Alhamdulillah, puji syukur atas nikmat yang telah ALLAH SWT anugerahkan
kepada kami. Salah satu nikmat yang terbesar dari-Mu adalah hidup penulis.
Untuk itu sebagai wujud rasa syukur kami kepada-Mu, penulis harus
mengelolanya dengan baik dan amanah. Semoga dengan terselesainya penulisan
makalah ini, penulis semakin sadar bahwa setiap tarikan nafas adalah anugerah,
takdir dan nikmat dari-Mu yang tak boleh penulis sia-siakan. Shalawat serta salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya terima kasih atas doa, teladan, perjuangan dan kesabaran yang telah
diajarkan kepada umatnya.
Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri,
penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati
penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya
sederhana ini bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis daribahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Sampai saat ini penyelesaian sengketa bisnis dapat dilakukan melalui dua
model, yakni penyelesaian secara litigasi dan non litigasi. Pilihan penyelesaian
sengketa non litigasi. Dalam menjalankan kegiatan bisnis, kemungkinan
timbulnya sengketa suatu hal yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, dalam
peta bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis sudah mulai mengantisipasi atau
paling tidak mencoba meminimalisasi terjadinya sengketa. Langkah yang
ditempuh dengan non ligitasi dan ligitasi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sengketa bisnis?
b. Bagaimana strategi penyelesaian sengketa bisnis?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian sengketa bisnis.
b. Untuk mengetahui strategi penyelesaian sengketa bisnis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang bersangkutan, yang terdiri dari orang-orang yang tidak berkepentingan
dengan perkara yang bersangkutan, orang-orang mana akan memeriksa dan
memberi putusan terhadap sengketa tersebut.
2.2.2 Negoisiasi
Pengertian Negosiasi :
1. Negosiasi adalah suatu bentuk pertemuan antara dua pihak: pihak kita dan
pihal lawan dimana kedua belah pihak bersama-sama mencari hasil yang baik,
demi kepentingan kedua pihak.
2. Proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal
balik dari pihak-pihak tertentu dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-
kepentingan yang berbeda satu dengan yang lain.
Pola Perilaku dalam Negosiasi :
1. Moving against (pushing): menjelaskan, menghakimi, menantang, tak
menyetujui, menunjukkan kelemahan pihak lain.
2. Moving with (pulling): memperhatikan, mengajukan gagasan, menyetujui,
membangkitkan motivasi, mengembangkan interaksi.
3. Moving away (with drawing): menghindari konfrontasi, menarik kembali
isi pembicaraan, berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.
4. Not moving (letting be): mengamati, memperhatikan, memusatkan
perhatian pada “here and now”, mengikuti arus, fleksibel, beradaptasi
dengan situasi.
2.2.3 Mediasi
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator yang tidak memiliki
kewenangan memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Ciri utama proses
mediasi adalah perundingan yang esensinya sama dengan proses musyawarah atau
konsensus. Sesuai dengan hakikat perundingan atau musyawarah atau konsensus,
maka tidak boleh ada paksaan untuk menerima atau menolak sesuatu gagasan atau
penyelesaian selama proses mediasi berlangsung. Segala sesuatunya harus
memperoleh persetujuan dari para pihak.
Prosedur Untuk Mediasi :
3
Setelah perkara dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua,
kemudian majelis hakim membuat penetapan untuk mediator supaya
dilaksanakan mediasi.
Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi kepada
mediator berikut pihak-pihak yang berperkara tersebut.
Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara
supaya perkara ini diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha
mengurangi kerugian masing-masing pihak yang berperkara.
Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak
pada hari ke 22 harus menyerahkan kembali kepada majelis yang
memberikan penetapan. Jika terdapat perdamaian, penetapan perdamaian
tetap dibuat oleh majelis.
Mediator
Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa
menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
2.2.4 Konsiliasi
Konsiliasi mirip dengan mediasi, yakni juga merupakan suatu proses
penyelesaian sengketa berupa negosiasi untuk memecahkan masalah melalui
pihak luar yang netral dan tidak memihak yang akan bekerja dengan pihak
bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa
tersebut secara memuaskan kedua belah pihak. Pihak ketiga yang netral tersebut
dengan konsiliator. Karena antara mediasi dengan konsiliasi banyak
persamaannya, maka dalam praktek kedua istilah tersebut sering
dicampuradukkan.
2.2.5 Pencari Fakta
Penyelidikan dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memihak keduanya
dimaksud untuk mencari fakta.Hal ini bisa kita sebut misalnya melalui kepolisian,
dimana akan dikupas tuntas, diselidiki hingga ketemu akar masalahnya. Dan fakta
yang benar itulah yang benar dan harus diterima oleh kedua belah pihak.
4
2.2.6 Minitrial
Minitrial adalah alternatif penyelesaian sengketa (ADR) prosedur yang
digunakan oleh bisnis dan pemerintah federal untuk menyelesaikan masalah
hukum tanpa menimbulkan beban dan menunda terkait dengan litigasi pengadilan.
Mini-sidang tidak menghasilkan ajudikasi formal, tetapi merupakan kendaraan
bagi para pihak untuk mencapai solusi melalui proses penyelesaian terstruktur.
Hal ini digunakan paling efektif ketika isu-isu kompleks dipertaruhkan dan pihak
perlu atau ingin mempertahankan hubungan damai.
2.2.7 Ombudsman
Ombudsman (jamak bahasa Inggris konvensional: ombudsman) adalah
orang yang bertindak sebagai perantara terpercaya antara baik negara (atau unsur-
unsur itu) atau organisasi, dan beberapa konstituen internal atau eksternal,
sementara mewakili tidak hanya tapi kebanyakan lingkup yang luas dari
konstituen kepentingan. Sebuah Swedia, Denmark dan Norwegia adat istilah,
Ombudsman secara etimologis berakar pada umboðsmaðr kata Norse Lama, pada
dasarnya berarti "perwakilan".
Dalam paling sering penggunaan modern, ombudsman adalah seorang
pejabat, biasanya ditunjuk oleh pemerintah atau oleh parlemen, tetapi dengan
tingkat signifikan kemerdekaan, yang dituduh mewakili kepentingan publik
dengan menyelidiki dan menangani pengaduan yang dilaporkan oleh individu.
Variasi modern dari istilah ini termasuk "ombud", "Ombudsman", "ombudsman",
atau "ombudswoman".
2.2.8 Penilaian Ahli
Tanggapa ahli adalah segala sesuatu yang merupakan,dasar pemikiran dan
indikator dan penyelesain sengketa bisnis,karena dalam penyelesaian sengketa
harus melihat aspek – aspek hukum , sosial dan budaya.Bagaimana Ahli Hukum
dapat memberikan kontribusi yang positif dalam penyelesaian sengketa bisnis.
2.2.9 Peradilan Adat
5
2.2.10 Pengadilan kasus kecil (small Claim Court)
Keberadaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bab XI pasal 49
sampai dengan pasal 58. Pada pasal 49 ayat (1) disebutkan bahwa Pemerintah
membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di Daerah Tingkat II untuk
penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan. Badan ini merupakan
peradilan kecil (small claim court) yang melakukan persidangan dengan
menghasilkan keputusan secara cepat, sederhana dan dengan biaya murah sesuai
dengan asas peradilan. Disebut cepat karena harus memberikan keputusan dalam
waktu maksimal 21 hari kerja ( lihat pasal 55 UU. No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen ), dan tanpa ada penawaran banding yang dapat
memperlama proses pelaksanaan keputusan ( lihat pasal 56 dan 58 UU. No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ), sederhana karena proses
penyelesaiannya dapat dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa, dan
murah karena biaya yang dikeluarkan untuk menjalani proses persidangan sangat
ringan.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Arbitrase_Nasional_Indonesia