Anda di halaman 1dari 12

A.

LATAR BELAKANG
Kementerian Pertanian telah menetapkan target percepatan pencapaian
swasembada padi, jagung dan kedelai tahun 2015 2017. Untuk mewujudkan
target tersebut diperlukan pelaku utama dan pelaku usaha yang berkualitas,
handal, berkemampuan manajerial, dan berkemampuan kewirausahaan
serta organisasi. Penyuluhan yang dilakukan dari petani, oleh petani dan untuk
petani akan lebih terpercaya dan efektif yang dilakukan dan hal ini dapat
dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS).
Keberadaan PPS diakui secara resmi sejak diundangkannya UndangUndang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan(SP3K) mengamanatkan, bahwa pemerintah pusat dan pemerintah
daerah

agar

melakukan

pembentukan

kelembagaan,

ketenagaan

dan

penyelenggaraan penyuluhan. Selanjutnya undang undang tersebut juga


mengamanatkan memperkuat fungsi BP3K yang antara lain adalah memnfasilitasi
penyuluh pertanian PNS dan penyuluh pertanian Swadaya. Penyuluh pertanian
PNS dan penyuluh pertanian Swadaya merupakan garda terdepan dalam
pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha atau salah satu factor penentu
keberhasilan pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan salah satu langkah strategis dalam rangka
mendukung dan mengawal tercapainya empat sukses pembangunan pertanian,
yaitu :
(1) Swasembada dan swasembada berkelanjutan;
(2) Diversifikasi pangan;
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor;
(4) Peningkatan kesejahteraan petani.
Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta

pelaku

usaha

agar

mereka

mau

dan

mampu

menolong

dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, informasi paar,


permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas,,

efisiensi

usaha,

pendapatan,

dan

kesejahteraannya

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.


Sehubungan dengan itu perlu dilakukan pembinaan dalam rangka
penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan
mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. Pembinaan
kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan
masalah usaha tani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.
Kegiatan penyuluhan pertanian selain dilaksanakan oleh penyuluh
pertanian PNS, juga dilaksanakan oleh penyuluh pertanian Swadaya (PPS). Peran
penyuluh pertanian swadaya sangat besar, hal ini terutama dirasakan sejak
Kementerian Pertanian mencanangkan target untuk memberikan pelayanan prima
kepada petani dengan menempatkan satu orang tenaga penyuluh pertanian di
setiap desa/kelurahan, sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 19 Tahun
2013.
Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) merupakan pelaku utama yang
berhasil dalam usaha taninya dan warga masyarakat lain yang dengan
kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Mareka dapat berasal
dari kontaktani / petani maju; pengolola pusat pelatihan pertanian dan perdesaan
swadaya (P4S); pemandu sekolah lapang, baik sekolah Lapang Hama Terpadu
(SL-PHT), Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), maupun
Sekolah Lapang Iklim (SL-Iklim); Pemandu kegiatan pembelajaran petani
(Farmers Managet Extention Activities /FMA; alumni magang jepang; dan warga
masyarakat lain yang terampil dan ahli dalam bidang teknis pertanian.
Jumlah penyuluh pertanian swadaya di BP3K Makmur 3 ( Tiga ) orang
penyuluh, dan hanya satu orang yang diberdayakan dengan kegiatan demplot
tanaman padi system legowo 2 : 1 di wilayah kerja. Latar belakang penumbuhan
dan pengembangan penyuluh swadaya di BP3K Makmur

adalah (1) penyuluh

ahli dalam bidang teknis pertanian, (2) mau dan mampu menyebarluaskan
keahliannya kepada pelaku utama melalui kegiatan penyuluhan pertanian, (3)

mampu berkomunikasi dengan pelaku utama dan pelaku usaha, (4) mampu
bermitra dengan penyuluh PNS dalam melaksanakan kegiatan penyuluan
pertanian, (5) telah mengikuti pelatihan metodelogi penyuluhan, (6) mengelola
usaha dibidang pertanian yang berhasil dan patut dicontoh oleh masyarakat
dikekitarnya dan mempunyai sikap kepemimpinan dan menjadi teladan bagi
pelaku utama serta pelaku usaha

B. PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENUMBUHAN DAN


PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA
Penyuluh Swadaya yang telah terdata keberadaannya di BP3K Makmur,
mengadakan pertemuan sosialisasi program kementrian pertanian yaitu Upaya
Khusus Peningkatan Produksi padi, jagung dan kedelai dalam rangka
mempercepat pencapaian swasembada pangan tahun 2017. Data penyuluh tersebut
diteruskan ke BP2KP Kabupaten Bireuen untuk diberikan SK sebagai tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan berupa

Demplot Padi Jajar

Legowo. Dengan keluarnya SK penyuluh swadaya dan tanggung jawab demplot


penyuluh Swadaya wajib mengikuti pelatihan metodelogi

penyuluhan yang

dilaksanakan di BP3K Peusangan Kabupaten Bireuen.


Demonstrasi Plot (demplot) tanaman padi membutuhkan waktu sampai 4
bulan, mulai dari bulan September 2016, walaupun kegiatan demplot dan kursus
tani hanya 2 bulan bahkan 1 bulan. Namun sesuai dengan fungsi, tugas dan
tanggungjawab penyuluhan oleh penyuluh Swadaya pada kegiatan demplot
selama 4 bulan yang terdiri dari kegiatan terdiri dari kegiatan ;
-

Sosialisasi Program UPSUS PAJALE,

Pendataan calon petani dan calon lokasi (cpcl) ,

Persiapan lahan, penanaman,

Pemeliharaan dan pasca panen dan

Panen
Oleh karena tanggung jawab demplot selama 4 bulan maka sewajarnya

bantuan transpor dibayar 4 bulan.


Dibawah ini nama PPS pelaksana

kegiatan penumbuhan dan

pengembangan Wilker Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan


(BP3K) Kecamatan Makmur sebagai berikut :

M.ISA
a. Kegiatan Demplot
Desa Cot Kruet adalah salah satu desa yang ada di wilayah kerja
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Makmur
Kabupaten Bireuen. Komoditas utama yang diusahakan petani di Desa
tersebut adalah Tanaman Pangan ( Padi ) dengan luas areal sawah 50 ha
dengan keadaan sawah irigasi desa.
membudidaya tanaman

padi

pelaku utama umumnya

yang tergabung dalam Kelompok Tani

Makmur yang jumlah anggotanya

184 orang dan diketuai oleh

Muhammad Isa.
Tingkat pengetahuan Pelaku Utama di Desa Cot Kruet semua sudah
menerapkan tandur jajar, sudah

sebagian besar Pelaku Utama yang

menerapkan teknologi jajar legowo (2 : 1 , 3 : 1, dan 4 : 1). Teknologi


pemupukan pada tanaman padi telah dilakukan oleh Pelaku Utama, tetapi
dosis dan waktu pemupukan belum sepenuhnya sesuai dengan anjuran.
Masalah lain yang dihadapi Pelaku Utama desa Cot Kruet adalah
penanganan hama dan penyakit.
Jumlah poktan yang telah terbentuk dan telah dikukuhkan berjumlah 4
poktan dan 1 Gapoktan, terdiri dari;
(1) Poktan Tani Makmur ( Tanaman Pangan );
(2) Poktan Bagah Maju

( Peternakan ),

(3) Poktan Bunga Tani

( Perkebunan),

(4) Poktan Bunga seroja

( KWT ) dan

(5) Gapoktan Mulia .


Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk mendukung swasembada
pangan adalah Hand traktor, hand sprayer, dan kios saprodi
Sesuai dengan uraian diatas maka Penyuluh Swadaya memilih
kegiatan demplot komoditi padi dengan teknologi jajar legowo 2 : 1.

b. Kursus Tani
Kegiatan Kursus Tani Penyuluh Swadaya dilaksanakan 2 kali yaitu :
Kursus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02 Desember 2015
Materi Kursus Penanaman Jajar Legowo
Kursus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Desember 2015
Materi Kursus Pemupukan Berimbang
Jumlah peserta 10 orang
Lokasi :
- Desa Cot Kruet
- Poktan Tani Makmur
- Kecamatan Makmur
c. Dokumentasi dan daftar hadir terlampir

C. PENUTUP
Keberadaan penyuluh pertanian swadaya memang telah diakui secara
resmi sejak UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan ditetapkan. Namun upaya nyata menumbuhkan,
mengembangan dan memberdayakan penyuluh pertanian swadaya saat ini sangat
terkait dengan tekad Pemerintah mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.
Oleh karena itu upaya menumbuhkan penyuluh swadaya merupakan langkah
penting guna mempercepat terwujudnya swasembada pangan berkelanjutan,
khususnya padi, jagung dan kedelai.
Kegiatan demplot penanaman padi system jajar legowo yang dilakukan
oleh masing masing Penyuluh swadaya di desa binaannya adalah salah satu
pengembangan metode penyuluhan yang wajib dilakukan oleh seorang penyuluh
pertanian. Penerapan metode penyuluhan pertanian sangat bermanfaat bagi petani
spelaku utama antara lain ; dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
anggota kelompok tani dan dapat meningkatkan produksi dan produktifitas hasil
panen. Pelaksanaan kursus tani perlu dipadukan dengan metoda penyuluhan
pertanian lainnya, seperti Hari Lapangan Petani (Farmers Field Day) guna
menunjang keberhasilannya sekaligus sebagai wadah pembelajaran bagi petani di
sekitarnya
Dalam rangka peningkatan pengetahuan petani tersebut maka kegiatan ini
senantiasa dilestarikan, tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan pupuk atau
sarana lainnya pada kegiatan demplot, namun yang lebih penting kelompok tani
merupakan tempat belajar dan wahana kerjasama bagi para anggotanya.

DOKUMENTASI DEMPLOT

DOKUMENTASI KURSUS TANI I


( PENANAMAN JAJAR LEGOWO )

DAFTAR HADIR

10

DOKUMENTASI KURSUS TANI II


( PEMUPUKAN BERIMBANG )

11

DAFTAR HADIR

12

Anda mungkin juga menyukai