PENDAHULUAN
diharapkan mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan diri dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahterannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UUSP3K,
2006).
Abubakar et al, (2015) menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian merupakan serangkaian proses yang berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan petani; untuk itu materi dan metode penyuluhan pertanian merupakan
bagian dari kualitas kegiatan penyuluhan pertanian. Kualitas penyuluhan pertanian
dapat diketahui dengan cara membandingkan kepuasan para petani atas layanan yang
diterima dengan layanan yang diharapkan petani.
Keberadaan penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dari proses
penyelenggaraan pembangunan pertanian diharapkan mampu menyampaikan pesan-
pesan inovasi sesuai kebutuhan para petani serta mampu untuk menerjemahkan
kebijakan dari pemerintah terkait dengan pembangunan pertanian. Dengan kata lain,
penyuluhan pertanian diharapkan mampu memenuhi kebutuhan petani untuk
mengembangkan usahataninya sehingga petani merasa puas (Mujiburrahmad,
Baihaqi, Manyamsari, 2020). Dalam hubungannya dengan metode-metode dalam
penyuluhan, untuk meningkatkan efektivitas metode, pemilihan dan penggunaan
metode harus didasarkan atas kondisi para petani, yaitu perhatian, minat,
kepercayaan, hasrat, tindakan dan kepuasan. Kondisi petani penting diperhatikan
agar penyuluhan yang dilakukan dapat ikut membantu para petani memenuhi
kebutuhannya, sehingga dengan demikian menimbulkan kepuasan bagi petani dan
penyuluhan seperti itu merupakan penyuluhan yang berkualitas.
Puspadi (2010) menjelaskan bahwa pada hakekatnya kualitas dari kegiatan
penyuluhan pertanian merupakan fungsi kualitas sumberdaya manusia penyuluh
pertanian. Kualitas kegiatan penyuluhan pertanian diukur dengan lima indikator,
yaitu: (1) materi penyuluhan pertanian, (2) domain yang disentuh dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan penyuluhan pertanian, (3) memfasilitasi
keputusan-keputusan dari petani, (4) keberpihakan kepada petani, dan (5) intensitas
kunjungan penyuluh pertanian ke wilayah binaannya. Kualitas pelayanan penyuluhan
3
Pengetahuan
Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai.
agen penyuluhan adalah meniadakan hambatan tersebut dnegan cara menyediakan
informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi.
Motivasi
Sebagian petani kurang memiliki motivasi mengubah perilaku karena
perubahan yang diharapkan berbenturan dengan motivasi yang lain. agen penyuluhan
memberikan motivasi pada para petani yang sedang melakukan aktivitas usaha tani.
Sumber daya
Beberapa organisasi penyuluhan bertanggung jawab untuk meniadakan
hambatan yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
Wawasan
Sebagian petani kurang memilki wawasan untuk memeperoleh sumber daya
yang diperlukan, sehingga tugas para penyuluh adalah memberikan suatu informasi
terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani.
Kekuasaan
Penyedia informasi yang tidak mungkin membawa perubahan dalam hal
kekuasaan petani.
Peranan penyuluhan dalam memberikan pengetahuan kepada petani dapat
berfungsi sebagai proses penyebarluasan informasi kepada petani, sebagai proses
penerangan atau memberikan penjelasan, sebagai proses perubahan perilaku petani
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan), dan sebagai proses pendidikan.
2.4. Kepuasan Petani
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UUSP3K), arti penyuluhan pertanian adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
12
produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang
diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan
dan tenaga kerja dan aspek menajemen adalah factor produksi yang terpenting.
Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut
dengan fungsi produksi.
informasi dan tingkat pengalaman belajar petani, tingkat dukungan sosial budaya
(Subagio,2008; Nasrul, 2012; Herman, 2008, Balaji, 2015).
Kegiatan pengembangan kapasitas (capacity building) merupakan bagian
tahapan dari proses penyebaran inovasi kepada petani tapi sering berjalan tidak
sesuai dengan harapan, sebagaimana yang dinyatakan oleh (Slamet, (2003); Alam,
(2015) yang menyebutkan bahwa masalah pertanian bukan hanya masalah teknologi
tapi juga bagaimana mendiseminasikan informasi sampai ke petani yang jumlahnya
banyak dan tersebar luas, hingga petani berpartisipasi.
Petani merupakan individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial yang secara
ilmiah selalu memiliki kapasitas yang melekat pada dirinya. Perkembangan kapasitas
petani senantiasa terkait dengan pengaruh lingkungan usahatani yang melingkupi
keberadaan petani. Dalam menjalankan kegiatan usahatani, agar petani dapat berhasil
melakukan usahatani, diperlukan kapasitas petani yang tinggi sehingga sapat
mengidentifikasi potensi, mengatasi permasalahan dan memanfaatkan peluang
sehingga usahatani yang dijalankan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
15
Karakteristik Pribadi
Petani
Umur
Pendidikan Formal
Pendidikan non formal Kepuasan Petani
Lama berusahatani
Luas lahan Ketepatan pelayanan Kapasitas Petani
Tanggungan Keluarga penyuluhan
Penampilan penyuluh Mengidentifikasi Potensi
saat melayani petani Mengatasi permasalahan
Keramahan penyuluh berusahatani
dalam penyampaian
Kualitas Pelayanan informasi
Penyuluhan
Persiapan penyuluhan
pertanian
Kesesuaian materi
penyuluhan
Metode penyuluhan
pertanian
18
Penelitian ini berlangsung selama (dua) bulan terhitung sejak bulan Oktober
2022 hingga Desember 2022. Lokasi penelitian ini di tentukan secara sengaja.
Pelaksanaan penelitian di desa Nania Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota
Ambon sebagai salah satu pemasok sayuran segar di Kota Ambon
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sensus.
Penelitian sensus merupakan penelitian yang mengambil satu kelompok populasi
sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatakan informasi yang
spesifik (Usman & Akbar, 2008). Dengan demikian, penelitian ini merupakan jenis
penelitian sensus dengan bantuan kuisioner, dimana respondennya adalah seluruh
populasi petani yang ada di Desa Nania
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dibedakan atas data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya yakni dari petani
sayuran dan informan kunci. Data primer merupakan data utama yang digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian. Data tersebut diperoleh melalui wawancara
(interview), dan observasi dengan panduan kuesioner (daftar pertanyaan) yang
merupakan perwujudan dari variable dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder
yang mengalami proses pengolahan terlebih dahulu oleh pihak lain di luar penelitian
yang bersangkutan. Disamping data primer dan sekunder dilakukan pengamatan
20
Analisis data adalah upaya atau cara mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut bisa di pahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui
kualitas pelayanan penyuluhan dan kepuasan petani serta kapasitas petani dan
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat tingkat
kesesuaian kualitas pelayanan penyuluhan dan kepuasan petani.
Penelitian ini menggunakan 3 kategori, yaitu Sangat Setuju, Setuju, dan Tidak
Setuju. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar interval kelas,
yaitu: (Siegel, S. 1997)
Range
Interval Kelas=
k
Keterangan:
Range : Selisih nilai tertinggi dan terendah
K : Jumlah kelas
Analisis tujuan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA)
yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian sebagai berikut:
i
X
Tki = i x 100%
Y
Keterangan:
Tki = Tingkat Kesesuaian Responden
Xi = Skor Penilaian Kualitas Pelayanan
Yi = Skor Penilaian Kepuasan Petani
21
1. Penyuluhan adalah orang yang memiliki peran, tugas atau profesi yang
memberikan pendidikan, bimbingan dan penerangan kepada masyarakat
(petani) untuk mengatasi berbagai masalah, sehingga dapat mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Penyuluh juga dikenal dengan sebutan juru penerang.
Biasanya penyuluh atau juru penerang menjalankan perannya dengan cara
mengadakan ceramah, wawancara dan diskusi bersama.
2. Luas lahan adalah besarnya lahan yang digunakan untuk berusahatani
3. Metode penyuluhan adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan
kepada petani agar terjadi perubahan perilaku dan ketrampilan.
4. Umur adalah lama hidup petani dalam tahun yang di hitung sejakdilahirkan
sampai penelitian dilakukan.
5. Pendidikan formal adalah jumlah tahun aktif responden mengikuti proses
belajar mengajar di lembaga pendidikan formal (sekolah) sampai saat
penelitian dilakukan.
6. Lama berusahatani adalah lamanya waktu mulai berusahatani hingga
penelitian di laksanakan.
7. Penampilan Penyuluh adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri
penyuluh saat melayani petani, dalam hal ini cara berpakaian, cara berbicara.
8. Tanggungan keluarga ialah berapa banyak anggota keluarga yang belum ada
pekerjaan atau penghasilan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 639 jiwa atau 10%, dan terendah adalah usia 0-5 tahun sebanyak 222 jiwa.
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompak Umur
No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan (Jiwa) Jumlah
(Tahun) (Jiwa) (Jiwa)
1 0-5 85 137 222
2 6-14 332 307 639
3 15-45 708 719 1.427
4 45 ke atas 717 636 1.535
Sumber: Pemerintah Desa Nania, 2022
4.2. Bidang Ekonomi
4.2.1. Mata Pencaharian
Dari jumlah penduduk Desa Nania sebanyak 3.641 jiwa, ternyata sebagian besar
yakni 191 orang bekerja sebagai petani, selanjutnya sebagai nelayan 12 orang, PNS
sebanyak 108 orang, TNI/POLRI sebanyak 64 orang, tukang ojek sebanyak 100
orang, pedagang sebanyak 137 orang, pengusaha sebanyak 30 orang, peternak
sebanyak 17 orang pengrajin sebanyak 49 orang dan pension sebanyak 32 orang.
Dalam sistem pemerintahan, ternyata wilayah adaministratif Desa Nania juga
membawahi 3 RW, dengan sendirinya penduduk pada RW ini memiliki mata
pencaharian yang jelas sehingga sangat berpengaruh pada pendapatan riil masyarakat
dan turut memberikan kontribusi bagi keberhasilan pembangunan Desa Nania. Mata
pencaharian utama yang sangat membantu peningkatan pendapatan keluarga pada
ketiga RW, yakni:
RW.001, Aktivitas kegiatan masyarakat RW.001 lebih banyak terfokus pada
kegiatan pertanian sayur-sayuran, kasbi, tanaman perkebunan seperti cengkih,
nelayan, pedagang, pengusaha dan buruh bangunan. RW.002, Aktivitas kegiatan
utama masyarakat RW.002 lebih terfokus pada kegiatan pertanian, coklat,
pertukangan, peternakan, wiraswasta dan buruh bangunan.RW.003, Aktivitas
kegiatan utama masyarakat RW.003 lebih terfokus pada k egiatan pertanian,
pedagang, wiraswasta dan buruh bangunan.
24
4.3.1. Pendidikan
Keunggulan kompetitif kualitas masyarakat di setiap jenjang pendidikan
menunjukkan kemajuan suatu daerah dan merupakan potensi yang cukup besar bagi
pembangunan masyarakat. Kualitas pelayanan kepada masyarakat seyogianya perlu
didukung dengan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendidikan anggota
masyarakat Desa Nania sangat bervariasi mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
dengan Magister.
Selain ketersediaan sumber daya manusia sebagai penggerak pembangunan di
masyarakat, juga tersedia berbagai prasarana dan sarana pendidikan baik, yang di
bangun dan dikelola oleh pemerintah maupun lembaga keagamaan/swasta meliputi:
Tabel 7 Jumlah Fasilitas Pendidikan
No Jenis Pendidikan Unit
1 Paud 2
2 Taman Kanak-kanak 2
3 Sekolah Dasar 5
4 SMP 2
5 SMA/SMK 1
Sumber: Pemerintah Desa Nania
4.3.2. Kesehatan
Bidang kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
dan menjadi hak setiap warga negara. Olehnya itu, masyarakat berhak untuk
mendapat pelayanan keehatan yang baik, dan kualitas serta ditunjang dengan
prasarana dan sarana, sumberdaya maupun obat-obatan yang memadai. Optimalisasi
pelayanan Kesehatan oleh Pemerintah Kota Ambon (Dinas Kesehatan) dan
jejaringnya, sangat mempengaruhi peningkatan derajat Kesehatan di masyarakat.
Keberhasilan pelayanan Kesehatan di Desa Nania, selain ditunjang dengan
kontinuitas pelayanan oleh petugas kesehatan dan jejeringnya yakni Dokter, bidan,
tenaga medis, Kesling, Gizi dan juga tersedia beberapa fasilitas dan infrastruktur
Kesehatan seperti 1-unit Puskesmas, 3 Posyandu Balita, 1 Posyandu Lansia dan 2
Puskesdes.
27
produktif.
Data pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa Sebagian besar petani di Desa
Nania berada pada usia muda sampai dewasa. Presentase petani yang berusia tua (>
60 tahun) relatif lebih sedikit (25,00%) di bandingkan dengan petani yang berusia
muda (35-47) dan dewasa (48-60) 37,50%. Ini berarti petani masih punya semangat
dan masih sangat mampu dalam berusahatani. Maka bisa dilihat bahwa sektor
pertanian bagi mereka itu sangat penting dalam memberikan harapan untuk
kebutuhan mereka serta penghidupan.
Tabel 8 Umur Petani Di Desa Nania
Umur Kategori (thn) Jumlah Responden Persentase
(Orang) %
Muda 35 – 47 6 37,50
Dewasa 48 – 60 6 37,50
Tua >60 4 25,00
Jumlah 16
Sumber: Data Primer, 2022
bisa dilihat bahwa kedepannya petani dapat memiliki pola pikir yang lebih terbuka
dan dapat menciptakan hal-hal baru untuk mengembangkan usahtani.
Maka dapat dilihat bahwa masyarakat yang berpendidikan tinggi kurang tertarik
bekerja di sektor pertanian karena bagi mereka bekerja di sektor pertanian kurang
menarik, baik dari sisi penampilan maupun pendapatan dalam berusatani.
Tabel 9 Tingkat Pendidikan Petani di Desa Nania
Pendidikan Formal Kategori Jumlah Persentase
Responden (%)
(Orang)
Rendah SD 11 67,75
Sedang SMP/SMA 4 25,00
Tinggi PT 1 6,25
Jumlah 16
Sumber: Data Primer, 2022
4.5.3. Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan Non-Formal
Menurut Prijono dan Pranka (subagio 2008) mengatakan bahwa pendidikan non
formal umumnya merupakan jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan
oleh masyarakat guna meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan serta
ketrampilan yang diperoleh warga, belajar dari limgkungan pendidikan formal ke
dalam lingkungan pekerjaan. Pendidikan non formal adalah keterlibatan petani dalam
mengikuti kegiatan seperti pelatihan atau pun penyuluhan pertanian dalam satu tahun
terakhir, Pendidikan non formal yang diikuti oleh responden dapat mempengaruhi
pemikiran, keterampilan, dan sikap petani terhadap suatu inovasi baru dan dapat
dikembangkan.
Di desa Nania dalam beberpa tahun terakhir ini petani tidak selalu mengikuti
pendidikan non formal seperti pelatihan, kalaupun ada itu hanya sebagaian kecil
orang saja yang mengikuti. Dalam hal ini yang selalu mengikuti pelatihan yang
berkaitan dengan sektor pertanian hanya sebatas ketua-ketua kelompok tani.
Kegiatan pelatihan yang diikuti petani di Desa Nania hanya 1 orang pada tahun 2018
adalah tentang pelatihan pengembangan usahatani, alasan dari memngikuti pelatihan
tersebut ialah, menambah wawasan tentang usahatani, dan juga mendapat hal-hal
30
pelayanan yang di berikan sangat baik dan memuaskan. Kualitas pelayanan sangat
penting di pahami karena berdampak langsung pada citra sebuah usaha. Karena
kualitas yang baik akan sangat menguntungkan usaha yang dijalankan, dalam hal ini
usahatani sayuran.
Tabel 13 Kualitas Pelayanan Penyuluhan Pertanian dalam Pengembangan Usahatani
Sayuran di Desa Nania Kecamatan Baguala
Indikator Kualitas Kategori Jumlah Persentase Kisaran
No Pelayanan Responde
Penyuluhan n
Pertanian (n = 16)
1 Persiapan Rendah 16 – 18 2 12,50 16 - 24
Penyuluhan Sedang 19 – 21 10 62,50
Tinggi 22 – 24 4 25,00
2 Pelaksanaan Rendah 14 – 15 13 81,25 14 - 19
Penyuluhan Sedang 16 – 17 2 12,50
Tinggi 18– 19 1 6,25
3 Kesesuaian Metode Rendah 14 – 16 4 25,00 14 – 22
Penyuluhan Sedang 17 – 19 9 56,25
Tinggi 20 – 22 3 18,75
identifikasi potensi wilayah itu sendiri bertujuan agar mengetahui permasalahan dan
potensi-potensi yang dimilki serta rencana usahtani oleh wilayah binaan tersebut.
“Menurut Hj (57 tahun) ia mengatakan bahwa kesiapan penyuluh dalam melayani
kami itu baik, namun hanya saja dengan adanya pemberian-pemberian bantuan dari
pemerintah itu kadang kami petani Nania tidak mendapatkan itu. Misalnya pupuk,
itu kan salah satu kebutuhan yang paling kami perlukan otomatis pupuk itu harus
kita beli sendiri, sekarang ini pupuk apalagi sudah sangat mahal mau dan tidak mau
yah kita harus tetap bali. Kami mendapat pupuk dari penyuluh terakhir bulan
delapan, hingga saat ini sudah tidak lagi. Begitupun dengan alat-alat yang di
dapatkan. Rata-rata kami petani di sini alat-alat yang di pakai milik sendiri .”
Indikator kualitas pelayanan penyuluhan pada pelaksanaan penyuluhan yang
berkaitan dengan kesesuaian materi penyuluhan yang di sampaikan kepada petani.
Penyampaian materi penyuluhan di lihat pada tabel di atas maka tergolong kategori
rendah, karena bagi petani belum sangat membantu dalam mengembangkan usahtani,
walaupun belum sepenuhnya paham akan materi untuk kebutuhan petani. Dimana
menurut petani penyampaian materi penyuluh yang di berikan belum terlalu di
pahami dengan baik, mulai dari materi yang di buat tentang kebutuhan petani,
kemudian materi tentang pembudidayaan tanaman sayuran mulai dari penyiapan
benih, sampai pada pasca panen, cara mengatasi masalah yang terjadi, materi tentang
menjaga keberlanjutan usahatani sayuran hingga pada perkembangan pasar.
“Pak B (54 thn), mengatakan tentang kesesuaian materi penyuluhan yang di
berikann penyuluh kepada kami di sini, mau di bilang berbeda juga tidak, karena
kan apa yang diberikan penyuluh bagi kami itu semacam memperlengkapi atau
menyempurnakan apa yang sudah kami tau tentang berusahatani. Sekarang ini kan
dunia sudah semakin canggih, jadi materi yang kami dapart bukan hanya dari
penyuluh tetapi juga lewat media sosial, media cetak. Youtube yang sering kami
pakai untuk nonton tentang kegiatan pertanian, misalnya kebutuhan kami apa saja
yang harus kami butuhkan, kemudian pembudidayaan tanaman sayuran pasca
panen hingga pada cara-cara mengatasi permasalahan usaha tani yang terjadi di
lokasi pertanian kami. Jadi pelaksanaan penyuluhan belum terlalu maksimal bagi
kami biasanya penyuluh langsung ke lapangan jadi kami berinteraksi langsung,
maka penyampaian materi itu bisa saja kami menyakan lamgsung dan di jelaksan
langsung.”
34
Atribut (SB) Skor (3) (B) Skor (2) (TB) Skor (1) ∑
Y
P1 21 18 0 99
P2 39 6 0 129
P3 18 20 0 94
P4 30 12 0 114
P5 24 16 0 104
P6 42 4 0 134
P7 42 4 0 134
P8 0 32 0 64
P9 48 0 0 144
P10 21 18 0 99
P11 48 0 0 144
P12 27 14 0 109
P13 48 0 0 144
P14 27 14 0 109
P15 48 0 0 144
∑Y = (SB x 3) + (B x 2) + (TB x 1)
Hasil dari ∑Y di dapat dari penilaian kuisioner akhir tingkat kepuasan petani
39
dengan responden berjumlah 16 orang petani Desa Nania, dimana setiap kriteria
dikalikan dengan skor dan semuanya ditambah sehingga didapat jumlah dari tingkat
kepuasan petani, dari tiap responden.
Dari tabel 15 Yang berwarna merah menunjukkan atribut, keinginan dan
kebutuhan petani sayuran terhadap pendekatan penyuluhan dengan menggunakan
metode ceramah, penyuluh memperhatikan kebutuhan yang di perlukan petani serta
penyuluh selalu bersikap ramah, dengan mendapat nilai tertinggi sebesar 144.
Sedangkan untuk atribut yang paling terendah ditandai dalam tabel berwarna kuning
adalah Penyuluh tanggap ketika petani mengajukan saran dan pertanyaan, dengan
nilai sebesar 64. Hal ini menunjukkan kebutuhan petani terhadap pendekatan
penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah, dan penyuluh selalu
memperhatikan kebutuhan yang di perlukan petani serta penyuluh selalu bersikap
ramah dan diharapakan tetap memberikan rasa nyaman dan aman kepada petani.
Tabel 16 Hasil Penilaian Tingkat Kualitas Penyuluhan
Kualitas Penyuluhan (X)
Atribut (SB) Skor (3) (B) Skor (2) (TB) Skor (1) ∑
X
P1 18 20 0 94
P2 18 20 0 94
P3 15 22 0 89
P4 18 20 0 94
P5 6 28 0 74
P6 6 28 0 74
P7 6 28 0 74
P8 3 30 0 69
P9 30 12 0 114
P10 3 30 0 69
P11 3 30 0 69
P12 0 32 0 64
P13 30 12 0 114
P14 36 8 0 124
P15 12 24 0 84
Keterangan: (SB) = Sangat Baik, (B) = Baik, (TB) = Tidak Baik
∑X= (SB x 3) + (B x 2) + (TB x 1)
40
Hasil dari ∑X di dapat dari penilaian kuisioner akhir tingkat kualitas pelayanan
penyuluhan dengan responden berjumlah 16 orang petani, dimana setiap kriteria
dikalikan dengan skor dan semuanya ditambah sehingga didapat jumlah dari tingkat
kualitas pelayanan penyuluhan dari setiap atribut pelayanan.
Dari tabel 16 yang berwarna merah menunjukkan atribut kualitas pelayanan
adalah persiapan penyuluh yang dianggap paling baik oleh petani dalam hal ini
mudah ditemui dan ajak diskusi, dengan nilai tertinggi sebesar 124. Sedangkan untuk
atribut kualitas pelayanan yang memiliki nilai terendah di tandai dengan warna
kuning sebesar 64 berada pada materi penyuluhan tentang budidaya tanaman sayuran
ayau syarat tumbuh tanaman sayuran (penyiapan benih, pesemaian, penyiapan lahan
dan penanaman hingga panen dan pascapanen. Hal ini menunjukan kualitas
pelayanan dalam pelaksanaan penyuluhan sudah boleh dirasakan petani dengan baik
tepat dengan keinginan petani serta kebutuhan petani lainnya
Tabel 17 Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian
No. Atribut ∑X ∑y Tingkat Kesesuaian %
1 P1 94 99 0,94 94%
2 P2 94 129 0,72 72%
3 P3 89 94 0,94 94%
4 P4 94 114 0,82 82%
5 P5 74 104 0,71 71%
6 P6 74 134 0,55 55%
7 P7 74 134 0,55 55%
8 P8 69 64 1,07 107%
9 P9 114 144 0,79 79%
10 P10 69 99 0,69 69%
11 P11 69 144 0,47 47%
12 P12 64 109 0,58 58%
13 P13 114 144 0,79 79%
14 P14 124 109 1,13 113%
15 P15 84 144 0,58 58%
rata-rata 0,75 75%
41
menggunakan bahasa setempat yaitu bahasa Indonesia dan dialeg ambon dan
di sesuaikan dengan bahasa yang digunakan petani dengan baik sehingga
memudahkan petani dan penyuluh itu sendiri dalam melakukan interaksi.
Karena masih banyaknya petani yang tidak bisa menggunakan dialeg ambon
dengan baik dikarenakan rata-rata petani di Desa Nania berasal dari luar
Ambon. Ketepatan pelayanan penyuluh, pelayanan penyuluh sangat baik di
rumah petani atau pondok-pondok, pinggiran lahan pertanian dimana
kunjungan rutin yang dilakukan oleh penyuluh kepada petani ataupun
menghubungi penyuluh melalui ketua kelompok-kelompok tani. Dan juga
penyuluh memperhatikan kebutuhan yang di perlukan petani seperti
menyediakan alat-alat bantu atau alat peraga yang di butuhkan petani.
Reliability
Reliability terdiri atas memberikan informasi, membuat rencana usahatani
pada wilayah binaan, membuat rencana pengumpulan data potensi wilayah.
Memberikan informasi kepada petani sangat baik, berupa informasi pasar,
informasi mengenai teknik budidaya sayuran, dan lainnya petani dengan
mudah dan paham akan informasi yang di sampaikan penyuluh. Penyuluh
selalu menyampaikan rencana kegiatan yang bias dilakukan oleh petani,
namun sering terjadi kendala akan kesibukan petani dengan pekerjaan
utamanya. Kegiatan penyuluh atau kunjungan yang dilakukan melalui
sosialisasi tentang teknik budidaya sayuran atau usahatani lainnya demi
membantu petani dalam melakukan usahatani yang lebih baik. Rencana
pengumpulan data potesi wilayah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah pertanian.
Sebagai acuan untuk penyusunan program.
Responsiveness
Yang dilihat dari cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah, kecepatan
dalam menangani keluhan petani, kecepatan dalam petani mengajukan saran
dan pertanyaan, dan ketepatan dalam pelayanan. Dalam menyelesaikan
masalah kecepatan penyuluh belum dapat dikatakan cepat tanggap
dikarenakan pernah terjadinya banjir akibat derasnya hujan yang begitu lebat
43
sehingga terjadi banjir dan petani terancam mengalami gagal panen. Maka
pengaduan petani baik secara langsung maupun melalui telefon untuk
menyampaikan saran bahkan pertanyaan dan keluhan yang di alamai kepada
penyuluh sehingga bisa menerima dan menangani masalah dan pengaduan
petani tersebut dengan cepat.
Assurance
Yang dilihat dari penyampaian materi, pendekatan penyuluh dengan metode
ceramah, metode diskusi atau tanya jawab. Penyuluh memberikan materi
yang di dukung dengan penyamapaian materi menggunakan bahasa dialeg
ambon sehari-hari dan pengalaman penyuluh atau keterbiasaan penyuluh
yang sudah lama melakukan penyuluhan sehingga memiliki kecakapan dalam
memberikan materi pada saat kegiatan penyuluhan, metode ceramah serta
diskusi juga berlangsng terjadi interasi yang baik antara penyuluh dengan
petani.
Empatty
Yang ditekankan pada pelayanan dalam melayani petani dengan memberikan
perhatian tulus, dan bersifat individual dengan berupaya memahami
keinginan petani. Yang terdiri dari memperhatikan keburuhan yang di
perlukan petani, menjalin hubungan yang baik dengan petani, mendorong
petani dengan memberikan inovasi atau menciptakan ide-ide baru.
V. SIMPULAN
Kualitas pelayanan penyuluhan pertanian di Desa Nania dalam
mengembangkan usahatani tergolong dalam kategori sedang, pada indikator
kesiapan penyuluhan, kesesuaian metode penyuluhan dan pelaksanaan
penyuluhan terdapat pada kategori rendah. Dan tingkat kepuasan petani
terhadap pelayanan penyuluhan berdasarkan ketepatan pelayanan penyuluhan
dan penampilan penyuluh berada pada kategori tinggi, artinya petani sangat
puas terhadap pelayanan yang diberikan dalam mengembangkan usahatani.
Hasil dari rata-rata hasil perhitungan dengan analisis IPA menunjukkan
tingkat kesesuaian responden adalah 75% maka kepuasan petani sudah
hampir memenuhi harapan dari kualitas penyuluhan artinya petani belum
terlalu merasa puas terhadap kualitas penyuluhan yang diberikan dan perlu
ditingatkan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar dan Amelia, Nania Siregar. 2015. Kualitas Pelayanan Penyuluh Pertanian
dan Kepuasan Petani dalam Penanganan dan Pengelolaan Hasil Ubi Jalar.
Jurnal Penyuluhan Vol 5 No. 1.
Abubakar, A., & Siregar, A. N. (2023). KUALITAS PELAYANAN PENYULUH
PERTANIAN DAN KEPUASAN PETANI DALAM PENANGANAN DAN
PENGOLAHAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas L.).
Abdurrahmat. 2008. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Afrinawati. 2006. Efektivitas penyuluhan pertanian terhadap pendapatan usahatani
padi sawah di Kecamatan Indrapura Kabupaten Aceh besar. Jurnal Ilmiah
Pertanian Unsyiah.
Anantanyu S. 2011. Kelembagaan petani: peran dan strategi pengembangan
kapasitasnya. Jurnal SEPA, Vol. 7 (2): 102-109.
Damanik, I. P. N. (2016). Menata Kembali Kelompok Tani di Kota Ambon (Suatu
Pemikiran). Jurnal Agribisnis Kepulauan, 4(3), 29-45.
Departeman Pertanian. 2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.
Far-Far, R. A. 2011. Pemanfaatan Sumber Informasi Usahatani Oleh Petani Sayuran
di Desa Waiheru Kota Ambon. Agrikan Ummu-Ternate.
Hawakins, H. S., dan A. W. Van Den Ban. 2012. Penyuluhan. Yogyakarta: Kanisius
Hayanti, E., Afrianto, E., & Isyaturriyadhah, I. (2019). Analisis Efektivitas
Kelompok Tani di Desa Pulau Tengah Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin. JAS (Jurnal Agri Sains), 3(2).
Junaid, Ilham, “Analisis Data kualitatif dalam penelitian parawisata”, Jurnal
Kepariwisataan, Vol. 10, No 01. 2016.
K. Rangga, Kordiyana, dkk, “Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pertanian Di
Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan”, Jurnal Agribisnis
Terpadu, Vol. 13 No 1. Juni 2020. 1-16
Marbun, D. N. 2019. Peran penyuluh pertanian dalan pengembangan kelompok tani
tanaman hortikultura di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli.
Jurnal ekonomi pertanian dan agribisnis, 537-546.
Mardikanto, T. 2009. Sistem penyuluhan di Indonesia. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Press.
Tahitu, M. E. (2013). Kualitas Pelayanan Penyuluhan Pertanian dan Kepuasan Petani
dalam Pengembangan Usahatani (Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor). Jurnal Penyuluhan, 9(2).
Mujiburrahmad, Baihaqi Akhmad, Manyamsari Ira, “Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan Penyuluhan Pertanian Terhadap Kepuasan Petani Dalam
Pengembangan Usahatani Kabupaten Pidie. AGRISEP Vol. 19 No. 1 Maret
2020. 83-98.
Nasrul W. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian untuk Peningkatan
Kapasitas Petani terhadap Pembangunan Pertanian. Jurnal Menara Ilmu. Vol 3
(29).
Rahmawati. “Peran Kinerja Penyuluh dan Efektivitas Pelaksanaan Penyuluhan Pada
Program Intensifikasi Jagung. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 2019
46
Lampiran 2
Aribut Kualitas Penyuluhan
No. Atribut Kualitas Penyuluhan Atribut
Tangible
1. Berbicara/berkomunikasi dengan Bahasa atau kata- P1
kata yang mudah di mengerti dan di pahami
2. Menyediakan alat-alat bantu/alat peraga yang P2
dibutuhkan dalam penyuluhan
3. Menghargai dan menghormati keberadaan petani P3
Realiability
4. Pendekatan penyuluhan dengam metode kunjung P4
lapang tepat dengan keinginan dan kebutuhan petani.
5. Mengumpulkan data potensi wilayah dan P5
agroekosistem tanaman
6. Materi penyuluhan tentang perkembangan pasar akan P6
produksi sayuran sesuai dengan kebutuhan petani
Responsivenees
7. Penyuluh memperhatikan kebutuhan yang di perlukan P7
petani
8. Penyuluh memberikan informasi yang jelas dan P8
mudah dipahami oleh petani
9. Penyuluh memberikan informasi yang dibutuhkan P9
petani secara tepat nangani masalah atau keluhan yang
dialami petani secara tepat
Assurance
10. Memberikan materi penyuluhan tentang cara P10
mengidentifikasi dan cara mengatasi masalah
pengembangan usahatani
11. Memberikan materi penyuluhan tentang cara menjaga P11
keberlanjutan usahatani sayuran untuk kelangsungan
pengembangan usahatani
12. Materi penyuluhan tentang budidaya tanaman sayuran P12
ayau syarat tumbuh tanaman sayuran (penyiapan
49
Lampiran 3
Atribut Kepuasan Petani Di Desa Nania
NO Atribut Kepuasan Petani Atribut
Tangiabels
1. Mengenakan pakaian yang sopan pakaian yang sederhana P1
2. Mengenakan pakaian yang sederhana P2
3. Menyediakan alat-alat bantu/alat peraga yang dibutuhkan dalam P3
penyuluhan
Realiability
4. Memberikan Informasi yang jelas dan mudah di pahami oleh P4
petani
5. Membuat rencana usaha tani pada wilayah binaan secara jelas P5
6. Membuat rencana pengunpulan data potensi wilayah dan P6
agroekosistem tanaman sayuran
Responsivenees
7. Penyuluh cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan petani P7
8. Penyuluh tanggap ketika petani mengajukan saran dan pertanyaan P8
9. Penyuluh menangani masalah atau keluhan yang dialami petani P9
secara tepat
Assurance
10. Pendekatan penyuluhan dengan metode ceramah tepat dengan P10
keinginan dan kebutuhan petani
11. Keinginan dan kebutuhan petani sayuran terhadap pendekatan P11
penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah
12. Keinginan dan kebutuhan petani sayuran terhadap pendekatan P12
penyuluhan dengan menggunakan metode diskusi/tanyajawab
Empatty
13. Penyuluh memperhatikan kebutuhan yang di perlukan petani P13
14. Penyuluh mampu menjalin hubungan yang baik dengan petani P14
15. Penyuluh selalu bersikap ramah P15
51
Lampiran 4 Dokumentasi