Anda di halaman 1dari 25

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang agraris semestinya mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menunjang sistem tersebut. Peningkatan SDM tidak hanya dibatasi peningkatan produktivitas petani. Namun, juga peningkatan kemampuan petani untuk lebih berperan dalam proses pembangunan. Persoalan krusial dalam peningkatan SDM adalah rendahnya partisipasi petani dalam pengambilan keputusan pembangunan pertanian. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya suatu organisasi yang memiliki kekuatan politik untuk memperjuangkan kepentingan petani di forum nasional di negara berkembang. Peningkatan SDM selain berkaitan dengan peningkatan produktivitas petani juga diarahkan pada peningkatan partisipasi politik petani dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka melalui organisasi petani. Gerbang Tani selalu mencoba berperan aktif dalam peningkatan SDM petani antara lain melalui reorientasi sistem penyediaan layanan informasi dan jaringan pasar pertanian. Revitasilasi kinerja kelembagaan dan penyuluhan pertanian yang aktif akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan SDM pertanian. Selain itu pemberian ruang yang cukup untuk sektor swasta melalui privatisasi penyuluhan juga akan mendorong terciptanya penyediaan layanan informasi pertanian yang lebih kompetitif, efisien, dan efektif. Lingkungan strategis mencakup lingkungan dan mekanisme produksi, ekonomi, sosial, dan ekologi. Terkait mekanisme produksi pemberdayaan semestinya mendorong petani agar mampu memanfaatkan sumber daya produksi yang dimilikinya sehingga mampu berproduksi secara efisien dan menjamin pemenuhan pangan serta memperoleh surplus yang dapat dipasarkan. Masyarakat umumnya memiliki institusi lokal yang sebenarnya dapat dikaitkan dengan usaha-usaha kerja sama produktif. Gerakan Kebangkitan Petani hadir untuk pemberdayaan organisasi petani dan peningkatan wawasan dan keterampilan petani agar efektif dan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang terus menerus.
1

B. Pengembangan Padi Organik Memasuki abad 21, gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi tren baru masyarakat dunia. Masyarakat dunia semakin menyadari bahwa penggunaan bahan kimia anorganik seperti: pupuk anorganik, pestisida anorganik, dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Akibatnya, masyarakat semakin selektif dalam memilih pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan teknologi pertanian organik. Menurut IFOAM (International Federation of Organic Agricultural Movement), Indonesia baru memanfaatkan 40.000 ha (0,09 persen) lahan pertaniannya untuk pertanian organik, sehingga masih diperlukan berbagai program yang saling sinergis untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen organik di dunia. Berdasarkan luas penggunaan lahan, Indonesia merupakan negara ketiga di Asia dalam pengembangan pertanian organik setelah China dan India (Purbo Winarno, 2008). Lahan yang digunakan untuk pertanian organik mencapai 40.000 ha dengan jumlah persil sebanyak 45.000 (Tabel 1). Sebagian besar lahan organik ini tesebar di Pulau Jawa. Lahan ini digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan seperti: sayuran, kopi, dan padi organik. Tabel 1. Lahan Pertanian Organik di Kawasan Asia Negara Luas Lahan (Ha) Jumlah Lahan (Persil) China 298.990 1.050 India 76.236 5.147 Indonesia 40.000 45.000 Srilanka 15.215 3.301 Vietnam 6.475 1.022 Filipina 3.500 500
Sumber: Ecology and Farming Foundation (SOEL, 2005)

Dilihat dari sumberdaya alam yang dimiliki, Indonesia berpeluang besar menjadi produsen pangan organik dunia. Indonesia memiliki lahan pertanian tropik dengan plasma nutfah yang sangat beragam, dan ketersediaan bahan organik yang berlimpah. Pertanian organik telah disosialisasikan kembali di Indonesia sejak tahun 2001, dengan adanya program pemerintah Go Organic 2010. Namun, teknologi ini belum tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
2

Program pengembangan padi organik oleh Gerakan Kebangkitan Petani ini didasarkan oleh (1) padi organik hanya memakai pupuk dan pestisida organik sehingga mampu melestarikan lingkungan hidup, (2) beras organik lebih sehat karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida anorganik sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi, (3) segmen pasar beras organik umumnya merupakan masyarakat kelas menengah ke atas sehingga harga jualnya lebih mahal daripada beras anorganik. Jadi pertanian organik merupakan suatu pendekatan sistem yang utuh berdasarkan satu perangkat proses yang menghasilkan ekosistem yang berkelanjutan (sustainable), pangan yang aman, gizi yang baik, kesejahteraan dan keadilan sosial. Dengan demikian, pertanian organik lebih dari sekedar sistem produksi yang memasukkan atau mengeluarkan input tertentu, namun juga merupakan satu filosofi yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas dari komunitas yang saling berhubungan dari kehidupan tanah, tanaman, hewan, dan manusia (Apriantono, 2008).

II. VISI DAN MISI USAHA PENGEMBANGAN PADI ORGANIK


A. Visi Usaha : Terwujudnya petani yang mandiri dan sejahtera serta kemakmuran desa. Tercapainya pelestarian lingkungan hidup dalam rangka mendukung tujuan pembangunan nasional. B. Misi Usaha : 1. Menghimpun potensi berbagai pihak terkait dengan pertanian organik meliputi : birokrat/pemerintahan, peneliti/pakar, pengusaha, organisasi kemasyarakatan dan petani, untuk mensukseskan program pembangunan pertanian berbasis organik. 2. Membina kerja sama yang saling menguntungkan di antara berbagai pihak yang terkait dengan pertanian organik. 3. Membantu Pemerintah dalam menyelamatkan lahan dan mensukseskan pembangunan pertanian dalam rangka mensejahterakan masyarakat tani melalui sistem pertanian organik.

III. ASPEK PEMASARAN


A. Gambaran Umum Pasar 1. Segmen Pasar Jika mengkonsumsi nasi dari beras organik produksi Gerakan Kebangkitan Petani, diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Beras organik menjadi incaran konsumen kelas menengah ke atas, terutama penderita diabetes, diare, ginjal, jantung, dan berkhasiat menurunkan kadar gula. Selain mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, nasi dari beras organik tidak mudah basi. Segmen pasar beras organik ini sebagian besar menyasar pada perusahaan perusahaan mitra Gerbang Tani yang berlokasi di Semarang, Kudus, dan Jakarta. Pada saat ini Gerbang Tani masih mencoba menembus pasar modern dengan harga bervariasi, selain secara rutin mengikuti pameran-pameran produk agribisnis. 2. Target Pasar Target pasar kami jelas yaitu ingin mensuplai beras ke lingkungan industri bisnis makanan dan konsumen langsung yang berada di wilayah Jawa Tengah. Berikut ini target yang ingin kami capai di tahun 2011: a. Industri Bisnis Gerbang Tani sangat antusias untuk menjual produk beras kami / mensuplai beras ke industri bisnis yang berhubungan dengan makanan dimana membutuhkan pasokan beras dalam jumlah besar. Industri bisnis itu seperti : ~ Perhotelan ~ Restoran / Caf ~ Rumah sakit ~ Jasa Katering b. Perusahaan / Perumahan Gerbang Tani juga tertarik untuk menyalurkan beras organik kepada Perusahaan yang memiliki alokasi dana untuk pembelian beras bagi para karyawan / pegawainya. Dengan suplai beras organik maka kegiatan ini bisa dijadikan alat / model tunjangan perusahaan kepada para karyawannya. Kami juga siap melakukan penjualan ke lingkungan Perumahan yang mana bisa diorganisir dengan baik pasokan beras kepada seluruh penghuni di Perumahan tersebut.
4

B. Positioning Perkembangan pertanian organik di Indonesia ditandai dengan munculnya perkumpulan petani organik di beberapa daerah seperti Ngudi Mulyo dan Kelompok Peduli Lingkungan di Klaten (Jawa Tengah), Gerakan Kebangkitan Petani (Jawa Tengah) Yayasan Bina Sarana Bakti di Bogor (Jawa Barat), Kelompok Tani Usaha Bersama di Padang (Sumatera Barat) dan Surya Antab Mandiri di Magetan (Jawa Timur). Selain dalam bentuk wadah kelompok petani, banyak juga petani organik yang berusaha sendiri yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Sleman, Karanganyar, Klaten, Sragen, Grobogan, Batang dan Boyolali. Kegiatan pertanian organik di Jawa Tengah juga didukung oleh banyak pihak, diantaranya ialah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang peduli lingkungan serta pemerintah daerah seperti di Sragen dan Boyolali yang turut berpartisipasi dengan memasarkan beras organik produksi petani kepada pegawai di lingkungan pemerintah daerah. Sehingga posisi beras organik produksi Gerbang Tani telah eksis berdampingan dengan produk-produk poktan dan gapoktan, perusahaan agribisnis, maupun pegiat organik lainnya.

IV. ANALISA SWOT


A. Analisa Berdasarkan identifikasi lingkungan internal, Gerakan Kebangkitan Petani memiliki 5 kekuatan yaitu: memiliki mitra Rice plant Unit yang mendukung, memiliki organisasi yang luas di wilayah Provinsi Jawa Tengah, telah mengikuti pelatihan teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan, telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik, dan lokasi usaha yang strategis. 1. Kekuatan (Strength) a. Memiliki Mitra Rice plant Unit yang mendukung Walaupun Gerakan Kebangkitan Petani belum memiliki peralatan pertanian yang sangat mendukung seperti, alat penggaris lahan, traktor, mesin perontok malai padi, dan mesin pembersih bulir padi. Kami melakukan kerja sama dengan beberapa mitra usaha untuk mencapai tersedianya kelengkapan peralatan pertanian. b. Memiliki Jaringan Organisasi yang aktif dan dinamis Gerakan Kebangkitan Petani memiliki ketua dan anggota yang mau bekerja dan berusaha. Seluruh pegiat dan praktisi pertanian berperan aktif dalam mencari informasi yang dapat membantu
5

kegiatan pertanian, baik kepada Dinas Pertanian maupun kepada pihak yang lebih mengetahui tentang pertanian. Para pengurus dan anggota tidak takut menerima perubahan dan aktif dalam melakukan sesuatu yang baru. Bahkan para pengurus bersedia menjadikan sebagian lahannya sebagai lahan percobaan. Keberadaan demplot padi organik ini diharapkan mampu meyakinkan para petani bahwa pertanian padi organik menguntungkan, apalagi didukung dengan bantuan benih unggul, pupuk dan pestisida organi gratis dan hasil panen dibeli di atas harga pasar lokal. c. Telah mengikuti pelatihan teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan Gerbang Tani sering mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan baik dalam daerah maupun luar daerah. Gerbang Tani biasanya menjadi utusan dari kelompok tani untuk mengikuti pelatihan di luar daerah. Pelatihan yang telah diikuti adalah pelatihan tentang usahatani terpadu dan teknologi budidaya pertanian ramah lingkungan. Pelatihan tentang cara pembuatan kompos, bokashi, pestisida organik, dan pupuk cair organik. d. Telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik Selain mengikuti pelatihan usahatani konservasi terpadu dan teknologi pertanian ramah lingkungan, Gerbang Tani telah mendapat pelatihan budidaya padi yang baik. Dalam pelatihan ini semua anggota diikutsertakan karena kegiatannya dilakukan di Desa Tambakboyo. Pelatihan ini meliputi: luas persemaian yang baik, pemilihan benih, pengenalan hama penyakit dan pemberantasannya, penggunaan pupuk berimbang, dan penanaman dengan teknologi legowo. Pelatihan yang telah dilakukan meningkatkan pengetahuan petani dalam budidaya padi dan hal tersebut juga dapat dilakukan pada pertanian padi organik. Sehingga hal ini merupakan salah satu kekuatan Gerbang Tani. e. Lokasi usaha yang strategis Lahan pertanian yang diolah para petani mitra merupakan lahan yang terletak di sekitar dusun petani. Lahan pertanian yang dekat memudahkan petani dalam mengontrol pertumbuhan tanaman padi dan adanya serangan hama. Jarak yang dekat ini juga menghemat waktu yang dibutuhkan menuju lahan pertanian dan tidak menjadi kendala bagi petani untuk mengantarkan pupuk
6

kandang/kompos ke lahan pertanian. Selain itu, lahan yang dekat dengan rumah petani juga akan menghemat biaya pengangkutan setelah panen. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan yang terdapat pada Gerakan Kebangkitan Petani terdiri dari enam faktor yaitu: modal kerja yang terbatas, mayoritas lahan petani merupakan lahan sewaan, petani kurang mampu mengimplementasikan budidaya organik, pemasaran yang kurang efisien, kurang konsistennya anggota organisasi terhadap tugastugasnya, dan sumberdaya manusia petani yang kurang kompeten. a. Modal kerja yang terbatas Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Gerbang Tani bersumber pada modal swadaya pengurus. Walaupun tidak setiap pengurus membayar iuran yang telah ditetapkan bersama. Akibatnya Gerbang Tani tidak memiliki modal yang cukup untuk memberi stimulan untuk kehidupan sehari-hari petani selama masa penantian panen. Sehingga kadang terjadi petani mendatangi pengumpul untuk mendapat bantuan hutang. Namun hal ini tidak cukup membantu karena biasanya pengumpul akan memberikan bantuan dengan bunga yang tinggi. b. Mayoritas lahan petani merupakan lahan sewa Gerakan Kebangkitan Petani mengusahakan lahan seluas 13,8 ha. Dari total lahan yang diusahakan sebanyak 50,7 persen atau sebanyak 7 ha merupakan lahan sewaan dan 49,3 persen atau 6,8 ha merupakan lahan milik anggota. Status kepemilikan lahan yang didominasi oleh lahan sewaan merupakan salah satu kelemahan yang terdapat dalam kelompok dalam pengembangan padi organik. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan para petani untuk menerapkan budidaya padi organik karena petani harus membayar sewa lahan kepada pemilik lahan. c. Petani kurang mampu mengimplementasikan budidaya padi organik Sejak Orde Baru membentuk pola tanam kimia, kegiatan budidaya padi dilakukan dengan mengandalkan pupuk dan pestisida kimia. Petani belum pernah mengusahakan padi secara organik dikarenakan belum menguasai budidaya padi secara organik. Meskipun Gerbang Tani telah menyelenggarakan beberapa pelatihan yang berhubungan dengan pertanian organik ternyata
7

belum mampu mengimplementasikannya di lapangan. Hal ini diakibatkan teknologi ini membutuhkan kerjasama yang baik diantara para anggota. d. Pemasaran yang kurang efisien Sistem pemasaran produk dilakukan Gerbang Tani masih kurang efisien karena sebagian dijual berupa gabah kepada pedagang besar, dan sebagian berupa beras curah kepada perusahaan mitra yang benefitnya kurang signifikan untuk pengembangan organisasi. Dikarenakan pasar yang lebih potensial, yaitu beras kepala kemasan @ 2 kg, @ 3 kg, dan @ 5 kg kurang bisa diakses oleh Gerbang Tani. Kekuatan modal kami belum memungkinkan untuk memasok pasar modern karena memerlukan modal yang besar dalam sistem pembayaran berjangka panjang. e. Kurang konsistennya pengurus organisasi terhadap tugastugasnya Beberapa pengurus kurang mampu menghasilkan kinerja yang memuaskan. Kondisi ini kurang memunculkan sinergitas pengurus yang berakibat pada kinerja yang kurang efisien. Overlap tugas yang harus dilakukan oleh pengurus aktif mengakibatkan tidak semua anggota mendapat informasi terkait kegiatan yang akan dilakukan atau adanya program baru. f. Sumberdaya manusia petani kurang kompeten Tingkat pendidikan para petani aggota Gerbang Tani didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 59 persen. Namun tingkat pendidikan yang cukup tinggi kurang mendukung kualitas sumberdaya petani. Anggota Gerbang Tani masih kurang kompeten. Hal ini dapat dilihat dari ketidaksediaan anggota melakukan regenerasi dan sulit untuk menerima perubahan teknologi. Para petani juga kurang mampu mengelola sumber daya berupa finansial terutama pemanfaatan hasil panen. Selain itu, petani juga mudah untuk diperdaya oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan kelompok ini berkembang. Contohnya para tengkulak yang membeli hasil panen dengan harga yang melambung tinggi tetapi sebenarnya hanya ingin merusak harga pasar lokal. 3. Peluang (Opportunity) Berdasarkan identifikasi lingkungan eksternal, Gerakan Kebangkitan Petani memiliki delapan peluang, yaitu: hubungan yang baik dengan dinas pertanian, kawan jaringan pertanian di Jawa Tengah, tersedianya sarana produksi pertanian organik seperti pupuk, bibit,
8

dan pestisida organik yang sudah bersertifikat, meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat, peluang pasar yang masih luas baik domestik maupun mancanegara, potensi sumberdaya alam yang mendukung, dan adanya Program pemerintah Go Organic 2010. a. Hubungan baik dengan Dinas Pertanian setempat Dinas Pertanian merupakan suatu instansi yang bertanggung jawab dalam hal pertanian, baik dalam penelitian maupun dalam pengembangannya. Dinas Pertanian bertanggung jawab terhadap keadaan dan perkembangan kelompok tani. Gerbang Tani telah menjalin hubungan yang baik dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota setempat. Adanya hubungan baik ini sangat membantu kedua belah pihak. Gerbang Tani telah mendapatkan banyak penyuluhan terkait budidaya padi dari Dinas Pertanian. b. Adanya jaringan pertanian yang memahami pertanian organik dan mau membina petani Keberadaan konsultan pertanian yang memahami pertanian organik akan sangat mendukung pengembangan padi organik. Saat ini Gerbang Tani sangat terbantu dengan kawan kawan jaringan yang memahami pertanian organik dan mau membina petani. Beliau adalah Bapak Ir. Sutimin dari Kabupaten Semarang dengan pengalaman pengembangan organik di Thailand dan Korea Selatan, Bapak Ir. Hasto Sugeng Bintoro yang berasal dari Semarang dan telah 25 tahun berpengalaman di bidan pupuk dan padi organik. c. Tersedianya sarana produksi pertanian organik seperti pupuk, bibit, dan pestisida organik yang sudah bersertifikat Kegiatan budidaya organik sama halnya dengan kegiatan budidaya anorganik yang membutuhkan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti bibit, pupuk, dan pestisida. Perbedaanya terletak pada sifat saprotan yang digunakan dimana budidaya anorganik menggunkan saprodi yang bersifat anorganik sedangkan budidaya organik bersifat alami. Saprotan organik telah tersedia di wilayah Jawa Tengah dengan jumlah yang mencukupi. Saprotan ini juga sudah mendapat sertifikasi dari lembaga yang berwenang. Sertifikasi ini menjamin keaslian saprotan organik sehingga para petani tidak perlu meragukan keaslian saprotan tersebut. Tersedianya saprotan organik dan sudah bersertifikat sangat mendukung pengembangan padi organik di Gerakan Kebangkitan Petani.
9

d. Peluang pasar yang masih luas baik domestik maupun mancanegara Sebagian besar masyarakat kelas menengah ke atas menaruh perhatian yang sangat besar terhadap produk organik. Baik dalam negeri maupun luar negeri permintaan terhadap produk organik diprediksikan akan mengalami peningkatan. Koran kompas 4 Juni 2009 menginformasikan bahwa Direktur Green Agro Trade di Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) Yogyakarta Lilik A Raharja kewalahan dalam memenuhi permintaan beras organik dari pedagang besar di Pasar Induk Cipinang Jakarta. Beliau diminta menyediakan beras organik sebanyak 20 ton per minggu sementara itu pihak eksportir juga memintanya menyediakan beras organik sebanyak 20 ton per minggu. Dalam kurun 10 tahun terakhir, ketertarikan masyarakat global terhadap pertanian organik meningkat tajam, sejak tahun 1997 trend pasar organik mencapai USD 10 milyar, tahun 1998 meningkat menjadi USD 13 milyar, dan tahun 2003 mencapai USD 27 miliar. Tahun 2010 tren pasar organik dunia diharapkan mencapai sekitar USD 100 miliar. Masyarakat Cheska menghabiskan 15,9 juta dolar AS untuk membeli produk organik. Sementara di Swiss, sekitar 10% - 15% rumah tangga membeli produk organik secara teratur. Swiss merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia dengan menghabiskan 160 Swiss Franc atau sekitar Rp 1,2 juta per orang setiap tahunnya untuk produkproduk organik tertentu. Pertumbuhan permintaan pangan organik juga terjadi di Canada, pada periode 2007-2011 permintaan produk organik diprediksi mencapai 17,41%. Padahal, permintaan tahun sebelumnya hanya 3% - 4%. Media organik Inggris juga mengemukakan bahwa penjualan produk organik di Asia meningkat 20% setiap tahunnya (Falik, 2008). e. Potensi sumberdaya alam yang mendukung Wilayah Provinsi Jawa Tengah memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung kegiatan pertanian seperti irigasi. Irigasi merupakan salah satu kebutuhan vital dalam pertanian. Sumber pengairan (irigasi) mengalir sepanjang tahun. Selain irigasi yang melimpah, daerah lumbung Jawa Tengah juga memiliki potensi sumber daya alam lainnya seperti tersedianya berbagai macam tumbuhan yang dapat diolah menjadi pupuk organik/kompos sehingga membantu petani menghemat pengeluaran untuk membeli pupuk organik.

10

f. Adanya program pemerintah Go Organic 2010 Adanya program pemerintah Go Organic 2010 telah menjadi peluang dalam pengembangan padi organik Gerakan Kebangkitan Petani, hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan pemerintah untuk mencapai tujuan sebagai salah satu negara pengekspor pangan organik dengan adanya kebijakan meningkatkan produksi padi organik dalam negeri. Tahun 2013 sasaran produksi padi organik mencapai 2.336.000 ton dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 2.948.000 ton (Deptan, 2007). 4. Ancaman (Threat) Ancaman yang dihadapi Gerakan Kebangkitan Petani terdiri dari tiga faktor yaitu: perubahan cuaca yang tidak menentu, banyaknya peredaran padi organik palsu, dan maraknya konversi lahan pertanian. a. Perubahan cuaca yang tidak menentu Kondisi cuaca yang tidak menentu di Indonesia saat ini patut menjadi ancaman untuk diperhitungkan, begitu pula halnya dengan wilayah Provinsi Jawa Tengah. Salah satu penyebab perubahan cuaca yang tidak menentu adalah pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena konsentrasi gas-gas rumah kaca yang terus menerus bertambah di udara seperti CO2, asam nitrat, metan dan clorofuorocarbon. Karbondioksida dihasilkan oleh penggunaan batu bara, minyak bumi, gas, penggundulan, dan pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri. Sedangkan metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian kimia. Clorofuorocarbon mampu merusak lapisan ozon, bila lapisan ini menipis maka sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi tidak tersaring terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat. Penggundulan hutan mengurangi penyerapan karbon oleh akar pohon, akibatnya emisi karbon meningkat drastis sehingga mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis. Terkadang curah hujan terlalu tinggi dan masa kemarau yang terlalu panjang. Hal ini mengakibatkan petani tidak bisa lagi mempelajari alam dan kurang mampu untuk menentukan masa tanam yang paling baik. b. Banyaknya peredaran produk padi organik palsu Produk organik memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan produk anorganik. Hal ini disebabkan kandungan gizinya lebih tinggi, lebih sehat untuk dikonsumsi dan ketersediaannya di pasar
11

tidak sebanyak produk anorganik. Oleh sebab itu, konsumen juga perlu mendapat jaminan dan perlindungan bahwa produk yang dibelinya benar-benar organik. Jaminan terhadap produk organik bertumpu pada pemberian label. Pemberian label biasanya didahului dengan kegiatan inspeksi oleh suatu lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi. Namun lemahnya pengawasan terhadap jaminan produk organik yang beredar di pasaran, memungkinkan para produsen beras anorganik dalam memalsukan produknya. Hal ini bertujuan untuk mendapat keuntungan yang lebih tinggi. c. Maraknya konversi lahan pertanian Secara nasional lahan pertanian semakin sempit. Penyempitan lahan pertanian ini diakibatkan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non produktif seperti: industri, pertokoan, perkantoran ataupun perumahan. Konversi lahan ini terjadi karena meningkatnya laju pembangunan sementara sektor pertanian dianggap semakin kurang menarik bagi para pelakunya. Hal ini akan mengakibatkan lahan yang tersisa kurang produktif, luasnya sempit, dan terpencar. Bahkan, petani banyak yang beralih profesi atau bekerja sampingan sebagai buruh bangunan, pedagang, atau sopir angkot. B. Matrix SWOT Matriks SWOT menggambarkan kombinasi antara lingkungan internal dan eksternal yang terdiri dari: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam merumuskan alternatif strategi yang saling mendukung untuk mengembangkan padi organik di Kabupaten Tobasa, khususnya Gerakan Kebangkitan Petani. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi Gerakan Kebangkitan Petani dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Gerakan Kebangkitan Petani. Matriks SWOT mengklasifikasikan alternatif strategi menjadi empat strategi umum yakni, strategi SO, ST, WO, dan WT. Berdasarkan analisis matriks SWOT keempat strategi umum ini menghasilkan delapan alternatif strategi yan terdiri dari dua strategi SO, satu strategi ST, tiga strategi WO, dan dua strategi WT.

12

Tabel 2. Matrix SWOT Usaha Padi Organik Gerbang Tani


Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki peralatan pertanian dari mitra pendukung. 2. Memiliki Pengurus yang aktif dan dinamis. 3.Telah mengikuti elatihan budidaya pertanian ramah lingkungan. 4.Telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik. 5. Lokasi usaha yang strategis. Strategi S-O 1.Mengembangkan produk padi organik dengan optimalisasi sumberdaya yang ada. 2.Mengembangkan pasar dengan mempertahankan hubungan yang baik dengan Dinas Pertanian dan menjalin kerjasama dengan kawan jaringan. Kelemahan (Weakness) 1.Modal kerja yang terbatas. 2.Mayoritas lahan petani merupakan lahan sewaan. 3.Petani kurang mampu mengimplementasikan. budidaya padi organik. 4.Pemasaran yang kurang efisien. 5.Kurang konsistennya anggota organisasi terhadap tugastugasnya. 6.Sumberdaya manusia petani kurang kompeten. Strategi W-O 4.Mengembangkan produk dengan meningkatkan keahlian budidaya padi organik melalui kerja sama yang baik dengan dinas pertanian dan kawan jaringan. 5.Penguatan elembagaan kelompok tani.

Internal

Eksternal
Peluang (Opportunities) 1.Hubungan baik dengan dinas pertanian setempat. 2.Adanya kawan jaringan pertanian yang memahami pertanian organik dan mau membina petani. 3.Tersedianya sarana produksi padi organik seperti pupuk, bibit, dan pestisida organik yang sudah bersertifikat. 4. Meningkatnya Pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat. 6. Peluang pasar yang masih luas baik domestik dan mancanegara. 7.Potensi sumberdaya alam. 8.Adanya Program pemerintah Go Organic 2010. Ancaman (Treats) 1.Perubahan cuaca yang tidak menentu. 2.Banyaknya peredaran produk padi organik palsu. 3.Maraknya konversi lahan pertanian.

Strategi S-T 6.Mengembangkan produk dengan dengan adanya jaminan sertifikasi organik.

Strategi W-T 7.Mengembangkan produk dengan adanya pemahaman pentingnya sektor pertanian dalam menyangga ekonomi keluarga. 8.Menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi baik dari institusi pendidikan maupun instansi terkait untuk mendapatkan teknologi yang sehat, cepat, dan tepat guna untuk mengembangkan produk organik.

13

V.

ORGANISASI DAN MANAJEMEN A. Struktur Organisasi

KETUA
BENDAHARA UMUM TIM AUDIT SEKRETARIS UMUM

DEWAN PENDIRI

LITBANG & KOMINFO KONSULTAN ORGANIK

BIDANG PENINGKATAN SDM

BIDANG BANG LEMBAGA/ POKTAN

BIDANG ADVOKASI

BIDANG BANG EKONOMI USAHA

KOPERASI PERTANIAN

KOPERASI PKEBUNAN

UNIT USAHA PERTANIAN

UNIT USAHA PETERNAKA N

UNIT USAHA PERIKANAN

KORLAP WONOGIRI

KORLAP BOYOLA LI

KORLAP KLATEN

KORLAP KENDAL

KORLAP DEMAK

KORLAP BATANG

KORLAP SRAGEN

KORLAP GROBOGAN

POKJA SORGHUM

POKJA KINA

POKJA JAGUNG

POKJA PUPUK

POKJA TERNAK

POKJA PADI ORGANIK

PL-PL & ADMIN

B. Pengurus Organisasi
PELINDUNG : Gubernur Provinsi Jawa Tengah DEWAN PENASEHAT : Dinas Pertanian & Peternakan Prov. Jawa Tengah Dinas Pertanian dan Peternakan Kab/Kota se Jateng Dinas Koperasi dan UMKM Prov/Kab/Kota se Jateng DEWAN PENDIRI : 1. Supriyono, S.Ag 2. Wahyudi, A.Md 3. Irwan H. Prasetya, SS 4. Chadziq, SE
14

PENGURUS HARIAN Ketua Umum : Muhaimin, S.Kom Sekretaris Umum : Wahyudi, A.Md, CHA Bendahara Umum : Supriyono, S.Ag Koord. Tim Audit : Ahmad Zubair, SQ Konsultan Organik : 1. Ir. Hasto Sugeng Bintoro 2. DR (HC) Sutimin Litbang & Kominfo : 1. Widio Nirwono, SE, M.Kom 2. Ritchie Muslim, S.Kom PENGURUS BIDANG ORGANISASI Peningkatan SDM : 1. Ir. Zainudin Achmad 2. M. Aminudin, S.Sos Pengembangan Org : Drs. Budi Utomo Pengembangan : 1. Ikhwanudin, S.Ag Ekonomi Usaha 2. Rudi Suparto, AMa Advokasi : 1. Agus Dharmawan, SH 2. Sudardjojo, SH PENGURUS UNIT USAHA Usaha Pertanian : 1. M. Aliq Mufid, S.Ag 2. Fredy Corsel, SE Usaha Peternakan : Ir. Faridul Wujdan Usaha Perikanan : 1. Chadiq, SE 2. Sunarto, S,Psi
PENGURUS KABUPATEN / KOTA Korlap Kab. Batang Pokja Budidaya Shorgum Pokja Budidaya Padi Pokja Budidaya Jagung Korlap Kab. Grobogan Pokja Budidaya Shorgum Pokja Budidaya Padi Pokja Budidaya Jagung Korlap Kab. Demak Korlap Kab. Boyolali Korlap Kab. Klaten Korlap Kab. Semarang Korlap Kab. Sragen Korlap Kab. Karanganyar Korlap Kab. Kebumen Korlap Kab. Kendal Korlap Kab. Wonogiri : : : : : : : : : : : : : : : : : Abu Khaeri, BA M. Aliq Mufid, S.Ag Achmad Zubair, SQ Abdul Kadir Moch. Hasan, B,Sc. Puthut Irawan, S.Pd Iman Nugroho, S.Pd Sudarmadi M. Fandil, S.Pd Ihsanudin, SP Drs. Tamtomo Ir.Hasto Sugeng Bintoro Sigit Aribowo, SE Hari Hendro S., A.Md Riyanto, A.Md Fredi Corsel, SE Sunarto, S.Psi
15

Sekretariat Gerakan Kebangkitan Petani Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah : Jl. Bedas Selatan No. 126 D Semarang 50173 HP. (024) 70800200, 085226118080, 087832468997

Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Boyolali : Dukuh Karangasem RT. 07 RW. 03 Desa Guli Kec. Nogosari Kab. Boyolali. Telp (0271) 9140857. HP. 085647111163 Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Klaten : Ds Tamengbayan RT. 03 RW. 05 Desa Tambakboyo Kec. Pedan Kabupaten Klaten 57481. HP. 085868723376 Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Grobogan : Desa Saban RT. 003 RW. 001 Kecamatan Gubug Kab Grobogan Telp. (0292) 5135527, 082137318947, 085866912003 Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Kebumen : Jl. Tentara Pelajar No. 53, Panjer RT. 04/08 Kabupaten Kebumen Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Wonogiri: Desa Jaban RT. 01 RW. 04 Kec. Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. HP. 081325740743

Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Demak : Desa Tambakbulusan RT. 07 RW. 03 Kec. Karangtengah Kabupaten Demak. Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Sragen : Dk Ngagel Ds Tenggak RT.18 Kec. Sidoharjo Kabupaten Sragen. Kantor Sekretariat Cabang Kabupaten Karanganyar : Temuireng 02/12 Ds Tegalgede RT. 003/001 Kab. Karanganyar

16

C. Inventaris Sekretariat
Inventaris / Perangkat Kerja
Kantor Truk Pick Up Suzuki Sepeda motor Sepeda motor Personal Komp Laptop Laptop Mesin Telefax Grain Moisture Meter PUTS GPS Handsprayer Pompa air irigasi Mesin perontok sorghum Meubelair Power trasher Hand Tractor Sealer Vacuum Terpal Plastik 8 m x 12 m Alat Ubin

Merk
Mitsubishi HD1200PS Colt T120SS Jeep Katana GX Honda Bebek Honda matic Rakitan Hewlett Packard Acer EEPC N550 Panasonic KX-FP701 MC7825G Versi 1.1 Garmin MAP 76 CSX Fulsfog K10SP Kubota Honda Kubota Kubota SP1000 Mikashindo Mikashindo Gajah -

Jumlah Unit
1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 5 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 3 unit 3 unit 2 unit 2 unit 3 unit 1 set 1 unit 3 unit 2 unit 1 unit 3 buah 3 unit

Harga (000)
200.000 219.000 75.000 45.000 8.000 14.000 3.000 6.500 4.000 1.500 4.800 3.000 3.200 15.000 8.000 3.000 9.000 20.000 21.000 450 12.000 1.500 250

Jumlah Harga (000) 200.000 438.000 75.000 45.000 40.000 28.000 3.000 6.500 4.000 1.500 9.600 9.000 9.600 30.000 16.000 9.000 9.000 20.000 63.000 900 12.000 4.500 750

Total nilai inventaris sekretariat : 1.034.350

VI. ASPEK PRODUKSI


Potensi sosial ekonomi yang merupakan kekuatan sekaligus modal dasar bagi pengembangan produksi padi di Indonesia antara lain adalah: (i) beras merupakan bahan pangan pokok bagi 95 persen penduduk Indonesia, (ii) usahatani padi sudah merupakan bagian hidup dari petani di Indonesia sehingga menciptakan lapangan kerja yang besar, dan (iii) kontribusi dari usaha tani padi terhadap pendapatan rumah tangga petani cukup besar. Sebagai bahan makanan pokok, beras akan terus mempunyai permintaan pasar yang meningkat, sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Dari sisi petani, selama ada cukup air, petani di Indonesia hampir bisa dipastikan menanam padi. Karena bertanam padi sudah menjadi bagian hidupnya, selain karena untuk ketahanan pangan keluarga, juga sebagai sumber pendapatan rumah tangga.
17

A. Produk Kebiasaan mengkonsumsi beras organik adalah sebuah kebiasaan yang bijaksana karena akan mengurangi kadar urea dalam darah yang selama ini telah menumpuk karena kebiasaan mengkonsumsi beras yang dipupuk dengan urea. Selainya itu juga mengurangi kadar logam berat dalam darah karena penggunaan insektisida kimiawi. Hal inilah yang dapat mencegah kita terserang berbagai macam penyakit modern berbahaya yang pada dasa warsa terakhir ini banyak diderita masyarakat. Oleh karenanya dengan kebiasaan mengkonsumsi beras organik anda telah meningkatkan standar kesehatan tubuh anda sekeluarga. Hal tersebut merupakan dampak positif dari menyajikan harum nasi pulen di meja makan keluarga anda. Adapun varietas yang dikembangkan oleh Gerbang Tani antara lain : 1. Varietas Batang Lembang Spesifikasi : Butiran panjang, tidak aromatik / tidak wangi, pulen. Keunggulan : Aman dikonsumsi penderita diabet karena indeks glikemiknya rendah, hanya 54 (disebut beras sehat). Beras dengan indeks glikemik > 70 tidak aman dikonsumsi penderita diabet; ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair tanpa pupuk unorganik sehingga beras yang dihasilkan benar-benar bebas bahan kimia; tekstur berasnya pulen tida pero sehingga mudah dicerna. 2. Varietas Mentik Susu Spesifikasi : Butiran bulat kecil, aromatik / wangi, warna beras putih seperti susu, pulen. Keunggulan : aroma beras wangi; tekstur berasnya pulen mudah dicerna; ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair tanpa pupuk unorganik sehingga beras yang dihasilkan benar-benar bebas bahan kimia. 3. Varietas Sintanur Spesifikasi : Butiran bulat sedang, aromatik / wangi, pulen. Keunggulan : Kadar amilosa 18%, indeks glikemik 91, aroma beras wangi akan bertambah wangi saat dimasak sehingga menimbulkan selera makan; ditanam dengan menggunakan pupuk organik cair tanpa pupuk unorganik sehingga beras yang dihasilkan benar-benar bebas bahan kimia.

18

4. Beras Hitam Organik Dari sisi khasiat gizi ternyata pigmen beras yang berwarna hitam mempunyai khasiat paling baik dibanding beras organik warna lainnya. Beras organik warna hitam sangat berbeda dibanding ketan hitam, baik rasa, aroma maupun penampilannya. Sangat spesifik dan unik. Bila sudah dimasak beras organik warna hitam warnanya benar-benar hitam pekat. Rasanya enak dan aromanya menimbulkan selera makan. Menurut penelitian para ahli, beras hitam memiliki khasiat sebagai berikut : Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. Memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirrosis). Mencegah gangguan fungsi ginjal. Mencegah kanker dan tumor. Memperlambat penuaan. Membersihkan kolesterol dalam darah. Mencegah anemia. Dapat menetralkan lemak jahat (LDL) 5. Beras Merah Organik Berikut adalah keunggulan dan manfaat dari beras organik warna merah: Mencegah sembelit. Baik untuk diet. Mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan. Meningkatkan perkembangan otak. Menurunkan kolesterol darah. Mencegah kanker dan penyakit degenaratif. Menyehatkan jantung. Memiliki kandungan vitamin B1 dan mineral lebih tinggi dari pada beras putih. Mengandung lebih banyak magnesium, yang sangat baik untuk kesehatan kardiovaskular (jantung). Kaya akan fiber dan asam lemak. Kandungan fibernya yang tinggi dapat mencegah sembelit, sehingga memperlencar pencernaan. Sedangkan kandungan fiber yang tinggi juga membuat anda lebih kenyang dan tidak mudah lapar. Kaya akan asam amino. Salah satu cara memasak beras merah yang diketahui adalah dengan tehnik Gamma Aminobtyric Acid (GABA) atau Germinated Brown Rice (GBR) yang dapat meningkatkan hormon pertumbuhan pada manusia. Dapat mengikat lemak jahat
19

B. Proses Produksi 1. Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan, dapat bekas tanaman padi. Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman yaitu antara 200 m dpl sampai dengan 1.200 m dpl. Varietas padi organik yang dikembangkan oleh Gerbang Tani umumnya mampu beradaptasi di dataran rendah dengan catatan kualitas air pada instalasi pengairan belum tercemar oleh limbah industri. Syarat lain adalah lahan relatif subur dengan Ph 5,4-6, dan memiliki lapisan keras sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering. Ditanam pada lahan yang jauh dari kandungan residu, dan menggunakan aliran sungai dari pegunungan. 2. Perbenihan Benih sumber yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan benih sumber per hektar diperkirakan sebanyak 20 kg benih penjenis untuk menghasilkan benih dasar, 25 kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok; dan 25 kg benih pokok untuk menghasilkan benih sebar. Varietas yang dikembangkan oleh Gerbang Tani antara lain; Long Grain, Sintanur, Mentik Susu, Beras Merah, dan Beras Hitam. Juga memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama serta penyakit. 3. Penyemaian Ukuran bedeng pesemaian umumnya 5% dari luas lahan penanaman. Misalnya, lahan penanaman direncanakan seluas satu hektar maka bedengan persemaian yang diperlukan sekitar 500m2. 4. Penyiapan lahan dan penanaman Penanaman padi menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan kedalaman sekitar 15-30 cm. untuk memperoleh struktur tanah demikian, lahan beberapa kali direndam dengan air. Pola tanam dengan sistem PTT Jajar legowo 2 x 1 (20x10x40), agar sirkulasi udara dan sinar matahari dapat mudah masuk dengan maksud dapat menekan kresek (klaras). Dengan sistem perairan berselang agar dapat mengeluarkan unsur hara yang ada pada tanah.

20

5. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyulaman, penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit serta rouging yaitu melakukan penyeragaman dengan cara membuang bagian tanaman yang berbeda. 6. Pasacapanen Pemanenan padi untuk benih dilakukan setelah padi maksimal menguning . Waktu panen ditentukan jika umur berbunga telah mencapai optimal. 7. Perlakuan Pasca Panen Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap didistribusikan kepada konsumen. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan, penggilingan, pengelupasan, penyortiran untuk mencapai kualitas beras kepala, pengepakan dan vacuum. C. Kapasitas Produksi Perencanaan kapasitas produksi padi organik disesuaikan dengan demplot kemitraan yang ada dan kemampuan produksi di setiap wilayah. Berikut rencana produksi padi organik yang dilakukan oleh Gerbang Tani pada 1 (satu) musim tanam tahun 2011:
No 1 2 3 4 5 6 Kelompok Tani Hargosari Kab. Batang Suka Makmur Kab. Kendal Manunggal Jati Kab. Grobogan Tani Mamur Kab. Semarang Maju Makmur Kab. Klaten Karya tani VI Kota Salatiga Luas lahan/Ha 35 15 7 30 48 18 Rencana Produksi (ton) GKP Beras Beras Kepala 245 147 125 105 49 210 336 126 63 30 126 202 76 54 26 107 172 65 549

Jumlah Produksi Beras Kepala

VII. KEUANGAN
A. Strategi sumber pendanaan Dalam upaya pengembangan budidaya beras organik, Gerbang Tani melakukan suatu strategi dan rencana bisnis, salah satu strategi itu adalah strategi pembiayaan. Terdapat empat kelompok besar sumber pendanaan :
21

1. Dana internal : merupakan dana yang berasal dari internal Gerbang Tani (cash flow internal: seperti laba dan iuran pengurus). 2. Dana investor : merupakan sumber dana dari pihak mitra usaha Gerbang Tani /eksternal yang tertarik berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang dan atau akan dijalankan. 3. Dana Suplier : merupakan sumber dana yang tidak secara langsung terlihat sebagai fisik uang, namun sumber dana dari suplier berupa fasilitas tempo pembayaran yang lebih panjang. 4. Dana Lembaga Keuangan : lembaga keuangan di maksud dapat berupa Bank yang berkonsentrasi di bidang pertanian ataupun lembaga-lembaga pembiayaan lainnya. B. Proyeksi Keuangan Dalam mencapai target pencapaian produksi beras organik sebesar 100 ton per bulan, maka kebutuhan dana internal maupun eksternal yang harus tersedia dalam 1 (satu) Musim Tanam adalah sebesar : Rp. 4.335.120.000,C. Sumber pendanaan
Uraian Modal Sendiri Mitra Usaha Bank Jumlah
867.024.000 2.167.560.000

GT 20% 867.024.000

Persentase (%) Mitra 50%


2.167.560.000

Bank 30 %

Jumlah ( Rp ) 867.024.000
2.167.560.000 1.300.536.000 4.335.120.000

1.300.536.000 1.300.536.000

D. Analisa Usaha Agribisnis Padi Organik MITRA GERBANG TANI Bagi Hasil Keuntungan Usaha :
GERBANG TANI PT. iPASAR INDONESIA Jangka Waktu Kerja Sama usaha Jumlah Lahan Pertanian Padi Perputaran Produksi dalam 1 tahun Perputaran Produksi dalam 2 tahun 40 % ( 40 persen ) 60 % ( 60 persen ) 2 Tahun 100 hektar 3 kali ( satu musim tanam 4 bulan ) 6 kali
22

Menyediakan modal usaha Mengelola usaha agribisnis beras sehat / organik

Kapasitas Produksi beras organik : Produksi tiap MT / 1 ha lahan Produksi tiap MT/ 100 ha lahan Total produksi 6 MT / dalam 2 tahun Produksi Beras tiap MT/1 ha lahan Produk beras kepala / 1 ha lahan Produk beras sortir / 1 ha lahan Produksi Beras Kepala tiap MT/ 100 ha Produk Beras sortir/100 ha lahan Total Produksi Beras Kepala 6 MT/ 2 thn Total Produksi Beras Sortir 6 MT / 2 thn

8.000 Kg ( 8 ton gabah ) 800.000 Kg ( 800 ton gabah ) 4.800.000 Kg ( 4.800 ton gabah ) 60 % x 8.000 Kg = 4.800 Kg ( 4,8 ton ) 4.800 Kg 720 Kg = 4.080 Kg (4,08 ton) 15 % x 4.800 Kg = 720 Kg ( 0,72 ton ) 408.000 Kg ( 408 ton ) 72.000 Kg ( 72 ton ) 2.448.000 Kg ( 2.448 ton ) 432.000 Kg ( 432 ton )

E. Kebutuhan modal inventasi


No Keterangan Sat / vol Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Proses Tanam : 1 Pupuk Organik 2 Bibit Padi Unggul 3 Tenaga Lapangan Proses Panen : 1 Pembelian gabah 2 Biaya angkut ke gudang 3 Biaya gudang gabah Proses Produksi Beras : 1 Biaya Pengeringan gabah 2 Biaya Penggilingan gabah 3 Biaya Sortir beras 4 Pembelian Karung beras @ 25 kg 5 Biaya angkut ke gudang beras 6 Biaya gudang Proses Pemasaran 1 Biaya Packing @ 5 kg ( 4.080 kg ) 2 Biaya Vacuum @ 5 kg ( 4.080 kg ) 3 Biaya distribusi beras Biaya Overhead 1 Gaji Karyawan 1 orang 2 Biaya Telpon, Adm & Umum Total modal usaha 1 ha Total modal usaha 100 ha Total modal usaha 100 ha - selama 6 MT / 2 tahun.

8 liter 25 kg 1 org/4 bln 8.000 kg 8.000 kg 8.000 kg 8.000 kg 8.000 kg 4.800 kg 192 bh 4.800 kg 4.800 kg 816 bh 816 bh 4.800 kg 4 bln 4 bulan

55.000 8.000 100.000 3.500 100 150 200 250 100 2.625 200 300 350 100 200 750.000 250.000

440.000 200.000 400.000 28.000.000 800.000 1.200.000 1.600.000 2.000.000 480.000 504.000 960.000 1.440.000 285.600 81.600 960.000 3.000.000 1.000.000 43.351.200 4.335.120.000 26.010.720.000

23

F. Analisa Usaha Dengan budidaya padi organik seluas 100 hektar, maka analisa usaha dalam 1 (satu) MT adalah sebagai berikut : Produksi gabah sebesar 800.000 kg. Dikonversi 60 % rendemen sebesar 480.000 kg. Sortasi untuk menghasilkan beras kepala menyisihkan 15%, dari 480.000 kilogram hasil padi broken sebesar 72.000 kg. Sisa beras kepala setelah sortasi sebesar 408.000 kg. Harga jual setelah packing & vacuum senilai Rp. 12.000,- / kg. Total biaya produksi Total penjualan Sisa Laba B/C Ratio : Rp. 4.335.120.000,: Rp. 5.076.000.000,: Rp. 740.880.000,: 14,5 %

G. Tabulasi Anggaran dan Kegiatan

No
I 1 2 3 4 II 1 2 3 4 5 6 7 8 III 1 2 3 4 5

Kegiatan
PRODUKSI Bibit Unggul Pupuk Dasar Pupuk Lanjutan Pengendali hama PASCA PANEN Sewa Gudang Pembelian Gabah Transportasi Kuli panggul Penjemuran Penggilingan Sortasi Packing & vacuum SDM Pendamping Lap Karyawan Gudang Kuli Panggul Tenaga sortasi Packing & Vacuum

Bulan 1
1 2 3 4 5

Bulan 2
6 7 8 9

Bulan 3
10 11 12 13

Bulan 4
14 15 16

24

VIII. PENUTUP
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidangbidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto. Melalui Project Proposal dan Business Plan (Perencanaan Usaha) ini Gerakan Kebangkitan Petani menawarkan kerjasama usaha pertanian padi organik yang memiliki prospek cerah dan manfaat ganda terhadap kemakmuran petani dan kesejahteraan desa. Maka kerjasama yang harmonis antara para pelaku usaha, petani penggarap, masyarakat, dan Gerakan Kebangkitan Petani selaku dinamisator dan pendamping teknologi pertanian mutlak diperlukan. Akhir kata semoga apa yang telah kami upayakan selaku anak bangsa ini memiliki manfaat dan perhatian dari para pelaku usaha. Batang, 01 Juli 2011 Terimakasih Wahyudi, A.Md, CHA

25

Anda mungkin juga menyukai