Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

AGRIBISNIS / BUDIDAYA TERNAK SAPI


dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluhan

DITUJUKAN KEPADA BADAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, PERKEBUNAN,DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN BANYUASIN

OLEH BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (BP3K) KECAMATAN PULAU RIMAU TAHUN 2012

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN & KEHUTANAN KECAMATAN PULAU RIMAU KABUPATEN BANYUASIN
Sekretariat : BP3K Pulau Rimau, Desa Rawa Banda Kecamatan Pulau Rimau. ============================================================================

Rawa Banda, Perihal : Permohonan Bantuan Ternak Sapi

Juni 2012

Kepada Yth. Bapak Kepala BP4K Kabupaten Banyuasin Di Pangkalan Balai Dengan Hormat, Bersama ini kami ajukan permohonan bantuan pengadaan ternak sapi untuk dibudidayakan dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluhan, serta akan dikembangkan melalui sistem integrasi sapi-kelapa sawit (siska) dengan tujuan dan harapan nantinya dapat menjadi acuan dan percontohan bagi para petani dalam usaha meningkatkan populasi ternak sapi di wilayah Kecamatan Pulau Rimau. Selain itu dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan sarana informasi bagi penyuluh dan petani, serta dapat juga dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan BP3K dalam mengelola lahan yang ada. Sebagai pertimbangan bahwasanya di lokasi / lahan BP3K Pulau Rimau saat ini sedang digalakkan pengembangan tanaman kelapa sawit, tanaman sayur-sayuran dan tanaman hortikulktura, berupa : jagung, ubi kayu, pepaya, pisang, dll dengan tujuan lebih mengoptimalkan fungsi lahan BP3K dan memberdayakan para penyuluh untuk lebih kreatif dalam pembelajaran usaha tani. Adapun biaya yang diperlukan untuk pengadaan ternak ini adalah sebesar Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah) dengan rincian penggunaannya tertera pada proposal ini. Demikianlah permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Kepala BP3K Kec. Pulau Rimau

Karna Sutia, SP. NIP. 19640308 198803 1 004

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya proposal budidaya ternak sapi ini dapat diselesaikan. Usaha agribisnis / budidaya ternak sapi menjadi sangat strategis dikembangkan oleh BP3K Pulau Rimau dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluhan, apalagi dikembangkan dalam bentuk sistem integrasi sapi-kelapa sawit (siska) yang diharapkan nantinya dapat menjadi acuan dan contoh bagi petani dalam usaha meningkatkan populasi ternak sapi, sebagai sarana pembelajaran dan sarana informasi bagi penyuluh dan petani, serta dapat juga dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan BP3K dalam mengelola lahan yang ada. Lahan BP3K ini telah cukup lama ditanami tanaman kelapa sawit, sehingga limbahnya yang selama ini terbuang percuma dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi sapi yang akan diternakkan dengan mengadopsi teknologi pembuatan pakan secara organik. Demikian halnya dengan kotoran dan limbah ternak, setelah dicampur dengan limbah sawit yang banyak tersedia, juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pembuatan pakan organik ini diharapkan dapat mengurangi biaya usaha pembudidayaan ternak sapi. Juga dengan adanya pupuk organik sedikitnya dapat mengurangi tingkat ketergantungan akan pengadaan pupuk kimia dan pabrikan yang harganya cukup mahal. Pupuk organik ini dapat digunakan untuk budidaya tanaman lain yang sudah lebih dahulu ada dan ditanam di lahan BP3K Pulau Rimau ini, seperti jagung, ubi kayu, pepaya, pisang, dan lain-lain. Akhirnya semoga proposal usaha agribisnis / budidaya ternak sapi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BP4K Kabupaten Banyuasin dalam pemberian fasilitas dimaksud di BP3K kami.

Rawa Banda,

Juni 2012

Penyusun

I. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Melalui program swasembada daging sapi (PSDS) pada tahun 2014 diharapkan Indonesia mampu berswasembada daging sapi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka petani pengelola budidaya sapi potong dan penggemukan dianjurkan mampu melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan usaha sapi potong atau penggemukan sapi, sesuai dengan penerapan teknologi anjuran. Dalam pengembangannya mengacuh pada Permentan RI No. 273/Kbpts/Ot.160/4/ 2007, dimana disebutkan bahwa karakteristik kelompok tani memiliki 3 fungsi, yaitu : sebagai kelas belajar, sebagai wahana kerjasama, dan sebagai unit produksi. Untuk melaksanakan 3 fungsi dimaksud, bukan saja tanggung jawab petani tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat maupun daerah) cq. instansi pemerintah yang terkait dengan budidaya sapi. Di tingkat kecamatan merupakan tanggung jawab camat dan operasional tanggung jawab dilaksanakan oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) atau koordinator penyuluh pertanian yang bekerja di wilayah binaan tingkat kecamatan. Hal ini sesuai dengan UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Tanggung jawab dalam mengembangkan unit usaha budidaya sapi, meliputi kegiatan-kegiatan, antara lain : 1. Memberikan fasilitas proses belajar bagi peternak sapi sesuai kebutuhan dalam mengelola sapi di wilayah binaan BP3K, 2. Melakukan pembuatan, menyediakan dan menyebarkan informasi dan teknologi terkait budidaya sapi di wilayah binaan BP3K, 3. Melakukan kaji terap dan percontohan terkait budidaya sapi yang dapat mendatangkan keuntungan bagi petani sapi di wilayah binaan BP3K, 4. Melakukan fasilitasi pelayanan konsultasi budidaya sapi pada para petani / peternak yang bergabung dalam unit usaha sapi potong / penggemukan di wilayah binaan BP3K. Untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan oleh UU No. 16 Tahun 2006 bukan perkara yang mudah. Diperlukan sumber daya penyuluh yang benar-benar menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi menyangkut pengembangan usaha budidaya ternak sapi tersebut. Untuk merealisasikannya, di tahap awal diperlukan usaha budidaya ternak sapi di tingkat BP3K sebagai sarana pembelajaran bagi para penyuluh sebelum diterjunkan di tingkat desa / wilayah

binaan masing-masing. Usaha budidaya ternak sapi di tingkat BP3K ini tidaklah berdiri sendiri, haruslah melibatkan para peneliti dan pihak-pihak terkait guna pengembangan dan penerapan teknologi anjuran yang menguntungkan dan akrab lingkungan. B. Keadaan Wilayah BP3K Pulau Rimau terletak di Desa Rawa Banda Kecamatan Pulau Rimau, sekitar lebih kurang 35-40 kilometer dari pusat kota kabupaten di Pangkalan Balai. BP3K Pulau Rimau memiliki wilayah binaan sebanyak 29 desa dengan tenaga penyuluh sebanyak 24 orang. Potensi utama kecamatan ini adalah pada Selain padi, potensi lainnya adalah pengembangan tanaman pangan padi.

perkebunan karet & kelapa sawit, sayur-sayuran, perikanan, dan peternakan. Wilayah peternakan sapi terbanyak adalah di wilayah Senda, yang memiliki beberapa kelompok peternak sapi. Untuk usaha peternakan sapi ini dapat diperluas lagi ke beberapa wilayah binaan yang memiliki perkebunan sawit melalui sistem integrasi sapi dan kelapa sawit, seperti : di wilayah selat kuningan dan sungai juaro. C. Permasalahan Karena luasnya wilayah binaan BP3K Pulau Rimau ini, maka untuk mendukung pencapaian target program swasembada daging tahun 2014 di Kecamatan Pulau Rimau masih terkendala pada masalah pembinaan yang belum kontinyu dan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan teknologi untuk pengembangan ternak sapi ini belum sepenuhnya dikuasai oleh para petani / peternak dan penyuluh di lapangan. D. Alternatif Alternatif Penyelesaian Masalah Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu usaha guna memberikan pembelajaran mengenai teknologi anjuran yang digunakan dalam pengembangan ternak sapi, dengan sasaran utama adalah para peternak dan penyuluh (PPL). Media pembelajarannya adalah melalui praktek secara langsung di tingkat BP3K. Untuk itu, sebagai sarananya adalah diperlukan suatu usaha budidaya ternak sapi dengan memelihara satu atau dua ekor sapi yang dipelihara di lahan BP3K. Tujuannya adalah selain sapi dipelihara dengan baik, penyuluh dan peternak dapat mempelajari dan memahami teknik-teknik mengembangbiakkan sapi dan tentunya menambah pengalaman. Ilmu yang didapatkan nantinya dapat ditransfer ke lokasi binaan masing-masing.

E. Tujuan / Output Kegiatan ini bertujuan : Membantu usaha pemerintah dalam peningkatan populasi dan produktifitas ternak serta efisiensi usaha peternakan sapi, melalui proses pemberian informasi dan pembelajaran bagi petani/peternak, penyuluh pertanian, dan masyarakat umum yang diharapkan nantinya dapat diterapkan oleh kelompokkelompok tani atau kelompok-kelompok masyarakat mandiri yang ada, Membuka peluang bagi peningkatan pendapatan BP3K Kecamatan Pulau Rimau yang diperoleh dari pengembangan usaha dan pembuatan pakan organik dan pupuk organik, sehingga dapat dipasarkan secara komersil. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan BP3K untuk kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat produktif. Mendukung program pemerintah atas suksesnya swasembada daging di tahun 2014.

II. PENGORGANISASIAN Pengelola usaha agribisnis / budidaya ternak sapi ini adalah BP3K Kecamatan Pulau Rimau, dengan susunan pengurus adalah : Penanggung jawab Ketua Sekretaris Bendahara Unit Unit Kerja 1. Pengadaan Pakan dan Obat-obatan : Stiyo Prayugo, SST. Indra Irawan, SP. Didi Darmadi, SP. Junaidil Burdadi, SP. 2. Kesehatan Hewan & Veteriner 3. Pemeliharaan Kandang : Iskandar, SP. Joko Suseno, SST : Mulyahadi Mariyan Saputra, SP. Ahmad Rizal, SP. Andrianto, SP. Bambang Prasetyo 4. Pengembangan Usaha : Sriwidana, SP. Suwondo, SP. Dwi Iswanto, A.Md. Bachtiar Effendi, SP. : Kepala BP3K Kec. Pulau Rimau : Karna Sutia, SP. : Yahya : Aryanto, SP.

III. A. Waktu

PELAKSANAAN

Usaha budidaya ternak sapi ini akan dimulai sekitar awal bulan Agustus 2012, dengan tahapan awal kegiatan antara lain : persiapan lahan, pembuatan kandang dan tempat pembuangan limbah & kotoran, pengadaan alat serta bahan perlengkapan dan sanitasi kandang. Untuk tahap pemeliharaan, perlu disediakan pakan yang bergizi dan obat-obatan / vitamin untuk menjamin kesehatan sapi. Begitu juga dengan usaha menjaga kebersihan lingkungan sekitar kandang, juga tetap harus kita perhatikan. B. Jenis Komoditi Komoditas ternak yang akan kita pelihara adalah sapi, dimana jenis sapinya kita percayakan kepada BP4K untuk menentukannya. C. Teknologi Yang Dipakai Karena adanya usaha budidaya ternak sapi ini tujuan awalnya untuk pembelajaran petani / peternak dan penyuluh, maka yang terpenting adalah bagaimana memelihara sapi-sapi ini tetap sehat dan dapat berkembang biak dengan baik. Salah satu teknologi yang akan digunakan adalah teknologi pemanfaatan pakan lokal. Mengutip hasil-hasil penelitian Prof. Kuswandi, beliau mengemukakan beberapa teknik rekayasa untuk memperbaiki konsumsi, kecernaan, dan efisiensi penggunaan pakan demi mengoptimalkan produktifitas ternak sebagai berikut : 1. Menyangkut penyediaan dan penyajian pakan, suhu lingkungan ikut menentukan. Konsumsi pakan oleh sapi pada suhu lebih rendah akan lebih banyak. Di dataran rendah (seperti lahan pasang surut) konsumsi pada waktu malam lebih tinggi dibanding siang. 2. Pakan yang kering, halus, dan berbentuk pellet dapat mengoptimalkan konsumsi oleh ternak. 3. Perbaikan kecernaan pakan perlu karena daya konsumsi ternak terbatas. Perlakuan kimiawi dan biologis bisa meningkatkan kecernaan, antara lain : Amoniasi meningkatkan kecernaan bahan kering pakan dan kecernaan protein. Perlakuan mikrobiolgis bisa menurunkan kadar serat, perlakuan fisik seperti perendaman, perebusan mengurangi kadar alkohol.

Kecernaan jerami padi bisa diperbaiki dengan penambahan urea dan tetes tebu dengan dosis tinggi. Bila menggunakan suplemen, sebaiknya menggunakan suplemen yang kaya protein.

Untuk memenuhi kebutuhan mineral, bisa digunakan mineral blok atau garam dapur yang juga berfungsi memacu nafsu makan ternak. Komponen gizi terpenting dalam mengefisienkan penggunaan pakan adalah energi dan protein, tetapi seluruh komponen gizi perlu dipertimbangkan.

4. Peningkatan produktifitas ternak dapat dicapai antara lain dengan peragaman bahan pakan, penggunaan nutrient yang terlindung dari pencernaan dalam rumen, pelengkapan mineral, dan perbaikan cara penyajian. 5. Dengan konsentrat berbahan pakan lokal, seperti dedak, menir, bungkil kelapa, pertambahan bobot hidup pedet dapat menyamai sapi yang diberi pakan konsentrat komersial. 6. Sumber protein hewani tidak selalu baik untuk campuran ransum pada usaha penggemukan. Sebagai gantinya dicoba menggunakan protein nabati. Pellet yang mengandung 9% suplemen protein nabati dan 1% campuran mineral bisa menambah bobot ternak. 7. Untuk musim kemarau, usaha penggemukan ternak bisa menggunakan formulasi pakan lengkap yang berbasis ampas tebu terfermentasi (20%-40%) dan limbah lain seperti : dedak padi, sedikit bungkil kelapa, kedelai (kalau ada), dan sawit.

IV. RINCIAN BIAYA Dana yang diperlukan untuk kegiatan ini diperkirakan sebesar Rp 17.000.000,(tujuh belas juta rupiah), dengan rincian kebutuhan adalah sebagai berikut : No. 1 2 3 4 5 Uraian Bibit sapi (1 betina + 1 jantan) Obat-obatan dan Vitamin Pengadaan bahan pendukung pembuatan pakan HMT Pembelian alat dan bahan untuk sanitasi kandang Administrasi Jumlah Terbilang : tujuh belas juta rupiah Volume 2 ekor 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket Satuan (Rp) 6.000.000 2.500.000 1.500.000 500.000 500.000 Jumlah (Rp) 12.000.000 2.500.000 1.500.000 500.000 500.000 17.000.000

V. KESIMPULAN Sebagai salah satu usaha mendukung program swasembada daging di tahun 2014, pengadaan ternak sapi di BP3K Pulau Rimau memang sangat diperlukan. Selain untuk tujuan diatas, BP3K dapat difungsikan sebagai tempat pembelajaran bagi usaha mengembangkan usaha ternak sapi yang lebih besar lagi di masa-masa mendatang. Karena potensi untuk mencapainya tersedia disini, baik tempat / lokasinya, sumber pakannya, maupun sarana pendukungnya. Selain itu, untuk mendukung program pemerintah ini diharapkan bahwa SDM petani dan penyuluh di Kecamatan Pulau Rimau ini harus ditingkatkan terlebih dahulu, sehingga usaha untuk mencapai target pertumbuhan daging sapi per tahun yang dicanangkan Deptan RI sebesar 7,30 % di tahun 2014 dapat lebih dipercepat. BP3K Pulau Rimau diupayakan menjadi tempat belajarnya. Untuk itu, besar harapan kami kepada pemerintah dalam hal ini Bapak Kepala Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Banyuasin dapat membantu dalam pengadaan sapi, sehingga apa yang kami rencanakan dapat terealisasi dengan baik. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya dan panjatan doa agar kita semua mendapatkan petunjuk serta keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Anda mungkin juga menyukai