang sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Tujuan GERMAS
Agar masyarakat berperilaku sehat, sehingga diharapkan berdampak pada :
1. Kesehatan terjaga
2. Jika sehat, produktivitas masyarakat meningkat
3. Terciptanya lingkungan yang bersih
4. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat berkurang

Apa saja Kegiatan GERMAS itu?


Kegiatan Germas dilakukan dengan cara antara lain :
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Mengonsumsi sayur dan buah
3. Tidak merokok
4. Tidak mengonsumsi alkohol
5. Memeriksa kesehatan secara rutin
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban sehat

Syarat menjadi Kader GERMAS


Syarat menjadi Kader GERMAS meliputi:
1. Warga setempat
2. Memiliki KTP/Surat Keterangan Domisili
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat
4. IKS keluarga minimal 0,800
5. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat
6. Bersedia menjadi Kader Kesehatan

Tupoksi Kader GERMAS


Tupoksi Kader Germas meliputi:
1. Menjadi contoh (role model) bagi pelaksanaan GERMAS di Dusun/RT masing-masing
2. Menjadi sumber informasi mengenai GERMAS
3. Mendata Keluarga yang belum bisa melaksanakan GERMAS (berdasarkan hasil Pendataan
Keluarga Sehat) serta permasalahannya
4. Mendampingi dan mencatat hasil Pembinaan Keluarga Sehat oleh Tim Puskesmas
5. Menyuarakan permasalahan GERMAS dalam setiap rapat tingkat
Dusun/RT/Desa/Kelurahan yang diikuti.

Bagaimana Koordinasi Kader GERMAS dengan Puskesmas?


Kader GERMAS berada di bawah pembinaan Petugas Promosi Kesehatan (Promokes).

5
3.KADER JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)
APAKAH JKN ITU?
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jamninan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap penduduk seluruh Indonesia.

LANDASAN HUKUM KEGIATAN


1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS (Badan Penyuluhan Jaminan
Sosial)
3. Peraturan Presiden Nomor III Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
5. Peraturan Bupati Rejang Lebong Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Jamkesda (Jaminan
Kesehatan Daerah)

TUJUAN POSBINDU
Memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau dibayar oleh pemerintah.

SYARAT MENJADI PESERTA JAMKESDA/JKN


1. Warga Masyarakat Rejang Lebong
2. Memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) Kabupaten Rejang Lebong
3. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari tingkat RT/RW/Desa/Kelurahan
4. Kondisi dalam keadaan sakit dan sedang dirawat pada Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Curup di ruang Kelas III
5. Memiliki surat keterangan rawat dari RSUD Curup
6. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong

TUGAS KADER JKN


1. Menjadi sumber informasi masyarakat tentang Program JKN/JAMKESDA di tingkat
desa/kelurahan
2. Mendata keluarga miskin dan kurang mampu yang belum memiliki kartu KIS
3. Memiliki jiwa social yang tinggi dan tidak menuntut honor

HUBUNGAN KOORDINASI KADER JKN/JAMKESDA DENGAN


PUSKESMAS
Kader JKN melaksanakan koordinasi timbal balik dengan pihak puskesmas sebagai pembina
kader pada desa/kelurahan wilayah kerjanya.

DATA KEPESERTAAN JKN / JAMKESDA KABUPATEN


REJANG LEBONG TAHUN 2017

6
- PBI (JKN Pusat) : 97.000 jiwa
- Jamkesda Rejang Lebong : 18.887 jiwa

7
4. KADER USAHA KESEHATAN KERJA
(UKK)
A. APA ITU POS UKK ?
Pos UKK adalah Pos Upaya Kesehatan Kerja yang merupakan wadah atau tempat dari
sekelompok pekerja informal dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja dalam upaya
pemeliharaan kesehatan.
Pos UKK terdiri dari pekerja informal 10 sampai 50 orang pekerja dengan jenis pekerjaan
yang sama.( misal:kelompok tani, pekerja pembuat gula merah,pekerja bengkel, pengrajin
makanan dll)

B. APA TUJUAN DARI POS UKK TERSEBUT :


Tujuan adanya Pos UKK adalah:
 Pekerja memiliki pengetahuan tentang kesehatan kerja.
 Pekerja mampu menolong diri sendiri dan orang lain dalam kegawatdaruratan kecelakaan
kerja.
 Pekerja mengetahui/mengenal resiko atau bahaya akibat pekerjaannya.
 Pekerja waspada akan resiko pekerjaannya.

C. SIAPA YANG MENJADI KADER POS UKK?


 Merupakan anggota /pekerja di pos UKK tersebut.
 Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat.
 Dapat membaca dan menulis.
 Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut.
 Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat pekerja di lingkungannya secara sukarela.
 Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip kesehatan kerja.

D. APA YANG MENJADI TUGAS KADER POS UKK?


Tugas kader pos UKK adalah :
 Menjadi contoh (role model ) bagi anggota kelompoknya dalam meningkatkan kesehatan
pekerja (mis: pemakaian Alat Pelindung Diri dan PHBS)
 Mencatat atau mendata seluruh identitas anggota pekerja di kelompoknya. (Nama
lengkap, umur, gol.darah,riwayat penyakit,kepemilikan JKN/kartu BPJS)
 Membuat jadwal/rencana pertemuan bulanan pekerja dan jadwal pemeriksaan kesehatan
pekerja.
 Melaporkan jadwal pemeriksaan kesehatan pekerja kepada puskesmas pembina
( berkoordinasi)
 Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) akibat kerja sebelum dirujuk
ke puskemas (catat/lapor)
 Merujuk penderita/ pekerja sakit ke puskesmas dan melaporkan tindakan apa saja yang
sudah diberikan kader kepada penderita.
 Memberikan penyuluhan kesehatan pekerja bagi anggota kelompoknya.
 Membina hubungan baik dengan pekerja, LKMD, aparat desa dan puskesmas.
 Mengelola keuangan pos UKK
 Pencatatan dan pelaporan

8
E. HUBUNGAN KADER POS UKK DENGAN PUSKESMAS
Kader pos UKK desa/kelurahan berkoordinasi langsung dengan petugas pengelola Kesehatan
Kerja di Puskesmas.

9
5. KADER KESEHATAN JIWA

APAKAH KESEHATAN JIWA ITU ?


Kesehatan jiwa adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, sehingga
dapat mencapai derajat kesehatan yang paripurna. Merupakan kegiatan penemuan dini
(deteksi dini) dan pemantauan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Kesehatan Jiwa, serta
menindak lanjuti secara dini factor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan
segera merujuk kefasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Merasa senang terhadap dirinya serta
 Mampu menghadapi situasi
 Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
 Puas dengan kehidupannya sehari-hari
 Mempunyai harga diri yang wajar
 Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
 Mampu mencintai orang lain
 Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
 Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
 Merasa bagian dari suatu kelompok
 Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah"
dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
 Menetapkan tujuan hidup yang realistis
 Mampu mengambil keputusan
 Mampu menerima tanggungjawab
 Mampu merancang masa depan
 Dapat menerima ide dan pengalaman baru
 Puas dengan pekerjaannya
 Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk
 mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi
 hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan
 terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.

Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diriyaitu bagaimana
seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir,cara berperan, dan cara
bertindak.

Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:


 Menemukan kepuasan dalam hidup
 Membina hubungan yang erat dan sehat
 Menetapkan tujuan dan mencapainya
 Menghadapi maju mundurnya kehidupan

10
 Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah

Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:


 Merasa hidup ini sulit dikendalikan
 Merasa stres
 Menghindari tantangan hidup
 Memikirkan kegagalan

TUJUAN KESEHATAN JIWA


1. Terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Perlu berbagai upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan jiwa dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Upaya kesehatan jiwa harus diselenggarakan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemda, dan/atau masyarakat.
4. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumberdaya dalam upaya kesehatan jiwa.
5. Meningkatkan mutu upaya layanankesehatan jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
6. Memberikan kesempatan bagi ODGJ melaksanakan kewajibannya sbg warga negara RI.
7. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

SYARAT MENJADI KADER KESEHATAN JIWA


Meliputi :
1. Warga setempat
2. Memiliki KTP/ surat keterangan domisili
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat
4. Mampu membaca dan menulis
5. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat
6. Bersedia menjadi kader kesehatan

TUPOKSI DARI KADER KESEHATAN JIWA


Meliputi :
1. Menjadi contoh (role model) bagi masyarakat
2. Menjadi sumber informasi kemasyarakat langsung mengenai Kesehatan Jiwa
3. Melakukan penemuan kasus ODGJ terutama dengan kasus berat
4. Melaporkan dan berkoordinasi apabila ada penemuan kasus ODGJ Berat ke Faskes,
Kelurahan/desa serta Kecamatan
5. Melakukan pencatatan data penderita ODGJ baik yang baru maupun yang rujuk balik
6. Melakukan penyuluhan perorangan

KOORDINASI KADER KESEHATAN JIWA DENGAN PUSKESMAS


Kader Kesehatan Jiwa berada dibawah pembinaan Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas dan
seksi P2 PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Rejang Lebong

11
6. KADER TB DAN HIV/AIDS

PENGERTIAN
Kader TB dan HIV/AIDS adalah anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan yang
dipilih secara sukarela serta dilatih untuk pengenalan penyakit, mencegah, serta menganalisa
masalah hingga menangani masalah kesehatan Tuberkulosis – HIV/AIDS
didesa/kelurahannya masing-masing dalam rangka upaya peningkatan derajat kesehatan.

TUGAS POKOK KADER


1. Membantu petugas kesehatan dalam menemukan orang tersangka TB-HIV/AIDS
2. Membimbing dan memberikan dorongan Pengawas Menelan Obat (PMO)
3. Menjadi Petugas PMO (Pengawas Minum Obat)
4. Membawa tersangka TB – HIV/AIDS ke fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan
swasta
5. Membantu petugas kesehatan dalam penyebar luasan informasi dan penyuluhan tentang
TB-HIV/AIDS
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

FUNGSI KADER
1. Sebagai penggerak masyarakat dalam menginformasikan tentang TB-HIV/AIDS
2. Sebagai penghubung masyarakat dengan petugas kesehatan
3. Pemantau tersangka TB-HIV/AIDS
4. Pencatat hasil kegiatan

PERAN KADER
1. Sebagai Motivator, memberikan motivasi kepada suspek TB-HIV/AIDS untuk diperiksa
di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Sebagai Informan, memberikan informasi atau pesan tentang TB-HIV/AIDS dengan baik
dan benar kepada tersangka pengidap TB-HIV/AIDS dan orang terdekatnya.
3. Sebagai Teman, kader TB-HIV/AIDS harus menjaga hubungan baik dan kepercayaan
dengan tersangka pengidap TB-HIV/AIDS untuk memastikan pemeriksaan dan
pengobatan dilakukan secara teratur.

KOMPETENSI KADER
Jenis kompetensi Kader TB-HIV/AIDS yang dipersyaratkan antara lain :
1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang TB-HIV/AIDS
2. Mampu dalam memberikan penyuluhan dan konseling TB-HIV/AIDS
3. Aktif dalam kegiatan masyarakat.

HUBUNGAN KOORDINASI KADER DENGAN PIHAK PUSKESMAS


Kader Jmelaksanakan koordinasi timbal balik dengan pihak puskesmas sebagai pembina
kader pada desa/kelurahan wilayah kerjanya.

12
13
7. KADER KESEHATAN LINGKUNGAN / STBM

A. APAKAH ITU STBM?

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM


adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial


berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.

Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi
ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.

Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air bersih yang mengalir.

Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai


PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air
minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral
lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi.

Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:


1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4. Mengelola sampah dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
( Kelima item ini disebut 5 Pilar STBM)

Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit.

Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana buang
air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.

B. LANDASAN HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014.

14
C. TUJUAN PENYELENGGARAAN STBM?
Tujuannya adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan
saniter secara MANDIRI di dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah
sehingga terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh faktor
lingkungan.

D. APA SAJA KEGIATAN (PILAR) STBM?


Ada 5 pilar (kegiatan) STBM yaitu :
1. Perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop-BABS)
2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Perilaku Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga yang bersih
dan sehat (PAMRT)
4. Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang baik (PSRT)
5. Perilaku Pengamanan Limbah Rumah Tangga yang baik (PLRT)

E. APA SAJA YANG DIMAKSUD DENGAN 5 PILAR STBM?


1. PERILAKU STOP-BABS
 Setiap rumah tangga : menyediakan WC/Jamban untuk buang air
besar/kecil yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.
 Setiap anggota keluarga membiasakan perilaku buang air besar yang
sehat yang dapat memutus alur pencemaran kotoran manusia sebagai
sumber penyakit.

2. PERILAKU CTPS
 Setiap anggota rumah tangga membiasakan diri melakukan cuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
 Setiap rumah menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang
dilengkapi dengan air mengalir, sabun dan saluran pembuangan air
limbah.

3. PERILAKU PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN


RUMAH TANGGA
 Setiap anggota rumah tangga membiasakan mengolah air layak minum
dan makanan yang aman dan bersih secara berkelanjutan
 Setiap rumah menyediakan dan memelihara tempat pengolahan air
minum dan makanan rumah tangga yang sehat

4. PERILAKU PENGAMANAN SAMPAH RUMAH TANGGA


 Setiap rumah membiasakan memilah sampah rumah tangga sesuai
jenisnya dan membuang sampah rumah tangga secara rutin.

15
 Melakukan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan
pengolahan kembali sampah (recycle).
 Menyediakan dan memelihara sarana pembuangan sampah rumah tangga
di luar rumah.

5. PERILAKU PENGAMANAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA


 Melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui sumur
resapan dan saluran pembuangan air limbah.
 Setiap rumah menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair
rumah tangga.
 Memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah
tangga.

F. APA SYARAT MENJADI KADER KESLING ?


Syarat menjadi kader kesling :
1. Warga desa setempat
2. Memiliki KTP (surat Keterangan domisili ) dan Kartu Keluarga
3. Rumahnya sudah memiliki jamban/wc yang standar dan memenuhi
persyaratan kesehatan.
4. Rumahnya bersih
5. Memiliki kebiasaan hidup sehat
6. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat.
7. Bersedia menjadi kader kesehatan.

G. APA SAJA TUGAS KADER KESLING?


1. Menjadi contoh (role model) bagi pelaksanaan STBM di dusun atau desa
tersebut.
2. Menjadi sumber informasi tentang STBM.
3. Mendata keluarga yang sudah mempunyai jamban yang sehat/standar.
4. Mendata keluarga yang sudah mempunyai jamban tapi belum memenuhi
standar kesehatan ( jamban cemplung, plengsengan, terbuka)
5. Mendata keluarga yang belum mempunyai jamban dan permasalahannya.
6. Mendampingi keluarga dalam kegiatan pemicuan.

Lima Pilar

16
8. KADER RABIES

PENYAKIT RABIES
Rabies di sebut juga penyakit anjing gila yang merupakan suatu penyakit infeksi
akut pada susunan syaraf pusat yang disebabkan virus rabies. Penyakit ini
bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui
gigitan hewan penular rabies. Penyakit ini telah dikenal sejak berabad-abad
yang lalu dan merupakan penyakit yang menakutkan bagi manusia karena
penyakit ini selalu diakhiri dengan kematian. Penyakit ini menyebabkan
penderita tersiksa oleh rasa haus namun sekaligus merasa takut terhadap air
(hydrophobia). Rabies bersifat fatal baik pada hewan maupun pada manusia,
hampi seluruh pasien yang menunjukkan gejala-gejala klinis rabies
(encephalomyelitis) akan diakhiri dengan kematian. Sampai saat ini belum ada
pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan rabies namun penyakit penyakit
ini dapat dicegah melalui penanganan kasus paparan hewan penular rabies
(HPR) sedini mungkin.

Cara penularan rabies melalui gigitan dan non gigitan (goresan cakaran atau
jilatan pada kulit terbuka/mukosa) oleh hewan yang terinfeksi virus rabies.
Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka atau
mukosa namun tidak dapat masuk melalui kulit yang utuh.

Pencegahan rabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara:


a. Cuci Luka, yaitu Lakukan pd semua kasus GHPR. Cuci luka dengan air
mengalir & sabun selama 10-15 menit, Hindari tindakan invasif seperti
menyikat luka, Golden period cuci luka 12 jam, Namun tetap lakukan, meski
terlambat, Setelah cuci luka, berikan betadin atau antiseptic, Luka gigitan
tidak boleh dijahit, bila sangat diperlukan lakukan jahitan situasi;
b. Pemberian Anti Septik, yaitu setelah melakukan pencucian luka sebaiknya
diberikan antiseptic untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa
disekitar luka gigitan. Anti Septik yang dapat diberikan diantaranya Obat
Merah (Merchurochrom), Povidon iodine, Alcohol 70%, dan zat anti Septik
lainnya;
c. Pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies) dan SAR (Serum Anti Rabies),
yaitu membangkitkan system imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan
diharapkan antibody yang terbentuk akan menetralisasi virus rabies. Namun
bila virus rabies telah mencapai susunan syaraf pusat maka vaksin tidak akan
berguna lagi. Pemberian VAR dan SAR dilakukan oleh petugas kesehatan
yang terlatih.

DASAR HUKUM KADER RABIES

17
Beberapa dasar hukum peran serta kader Rabies antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Hewan;
2. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis;
3. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI, Menteri Pertanian RI dan Menteri
Dalam Negeri RI No, 279 A/Menkes/SK/VIII/1978, No. 143 Tahun 1978
tentang peningkatan Peningkatan Pemberantasan dan Penanggulangan
Rabies.
4. Keputusan Bersama Dirjen P2M dan PL, Dirjen Perternakan dan Dirjen
PUOD No. KS.00-1.1554, No. 99/TN.560/KPTS/DJP/Deptan/1999, No.
443.2-270 tentang pelaksanaan kegiatan pembebasan dan mempertahankan
Daerah Bebas Rabies di wilayah Republik Indonesia.
5. Peraturan kesehatan internasional Tahun 2005 tentang Pengawasan terhadap
keluar masuknya penyakit melaui kapal dan pesawat terbang.

TUJUAN PERAN SERTA KADER RABIES


1. Masyarakat mampu menjaga status kesehatannya secara mandiri dan mandiri
memvaksin hewan peliharaannya secara rutin.
2. Melakukan tatalaksana awal kasus GHPR.
3. Melaporkan dan membawa kasus GHPR ke petugas kesehatan dan segera
dibawa ke Faskes untuk di berikan VAR atau SAR.
4. Terwujudnya lingkungan yang bebas Hewan Penular Rabies.
5. Meminimalisir pembiayaan yang dikeluarkan akibat masyarakat menderita
kesakitan Rabies.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN KADER RABIES


o Melakukan sosialisasi tentang penyakit rabies secara kelompok kepada
masyarakat (RT/ Dusun) dalam berbagai kesempatan.
o Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah /tempat tinggal/TTU serta
TTI setiap 2 minggu.
o Menggerakkan masyarakat bersama TOMA, TODAT, TOGAG, Aparat RT/
Dusun untuk berpartisipasi dalam melaksanakan penertiban hewan peliharaan
dilingkungan minimal 1 kali seminggu.
o Menggerakkan masyarakat secara mandiri untuk memvaksinasi hewan
peliharaannya secara berkala ke petugas kesehatan hewan.
o Merekapitulasi masyarakat yang terkena kasus gigitan, memiliki hewan
peliharaan yang dapat menularkan penyakit rabies secara berkala dan
melaporkan hasil kerja secara berjenjang baik kepada supervisor/ coordinator
kader, petugas kesehatan hewan, Puskesmas dan Petugas Dinas Kesehatan
Kabupaten setiap bulan.

18
o 1 (satu) Supervisor/ koordinator dapat membina 20 – 25 kader
rumah/lingkungan.
o Menggerakkan masyarakat agar berperan aktif untuk melaporkan kasus
kejadian penyakit Rabies yang terjadi diwilayahnya melalui petugas
kesehatan beserta bukti hasil pemeriksaan tim medis puskesmas/ RS.
o Berpartisipasi dalam mengaktifkan kegiatan pos Rabies Desa/ Kelurahan.

SYARAT MENJADI KADER RABIES


1. Warga setempat.
2. Memiliki KTP/ Surat keterangan domisili.
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat.
4. IKS keluarga minimal 0,800.
5. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat.
6. Bersedia secara sukarela menjadi kader kesehatan untuk
penanggulangan penyakit Rabies.

TUPOKSI DARI KADER RABIES


Tugas dan tanggung jawab kader Rabies RT/ Dusun:
1. Mensosialisasikan tentang kewaspadaan terhadap gigitan/ jilatan hewan
penular rabies di berbagai kesempatan.
2. Melakukan pendataan kepada warga yang memiliki hewan yang dapat
jadi penular penyakit rabies.
3. Menggerakkan warga RT/ Dusun untuk ikut berpartisipasi menertibkan
hewan yang dapat jadi penular penyakit rabies yang liar.
4. Membantu memberikan pertolongan pertama kepada warga yang
digigit/ dijilat hewan tersangka penular rabies sebelum diberikan VAR
di pelayanan kesehatan.
5. Menggerakkan masyarakat RT/ Dusun untuk memberikan vaksinasi
terhadap hewan penular rabies milik warga secara berkala (6 bulan s/d 1
tahun sekali) yang masih belum sempat divaksin bekerjasama dengan
Distanak.
6. Melaporkan setiap peristiwa gigitan anjing kepada petugas kesehatan
dan tim Distanak setempat.
7. Berpartisipasi dalam mengaktifkan kegiatan pos rabies RT/ Dusun.

KOORDINASI KADER RABIES DENGAN PUSKESMAS DAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN

19
1. Kader bersama-sama petugas kesehatan di wilayah setempat RT/ Dusun
(Bidan Desa) membuat laporan kegiatan dalam penanggulangan
penyakit Rabies diwilayahnya dan melaporkan ke Puskesmas.
2. Puskesmas merekapitulasi hasil laporan yang dilaporkan dari Desa/
Kelurahan yang ada di wilayah kerjanya ke Dinas Kesehatan Kabupaten
(Laporan Bulanan penyakit Rabies, Vaksinasi Hewan, Pemantauan dan
kegiatan penanggulangan lainnya).
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan pembinaan tentang
tatalaksana penanggulangan penyakit Rabies diseluruh Puskesmas dan
wilayah kerja Puskesmas Kabupaten.

20
9. KADER POSBINDU

Apakah Posbindu itu ?


Posbindu berdasarkan pengertian dari kementrian kesehatan adalah :
Kegiatan Posbindu adalah kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat dalam rangka deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut
dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Posbindu bisa dikatakan sebagai kegiatan UKBM,
upaha kesehatan bersumber daya masyarakat, jadi jangan kaget nanti
selain ada kader Posyandu di kampung juga akan ada kader posbindu,
kader lansia, dan kader lainnya.

Manfaat atau tujuan dari posbindu umumnya lebih mkepada


meningkatkan kesejahteraan hidup bagi mereka yang sudah berumur,
termasuk juga lansia. dan lebih di kedepankan terhadap kontrol PTM.
Biasanya dengan adanya kegiatan posbindu di masyarakat maka
mereka yang memiliki penyakit diabete, DM, dll akan dapat
terkontrol sehingga derajat hidup mereka akan semakin baik.

kegiatan yang biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan


posbindu di masyarakat ini adalah pemeriksaan fisik, mulai dari urin,
darah, berat badan, tinggi badan. Jika ada keluhan maka bisa dirujuk
ke Puskesmas. Biasanya petugas puskesmas akan ikut membina
kegiatan ini karena ini juga menjadi salah satu program UKM yang
bersumber daya dari masyarakat itu sendiri.

Selain pemeriksaan ada juga kegiatan seperti senam lansia, arisan,


kumpul kumpul bersama sehingga bisa menjadi tempat refershing
bagi mereka yang suntuk di rumah. Selain upaya kesehatan fisik
mereka juga diajak untuk hidup sehat bersama yang lain dan satu
sama lain saling memberikan dorongan untuk menjaga kesehatan
masing masing.

Tujuan Posbindu

21
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini factor resiko PTM
Kegiatan dalam Posbindu 1 tahun sekali

Kegiatan Posbindu
1. Penggalian informasi faktor resiko dengan wawancara sederhana
yang meliputi, riwayat penyakit tidak menular pada keluarga dan
diri sendiri
2. Kegiatan pengukuran Berat badan, Tinggi badan, indeks masa
tubuh, lingkar perut, dan tekanan darah
3. Kegiatan penunjang seperti pemeriksaan kolesterol, gula darah, dan
asam urat (bagi individu yang sehat disarankan 3 tahun sekali dan
yang telah mempunyai factor resiko PTM setahun sekali dan bagi
penderita DM minimal 1 bulan sekali)
4. Pemeriksaan IVA

Syarat menjadi kader Posbindu


Meliputi :
1. Warga setempat
2. Memiliki KTP/surat keterangan domisili
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat
4. Mampu membaca dan menulis
5. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat
6. Bersedia menjadi kader kesehatan

Tupoksi dari kader Posbindu


Meliputi :
1. Menjadi contoh (role model) bagi masyarakat
2. Menjadi sumber informasi kemasyarakat langsung mengenai
Posbindu
3. Melakukan penggalian informasi (wawancara) kesehatan bagi
peserta posbindu
4. Memberikan informasi data kepada petugas PTM Puskesmas atau
Seksi P2 PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Rejang Lebong.

22
5. Melakukan pengukuran Tinggi Badan, berat badan, Indeks Masa
Tubuh, Lingkar Perut, tekanan darah dengan didampingi oleh
tenaga kesehatan
6. Melakukan pencatatan pendaftaran dan pengisian hasil
pemeriksaan
7. Melakukan penyuluhan perorangan

Koordinasi kader Posbindu dengan Puskesmas


Kader posbindu berada dibawah pembinaan Petugas Penyakit Tidak
Menular (PTM) di Puskesmas dan seksi P2 PTM dan Kesehatan Jiwa
Dinas Kesehatan Kabupaten.

23
10. KADER KEAMANAN PANGAN DAN OBAT

PENDAHULUAN
Kader adalah masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjau oleh masyarakat
dan dapat bekerja secara sukarela mengelola program

SYARAT-SYARAT MENJADI KADER PANGAN


1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerjasama masyarakat secara sukarela dan berjiwa
sosial
3. Bisa membaca dan penulis huruf latin
4. Mampu memberikan penyuluhan di bidang penyehatan pangan
5. Sabar menghadapi berbagai masalah kesehatan di bidang penyehatan pangan
6. Memiliki sikap yang baik di masyarakat diantaranya adalah semangat,
empati, peduli, handal, cerdas, inisiatif dan terampil
7. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat setempat
8. Aktif dalam kegiatan kesehatan

TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Melalui peran kader kesehatan secara optimal meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayahnya

2. TUJUAN KHUSUS
a. Teselenggaranya upaya promotif dan preventif terhadap masalah-masalah
kesehatan oleh masyarakat sendiri
b. Terdeteksinya masalah-masalah kesehatan secara dini yang ada di wilayah
dengan adanya kader yang berilmu pengetahuan dan aktif
c. Masyarakat mampu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan di wilayahnya secara mandiri
d. Memudahkan koordinasi antara petugas kesehatan dengan masyarakat
(kader) untuk melaksanakan upaya-upaya kesehatan masyarakat

PERAN DAN FUNGSI


PERAN :
1. Melakukan pendekatankepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat
2. Melakukan survey mawas diri bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan serta mengenal masalah
dan potensi

24
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas
hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas dan jadwal
kegiatan
4. Sebagai pendamping dan pengarah dalam pelayanan kesehatan
5. Penghubung masyarakat pada memberi pelayanan
6. Menjaga kelangsungan kegiatan di bidang penyehatan pangan
7. Melaksanakan evaluasi kegiatan

FUNGSI :
1. Membantu petugas dalam pengambilan sampel pangan
2. Membantu petugas dalam melakukan monitoring produk pangan
3. Melakukan registrasi pendataan sarana pengolahan makanan jajanan, Kantin,
Depot Air Minum, Rumah Makan, Restoran, P-IRT dan Jasaboga
4. Melakukan penyuluhan perorangan dan kelompok kepada masyarakat di
posyandu
5. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya di
bidang penyehatan pangan
6. Memberitahukan kepada masyarakat informasi waktu dan jam
penyelenggaraan penyuluhan di bidang penyehatan pangan
7. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan pengawasan pangan
8. Menginformasikan secepatnya kepada petugas apabila terjadi KLB
Keracunan Pangan
9. Membuat laporan hasil kegiatan

DASAR HUKUM
1. Permenkes R.I No. 02 Tahun 2013 Tentang KLB Pangan
2. Permenkes R.I No. 33 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan
3. Permenkes R.I No. 180 Tahun 1985 Tentang Makanan Kadaluarsa
4. Permenkes R.I No. 416 tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih
5. Permenkes R.I No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
6. Permenkes R.I No. 1098 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
Rumah Makan
7. Permenkes R.I No. 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
8. Permenkes R.I No. 942 Tahun 2013 Tentang Makanan Jajanan
9. Permenkes No.13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.

RUANG LINGKUP

25
Kader kesehatan di bidang penyehatan pangan dibatasi pada kegiatan mengenai
penyehatan pangan

KOORDINASI
Kader penyehatan pangan di Dusun berkoordinasi bersama sanitarian
puskesmas dan petugas pengawas dan penyuluh keamanan pangan Dinas
Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong

26
11. KADER KESEHATAN LANSIA

PENGERTIAN LANSIA
Menurut World Health Organization (WHO) usia lanjut dikelompokkan menjadi:
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)Adalah deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan lansia
(berumur >60 tahun).

Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993, 75) mengatakan bahwa usia
biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres,
trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara biologis apabila secara
kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran
pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.

Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan, belajar,
intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih baik dan
stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa. Usia sosial menekankan
peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan
menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di mayarakat.

PEMERIKSAAN KESEHATAN LANSIA


Berikut adalah beberapa tes yang wajib dilakukan lansia saat periksa kesehatan ke
dokter, klinik, atau rumah sakit. 
a. Tekanan darah. Umumnya normal tekanan sistol 110-140 mmHg dan tekanan
diastol 70-90 mmHg
b. DEXA scan atau sinar-x. Pindai DEXA lewat rontgen atau sinar-X berfungsi
untuk meninjau kepadatan tulang.
c. Berat badan yang turun atau naik secara drastis bisa menandakan kondisi medis
tertentu. Berat badan bertambah bisa berarti retensi cairan (edema), penyakit
ginjal, hati, atau jantung. Sementara itu, berat badan turun bisa berarti infeksi atau
kanker.  
d. Tes darah. Usahakan untuk melakukan cek darah lengkap setiap tahun. Mulai dari
sel-sel darah, gula darah, kolesterol, kadar hormon, hingga kadar elektrolit.  
e. Pemeriksaan EKG. Periksa elektrokardiogram (EKG) berfungsi untuk memantau
kesehatan jantung. Sebaiknya pemeriksaan EKG dilakukan kira-kira 3 tahun
sekali.
f. Kolonoskopi. Untuk mencegah gangguan pencernaan atau kanker usus, lakukan
tes kolonoskopi. Sebaiknya tes ini dilakukan kira-kira setiap 2 tahun sekali
g. Periksa mata. Proses penuaan bisa memengaruhi kesehatan mata. Beberapa
keluhan yang sering dilaporkan lansia adalah penglihatan berkurang atau hilang.
Penyebabnya bisa jadi mata plus, glaukoma, atau katarak.

27
Selain pemeriksaan umum diatas ada beberapa pemeriksaan khusus diantaranya:
a. Pada pria
Pemeriksaan prostat digital. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau fungsi dan
kesehatan prostat serta mendeteksi adanya pertumbuhan kanker. 

b. Pada wanita
 Mammogram. Semakin bertambah usia, risiko wanita mengalami kanker
payudara semakin meningkat. Dilakukan 2 tahun sekali
 Pap smear. Tes ini dilakukan untuk memantau kesehatan rahim. Anda yang
menunjukkan gejala kanker serviks biasanya akan diperiksa dengan pap smear.
Namun, tes ini juga dianjurkan bagi wanita muda hingga usia kira-kira 70 tahun.
Dilakukan 3 tahun sekali

PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA


1. Hipertensi
Adalah Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai 140/90
mmHg atau lebih, biasanya disebabkan oleh :
 Bertambahnya usia
 Stres
 Faktor keturanan
 Sering merokok
 Pola makan yang tidak sehat
 Sering mengkomsumsi minuman beralkohol
 Terlalu sering mengkomsumsi garam yang berlebihan
 Tidak pernah gerah dan tidak pernah olahraga
 Kelebihan berat badan atau obesitas

Cara pencegahan:
 Mengurangi asupan garam
 Berolahraga
 Kontrol berat badan
 Jauhi stres
 Tidak merokok

2. Artritis (radang sendi)


Artritis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih sendi Anda. Penyakit ini
ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi disebabkan beberapa
faktor diantaranya kondisi cuaca dingin
Cara pencegahan:

28
 Olahraga teratur
 Menjaga berat badan
 Jika Anda merasa sakit, sebaiknya istirahat dan jangan memaksa untuk melakukan
banyak aktivitas.

3. Stroke
Beberapa gejala dari stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki di salah
satu sisi tubuh, penurunan penglihatan di salah satu atau kedua mata, kesulitan bicara
atau memahami perkataan orang lain, sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya,
dan kehilangan keseimbangan saat berjalan.

4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)


PPOK adalah istilah yang mengacu pada sekelompok penyakit paru yang menghalangi
aliran udara sehingga membuat penderitanya sulit bernapas. Emfisema dan bronkitis
kronis merupakan dua kondisi paling umum yang menyebabkan PPOK.
Cara pencegahan:
 Berhentilah merokok dan/atau jauhi asap rokok.

5. Diabetes mellitus
Adalah kadar gula didalam darah tinggi.
Cara pencegahan:
 Mengontrol asupan makanan terutama yang mengandung gula
 Olahraga teratur

6. Asam Urat
Kadar asam urat yang dikatakan naik apabila nilainya 7 mg/dl (pria) dan 6 mg/dl
(wanita)
Cara pencegahan:
 Olahraga
 Mengatur berat badan
 Mengurangi asupan purin seperti ayam potong, hati dan ampela ayam, jengkol,
petai, duren, tauge,kopi, teh, dll.

PERAN DAN FUNGSI KADER LANSIA


1. Melakukan pendataan sasaran lansia (>60tahun) dan pralansia(45 s/d 59),lansia
resiko tinggi 70 thn keatas
2. Menjadi petugas aktif yang membantu petugas kesehatan dalam kegiatan
pencatatan dan pelaporan pada kegiatan posyandu lansia
3. Penggerakan terhadap masyarakat dan menjadi instruktur senam lansia
4. Menjadi pendamping petugas kesehatan dalam kegiatan home care pada program
lansia

29
30
12. KADER KIA Dan KB

Pengertian
Kader KIA adalah anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan yang
dipilih secara sukarela serta dilatih untuk mencegah, menanalisa hingga
menangani masalah-masalah kesehtan ibu dan anak didesa/kelurahannya
masing-masing dalam rangka upaya peningkatan derajat kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Sayarat-syarat menjadi kader KIA


1. Dapat membaca dan menulis
2. Berjiwa social dan mau bekerja secara relawan
3. Mengetahui adat-istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggal diwilayah kerjanya sebagai seorang kader
6. Berpenampilan ramah dan simpatik
7. Mengikuti pelatihan dan pmebinaan sebagai seorang kader KIA

Peran dan fungsi Kader KIA


1. Bersama-sama dengan Bidan Desa melakukan Pendataan Masyarakat agar di
ketahui Jumlah sasaran dan Kebutuhan Masyarakat dalam Upaya kesehatan
keluarga
2. Bersama-sama dengan Bidan Desa atau Nakes lainnya mensosialisasikan
semua Program dalam rangka penurunan AKI dan AKB dan Program-
program kesehatan keluarga lainnya.
3. Melakukan kegiatan penimbangan Bayi dan Balita serta memberikan
penyuluhan tentang gizi masyarakat secara rutin.
4. Mendata Kasus Resiko Kehamilan Pada BUMIL dan resiko pada Bayi dan
melaporkan hasil pendataan untuk membantu Bidan atau Nakes mengambil
tindakan agar tidak terjadi keterlambatan pertolongan maupun proses
rujukan.
5. Pendisribusian alat dan obat Kontrasepsi sederhana (pil,kondom)
6. Pemberian berbagai bentuk penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak dan
faktor-faktor resikonya.
7. Melakukan program TABULIN dalam upaya meringankan pembiyaan yang
mungkin di butuhkan.
8. Memotivasi para BUMIL dan IBU bayi/Balita untuk mau ikut serta dalam
setiap program kesehatan ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan
AKB misal; menggunakan RTK, persalinan di fasilitas kesehatan, melakukan
pemantauan perkembangan bayi dan balita di posyandu dsb.

31
32
13. KADER GIZI DAN ASI

Kader Gizi dan ASI adalah anggota masyarakat baik laki-laki maupun
perempuan yang dipilih secara sukarela serta dilatih untuk membantu petugas
kesehatan dalam melakukan pendataan, pengukuran status gizi bayi dan balita,
serta sebagai konselor ASI Ekslusif di desa/kelurahan.

Sayarat-syarat menjadi kader Gizi dan ASI


1. Dapat membaca dan menulis
2. Berjiwa social dan mau bekerja secara relawan
3. Mengetahui adat-istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggal diwilayah kerjanya sebagai seorang kader
6. Berpenampilan ramah dan simpatik
7. Mengikuti pelatihan dan pmebinaan sebagai seorang kader Gizi dan ASI

Peran dan fungsi Kader Gizi dan ASI


1. Melakukan pendataan Balita dan Ibu hamil, nifas yang beresiko mengalami
gangguan Gizi baik obesitas maupun kekurangan gizi
2. Menjadi konselor Gizi dan ASI di tingkat Desa
3. Melakukan pendataan Balita 6 s/d 24 bln dari keluarga miskin yang beresiko
mengalami gizi kurang
4. Membantu mendistribusikan PMT baik itu untuk ibu hamil maupun Balita
5. Menjadi petugas gerak cepat terhadap Balita kurus

Tabel Standar Proporsi Berat Badan


Terhadap Tinggi Badan

33
14. KADER IMUNISASI

Apakah IMUNISASI itu ?


IMUNISASI adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu
saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.

Adakah Landasan Hukum IMUNISASI ?


Ada, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2017

Apa Tujuan dari IMUNISASI ?


1. Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tercapainya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi sesuai
target RPJMN.
3. Tercapainya Universal Child Immunization / UCI ( Prosentase minimal
80% bayi yang mendapat IDL di suatu desa / kelurahan di seluruh desa /
kelurahan ).
4. Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur dibawah dua tahun
(baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia Subur (WUS).
5. Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah
dengan Imunisasi.
6. Tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan bepergian
ke daerah endemis penyakit tertentu.
7. Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah
medis (safety injection practise and waste disposal management).

Apa saja kegiatan IMUNISASI itu ?


Kegiatan Imunisasi dilakukan dengan cara antara lain :
1. Pendekatan keluarga
2. Sosialisasi ke masyarakat
3. Posyandu Balita
4. Imunisasi Anak Sekolah dan Wanita Usia Subur

Apa syarat menjadi Kader IMUNISASI ?


Syarat menjadi Kader IMUNISASI meliputi :
1. Warga setempat
2. Memiliki KTP / Surat Keterangan Domisili
3. Memiliki kebiasaan hidup sehat
4. Mau dan mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat
5. Berpenampilan ramah dan simpatik
6. Berjiwa sosial dan mau menjadi relawan
7. Bersedia menjadi Kader Imunisasi.

34
Apa saja Tupoksi dari Kader IMUNISASI ?
Tupoksi Kader Imunisasi meliputi :
1. Melakukan kegiatan bulanan Imunisasi di Posyandu
2. Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
3. Kunjungan rumah, Mengundang dan menggerakkan masyarakat
yaitu memberitahu ibu – ibu untuk Imunisasi anaknya ke Posyandu
terutama bagi anak yang belum Imunisasi dan Imunisasi tidak
lengkap.
4. Membantu petugas kesehatandalam pendaftaran, penyuluhan, dan
berbagai usaha kesehatan masyarakat.
5. Memindahkan catatan – catatan dalam KMS ke dalam buku bantu
kader.
6. Membantu petugas kesehatan dalam menemukan kasus Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI ) dan segera melaporkan kasus
KIPI tersebut ke petugas Kesehatan setempat
7. Mengajak sasaran anak sekolah dan Wanita Usia Subur untuk
mendapatkan pelayanan Imunisasi.

Bagaimana Koordinasi Kader Imunisasi dengan Puskesmas ?


Kader Imunisasi berada dibawah pembinaan Petugas Imunisasi
Puskesmas dan Seksi Surveilens dan Imunisasi Dinkes Rejang
Lebong.

35
36
FORMAT PELAPORAN KADER
Lampiran1. LAPORAN KADER DBD/MALARIA

I.

DATA FOLLOW UP PENGOBATAN MALARIA


II.

NO NAMA ALAMAT

Lampiran.2 LAPORAN KADER GERMAS

DESA/KELURAHAN : ………………………………………..
KECAMATAN : ………………………………………..
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : ………………………………………..
TAHUN : ………………………………………..

KEG

MAKAN BUAH DAN PERIKSA KESEHATAN


AKTIVITAS FISIK SAYUR SECARA RUTIN

Lampiran 3. LAPORAN KADER JKN

DESA/KELURAHAN : ………………………………………..
KECAMATAN : ………………………………………..
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : ………………………………………..
TAHUN : ………………………………………..

37
Memiliki Kartu
No Nama JKN/BPJS KET
Ya Tdk

Lampiran 4. FORMAT LAPORAN KADER UKK

DESA/KELURAHAN : ………………………………………..
KECAMATAN : ………………………………………..
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : ………………………………………..
TAHUN : ………………………………………..
Riwayat Peserta Bekerja Dgn
Hamil
B Penyakit JKN/BPJS APD
No Nama TB KET
B Ya Td Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
k

Lampiran 5. LAPORAN KADER KESEHATAN JIWA

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….
KECAMATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

NO NAMA UMUR JENIS LAMA MENDERITA SUDAHKAH


KELAMIN KELAINAN JIWA BEROBAT?
(Tahun)

38
YA TIDAK
             
             
             
 

Lampiran 6. LAPORAN KADER KESEHATAN TB/HIV

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….
KECAMATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

UMUR SUSPECT RUJUKAN KE


NO TANGGAL NAMA NIK ALAMAT FASYANKES
L P YA TIDAK YA TIDAK

LEMBAR CEKLIST TERSANGKA TB

Lampiran 7. FORMAT LAPORAN KADER KESLING/STBM

Desa/Kel/Dusun : Triwulan :
Kecamatan : Tahun :
Kabupaten :

SUMBER AIR MINUM KEPEMILIKAN JAMBAN


NO NAMA KK SUMUR GALI Penampunga Jamban WC WC
Jamban Belum Ada
P A M SUMUR GALI TERLINDUNG ( n Air Hujan Semi Cemplung Cemplung
Permanen WC
SANYO) ( PAH) Permanen Tertutup Terbuka

39
Lampiran 8. LAPORAN KADER RABIES

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….
KECAMATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

JENIS BEROBAT PADA FASKES (Puskesmas,


NO NAMA UMUR
KELAMIN Klinik, Pustu, Bides, dll)
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         

Lampiran9. LAPORAN KADER POSBINDU

DESA/Kel/Dusun :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
REJANG LEBONG
TRIWULAN :
TAHUN :

RIWAYAT PENYAKIT TIDAK MENULAR


JENIS Ceder Dan
UM Penyak Diab Kan
NO NAMA KELA a lain-
UR Hipert it Stro etes As ker/
MIN Akibat lain
ensi Jantun ke Meli ma Tum
Kecela (sebut
g tus or
kaan kan)
                       
                       
                       
                       
                       

40
                       

Lampiran10. LAPORAN KADER KEAMANAN PANGAN DAN OBAT

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….
KECA,MATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

JENIS USAHA MAKANAN DAN OBAT-


NO NAMA PEMILIK USAHA IRT
OBATAN

     
     
     
     
     
     
     
     

Lampiran 11. LAPORAN KADER LANSIA


(Usia Diatas 45 Tahun)

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….
KECAMATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

NO NAMA UMUR
     
     
     
     
     
     

Lampiran 12. LAPORAN KIA DAN KB

DESA/KELURAHAN : ………………………………………….

41
KECAMATAN : ………………………………………….
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : …………………………………………
TAHUN : …………………………………………

No Kontras
Balita Hamil Nifas Menyusui Ket
Hp epsi
Hu
Um Tgl
No Nama b ASI Memiliki
ur Lahir
Kel Eklusif B Riwayat Hamil Riwayat Kartu Faktor Y Y Td
PB/TB Tdk
(Ya/ B Penyakit Ke Penyakit KIS/JKN Resiko a a k
Tdk) (Ya/Tdk)

42
Lampiran 13. LAPORAN KADER GIZI DAN ASI

DESA/KELURAHAN : ………………………………………..
KECAMATAN : ………………………………………..
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : ………………………………………..
TAHUN : ………………………………………..

ASI
UMU IM RIWAYAT
NO NAMA BALITA NAMA OANG TUA BB TB/PB EKSLUSI
R D PENYAKIT
F

     
     
     
     
     

Lampiran14. LAPORAN KADER IMUNISASI

DESA/KELURAHAN : ………………………………………..
KECAMATAN : ………………………………………..
KABUPATEN : REJANG LEBONG
TRIWULAN : ………………………………………..

ANAK USIA 0-12 MENDAPAT IMUNISASI DASAR


BULAN LENGKAP
NO NAMA KK
ADA TIDAK YA TIDAK

           
           
           
           
TAHUN : ………………………………………..

Ket : Imunisasi Dasar Lengkap (HB0, BCG, DPT, HB 1, HB 2, HB 3, POLIO 1, POLIO 2, POLIO 3)

43
44

Anda mungkin juga menyukai