Anda di halaman 1dari 27

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN
PEDESAAN MENGENAI KECACINGAN

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Aulya Ramadhanti Putri Kholiq 17711094 2017
Tazkia Aufa Safina 17711054 2017
Dianita Salma 18711049 2018

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2019

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Perbedaan Persepsi Antara Masyarakat


Perkotaan dan Pedesaan Mengenai
Kecacingan
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Aulya Ramadhanti Putri Kholiq
b. NIM : 17711094
c. Jurusan : Pendidikan Dokter
d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum. Metro Harmoni Residens 2
Wirobrajan Yogyakarta

081363802760
f. Email : aulyaramadhanti@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : Tazkia Aufa Safina
/Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Siti Isti’anah, M.Sc
b. NIDN/NIDK : 017110421
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 0811254374
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp.
b. Sumber lain (Sebutkan...) : Rp.
7. Jangka waktu Pelaksanaan : …... Bulan

Yogyakarta, Tanggal -Bulan -Tahun

Menyetujui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

(dr. Ummatul Khoiriyah) (Aulya Ramadhanti)


NIP. NIM. 17711094

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag) (dr. Siti Isti’anah, M.Sc)


NIP. 924100103 NIDN. 017110421

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................9

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................13

4.1. Anggaran Biaya...........................................Error! Bookmark not defined.

4.1. Jadwal Kegiatan..........................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................Error! Bookmark not defined.

Lampiran 1 (Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping) Error! Bookmark


not defined.

Lampiran 2 (Justifikasi Anggaran Kegiatan).........Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3 (Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas)......Error!


Bookmark not defined.

Lampiran 4. (Surat Pernyataan Ketua Kegiatan)....Error! Bookmark not defined.

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kecacingan merupakan salah satu penyakit tersering yang terjadi di
wilayah Indonesia. Baik di pedesaan maupun perkotaan, angka infeksi akibat
kecacingan masih terbilang tinggi yaitu sekitar 45-60% (Ariwati et al., 2018).
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang dapat terkena kecacingan antara
lain sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang masih kurang baik,
kurangnya tingkat pengetahuan mengenai kecacingan, dan rendahnya tingkat
sosial ekonomi, sikap dan perilaku. Karena faktor-faktor tersebut, maka
terdapat kesenjangan tingkat kecacingan pada wilayah perkotaan dan
pedesaan. Pada wilayah pedesaan umumnya masyarakat masih memiliki
kesadaran yang rendah mengenai kecacingan karena faktor tingkat sosial
ekonomi dan faktor pendidikan.
Infeksi cacing merupakan infeksi kronik dan paling banyak menyerang
usus, angka kejadian paling sering terjadi pada anak balita dan anak usia
sekolah dasar. Jenis cacing usus yang mempunyai angka prevalensi tinggi
antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris
trichiura), cacing tambang (Necator americanus), cacing pita (Taenia
saginata & Taenia solium). Cacing-cacing ini penularannya ditransmisikan
melalui tanah, atau yang disebut dengan Soil Transmitted Helminths (STH).
Sejak tahun 2000 pemerintah Indonesia telah menerapkan pemberian obat
anti cacing terhadap anak sekolah dasar (Kemenkes, 2017).. Pada tahun 2017
pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi penyakit kecacingan menjadi
<10% (Kemenkes, 2017).Target tersebut belum berhasil tercapai karena
prevalensi kecacingan Soil Transmitted Helminth di Kabupaten Daerah
Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi dengan Kabupaten Sleman sebesar
21,78% (Direktorat Jenderal PP & PL, 2013).Target penurunan infeksi cacing
setiap tahunnya semakin meningkat, hal ini sebanding dengan peningkatan
penduduk di Indonesia. Penanggulangan cacingan dapat dilaksanakan dengan
mengurangi prevalensi melalui pengobatan. Namun, pengobatan harus
disertai dengan upaya pemahaman tentang kecacingan yang baik, berperilaku
hidup bersih dan sehat, serta sanitasi lingkungan. Peluang terjadinya
kecacingan akan lebih besar jika masyarakat memiliki persepsi yang rendah
tentang pengetahuan, sikap dan perilaku tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kecacingan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah ada perbedaan persepsi (penularan, pencegahan, perilaku
hidup bersih dan sehat, gejala, jenis, dan pengobatan) kecacingan
pada masyarakat kota dan desa?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Mengetahui perbedaan persepsi kecacingan pada masyarakat
perkotaan dan pedesaan.

1.4. Urgensi Penelitian


Kemenkes RI telah menetapkan penurunan angka kecacingan <10% pada
tahun 2017, namun sampai saat ini target tersebut belum tercapai. Persentase
kecacingan di Indonesia sebesar 45-60% dari 220 juta penduduk di pedesaan
dan perkotaan (Ariwati et al., 2018). Penelitian ini diharapkan membantu
upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai target tersebut di tahun 2020.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1. Bagi peneliti:
Dapat mengetahui sejauh mana masyarakat perkotaan dan
pedesaan memahami tentang penyakit kecacingan.
1.5.2. Bagi masyarakat dan stake holder:
- Dapat menambah wawasan mereka tentang penyakit
kecacingan.
- Dapat mengurangi angka kejadian kecacingan bagi masyarakat
perkotaan dan pedesaan.
- Dapat sebagai masukan untuk bahan sosialisasi program
penanggulangan kecacingan.

1.6. Luaran
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan
artikel ilmiah yang dapat diterbitkan pada jurnal nasional berakreditasi,
sehingga dapat memberikan manfaat dan ilmu mengenai persepsi
kecacingan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecacingan
Kecacingan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masala
h kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan menu
runnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktifitas (Kementrian Ke
sehatan, 2017). Berdasarkam data dari WHO 2019 jumlah orang terinfeksi ca
cing diperkirakan mencapai 1,5 miliar orang di seluruh dunia, angka ini terus
bertambah karena penyakit ini termasuk salah satu penyakit terabaikan yang p
aling umum di daerah tropis di negara berkembang, terutama pada masyaraka
t dengan sosial ekonomi yang rendah seperti di pedesaan (Silver et al., 2018).
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi cacing yang ditularkan melalu
i tanah atau Soil Transmitted Helminth (STH). Soil Transmitted Helminth ini
merupakan kelompok cacing yang siklus hidupnya melalui tanah, termasuk p
enyakit tersembunyi (silent disease) sehingga kurang terpantau oleh petugas k
esehatan (Nurjana et al., 2012). Mereka ditransmisikan oleh telur yang terdap
at dalam kotoran manusia, yang pada gilirannya mencemari tanah di daerah-d
aerah dengan sanitasi yang buruk (WHO, 2019).
Cacing parasit golongan nematoda (cacing usus) dibagi menjadi 2 gol
ongan, yaitu golongan STH dan golongan non-STH. Jenis-jenis cacing yang t
ermasuk dalam golongan STH umumnya terdiri dari cacing gelang (Ascaris l
umbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing tambang (Necator
americanus atau Ancylostoma duodenale) dan strongiloidiasis (Strongyloides
stercoralis). Golongan non-STH, merupakan kelompok cacing yang tidak me
merlukan media tanah dalam penyebarannya yaitu cacing kremi (Enterobius
vermicularis) (Kasper et al., 2015)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi cacing antara lain
faktor menjaga kebersihan seperti kebiasaan tidak mencuci tangan setelah ber
aktivitas dengan paparan tanah, kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat b
ermain atau beraktivitas di tanah, dan tidak menjaga kebersihan kuku baik ibu
dan anak karena kuku yang kotor dapat terkontaminasi telur cacing. Selain itu
faktor ketersediaan air bersih, air yang tidak memenuhi syarat air bersih (bera
sa, berbau, berwarna) dapat menjadi jalan masuknya telur infektif ke saluran
pencernaan melalui minum, masak, mandi, dan mencuci sayuran dengan air y
ang tercemar. Sanitasi lingkungan yang buruk juga dapat menjadi faktor infek
si cacing, karena sanitasi yang buruk dapat mempercepat penyebaran penyaki
t (Kartini et al., 2018). Faktor lingkungan yang memiliki kelembaban yang tin
ggi dan suhu yang berkisar antara 25-30 ℃, dapat mempercepat berkembang
nya telur A. lumbricoides menjadi bentuk infektif (Nurjana et al., 2012).
Gejala yang dapat timbul pada orang yang terkena kecacingan
tergantung dari jumlah cacing yang menginvasi. Apabila infeksi yang
disebabkan oleh cacing dalam jumlah yang sedikit, gejala yang timbul tidak
terlalu terlihat. Namun apabila infeksi cacing berat maka gejala yang timbul
adalah gangguan pada pencernaan seperti diare, sakit perut, malnutrisi, dan
mual. Selain itu dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan fisik, terutama pada anak-anak (WHO, 2019).
Pencegahan terjadinya infeksi cacing dapat dimulai dengan Perilaku H
idup Bersih dan Sehat (PHBS) karena faktor utama terjadinya infeksi cacing d
iakibatkan karena kebersihan diri yang kurang dijaga, hal yang dapat dilakuka
n seperti mencuci tangan setelah dan sebelum melalukan aktivitas, rajin meng
gunakan alas kaki, rajin menjaga kebersihan kuku (Arifin and Purnamasari, 2
018). Kebiasaan BAB di jamban/WC dapat mengurangi angka infeksi cacing,
dengan begitu BAB yang terinfeksi telur cacing tidak mencemari tanah dan m
encegah penyebaran infeksi cacing (Nurjana et al., 2012). Apabila sudah terin
feksi cacing, dapat dilakukan pengobatan dengan meminum obat cacing secar
a teratur sehingga dapat memutus rantai cacing didalam tubuh dan tidak meng
infeksi orang lain (Arifin and Purnamasari, 2018).

2.2 Konsep Persepsi


a.) Pengertian Persepsi Masyarakat
Persepsi adalah proses mengenali (menyadari), mengatur
(mengumpulkan dan menyimpan), dan menafsirkan (mengaitkan dengan
pengetahuan) informasi sensorik. Persepsi berhubungan dengan
penginderaan (Ward, Grinstein and Keim, 2015). Penginderaan adalah
proses di terimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat
indera. Stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui proses
persepsi sesuatu yang di indera tersebut menjadi sesuatu yang berarti
setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan (Walgito, 2010). Maka dari
definisi tersebut, peneliti memberi kesimpulan tentang persepsi adalah
penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang
diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif dari alat indera.
Persepsi memiliki pengaruh terhadap pengetahuan. Teori ini dapat
diterapkan dalam persepsi tentang kecacingan dan keajadian kecacingan,
yang ditunjukkan dengan hubungan antara persepsi sikap, perilaku, dan
tindakan masyarakat terhadap faktor-faktor kecacingan. Faktor-faktor
tersebut diantara lain adalah penularan, faktor risiko, pengobatan, dan
pencegahan kecacingan.
Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya
dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (KBBI, 201
6). Pendapat lain menyatakan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang
yang hidup bersama dengan cara yang terorganisir, membuat keputusan
tentang bagaimana melakukan sesuatu dan membagi pekerjaan yang perlu
dilakukan (CALD, 2008). Dari definisi tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup secara
bersama-sama dan saling berhubungan.
Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka peneliti
menyimpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana
sekelompok manusia yang hidup dan tinggal di wilayah yang sama,
memberi tanggapan terhadap suatu kejadian yang berada di sekitar
lingkungan tempat tinggalnya.
Terdapat tiga faktor yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat,
yaitu (Robbins and Judge, 2017):
1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu.
2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati da
pat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dala
m keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya
mempengaruhi persepsi seperti kecendrungan kita untuk mengelompok
kan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip.
3. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiw
a sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.
b.) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera terutama indera penglihatan dan pendengaran.
Pengetahuan atau kognititf merupakan hal penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2010). Menurut
(Notoatmodjo, 2010) dan (Budiman, 2013) terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi pengetahuan, antara lain:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
Pendidikan. Unsur-unsur Pendidikan yaitu: a) input adalah sasaran
Pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku
Pendidikan,), b) proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain,), c) output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).
Hasil (output) yang diharapkan dari suatu Pendidikan adalah perilaku
untuk memelihara dan meningkatkan suatu objek yang kondusif.
Semakin banyak aspek posiftif dari objek yang dijetahui, akan
menumbuhkan sikap positif terhadao objek tersebut.
2. Media massa/informasi
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact),
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Status ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga stasus sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, b
aik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berbeda
dalam lingkungan tersebut.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kem
bali pengatahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang diha
dapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalam
an belajar selama bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengam
bil keputusan yang merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar se
cara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerj
anya.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseor
ang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin ba
ik.
c.) Sikap
Sikap merupakan suatu kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingku
ngan tertentu sebagai suatu uraian penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2010). Struktur sikap terdiri dari kombinasi tiga komponen,
yaitu (Notoatmodjo, 2010):
1. Komponen kognitif, berisi kepercayaan, persepsi, stereotipe tentang ses
uatu.
2. Komponen afektif, perasaan yang menyangkut aspek emosional.
3. Komponen konatif, aspek kecenderungan berperilaku tertentu.
d.)Tindakan
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi tindakan nyata diperlukan faktor pendukung at
au suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas (Notoatm
odjo, 2010).Tindakan mempunyai beberapa tingkatan antara lain (Notoatm
odjo, 2010):
1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan deng
an tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin, melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.
3. Mekanisme, yaitu apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan b
enar secara otomatis atau sesudah itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi, yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya ti
ndakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan ter
sebut.

2.3 Hipotesis
Adanya perbedaan persepsi pada masyarakat perkotaan dan pedesaan terhadap
penyakit kacacingan

2.4 Kerangka Teori

NON-STH
JENIS STH

GEJALA

FAKTOR
KECACINGAN RESIKO
PERSEPSI
PENCEGAHAN

PENGOBATA

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

PERKOTAAN
MASYARAKAT PEDESAAN PERSEPSI KECACINGAN
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Pada penelitian ini kami menggunakan metode penelitian observasional
analitik dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini akan mencari
apakah terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat perkotaan dan
pedesaan terhadap kecacingan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada satu kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman. Waktu penelitian dilakukan
selama kurang lebih dua bulan, dilakukan sekitar bulan Maret 2020 sampai
bulan April 2020.

3.3 Populasi dan Subyek Penelitian


Populasi penelitian untuk masyarakat perkotaan dan pedesaan kami
mengambil masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman yang
mana memiliki prevalensi kecacingan sebesar 21,78% yang memiliki total
populasi 1.180.479 orang (Direktorat Jenderal PP & PL, 2013;Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sleman, 2016).
Besar sampel menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi dan
mean dengan rumus:

Keterangan:
n1= n2 : Besar sampel
σ2 : Simpangan baku
μ1 : Rata-rata kelompok 1
μ2 : Rata-rata kelompok 2
Zα/2 : 1,96
Zβ : 0,842

Berdasaarkan penelitian sebelumnya maka didapat sampel dengan


perhitungan sebagai berikut (Sitti Chadijah, Phetisya Pamela Frederika
Sumolang, 2014) :

n1= n2 = 2(266)2(1,96 + 0,842) 2

(50 – 56)2
n1= n2 = 116

3.3.1 Kriteria Inklusi


Pada penelitian ini kriteria inklusi yang kami pilih adalah
orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal di
daerah dimana kami melakukan penelitian.
3.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi yang terdapat pada penilitian ini adalah
masyarakat yang sedang tidak berada ditempat saat dilakukan
penelitian.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Kami menggunakan metode simple random sampling untuk
pengambilan sampel. Metode ini dilakukan dengan cara mendata
prevalensi kecacingan disetiap kecamatan dan keluarah di
Kabupaten Sleman. Lalu setelah itu kami mengambil daerah
dengan prevalensi kecacingan terbanyak. Untuk memilih kepala
keluarga yang menjadi subjek penelitian, akan dilakukan
pengambilan data secara simple random sampling

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah masyarakat perkotaan
dan masyarakat pedesaan.
a. Skala Variabel
Skala variabel akan menggunakan skala nominal dikotom
yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa.

3.4.2 Variabel Terikat


Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi kecacingan.
a. Skala Variabel
Pengukuran variabel ini akan menggunakan skala ordinal
dengan dengan hasil baik atau buruk. Dikatakan baik apabila
memperoleh nilai 4-8 dan buruk apabila memperoleh nilai 0-3.

3.5 Definisi Operasional


Masyarakat perkotaan adalah masyarakat dengan mata pencarian utama
heterogen (wiraswasta, PNS, pekerja kantor, dll) dengan status ekonomi yang
stabil (mendapatkan gaji tetap setiap bulannya) dan tingkat pendidikan
terakhir minimal SMA.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat dengan mata pencarian utama
sebagai petani, buruh, dll. Status ekonomi menengah kebawah atau mendapat
gaji tidak tetap. Tingkat pendidikan minimal SD.
Persepsi adalah pandangan orang terhadap suatu kejadian di
lingkungannya yang diserap oleh indera manusia, sehingga dapat memberi
suatu kesimpulan. Persepsi ini meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan.

3.6 Instrumen Penelitian


3.6.1 Kuisioner
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner (Erlinawati, 2007). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian in dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat dengan
menggunakan skala rating scale. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:
1. Ya : Diberi skor 1
2. Tidak : Diberi skor 0
3. Total skor :
a. Tingkat persepsi baik : skor 4-8
b. Tingkat persepsi buruk : skor 0-3
3.6.2 Validitas
Untuk mengetahui tentang tingkat validitas kuisioner dilakukan uji
coba responden dan dihitung dengan rumus korelasi product moment
pada aplikasi SPSS. Hasil uji coba kuisioner sebanyak 30 responden,
dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan 5%, jika r hitung
lebih besar dari r tabel (r hitung > 0,361) maka data dapat dikatakan
valid (Triton, 2006: 248). Pertanyaan dalam uji validitas yang tidak
valid untuk pengetahuan ada 2 buah pertanyaan. Sedangkan untuk
sikap ada 2 pertanyaan yang tidak valid. Hal ini disebabkan r hitung <
r tabel (0.361) dari masing-masing pertanyaan, sedangkan untuk
pertanyaan tindakan semuanya valid.
3.6.3 Realibilitas
Realibilitas instrument dihitung dengan rumus alpha-cronbach,
yaitu:
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ = Jumlah varians butir


2

2
σ t = Varians total

Uji realibilitas pertanyaan valid diuju dengan rumus alpha-


cronbach pada aplikasi SPSS. Dari hasil uji reliabilitas tentang
pengetahuan hidup sehat, didapatkan nilai alpha sebesar: 0.875 (> r
tabel: 0.361), sehingga pertanyaan tersebut sangat reliabel. Untuk uji
reliabilitas tentang sikap hidup sehat, didapatkan nilai alpha sebesar:
0.710 ( > r tabel: 0.361), sehingga angket pertanyaan tersebut reliabel,
dan untuk uji reliabilitas tentang tindakan hidup sehat, didapatkan
nilai alpha sebesar: 0.799 ( > r tabel: 0.361), sehingga angket
pertanyaan tersebut reliabel.

Alpha Tingkat Realibilitas


0.00-0.20 Kurang Reliabel
> 0.20-0.40 Agak Reliabel
> 0.40-0.60 Cukup Reliabel
> 0.60-0.80 Reliabel
> 0.80-1.00 Sangat Reliabel

Tabel 1
Tingkat Realibilitas Berdasarkan Nilai Alpha
(Budi, 2006)
3.7 Alur Penelitian

Menyusun proposal penelitian

Mencari kuesioner yang akan ditanyakan kepada Responden

Menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi

Melakukan pengambilan data dengan cara memberikan kuesioner

Mengumpulkan hasil kuesioner

Menganalisis data

Menyusun laporan akhir

3.8 Metode Analisis Data


Penelitian ini akan menggunakan uji statistik Independent T-Test
apabila persebaran data normal, dan menggunakan uji statistik Mann-Whitney
Test apabila persebaran data tidak normal.

3.9 Etika Penelitian


Peneliti mengajukan ethical clearance pada komite etik Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) sebelum melakukan
prosedur penelitian. Selanjutnya, peneliti meminta izin kepada Kepala Daerah
setempat untuk melakukan penelitian dengan membagikan kuesioner.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Perlengkapan yang Diperlukan


- Kertas HVS Rp 40.000,00
- Bolpoin “Standart” 1 box Rp 20.000,00
- Tinta printer Rp 30.000,00
2 Perjalanan
- Bensin x 20 Liter Rp 156.000,00
3 Lain-lain:
- Bingkisan
(Minyak goreng, gula pasir, mie, teh)
@ Rp 30.000,00 x 116 Rp 3.480.000,00
Jumlah Rp 3.726.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan Bulan Bulan Bulan


No Jenis Kegiatan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
1
Proposal
2 Persiapan EC
Persiapan .
3
Kuisoner
Pengambilan . . . .
dan
4
Pengumpulan
data
Pengujian dan . . . .
5
Analisa Data
Pembuatan . . . . . . .
6
Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, L. and Purnamasari, D. U. (2018) ‘Hubungan Perilaku Personal Hygiene


dan Status Kecacingan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Wilayah
Kerja Puskesmas II Sumbang’, Jurnal Gipas, 2, pp. 20–31.
Budiman, R. A. (2013) Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
CALD (2008) Cambridge Advanced Learner’s Dictionary. Cambridge:
Cambridge University Press.
Direktorat Jenderal PP & PL (2013) Profil Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Kartini, S. et al. (2018) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kecacingan Pada Anak Usia 1-5 Tahun’.
Kasper, D. et al. (2015) ‘Harrison, Principles of Intern Medicine’, in Harrison’s
Principles of Intern Medicine.
KBBI (2016) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [cited 2019 09 July].
Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Kementrian Kesehatan (2017) ‘Tentang Penanggulangan Cacingan’, Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2010) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurjana, M. A. et al. (2012) ‘Pengetahuan dan Perilaku Anak Sekolah Tentang
Kecacingan di Beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Labuan Kabupaten
Donggala Tahun 2012’, Jurnal Vektor Penyakit, VI, pp. 12–18.
Robbins, S. P. and Judge, T. A. (2017) Perilaku Organisasi. Edisi 16. Salemba
Empat.
Silver, Z. A. et al. (2018) ‘Geographical distribution of soil transmitted helminths
and the effects of community type in South Asia and South East Asia – A
systematic review’.
Sitti Chadijah, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, N. N. V. (2014) ‘Hubungan
pengetahuan, perilaku, dan sanitasi lingkungan dengan angka kecacingan
pada anak sekolah dasar di kota palu’, 24(1), pp. 50–56.
Sleman, B. P. S. K. (2016) Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut
Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta, 2017. Available at:
https://slemankab.bps.go.id/statictable/2017/11/15/253/jumlah-penduduk-
dan-kepadatan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-d-i-yogyakarta-
2016.html.
Walgito, B. (2010) Pengantar Psikologi Umum. Edisi 19. Yogyakarta.
Ward, M. O., Grinstein, G. and Keim, D. (2015) ‘Human Perception and
Information Processing’, in Interactive Data Visualization. Second Edi.
New York, p. 578.
WHO (2019) ‘Soil-Transmitted Helminth Infections’. [cited 2019 09 July].
Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-
transmitted-helminth-infections
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing


Lampiran 1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Aulya Ramadhanti Putri Kholiq
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 17711094
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail aulyaramadhanti@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081363802760
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
NO Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan
kegiatan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Yogyakarta,..tgl-bln-tahun
Pengusul

(tanda tangan)

(Nama Lengkap)
Lampiran 1.2 Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Tazkia Aufa Safina
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 17711054
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purbalingga, 13 Mei 1999
6 Alamat E-mail tazkia.aufasafina@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 085740140888
B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti
NO Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan
kegiatan Tempat
1 INTERMEDISCO Anggota Jogja, 2018
2018 Perlengkapan
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Yogyakarta,..tgl-bln-tahun
Pengusul

(tanda tangan)

(Nama Lengkap)
Lampiran 1.3 Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dianita Salma
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 18711049
5 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 12 Februari 2000
6 Alamat E-mail 18711049@students.uii.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 083867200093
B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti
NO Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan
kegiatan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Yogyakarta,..tgl-bln-tahun
Pengusul

(tanda tangan)

(Nama Lengkap)
Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Siti Isti’anah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIP/NIDN 017110421
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP 0811254374
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi
Tahun Masuk-
Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
3
C.2.Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
C.3 Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pegabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Yogyakarta,..tgl-bln-tahun
Dosen Pendamping

(tanda tangan)

(Nama Lengkap)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
-Suku Cadang
-Microcontroller
-Sensor
-Kit
-Software
-Aplikasi
-Alat Ukir
-Alat Lukis
-Lain-lain
-SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
-Bahan Kimia Lab
-Pakaian Tari
-Kanvas dan Cat
-Bibit Tanaman/Simplisia
-Pupuk dan Sejenisnya
-Penyimpa data
-Bahan lainnya sesuai
Produk PKM
-ATK(terbatas)
paket/eceran
-Lainnya
SUB TOTAL (Rp)
3.Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
-Keperluan pembelian
bahan
-Keperluan uji coba
(kampus ke lokasi
ujicoba pp)
-untuk perjalanan luar
kota
 Biaya rental/travel At cost
pp
 Akomodasi 2 300.000
 Uang makan 2 75.000
Tim
-Lainnya
SUB TOTAL (Rp)
4.Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
-Sewa server/Hosting
-Sewa Domain
-SSL
-Biaya Jasa Layanan
instrumentasi
-Biaya Jasa
Perbengkelan
-Biaya percetakan
produk
-Biaya uji coba
produk
-Biaya penggandaan
laporan (khusus PTS)
-Biaya sewa lab 1.500.000
(maksimum) termasuk
penggunaan alat lab
-Biaya berlangganan
internet (bulanan)
-Biaya pemakaian
pulsa
-Lainnya
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL 1+2+3+4+(Rp)
(Terbilang--------------)
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

NO Nama/Nim Program Bidang Alokasi Uraian


Studi Ilmu waktu Tugas
(jam/minggu)
1
2
3
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KOP PERGURUAN TINGGI

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aulya Ramadhanti


NIM : 17711094
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Fakultas Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul:
Perbedaan Persepsi Antara Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Mengenai
Kecacingan
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Yogyakarta, tanggal-bulan-tahun
Mengetahui, Yang Menyatakan,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Cap dan Tandatangan Materai Rp 6.000


Tandatangan

( Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag ) (Aulya Ramadhanti)


NIP. 924100103 NIM 17711094

Anda mungkin juga menyukai