Anda di halaman 1dari 6

I.

LATAR BELAKANG

Pemerintah terendah yang berada dalam sistim undang undang Republuk Indonesia adalah desa. Dalam
sistem undang undang nomor 22 tahun 1989 tentang pemerintah desa khususnya diatur bahwa sebutan
desa dapat diganti dengan istilah lain yang dikenal dalam sebuah tatanan kemasyarakatan di daerah
bersangkutan misalnya Nagari, Kampung dan sebagainya untuk wilayah Tanggamus istilah desa diganti
dengan nama Pekon.

Sebagai sebuah lembaga yang langsung bersentuhan dan berhadapan dengan masyarakat, maka pekon
menjadi ujung tombak pembangunan, oleh karena itu dibutuhkan suatu integrialitas, sinergisitas dan
kontinuitas pembangunan desa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat yang bersangkutan.

Sektor-sektor yang pada umumnya masih dirasakan sangat kurang oleh masyarakat pekon antara lain
sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi produtif dan sektor sarana prasarana perhubungan khususnya
sarana jalan dan jembatan, demikian pula halnya dengan kondisi yang dihadapi oleh pekon Pringsewu
selatan kecamatan Pringsewu kabupaten Tanggamus.

Jika dilihat dari geografisnya, pekon Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus dikelilingi oleh
daerah persawahan, yang mana dalam jenisnya sawah yang ada adalah sawah tadah hujan pekon
dengan jumlah penduduk ± 3325 jiwa pada tahun 2007 dan mempunyai luas wilayah ± 248.56 hektar ini
sebagian wilayahnya adalah pertanian.

Pekon Pringsewu selatan secara geografis memiliki beberapa potensi belum tergarap seperti
pemeliharaan kambing jenis etawa belum lagi jenis ternak yang lain seperti sapi dan kerbau.

Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan
perladangan dan tanah tegalan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang
cukup banyak (seperti areal untuk menggembalakan ternak dan melimpahnya makanan untuk ternak).

Sehubungan dengan keunggulan dan potansi tersebut, Pondok pesantren Putra Putri Nurul Huda
Pringsewu berkeinginan untuk meningkatkan taraf hidup dengan mencari bidang atau sumber
penghasilan alternatif sehingga taraf hidup dan pendapatan anggota dapat meningkat kegiatan tesebut
adalah pemeliharaan kambing jenis etawa.

Perawatan kambing tidak memerlukan perawatan yang neko- neko, usaha ini sudah banyak digeluti oleh
petani bahkan sudah ada puluhan tahun namun belum ada yang menjadikan usaha ini sebagai
penghasilan pokok, jadi petani dalam pengelolaannya masih menggunakan sistem tradisionil, inipun bagi
mereka sudah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Supaya dapat memberikan hasil yang maksimal dan bisa menjadi investasi di masa depan maka tata cara
tradisional yang selama ni mereka terapkan harus diubah ke arah yang lebih professional lagi, upaya
pengembangan tersebut harus dilakukan melalui pendekatan kemitraan dengan lembaga
kemasyarakatan yang memiliki kemampuan di bidang pemeliharaan kambing dan lembaga penyedian
dana yang dapat memberikan bantuan dana.

II.Visi dan MISI

- Visi
Menciptakan peternak yang professional dan unggul

- Misi
Menghasilkan Output warga belajar /santri yang mandiri
Tumbuhnya jiwa kewirausahaan untuk mencapai kemandirian

III.Maksud Dan Tujuan .

- Maksud
Dalam Rangka untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat Pondok Pesantren Nurul Huda
Kelurahan Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus Propinsi Lampung bermaksud mengajukan
permohonan bantuan Ternak Kambing Etawa kepada Bapak sebagai usaha peningkatan ekonomi
kerakyatan dan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.

- Tujuan
1. Sebagai Usaha tambahan yang dikelola sungguh-sungguh diharapkan mampu menambah pendapatan
petani.
2. Mendidik patani untuk wirausaha ternak kambing Etawa.
3. Sebagai wahana petani dalam bersilaturahmi yang dapat mempererat persaudaraan antar anggota
masyarakat.
4. Mengurangi angka pengangguran dan Urbanisasi.
5. Menambah pengetahuan, Kemandirian dan meningkatkan pendapatan petani.

IV.Sasaran Yang Ingin Di Capai

1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif


2. Peningkatan pendapatan Petani tradisional
3. Pengenaan sistem peternakan terpadu dalam hal kambing
4. Membuka lapangan pekerjaan
5. Tersedianya sumber protein Hewani
6. Tersedianya pupuk kandang yang melimpah

Berdasarkan sasaran di atas maka usaha pemeliharaan kambing harus dikelola secara Profesional.
1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif
Terdapat lahan atau pekarangan yang masih dimanfaatkan di lingkungan miliki yayasan Pendidikan
Pondok Pesantren Putra Putri Nurul Huda Pringsewu yang belum dimanfaatkan secara efisien.

2. Peningkatan Keuntungan petani tradisional


Para petani kambing diberi pelatihan teknis tentang pemeliharaan kambing khususnya jenis “etawa”
agar dapat menghasilkan secara maksimal.

3. Pengenalan peternakan terpadu dalam hal kambing


Dalam hal ini petani tinggal memperluas pengetahuan dari pakar kambing yang nantinya didatangkan
untuk memberikan penyuluhan dan terjun langsung ke lapangan (Learning By doing).

4. Membuka lapangan pekerjaan


Dengan terlaksananya program ini diharapkan ikut membantu program pemerintah dengan penyediaan
lapangan pekerjaaan, dan mengurangi pengangguran.

5. Tersedianya sumber protein Hewani


Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan gizi petani dengan tersedianya sumber protein Hewani
yang ada sehingga kebutuhan akan protein hewani bisa tercukupi, yang nantinya akan menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas dari tingkat petani yang akan berimbas dengan kualitas sumber
daya manusia.

6. Tersedianya pupuk kandang


Untuk ukuran kambing etawa dewasa dengan sistem pemberian pakan yang teratur dan memenuhi
komposisi yang sesuai dapat menghasilkan pupuk kandang sebanyak 0.5 Kg menurut pengalaman (5
ekor) kambing dewasa dapat memenuhi kebutuhan pupuk pohon kakao (Coklat) seluas 0.25 Hektar.

7. Luas Lahan
Pekon Pringsewu selatan memiliki luas wilayah ± 248 ha sebagian wilayah adalah pertanian yaitu sebagai
petani sawah 77 Ha Tanah irigasi teknis dan 17 ha irigasi non tekhnis 64 hektar adalah tanah tegalan
yang menyediakan cukup melimpah pakan bagi hewan ternak apalagi untuk kambing jenis Etawa selain
tersedianya tanaman perdu dan tanaman besar yang daunnya biasanya digunakan untuk pakan kambing
(rambanan) terdapat lahan atau pekarangan yang masih bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon
perdu yang nantinya akan digunakan pakan di lingkungan warga Pondok Pesantren Nurul Huda
Pringsewu kandang kandang.

8. Penyediaan Bibit
Untuk petani kambing Kelurahan Pringsewu penyediaan bibit selama ini biasa petani masih
menggunakan cara cara yang sangat tradisional yaitu mengambil keturunan dari kambing yang sudah
dipelihara atau beli kambing besar pada pedagang bahkan ada yang beli dipasar untuk di pelihara dan
itupun jumlahnya sangat terbatas.
9. Pemeliharaan
Dilakukan pada kandang seadanya yang diharapkan nantinya akan dibuat kandang kandang yang
memang khusus untuk pemeliharaan kambing dengan kapasitas yang sesuai aturan.

10. Pemasaran
Untuk pemasaran para petani tidak ada kendala karena pembeli (Mitra usaha kelompok “PonPes Nurul
Huda Pringsewu”) sudah menjemput langsung kerumah rumah petani atau kadang petani juga
membawa kambing kambing mereka kepasar tradisional tersebut.

11. Perkandangan
Untuk kambing kambing jenis etawa oleh para petani dibuatkan kandang khusus yaitu kandang yang
dibuat dengan panggung, karena kambing etawa bisa dikatakan hampir tidak pernah keluar kandang,
jika tidak dibuatkan kandang yang panggung maka kandang akan menjadi lembab, becek, kotor dan
menimbulkan penyakit. Dengan jarak antara tanah dengan lantai kandang setinggi 75 Cm -100 cm dan
bentuk atap kandang yang miring ini diharapkan agar sistem sirkulasi udara dapat berlangsung secara
kontinyu dan cepat. Untuk ukuran kandang yang ideal tiap 1 (Satu) meter persegi diisi 1 (Satu) ekor
kambing. Usahakan agar kandang kambing dapat terkena sinar matahari langsung sehingga bibit
penyakit yang akan berkembang bisa di minimalisir sekecil mungkin.

12. Dukungan Masyarakat Sekitar


Dengan adanya peternakan kambing etawa, masyarakat merasa senang karena membuka lapangan
pekerjaan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan memanfaatkan sumber makanan
ternak yang melimpah.

Usaha usaha Pondok pesantren


1. Yang Sudah Dijalankan
Pertanian (Cocok Tanam Padi)
Pembuatan Batu Bata
Warnet
Penggemukan sapi

2. Yang akan dijalankan


Peternakan kambing Etawa
Keterampilan elektronik (Perbengkelan)

V.ANALISA PETERNAKAN KAMBING ETAWA


• Masa produktif kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing etawa adalah
kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk beranak. Jadi waktu penantian peternak
tidak terlalu lama.
• Waktu pemeliharaan adalah 5 tahun.
• Upah tenaga kerja Rp. 500.000 per orang per bulan.
• Induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor per
kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.
• Jumlah cempe yang akan dihasilkan selama 5 tahun adalah : 15 ekor x 45 induk = 330 ekor cempe.
• Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 33 ekor.
• 1 ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran dari
cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran Jogjakarta Rp. 200/kg.
• 1 ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan, dengan
asumsi harga urine di pasaran Rp.1000/liter.
• Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standar yang terjadi di pasaran kaligesing, Jogjakarta.
Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan
dalam perhitungan ini. Harga patokan diambil kisaran bulan juli 2007.
• Biaya pakan diabaikan karena kita berasumsi telah menggaji karyawan, jadi biaya untuk pembelian
pakan diganti dengan biaya tenaga kerja, karena pada dasarnya karyawan kita gaji untuk merawat dan
mencarikan makanan bagi ternak. Hitungan ini tidak berlaku apabila peternak membeli rumput di dalam
pemeliharaan ternaknya.

A. INVESTASI TETAP
Kambing betina 45 ekor @ Rp. 2.500.000
• 45 ekor x Rp. 2.500.000 = Rp. 112500000
• Kambing jantan 5 ekor @ Rp. 3.500.000
• 5 ekor x Rp. 3.500.000 Rp. 17500000
• Kandang 20 unit Rp. 20.000.000
• Peralatan kandang Rp1000.000
Total investasi tetap :Rp. 112.500.000 + Rp. 17.500.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp.
151.000.000

B. BIAYA PRODUKSI
Biaya pemeliharaan kambing induk (50 ekor)
• Gaji karyawan
• Rp. 500.000 : 30 hari 24 ekor= Rp. 700/ekor/hari
• Pemberian vitamin tambahan Rp. 100/ekor/hari
• Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun adalahRp. 800 x 5 tahun x 12 bulan x50 ekor x 30 hari =
Rp. 72000000

C. PROYEKSI PENDAPATAN
• Penjualan cempe 607 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 607.000.000
• Penjualan induk afkir 50 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 50.000.000
• Penjualan pupuk kandang 7,5 kg x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 200 x 24 ekor = Rp. 4500000
• Penjualan urine 60 liter x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 1000 x 50 ekor = Rp. 180000000

D. REKAPITULASI PENDAPATAN
Biaya-biaya:
1. Biaya investasi Rp. 151.000.000
2. Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 72000000
Rp 151.000.000 + Rp 72.000.000 Total biaya Rp 223.000.000

Pendapatan;
• Penjualan cempe Rp. 607.000.000
• Penjualan induk afkir Rp. 50.000.000
• Penjualan pupuk kandang Rp. 4.500.000
• Penjalan urine Rp. 180.000.000
• Total pendapatan Rp. 841.500.000
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 841.500.000– Rp. 223.000.000= Rp. 618.500.000

VI. PENUTUP
Demikian Proposal permohonan ini dibuat dan diajukan semoga dapat berkenan mengabulkan
permohonan kami, sehingga benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani desa
kami

Pringsewu , 20 Februari 2009


Pimpinan PonPes Nurul Huda
Pringsewu Tanggamus

Drs.KH.Moh Ghufron AS

Mengetahui
Dinas Peternakan Kab.Tanggamus

Anda mungkin juga menyukai