Perihal : Laporan Kegiatan Studi Referensi Ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Hari/Tanggal : Rabu-Kamis/15-16 Maret 2023
ISI NOTA
I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Kegiatan Laporan Kegiatan Studi Referensi Ke Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Hari/Tanggal : Rabu-Kamis/15-16 Maret 2023 Tempat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes
II. Hasil
Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang
Perekonomian dan Sumber Daya Alam maka dilaksanakan studi tiru ke Kabupaten Garut. Studi tiru ini dihadiri oleh delapan Perangkat Daerah yaitu Bappedalitbang, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Peradagangan dan Perindustrian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Peternakan dan Dinas Tanaman Pangan Hortikulturan dan Perkebunan Kabupaten Bogor. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membawa manfaat, meningkatkan sinergi dan membangun kerja sama antara masing- masing instansi antar daerah. Pada studi tiru perencanaan ini mengunjungi beberapa lokasi antara lain : 1. Pekarangan Pangan Lestari (P2L) pada Kelompok Wanita Tani Harum Sari Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Kegiatan P2L di Kabupaten Garut memiliki nama tersendiri yaitu Teras Pangan atau Tertata Asri Pangan di Halaman. Mengingat makin terbatasnya lahan pertanian, maka optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan menjadi salah satu pilihan strategis untuk meningkatkan penyediaan pangan rumah tangga. Indonesia memiliki potensi lahan pekarangan yang sangat besar, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penyedia sumber pangan yang bergizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi.Kegiatan Teras Pangan dilaksanakan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan mendukung program pemerintah penanganan lokasi prioritas intervensi penurunan stunting. Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Kelompok Wanita Tani Harum Sari diketuai oleh Ibu Entang berdiri tahun 2019. KWT ini mendapatkan bantuan yang berasal dari DAK Non Fisik Pertanian pada tahun 2021 senilai Rp. 55 Juta dan pada tahun 2022 mendapatakan bantuan tahap pengembangan senilai Rp. 15 Juta. Pada tahun 2023 telah direncanakan agar kelompok memiliki pengembangan sumber pangan protein, diantaranya dengan membudidayakan budikdamber dan unggas. Kegiatan pada KWT Harum Sari dilaksanakan bersinergi dengan kelompok tani dan taruna tani. Selain itu pembinaan dari PKK Kecamatan dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Garut juga terus dilaksanakan agar kelompok tetap bersemangat dan berkembang dalam pengelolaan kegiatan Teras Pangan. Saat ini setiap anggota kelompok melakukan budidaya tanaman hortikiltura di halaman rumah masing-masing. Tanaman yang dibudidayakan antara lain cabai merah, cabai rawit, kangkung, bayam, pakcoy dan lain-lain. Selain di pekarangan anggota, kelompok wanita tani juga memiliki saung bibit dan lahan percontohan yang dikelola secara bergiliran oleh anggota kelompok. Hasil panen dari anggota ada yang dikonsumsi oleh pribadi ada juga yang dijual di lingkungan perumahan lokasi KWT tersebut. Hasil penjualan di simpan di bendahara kelompok dan digunakan untuk keperluan kelompok. 2. Lokasi kedua yang dikunjungi adalah Kelompok Peternakan Domba Garut yang berlokasi di Kecamatan Tarogong Kidul. Ternak domba umumnya dipelihara secara tradisional yang berfungsi sebagai tabungan, sumber pupuk kandang serta sumber pendapatan sebagai hewan kesayangan., rata-rata tingkat kepemilikan umumnya rendah yaitu dibawah 10 ekor per keluarga petani. Hal tesebut tidak mengurangi nilai keberadaan ternak domba di masyarakat karena keterampilan petani ternak tersebut dapat diandalkan bila mereka diberi motivasi usaha dan tingkat permodalan yang memadai. Hal ini karena selain cocok dengan lingkungan setempat juga sudah akrab dan menjadi tradisi yang turun temurun dengan masyarakat petani di daerah, khusus Domba Garut sebagai domba laga atau sebagai hewan kesayangan, biasanya dipelihara oleh mereka yang memiliki tingkat permodalan yang kuat, karena harga domba tersebut sangat memiliki harga yang mhal dan unsure seni serta keindahan yang ditonjolkan. Salah satu keistimewaan ternak Domba Garut yaitu ternak domba jantan dengan anatomi tanduknya yang bermacam-macam, tubuhnya serta tempramen/sifat-sifat yang spesifik sebagai domba adu dan terkenal denagn domba tangkas dan sekarang lebih dikenal dengan domba laga, karena domba adu memiliki konotasi yang kurang baik di masyarakat. Dikatakandomba tangkas karena memiliki seni ketangkasan yang dipadukanengan seni pancake silat, dan dikatakan domba laga karena berlaga dilapangan yang menarik perhatian orang banyak serta memiliki unsure seni yang indah dipandang. Setelah berdirinya himpunan Peternak Domba Garut Kambing Indonesia (HPDKI) istilah “adu” dihilangkan karena untuk tidak mengasosiasikan kata “adu” dengan permainan judi. Sebagai seni khas kebudayaan Jawa Barat terutama masyarakat Priangan, sejak jaman dahulu sampai sekarang dikenal dan digemari oleh masyarakat banyak, hal ini karena sebagai seni dan hiburan yang murah meriah. Seni ketangkasan Domba Garut merupakan salah satu kegemaran tersendiri yang disenangi serta ternak domba Garut dapat dikategorikan sebagai hewan kesayangan serta hewan kebanggaan. Domba Garut dipelihara secara khusus artinya dengan perlakuan dalam pemeliharaannya secara khusus terutama dalam membentuk tanduk agar memiliki temperamen yang indah dan kelihatan gagah, sehingga tercipta motto tentang domba garut yaitu “ Tandang di Lapang, Gandang di Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang”. Untuk keturunan yang bagus, anak domba jantan umur satu minggu sudah kelihatan bakal tanduknya, seiring dengan bertambahnya umur domba bertambah besar pula tanduknya. Pada saat pertumbuhan, tanduk itu tidak keluar langsung dan indah. Untuk menjadikan seperti yang diharapkan memerlukan suatu ketelatenan dan kemahiran dalam merawat tanduk. Beberapa pengalaman para peternak dalam merawat tanduk domba diantaranya sebagai berikut : a. Agar tanduk berwarna hityam mengkilap, biasanya digosok dengan kemiri ; b. Untuk membentuk tanduk yang simetris, dipanaskan dahulu kemudian diurut sambil dibentuk ; c. Untuk melatih kekuatan, keindahan tanduk diberi latihan beradu 1 (satu) minggu sekali ; d. Rambut / bulu di sekitar tanduk dibersihkan ; e. Pencukuran bulu dilakukan secara rutin serta dibentuk tampak kelihatan gagah. 3. Kebun edukasi Eptilu didirikan sejak awal tahun 2016 dan menjadi salah satu growisata dengan suasana pertanian yanga sri dan udara yang sejuk. Salah satu keunggulan dari tempat wisata ini adalah pengalaman berkebun yang disuguhkan. Di kebun eptilu, pengunjung bias langsung memetik buah jeruk dari pohonnya. Dengan menggunakan konsep Closed Loop System, pengunjung Eptilu juga dimanjakan dengan fasilitas pendampingan langsung dari pengurus. Sebagai wisata edukasi, pihak Eptilu akan mendampingi pengunjung untuk belajar berkebun disana. Eptilu dikelola dengan sistem Closed Loop System. Project pillot closed-loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan, melalui ekosistem digital. Closed-loop membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura, di mana hasil pertanian akan memiliki pasarnya tersendiri. Petani tidak lagi mencari pasar dari produk yang dihasilkannya melainkan petani didorong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar. ilot Project Closed-Loop ini diinisiasi oleh Kamar Dagang Indonesia sejak tahun lalu dan didukung penuh oleh Kementan, terlebih pada produk hortikultura yang dikembangkan pada skala luas. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang menginginkan adanya terobosan inovatif dan terintegratif sebagai pengembangan produk. Cloosed Loop adalah model bisnis yang dapat diterapkan pada semua program dan komoditas, seperti kampung hortikultura yang menjadi program utama di Ditjen Hortikultura. 4. Kunjungan keempat dilaksanakan di Bapeda Kabupaten Garut, yang diterima oleh Bidang PSDA Bapeda Kabupaten Garut dan dinas terkait. Pada kesempatan ini Bapeda menjelaskan mengenai perencanaan 2023 yang diawali dengan arah kebijakan pembangunan pada tahun 2023 diantaranya adalah : a. Masyarakat diharapkan sudah dapat hidup berdampingan dengan COVID- 19 seiring dengan adanya vaksin, serta terbentuknya herd- immunity b. Transaksi digital menjadi preferensi masyarakat dalam bertransaksi jual beli c. Pemanfaatan program relaksasi kredit berjalan optimal , serta upaya pemulihan ekonomi nasional sudah berjalan dengan baik, termasuk sudah kembali berjalannya proyek-proyek pembangunan infrastruktur d. Seluruh aktivitas masyarakat sudah berjalan normal namun tetap menerapkan protokol kesehatan pada semua lini (new normal) Sedangkan tema pembangunan yang diusung adalah Peningkatan Pelayanan Publik, Pemerataan Pembangunan dan Daya Saing Daerah serta Penguatan Demokrasi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Untuk mendukung pembangunan tersebut Bapeda menyusun isu strategis diantaranya adalah :
a. Penanganan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
b. Peningkatan moral, etika, tanggung jawab sosial, serta kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak. c. Pemenuhan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan dan permukiman, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat serta sosial. d. Pengembangan dan pembangunan infrastruktur antar wilayah secara merata dan Pemekaran Wilayah Otonomi Baru. e. Peningkatan nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan hasil pertanian, industri dan perdagangan, serta pariwisata dan jasa produktif lainnya. f. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengendalian pemanfaatan ruang, dan pengurangan risiko bencana g. Optimalisasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi, peningkatan kualitas dan akses pelayanan publik h. Peningkatan iklim usaha dan investasi bagi penguatan ekonomi lokal. Grand design sektor pangan yang diunggulkan oleh Bapeda Kabupaten Garut diantaranya adalah : a. CPPD dengan target 500 ton beras. Kegiatan dilakukan untuk menjaga keseimbangan produksi dan kebutuhan serta mengantisipasi kekurangan pangan sementara. b. Pekarangan Pangan Lestari (Target: 27 Kelompok). Kegiatan pemanfaatan ruang-ruang terbuka yang tidak produktif menjadi produktif pangan.
c. Lumbung Pangan (Target: 7 Unit). Kegiatan Pengembangan cadangan
pangan masyarakat dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan masyarakat dari kerawanan pangan.
d. B2SA (Target: dianggarkan 300 juta). Gerakan untuk meningkatkan
kesadaran dan membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, simbang, dan aman.
Demian laporan ini disampaikan untuk jadi bahan seperlunya.
Cibinong, 5 Desember 2022
Yang melaporkan,
1. Siti Rohmah, SH, MH (………………………………)
2. Yongki Kurniawan, STP, MM (………………………………)
3. Hana Arthy N, SP, MM (………………………………)
4. Nurul Khalifah, S.S.T.Pi (………………………………)
5. Yudhi Yudhistira, S.Kom (………………………………)
6. Rijal Mu’min, S.Kom (………………………………)
Dokumentasi Laporan Kegiatan Studi Perencanaan LingkupPerekonomian dan Sumber Daya Alam Studi Tiru mengenai Pengembangan dan Pengelolaan Perkarangan Pangan Lestari (P2L) Kamis-Jum’at/1-2 Desember 2022