Anda di halaman 1dari 5

DATA LEMBAGA

Nama Lembaga : Lembaga Gapoktan Butta Gowa (LGBG)


Alamat Lengkap : Jl. Poros Tombolo Pao, Desa Kanreapia Kec. Tombolo
Pao Kab. Gowa, Hp (085255460840)
NPWP : 71.836.365.8-807.000
Akta Notaris : 19 - 24 Desember 2014 (H.Syahbur Baso Lukkasa S.H)
Nomor Rekening : 5078-01-014464-53-3 Bank BRI 5078 Unit Malino
Sungguminasa atas nama Lembaga Gapoktan Butta Gowa

Latar Belakang Berdirinya Lembaga


Indonesia merupakan suatu negara berkedaulatan yang membentang luas
wilayahnya dari Sabang sampai Merauke, dan merupakan negara agraris.
Indonesia Negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani.
Lemahnya aksesbilitas petani terhadap kelembagaan layanan usaha
misalnya lembaga keuangan, lembaga pemasaran, lembaga sarana produksi
pertanian, informasi, dan rendahnya tingkat pendidikan petani sehingga kurang
mampu menerima inovasi baik berupa cara tanam, pupuk, jenis bibit baru yang
unggul serta lemahnya daya saing petani dalam pemasaran produksi menjadi salah
satu kendala yang cukup berpengaruh terhadap kelangsungan hidup petani.
Sektor pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia
pangan rakyat Indonesia, berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan baku
industri, bioenergi, penyerapan tenaga kerja yang berdampak pada penurunan
tingkat kemiskinan dan menjaga pelestarian lingkungan.
Lembaga Gapoktan Butta Gowa adalah organisasi yang memperkuat
kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah terhadap petani
akan terfokus dengan sasaran yang jelas.
Lembaga Gapoktan Butta Gowa menjadi lembaga gerbang (gateway
institutions) yang menjadi penghubung petani dengan lembaga – lembaga
diluarnya. Lembaga Gapoktan Butta Gowa berperan dalam pemenuhan
permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pengadaan pupuk, dan
pemasaran produk pertanian (termasuk menyediakan berbagai info yang dibuat
petani) dan bertugas menghadirkan penyuluh pertanian.
Sadar dengan posisi sebagai sosok yang memiliki tanggung jawab sosial
sebagai bentuk partisipasi dan aktualisasi ilmu pengetahuan untuk mengabdikan
diri pada masyarakat, dilandasi niat yang tulus untuk mengadakan keberpihakan
kepada masyarakat tertinggal (rakyat petani). Yang berfungsi untuk melayani
pertumbuhan serta perkembangan prakarsa masyarakat melalui penyuluhan,
pembinaan, pendampingan, dan politisasi untuk mempercepat proses transformasi
sosial menuju masyarakat petani yang berilmu, mandiri dan berdaya saing. maka
terbentuklah organisasi daerah yang dipola dengan nama Lembaga Gapoktan
Butta Gowa.

I. PROFIL LEMBAGA GAPOKTAN BUTTA GOWA

Secara umum Lembaga Gapoktan Butta Gowa atau sebutan akrabnya


adalah LEGA Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa telah
didirikan pada tahun 2014 atau sudah berjalan 5 bulan tepatnya pada tanggal 20
Agustus 2014. Lembaga Gapoktan Butta Gowa adalah Lembaga atau wadah yang
lahir sebagai kendaraan untuk menyalurkan aspirasi para petani, kelompok tani
maupun gabungan dari beberapa kelompok tani yang ada di Kab. Gowa.

Lembaga Gapoktan Butta Gowa bertujuan mewadahi petani-petani yang


susah untuk mendapatkan pupuk subsidi, kimia dan organik dan sebagai wadah
kerjasama proses penyuluhan pertanian. Pembangunan Pertanian dan Ketahanan
Pangan merupakan suatu upaya yang terus menerus dalam meningkatkan
Produksi Pertanian, memperluas kesempatan kerja, menunjang pembangunan
industri, serta kesejahteraan petani dengan tetap menjaga keseimbangan sumber
daya alam yang ada agar terwujud pembangunan yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan.

Program kerja Lembaga Gapoktan Butta Gowa tahun 2014 - 2016


mengacu pada kerangka Pembangunan daerah dengan pendekatan dan
keberpihakan kepada petani serta mengacu pada potensi, kemampuan dan daya
dukung sumber daya yang dimiliki, sehingga tercipta sistem pembangunan
yang menguntungkan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
yang bergabung dalam binaan atau mitra Lembaga Gapoktan Butta Gowa
(LGBG).

II. KONDISI UMUM

A. Perkebunan

Kabupaten Gowa terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan


dengan luas wilayah 1.883,33 Km², atau setara dengan 4,02 persen luas Provinsi
Sulawesi Selatan. Keadaan geografisnya digolongkan ke dalam daerah berdimensi

1
dua, yaitu terdiri atas dataran tinggi seluas 80,17% yang meliputi Kecamatan
Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya,
Bontolempangan, Tompobulu, dan Kecamatan Biringbulu dan dataran rendah
seluas 19,83 % yang terdiri dari 9 (sembilan) Kecamatan yaitu Kecamatan
Bontonompo, Bontonompo Selatan, Bajeng, Bajeng Barat, Pallangga, Barombong,
Somba Opu dan Kecamatan Pattallassang.

Wilayah administrasi Kabupaten Gowa pada Tahun 2012 terdiri dari 18


Kecamatan, 121 Desa, 46 Kelurahan dan 674 Dusun/Lingkungan, berbatasan
dengan 8(delapan) Kabupaten/Kota yaitu, sebelah Utara berbatasan dengan Kota
Makassar, Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone; Sebelah Timur dengan
Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng Sebelah
Selatan dengan Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto, dan di Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Kota Makassar.

Sebagian besar penduduk usia 15 tahun keatas (angkatan kerja) di


Kabupaten Gowa pada tahun 2011 bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar
46,98 persen, pada sektor industri 10,74 persen, sektor perdagangan dilakukan
oleh 17,75 persen penduduk, sektor jasa dilakukan oleh 11,90 persen penduduk,
sedangkan sektor lainnya menjadi lapangan usaha bagi 12,63 persen penduduk
usia kerja.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui perkembangan ekonomi


sebagai hasil pembangunan ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku. Struktur Ekonomi Kabupaten
Gowa pada kurun waktu Tahun 2005-2011 masih didominasi oleh sektor
pertanian, dimana sektor ini pada tahun 2005 mempunyai sumbangan sebesar
52,16 persen, walaupun pada tahun 2011 sumbangannya terhadp total PDRB
menurun menjadi 43,31 persen, namun masih merupakan kontributor terbesar
dalam menggerakkan perputaran roda perekonomian, yang sekaligus merupakan
lapangan usaha sebagian besar masyarakat Kabupaten Gowa. Usaha perkebunan
merupakan peranan penting terutama dalam meningkatkan kesejahteraan
petani. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya petani yang menggantung hidupnya
pada usaha perkebunan

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Program kerja Lembaga Gapoktan Butta Gowa sektor pertanian dan


perkebunan dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pedoman
kepada para petani agar berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan
menghasilkan pendapatan dan taraf hidup petani serta berupaya meningkatkan

2
devisa dan menjaga kesinambungan Sumber Daya Alam (SDA) hayati dalam
mendukung ekosistem yang seimbang. Lembaga Gapoktan Butta Gowa
sebagai wadah perkumpulan para petani, kelompok tani yang ada di Kabupaten
Gowa yang bertugas menampung keluhan serta memberikan penyuluhan kepada
para petani dalam bidang ketahanan pangan serta meningkatkan taraf hidup para
petani yang berfungsi sbb:

- Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan ruang lingkup tugasnya .

- Pelaksanaan teknis serta penyuluhan kepada para petani .

- Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis kelompok tani

IV. RENCANA STRATEGIS

1. VISI

Lembaga Gapoktan Butta Gowa, ‘’ Mewujudkan petani yang mandiri,


berilmu dan mempunyai daya saing yang tinggi menuju pertanian yang
tangguh.”

2. MISI

Lembaga Gapoktan Butta Gowa ”Pengembangan dan pemberdayaan


SDM petani melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan dan teknologi
yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif.’’

3. TUJUAN

Membangun masyarakat yang sadar akan identitas, kritis, berkualitas,


serta melakukan pendampingan dan pengawasan menuju masyarakat Petani yang
berkualitas dikabupaten Gowa
4. SASARAN

- Meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang pertanian

- Terlaksananya pelayanan secara terpadu kepada para petani dan masyarakat


pada umumnya

- Tercapainya produktifitas rata – rata hasil perkebunan secara maksimal

5. PROGRAM KERJA

3
- Program kerja Lembaga Gapoktan Butta Gowa yaitu sebagai berikut :

1. Mengadakan penyuluhan pertanian


2. Membuat registrasi Kelompok tani serta mengetahui jumlah anggotanya
3. Membuat kartu kendali untuk pupuk yang bersubsidi, kimia dan organik
agar dalam penyalurannya tepat sasaran dan teratur serta menyukseskan
program pemerintah tentang panyaluran pupuk yang bersusidi yang tepat
sasaran.
4. Mengadakan pelatihan diberbagai bidang untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas

V. PENUTUP

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil


pertanian adalah dengan cara menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang
prima. Hal itu dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya
manusia/petani, permodalan serta tenaga ahli dalam menciptakan lingkungan
pertanian yang maju dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai