Anda di halaman 1dari 10

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG

DALAM PERTEMUAN PENINGKATAN PETUGAS ZOONOSIS DI KABUPATEN


REJANG LEBONG TAHUN 2017

Yang terhormat,

Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Menteri Kesehatan selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Menteri Pertanian selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Para Menteri Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Panglima TNI selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Kapolri selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Ketua Umum PMI selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Para Sekretaris Daerah sebagai wakil Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia

Para anggota Tim Pelaksana dan Panel Ahli

Para Wakil dari lembaga/organisasi Internasional

Para Undangan dan Hadirin yang berbahagia

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat siang, salam bahagia dan salam sejahtera.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan hidayah-Nya dapat
terselenggara Pertemuan Peningkatan Petugas Zoonosis tahun 2017 di hamper penghujung tahun
dan juga sebagai evaluasi kegiatan penggendalian program Zoonosis di Kabupaten Rejang
Lebong.

Hadirin yang berbahagia,

Zoonosis merupakan suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan ke
manusia atau sebaliknya. Saat ini masyarakat dunia menghadapi peningkatan ancaman yang
belum banyak disadari, yaitu Emerging Infectious Diseases dimana 70% diantaranya bersifat
zoonosis, sebagai akibat kerusakan lingkungan dan perubahan ekosistem, globalisasi
perdagangan, pemanasan global, serta urbanisasi.

Hadirin peserta Pertemuan yang saya banggakan,

Kita perlu mengingat dan mengambil pelajaran bahwa pada tahun 2004 masyarakat dan industri
perunggasan Indonesia menghadapi ancaman Flu Burung (H5N1) yang pada saat itu adalah Re-
Emerging Infectious Diseases yang bersifat zoonosis. Pada tahun 2006 Flu Burung telah
berdampak pada kerugian jiwa, ekonomi dan sosial sehingga pemerintah memutuskan dilakukan
pengendalian secara multi sektor dengan membentuk Komnas FBPI (Komite Nasional
Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Perpres No.7 /
Th.2006)

Pengendalian zoonosis berkonsep ONE HEALTH yaitu terpadunya (Kesehatan Manusia,


Kesehatan Hewan, Kesehatan Lingkungan dan Satwa Liar) secara terkoordinasi lintas sektor
melalui Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis (Perpres No.30 tahun 2011) terbukti cukup
efektif. Insiden dan fatalitas zoonosis terus menurun (Flu Burung, Rabies, Pes, Leptospirosis,
Antrax, beberapa provinsi telah dinyatakan bebas Brusellosis) sehingga besar harapan program
swasembada daging dapat tercapai, hal ini seiring dengan peningkatan kesejahteraan peternak.

Analisis dari para pakar dan beberapa rekomendasi pertemuan organisasi internasional, serta
peningkatan risiko akibat menguatnya ancaman zoonosis dan kerentanan masyarakat Indonesia,
menjadikan pentingnya koordinasi lintas sektor dan penguatan kapasitas nasional dalam
antisipasi, deteksi dan respon untuk ditingkatkan, terhadap zoonosis Re-Emerging Infectious
Diseases seperti Avian Influenza/Flu Burung, NIPAH, HENDRA, EBOLA, dan New Emerging
Infectious Diseases seperti SARS, MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona
Virus)

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Tugas pemerintah di seluruh Negara dan bahkan menjadi dasar pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah melindungi, menjaga keamanan dan keselamatan warga Negara dari
berbagai ancaman, termasuk ancaman biologi atau penyakit menular.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya sampaikan kepada saudara-saudara :

Pertama :

Bahwa pekerjaan masih belum selesai, kita harus bekerja lebih keras dalam mengendalikan
Zoonosis dan melakukan antisipasi Emerging Infectious Diseases (MERS-CoV, Ebola yang
telah banyak menelan korban)

Kedua :

Memperkuat koordinasi, kerjasama dan komitmen untuk melindungi rakyat dari ancaman
zoonosis.

Ketiga :

Memperkuat kapasitas sumber daya Komisi Nasional Pengendalian Zoonosisi, dan Komisi
Propinsi/Kabupaten/Kota Pengendalian Zoonosisi dalam melaksanakan antisipasi, deteksi dan
respon terhadap Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases.

Keempat :

Agar hasil Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Zoonosis menjadi rekomendasi bagi
pemerintah untuk memperkuat dan mempercepat pengendalian zoonosis yang dapat diimplemen
tasikan segera di masa pemerintahan mendatang.

Saudara-saudara peserta yang saya hormati,

Pada kesempatan ini, saya selaku Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota yang terdiri dari para Menteri dan Kepala
Lembaga serta Ketua Palang Merah Indonesia yang sesuai tugas dan fungsinya telah
melaksanakan pengendalian zoonosis.

Terima kasih dan apresiasi juga saya sampaikan kepada :

Para Kepala Daerah Gubernur, Bupati dan Walikota yang berkomitmen dalam
pelaksanaan pengendalian zoonosis;

Anggota Panel Ahli dan Tim Pelaksana serta Sekretariat Komisi Komisi Nasional
Pengendalian Zoonosis;

Para rektor dan pimpinan fakultas serta civitas akademika yang mendukung program
pengendalian zoonosis pemerintah melalui pembentukan zoonosis center guna penelitian,
pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia yang profesional dalam pengendalian
zoonosis;

Organisasi internasional dan lembaga donor atas dukungan pengendalian zoonosis di


Indonesia;

Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia yang telah
meningkatkan kapasitas keprofesian dalam pengendalian zoonosis;

Masyarakat luas dan pemerhati masalah zoonosis atas partisipasi dan sikap tanggap
memberikan dukungan kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengendalian
zoonosis.

Dengan mengucapkan Bismilahirrahmanirrahim, saya nyatakan Rapat Koordinasi Nasional


Pengendalian Zoonosisi tahun 2014 secara resmi dibuka.

Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa berkenan meridhoi dan memudahkan langkah kita.
Amin

Sekian dan terima kasih

Wassalaamu alaikum wr wb.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong

selaku Pembina dan Pengarah Kegiatan Bidang Kesehatan

Curup, 1 Oktober 2017

Syamsir, SKM, M.K.M


Provinsi Sulawesi Utara termasuk salah satu daerah endemis rabies dan juga merupakan penyumbang
terbanyak untuk angka kematian akibat rabies se-Indonesia. Berdasarkan data kasus yang terlaporkan di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, kasus gigitan tahun 2014 tercatat sebanyak 3698 kasus dengan
22 kasus kematian, sedangkan pada tahun 2015 ternyata kasus gigitan meningkat menjadi 4247 kasus
dengan 28 kematian. Tahun 2016 sampai saat ini sudah terlapor sebanyak 1200 kasus gigitan dengan 9
kasus kematian pada manusia akibat rabies. Oleh karenanya, dalam pertemuan ini, peserta akan dilatih
mengenai tatalaksana kasus gigitan hewan penular rabies pada manusia; dan juga akan narasumber akan
membagikan wawasan terkait antraks, leptospirosis, pes, dan flu burung, serta bagaimana
penanggulangan kejadian luar biasa akibat zoonosis. Kepala Dinas berpesan agar melalui pertemuan ini,
dapat meningkatkan pemahaman peserta tentang bahaya penyakit zoonosis, meningkatkan
kewaspadaan serta menjalin koordinasi lintas program maupun lintas sektor untuk bisa membangun
kerjasama yang solid dan berkelanjutan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis.

SAMBUTAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

SELAKU KETUA KOMISI NASIONAL PENGENDALIAN ZOONOSIS

DALAM

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

PENGENDALIAN ZOONOSIS TAHUN 2014

Jakarta, 1 Oktober 2014

Yang terhormat,

Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Menteri Kesehatan selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Menteri Pertanian selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Para Menteri Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Panglima TNI selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis


Kapolri selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Ketua Umum PMI selaku Anggota Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Para Sekretaris Daerah sebagai wakil Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia

Para anggota Tim Pelaksana dan Panel Ahli

Para Wakil dari lembaga/organisasi Internasional

Para Undangan dan Hadirin yang berbahagia

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat siang, salam bahagia dan salam sejahtera.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan hidayah-Nya dapat
terselenggara Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Zoonosis tahun 2014 dipenghujung masa
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Hadirin yang berbahagia,

Zoonosis merupakan suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan ke
manusia atau sebaliknya. Saat ini masyarakat dunia menghadapi peningkatan ancaman yang
belum banyak disadari, yaitu Emerging Infectious Diseases dimana 70% diantaranya bersifat
zoonosis, sebagai akibat kerusakan lingkungan dan perubahan ekosistem, globalisasi
perdagangan, pemanasan global, serta urbanisasi.

Hadirin peserta rakornas,

Kita perlu mengingat dan mengambil pelajaran bahwa pada tahun 2004 masyarakat dan industri
perunggasan Indonesia menghadapi ancaman Flu Burung (H5N1) yang pada saat itu adalah Re-
Emerging Infectious Diseases yang bersifat zoonosis. Pada tahun 2006 Flu Burung telah
berdampak pada kerugian jiwa, ekonomi dan sosial sehingga pemerintah memutuskan dilakukan
pengendalian secara multi sektor dengan membentuk Komnas FBPI (Komite Nasional
Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Perpres No.7 /
Th.2006)
Pengendalian zoonosis berkonsep ONE HEALTH yaitu terpadunya (Kesehatan Manusia,
Kesehatan Hewan, Kesehatan Lingkungan dan Satwa Liar) secara terkoordinasi lintas sektor
melalui Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis (Perpres No.30 tahun 2011) terbukti cukup
efektif. Insiden dan fatalitas zoonosis terus menurun (Flu Burung, Rabies, Pes, Leptospirosis,
Antrax, beberapa provinsi telah dinyatakan bebas Brusellosis) sehingga besar harapan program
swasembada daging dapat tercapai, hal ini seiring dengan peningkatan kesejahteraan peternak.

Analisis dari para pakar dan beberapa rekomendasi pertemuan organisasi internasional, serta
peningkatan risiko akibat menguatnya ancaman zoonosis dan kerentanan masyarakat Indonesia,
menjadikan pentingnya koordinasi lintas sektor dan penguatan kapasitas nasional dalam
antisipasi, deteksi dan respon untuk ditingkatkan, terhadap zoonosis Re-Emerging Infectious
Diseases seperti Avian Influenza/Flu Burung, NIPAH, HENDRA, EBOLA, dan New Emerging
Infectious Diseases seperti SARS, MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona
Virus)

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Tugas pemerintah di seluruh Negara dan bahkan menjadi dasar pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah melindungi, menjaga keamanan dan keselamatan warga Negara dari
berbagai ancaman, termasuk ancaman biologi atau penyakit menular.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya sampaikan kepada saudara-saudara :

Pertama

Bahwa pekerjaan masih belum selesai, kita harus bekerja lebih keras dalam mengendalikan
Zoonosis dan melakukan antisipasi Emerging Infectious Diseases (MERS-CoV, Ebola yang
telah banyak menelan korban)

Kedua

Memperkuat koordinasi, kerjasama dan komitmen untuk melindungi rakyat dari ancaman
zoonosis.

Ketiga
:

Memperkuat kapasitas sumber daya Komisi Nasional Pengendalian Zoonosisi, dan Komisi
Propinsi/Kabupaten/Kota Pengendalian Zoonosisi dalam melaksanakan antisipasi, deteksi dan
respon terhadap Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases.

Keempat

Agar hasil Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Zoonosis menjadi rekomendasi bagi
pemerintah untuk memperkuat dan mempercepat pengendalian zoonosis yang dapat diimplemen
tasikan segera di masa pemerintahan mendatang.

Saudara-saudara peserta yang saya hormati,

Pada kesempatan ini, saya selaku Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota yang terdiri dari para Menteri dan Kepala
Lembaga serta Ketua Palang Merah Indonesia yang sesuai tugas dan fungsinya telah
melaksanakan pengendalian zoonosis.

Terima kasih dan apresiasi juga saya sampaikan kepada :

Para Kepala Daerah Gubernur, Bupati dan Walikota yang berkomitmen dalam
pelaksanaan pengendalian zoonosis;

Anggota Panel Ahli dan Tim Pelaksana serta Sekretariat Komisi Komisi Nasional
Pengendalian Zoonosis;

Para rektor dan pimpinan fakultas serta civitas akademika yang mendukung program
pengendalian zoonosis pemerintah melalui pembentukan zoonosis center guna penelitian,
pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia yang profesional dalam pengendalian
zoonosis;

Organisasi internasional dan lembaga donor atas dukungan pengendalian zoonosis di


Indonesia;

Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia yang telah
meningkatkan kapasitas keprofesian dalam pengendalian zoonosis;
Masyarakat luas dan pemerhati masalah zoonosis atas partisipasi dan sikap tanggap
memberikan dukungan kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengendalian
zoonosis.

Dengan mengucapkan Bismilahirrahmanirrahim, saya nyatakan Rapat Koordinasi Nasional


Pengendalian Zoonosisi tahun 2014 secara resmi dibuka.

Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa berkenan meridhoi dan memudahkan langkah kita.
Amin

Sekian dan terima kasih

Wassalaamu alaikum wr wb.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

selaku Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis

Dr. H.R Agung Laksono

Anda mungkin juga menyukai