Anda di halaman 1dari 63

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK)

GULA AREN
(Gula Semut dan Cetak)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK)

GULA AREN
(Gula Semut dan Cetak)

BANK INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Buku
Pola Pembiayaan Usaha Pembuatan Gula Aren (Gula Semut dan Gula Cetak) ini mampu
diselesaikan. Penyusunan buku ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terutama untuk menyediakan informasi baik bagi perbankan,
UMKM pengusaha maupun calon pengusaha yang berminat mengembangkan usaha tersebut.
Informasi pola pembiayaan disajikan juga dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia
(www.bi.go.id).
Buku Pola Pembiayaan usaha pembuatan gula aren mengambil sampel di Kabupaten Lebak
Propinsi Banten. Penyusunan buku dilakukan melalui survei langsung ke lapangan dan in depth
interview terhadap pelaku usaha, wawancara dan diskusi dengan dinas/instansi terkait serta
dengan pihak perbankan.
Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama dengan
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan memperoleh masukan dan
saran dari banyak pihak antara lain PT. Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT
Bank Negara Indonesia (Persero), Bukopin, Bank Niaga, Bank Permata, Bank Panin, Bank
Internasional Indonesia, Bank Danamon serta narasumber yang terkait baik asosiasi maupun
perorangan. Atas sumbang pikir dan bantuan kelancaran penyusunan buku pola pembiayaan
usaha pembuatan gula aren, Bank Indonesia cq Biro Pengembangan UMKM - Direktorat Kredit,
BPR dan UMKM (BUMKM - DKBU) menyampaikan terimakasih.
Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan bagi
penyempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini dapat
menghubungi: Biro Pengembangan UMKM - Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Bank Indonesia
dengan alamat:
Gedung Tipikal (TP), Lt. 5
Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110
Telp: (021) 381-8581, Fax: (021) 351 8951
Email: Bteknis_PUKM@bi.go.id

Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi
yang berarti bagi pengembangan UMKM.

Jakarta, Mei 2008

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM

i
RINGKASAN EKSEKUTIF
USAHA PEMBUATAN GULA AREN

No UNSUR URAIAN

1 Jenis Usaha Usaha Pembuatan Gula Aren


2 Dana yang digunakan Investasi : Rp. 259.200.000,-
Modal Kerja : Rp. 92.251.458,-
Total : Rp. 351.451.458,-
3 Sumber Dana Kredit : Rp. 210.000.000,-
Modal sendiri : Rp. 141.451.458,-
4 Jangka Waktu Kredit Investasi : 3 tahun
Modal Kerja : 1 tahun
5 Suku Bunga 18% per tahun

6 Periode Pembayaran Kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan tiap


bulan
7 Kelayakan Usaha
a. Periode proyek 5 tahun
b. Skala Proyek - Bahan baku = 15.000 kg gula aren semut
setengah jadi per bulan
- Produksi =12.500 kg gula aren semut dan
1.250 kg gula aren cetak yang
dihasilkan per bulan
- Tenaga kerja tetap = 2 orang
- Tenaga kerja tidak tetap = 3 orang
- Penjualan = Rp. 1.290.000.000,-/tahun

c. Tingkat Teknologi Semi mekanis

d. Produk yang Dihasilkan Gula aren semut dan gula aren cetak sebagai
produk sampingan
e. Pemasaran Produk Dijual langsung, agen, pesanan
8 Kriteria Kelayakan Usaha
Net B/C Ratio DF 18% 1,49
NPV DF 18% Rp 171.023.442,-
IRR 37,75%
PBP usaha 2 tahun 11 bulan (2,95 tahun)
BEP rata-rata penjualan Rp 840.680.710,-
Total penjualan (Tahun) Rp 1.290.000.000,-
BEP Rata-rata produksi per tahun 97.754 kg gula aren semut dan 9.775 kg gula
aren cetak
Penilaian Layak dilaksanakan

ii USAHA PEMBUATAN GULA AREN


No UNSUR URAIAN
9 Analisa Sensitifitas
(1) Dari sisi pendapatan
a. Pendapatan turun 6%
Net B/C Ratio DF 18% 1, 12
NPV DF 18% Rp 35.062.924,-
IRR 23,01%
PBP usaha 4 tahun 5 bulan (4,41 tahun)
Penilaian Layak dilaksanakan
b. Pendapatan turun 7%
Net B/C Ratio DF 18% 1,00
NPV DF 18% Rp 1.194.644,-
IRR 18,17%
PBP usaha 4 tahun 11 bulan (4,98 tahun)
Penilaian Tidak layak dilaksanakan
(2) Dari sisi biaya operasional
a. Biaya operasional naik 7%
Net B/C Ratio DF 15% 1,12
NPV DF 15% Rp 36.374.413,-
IRR 23,21%
PBP usaha 4 tahun 5 bulan (4,38 tahun)
Penilaian Layak dilaksanakan
b. Biaya operasional naik 9%
Net B/C Ratio DF 18% 0,92
NPV DF 18% negatif
IRR 14,42% %
PBP usaha lebih dari 5 tahun
Penilaian Tidak layak dilaksanakan
(3) Dari sisi pendapatan dan biaya
operasional
a. Pendapatan turun 3% dan Biaya
operasional naik 3%
Net B/C Ratio DF 18% 1,18
NPV DF 18% Rp 51.991.231,-
IRR 25,41%
PBP usaha 4 tahun 2 bulan (4,15 tahun)
Penilaian Layak dilaksanakan
b. Pendapatan turun 4% dan Biaya
operasional naik 4%
Net B/C Ratio DF 18% 0,95
NPV DF 18% negatif
IRR 15,82%
PBP usaha 4 tahun, 7 bulan
Penilaian Tidak layak dilaksanakan

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
........................................
RINGKASAN EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI iv
...
DAFTAR TABEL vi
...
DAFTAR GAMBAR vii
......
DAFTAR DIAGRAM viii
.....

BAB I PENDAHULUAN 1
..........

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 3


.........................................................
2.1 Profil Usaha .................................................................................................... 3
2.2 Pola Pembiayaan ...................................... 4

BAB III ASPEK TEKNIK PRODUKSI 5


..................................................................................
3.1 Lokasi Usaha .... 5
3.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan . 5
3.3 Bahan Baku .. 6
3.4 Tenaga Kerja ... 6
3.5 Teknologi .. 6
3.6 Proses Produksi ... 7
3.6.1 Proses Produksi Gula Cetak ................................................................ 7
3.6.2 Proses Produksi Gula Semut .............................................................. 9
3.7 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ................... 12
3.8 Produksi Optimum .. 13
3.9 Kendala Produksi 13

BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 15


4.1 Aspek Pasar ........................................ 15
4.1.1 Permintaan ........................................................................................ 15
4.1.2 Penawaran ......................................................................................... 15
4.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ................................................ 16
4.2 Aspek Pemasaran .............................................. 16
4.2.1 Harga ................................................................................................ 16
4.2.2 Jalur Pemasaran Produk ..................................................................... 16
4.2.3 Kendala Pemasaran ........................................................................... 17

iv USAHA PEMBUATAN GULA AREN


BAB V ASPEK KEUANGAN 19
...........................................
5.1 Pemilihan Pola Usaha ........................................ 19
5.2 Asumsi dan Parameter Teknis ....................................................................... 19
5.3 Komponen dan Struktur Biaya ..................................................................... 20
5.3.1 Biaya Investasi......................................................................... 20
5.3.2 Biaya Operasional...... 21
5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ................................................. 22
5.5 Produksi dan Pendapatan ......................................... 23
5.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP) ...................................... 24
5.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek ... 25
5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha .................................. 26

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN .............................. 31


6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial .......................................................................... 31
6.2 Dampak Lingkungan ................................................................................... 31

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 33


...........................................................................
7.1 Kesimpulan .................................... 33
7.2 Saran .......................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006 .................... 2

Tabel 4.1 Perkembangan Luas Pertanaman, Produksi dan Produktivitas Gula Aren di
Indonesia .................................................................................................. 15

Tabel 5.1 Asumsi dan Parameter Teknis untuk Analisa Keuangan ............................. 20

Tabel 5.2 Kebutuhan Biaya Investasi .......................................................................... 21

Tabel 5.3 Kebutuhan Biaya Operasional ............................ 22

Tabel 5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Usaha Gula Aren .. 23

Tabel 5.5 Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren . 24

Tabel 5.6 Proyeksi Laba Rugi ................................................. 24

Tabel 5.7 Analisa Kelayakan Usaha............................................................................ 25

Tabel 5.8 Analisa Kelayakan Usaha saat Pendapatan Turun 6% 27

Tabel 5.9 Analisa Kelayakan Usaha saat Pendapatan Turun 7% 27

Tabel 5.10 Analisa Kelayakan Usaha saat Biaya Operasional Naik 7% ... 28

Tabel 5.11 Analisa Kelayakan Usaha saat Biaya Operasional Naik 9% ... 28

Tabel 5.12 Analisa Kelayakan Usaha saat Pendapatan Turun 3% dan Biaya
Operasional Naik 3% ........................................................... 29

vi USAHA PEMBUATAN GULA AREN


DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pohon Industri Produk Turunan Aren ................................................ 1

Gambar 3.1 Lodong Diberi Kapur Sebelum Dipakai .............................................. 7

Gambar 3.2 Nila Aren Dimasak Sambil Duduk ..................................................... 8

Gambar 3.3 Gula Aren Setelah Pekat Didinginkan ............................................... 8

Gambar 3.4 Gula Aren Cetak .............................................................................. 9

Gambar 3.5 Mesin Penggiling ............................................................................. 9

Gambar 3.6 Gula Aren Semut Diayak Berdasarkan Ukuran Kehalusan .................. 10

Gambar 3.7 Gula Aren Semut Berdasarkan 3 Jenis Ukuran Kehalusan .................. 10

vii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman

Diagram 3.1 Diagram Alur Proses Produksi Gula Aren Cetak dan Gula Semut oleh
Pengrajin ............................................................................................. 11

Diagram 3.2 Diagram Alur Proses Produksi Gula Semut oleh Sentra Industri ............ 12

Diagram 4.1 Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak ...................................................... 16

Diagram 4.2 Rantai Pemasaran Gula Aren Semut ..................................................... 17

viii USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB I
PENDAHULUAN

Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma yang memiliki
potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia.
Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur
maupun berpasir. Namun pohon aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi.
Di Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang
memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 250
celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun kurang optimal dalam berproduksi.

Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat
memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan
dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya
dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat
diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun dari
semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi
gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri, berikut
adalah beberapa produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan.

Gambar 1.1. Pohon Industri Produk Turunan Aren

1
Pendahuluan

Gula aren sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu pemanis makanan
dan minuman yang bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu). Gula aren diperoleh dari proses
penyadapan nira aren yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga menjadi padat. Produk gula
aren ini adalah berupa gula cetak dan gula semut. Gula cetak diperoleh dengan memasak nira
aren hingga menjadi kental seperti gulali kemudian mencetaknya dalam cetakan berbentuk
setengah lingkaran. Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula aren
mengkristal, kemudian dikeringkan (dijemur atau dioven) hingga kadar airnya di bawah 3%. Jenis
yang terakhir ini memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan yang lebih lama, lebih higienis dan
praktis dalam penggunaannya.

Luas area pohon aren yang diusahakan di Indonesia adalah 62.120 ha dengan jumlah
produksi 36.991 ton dalam bentuk gula merah. Berikut ini adalah enam Propinsi penghasil aren
terbesar di Indonesia.

Tabel 1.1. Enam Besar Propinsi Penghasil Aren di Indonesia Tahun 2006

Daerah Luas Area (Ha) Produksi (ton)


Jawa Barat* 13.878 7.866
Sulawesi Utara 5.928 5.846
Sumatera Utara 4.708 3.752
Sulawesi Selatan 4.520 2.503
Jawa Tengah 2.638 2.454
Bengkulu 3.388 2.058
Sumber : Statistik Perkebunan Tahun 2006, hal 8
* Jawa Barat termasuk Banten.

Gula aren selama ini menjadi sumber mata pencaharian penting bagi para petani di sentra-
sentra produksinya. Salah satu sentra produksi gula aren di Indonesia adalah di Kabupaten Lebak,
Propinsi Banten yaitu tepatnya di desa Hariang, Kecamatan Sobang. Kabupaten Lebak dikenal
sebagai salah satu daerah penghasil gula aren terbesar di Indonesia. Industri gula aren di
kabupaten ini menyerap 5.406 tenaga kerja melalui 2.982 unit usaha mikro dan kecil, belum
termasuk tenaga kerja di saluran distribusinya. Kapasitas produksi per tahun mencapai 2.249,4 ton
yang tersebar di 44 sentra produksi1.

1
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lebak, 2005

2 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Usaha

Usaha gula aren pada umumnya dilaksanakan oleh para pengrajin sebagai usaha
sampingan. Ini karena waktu penyadapan dapat dilakukan pada pagi dan sore hari di luar waktu
kerja utamanya. Usaha ini tergolong jenis home industry karena pengerjaannya secara individual di
rumah masing-masing pengrajin. Penyadapan biasanya dilakukan oleh para pria, kemudian proses
pemasakan hingga menjadi gula cetak atau gula semut setengah jadi dilakukan oleh para wanita di
rumah.

Proses produksi gula aren di tingkat petani dilakukan dengan peralatan yang sangat
sederhana, yaitu menggunakan kuali, pengaduk dan tungku kayu bakar. Gula aren cetak dari hasil
produksi para pengrajin (petani) biasanya langsung dijual ke pasar atau pengumpul yang datang
pada hari-hari tertentu. Selain daya tahan yang pendek, gula aren cetak memiliki kelemahan, yaitu
tingkat harga yang sangat fluktuatif. Pada saat musim hujan, yaitu ketika pasokan gula aren
melimpah, harga bisa jatuh hingga kisaran antara Rp. 3000,- dan Rp. 4000,- per kg. Namun pada
saat musim kemarau pasokan gula aren sangat terbatas, sehingga harga dapat naik dari Rp.
9.000,- hingga Rp. 10.000,- / kg.

Untuk memasok industri usaha gula aren semut, biasanya pengrajin hanya memproduksi
bahan setengah jadi, yaitu gula aren semut dengan kadar air yang masih di atas 5%. Bahan
tersebut kemudian dikumpulkan ke sentra produksi oleh para pengumpul. Selanjutnya, gula aren
setengah jadi dihaluskan dan dikeringkan kembali hingga kadar airnya di bawah 3%. Proses
pengeringannya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan panas matahari dan menggunakan oven.

Usaha gula aren di lokasi penelitian terkonsentrasi pada suatu sentra produksi. Adanya
sentra ini membantu pelaku usaha untuk berkembang dan memudahkan pihak-pihak terkait untuk
berkontribusi dalam pengembangannya, misalnya bantuan peralatan (penghancur, oven, loyang
penjemur) melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat. Batuan peralatan ini didistribusikan
melalui kelompok pengrajin, sehingga pemiliknya adalah kelompok yang bersangkutan/bukan
individual. Hasil produksinya kemudian dijual ke pasar dan pedagang besar di kota-kota besar
seperti Tangerang dan Jakarta. Sedangkan, keuntungan yang diperoleh dibagikan di antara
anggota (pengrajin dan pengumpul) dengan proporsi yang sudah ditentukan.

3
Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

2.2. Pola Pembiayaan

Pada tingkat pengrajin, pembiayaan yang dibutuhkan adalah untuk keperluaan konsumsi
daripada usaha. Ini karena usaha gula aren hanya membutuhkan peralatan yang sederhana,
seperti: lodong atau bambu sebagai penampung nira aren, kuali, pengaduk, tungku, kayu bakar
dan konjor atau cetakan gula aren yang terbuat dari kayu. Peralatan tersebut relatif harganya
murah dan atau dapat diusahakan sendiri oleh pengrajin. Sedangkan pinjaman konsumsi
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup keluarga, terutama pada masa paceklik. Sumber pinjaman
biasanya berasal dari pengumpul. Di awal bulan pengumpul memberikan pinjaman kepada
pengrajin berupa bahan makanan dan atau uang untuk keperluan hidupnya. Kemudian pengrajin
akan membayar pinjamannya dengan gula aren yang dihasilkan.

Pengumpul tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu pengumpul murni yang membeli gula aren
cetak untuk dijual ke pasar/agen, dan pengumpul yang juga berperan sebagai pengusaha gula aren
semut. Pengusaha gula aren semut tersebut memproduksi gula aren semut sebagai produk utama
dan gula aren cetak sebagai produk sampingan.

Pada tingkat pengusaha/pengumpul ini, pinjaman yang diperlukan untuk kebutuhan


investasi yaitu pengadaan alat-alat produksi dan modal kerja. Tetapi sejauh ini, pengusaha gula
aren di Lebak belum memperoleh fasilitas kredit dari bank, baik kredit investasi maupun kredit
modal kerja.

4 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB III
ASPEK TEKNIK PRODUKSI

3.1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha produksi gula aren sebaiknya berada di dekat sumber bahan baku yaitu nira
aren. Hal ini disebabkan daya tahan nira aren hanya tiga jam sebelum menjadi asam akibat proses
fermentasi. Oleh karena itu, bahan baku perlu penanganan yang cepat, nira hasil sadapan harus
segera diolah menjadi gula cetak.

Daerah yang memiliki banyak pohon aren, umumnya menjadi lokasi sentra produksi gula
aren baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Salah satu sentra produksi yang relatif
berkembang ada di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Di wilayah tersebut terdapat 44 sentra
produksi yang mampu menghasilkan 2.249 ton per tahun gula aren.

3.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

3.2.1. Fasilitas Produksi

a. Saung/bangunan untuk proses produksi


Saung digunakan untuk aktivitas produksi yang ukurannya disesuaikan dengan kapasitas/skala
usaha. Kegiatan produksi di saung/bangunan ini adalah proses pemasakan nira aren dan
pencetakan gula aren.

b. Lahan penjemuran
Luas lahan penjemuran disesuaikan dengan skala usaha.

c. Tempat penyimpanan gula aren semut yang sudah jadi.

3.2.2. Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha gula aren relatif sederhana, yaitu: lodong atau
bambu sebagai penampung nira aren, kuali, pengaduk, tungku, kayu bakar, saringan nira, golok
sadap, pemukul (paninggur), konjor atau cetakan gula aren yang terbuat dari kayu. Sedangkan
untuk usaha gula aren yang sudah berskala industri kecil menggunakan alat tambahan berupa
nampan aluminium untuk menjemur gula aren semut, mesin penggiling, oven pemanas, mesin
pengayak dan alat pengayak manual.

5
Aspek Teknik Produksi

3.3. Bahan Baku

Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk usaha gula aren adalah nira aren. Perbedaan
jenis gula aren yaitu gula cetak dan gula semut karena perbedaan pengolahannya.

Jenis gula aren cetak pengolahan nira dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari
kemasaman. Pengolahan gula aren cetak selain bahan baku, juga memerlukan bahan pelengkap
yaitu sarang madu yang berfungsi sebagai katalisator untuk mengentalkan nira ketika dipanaskan.

Sedangkan untuk gula aren semut, bahan baku selain langsung dari nira aren juga dapat
dari gula aren semut setengah jadi. Pada skala industri kecil, umumnya digunakan bahan baku
berupa gula aren semut setengah jadi yang diperoleh dari pengrajin dan atau pengumpul.

3.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada usaha gula aren umumnya berasal dari anggota keluarga dan
masyarakat di sekitar lokasi usaha. Tenaga kerja keluarga biasanya dipraktekkan di tingkat
pengrajin, yaitu penyadap oleh anggota keluarga laki-laki dan dibantu anggota keluarga
perempuan sebagai pemasak nira aren.

Pada tingkat skala industri kecil, menggunakan tenaga kerja sebanyak 6-12 tenaga kerja
yang berasal baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar. Tenaga kerja tersebut dapat
digolongkan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap yang memproses gula aren
semut. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja administratif yang digaji per bulan, sedangkan
tenaga kerja tidak tetap dibayar upah sebesar antara Rp. 20.000,- hingga Rp. 30.000,- per hari.

3.5. Teknologi

Teknologi usaha gula aren dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisonal digunakan di tingkat pengrajin, yaitu dengan menggunakan peralatan
yang sangat sederhana. Penggunaan alat sederhana berpengaruh pada kapasitas produksi dan
mutu yang relatif rendah.

b. Teknologi Mekanisasi
Teknologi ini umumnya digunakan pada skala industri kecil. Teknologi mekanisasi yang
biasanya dipakai antara lain: mesin penggiling, mesin pengayak dan oven pengering.

6 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

3.6. Proses Produksi

3.6.1. Proses produksi gula cetak

Proses produksi gula cetak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dari nira aren
atau dari gula semut reject. Proses produksi gula cetak yang menggunakan nira aren biasanya
hanya dilakukan di tingkat pengrajin. Sedangkan, di tingkat industri, gula cetak diproduksi dari
gula semut reject yaitu gula semut yang menggumpal dan tidak lolos ayakan.

Meskipun demikian, secara garis besar proses produksinya tidak ada perbedaan. Proses
produksi dimulai dari penyadapan nira, pemasakan nira, pengadukan dan pencetakan gula aren.

Gambar 3.1. Lodong diberi kapur sebelum dipakai

Penyadapan nira aren biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Sebelum menyadap, lodong atau bambu penampung diberi sedikit air kapur pada dasarnya yang
bertujuan untuk mengurangi resiko rusaknya nira aren akibat pembiakan organisme mikro.

Nira hasil sadapan pagi disaring menggunakan ijuk dari pohon aren kemudian dituang di
kuali dan dimasak hingga matang agar menjadi gula cetak setengah jadi kemudian disimpan.
Tujuan memasak nira sebelum disimpan adalah untuk menjaga daya tahan, karena nira aren
mentah hanya tahan 3 jam.

7
Aspek Teknik Produksi

Gambar 3.2. Nira aren dimasak sambil diaduk

Gambar 3.3. Gula aren setelah pekat didinginkan

Nira yang disadap sore, kemudian dicampur dengan nira pagi yang sudah dimasak untuk
kemudian dimasak bersama. Dalam pemasakan nira ini, juga perlu ditambahkan minyak goreng
atau minyak kelapa sebanyak 10 gram untuk tiap 25 liter nira. Pada proses memasak, sesekali
dilakukan pengadukan. Setelah memasuki fase jenuh yang ditandai dengan terbentuknya buih,
pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada fase ini juga dilakukan
pembersihan dari buih dan kotoran halus. Kemudian gula aren dicetak di dalam cetakan dari kayu.
Sebelum digunakan, cetakan tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan air kapur
dan merendamnya dengan air bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren nantinya. Lama
pemasakan nira aren hingga dicetak adalah 3-4 jam.

8 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Gula aren cetak didinginkan Gula aren cetak siap dijual

Gambar 3.4. Gula Aren Cetak

3.6.2. Proses produksi gula semut

Proses produksi gula semut hampir sama dengan gula cetak, perbedaannya adalah gula
aren semut proses pemasakan lebih lama dibandingkan pada gula aren cetak. Setelah nira aren
yang dimasak berubah menjadi pekat, api kemudian dikecilkan. Setelah 10 menit, kuali diangkat
dari tungku dan dilakukan pengadukan secara perlahan sampai terjadi pengkristalan.

Setelah terjadi pengkristalan, pengadukan dipercepat hingga terbentuk serbuk kasar.


Serbuk yang masih kasar inilah yang disebut dengan gula aren semut setengah jadi dengan kadar
air masih di atas 5%. Gula semut setengah jadi, kemudian dikirim kepada produsen gula semut
skala industri kecil di masing-masing sentra produksi.

Industri kecil gula aren semut yang terdapat di beberapa sentra industri gula aren di Lebak
menerima gula semut setengah jadi dari pengrajin. Gula semut setengah jadi dari pengrajin
terlebih dahulu digiling dengan mesin penggiling untuk menghaluskan gula yang masih
menggumpal.

Gambar 3.5. Mesin Penggiling

9
Aspek Teknik Produksi

Setelah penggilingan, gula aren semut diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Ukuran yang umum dipakai adalah 10 mesh, 15 mesh dan paling halus 20 mesh dengan kadar air
di bawah 3%.

Untuk memperoleh tiga tingkat kehalusan tersebut, gula yang sudah digiling diayak dengan
ayakan dari ukuran yang paling besar terlebih dahulu, yaitu 10 mesh. Gula semut yang tidak lolos
pada ayakan ini, yang disebut dengan gula reject. Gula reject tersebut kemudian dimasak kembali
hingga meleleh dan mengental untuk dibentuk menjadi gula cetak.

Gula semut hasil ayakan pertama, kemudian diayak kembali dengan ayakan ukuran yang
lebih kecil, demikian seterusnya hingga ukuran ayakan yang terkecil. Jumlah produksi gula semut
dengan tiga jenis kehalusan ini disesuaikan dengan permintaan pasar.

Gambar 3.6. Gula Aren semut diayak berdasarkan ukuran kehalusan

Gambar 3.7. Gula Aren semut berdasarkan 3 jenis ukuran kehalusan

10 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Selanjutnya, gula semut dengan tiga ukuran ayakan tersebut, kemudian dijemur di bawah
panas matahari hingga kadar airnya mencapai di bawah 3%. Jika tidak ada sinar matahari, proses
pengeringan dapat dilakukan menggunakan alat pengering, misalnyanya oven pemanas. Gula
semut yang sudah kering kemudian dikemas dalam kemasan karung untuk dikirim kepada industri
makanan atau pedagang besar dengan kemasan plastik untuk dipasarkan.

Secara garis besar alur proses produksi gula aren dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Diagram 3.1. Diagram alur proses produksi gula aren cetak dan gula semut oleh pengrajin

Nira Aren

Penyaringan (membersihkan dari kotoran kasar)

Pemasakan (ditambah minyak kelapa) serta


pembersihan dari buih dan kotoran halus

Didinginkan 10 menit tanpa


Pekatan nira (peet)
diaduk

Pencetakan dalam Pengadukan


kojor

Pensterilan
Pendinginan

Pengadukan
dipercepat
Gula Cetak

Gula Semut jadi

11
Aspek Teknik Produksi

Diagram 3.2. Diagram alur proses produksi gula semut oleh sentra industri

Gula Semut Jadi

Penggilingan

Gula semut reject Pengayakan

Pengeringan
Pemasakan

Pekatan nira (peet) Gula Semut

Pencetakan dalam kojor

Pendinginan

Gula Cetak

3.7. Jenis, Jumlah dan Mutu Produksi

Usaha gula aren menghasilkan dua jenis produk yaitu gula aren cetak dan gula aren semut.
Sedangkan untuk jumlah produksi, baik gula aren cetak atau semut pada skala pengrajin adalah
antara 2 10 kg per hari. Sementara, pada skala industri kecil, produksi gula aren per hari antara
200 2.000 kg. Jumlah produksi dipengaruhi oleh musim, dimana saat musim hujan, jumlah nira
aren yang dihasilkan lebih banyak dibanding pada saat musim kemarau. Dengan demikian, hasil
produksi gula aren musim hujan lebih banyak dari musim kemarau. Tetapi dari sisi kualitas, gula
aren musim kemarau lebih baik daripada musim hujan. Hal ini karena kadar air nira musim hujan
lebih tinggi dari musim kemarau.

Mutu gula aren cetak ditentukan oleh tekstur, aroma dan warna. Namun demikian, tidak
ada perbedaan harga untuk perbedaan mutu berdasarkan ketiga variabel tersebut baik di tingkat
pengrajin maupun industri kecil. Sedangkan, gula aren semut untuk memenuhi standar industri
merujuk pada standar tingkat kehalusan serbuk dan kadar air. Kehalusan serbuk dibagi dalam 3
jenis ukuran, yaitu: 10 mesh, 15 mesh dan paling halus 20 mesh dengan kadar air di bawah 3%.

12 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Tingkat kehalusan serbuk gula semut inilah yang menentukan perbedaan harga. Harga gula aren
semut ukuran 20 mesh (terkecil) adalah yang paling mahal.

3.8. Produksi Optimum

Hasil produksi gula aren di tingkat pengrajin ditentukan oleh musim dan jumlah pohon aren
yang dimiliki. Rata-rata seorang pengrajin memiliki 10 60 pohon, dimana hanya sepertiga atau
sekitar 4 20 pohon diantaranya yang memproduksi nira. Sementara, sisanya pohon masih muda
atau belum berproduksi. Mengingat tidak adanya biaya variabel di tingkat pengrajin gula aren
(kayu bakar, minyak kelapa dan nira aren diproduksi sendiri), maka semakin banyak produksi gula
aren, keuntungan yang didapat semakin besar.

Sedangkan hasil gula aren di tingkat industri kecil, produksi optimum mencapai 2 ton per
hari. Hal ini diperhitungkan dari besarnya rata-rata permintaan pasar terhadap produk gula aren di
Kabupaten Lebak.

3.9. Kendala Produksi

Kendala produksi yang dialami dalam usaha pembuatan gula aren adalah fluktuasi jumlah
nira aren yang dihasilkan dan harga. Fluktuasi ini terjadi karena pengaruh musim. Pada saat musim
hujan jumlah produksi meningkat tetapi harga produk justru turun, sementara pada musim
kemarau terjadi sebaliknya. .

Selain itu, pada tingkat industri kecil juga mengalami kendala pengadaan peralatan
produksi misalnya oven pengering. Oven ini sangat dibutuhkan terutama pada musim pengujan,
dimana produksi sedang tinggi tetapi tidak ada panas matahari sebagai pengering.

13
Aspek Teknik Produksi

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

14 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

4.1. Aspek Pasar

4.1.1. Permintaan

Usaha gula aren di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan. Ini
dapat diketahui dari tingginya permintaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya
untuk jenis gula semut, yang seringkali sulit dipenuhi. Berdasarkan survei, sebuah industri kecil
dalam sebulan dapat memperoleh pesanan sebesar 15 25 ton. Pesanan tersebut sampai saat ini
belum mampu dipenuhi akibat keterbatasan pasokan dan kurangnya modal.

Terkait dengan permintaan dalam negeri, kebutuhan gula semut terbesar datang dari
industri makanan dan obat yang tersebar di sekitar Tangerang. Sementara untuk pasar lokal,
permintaan tertinggi terjadi pada saat dan menjelang bulan puasa Ramadhan. Sedangkan untuk
permintaan ekspor, banyak datang dari Jerman, Swiss dan Jepang.

4.1.2. Penawaran

Di Indonesia, usaha gula aren banyak dikembangkan di wilayah pegunungan. Berdasarkan


data pada tabel 4.2. luas areal tanaman relatif meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi
gula aren juga cenderung meningkat.

Tabel 4.1. Perkembangan luas pertanaman, produksi dan


produktivitas gula aren di Indonesia

Produksi Produktivitas
Tahun Luas Areal (Ha)
(ton) (Kw/Ha)
1996 46.105 25.392 10,05
1997 45.611 19.067 7,38
1998 44.857 38.069 14,31
1999 44.802 20.874 7,65
2000 47.730 27.682 9,96
2001 50.543 33.498 11,38
2002 48.797 28.189 10,15
2003 55.183 34.051 10,42
2004 59.557 32.880 10,12
2005 60.761 35.899 10,13
Sumber: Ditjen Perkebunan (1996-2007)

15
Aspek Pasar dan Pemasaran

Perluasan areal tanaman aren dapat diindikasikan sebagai jaminan pasokan bahan baku. Ini
juga berarti usaha gula aren dapat berkelanjutan dan berpeluang untuk meningkatkan kapasitas
produksinya. Dengan demikian, dari sisi penawaran berpotensi untuk menaikan produk gula aren
sebagai upaya untuk memenuhi permintaan yang cenderung makin tinggi.

4.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan antar usaha gula aren di lokasi penelitian relatif masih rendah karena jumlah
pengusaha gula aren tidak terlalu banyak. Dengan demikian, jumlah penawaran masih lebih
rendah dibanding permintaannya, terutama pada saat permintaan tinggi yaitu pada bulan
Ramadhan dan Idul Fitri. Sebagaimana yang diuraikan pada sub bab 4.1.1 pengusaha seringkali
tidak mampu memenuhi permintaan pasar.

4.2. Aspek Pemasaran

4.2.1. Harga

Harga gula aren ditentukan oleh musim, dimana musim hujan saat produksi nira melimpah
harga turun, sebaliknya saat musim kemarau saat produksi nira sedang berkurang harga naik.
Secara umum fluktuasi harga per kg untuk gula aren cetak berkisar antara Rp3000,- - Rp9000,-,
sedangkan gula aren semut berkisar Rp7000,- - Rp.10.000,-.

4.2.2. Jalur Pemasaran Produk

Gula aren, baik gula aren cetak maupun gula aren semut, dapat dipasarkan melalui
beberapa jalur pemasaran. Jalu-jalur tersebut antra lain dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2

Diagram 4.1. Rantai Pemasaran Gula Aren Cetak

Pengrajin

Pedagang pengumpul di tingkat desa

Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan

Pedagang Besar/Bandar di Tingkat kabupaten

Pedagang Besar dari Pedagang


Jakarta dan Tangerang Pengecer

16 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Diagram 4.2. Rantai Pemasaran Gula Aren Semut

Pengrajin

Pedagang pengumpul di tingkat desa

Pedagang pengumpul di tingkat kecamatan

Industri kecil Pengolahan Gula Semut

Pedagang Besar dari Pedagang Industri makanan


Jakarta dan Tangerang dan obat Eksportir
Pengecer

4.2.3. Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran yang masih dihadapi oleh pengusaha dalam pemasaran produk gula
aren, antara lain:

a. Kurangnya akses terhadap informasi pasar, terutama tentang harga, sehingga pengrajin sangat
tergantung pada harga yang diberikan oleh pengumpul (posisi tawar pengrajin rendah).

b. Masyarakat masih kurang mengenal produk gula aren semut sebagai subtitusi gula pasir tebu.
Hal ini menyebabkan gula aren semut lebih dikenal untuk keperluaan industri daripada untuk
konsumsi. Padahal, peluang pasar untuk memenuhi kebutuhan pemanis pada pasar konsumsi
relatif besar.

17
Aspek Pasar dan Pemasaran

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

18 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB V
ASPEK KEUANGAN

5.1. Pemilihan Pola Usaha

Analisis keuangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pengusaha maupun
pemerhati usaha gula aren terhadap nilai tambah yang dihasilkan dalam kegiatan usaha ini.
Pengusaha dipacu untuk mampu mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank dalam jangka
waktu yang wajar (3 tahun). Model kelayakan usaha ini merupakan pengembangan usaha gula
aren yang telah berjalan dan untuk menumbuhkan kemandirian usaha serta upaya repliaksi usaha
di wilayah lain.

Pola pembiayaan yang dianalisis adalah usaha gula aren skala industri kecil. Industri yang
menjadi contoh adalah usaha gula aren yang dimiliki oleh kelompok tani di desa Hariang,
kecamatan Sobang, kabupaten Lebak.

Produk utama yang dihasilkan adalah gula aren semut dengan kadar air 3% dan produk
sampingan adalah gula aren cetak yang berasal dari gula aren semut yang tidak lolos pada saat
pengayakan. Kapasitas produksi per bulan adalah 12.500kg gula aren semut dan 1.250kg gula
aren cetak.

5.2. Asumsi dan Parameter Teknis

Asumsi dan parameter untuk analisis keuangan gula aren menjelaskan gambaran umum
variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan analisis keuangan. Asumsi tersebut diambil
berdasarkan survei lapangan yang dilakukan terhadap industri terkait. Periode proyek adalah lima
tahun dimana tahun ke nol sebagai dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun
ketika biaya investasi awal dikeluarkan. Dengan menggunakan mesin/peralatan dan jumlah tenaga
kerja seperti yang tercantum dalam tabel asumsi, seorang pengusaha setiap bulan mampu
memproduksi 12.500 kg gula aren semut dan 1.250 kg gula aren cetak dengan angka rendemen
sebesar 92%. Harga gula aren semut rata-rata di pasar lokal sebesar Rp 8.000,- per kg, dan gula
aren cetak Rp. 6000,- per kg. Hari kerja selama setahun sebanyak diasumsikan 300 hari (25 hari
per bulan). Asumsi dan parameter untuk analisis keuangan gula aren dapat dilihat pada tabel 5.1.
Selengkapnya dapat dilihat lampiran 1.

19
Aspek Keuangan

Tabel 5.1. Asumsi dan Parameter Teknis untuk Analisa Keuangan


No Asumsi Jumlah (Nilai) Satuan Keterangan
1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun
2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari
3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan
4 Skala Usaha Untuk satu hari
a. Bahan baku *) 600 kg
b. Output produksi
Gula Cetak 50 kg
Gula Semut 500 kg
5 Harga produk **)
Gula Cetak 6,000 Rp/kg
Gula Semut 8,000 Rp/kg
6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg
7 Penggunaan Bahan Pendukung Untuk satu bulan
Minyak tanah 180 Liter
Kantong plastik 30 kg
Karung 175 buah
Kayu bakar 100 ikat
8 Penggunaan tenaga kerja Untuk satu bulan
Pimpinan 1 orang
Tenaga kerja administrasi 2 orang
Tenaga kerja tidak tetap 3 orang
9 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan mobil
10 Discount Factor ( suku bunga) 18% % Tingkat Suku Bunga Pinjaman
*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin
**) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim)

5.3. Komponen dan Struktur Biaya

5.3.1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan. Biaya investasi secara garis besar terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu: biaya
perizinan, sewa tanah dan bangunan, peralatan produksi, peralatan lain, dan kendaraan carry.

Biaya perijinan meliputi SIUP, SITU, ijin usaha industri dan wajib daftar perusahaan yang
masa berlakunya 5 tahun, sementara untuk ijin Depkes dan NPWP yang berlaku selamanya. Jumlah
biaya perijinan total mencapai Rp. 1.750.000,-. Sewa tanah dan bangunan dibayarkan sekaligus
selama masa proyek yaitu 5 tahun, karenanya setiap tahun harus dikeluarkan biaya amortisasi
untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk
pembelian mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah
biaya investasi keseluruhan pada tahun ke nol adalah Rp. 259.200.000,-.

20 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Komponen biaya investasi berurutan dari yang terbesar adalah sewa tanah dan bangunan
yaitu 46,3% dari total biaya investasi pada awal usaha, kemudian diikuti biaya kendaraan carry
yaitu sebesar 27%, peralatan produksi yaitu sebesar 25,7% dan sisanya 1% adalah untuk investasi
pembelian peralatan lain dan perijinan. Kebutuhan biaya investasi dapat dilihat pada tabel 5.2.
Sedangkan, rincian biaya investasi dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 5.2. Kebutuhan Biaya Investasi


Nilai Peny usutan
No Jenis Biay a Rp per thn
1 Perizinan 1,750,000 240,000
3 Sewa tanah dan bangunan 120,000,000 24,000,000
2 Peralatan Produksi 66,700,000 13,850,000
3 Peralatan lain 750,000 150,000
4 Kendaraan carry 70,000,000 7,000,000
Jumlah Biay a Inv estasi 259,200,000 45,240,000
5 Sumber Dana Investasi dari Rp
Kredit 150,000,000
Dana Sendiri 109,200,000

5.3.2. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya variabel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah
produksi. Komponen dari biaya operasional adalah pengadaan bahan baku, bahan pendukung,
biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, serta biaya administrasi dan umum.
Biaya operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari untuk produksi gula aren.
Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari (asumsi yang digunakan adalah 25 hari kerja per
bulan dan 12 bulan kerja dalam setahun).

Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai Rp.1.107.017.500,-.


Komponen biaya operasional berurutan dari yang terbesar yaitu biaya bahan baku menyerap
sebesar 81,3% dari total biaya operasional per tahun, diikuti biaya overhead pabrik yaitu sebesar
13,2% dan 5,5% sisanya adalah biaya bahan pendukung, pemasaran, tenaga kerja serta
administrasi dan umum.

Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap
terdiri dari seorang pimpinan dengan bayaran Rp. 2.000.000,- per bulan, 2 orang tenaga
administrasi gaji masing-masing Rp. 800.000,- per bulan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap
adalah 3 orang yang masing-masing dibayar dengan upah sebesar Rp. 30.000,- per hari. Jumlah

21
Aspek Keuangan

biaya operasional untuk usaha gula aren disajikan pada tabel 5.3. Selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3.

Tabel 5.3. Kebutuhan Biaya Operasional

No Jenis Biay a Nilai (Rp)


1 Bahan Baku 900,000,000
3 Bahan Pendukung 30,180,000
4 Pemasaran 3,600,000
5 Biaya Tenaga kerja 27,000,000
6 Biaya overhead pabrik 145,637,500
7 Biaya administrasi & umum 600,000
Jumlah Biay a 1,107,017,500

5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Besarnya dana modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana awal untuk satu kali
siklus produksi. Usaha produksi gula aren mempunyai siklus produksi (dari pembuatan sampai
memperoleh penerimaan dari penjualan) kurang lebih selama 25 hari atau 1 bulan. Sehingga
kebutuhan dana modal kerja adalah:

Kebutuhandana modalkerja
siklus produksi biaya operasional setahun
hari kerja setahun
25
Rp.1.107.017..500,-
300
Rp.92.251.458,-

Dengan demikian total kebutuhan biaya untuk modal awal usaha gula aren sebesar Rp.
351.451.458,- yang terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 259.200.000,- dan modal kerja awal
untuk 1 siklus produksi gula aren (1 bulan/25 hari) yaitu sebesar Rp. 92.251.458,-. Kebutuhan
dana investasi maupun modal kerja tidak harus dipenuhi sendiri. Salah satu sumber dana yang
dapat dimanfaatkan adalah dana kredit dari perbankan.

Diproyeksikan sebesar Rp.210.000.000,- kebutuhan biaya tersebut diperoleh dari kredit


bank dan sisanya dari modal sendiri. Kredit bank tersebut dialokasikan untuk biaya investasi sebesar
Rp.150.000.000,- dan biaya modal kerja yaitu: Rp 60.000.000,-. Jangka waktu kredit untuk
investasi adalah tiga tahun, sedangkan untuk modal kerja satu tahun. Tingkat suku bunga
diberlakukan sama sesuai dengan bunga pasar/komersial yaitu 18 % per tahun tanpa masa

22 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

tenggang. Sistem perhitungan bunga secara efektif menurun. Kebutuhan dana usaha gula aren
selengkapnya dapat ditampilkan pada tabel 5.4 dan lampiran 4.

Tabel 5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Usaha Gula Aren

No Rincian Biay a Proy ek Total Biay a

1 Dana inv estasi y ang bersumber dari


a. Kredit 150,000,000
b. Dana sendiri 109,200,000
Jumlah dana investasi 259,200,000
2 Dana modal kerja y ang bersumber dari
a. Kredit 60,000,000
b. Dana sendiri 32,251,458
Jumlah dana modal kerja 92,251,458
3 Total dana proy ek y ang bersumber dari
a. Kredit 210,000,000
b. Dana sendiri 141,451,458
Jumlah dana proy ek 351,451,458

Selanjutnya, pada lampiran 5 menunjukkan kumulatif angsuran (angsuran pokok dan


bunga). Pembayaran angsuran baik untuk kredit investasi maupun kredit modal kerja dilakukan
setiap tahun.

5.5. Produksi Dan Pendapatan

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka kapasitas produksi usaha gula aren selama satu
tahun adalah 150.000kg gula aren semut dan 15.000kg untuk gula aren cetak. Harga jual gula
aren semut rata-rata sebesar Rp. 8.000,-/kg, sedangkan untuk gula aren cetak Rp. 6.000,-/kg.
Dengan demikian, pendapatan yang dihasilkan dari produksi gula aren semut adalah Rp.
1.200.000.000,-. dan gula aren cetak sebesar Rp. 90.000.000,- atau totalnya (kotor) mencapai Rp
1.290.000.000 per tahun. Perhitungan produksi dan pendapatan dapat dilihat pada tabel 5.5 atau
lampiran 6.

23
Aspek Keuangan

Tabel 5.5. Proyeksi Produksi dan Penjualan Gula Aren

No Uraian Satuan Produksi Produksi Harga Nilai


kg/bulan kg/tahun Rp/kg Rp/thn
1 Jenis Produk
Gula Cetak Kg 1,250 15,000 6,000 90,000,000
Gula Semut Kg 12,500 150,000 8,000 1,200,000,000
2 Total Pendapatan Kotor Per Tahun 1,290,000,000

5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point

Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan merupakan bagian
penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung dari selisih
antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel pada 5.6. di bawah ini menunjukkan
keuntungan (surplus) selama periode proyek.

Tabel 5.6. Proyeksi Laba Rugi

No Uraian Rata-rata
1 Pendapatan 1,290,000,000
2 Biay a Operasional Produksi 1,107,017,500
3 Laba Kotor 182,982,500
Bunga Kredit 9,495,000
4 Laba Sebelum Pajak 173,487,500
Biaya Penyusutan 45,240,000
5 Laba Kena Pajak 128,247,500
Pajak 20,974,250
6 Laba Bersih 107,273,250
7 Profit margin (%) 8.32

Perhitungan proyeksi laba rugi (lampiran 7) menunjukkan bahwa pada tahun pertama
usaha saja, telah menghasilkan keuntungan sebesar Rp 93.812.250,-. Laba ini meningkat pada
tahun berikutnya karena makin berkurangnya beban angsuran bunga dan mencapai puncaknya
ketika kredit lunas setalah tahun ke tiga. Laba rata-rata selama periode proyek mencapai Rp
107.273.250,- per tahun dengan profit margin rata-rata per tahun sebesar 8,32%.

Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan gula aren,
maka diperoleh BEP rata-rata selama 5 tahun untuk usaha ini adalah sebesar Rp. 840.680.710,- .
Nilai ini sama dengan jumlah BEP rata-rata produksi sebesar 97.754 kg gula aren semut dan 9.775
kg gula aren cetak tiap tahunnya.

24 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu arus
masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari penjualan produk
gula aren semut dan gula aren cetak selama satu tahun, dimana asumsi kapasitas usaha
berpengaruh pada besarnya volume produksi yang akan menentukan nilai total penjualan,
sehingga arus masuk menjadi optimal. Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya modal
kerja, biaya operasional termasuk angsuran pokok, angsuran bunga.dan pajak penghasilan.

Untuk penghitungan kelayakan rencana investasi dapat menggunakan beberapa metode,


diantaranya adalah penilaian B/C ratio, Net B/C ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). Sebuah usaha berdasarkan kriteria investasi di atas
dikatakan layak jika B/C ratio atau Net B/C ratio > 1, NPV > 0 dan IRR > discount rate.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha gula aren ini menguntungkan karena pada
discount factor 18% per tahun net B/C ratio sebesar 1,49 (> 1) dan NPV sebesar Rp. 171.023.442,-
(> 0). Dengan nilai IRR 37,75% (> discount rate) artinya proyek ini masih layak dilakukan sampai
pada tingkat suku bunga sebesar 37,75% per tahun. Perhitungan kelayakan ditampilkan pada
table 5.7. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9

Pada tabel 5.7 juga dapat diketahui bahwa jangka waktu pengembalian seluruh biaya
investasi/PBP (usaha) adalah 2 tahun 11 bulan. Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan
karena jangka waktu pengembalian investasi lebih kecil dari periode proyek yaitu 5 tahun.
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha gula aren Layak dan
Menguntungkan.

Tabel 5.7. Analisa kelayakan usaha


IRR 37.75
PBP (usaha) - tahun 2.95
PBP (kredit) 1.58
DF 18.00%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 3,878,697,541
B/ C Ratio 1.04
NPV 171,023,442
NetB/ C Ratio
Cash Flow (+) 522,474,900
Cash Flow (-) (351,451,458)
Net B/C ratio 1.49

25
Aspek Keuangan

5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha

Dalam suatu analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan biasanya akan
dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal tersebut merupakan
komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa komponen biaya produksi dan
pendapatan juga didasarkan pada asumsi dan proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian
yang cukup tinggi. Untuk mengurangi resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang
digunakan untuk menguji tingkat sensitivitas proyek/usaha terhadap perubahan harga input
maupun output. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu:

1. Skenario I
Pendapatan proyek mengalami penurunan sedangkan biaya investasi dan biaya operasional
dianggap tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga gula aren,
jumlah permintaan yang menurun ataupun jumlah produksi yang menurun.

2. Skenario II
Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi dan penerimaan proyek
investasi tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi karena kenaikan harga input untuk
operasional seperti bahan baku, peralatan operasional, dll.

3. Skenario III
Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II yaitu diasumsikan penerimaan
proyek mengalami penurunan dan biaya operasional mengalami kenaikan, sedangkan biaya
investasi tetap.

Hasil analisis sensitivitas disajikan secara lengkap dalam lampiran 9 11.

Pada skenario I, dengan penurunan pendapatan usaha sebesar 6%, usaha gula aren ini
masih layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan
investasi (pada discount rate 18%) sebagai berikut: net B/C sebesar 1,12 (> 1), NPV sebesar Rp.
35.062.924,- (> 0), nilai IRR 23,01% (> discount rate), PBP (usaha) adalah 4 tahun 5 (< periode
proyek).

Saat pendapatan usaha turun sebesar 7%, usaha gula aren ini sudah tidak layak
dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (pada
discount rate 18%) sebagai berikut: NPV Rp1.194.644,-, nilai IRR 18,17% (> discount rate), PBP
(usaha) adalah 4 tahun 11 bulan (< periode proyek), tetapi net B/C sebesar 1,00 (= 1) sehingga
tidak layak untuk diusahakan.

26 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Tabel 5.8. Analisa kelayakan usaha saat pendapatan turun 6%

IRR (%) 23.01


PBP (usaha)-tahun 4.41
PBP (kredit) 2.75

DF 18%
PV Benefit 3,807,677,945
PV Cost 3,772,615,021
B/C Ratio 1.01
NPV 35,062,924
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 326,514,382
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.12

Tabel 5.9. Analisa kelayakan usaha saat pendapatan turun 7%

IRR (%) 18.17


PBP (usaha)-tahun 4.98
PBP (kredit) 3.11

DF 18%
PV Benefit 3,767,337,439
PV Cost 3,766,142,795
B/C Ratio 1.00
NPV 1,194,644
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 292,646,103
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.00

Pada skenario II, dengan kenaikan biaya operasional sebesar 7%, usaha gula aren ini masih
layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi
(pada discount rate 18%) sebagai berikut: net B/C sebesar 1,12 (> 1), NPV sebesar Rp.
36.374.413,- (> 0), nilai IRR 23,21% (> discount rate), PBP (usaha) adalah 4 tahun 5 bulan (<
periode proyek).

Ketika kenaikan biaya operasional mencapai 9% maka usaha ini sudah tidak layak
dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (pada
discount rate 18%) sebagai berikut: net B/C sebesar 0,92 (< 1), NPV negatif, dan nilai IRR 14,42%
(< discount rate). Selain itu PBP (usaha) lebih besar dari periode proyek yaitu 5 tahun.

27
Aspek Keuangan

Tabel 5.10. Analisa kelayakan usaha saat biaya operasional naik 7%

IRR (%) 23.21


PBP (usaha) - tahun 4.38
PBP (kredit) 2.73

DF 18%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 4,013,346,570
B/C Ratio 1.01
NPV 36,374,413
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 327,825,871
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.12

Tabel 5.11. Analisa kelayakan usaha saat biaya operasional naik 9%


IRR (%) 14.42
PBP (usaha) - tahun > dari 5 tahun
PBP (kredit) 3.46
DF 18%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 4,074,061,050
B/ C Ratio 0.99
NPV -24,340,067
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 267,111,391
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/ C ratio 0.92

Pada skenario III, pada saat terjadi penurunan pendapatan sekaligus kenaikan biaya
operasional masing-masing sebesar 3%, usaha gula aren ini masih layak dilaksanakan. Hal ini
berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (pada discount rate 18%)
sebagai berikut: net B/C sebesar 1,18 (> 1), NPV sebesar Rp. 51.991.231,- (> 0), nilai IRR 25,41%
(> discount rate), PBP (usaha) adalah 4 tahun 2 bulan (< periode proyek)

28 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Tabel 5.12. Analisa kelayakan usaha saat pendapatan turun 3%


dan biaya operasional naik 3%

IRR (%) 25.41


PBP (usaha) - tahun 4.15
PBP (kredit) 2.58

DF 18%
PV Benefit 3,928,699,464
PV Cost 3,876,708,233
B/C Ratio 1.01
NPV 51,991,231
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 343,442,689
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.18

Hasil analisis sensitivitas di atas menunjukkan bahwa proyek ini lebih sensitif terhadap
penurunan pendapatan dibandingkan kenaikan biaya operasional. Dengan memperhatikan kriteria
jangka waktu pengembalian investasi (pay back period usaha), proyek ini sensitif pada penurunan
pendapatan sebesar 6%, artinya jika penurunan pendapatan lebih besar dari 6% tiap tahunnya
proyek ini menjadi tidak layak/merugi. Sedangkan jika dilihat dari perubahan biaya operasional,
proyek ini sensitif pada kenaikan biaya operasional sebesar 7% dengan asumsi biaya investasi dan
pendapatan tetap. Artinya jika kenaikan biaya operasional lebih besar dari 7% tiap tahun, proyek
ini menjadi tidak layak/merugi. Analisis sensitivitas gabungan menunjukkan bahwa proyek ini
sensitif pada kondisi terjadi penurunan pendapatan sekaligus kenaikan biaya operasional masing-
masing sebesar 3%.

29
Aspek Keuangan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

30 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial

Dampak ekonomi dan sosial dari kegiatan produksi gula aren antara lain sebagai berikut:

a) Menyediakan lapangan kerja bagi penduduk di sekitar sentra produksi gula aren.

b) Meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dan diperoleh pengrajin dan pengusaha gula aren.

c) Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah penghasil gula aren.

d) Meningkatkan devisa negara melalui ekspor produk gula aren ke luar negeri.

e) Mendorong adanya penelitian dan pengembangan teknologi produksi gula aren secara
berkesinambungan.

6.2. Dampak Lingkungan

Usaha produksi gula aren tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, bahkan
menciptakan manfaat bagi lingkungan karena:

a) Tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan oleh industri gula aren.

b) Perakaran pohon aren sangatlah dalam, sehingga membantu mengangkat unsur hara dari
tanah yang dalam ke permukaan yang berakibat pada semakin suburnya tanah disekitarnya.
Itulah sebabnya di sekitar pohon aren, para pengrajin dapat melakukan kegiatan bercocok
tanam secara tumpang sari untuk menambah penghasilan.

31
Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

32 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

a. Industri kecil gula aren dilakukan secara kelompok oleh masyarakat pengrajin di desa Hariang,
kecamatan Sobang, kabupaten Lebak merupakan sumber pendapatan keluarga bagi
masyarakat.

b. Permintaan dan penawaran gula aren di pasar sangat fluktuatif. Permintaan sangat tinggi pada
saat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Sedangkan penawaran bergantung
pada curah hujan. Saat musim kemarau, air nira yang dihasilkan sangat sedikit sehingga gula
aren yang diproduksi jumlahnya kecil, dan sebaliknya di saat musim penghujan.

c. Daerah yang memiliki banyak pohon aren umumnya menjadi lokasi sentra produksi gula aren
baik gula aren cetak maupun gula aren semut. Hal ini karena setelah diambil, nira hasil sadapan
harus segera diolah. Mengingat daya tahan nira aren setelah disadap hanya 3 jam sebelum
menjadi asam akibat proses fermentasi.

d. Terkait dengan replikasi usaha di wilayah lain, sepanjang tersedia bahan baku pohon aren
maka usaha gula aren dapat dilakukan. Ini mengingat, usaha gula aren relatif tidak
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus, peralatan yang digunakan
sederhana dan hanya membutuhkan modal kecil atau tidak sama sekali jika masyarakat
mempunyai bahan bakunya sendiri.

e. Berdasarkan analisis kelayakan finansial terhadap usaha produksi gula aren pada tingkat
discount rate 15%, diperoleh NPV sebesar Rp. 184.993.036,- (> 0), net B/C ratio sebesar 1,53
(> 1) dan nilai IRR 35,25% (> discount rate). Hasil perhitungan kelayakan usaha tersebut
menunjukkan bahwa usaha pengolahan gula aren ini layak dilaksanakan.

f. Analisis sensitivitas terhadap perubahan penerimaan menunjukkan bahwa proyek ini sensitif
terhadap penurunan pendapatan di atas 7% dan kenaikan biaya operasional di atas 8%.
Analisis sensitivitas terhadap perubahan pendapatan sekaligus kenaikan biaya operasional
menunjukkan bahwa proyek ini sensitif terhadap penurunan pendapatan sekaligus kenaikan
biaya operasional masing-masing sebesar 3%

33
Pendahuluan

7.2. Saran

a. Investasi peralatan dibutuhkan baik untuk peningkatan kapasitas produksi maupun untuk
perbaikan kualitas produk gula aren. Hal ini mengingat peluang pasar domestik maupun ekspor
masih sangat terbuka dan sejauh ini belum optimal mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha
gula aren.

b. Pembiayaan dari lembaga keuangan formal (bank) sangat dibutuhkan untuk pengadaan alat-
alat baik untuk perbaikan mesin maupun pembeliaan mesin baru. Guna memotivasi pelaku
usaha untuk mengakses kredit dari perbankan maka perlu ada skim pembiayaan yang dapat
mengakomodir siklus produksi dan nature of business gula aren.

c. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan, maka pengusaha perlu
lebih memperdalam pengetahuan mengenai teknik produksi, teknologi, dan informasi
mengenai produksi gula aren yang efektif dan higienis.

d. Untuk meningkatkan produksi, perlu diadakan pembudidayaan bibit gula aren secara intensif
untuk menggantikan pohon aren yang sudah tidak produktif lagi. Selain itu perlu adanya
transfer teknologi pengolahan gula aren cetak dan semut melalui pelatihan dan penyuluhan
secara berkala dan pengenalan teknologi tepat guna sehingga lebih efisien.

e. Untuk memperbaiki pola pemasaran, pengusaha sebaiknya mendapat pelatihan mengenai


strategi pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan produknya dan mendapatkan
harga yang baik.

34 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

DAFTAR PUSTAKA

Sumber: Neraca Bahan Makanan, BPS (199996-1999); dan Neraca Bahan Makanan, Deptan (2000-
2002).

Clive Gray, Pengantar Evaluasi Proyek, Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Lebak, Profil Potensi Komoditi Gula
Aren. Lebak: 2005.

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus, Gramedia Pustaka Utama,
1997.

Rachman, Benny, dkk, Kajian Sosial Ekonomi Gula Aren, Badan Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Banten, Serang: 2005.

35
Daftar Pustaka

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

36 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

LAMPIRAN

Lampiran 1. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Usaha Gula Aren

Jumlah
No Asumsi (Nilai) Satuan Keterangan
1 Periode proyek 5 tahun Periode 5 tahun
2 Jumlah hari kerja per bulan 25 hari
3 Jumlah bulan kerja per tahun 12 bulan
4 Skala Usaha Untuk satu hari
a. Bahan baku *) 600 kg
b. Output produksi
Gula Cetak 50 kg
Gula Semut 500 kg
5 Harga produk **)
Gula Cetak 6,000 Rp/kg
Gula Semut 8,000 Rp/kg
6 Harga Bahan Baku **) 5,000 Rp/kg
7 Biaya pemeliharaan 5% %/thn dari nilai peralatan dan mobil
8 Discount Factor (suku bunga) 18% % Tingkat Suku Bunga Pinjaman
*) Gula aren setengah jadi yang dihasilkan pengrajin
**) Harga rata-rata sepanjang tahun (rata-rata terbobot dari harga masing-masing musim)
***) Jumlah hari kerja perbulan dikali upah harian (Rp 30.000 per hari)

37
Lampiran

Lampiran 2. Biaya Investasi Usaha Gula Aren

No Jenis Biaya Satuan Jml Harga Nilai Umur Penyusutan Nilai Sisa
satuan Rp ekonomis per thn Rp
1 Perizinan Berkas
SIUP 1 300,000 300,000 5 60,000
SITU 1 300,000 300,000 5 60,000
Izin Usaha Industri 1 300,000 300,000 5 60,000
Wajib Daftar Perusahaan 1 300,000 300,000 5 60,000 -
Izin Depkes 1 300,000 300,000 selamanya - -
NPWP 1 250,000 250,000 selamanya - -
Sub jumlah 1,750,000 240,000 -
2 Sewa tanah dan bangunan thn 5 24,000,000 120,000,000 5 24,000,000
3 Peralatan Produksi
Mesin gilingan unit 2 5,000,000 10,000,000 5 2,000,000 -
Oven unit 1 15,000,000 15,000,000 5 3,000,000 -
Kompor utk Oven unit 1 5,000,000 5,000,000 5 1,000,000
Loyang aluminium unit 60 250,000 15,000,000 5 3,000,000 -
Cetakan unit 20 10,000 200,000 2 100,000 100,000
Mesin ayakan unit 1 20,000,000 20,000,000 5 4,000,000 -
Ayakan manual unit 6 250,000 1,500,000 2 750,000 750,000
Sub jumlah 66,700,000 13,850,000 850,000
4 Peralatan lain
Timbangan 5 kg unit 3 150,000 450,000 5 90,000 -
Timbangan 25 kg unit 1 300,000 300,000 5 60,000 -
Sub jumlah 750,000 150,000 -
5 Kendaraan carry unit 1 70,000,000 70,000,000 10 7,000,000 35,000,000
35,850,00
Jumlah biaya investasi 259,200,000 45,240,000 0

Rekap Jumlah Biaya Investasi

Nilai Penyusutan
No Jenis Biaya Rp per thn
1 Perizinan 1,750,000 240,000
3 Sewa tanah dan bangunan 120,000,000 24,000,000
2 Peralatan Produksi 66,700,000 13,850,000
3 Peralatan lain 750,000 150,000
4 Kendaraan carry 70,000,000 7,000,000
Jumlah Biaya Investasi 259,200,000 45,240,000
5 Sumber Dana Investasi dari Rp
Kredit 150,000,000
Dana Sendiri 109,200,000

38 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 3. Biaya Operasional Usaha Gula Aren


No Jenis Biay a Satuan Jumlah Harga/ Biay a Nilai
p/ bulan satuan per bulan 1 thn (Rp)
1 Bahan Baku gula cetak kg 15,000 5,000 75,000,000 900,000,000
2 Bahan Pendukung
Minyak tanah Liter 180 3,500 630,000 7,560,000
Kantong plastik kg 30 12,000 360,000 4,320,000
Karung buah 175 7,000 1,225,000 14,700,000
Kayu bakar ikat 100 3,000 300,000 3,600,000
Sub jumlah 2,515,000 30,180,000

3 Pemasaran paket 1 300,000 300,000 3,600,000

4 Tenaga Kerja Produksi orang 3 30,000 2,250,000 27,000,000

5 Overhead pabrik (BOP)


Pimpinan orang 1 2,000,000 2,000,000 24,000,000
Tenaga kerja administrasi orang 2 800,000 1,600,000 19,200,000
Pembelian wajan per tahun 150,000 12,500 150,000
Pembelian pengaduk per tahun 15,000 1,250 15,000
Listrik per bulan 1 300,000 300,000 3,600,000
Transportasi per bulan 1 7,500,000 7,500,000 90,000,000
Telpon per bulan 1 150,000 150,000 1,800,000
Biaya Pemeliharaan per tahun 1 6,872,500 572,708 6,872,500
Sub jumlah 12,136,458 145,637,500
6 Biaya administrasi & umum Bulan 1 50,000 50,000 600,000
Jumlah 92,251,458 1,107,017,500

*) Perhitungan Biaya Pemeliharaan per Bulan (5% dari nilai barang)

No Jenis Biaya Nilai (Rp)


1 Peralatan Produksi 3,335,000
2 Peralatan lain 37,500
3 Kendaraan carry 3,500,000
Jumlah Biaya Pemeliharaan per Bulan 6,872,500

Rekap Jumlah Biaya Operasional Per Tahun

No Jenis Biaya Nilai (Rp)


1
Bahan Baku 900,000,000
3
Bahan Pendukung 30,180,000
4
Pemasaran 3,600,000
5
Biaya Tenaga kerja 27,000,000
6
Biaya overhead pabrik 145,637,500
Biaya administrasi &
7 umum 600,000
Jumlah Biaya 1,107,017,500

39
Lampiran

Perhitungan Modal Kerja Untuk Biaya Operasional


No Jenis Biaya Harga/ Nilai (Rp)
satuan
1 Jumlah dana modal kerja*) 0.083 92,251,458
2 Sumber dana modal kerja: Rp
Kredit 60,000,000
Dana sendiri 32,251,458
*) Diasumsikan kebutuhan modal kerja awal adalah untuk 1 bulan
pertama operasional
Sehingga jumlah dana modal kerja yang dibutuhkan :
= [(1/12)X biaya operasoional 1 th]

40 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 4. Kebutuhan Dana Untuk Investasi dan Modal Kerja

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya

1 Dana investasi yang bersumber dari


a. Kredit 150,000,000
b. Dana sendiri 109,200,000
Jumlah dana investasi 259,200,000
2 Dana modal kerja yang bersumber dari
a. Kredit 60,000,000
b. Dana sendiri 32,251,458
Jumlah dana modal kerja 92,251,458
3 Total dana proyek yang bersumber dari
a. Kredit 210,000,000
b. Dana sendiri 141,451,458
Jumlah dana proyek 351,451,458

41
Lampiran

Lampiran 5. Perhitungan Angsuran Kredit

Pembayaran Angsuran Kredit Investasi

Nilai Kredit Investasi (Rp) 150,000,000

Jangka waktu kredit (bulan) 36

Bunga per tahun (%) 18

Jumlah angsuran per bulan menurun

Angsuran Angsuran Total Saldo Saldo


Bulan Pokok Bunga Angsuran Awal Akhir
Thn 1
1 4,166,667 2,250,000 6,416,667 150,000,000 145,833,333
2 4,166,667 2,187,500 6,354,167 145,833,333 141,666,667
3 4,166,667 2,125,000 6,291,667 141,666,667 137,500,000
4 4,166,667 2,062,500 6,229,167 137,500,000 133,333,333
5 4,166,667 2,000,000 6,166,667 133,333,333 129,166,667
6 4,166,667 1,937,500 6,104,167 129,166,667 125,000,000
7 4,166,667 1,875,000 6,041,667 125,000,000 120,833,333
8 4,166,667 1,812,500 5,979,167 120,833,333 116,666,667
9 4,166,667 1,750,000 5,916,667 116,666,667 112,500,000
10 4,166,667 1,687,500 5,854,167 112,500,000 108,333,333
11 4,166,667 1,625,000 5,791,667 108,333,333 104,166,667
12 4,166,667 1,562,500 5,729,167 104,166,667 100,000,000
50,000,000 22,875,000 72,875,000
Thn 2
1 4,166,667 1,500,000 5,666,667 100,000,000 95,833,333
2 4,166,667 1,437,500 5,604,167 95,833,333 91,666,667
3 4,166,667 1,375,000 5,541,667 91,666,667 87,500,000
4 4,166,667 1,312,500 5,479,167 87,500,000 83,333,333
5 4,166,667 1,250,000 5,416,667 83,333,333 79,166,667
6 4,166,667 1,187,500 5,354,167 79,166,667 75,000,000
7 4,166,667 1,125,000 5,291,667 75,000,000 70,833,333
8 4,166,667 1,062,500 5,229,167 70,833,333 66,666,667
9 4,166,667 1,000,000 5,166,667 66,666,667 62,500,000
10 4,166,667 937,500 5,104,167 62,500,000 58,333,333
11 4,166,667 875,000 5,041,667 58,333,333 54,166,667
12 4,166,667 812,500 4,979,167 54,166,667 50,000,000
50,000,000 13,875,000 63,875,000
Thn 3
1 4,166,667 750,000 4,916,667 50,000,000 45,833,333
2 4,166,667 687,500 4,854,167 45,833,333 41,666,667
3 4,166,667 625,000 4,791,667 41,666,667 37,500,000
4 4,166,667 562,500 4,729,167 37,500,000 33,333,333
5 4,166,667 500,000 4,666,667 33,333,333 29,166,667

42 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Angsuran Angsuran Total Saldo Saldo


Bulan Pokok Bunga Angsuran Awal Akhir
6 4,166,667 437,500 4,604,167 29,166,667 25,000,000
7 4,166,667 375,000 4,541,667 25,000,000 20,833,333
8 4,166,667 312,500 4,479,167 20,833,333 16,666,667
9 4,166,667 250,000 4,416,667 16,666,667 12,500,000
10 4,166,667 187,500 4,354,167 12,500,000 8,333,333
11 4,166,667 125,000 4,291,667 8,333,333 4,166,667
12 4,166,667 62,500 4,229,167 4,166,667 0
50,000,000 4,875,000 54,875,000

Pembayaran Angsuran Kredit Investasi

60,000,000
Nilai Kredit Investasi (Rp)
12
Jangka waktu kredit (bulan)
18
Bunga per tahun (%)
menurun
Jumlah angsuran per bulan

Angsuran Angsuran Total Saldo Saldo


Bulan Pokok Bunga Angsuran Awal Akhir

1 5,000,000 900,000 5,900,000 60,000,000 55,000,000


2 5,000,000 825,000 5,825,000 55,000,000 50,000,000
3 5,000,000 750,000 5,750,000 50,000,000 45,000,000
4 5,000,000 675,000 5,675,000 45,000,000 40,000,000
5 5,000,000 600,000 5,600,000 40,000,000 35,000,000
6 5,000,000 525,000 5,525,000 35,000,000 30,000,000
7 5,000,000 450,000 5,450,000 30,000,000 25,000,000
8 5,000,000 375,000 5,375,000 25,000,000 20,000,000
9 5,000,000 300,000 5,300,000 20,000,000 15,000,000
10 5,000,000 225,000 5,225,000 15,000,000 10,000,000
11 5,000,000 150,000 5,150,000 10,000,000 5,000,000
12 5,000,000 75,000 5,075,000 5,000,000 0
60,000,000 5,850,000 65,850,000

43
Lampiran

Lampiran 6. Produksi dan Penjualan Gula Aren

No Uraian Satuan Produksi Produksi Harga Nilai


kg/bulan kg/tahun Rp/kg Rp/thn

1 Jenis Produk

Gula Cetak Kg 1,250 15,000 6,000 90,000,000

Gula Semut Kg 12,500 150,000 8,000 1,200,000,000

2 Total Pendapatan Kotor Per Tahun 1,290,000,000

44 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 7. Proyeksi Laba/Rugi Usaha Gula Aren

TAHUN
No Uraian 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 Pendapatan 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000
Biaya Operasional
2 Produksi 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500
3 Laba Kotor 182,982,500 182,982,500 182,982,500 182,982,500 182,982,500 182,982,500
Bunga Kredit 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - - 9,495,000
4 Laba Sebelum Pajak 154,257,500 169,107,500 178,107,500 182,982,500 182,982,500 173,487,500
Biaya Penyusutan 45,240,000 45,240,000 45,240,000 45,240,000 45,240,000 45,240,000
5 Laba Kena Pajak 109,017,500 123,867,500 132,867,500 137,742,500 137,742,500 128,247,500
Pajak 15,205,250 19,660,250 22,360,250 23,822,750 23,822,750 20,974,250
6 Laba Bersih 93,812,250 104,207,250 110,507,250 113,919,750 113,919,750 107,273,250
7 Profit margin (%) 7.27 8.08 8.57 8.83 8.83 8.32

45
Lampiran

Lampiran 8. Perhitungan BEP Usaha

TAHUN
No Uraian 1 2 3 4 5

1 Hasil Penjualan Produk 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000

2 Biaya Variabel
Bahan Baku 900,000,000 900,000,000 900,000,000 900,000,000 900,000,000
Bahan Pendukung 30,180,000 30,180,000 30,180,000 30,180,000 30,180,000
Biaya Pemasaran 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000
Pajak 15,205,250 19,660,250 22,360,250 23,822,750 23,822,750
Total Biaya Variabel 975,985,250 980,440,250 983,140,250 984,602,750 984,602,750

3 Biaya Tetap
Biaya overhead pabrik (BOP) 145,637,500 145,637,500 145,637,500 145,637,500 145,637,500
Biaya administrasi & umum 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
Biaya penyusutan 45,240,000 45,240,000 45,240,000 45,240,000 45,240,000
Bunga Kredit 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
Total Biaya Tetap 220,202,500 205,352,500 196,352,500 191,477,500 191,477,500

4 BEP Nilai penjualan (Rp) 904,611,089 855,746,669 825,441,346 808,802,224 808,802,224


5 BEP Produksi (kg)
Gula Cetak 10,519 9,951 9,598 9,405 9,405
Gula Semut 105,187 99,505 95,982 94,047 94,047

Jenis BEP (rata-rata) Nilai BEP


1 Nilai penjualan (Rp) 840,680,710
2 Produksi (kg)
Gula Cetak 9,775
Gula Semut 97,754

46 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Kelayakan Usaha

TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5

Inflow
a. Pendapatan - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000
Total Inflow untuk IRR - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 92,251,458
c. Biaya operasional 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 15,205,250 19,660,250 22,360,250 23,822,750 23,822,750
Total Outflow 351,451,458 1,260,947,750 1,192,252,750 1,184,252,750 1,132,540,250 1,130,840,250
Total Outflow untuk IRR 351,451,458 1,122,222,750 1,128,377,750 1,129,377,750 1,132,540,250 1,130,840,250

Cashflow - 29,052,250 97,747,250 105,747,250 157,459,750 195,009,750


Kumulatif cashflow - 29,052,250 126,799,500 232,546,750 390,006,500 585,016,250
Kumulatif cashflow (-nilai sisa) 0 29,052,250 126,799,500 232,546,750 390,006,500 549,166,250
Cashflow untuk IRR -351,451,458 167,777,250 161,622,250 160,622,250 157,459,750 195,009,750

PV Benefit - 1,093,220,339 926,457,914 785,133,826 665,367,649 579,541,254


PV Cost 351,451,458 951,036,229 810,383,331 687,374,166 584,151,662 494,300,695
PV Cashflow -351,451,458 142,184,110 116,074,583 97,759,660 81,215,987 85,240,559
Kumulatif PV Cashflow -351,451,458 -209,267,348 -93,192,765 4,566,895 85,782,883 171,023,442

Analisis Kelayakan
IRR 37.75
PBP (usaha) - tahun 2.95
PBP (kredit) 1.58
DF 18.00%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 3,878,697,541
B/C Ratio 1.04
NPV 171,023,442
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 522,474,900
Cash Flow (-) (351,451,458)
Net B/C ratio 1.49

47
Lampiran

Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 6%

TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan - 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa - 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,248,450,000
Total Inflow untuk IRR - 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,212,600,000 1,248,450,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 32,251,458
c. Biaya operasional 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 5,000,000 4,470,125 5,820,125 6,551,375 6,551,375
Total Outflow 291,451,458 1,250,742,500 1,177,062,625 1,167,712,625 1,115,268,875 1,113,568,875
Total Outflow untuk IRR 291,451,458 1,112,017,500 1,113,187,625 1,112,837,625 1,115,268,875 1,113,568,875

Cashflow 60,000,000 -38,142,500 35,537,375 44,887,375 97,331,125 134,881,125


Kumulatif cashflow 60,000,000 21,857,500 57,394,875 102,282,250 199,613,375 334,494,500
Cashflow untuk IRR -291,451,458 100,582,500 99,412,375 99,762,375 97,331,125 134,881,125

PV Benefit - 1,027,627,119 870,870,440 738,025,796 625,445,590 545,709,001


PV Cost 291,451,458 942,387,712 799,474,020 677,307,335 575,243,279 486,751,218
PV Cashflow -291,451,458 85,239,407 71,396,420 60,718,461 50,202,311 58,957,783
Kumulatif PV Cashflow -291,451,458 -206,212,052 -134,815,632 -74,097,170 -23,894,859 35,062,924

Analisis Kelayakan
IRR (%) 23.01
PBP (usaha)-tahun 4.29
PBP (kredit) 2.75
DF 18%
PV Benefit 3,807,677,945
PV Cost 3,772,615,021
B/C Ratio 1.01
NPV 35,062,924
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 326,514,382
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.12

48 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 7%

TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan - 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,235,550,000
Total Inflow untuk IRR - 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,199,700,000 1,235,550,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 32,251,458
c. Biaya operasional 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500 1,107,017,500
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 1,871,750 3,356,750 3,885,125 4,616,375 4,616,375
Total Outflow 291,451,458 1,247,614,250 1,175,949,250 1,165,777,625 1,113,333,875 1,111,633,875
Total Outflow untuk IRR 291,451,458 1,108,889,250 1,112,074,250 1,110,902,625 1,113,333,875 1,111,633,875

Cashflow 60,000,000 -47,914,250 23,750,750 33,922,375 86,366,125 123,916,125


Kumulatif cashflow 60,000,000 12,085,750 35,836,500 69,758,875 156,125,000 280,041,125
Kumulatif cashflow (-nilai sisa) 60,000,000 12,085,750 35,836,500 69,758,875 156,125,000 244,191,125
Cashflow untuk IRR -291,451,458 90,810,750 87,625,750 88,797,375 86,366,125 123,916,125

PV Benefit - 1,016,694,915 861,605,860 730,174,458 618,791,914 540,070,292


PV Cost 291,451,458 939,736,653 798,674,411 676,129,634 574,245,227 485,905,412
PV Cashflow -291,451,458 76,958,263 62,931,449 54,044,824 44,546,686 54,164,880
Kumulatif PV Cashflow -291,451,458 -214,493,196 -151,561,746 -97,516,922 -52,970,236 1,194,644

Analisis Kelayakan
IRR (%) 18.17
PBP (usaha)-tahun 4.49
PBP (kredit) 3.11
DF 18%
PV Benefit 3,767,337,439
PV Cost 3,766,142,795
B/C Ratio 1.00
NPV 1,194,644
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 292,646,103
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.00

49
Lampiran

Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 7%

TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000
Total Inflow untuk IRR - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 32,251,458
c. Biaya operasional 1,184,508,725 1,184,508,725 1,184,508,725 1,184,508,725 1,184,508,725
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 3,152,628 4,456,441 5,806,441 6,537,691 6,537,691
Total Outflow 291,451,458 1,326,386,353 1,254,540,166 1,245,190,166 1,192,746,416 1,191,046,416
Total Outflow untuk IRR 291,451,458 1,187,661,353 1,190,665,166 1,190,315,166 1,192,746,416 1,191,046,416

Cashflow 60,000,000 -36,386,353 35,459,834 44,809,834 97,253,584 134,803,584


Kumulatif cashflow 60,000,000 23,613,648 59,073,481 103,883,315 201,136,899 335,940,483
Cashflow untuk IRR -291,451,458 102,338,648 99,334,834 99,684,834 97,253,584 134,803,584

PV Benefit - 1,093,220,339 926,457,914 785,133,826 665,367,649 579,541,254


PV Cost 291,451,458 1,006,492,672 855,117,183 724,462,558 615,205,332 520,617,366
PV Cashflow -291,451,458 86,727,667 71,340,731 60,671,267 50,162,317 58,923,889
Kumulatif PV Cashflow -291,451,458 -204,723,791 -133,383,060 -72,711,793 -22,549,476 36,374,413

Analisis Kelayakan
IRR (%) 23.21
PBP (usaha) - tahun 4.28
PBP (kredit) 2.73
DF 18%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 4,013,346,570
B/C Ratio 1.01
NPV 36,374,413
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 327,825,871
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.12

50 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 9%
TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000
Total Inflow untuk IRR - 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,290,000,000 1,325,850,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 32,251,458
c. Biaya operasional 1,206,649,075 1,206,649,075 1,206,649,075 1,206,649,075 1,206,649,075
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 938,593 2,423,593 2,485,389 3,216,639 3,216,639
Total Outflow 291,451,458 1,346,312,668 1,274,647,668 1,264,009,464 1,211,565,714 1,209,865,714
Total Outflow untuk IRR 291,451,458 1,207,587,668 1,210,772,668 1,209,134,464 1,211,565,714 1,209,865,714

Cashflow 60,000,000 -56,312,668 15,352,333 25,990,536 78,434,286 115,984,286


Kumulatif cashflow 60,000,000 3,687,333 19,039,665 45,030,201 123,464,488 239,448,774
Kumulatif cashflow (-nilai sisa) 60,000,000 3,687,333 19,039,665 45,030,201 123,464,488 203,598,774
Cashflow untuk IRR -291,451,458 82,412,333 79,227,333 80,865,536 78,434,286 115,984,286

PV Benefit - 1,093,220,339 926,457,914 785,133,826 665,367,649 579,541,254


PV Cost 291,451,458 1,023,379,379 869,558,078 735,916,564 624,912,117 528,843,454
PV Cashflow -291,451,458 69,840,960 56,899,837 49,217,262 40,455,532 50,697,800
Kumulatif PV Cashflow -291,451,458 -221,610,499 -164,710,662 -115,493,400 -75,037,868 -24,340,067

Analisis Kelayakan
IRR (%) 14.42
PBP (usaha) - tahun > dari 5 tahun
PBP (kredit) 3.46
DF 18%
PV Benefit 4,049,720,982
PV Cost 4,074,061,050
B/C Ratio 0.99
NPV -24,340,067
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 267,111,391
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 0.92

51
Lampiran

Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 3%
dan Biaya Operasional Naik 3%

TAHUN
URAIAN 0 1 2 3 4 5
Inflow
a. Pendapatan - 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000
b. Dana sendiri 141,451,458
c. Kredit investasi 150,000,000
d. Kredit modal kerja 60,000,000
e. Nilai sisa 35,850,000
Total Inflow 351,451,458 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,287,150,000
Total Inflow untuk IRR - 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,251,300,000 1,287,150,000

Outflow
a. Investasi/re-investasi 259,200,000 - 1,700,000 - 1,700,000 -
b. Modal kerja 32,251,458
c. Biaya operasional 1,140,228,025 1,140,228,025 1,140,228,025 1,140,228,025 1,140,228,025
d. Angsuran pokok 110,000,000 50,000,000 50,000,000 - -
e. Bunga Kredit perbankan 28,725,000 13,875,000 4,875,000 - -
f. Pajak 3,066,046 5,293,546 6,643,546 7,374,796 7,374,796
Total Outflow 291,451,458 1,282,019,071 1,211,096,571 1,201,746,571 1,149,302,821 1,147,602,821
Total Outflow untuk IRR 291,451,458 1,143,294,071 1,147,221,571 1,146,871,571 1,149,302,821 1,147,602,821

Cashflow 60,000,000 -30,719,071 40,203,429 49,553,429 101,997,179 139,547,179


Kumulatif cashflow 60,000,000 29,280,929 69,484,358 119,037,786 221,034,965 360,582,144
Kumulatif cashflow (-nilai sisa) 60,000,000 29,280,929 69,484,358 119,037,786 221,034,965 324,732,144
Cashflow untuk IRR -291,451,458 108,005,929 104,078,429 104,428,429 101,997,179 139,547,179

PV Benefit - 1,060,423,729 898,664,177 761,579,811 645,406,619 562,625,128


PV Cost 291,451,458 968,893,281 823,916,670 698,021,445 592,797,609 501,627,770
PV Cashflow -291,451,458 91,530,448 74,747,507 63,558,366 52,609,010 60,997,358
Kumulatif PV Cashflow -291,451,458 -199,921,010 -125,173,503 -61,615,138 -9,006,127 51,991,231

Analisis Kelayakan
IRR (%) 25.41
PBP (usaha) - tahun 4.13
PBP (kredit) 2.58
DF 18%
PV Benefit 3,928,699,464
PV Cost 3,876,708,233
B/C Ratio 1.01
NPV 51,991,231
NetB/C Ratio
Cash Flow (+) 343,442,689
Cash Flow (-) (291,451,458)
Net B/C ratio 1.18

52 USAHA PEMBUATAN GULA AREN


USAHA PEMBUATAN GULA AREN

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

53

Anda mungkin juga menyukai