PENGELOLAAN
KEUANGAN BLUD
1
Narasumber
RUDY SURYANTO, SE.,M.Acc.,AK, CA
Dosen UMY
Konsultan SYNCORE
Kepala BAIC – PPA FE UMY
PENGALAMAN :
Senior Auditor Pricewaterhouse Coopers
Senior Auditor Ernst & Young
Konsultan PMPK UMY
CONTACT :
rudy@syncore.co.id
081-2299-111-97
KURIKULUM
PRA - BLUD
PASKA - BLUD
ASAS & SYARAT BLUD
syncore.co.id 3
POKOK BAHASAN BLUD
1. Apa pengetian BLU ? 16. Apa itu rencana strategis bisnis?
2. Apa tujuan penerapan pengelolaan keuangan BLU 17. Bagaimana rencana bisnis dan anggaran
oleh instansi di lingkungan Pemerintah? (RBA) disusun?
18. Bagaimana pengelolaan pendapatan BLU?
3. Apa asas-asas pengelolaan keuangan BLU?
19. Bagaimana dokumen pelaksanaan anggaran
4. Apa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu BLU?
instansi pemerintah untuk dapat menerapkan PK
20. Bagaimana revisi dokumen pelaksanaan
BLU? anggaran BLU?
5. Bagaimana proses penetapan suatu pemerintah 21. Bagaimana pengelolaan kas BLU?
untuk diberikan ijin menerapkan PK BLU? 22. Bagaimana pengelolaan piutang BLU?
6. Bagaimana proses pencabutan status BLU? 23. Bagaimana pengelolaan utang BLU?
7. Bagaimana kelembagaan BLU? 24. Bagaimana pengelolaan investasi BLU?
8. Apa fungsi dewan pengawas? 25. Bagaimana pengelolaan barang BLU?
9. Apa fungsi pejabat pengelola BLU? 26. Bagaimana kalau ada kerugian BLU?
10. Bagaimana status kepegawaian BLU? 27. Bagaimana proses akuntansi BLU?
11. Apa fungsi Satuan Pemeriksaan Intern BLU? 28. Bagaimana pelaporan keuangan BLU?
12. Bagaimana tata hubungan kerja BLU? 29. Bagaimana pertanggungjawaban atas
keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan
13. Bagaimana remunerasi BLU ? BLU?
14. Apa standar layanan yang harus dipenuhi oleh 30. Bagaimana pola pembinaan dan
BLU? Pengawasan BLU
15. Bagaimana tarif layanan BLU? 4
PROGRAM 1
POLA
1. Pengertian BLUD
PENGELOLAAN 2.
3.
Syarat Pengajuan BLUD
Tata Aturan BLUD
KEUANGAN 4.
5.
Fleksibilitas BLUD
Perbedaan BLUD dan Non BLUD
BLUD 6.
7.
Peraturan Bupati
Proses Pengajuan
syncore.co.id - 5
PENGERTIAN & TUJUAN BLUD
PENGERTIAN
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
(Pasal 1 Permendagri No. 61/2007)
TUJUAN
Pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek
bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah.
PERBUB
SK Direktur / SOP
7
7
ROADMAP PENGELOLAAN BLUD
#1 MEMENUHI SYARAT BLUD
PENUH
#2 TATA KELOLA
#8 PENYUSUNAN
#3 SPM
SOP
#10 UNIT
#4 RSB
COST
#9 AUDIT
KEUANGAN
Pengajuan Status BLU
1. Syarat Subtantif
2. Syarat Teknis
3. Syarat Administratif
Sumber : PP No 23/20005
9
Syarat Substantif
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan
dengan:
– Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;
– Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan
meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum;
dan/atau
– Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
dan/atau pelayanan kepada masyarakat.
10
Syarat Teknis
• Persyaratan teknis terpenuhi jika:
– Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya
layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui
BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai
dengan kewenangannya; dan
11
Syarat Administratif
• Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah
yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola tata kelola;
3. Rencana strategis bisnis;
4. Laporan keuangan pokok;
5. Standar pelayanan minimum; dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit
secara independen.
12
Skor Pengajuan BLUD
No Dokumen Persyaratan Administratif Bobot
1 Pernyataan kesanggupan meningkatan kinerja 5%
2 Pola Tata Kelola 20%
3 Rencana Strategis Bisnis 30%
4 Laporan Keuangan Pokok atau Prognosa / Proyeksi 20%
Laporan Keuangan
5 Standar Pelayanan Minimal 20%
6 Laporan Audit terakhir atau pernyataan bersedia 5%
diaudit
Total 100%
13
Proses Pengajuan BLUD - SKPD
SURAT
PERNYATAAN;
POLA TATA
KELOLA;
RENC
STRATEGIS
BISNIS;
SPM;
SKPD
BLUD
LAP.KEUANGAN/ PENUH
PROGNOSA LAP
KEUANGAN;
LAP. AUDIT
TERAKHIR
PENERAPAN
BLUD
SEKDA BERTAHAP
PPKD DITOLAK
KEPUTUSAN
BAPPEDA KDH
KDH
BAWASDA
TENAGA DISETUJUI
AHLI
REKOMENDASI 14
Proses Pengajuan BLUD – Unit Kerja
SURAT
PERNYATAAN;
POLA TATA
KELOLA;
KEPALA
RENC UNIT KERJA
STRATEGIS
BISNIS;
SPM;
LAP.KEUANGAN/ BLUD
PROGNOSA LAP PENUH
KEUANGAN;
LAP. AUDIT
TERAKHIR
PENERAPAN
KEPALA
SKPD
BLUD
BERTAHAP
SEKDA
SEKDA DITOLAK
TIM PENILAI
PPKD KEPUTUSAN
KDH
BAPPEDA
KDH
BAWASDA
DISETUJUI
TENAGA
AHLI
REKOMENDASI
15
Pola Tata Kelola
1. Struktur Organisasi
2. Prosedur Kerja
3. Pengelompokan fungsi yang logis
4. Pengelolaan SDM
5. Sistem Akuntabilitas berbasis kinerja
6. Kebijakan keuangan
7. Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah
16
Kelembagaan BLU
#1 Pemilik BLU
#5 Dewan
#2 Pemimpin BLU
Pengawas BLU
#6 SPI
Pengada
SDM Program Anggaran Perbendaharaan Akuntansi
an
17
Pemilik BLU
1. Kewenangan menunjuk dan mengangkat
pemimpin BLU
18
Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab
umum operasional dan keuangan BLU
berkewajiban:
1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
2. menyiapkan RBA tahunan;
3. mengusulkan calon pejabat keuangan dan
pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
4. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja
operasional dan keuangan BLU.
19
Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung jawab
keuangan berkewajiban:
1. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
4. menyelenggarakan pengelolaan kas;
5. melakukan pengelolaan utang-piutang;
6. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan
investasi BLU;
7. menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan; dan
8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan.
20
Pejabat Teknis
Pejabat teknis BLU berfungsi sebagai penanggung
jawab teknis di bidang masing-masing yang
berkewajiban:
1. menyusun perencanaan kegiatan teknis di
bidangnya;
2. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
3. mempertanggungjawabkan kinerja operasional
di bidangnya.
21
Dewan Pengawas
• Dewan Pengawas adalah organ BLU yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLU
• Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan
pemerintah pusat dibentuk dengan keputusan
Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan
atas persetujuan Menteri Keuangan
• Anggota dewan pengawas terdiri dari unsur-unsur
pejabat dari Kementerian Negara/Lembaga/Dewan
Kawasan yang bersangkutan, Kementerian Keuangan,
dan tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU
• Pembahasan Dewan Pengawas lebih rinci, akan
dibahas dalam Bab Pembinaan, Pengawasan, dan
Pemeriksaan BLU.
22
Struktur Organisasi dan Tata Laksana
Organisasi dan tata laksana, mencakup:
1. Struktur organisasi yang menggambarkan posisi jabatan yang ada
pada satker yang menerapkan PK BLU dan hubungan
wewenang/tanggung jawab antar jabatan dalam pelaksanaan
tugas;
2. Prosedur kerja yang menggambarkan wewenang/tanggung jawab
masing-masing jabatan dan prosedur yang dilakukan dalam
pelaksanaan tugas. Satker yang mengusulkan menerapkan PK BLU
harus mempunyai prosedur kerja untuk semua kegiatannya,
terutama untuk kegiatan utama (core business);
3. Pengelompokan fungsi yang logis, bahwa pengelompokan fungsi-
fungsi dalam struktur organisasi harus dilakukan secara logis dan
sesuai dengan prinsip pengendalian intern;
4. Ketersediaan dan pengembangan sumber daya manusia. Satker
yang menerapkan PK BLU harus mempunyai sumber daya manusia
yang memadai untuk dapat menjalankan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuannya. Ketersediaan SDM mencakup kuantitas SDM,
standar kompetensi, pola rekruitmen, dan rencana
pengembangan SDM. 23
Akuntabilitas
1. Akuntabilitas program, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan program yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja non-
keuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam Akuntabilitas program ini terkandung antara
lain kebijakan-kebijakan, mekanisme atau prosedur, media pertanggungjawaban,
dan periodisasi pertanggungjawaban program;
2. Akuntabilitas kegiatan, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja non-
keuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006. Dalam akuntabilitas kegiatan ini
terkandung antara lain kebijakankebijakan, mekanisme atau prosedur, media
pertanggungjawaban, dan periodisasi pertanggungjawaban kegiatan;
3. Akuntabilitas keuangan, terkait dengan pertanggungjawaban pengelolaan
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang diamanatkan kepada satker yang
menerapkan PK BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada
umumnya, akuntabilitas keuangan tertuang dalam laporan keuangan yang
memberikan informasi atas sumber dana dan penggunaannya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia atau standar akuntansi lain untuk
bidang bisnis spesifik sesuai dengan karakteristik BLU dan praktik bisnis yang
sehat. Dalam akuntabilitas keuangan ini terkandung antara lain kebijakan-
kebijakan, mekanisme atau prosedur,media pertanggungjawaban, dan 24
periodisasipertanggungjawaban keuangan.
Transparansi
1. Kejelasan tugas dan kewenangan.
2. Ketersediaan informasi kepada publik.
3. Rencana strategis bisnis
4. Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan
pengukuran pencapaian kinerja
5. Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administrasi, dan SDM
6. Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu pengukuran
yang memberikan gambaran capaian kinerja tahun
berjalan, penjelasan, dan analisis faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja
25
SPI
• Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) merupakan unit
kerja yang berkedudukan langsung dibawah
pemimpin BLU yang bertugas melaksanakan
pemeriksaan intern BLU.
• Pembahasan SPI lebih rinci, akan dibahas dalam
Bab Pembinaan, Pengawasan, dan Pemeriksaan
BLU.
26
Rencana Strategis Bisnis
1. Pernyataan visi dan misi
2. Kesesuaian Renstra Bisnis 5 tahunan dengan RPJMD
3. Kesesuaian visi, misi, program dengan pencapaian kinerja
(kinerja layanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat)
4. Indikator kinerja
5. Target kinerja tahun berjalan
6. Gambaran program 5 tahunan
7. Pembiayaan 5 tahunan
8. Penangggungjawab program
9. Prosedur Pelaksanaan program
10. Proyeksi arus kas
11. Proyeksi neraca
12. Proyeksi laporan operasional / aktivitas
27
ISI RSB
1. Visi, yaitu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan;
2. Misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik;
3. Program strategis, yaitu program yang berisi kegiatan yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi/kekuatan, kelemahan, peluang,
dan kendala/ancaman yang ada atau mungkin timbul
(analisis SWOT). Program 5 (lima) tahunan memuat semua
program satker yang menerapkan PK BLU yang meliputi
antara lain program di bidang pelayanan, keuangan,
administrasi, dan sumber daya manusia (SDM);
28
ISI RSB
4. Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan
pengukuran pencapaian kinerja;
5. Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administrasi, dan SDM;
6. Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu pengukuran
yang memberikan gambaran capaian kinerja tahun
berjalan, penjelasan, dan analisis faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja.
Pengukuran pencapaian kinerja juga memberikan
informasi metode pengukuran kinerja satker yang
bersangkutan.
29
Laporan Keuangan Pokok
1. Laporan realisasi anggaran sesuai dengan SAP yang
berlaku di daerah
2. Neraca sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
pemerintah daerah dan atau sesuai dengan standar
akuntansi yang ditetapkan asosiasi profesi akuntansi
indonesia
3. Catatan atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada pemerintah daerah
dan/atau standar akuntansi yang ditetapkan asosiasi
profesi akuntansi Indonesia
4. Keseuaian antara kinerja keuangan dengan indikator
yang ada di rencana strategis
30
Standar Pelayanan Minimal
1. Fokus
2. Terukur
3. Dapat dicapai
4. Relevan dan dapat diandalkan
5. Kerangka waktu
6. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM
yang diberlakukan
7. Kaitan antara SPM dengan Rencana Strategis
Bisnis dan anggaran tahunan
8. Legititasmi kepala daerah
31
Standar Pelayanan Minimal
• Standar layanan BLU berupa Standar Pelayanan
Minimum (SPM) yang merupakan ukuran pelayanan
yang harus dipenuhi oleh Satker yang menerapkan PK
BLU ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan pelayanan kepada
masyarakat.
• SPM harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan, dan kesetaraan layanan serta
kemudahan memperoleh layanan. Kualitas layanan
yang dimaksud meliputi teknis layanan, proses
layanan, tata cara, dan waktu tunggu untuk
mendapatkan layanan.
32
Asas SPM
SPM bertujuan untuk memberikan batasan layanan
minimum yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah.
Agar fungsi standar pelayanan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan, maka standar layanan BLU semestinya
memenuhi persyaratan SMART, yaitu:
1. Fokus pada jenis layanan (specific);
2. Dapat diukur (measurable);
3. Dapat dicapai (attainable);
4. Relevan dan dapat diandalkan (reliable); dan
5. Tepat waktu (timely).
33
Laporan Audit
1. Hasil audit tahun terakhir oleh BPK sebelum
mengajukan untuk menerapkan PPK-BLUD
2. Kesesuaian dengan format yang ditetapkan
3. Ditandatangani oleh Kepala SKPD/Unit kerja dan
diketahui oleh Sekda atau Kepala SKPD
34
Team Penyusun Pengajuan BLUD
1. Tata Kelola dan Tata Aturan
2. RSB dan RBA
3. SPM
4. Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pokok
35
Peraturan Bupati yang diperlukan
1. Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas,Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Kabupaten Bantul;
2. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan BLUD
Pengangkatan Karyawan BLUD (Non PNS)
3. Pengaturan Remunerasi
4. Pengaturan Dewan Pengawas
5. Pengaturan Pengadaan barang / jasa
6. Pengaturan Tarif
7. Penetapan Standar Pelayanan Minimal
8. Pengaturan Kerjasama dengan Pihak Ketiga
36
KHARAKTERISTIK BLUD
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan
kekayaan negara yang dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian
dijual kepada publik
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba)
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban
dikonsolidasikan pada instansi induk
6. Pendapatan BLUD dapat digunakan langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-
PNS
8. Bukan sebagai subyek pajak
syncore.co.id 37
FLEKSIBILITAS BLUD
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Belanja flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha,
penghapusan piutang sampai batas tertentu
5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab
pelunasan pada BLU
6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum
pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU
8. Remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme
9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya,
defisit dapat dimintakan dari APBN.
10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
11. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs
dengan persetujuan Menpan & RB)
38
Sumber Pendanaan & Belanja BLUD
SUMBER PENDANAAN BLUD
#2
#1 Belanja Belanja #3 Belanja #1 Belanja #2 Belanja #3 Belanja
Pegawai Barang Modal Pegawai Barang Jasa Modal
Jasa
39
Perbedaan BLUD dan Non BLUD
SKPD/BLUD KASDA PIHAK KETIGA
Sebelum BLUD
#1 RKA
Setelah BLUD
#4 SP2D 40
Anggaran Fleksible
SKPD/BLUD APBD
#1 RKA
#2 RBA
Pendapatan
#3 DPA
#4 RKA
BLUD
B. Barjas
B. Modal
41
Ambang Batas
1. SKPD A berstatus BLUD Secara Penuh, dalam RBA Tahun 2011 target PNBP adalah
sebesar Rp. 100 miliar dan anggaran belanja yang didanai dari PNBP adalah sebesar Rp.
100 miliar.
2. Ambang batas belanja (anggaran fleksibel) yang ditetapkan dalam RBA adalah sebesar
10%, artinya realisasi belanja Satker A yang bersumber dari PNBP dapat melampaui
anggaran belanja dalam RBA sebesar 10%, apabila realisasi PNBP melebihi target yang
ditentukan dalam RBA minimal 10%.
3. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 85 miliar, maka PNBP yang dapat digunakan
langsung maksimal sebesar Rp. 85 miliar.
4. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 110 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110 miliar;
2. Pengeluaran belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului revisi DIPA BLU.
Adapun RBA definitif tetap harus direvisi.
5. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 115 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110 miliar (Rp. 100
miliar + (10% x Rp. 100 miliar)) melalui revisi RBA definitif. Penggunaan PNBP untuk
belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului revisi DPA BLUD.
2. Apabila sisa PNBP sebesar Rp. 5 miliar tersebut akan digunakan pada tahun
anggaran berjalan, maka terlebih dahulu dilakukan revisi RBA definitif dan42DPA
BLUD.
PERENCANAAN PROGRAM 2
DAN 1. Pola perencanaan BLUD
2. Alur Pengesahan RBA
PENGELOLAAN 3.
4.
Penyusunan RBA
Isi RBA
KEUANGAN 5. Perubahan RBA
BLUD
Pengajuan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan SPI dan
Status BLUD BLUD Keuangan BLUD Keuangan BLUD AUDIT
syncore.co.id - 43
POLA PERENCANAAN BLUD
SPM
RENSTRA RSB
RKA RBA
RKA PNBP
REALISASI
44
45
ISI RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. KINERJA BLUD TAHUN BERJALAN
BAB III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB V. PENUTUP
46
Kerangka RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. KINERJA BLUD TAHUN BERJALAN
BAB III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB V. PENUTUP
47
Muatan RBA
1. Kinerja tahun berjalan;
2. Asumsi makro dan mikro;
3. Target kinerja;
4. Analisis dan perkiraan biaya satuan;
5. Perkiraan harga;
6. Anggaran pendapatan dan biaya;
7. Besaran persentase ambang batas;
8. Prognosa laporan keuangan;
9. Perkiraan maju (forward estimate);
10. Rencana pengeluaran investasi/modal; dan
11. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi
dengan RKA-SKPD/APBD.
48
Struktur Biaya BLUD
Permendagri No. 61 Tahun 2007 Pasal 63, 64, dan 65
Biaya BLUD
Untuk membiayai : program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung pelayanan.
.
Biaya Operasional Biaya Non-Operasional
Dalam rangka menjalankan tugas Dalam rangka menunjang tugas
dan fungsi dan fungsi
50
INTEGRASI RBA ke RKA Induk
51
PROGRAM 3
TATA KELOLA 1. Struktur Organisasi BLUD
2. Proses Pengelolaan Keu BLUD
DAN 3.
4.
Pedoman Akuntansi
SOP Keuangan
PELAKSANAAN 5. Kebijakan dan alur keu BLUD
syncore.co.id - 52
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD
TATA KELOLA
EVALUASI KINERJA
53
STRUKTUR ORG vs STRUKTUR BLUD
Struktur Pengelola BLU, Struktur pengelola
anggaran dan struktur pengelola institusi bisa jadi
berbeda.
DIREKTUR PENGGUNA
BENDAHARA
BLU ANGGARAN/ DIREKTUR RS
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
BENDAHARA KA
BLU WAKIL
SPM
DIIREKTUR
PPK/PTK
KABAG
KEUANGAN
54
STRUKTUR ORGANISASI
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI RSUD BANTUL
PERDA NO 17 TAHUN 2010
DIREKTUR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
WAKIL DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN
ADM & KEU
BIDANG BIDANG
BIDANG BAGIAN BAGIAN
PELAYANAN PENUNJANG BAGIAN UMUM
PENGENDALIAN PENGEMBANGAN KEUANGAN
MEDIS MEDIS
Seksi Pelayanan Seksi Seksi Mutu dan Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Rawat Jalan, Penunjang Audit Klinis Pendidikan dan Anggaran dan Umum dan
Kamar Operasi Diagnostik dan Penelitian Perbendaharaan Kepegawaian
dan Rawat Logistik
Darurat
Seksi Rekam
Medis dan SIM Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Seksi Sarana RS Hukum, Verifikasi dan Program
Seksi Pelayanan dan Prasarana Pemasaran dan Akuntansi
Rawat Inap dan Kemitraan
Rawat Intensif
KAITAN OPERASIONAL – KEU – AKUNTANSI
56
KOMPONEN SOP KEUANGAN
Menurut PP23/2005 dan diperkuat dalam Perdirjen
36/PB/2012, BLU harus menyusun SOP Keuangan
minimal untuk
1. Sistem akuntansi.
2. Standard Operating Procedurs (SOP)
Pengelolaan Kas.
3. SOP Pengelolaan Piutang.
4. SOP Pengelolaan Utang.
5. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
6. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
57
Pengelolaan Kas
1. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
2. Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
3. Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
4. Melakukan pembayaran;
5. Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek;
6. Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan, yang dilakukan
sebagai investasi jangka pendek pada instrumen
keuangan dengan resiko rendah.
58
Rekening BLU
59
Pengelolaan Piutang
• Prosedur dan persyaratan pemberian piutang;
• Penatausahaan dan akuntansi piutang;
• Tata cara penagihan piutang; dan
• Pelaporan piutang.
60
Penghapusan Piutang
• Penghapusan Piutang BLU dilakukan dengan
dilengkapi:
• Daftar nominatif para penanggung utang;
• Besaran piutang yang dihapuskan; dan
• Surat pernyataan PSBDT dari PUPN.
61
Kewenangan Penghapusan
• Pemimpin BLU untuk jumlah sampai dengan Rp.200.000.000
(dua ratus juta rupiah) per penanggung utang;
• Pemimpin BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas untuk
jumlah lebih dari Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp.500.000.000 (limaratus juta rupiah) per penanggung
utang.
• Dalam hal tidak terdapat Dewan Pengawas, persetujuan
diberikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan yang bersangkutan.
• Penghapusan secara bersyarat, sepanjang menyangkut piutang
BLU untuk jumlah lebih dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) per penanggung utang dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang
Negara.
62
Pengelolaan Hutang
1. Kegiatan tersebut telah tercantum dalam RBA tahun
anggaran berjalan, namun dana yang tersedia dari PNBP
tidak/belum mencukupi untuk menutup kebutuhan atau
kekurangan dana untuk membiayai kegiatan dimaksud;
2. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat mendesak dan tidak
dapat ditunda;
3. Saldo kas dan setara kas BLU tidak mencukupi atau tidak
memadai untuk membiayai pengeluaran dimaksud; dan
4. Jumlah pinjaman jangka pendek yang masih ada ditambah
dengan jumlah pinjaman jangka pendek yang akan ditarik
tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari jumlah
pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya yang tidak
bersumber langsung dari APBN (Rupiah Murni) dan hibah
terikat.
63
Kewenangan Pemimpin BLU
• Pemimpin BLU untuk peminjaman yang bernilai sampai dengan 10%
(sepuluh persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun anggaran
sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN (Rupiah Murni) dan hibah
terikat.
• Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan Pengawas untuk peminjaman
yang bernilai di atas 10% (sepuluh persen) sampai dengan 15% (lima
belas persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
yang tidak bersumber dari APBN dan hibah terikat.
• 3. Pemimpin BLU atas persetujuan Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua
Dewan Kawasan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan bagi BLU yang tidak memiliki Dewan
Pengawas untuk peminjaman yang bernilai di atas 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 15% (lima belas persen) dari jumlah pendapatan BLU
tahun anggaran sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN (Rupiah
Murni) dan hibah terikat.
64
Perjanjian Pinjaman
• Perjanjian Pinjaman yang paling kurang memuat
hal-hal sebagai berikut:
• Pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian
Pinjaman
• Jumlah pinjaman
• Peruntukan pinjaman
• Persyaratan pinjaman
• Tata cara pencairan pinjaman dan
• Tata cara pembayaran pinjaman.
65
Pejabat Keuangan BLU
• Administrasi pengelolaan pinjaman dan
• A kuntans i pengelolaan pinjaman.
66
Pengelolaan Investasi
• Kecuali untuk satker BLU Pusat Investasi Pemerintah
(PIP), satker BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan.
• Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa investasi
jangka panjang dimaksud antara lain berupa
penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang
atau investasi langsung (misal; pendirian
perusahaan). Apabila suatu satker BLU mendirikan
atau membeli badan usaha yang berbadan hukum,
maka kepemilikannya berada pada Menteri
Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh menjadi
pendapatan satker BLU dimaksud.
67
Pengelolaan Barang
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum, mengatur
secara khusus pengadaan barang dan jasa satker BLU
sebagai berikut:
• Fleksibilitas diberikan hanya terhadap pengadaan
barang dan/atau jasa yang dananya bersumber dari:
– Jasa layanan kepada masyarakat;
– Hibah tidak terikat;
– Hasil kerjasama satker BLU dengan pihak lain;
– Hasil usaha lainnya.
68
Pengelolaan aset
• Barang inventaris satker BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan
kepada pihak lain dengan cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan,
berdasarkan pertimbangan ekonomis dan dilaporkan secara berkala
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan;
• BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau
menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pemindahtanganan diatur sebagai berikut:
• Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal dari
pendapatan BLU selain dari APBN merupakan pendapatan BLU dan dapat
dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
• Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau
seluruhnya berasal dari APBN bukan merupakan pendapatan BLU dan
wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara.
• Hasil penjualan aset tetap dimaksud harus diungkapkan secara memadai
dalam laporan keuangan BLU
69
Penyelesaian Kerugian
• Setiap kerugian negara pada satker BLU yang
disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian, diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
penyelesaian kerugian Negara.Setiap Pimpinan
Kementerian/Lembaga dapat segera melakukan
tuntutan ganti rugi setelah mengetahui bahwa
pada satker BLU yang berada dalam
kewenangannyatelah terjadi kerugian Negara,
sebagai akibat perbuatan dari pihak manapun.
70
PEDOMAN AKUNTANSI
PEDOMAN AKUNTANSI RS XXX
1. Bab 1 Pendahuluan
2. Bab 2 KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN KEUANGAN
3. Bab 3 Laporan Keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan Operasional
6. Bab 6 Laporan Arus Kas
7. Bab 7 Catatan atas Laporan Keuangan
8. Bab 8 Bagan Akun Standar
9. Bab 9 Jurnal Standar
10. Bab 10 Ilustrasi Laporan Keuangan
11. Lampiran
syncore.co.id 71
PROGRAM 4
PENGELOLAAN 1. Pemahaman proses bisnis dan
transaksi
PENDAPATAN/ 2. Akrual basis vs Cash basis
3. Sistematika alur keuangan
BILLING 4. Proses penyusunan laporan
keuangan
5. Komponen laporan keuangan
syncore.co.id - 72
SISTEMATIKA PENGELOLAAN KEUANGAN
Realisasi
Penggajian Pengeluaran
RKAT Kas/Realisasi Rekonsiliasi
Belanja
Persedia
an Penyesuaian
Non Kas
Aktiva Tetap
73
Metodologi
1 2 3 4 5
Mempelajari Memetakan Memetakan Memetakan Akun
Entri Jurnal
Proses Bisnis Transaksi Jurnal Terkait
74
PENDAPATAN RAWAT JALAN
Umum
Pasien Pendaftaran
& verifikasi
Pelayanan Apotik
Jaminan
LAPORAN KEUANGAN
SAP
TATA KELOLA
EVALUASI KINERJA
78
PROGRAM 4
PENCATATAN &
1. Pemahaman proses bisnis dan
PELAPORAN transaksi
2. Akrual basis vs Cash basis
KEUANGAN 3. Sistematika alur keuangan
4. Proses penyusunan laporan
BLUD keuangan
5. Komponen laporan keuangan
syncore.co.id - 79
Waktu Pelaporan BLUD
1. Setiap triwulan BLU menyusun dan menyampaikan
laporan operasional dan laporan arus kas kepada
PPKD, paling lama 15 (lima belas) hari setelah
periode pelaporan berakhir.
2. Setiap semesteran dan tahunan BLU wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
sesuai SAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (2), disertai Laporan Kinerja kepada PPKD,
paling lama 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan
berakhir.
3. Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (2), berisikan informasi pencapaian
hasil/keluaran BLUD.
80
Pertanggungjawaban BLUD
81
Pertanggungjawaban Pendapatan -BLUD
82
Pertanggungjawaban Biaya - BLUD
83
Ketentuan Laporan Keuangan BLUD
• Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan
Indonesia.
• Laporan keuangan BLUD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terdiri atas :
a. neraca;
b. laporan operasional;
c. laporan arus kas; dan
d. catatan atas laporan keuangan.
84
Rumah dengan 9 Kamar
1. Aset Lancar – 1.1
Kewajiban Lancar
Aset Lancar 2. Aset Tetap – 1.2
NeracaKewajiban Jk 3. Kewajiban Lancar 2.1
Panjang 4. Kewajiban Jk Panjang 2.2
Aset Tetap
Ekuitas 5. Ekuitas 3.0
6. Pendapatan 4.0
Pendapatan 7. Biaya Layanan 5.0
8. Biaya Administrasi & Umum 6.
Biaya Layanan
Laporan Operasional 9. Biaya Non Operasional 8 dan 9
Biaya Administrasi & Umum
85
LAPORAN KEUANGAN POKOK
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Neraca
3. Laporan Operasional
4. Laporan Arus Kas
5. CALK
86
Laporan Keuangan Pokok
1. Laporan realisasi anggaran sesuai dengan SAP yang
berlaku di daerah
2. Neraca sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
pemerintah daerah dan atau sesuai dengan standar
akuntansi yang ditetapkan asosiasi profesi akuntansi
indonesia
3. Catatan atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada pemerintah daerah
dan/atau standar akuntansi yang ditetapkan asosiasi
profesi akuntansi Indonesia
4. Keseuaian antara kinerja keuangan dengan indikator
yang ada di rencana strategis
87
Komponen L/K BLU
1) Neraca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a,
menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu.
2) Laporan operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf b, berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya, surplus
atau defisit BLUD selama satu periode.
3) Laporan arus kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf c, menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, danaktivitas pendanaan dan/atau
pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode tertentu.
4) Catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf d, berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan.
88
LAPORAN KEUANGAN
1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN
a. Tujuan laporan Keuangan
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
operasional keuangan, arus kas BLUD yang bermanfaat
bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan ekonomi.
b. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a. Laporan Neraca:
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Arus kas; dan
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
89
2. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah
lampau.
2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu
tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan
saja.
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
4. Hanya melaporkan informasi yang material.
5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat
beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos,
dipilih alternatif yang menghasilkan kenaikan laba atau nilai aset yang paling
kecil.
6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya
(formalitas).
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis
dan tingkat kesuksesan antar rumah sakit.
8. Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif, seperti kapabilitas sumber daya
manusia dan demografi karyawan.
90
NERACA
1. ASET
a. Kas dan setara kas
b. Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek
c. Piutang
d. Persediaan
e. Uang Muka
f. Biaya Dibayar Dimuka
g. Aset Tidak Lancar
h. Aset Tetap
i. Aset Tidak Berwujud
j. Aset lainnya
91
2. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
• Utang usaha
• Utang pajak
• Uang muka pasien
• Pendapatan yang diterima dimuka
• Biaya yang masih harus dibayar
• Pendapatan diterima di muka
• Bagian lancar utang jangka panjang
• Utang jangka pendek lainnya
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang antara lain :
a) Kredit investasi;
b) Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.
92
3. Ekuitas
a. Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi:
a) Ekuitas awal
b) Surplus & Defisit Tahun Lalu
c) Surplus & Defisit Tahun Berjalan
d) Ekuitas Donasi
b. Ekuitas Terikat Temporer
a) Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;
b) Investasi untuk jangka waktu tertentu;
c) Dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu dimasa depan;
d) Dana untuk memperoleh aset tetap.
c. Ekuitas Terikat Permanen
a) Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan
tidak untuk dijual
b) Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara
permanen.
c) Donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.
93
LAPORAN OPERASIONAL
1. PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan
b. Pendapatan Usaha Lainnya
c. Hibah
d. Pendapatan APBN/D
e. Pendapatan Lain-lain Diluar Usaha
f. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar
g. Pendapatan dan Kejadian Luar Biasa
94
Mapping Belanja dan Biaya
Belanja Pegawai Pendapatan
Pendapatan APBN
LAPORAN REALISASI Biaya Layanan
Belanja Barang Laporan Operasional
ANGGARANJasa Biaya Administrasi & Umum
Pendapatan PNBP
Belanja Modal
Biaya Non Operasional
95
2. BIAYA
96
3. PENDAPATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:
a. Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh dari simpanan
dana rekening giro BLUD rumah sakit yang bukan merupakan portofolio
investasi;
b. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang diperoleh dari
bunga deposit dana BLUD rumah sakit yang bukan merupakan portofolio
investasi;
c. Pendapatan investasi;
d. Pendapatan royalti;
e. Keuntungan penjualan aset tetap;
f. Keuntungan selisih kurs;
g. Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
h. Pendapatan klaim asuransi kerugian; dan
i. Pendapatan denda kontrak kerja adalah pendapatan berupa uang denda
yang diperoleh BLUD rumah sakit dari pihak lain atas kelalaian
pelaksanaan kontrak kerja. 97
4. BIAYA NON OPERASIONAL
98
LAPORAN ARUS KAS
1. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari BLUD rumah
sakit melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi, maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Ruang Lingkup
BLUD rumah sakit harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang tidak
terpisahkan (integrated) dengan laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan.
99
3. Definisi
100
5. Penjelasan Penyusunan
101
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
102
KEBIJAKAN AKUNTANSI
3.1. Entitas Pelapor Keuangan Daerah
3.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan
3.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan
Keuangan
3.3.1. Pengakuan Pendapatan dan Beban
3.3.2. Kas dan Setara Kas
3.3.3. Piutang Usaha
3.3.4. Persediaan
3.3.5. Properti Investasi
3.3.6. Aset Tetap
3.3.7. Aset Lain-lain
3.3.8. Hutang Usaha
3.3.9. Hutang Pajak
3.3.10. Biaya Yang Masih Harus Dibayar
3.3.11. Ekuitas
3.4. Penerapan kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar Akuntansi Pemerintahan.
103
3. Urutan penyajian
105
ILUSTRASI FORMAT LAPORAN KEUANGAN
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER TAHUN 2010 DAN 2011
B Aset Tetap
1) Tanah
2) Gedung dan Bangunan
3) Peralatan dan Mesin
3) Jalan, Jaringan dan Instalasi
4) Aset Tetap Lainnya
Jumlah Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap
C Aset Lain-Lain
1) Aset Tidak Berwujud
2) Aset KSO
3) Aset Sewa
3) Aset Lainnya
Jumlah Aset Tetap
JUMLAH ASET
II Kewajiban
A Kewajiban Jangka Pendek
1) Hutang Usaha
2) Hutang Pajak
3) Biaya Yang Masih Harus Dibayar
4) Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh
106
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN OPERASIONAL
TAHUN 2010 DAN 2011
KENAIKAN(PENURUNA
TAHUN TAHUN N)
KETERANGAN %
2010 2011 JUMLAH
PENDAPATAN
A OPERASIONAL
Pendapatan Usaha dari
I Jasa Layanan
a Pendapatan Rawat Jalan
b Pendapatan Rawat Inap
c Pendapatan IGD
d Pendapatan ICU
Pendapatan Penunjang
e Medik
f Pendapatan Elektromedik
g Pendapatan Farmasi
h Pendapatan Rekam Medik
Pendapatan Usaha Lain-
i lain
Jumlah Pendapatan Usaha
II Pendapatan Hibah
a Terikat
b Tidak terikat
Jumlah Hibah
II
I Pendapatan dari APBN
a Operasional
Jumlah
V
I Pendapatan dari APBD
Operasional (barang dan
a jasa)
b Gaji dan Tunjangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan
Operasional
B BIAYA OPERASIONAL
107
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN 2010 DAN 2011
108
PROGRAM 5
SISTEM 1. Aspek Kepatuhan
2. Pembentukan SPI
PENGENDALIAN 3. Review Kinerja BLUD
INTERNAL BLUD
syncore.co.id - 109
ASPEK KEPATUHAN PER36/PB/2012
1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif.
2. Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan.
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLU.
4. Tarif layanan.
5. Persetujuan Rekening.
6. Sistem akuntansi.
7. Standard Operating Procedurs (SOP) Pengelolaan Kas.
8. SOP Pengelolaan Piutang.
9. SOP Pengelolaan Utang.
10. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
11. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
110
Pembentukan SPI
1. Pembentukan Dewan Pengawas
2. Pembentukan SPI
3. Penyusunan Piagam SPI (Paradigma Baru)
4. Penyusunan Program Audit Tahunan
5. Penyusunan Program Audit
6. Penyusunan Kertas Kerja
7. Pelaporan Audit Intern / Review
8. Tindak lanjut
111
Evaluasi Kinerja BLUD
Mengacu pada PB36/2012
1. Aspek Kepatuhan
2. Aspek Kinerja
112
INDIKATOR KEPATUHAN DAN SKOR
Indikator Bobot Tarif Layanan 3
dan Jasa
Inventaris
Total syncore.co.id 35
- 113
INDIKATOR KEPATUHAN RBA DAN LK SAK
Item Skor Item Skor
Kebenaran Saldo
II
III
IV syncore.co.id - 115
ASPEK KEPATUHAN
No Indikator Skor
1 RBA Definitif 5
3 SP3B BLU 8
4 Tarif Layanan 3
5 Sistem Akuntansi 0
6 Persetujuan Rekening 1
1 Rasio Keuangan
Rasio Kas 8
Rasio Lancar 9
Imbalan Ekuitas 3
syncore.co.id - 118
FORMULA RASIO KEUANGAN
Imbalan Atas Aktiva Tetap (Return on Asset)
𝑆𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛
𝑥100%
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
syncore.co.id - 119
INDIKATOR KINERJA DAN SKOR
Rasio Kas (%) Skor Rasio Lancar (%) Skor
(RK) (RL)
600 < RL 15
1080 < RK 2 480 < RL ≤ 600 12
960 < RK ≤1080 4
360 < RL ≤ 480 9
840 < RK ≤ 960 6 240 < RL ≤ 360 6
720 < RK ≤840 8 120 < RL ≤ 240 3
600 < RK ≤ 720 10 0 < RL ≤ 120 0
480 < RK ≤600 8 Periode Penagihan Piutang (hari) Skor
0 <25RK
< PAT
≤ 120 5
0 20 ≤ PPP < 30 9
20 < PAT ≤ 25 4 Lanjutan Tabel 4.18.
15 < PAT ≤ 20 3 30 ≤ PPP < 40 6
10 < PAT ≤ 15 2 40 ≤ PPP < 50 3
syncore.co.id - 120
5 < PAT ≤ 10 1 50 ≤ PPP 0
INDIKATOR KINERJA DAN SKOR
Return on Asset (%) Skor Return on Equity (%) Skor
(ROA) (ROE)
terhadap Biaya
Operasional (%)
(PB)
75 < PB 10
67,5 < PB ≤ 75 9
60 < PB ≤ 67,5 8
52,5 < PB ≤ 60 7
45 < PB ≤ 52,5 6
37,5 < PB ≤ 45 5
30 < PB ≤ 37,5 4
22,5 < PB ≤ 30 3
1 Keuangan 46
syncore.co.id - 123
PREDIKAT KINERJA
Predikat Total Skor (TS)
a. Tinggi
AAA 90 < TS
AA 80 < TS ≤ 90
A 70 < TS ≤ 80
a. Sedang
BBB 60 < TS ≤ 70
BB 50 < TS ≤ 60
B 40 < TS ≤ 50
a. Rendah
CCC 30 < TS ≤ 40
CC 20 < TS ≤ 30
C 10 < TS ≤ 20
syncore.co.id - 124
Pengalaman
1. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
2. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kraton Pekalongan
3. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Batang
4. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kajen Pekalongan
5. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
6. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar
7. Implementasi Software Akuntansi BLU di RSUD Kajen Pekalongan
8. Implementasi Software Anggaran dan Akuntansi BLU di RSUD Batang
9. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU – Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
10. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU – Politeknik Indramayu
11. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLUD – Daerah
12. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU – Badan Pengelola Batam
13. Pelatihan SPI BLU – Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
14. Pelatihan Penyusunan SOP Keuangan Unsoed
15. Pelatihan SPIP BP BATAM
16. Pendampingan SPI PIP Semarang
17. Pelatihan Teknik dan Manajemen Review
18. Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan BLUD
syncore.co.id 125