Jenis kelamin
Laki-laki 41 62,1
Perempuan 25 37,9
Umur
0-12 Bulan 38 57,6
13-24 Bulan 28 42,4
Pekerjaan (Ibu)
IRT 35 53,0
Wiraswasta 12 13,6
Buruh 9 13,6
PNS 10 15,2
Total 66 100
2. Analisa Univariat
a. Status ASI Ekslusif
Status ASI eksklusif adalah air susu ibu yang wajib diberikan pada
bayi dari awal bayi dilahirkan hingga usia 6 bulan tanpa memberikan
makanan tambahan apapun. Status ASI Eksklusif akan diukur dengan
cara peneliti melihat rekam medis ibu yang mempunyai anak usia
balita di Puskesmas Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Hasil penilaian
status ASI eksklusif dinyatakan dengan “ASI Eksklusif” dan “ASI
tidak Eksklusif. Skala datanya nominal. Adapun distribusi frekuensi
status ASI Ekslusif adalah:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Status Asi Eksklusif Dengan Kejadian
Pneumonia Pada Anak Usia Balita Di Puskesmas Piyungan Bantul
Yogyakarta
Jumlah 66 100
b. Kejadian Pneumonia
Kejadian pneumonia adalah penyakit yang diderita oleh balita (0 – 5
tahun) yang menunjukaan gejala pneumonia berat biasanya akan
menunjukkan ada tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam,
dan stridor. Adanya Pneumonia juga ditandai dengan napas cepat.
Dikatakan nafas cepat apabila:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kejadian Pneumonia Dengan Status Asi
Eksklusif Pada Anak Usia Balita Di Puskesmas Piyungan Bantul
Yogyakarta
Pneumonia 25 37,9
Batuk Bukan 41 62,1
Pneumonia
Jumlah 66 100
3. Analisa Bivariat
a. Uji Crosstabulation
Anlisa tabulasi silang digunakan untuk mengetahui penyebaran dan
frekuensi sehingga dapat terlihat hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian pneumonia. Tabel berikut ini merupakan hasil
pengambilan data dari pemberian ASI eksklusif dan kejadian pneumonia
yang dilakukan oleh peneliti :
Tabel 4.4
Crosstabulation Hubungan Status ASI Ekslusif dengan Kejadian
Pneumonia pada balita usia 0-4 Tahun di Puskesamas Piyungan
Bantul Yogyakarta Tahun 2019
F % F % F %
Pemberian ASI
Eksklusif
Eksklusif 7 10,6 29 43,9 36 54,5
Tidak Eksklusif 18 27,3 12 18,2 30 45,5
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemberian ASI pada anak usia 0-24 bulan di Puskesmas Piyungan Bantul
Yogyakarta Eksklusif sebanyak 36 orang (54,5%).
2. Kejadian Pneumonia pada anak usia 0-24 bulan di Puskesmas Piyungan
Bantul Yogyakarta sebagian besar hanya mengalami batuk bukan pneumonia
sebanyak 41 anak (62,9%)
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian pneumonia pada anak usia 0-24 bulan di Puskesmas Piyungan
Bantul Yogyakarta dengan nilai koefisien kontingensi 0,384 dan nilai
probabilitas 0,001 (p<0,05).
B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan Anak
Profesi keperawatan diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai permasalahan yang terjadi pada manusia terkhusus
pada anak terkait masalah pneumonia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan kajian dalam keperawatan anak di komunitas untuk
memperbaiki masalah gizi.
2. Bagi Orangtua anak Usia 0-24 bulan di Puskesmas Piyungan Bantul
Yogyakarta
Orangtua dapat meningkatkan kepedulian untuk memantau tumbuh
kembang bayi terutama pada status gizi. Diharapkan orangtua dapat
menyadari pentingnya ASI eksklusif untuk bayi sehingga bayi akan
mendapatkan ASI penuh tanpa tambahan makanan sebelum mencapai usia 6
bulan.
3. Bagi Perawat di PuskesmasPiyungan Bantul Yogyakarta
Puskesmas Piyungan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
sumber data permasalahan pneumonia yang terdapat diwilayah kerjanya dan
pemberian ASI eksklusif yang belum mencapai target Renstra 2014-2019
yang dicanangkan pemerintah. Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dalam program penyuluhan untuk meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan penurunan kejadian pneumonia
4. Bagi Mahasiswa STIKes Surya Global Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding dan
juga referensi serta pelengkap bagi penelitian selanjutnya agar dapat
bermanfaat bagi pendidikan dan juga dunia keperawatan anak.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan referensi atau tinjauan literatur dalam melakukan penelitian lebih
lanjut serta dapat mendukung penelitian terkait. Selain itu juga dapat
digunakan untuk mengembangkan penelitian dalam bidang kesehatan
khususnya keperawatan.