Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Masyarakat.


Volume 3, Number 4, Tahun 2019, pp. 167-172. LOGO Jurnal
P-ISSN: 2579 -7166 E-ISSN: 2549-6417
Akses Terbuka: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJCSL

Tingkat Pemahaman Petani terhadap Penggunaan Terintegrasi


Kawasan Peternakan di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Barat
Manggarai in East Nusa Tenggara

Annytha Detha1* , Nancy Foeh2, Nemay Ndaong3, Grace Maranatha4,Frans Umbu Datta5

1,2,3,4,5 Nusa Cendana University

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat artikel:
Diterima 20 Agustus 2019 Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk
Diterima dalam bentuk revisi
10 September 2019
mendukung Agrowisata Desa Nggorang Kecamatan Komodo Manggarai
Diterima 30 Oktober 2019 Barat untuk memaksimalkan produktivitas peternakan sapi dengan
Tersedia online 27 memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam sekaligus memberdayakan
November 2019
limbah pertanian jerami padi sebagai sumber pakan utama dengan
memanfaatkan teknologi pengolahan pakan, mewujudkan lingkungan
yang sehat di desa dengan mendukung desa Agroeduwisata dan pusat
Kata kunci:
Pusat peternakan; penggembalaan yang bersih melalui pemanfaatan limbah kotoran ternak
Agrowisata; menjadi pupuk organik menggunakan probiotik alami, yang berdampak
kecamatan Komodo pada kebersihan lingkungan. Dalam mencapai tujuan tersebut, terdapat
beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu pendekatan
partisipasi aktif masyarakat bekerjasama dengan komponen desa mulai
dari tahap perencanaan, meliputi pendataan dan pemetaan sumber daya
yang tersedia; tahap implementasi; tahap pemantauan dan evaluasi
kegiatan untuk memastikan tercapainya semua aspek tujuan. Berdasarkan
hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini, terdapat pemahaman tentang
manfaat dan keunggulan lahan penggembalaan terpadu yang dapat
diterapkan oleh petani di desa Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat di N

Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved.

*
Penulis yang sesuai.
Alamat email: detha.air@staf.undana.ac.id (Annytha Detha)
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 168

1. Perkenalan

Manggarai Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di wilayah barat Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Manggarai Barat memiliki beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain Pulau Komodo, Pulau Rinca,
Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Selain di sektor pariwisata,
Manggarai Barat juga memiliki potensi peternakan dan pertanian yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data
Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, ternak besar yang meliputi sapi, kuda dan kerbau memiliki
jumlah yang banyak (Dinas Peternakan Manggarai Barat, 2018). Sektor pertanian juga menjadi unggulan di
kabupaten ini karena mampu meningkatkan perekonomian Manggarai Barat. Berdasarkan Data Produksi
Pangan Manggarai Barat, tercatat sejumlah tanaman pertanian unggulan adalah Produksi Padi, Padi Padi,
Padi Padi, dan Jagung (Dinas Hortikultura dan Perkebunan Manggarai Barat, 2018).
Desa Nggorang merupakan kawasan yang ideal untuk pengembangan ternak dan pemanfaatan limbah
pertanian karena didukung oleh beberapa faktor antara lain daya dukung kawasan dimana sumber air yang
ada dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat sepanjang tahun dan agroekosistemnya masih didominasi
padang penggembalaan. bidang yang dapat memenuhi kebutuhan. Desa Nggorang juga memiliki potensi
sumber daya ternak yang tinggi khususnya sapi dan kerbau, dan potensi sumber daya tersebut tidak terlepas
dari sistem usaha tani yang tidak terlepas dari kehidupan petani, serta daya dukung ketersediaan pangan,
ketersediaan pakan hijauan dari padang penggembalaan. ladang dan rerumputan di sekitar areal pertanian
dan limbah pertanian (jerami) cukup tinggi. Sumber daya alam Desa Nggorang dapat menjadi sumber
pendapatan yang meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Karena pengetahuan pemanfaatan pangan
lokal dan ketersediaan ternak serta lahan yang dimiliki berdasarkan hilirisasi hasil penelitian yang telah
dihasilkan, maka secara signifikan dapat meningkatkan kapasitas Desa Nggorang melalui kelompok tani mitra.
Kegiatan ini menitikberatkan pada pendidikan dan pelatihan disertai dengan pembuatan model
percontohan dan pendampingan serta monitoring dan evaluasi difokuskan pada beberapa hal yaitu penerapan
teknologi pengolahan jerami padi yang merupakan limbah pertanian terbesar sebagai sumber pakan utama
ternak. dengan mengimplementasikan hasil penelitian hilir (Hidayat 2014; Bata 2008); mewujudkan desa
Agrowisata yang menjadi pusat padang penggembalaan yang bersih melalui pemanfaatan kotoran ternak
limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik dengan menggunakan probiotik alami (Djuarnani 2004), varietas
pakan potensial lainnya, tersedia dalam jumlah banyak sebagai alternatif pakan ternak yang baik. olahan
pakan ternak yang memaksimalkan sumber daya pakan (Sutanto 2002). Kegiatan ini diharapkan dapat
mengoptimalkan produktivitas ternak melalui kemandirian dan kecukupan pakan ternak, peningkatan jumlah
kelahiran, peningkatan keindahan kawasan melalui pemanfaatan limbah ternak yang berdampak nyata pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat di Desa Nggorang Desa, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT.

2. Metode

Survei awal untuk menentukan lokasi tempat pelatihan dilakukan pada Oktober 2018 di Desa
Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Lokasi survei awal dilakukan pada tiga kelompok tani di
Desa Nggorang dan Kantor Desa Nggorang. Kegiatan pengenalan lahan penggembalaan dilakukan pada
tanggal 22 sampai 25 Agustus 2019 yang bertempat di Balai Pertemuan kantor Desa Nggorang.
Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung Program Bakti Desa Mitra dimaksud berupa
pendidikan dan pelatihan yang disertai dengan pembuatan model percontohan dan pendampingan serta
monitoring evaluasi. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam dua jenis yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan/pemahaman peternak dalam hal manajemen pemeliharaan ternak yang baik
melalui pemberian pakan dalam rangka peningkatan hasil ternak dari ketiga kelompok mitra. Pelatihan ini
menitikberatkan pada teknik pembuatan pakan yang berasal dari sumber daya lokal dan teknik pembuatan
silase dengan memanfaatkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, sehingga diharapkan petani dapat
menerapkannya dengan baik untuk dapat memenuhi kebutuhan pakan dan tidak lagi memelihara ternak.
Pelatihan ini difokuskan pada teknik pengolahan limbah ternak dan pertanian menjadi pupuk organik, kompos
dan biogas yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani atau peternak. Dalam pelatihan dan
pendidikan ini akan diperkenalkan bahan fermentasi alami sebagai hilirisasi dari hasil Dedicated Team
Research yang telah dihasilkan sehingga dapat bermanfaat bagi petani atau peternak (Detha et al. 2019; Foeh et al. 2018).
Kegiatan percontohan untuk meningkatkan tingkat adopsi kelompok tani dalam pembuatan pakan
silase yang berasal dari sumber daya lokal yang dimiliki petani atau yang mudah diperoleh petani. Model
percontohan dilakukan di kandang percontohan yang dibuat di lahan petani dan sapi diberikan pakan lokal
yang diarahkan pada hijauan yang tersedia di lahan petani yaitu jerami padi. Kegiatan pendampingan yang
konsisten dilakukan sepanjang kegiatan untuk memastikan keberlanjutan program. Kegiatan ini akan
dilaksanakan mulai dari persiapan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan demplot
hingga akhir dari keseluruhan rangkaian kegiatan. Selain itu, akan dilakukan pendampingan dalam pembukuan

IJCSL. P-ISSN: 2579 -7166 E-ISSN: 2549-6417


Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019 hlm. 167-172 169

usaha pembuatan silase dan pengolahan limbah ternak dan pertanian sehingga dapat diketahui besarnya biaya produksi
dan keuntungan yang diperoleh pedagang mitra.
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan guna melihat perubahan perilaku kelompok tani khususnya ketiga kelompok
mitra program terkait berbagai manfaat yang diperoleh.
Evaluasi dilakukan setelah rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta kegiatan percontohan sistem pemeliharaan
model yang baik. Pada aspek pendidikan dan pelatihan dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. Tujuan
evaluasi pendidikan dan pelatihan adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan pada awal dan akhir
kegiatan. Untuk tingkat penerapan pembuatan pakan silase yang memanfaatkan pakan lokal akan dievaluasi menurut
metode yang telah diajarkan dan urutan pengerjaannya. Pakan yang diberikan oleh peternak, manajemen pemeliharaan
diterapkan dengan baik dan diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh peternak yang selama ini memelihara ternaknya.

Dalam melakukan pelatihan, keberhasilan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada petani atau peserta
pelatihan diukur dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan
seputar penggunaan lahan penggembalaan. Beberapa pertanyaan yang diajukan adalah tentang manfaat padang
penggembalaan terpadu, aspek-aspek penting apa saja yang diperlukan dalam suatu kawasan penggembalaan, teknologi
yang perlu diterapkan dalam suatu padang penggembalaan, dan bagaimana tindakan konkrit dalam penerapan padang
penggembalaan terpadu di Desa Nggorang Kecamatan Komodo , Kabupaten Manggarai.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pendekatan metode pelaksanaan terencana, kegiatan pelatihan dan pendidikan dilaksanakan pada
tanggal 23-25 Agustus 2019. Pertemuan tersebut dihadiri oleh mitra desa yang diwakili oleh Kepala Desa dan Mitra
Kelompok Tani yang telah menandatangani kesepakatan kerjasama. Pertemuan awal setelah disepakatinya kegiatan
pengabdian dilaksanakan di rumah kepala desa yang diikuti oleh seluruh kelompok tani yang terlibat. Kegiatan yang telah
dilakukan juga melakukan survey ketersediaan lahan penggembalaan potensial yang dijadikan lahan penggembalaan
terpadu dari berbagai mitra sebagai pusat pelatihan dan pusat Agrowisata yang dapat menjadi contoh bagi kelompok tani
lainnya. di desa Nggorang.

Secara umum kegiatan Diklat yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 Agustus 2019 dilaksanakan dalam dua jenis
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan/pemahaman peternak dalam hal manajemen pemeliharaan ternak yang
baik melalui pemberian pakan guna meningkatkan hasil ternak dari ketiga kelompok mitra. Pelatihan dan penyuluhan
difokuskan pada pengenalan sistem penggembalaan yang terintegrasi, terutama keuntungan dan keuntungan bagi para
petani yang menerapkan sistem tersebut. Ini juga memberikan tahapan penting dalam menerapkan sistem pemeliharaan
terpadu yang dapat bekerja sama dengan pemerintah kabupaten. Pelatihan ini juga memberikan cara pembuatan pakan
yang berasal dari sumber daya lokal dan teknik pembuatan Amoniase dengan memanfaatkan hijauan yang melimpah pada
musim hujan, sehingga diharapkan peternak dapat menerapkannya dengan baik dalam memenuhi kebutuhan pakan.
Pelatihan juga difokuskan pada teknik pengolahan limbah ternak dan pertanian menjadi pupuk organik, kompos dan biogas
yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani atau peternak. Topik penyuluhan ketiga adalah menata lahan
penggembalaan di Desa Nggorang sebagai lahan penggembalaan terpadu sekaligus sebagai pusat agrowisata.

Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada seluruh peserta diklat, diperoleh hasil yang dapat
menggambarkan tingkat pemahaman peserta setelah mengikuti kegiatan diklat.

1. Pemahaman kebutuhan lahan penggembalaan terpadu.


Berdasarkan hasil yang diperoleh, 18 peserta menjawab bahwa yang terpenting dalam suatu lahan penggembalaan
adalah pakan dan air, perkembangan teknologi pengolahan pakan, teknologi pengolahan limbah. Sedangkan 2 orang
peserta menjawab hanya membutuhkan pakan dan air sebagai syarat utama dalam membangun lahan penggembalaan.
Lahan penggembalaan terpadu adalah beternak di area atau lokasi tertentu dengan sumber pakan dan air yang tersedia,
serta mengembangkan teknologi pengolahan pakan dan limbah. Sistem penggembalaan merupakan kombinasi pelepasan
ternak di padang penggembalaan bebas dan pemberian pakan. Pengembangan peternakan melalui sistem penggembalaan
terpadu lebih efisien, misalnya dalam penggunaan tenaga kerja dan dalam waktu tertentu dapat mencari pakan yang disukai
dan tidak mengganggu kegiatan peternakan masyarakat lainnya. Persyaratan yang dibutuhkan dalam membentuk lahan
penggembalaan yaitu prasarana perairan seperti membuat sumur tanah dalam yang dilengkapi dengan pompa dan bak air
minum, membuat pagar hidup disekitar lahan, lahan untuk menanam rumput pada lahan yang akan difungsikan sebagai
pakan ternak, kandang atau lokasi penampungan permanen dan ternak sementara, lokasi pengolahan pakan ternak, dan
lokasi pengolahan limbah ternak.

Annytha Detha / Tingkat Pemahaman Peternak Terhadap Pemanfaatan Kawasan Peternakan Terpadu Di Desa Nggorang, Komodo
District, West Manggarai In East Nusa Tenggara
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 170

2. Keuntungan penerapan lahan penggembalaan terpadu


Berdasarkan hasil kuisioner, seluruh partisipan (20 orang) menjawab bahwa keuntungan penerapan lahan
penggembalaan terpadu adalah dapat mengefisienkan tenaga kerja dalam mendukung ketersediaan pakan ternak.
Seluruh peserta juga berjanji bahwa penggembalaan terpadu akan bermanfaat bagi penggembalaan terpadu untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan kegiatan peternakan dengan sistem penggembalaan terpadu untuk menjaga
keindahan lingkungan sekitar. Beberapa keunggulan lahan penggembalaan terpadu antara lain penggembalaan terpadu
sebagai perpaduan antara padang rumput alami dan ekosistem hutan alam menjadi lahan terbuka yang dapat menyerap
air permukaan dan dari kotoran ternak yang dikeluarkan pada penggembalaan terpadu dapat meningkatkan kesuburan
tanah; Adanya penggembalaan terpadu yang membentuk komunitas penangkar, media pertukaran informasi, transaksi
hewan, dan interaksi sosial lainnya; Kegiatan penangkaran dengan sistem penggembalaan terpadu untuk menjaga
keindahan lingkungan sekitar; Gunakan lebih sedikit tenaga kerja; Selain itu, beberapa ternak digunakan untuk bekerja
di lahan pertanian.

IJCSL. P-ISSN: 2579 -7166 E-ISSN: 2549-6417


Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019 hlm. 167-172 171

Gambar 1. Pelatihan pengenalan lahan penggembalaan terpadu

3. Prinsip Dasar Pelaksanaan Penggembalaan Terpadu Berdasarkan hasil


kuesioner diperoleh data bahwa semua peserta pelatihan menjawab adanya penggembalaan terpadu yang membentuk
komunitas petani, media pertukaran informasi, transaksi hewan, dan interaksi sosial lainnya. Semua peserta juga menjawab bahwa
dalam membangun lahan penggembalaan secara kolektif, perlu ada kesepakatan yang jelas dari masyarakat setempat dengan batas-
batas yang diakui secara komunal dan perlunya kelompok tani di lahan penggembalaan untuk saling menghormati perbedaan,
keragaman masyarakat melintasi batas desa, status sosial untuk berpartisipasi menjadi bagian dari kawasan pengelolaan
penggembalaan terpadu. Dalam pembentukan lahan penggembalaan terpadu terdapat beberapa syarat penting yaitu keberadaan
penggembalaan terpadu diakui oleh masyarakat setempat dengan batas-batas yang diakui secara komunal; Penggembalaan terpadu
menurut komunitas peternak adalah peternakan penggembalaan komunitas dimana hewan melepaskan hewan secara bebas dimana
suatu saat ternak tersebut dapat diambil kembali; Saling menghargai perbedaan, bahwa keragaman masyarakat melintasi batas desa,
status sosial menjadi bagian dari kawasan penggembalaan terpadu; Hormati inisiatif, bahwa beberapa pihak ingin bertukar informasi
tentang peristiwa yang mempengaruhi ternak dalam penggembalaan terpadu; Masyarakat lokal memiliki hak pengelolaan atas kawasan
penggembalaan terpadu yang memiliki batas-batas kawasan pengelolaan; Membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat;
dan Kolektivitas, dimana penggembalaan terpadu kemudian menjadi penyedia dan media bagi penggunaan hak individu menjadi milik
bersama.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tersebut, terdapat pemahaman tentang manfaat dan keuntungan dari penggembalaan terpadu
lahan yang dapat diterapkan petani di desa Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ditjen Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan pengabdian
masyarakat di desa Desa Nggorang , Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nusa Cendana yang telah memberikan bantuan dalam bentuk natura dalam
mendukung pengabdian masyarakat ini.

Referensi

Bata M. 2008. Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro. Agripet Vol 8(2): 15-20.

Annytha Detha / Tingkat Pemahaman Peternak Terhadap Pemanfaatan Kawasan Peternakan Terpadu Di Desa Nggorang, Komodo
District, West Manggarai In East Nusa Tenggara
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 172

Detha A, Ndaong N, Foeh N, Datta FU. 2019. Karakteristik Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Susu
Kuda Sumba. Jurnal Kajian Veteriner 7(1): 85-92.

Dinas Peternakan, Kabupaten Manggarai Barat. 2018. Data Ternak Kabupaten Manggarai Barat Tahun
2015 dan 2016. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultural dan Perkebunan Manggarai Barat. 2018. Produksi Komoditi Pertanian
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2015, 2016, dan 2017. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Djuarnani N, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: Agro Media.

Foeh N, Datta FUD, Detha A, Ndaong N. 2018. Isolasi Bakteri Asam Laktat Dari Rumen Ternak Sebagai Starter
Dalam Pembuatan Silase. Prosiding Seminar Internasional “5th ICAMBBE 2018, Swiss Belinn Hotel
Malang, 3-4 September 2018”.

Hidayat N. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat
Penambahan Karbohidrat. Agripet Vol 14 (1): 42-49.

Sutanto R. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius.

IJCSL. P-ISSN: 2579 -7166 E-ISSN: 2549-6417

Anda mungkin juga menyukai