https://journal.ilininstitute.com/index.php/caradde
Volume 1 | Nomor 2 | Februari |2019
e-ISSN: 2621-7910 dan p-ISSN: 2621-7961
DOI: https://doi.org/10.31960/caradde.v1i2.40
136
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
137
Sifiana, Sugiyanto. Gerakan Masyarakat Hidup
138
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
pendampingan. Tiga pola yang digunakan yang berujung pada meningkatnya sikap
adalah; pertama, health education yang gotong royong.
digunakan untuk memberi penerangan yang Dari beberapa permasalahan yang
baik kepada masyarakat agar dapat bekerja muncul pada mitra, maka tim membuat
sama dan mencapai apa yang diinginkan, rincian tahapan pelaksanaan Program
pola hidup sehat. Konsep sehat adalah konsep Kemitraan Masyarakat sebagai berikut: (a)
seseorang dalam keadaan semputrna baik Tahapan I; dilakukan sosialisasi Gerakan
fisik, mental dan sosialnya serta bebas dari Masyarakat Sadar Kesehatan sebagai salah
penyakit cacat dan kelemahannya. Kedua, satu program Pemerintah Pusat di Desa
Health Protection sebagai Perlindungan khusus Purwosari Kecamatan Tomoni Timur yang
dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya melibatkan Kepala Puskesmas, Kepala Desa,
imunisasi atau proteksi pada bahan industri kepala Dususn, ketua RT/RW, Tokoh
berbahaya dan bising.. Ketiga, Prevention, masyarakat, dan kader Posyandu dan
yakni dengan melakukan berbagai tindakan masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan juga
untuk menghindari terjadinya berbagai untuk lebih mengenal situasi lingkungan dan
masalah kesehatan yang mengancam pribadi melakukan advokasi terhadap berbagai
dan orang disekelilingnya, misalnya dengan permasalahan pola hidup sehat di Desa
menjaga kebersihan lingkungan agar tidak Purwosari Kecamatan Tomoni Timur; (b)
terkena DBD. Tahapan II; implementasi program yang
Selain itu, model pemberdayaan disepakati bersama yaitu; 1) penyuluhan dan
masyarakat pada kelompok non-ekonomi Kampanye Pemberantasan Sarang Nyamuk
dapat diadopsi dua model, yakni; 1) Model (PSN), 3M Plus dengan Gerakan satu rumah
eko-efesiensi (eco-development). Konsep eko- satu (Juru Pemantau Jentik) Jumantik, 2)
efesiensi yang oleh Soemarwoto (2001) pelatihan, penyuluhan dan pendampingan
diartikan sebagai perpaduan sinergis antara program PHBS, 3) rekruitmen Satgas
komponen ekologi dan ekonomi. Eko- Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Anti
efesiensi bertujuan memperoleh efesiensi dari Demam Berdarah Dengue (DBD), 4) deteksi
aspek ekonomi maupun ekologi yang dini penyakit, 5) kampanye anti rokok
menyangkut keberlanjutan lingkungan hidup (penyuluhan, pamflet, kawasan tanpa rokok),
sebagai penopang kehidupan manusia. dan pembuatan Jamban percontohan; (c)
Program Kemitraan Masyarakat ini didesain Tahap III; adalah monitoring dan evaluasi
untuk meningkatkan proses kemandirian dan program. Untuk menjaga keberlanjutan
pemberdayaan sasaran namun tidak program, maka Tim Pengusul akan
meninggalkan hubungan yang simbiosis melakukan pendampingan dengan melibatkan
dengan lingkungan hidup serta jaminan berbagai pihak yang berwenang, Kepala
keberlanjutan pada masa mendatang; dan 2) Puskesmas, Kepala Desa, kepala Dususn,
Model Center for Environment and Society. ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, dan
Model Center for Environment and Society, Satgas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
didefinisikan sebagai suatu usaha
berkelanjutan yang merupakan suatu cara HASIL DAN PEMBAHASAN
memanfaatkan barang alamiah dan jasa yang
tidak merusak lingkungan dan memanfaatkan a. Persiapan Pelaksanaan Program
pengetahuan serta keterampilan mitra yang Kegiatan Program Kemitraan
dipilih. Model ini juga dapat diterapkan yaitu Masyarakat (PKM) “Gerakan Masyarakat
dengan memanfaatkan penggunaan secara Hidup Sehat Anti Demam Berdarah Dengue
produktif “social capital” atau modal sosial (DBD) di Desa Purwosari” diawali dengan
yaitu kemampuan orang untuk bekerjasama proses pengurusan perizinan dari Lembaga
dalam memecahkan permasalahan mitra Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
dalam pengelolaan produksi abon dan (LP2M) STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya
kerupuk ikan lele. Unsur social capital yang Palopo kepada Dinas Penanaman Modal dan
dapat dijadikan faktor pendukung Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
pelaksanaan program kegiatan ini salah Luwu Timur pada tanggal 11 Mei 2018.
diantaranya adalah konsep Tudang Sipulung Kemudian selanjutnya Dinas Perizinan
(duduk bersama menyelesaikan masalah),
139
Sifiana, Sugiyanto. Gerakan Masyarakat Hidup
warga yang didapatkan jentik nyamuk 3 bulan. Hasil yang didapat jumantik
dirumahnya. Pendidikan kesehatan/ dilaporkan dalam bentuk Angka Bebas Jentik
penyuluhan tentang DBD juga memegang (ABJ) yaitu rasio antara jumlah rumah/
peranan penting dalam meningkatkan bangunan yang tidak ditemukan jentik
pengetahuan masyarakat terhadap bahaya dengan jumlah rumah/ bangunan yang
DBD. Ni Made Murtini et.al (2012) dalam diperiksa dikali 100% (Diana Andriyani
penelitiannya menjelaskan bahwa tingkat Pratamawati. 2012).
pengetahuan masyarakat yang kurang baik Praktik PSN yang buruk adalah
tentang pencegahan penyakit dapat faktor resiko kejadian penyakit DBD.
mempengaruhi kejadian DBD dan tingkat Penelitian Dharma (2012) dalam Mutia Dwi
resiko penyakit DBD. Selain itu semakin Putri et.al. (2016) menunjukkan bahwa
masyarakat tidak serius dan tidak berhati-hati terdapat hubungan yang bermakna antara
terhadap penularan penyakit DBD maka akan tindakan PSN dan keberadaan jentik dengan
semakin rentan/beresiko terkena penyakit kejadian DBD. Selain itu Triwinasis (2010)
DBD. juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Kunci pencegahan penyakit DBD yang bermakna antara menguras dan
adalah pengawasan yang ketat untuk menutup tempat penampungan air (TPA)
pelaporan dini hasil pemantauan kepadatan dengan keberadaan jentik Aedes spp (dalam
vektor sehingga pengambilan tindakan tidak Mutia Dwi Putri et.al.2016). Kondisi sanitasi
terlambat saat menerima laporan kasus dari lingkungan juga memegang peranan penting
lokasi wabah. Keberadaan jumantik memiliki terhadap kejadian DBD. Penelitian Anisa
peran vital dalam pemberantasan DBD Anggraini (2016) mengatakan bahwa ada
karena bertugas memantau populasi nyamuk pengaruh yang signifikan antara kondisi
penular DBD dan jentiknya. Pemeriksaan sanitasi lingkungan terhadap kejadian DBD,
jentik berkala dilakukan oleh jumantik yang dan ada pengaruh yang signifikan antara
bertugas melakukan kunjungan rumah setiap perilaku 3M plus terhadap kejadian DBD.
Gambar 1. Satgas Jumantik dan Penanggung Jawab Program Promkes dari Puskesmas
kelas VI. Topik penyuluhan adalah Bahaya menghilangkan persoalan yang mereka
Asap Rokok Bagi Anak Usia Dini. Siswa hadapi. Selain itu kebiasaan orang tua
SDN 171 Purwosari sangat antusias ketika merokok dalam lingkungan rumah juga dapat
mengikuti penyuluhan tentang bahaya asap menjadi contoh langsung bagi anak-anak
rokok bagi anak usia dini, hal ini terlihat dari untuk mengikuti pola hidup orang tuanya.
banyaknya siswa yang bertanya terkait topic 2) Pengaruh teman, dimana lingkungan
penyuluhan dan juga para siswa dapat pergaulan remaja akan memberi pengaruh
menjawab pertanyaan dengan baik, yang yang sangat besar terhadap sikap dan
diberikan sebagai bentuk evaluasi. perilaku remaja. 3) Faktor kepribadian,
Kebiasaan mengisap rokok dapat dimana orang mencoba untuk merokok
disebabkan karena beberapa pengaruh, antara karena alasan ingin tahu, ingin melepaskan
lain: 1) pengaruh orangtua, dimana salah satu diri dari rasa sakit, ingin membebaskan diri
temuan tentang remaja perokok adalah dari kebosanan, atau ingin dianggap
bahwa anak muda yang berasal dari rumah sebagai pria dewasa. 4) Pengaruh Iklan,
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua dimana iklan-iklan di media massa dan
tidak begitu memperhatikan anak-anaknya elektronik menampilkan gambaran dengan
dan memberikan hukuman fisik yang keras, sangat jelas bahwa perokok adalah
akan lebih mudah untuk menjadi perokok lambang kejantanan dan glamour,
dibandingkan anak-anak muda yang berasal membuat anak dan remaja seringkali terpicu
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia untuk mengikuti perilaku dalam iklan tersebut
karena rokok dianggap mampu (Baer & Corado dalam Nururrahmah (2014).
Gambar 2. Pelaksanaan Program PSN 3M Plus bersama satgas Jumantik dan Penanggung
Jawab Program DBD Puskesmas Tomoni Timur
142
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
Gambar 3. Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Asap Rokok di SDN 171 Purwosari
Gambar 4. Pelaksanaan Jumat Bersih dan Penyuluhan Tentang PHBS di SDN 171 Purwosari
4) Pelaksanaan Kegiatan Jumat Bersih dan Dapat dikatakan bahwa upaya PHBS dapat
Penyuluhan Tentang Pola Hidup Bersih menjadi determinan penyakit dan juga
dan Sehat (PHBS) Bagi Siswa SDN 171 pencegahan penyakit (Ardini S & Ahyani R,
Purwosari 2015).
Terdapat berbagai upaya untuk Menindak lanjuti hal tersebut maka
mencegah penyebaran penyakit menular pada hari Jumat tanggal 24 Agustus 2018, tim
sebagai akibat dari perubahan iklim. Upaya pelaksana bekerjasama dengan pihak SDN
pencegahan yang paling utama dan 171 Purwosari dan juga pihak Puskesmas
merupakan upaya pencegahan primera dalah Tomoni Timur, dilaksanakan program Jumat
berbagai kegiatan manusia dan perilaku bersih di sekitar lingkungan SDN 171
manusia yang harus dilakukan oleh Purwosari. Seluruh siswa SDN 171 Purwosari
keluarga/masyarakat adalah gotong royong dilibatkan untuk melakukan gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar dan baik didalam kelas, di halaman sekolah,
menjaga kebersihan diri atau yang biasa di maupun di lingkungan sekitar sekolah.
kenal sebagai Program Perilaku Hidup Bersih Kegiatan dilaksanakan pukul 07.00 – 09.00
dan Sehat (PHBS). WITA. Setelah selesai melaksanakan kegiatan
Upaya PHBS jika tidak dilakukan Jumat bersih, selanjutnya untuk siswa kelas
oleh masing-masing individu atau keluarga III dan IV diberikan penyuluhan tentang Pola
dan anggota keluarganya akan menjadi factor Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi anak
risiko untuk timbulnya penyakit, baik infeksi termasuk cara mencuci tangan yang benar.
atau penyakit tidak menular. Namun, jika Para siswa sangat bersemangat saat mengikuti
upaya PHBS dilaksanakan dengan baik, maka kegiatan jumat bersih dan juga mengikuti
upaya ini akan menjadi upaya yang efektif penyuluhan. Hal ini terlihat ketika para siswa
untuk mencegah penyakit menular seperti diberikan pertanyaan, mereka dapat
penyakit akibat dampak perubahan iklim menjawab dengan baik, dan juga para siswa
termasuk DBD (Sintorini, M.M., 2007).
143
Sifiana, Sugiyanto. Gerakan Masyarakat Hidup
dapat mempraktekkan cara mencuci tangan dilihat dari jumlah warga yang datang
yang benar. berjumlah sebanyak 62 orang.
Terdapat 10 indikator dalam PHBS,
dari kesepuluh indicator tersebut, ada 6) Pembuatan Jamban Percontohan dan
beberapa yang berkaitan dengan penyakit Gotong Royong Bersama Warga Desa
menular yang disebabkan oleh perubahan Purwosari
iklim, yaitu: 1) Menggunakan air bersih 2) Perilaku menggunakan jamban
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih 3) merupakan cara yang paling efektif,
Menggunakan toilet yang sehat dan 4) sederhana dan murah untuk mencegah
Menghilangkan larva di rumah sekali penyakit-penyakit seperti diare, tifus, kolera,
seminggu. Dari semua 4 faktor ini, efek yang disentri. Namun pelaksanaannya masih
paling berperan sebagai determinan penyakit sangat minim, seperti yang terlihat di desa
menular adalah lingkungan dan perilaku. Purwosari dimana masyarakat sangan minim
(Ardini S & Ahyani R, 2015) menggunakan jamban. Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menggunakan jamban di
5) Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan pengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
Bagi Warga Desa Purwosari serta kondisi lingkungan, sarana dan kebiasaan.
Penyerahan Alat Kesehatan kepada Faktor-faktor yang berpengaruh secara
Puskesmas Tomoni Timur bersama-sama terhadap perilaku seseorang
Penyuluhan kesehatan tentang adalah dukungan tokoh agama, ketersediaan
Bahaya Asap Rokok dan Perilaku Hidup sarana jamban di rumah, dukungan tokoh
Bersih dan Sehat kepada warga Desa masyarakat, dukungan petugas kesehatan
Purwosari dilakukan untuk meningkatkan (Andrias H & Laksmono W. (2014).
derajat kesehatan masyarakat purwosari. Pada tanggal 25 Oktober 2018
Setelah dilakukan penyuluhan, dilanjutkan dilaksanakan kegiatan gotong royong
dengan pemeriksaan kesehatan gratis untuk bersama warga Desa Purwosari serta
warga Desa Purwosari. Pemeriksaan pembangunan jamban percontohan. Kegiatan
kesehatan yang dilakukan yaitu meliputi ini didukung dari pihak pemerintahan Desa
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan Purwosari. Kegiatan gotong royong
kadar gula darah, pemeriksaan kadar dilaksanakan diwilayah sekitar kantor Desa
kolesterol darah, pemeriksaan kadar asam Purwosari dan sekitarnya. Selain
urat dalam darah. Penyuluhan kesehatan dan melaksanakan kegiatan gotong royong untuk
Pemeriksaan kesehatan ini didukung dari membersihkan lingkungan Desa Purwosari,
pihak Pemerintahan Desa Purwosari, dilaksanakan juga pembangunan jamban
Puskesmas Tomoni Timur dan juga dari percontohan. Jamban percontohan yang
Poskesdes Purwosari. Kepala Pemerintahan dibangun terletak di Dusun Argomulyo di
Desa Purwosari menyiapkan tempat untuk dekat Kantor Desa Purwosari. Kegiatan ini
dilaksanakannya penyuluhan dan mendapatkan dukungan penuh dari pihak
pemeriksaan kesehatan gratis, yaitu di Balai pemerintahan desa Purwosari dan juga dari
Desa Purwosari. Penanggung jawab program warga. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
promosi kesehatan dan juga bidan Poskesdes warga khususnya bapak-bapak yang
Purwosari turut mendampingi selama bergotong royong bersama membersihkan
pelaksanaan kegiatan ini. Warga Desa lingkungan. Selain itu, warga juga bekerja
Purwosari juga memberikan tanggapan yang sama membangun jamban percontohan. Dan
baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini dengan bantuan tersebut jamban percontohan
dapat dilihat selama pelaksanaan penyuluhan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan
warga secara aktif bertanya dan menjawab adanya jamban percontohan diharapkan
pertanyaan yang kami berikan. Selain itu, warga akan merubah pola buang air besar
warga juga tampak bersemangat yang masih ada di sungai.
memeriksakan kesehatannya. Hal ini dapat
144
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
Diana Andriyani Pratamawati (2012). Peran Nururrahmah (2014) Pengaruh Rokok terhadap
Juru Pantau Jentik dalam Sistem Kesehatan dan Pembentukan Karakter
Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Manusia. Prosiding seminar
Dengue di Indonesia. Jurnal Nasional, Vol.01, Nomor.1
Kesehatan Masyarakat Nasional Universitas Cokroaminoto Palopo.
Vol. 6, No. 6, Juni 2012
https://media.neliti.com/media/pu Sintorini, M.M., (2007) Pengaruh Iklim
blications/39719-ID Terhadap Kasus Demam Berdarah
Dengue, Jurnal Kesehatan
Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Nasional
Masyarakat, (2017). Panduan
146
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
147