Annytha Detha1* , Nancy Foeh2, Nemay Ndaong3, Grace Maranatha4,Frans Umbu Datta5
*
Penulis yang sesuai.
Alamat email: detha.air@staf.undana.ac.id (Annytha Detha)
Machine Translated by Google
Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 168
1. Perkenalan
Manggarai Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di wilayah barat Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Manggarai Barat memiliki beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain Pulau Komodo, Pulau Rinca,
Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Selain di sektor pariwisata,
Manggarai Barat juga memiliki potensi peternakan dan pertanian yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data
Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, ternak besar yang meliputi sapi, kuda dan kerbau memiliki
jumlah yang banyak (Dinas Peternakan Manggarai Barat, 2018). Sektor pertanian juga menjadi unggulan di
kabupaten ini karena mampu meningkatkan perekonomian Manggarai Barat. Berdasarkan Data Produksi
Pangan Manggarai Barat, tercatat sejumlah tanaman pertanian unggulan adalah Produksi Padi, Padi Padi,
Padi Padi, dan Jagung (Dinas Hortikultura dan Perkebunan Manggarai Barat, 2018).
Desa Nggorang merupakan kawasan yang ideal untuk pengembangan ternak dan pemanfaatan limbah
pertanian karena didukung oleh beberapa faktor antara lain daya dukung kawasan dimana sumber air yang
ada dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat sepanjang tahun dan agroekosistemnya masih didominasi
padang penggembalaan. bidang yang dapat memenuhi kebutuhan. Desa Nggorang juga memiliki potensi
sumber daya ternak yang tinggi khususnya sapi dan kerbau, dan potensi sumber daya tersebut tidak terlepas
dari sistem usaha tani yang tidak terlepas dari kehidupan petani, serta daya dukung ketersediaan pangan,
ketersediaan pakan hijauan dari padang penggembalaan. ladang dan rerumputan di sekitar areal pertanian
dan limbah pertanian (jerami) cukup tinggi. Sumber daya alam Desa Nggorang dapat menjadi sumber
pendapatan yang meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Karena pengetahuan pemanfaatan pangan
lokal dan ketersediaan ternak serta lahan yang dimiliki berdasarkan hilirisasi hasil penelitian yang telah
dihasilkan, maka secara signifikan dapat meningkatkan kapasitas Desa Nggorang melalui kelompok tani mitra.
Kegiatan ini menitikberatkan pada pendidikan dan pelatihan disertai dengan pembuatan model
percontohan dan pendampingan serta monitoring dan evaluasi difokuskan pada beberapa hal yaitu penerapan
teknologi pengolahan jerami padi yang merupakan limbah pertanian terbesar sebagai sumber pakan utama
ternak. dengan mengimplementasikan hasil penelitian hilir (Hidayat 2014; Bata 2008); mewujudkan desa
Agrowisata yang menjadi pusat padang penggembalaan yang bersih melalui pemanfaatan kotoran ternak
limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik dengan menggunakan probiotik alami (Djuarnani 2004), varietas
pakan potensial lainnya, tersedia dalam jumlah banyak sebagai alternatif pakan ternak yang baik. olahan
pakan ternak yang memaksimalkan sumber daya pakan (Sutanto 2002). Kegiatan ini diharapkan dapat
mengoptimalkan produktivitas ternak melalui kemandirian dan kecukupan pakan ternak, peningkatan jumlah
kelahiran, peningkatan keindahan kawasan melalui pemanfaatan limbah ternak yang berdampak nyata pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat di Desa Nggorang Desa, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT.
2. Metode
Survei awal untuk menentukan lokasi tempat pelatihan dilakukan pada Oktober 2018 di Desa
Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Lokasi survei awal dilakukan pada tiga kelompok tani di
Desa Nggorang dan Kantor Desa Nggorang. Kegiatan pengenalan lahan penggembalaan dilakukan pada
tanggal 22 sampai 25 Agustus 2019 yang bertempat di Balai Pertemuan kantor Desa Nggorang.
Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung Program Bakti Desa Mitra dimaksud berupa
pendidikan dan pelatihan yang disertai dengan pembuatan model percontohan dan pendampingan serta
monitoring evaluasi. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam dua jenis yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan/pemahaman peternak dalam hal manajemen pemeliharaan ternak yang baik
melalui pemberian pakan dalam rangka peningkatan hasil ternak dari ketiga kelompok mitra. Pelatihan ini
menitikberatkan pada teknik pembuatan pakan yang berasal dari sumber daya lokal dan teknik pembuatan
silase dengan memanfaatkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, sehingga diharapkan petani dapat
menerapkannya dengan baik untuk dapat memenuhi kebutuhan pakan dan tidak lagi memelihara ternak.
Pelatihan ini difokuskan pada teknik pengolahan limbah ternak dan pertanian menjadi pupuk organik, kompos
dan biogas yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani atau peternak. Dalam pelatihan dan
pendidikan ini akan diperkenalkan bahan fermentasi alami sebagai hilirisasi dari hasil Dedicated Team
Research yang telah dihasilkan sehingga dapat bermanfaat bagi petani atau peternak (Detha et al. 2019; Foeh et al. 2018).
Kegiatan percontohan untuk meningkatkan tingkat adopsi kelompok tani dalam pembuatan pakan
silase yang berasal dari sumber daya lokal yang dimiliki petani atau yang mudah diperoleh petani. Model
percontohan dilakukan di kandang percontohan yang dibuat di lahan petani dan sapi diberikan pakan lokal
yang diarahkan pada hijauan yang tersedia di lahan petani yaitu jerami padi. Kegiatan pendampingan yang
konsisten dilakukan sepanjang kegiatan untuk memastikan keberlanjutan program. Kegiatan ini akan
dilaksanakan mulai dari persiapan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan demplot
hingga akhir dari keseluruhan rangkaian kegiatan. Selain itu, akan dilakukan pendampingan dalam pembukuan
Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019 hlm. 167-172 169
usaha pembuatan silase dan pengolahan limbah ternak dan pertanian sehingga dapat diketahui besarnya biaya produksi
dan keuntungan yang diperoleh pedagang mitra.
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan guna melihat perubahan perilaku kelompok tani khususnya ketiga kelompok
mitra program terkait berbagai manfaat yang diperoleh.
Evaluasi dilakukan setelah rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta kegiatan percontohan sistem pemeliharaan
model yang baik. Pada aspek pendidikan dan pelatihan dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. Tujuan
evaluasi pendidikan dan pelatihan adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan pada awal dan akhir
kegiatan. Untuk tingkat penerapan pembuatan pakan silase yang memanfaatkan pakan lokal akan dievaluasi menurut
metode yang telah diajarkan dan urutan pengerjaannya. Pakan yang diberikan oleh peternak, manajemen pemeliharaan
diterapkan dengan baik dan diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh peternak yang selama ini memelihara ternaknya.
Dalam melakukan pelatihan, keberhasilan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada petani atau peserta
pelatihan diukur dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan
seputar penggunaan lahan penggembalaan. Beberapa pertanyaan yang diajukan adalah tentang manfaat padang
penggembalaan terpadu, aspek-aspek penting apa saja yang diperlukan dalam suatu kawasan penggembalaan, teknologi
yang perlu diterapkan dalam suatu padang penggembalaan, dan bagaimana tindakan konkrit dalam penerapan padang
penggembalaan terpadu di Desa Nggorang Kecamatan Komodo , Kabupaten Manggarai.
Berdasarkan pendekatan metode pelaksanaan terencana, kegiatan pelatihan dan pendidikan dilaksanakan pada
tanggal 23-25 Agustus 2019. Pertemuan tersebut dihadiri oleh mitra desa yang diwakili oleh Kepala Desa dan Mitra
Kelompok Tani yang telah menandatangani kesepakatan kerjasama. Pertemuan awal setelah disepakatinya kegiatan
pengabdian dilaksanakan di rumah kepala desa yang diikuti oleh seluruh kelompok tani yang terlibat. Kegiatan yang telah
dilakukan juga melakukan survey ketersediaan lahan penggembalaan potensial yang dijadikan lahan penggembalaan
terpadu dari berbagai mitra sebagai pusat pelatihan dan pusat Agrowisata yang dapat menjadi contoh bagi kelompok tani
lainnya. di desa Nggorang.
Secara umum kegiatan Diklat yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 Agustus 2019 dilaksanakan dalam dua jenis
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan/pemahaman peternak dalam hal manajemen pemeliharaan ternak yang
baik melalui pemberian pakan guna meningkatkan hasil ternak dari ketiga kelompok mitra. Pelatihan dan penyuluhan
difokuskan pada pengenalan sistem penggembalaan yang terintegrasi, terutama keuntungan dan keuntungan bagi para
petani yang menerapkan sistem tersebut. Ini juga memberikan tahapan penting dalam menerapkan sistem pemeliharaan
terpadu yang dapat bekerja sama dengan pemerintah kabupaten. Pelatihan ini juga memberikan cara pembuatan pakan
yang berasal dari sumber daya lokal dan teknik pembuatan Amoniase dengan memanfaatkan hijauan yang melimpah pada
musim hujan, sehingga diharapkan peternak dapat menerapkannya dengan baik dalam memenuhi kebutuhan pakan.
Pelatihan juga difokuskan pada teknik pengolahan limbah ternak dan pertanian menjadi pupuk organik, kompos dan biogas
yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani atau peternak. Topik penyuluhan ketiga adalah menata lahan
penggembalaan di Desa Nggorang sebagai lahan penggembalaan terpadu sekaligus sebagai pusat agrowisata.
Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada seluruh peserta diklat, diperoleh hasil yang dapat
menggambarkan tingkat pemahaman peserta setelah mengikuti kegiatan diklat.
Annytha Detha / Tingkat Pemahaman Peternak Terhadap Pemanfaatan Kawasan Peternakan Terpadu Di Desa Nggorang, Komodo
District, West Manggarai In East Nusa Tenggara
Machine Translated by Google
Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 170
Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019 hlm. 167-172 171
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat pemahaman tentang manfaat dan keuntungan dari penggembalaan terpadu
lahan yang dapat diterapkan petani di desa Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ditjen Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan pengabdian
masyarakat di desa Desa Nggorang , Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nusa Cendana yang telah memberikan bantuan dalam bentuk natura dalam
mendukung pengabdian masyarakat ini.
Referensi
Bata M. 2008. Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro. Agripet Vol 8(2): 15-20.
Annytha Detha / Tingkat Pemahaman Peternak Terhadap Pemanfaatan Kawasan Peternakan Terpadu Di Desa Nggorang, Komodo
District, West Manggarai In East Nusa Tenggara
Machine Translated by Google
Jurnal Internasional Pembelajaran Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 4, Tahun 2019, hlm. 167-172 172
Detha A, Ndaong N, Foeh N, Datta FU. 2019. Karakteristik Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Susu
Kuda Sumba. Jurnal Kajian Veteriner 7(1): 85-92.
Dinas Peternakan, Kabupaten Manggarai Barat. 2018. Data Ternak Kabupaten Manggarai Barat Tahun
2015 dan 2016. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultural dan Perkebunan Manggarai Barat. 2018. Produksi Komoditi Pertanian
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2015, 2016, dan 2017. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Djuarnani N, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: Agro Media.
Foeh N, Datta FUD, Detha A, Ndaong N. 2018. Isolasi Bakteri Asam Laktat Dari Rumen Ternak Sebagai Starter
Dalam Pembuatan Silase. Prosiding Seminar Internasional “5th ICAMBBE 2018, Swiss Belinn Hotel
Malang, 3-4 September 2018”.
Hidayat N. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat
Penambahan Karbohidrat. Agripet Vol 14 (1): 42-49.
Sutanto R. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius.