Anda di halaman 1dari 2

Kasus 4 Koperasi Peternak Sapi Menjadi Konglomerat

Dalam perkembannya, disadari bahwa dunia bisnis terus berkembang dan


batas antara negarapun akan semakin tipis (borderless). Kehadiran pasar
bebas ataupun pasar global tidak dapat dihindari.
Persaingan akan semakin keras, teknologi informasi semakin canggih,
sumber daya manusia semakin menguasai ilmu dan teknologi dan peran
modal semakin menentukan. Dalam hal ini koperasi petani sapi perah yang
menyadari hal ini terus berpacu untuk lebih berkembang dan memupuk
modal terus-menerus, sehingga mampu membeli pabrik pengolahan milik
25 orang tadi.
Koperasi peternak ini lalu memaksa membeli pabrik pengolahan
dengan ancaman akan mendirikan pabrik sendiri, dan pabrik pengolahan
tadi tidak akan mendapatkan susu segar lagi. Koperasi pengolahan susu
bertekuk lutu dan akhirnya menjual seluruh pabriknya kepada koperasi
pada peternak susu perah.
Koperasi peternak susu sapi perah yang mulanya jelas-jelas koperasi,
baik dalam bentuk maupun dalam jiwanya, sekarang sudah bergaya
pemodal besar, memaksa, dan memakan pabrik milik pemodal besar.
Koperasi peternak sapi perah sudah menjadi lebih besar dari pada unit
produksi pabrik pengolahan dari para pemodal.
Lebih parah lagi, sekarang koperasi ini sudah tidak rela lagi membagi
bisnisnya dengan koperasi angkutan dari sesama warga desanya tadi.
Armada angkutan inipun dipaksa untuk dibelinya. Faktor keserakahan
sudah mulai masuk ke dalam manajemen koperasi.
Manajemen ini sudah professional, rasional, dan sangat efisien seperti
yang diharapkan, supaya koperasi menjadi besar, kaya, dan kuat menggaji
para manajer yang professional.
Karena hebatnya manajemen yang sudah terdiri dari tenaga-tenaga
yang bukan pemilik, dan sektornya memang sektor yang berpotensi
raksasa, koperasi ini berkembang terus, Cakupan geografisnya sudah
sangat luas, dan jumlah anggotanya sudah sangat besar. Mereka lalu
mendirikan asosiasi asuransi jiwa sendiri, yang berkembangang menjadi
koperasi asuransi jiwa yang besar, seperti Asuransi Bumiputra 1912.
Langkah selanjutnya adalah membentuk asosiasi tabungan berbentuk
koperasi, yang juga berkembang menjadi semacam raksasa Raffeisenbank
dan Boerenleenbank, yang lalu bergabung menjadi Rabobank yang
raksasa dan multi-nasional. Bank yang berbentuk koperasi ini lalu
membentuk konglomerat perusahaan-perusahaan.
Besarnya, manajemennya, dan perilakunya sudah tidak berbeda
dengan perusahaan-perusahaan raksasa lainnya. Tetapi kelompok para
pemiliknya masih sama. Jumlah pemiliknya sudah berkembang menjadi
sekitar 10.000 peternak.
Sekarang siklusnya sudah lengkap untuk mempertanyakan sekali lagi:
apakah keseluruhan koperasi peternak sapi perah, pabrik pengolahan,
perusahaan transportasi, bank, dan perusahaan asuransi ini masih berupa
koperasi, dalam bentuk maupun jiwanya menurut UUD 1945 ?

Jika dilihat dari bentuk dan juga jiwanya menurut UUD 1945, bahwa ini
tidak bisa disebut sebagai koperasi, namun hanya badan usaha yang
bersifat koperasi, menurut UUD 1945 koperasi haruslah memenuhi
persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan, diantaranya terdaftar
dalam surat berita Negara dan memiliki AD/ART, serta dilihat dari jiwanya
ini bukan sebuah koperasi, karena sudah tidak rela lagi membagi bisnisnya
dengan koperasi angkutan dari sesama warga desanya, karena koperasi
haruslah memiliki jiwa kekeluargaan dan saling gotong royong, dan
mensejahterakan anggotanya. Ciri utama koperasi yang membedakannya
dengan badan usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota, dimana
anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, maka
anggota koperasi adalah orang sebagai individu yang merupakan subjek
hukum dan subjek ekonomi sendiri.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kemajuan dan perkembangan


koperasi peternak sapi perah tersebut sudah membuatnya mampu untuk
memasuki pasar global? Jelaskan dari berbagai aspek, terutama koperasi
sebagai badan usaha.

Dilihat dari cakupan geografisnya yang sudah sangat luas, dan jumlah
anggotanya sudah sangat besar, kami rasa koperasi peternak sapi perah
tersebut mampu memasuki pasar global, jika dilihat dari aspeknya
koperasi peternak perah tersebut telah memiliki sumber daya ekonomis
untuk menghasilkan laba, selain dari itu juga memiliki anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta berbadan hokum layaknya perseroan
terbatas lainnya.

Anda mungkin juga menyukai