Oleh :
Yaasiin Rahmadhan Yustyanto
181510301031
Hal ini disebabkan lemahnya koordinasi peran antara Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan serta Puslitbang. Oleh karena itu, diperlukan kelembagaan pertanian yang
dapat memberdayakan petani dengan tingkat tawar menawar yang tinggi. Dalam hal
ini, institusi pertanian dapat merespon permasalahan di atas. Penguatan posisi tawar
petani melalui kelembagaan merupakan kebutuhan yang mendesak, dan mutlak
diperlukan petani untuk mampu bersaing dan meningkatkan kesejahteraannya dalam
kegiatan pertaniannya. Membina petani agar lebih efektif dan sejahtera, maka
dibentuklah kelompok tani yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah yang dapat
memotivasi petani untuk lebih aktif sebagai anggota dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan untuk meningkatkan usaha tani. Pengembangan usahatani melalui kelompok
tani,
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Alat produksi petani umumnya tersedia, tetapi karena keterbatasan modal, tidak
semua petani dapat membeli alat produksi yang diperlukan dengan uang tunai. Hal ini
terutama berlaku untuk pembelian pupuk, di mana sekitar 1.220% petani terpaksa
membeli pupuk dari pedagang input dengan cara meminjam dan membayar setelah
panen, padahal harga pembelian pupuk lebih tinggi daripada biaya produksi di pasar.
Namun pembelian pupuk dengan cara ini cenderung menurun di desa-desa yang
menanam padi dan sayuran, hal ini menunjukkan bahwa akses petani terhadap pupuk
cenderung meningkat. Jika tidak,
Daftar Pustaka