PENGOLAHAN IKAN
BERBASIS FISH JELLY PRODUCT
(OTAK-OTAK dan KAKI NAGA)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK)
BANK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Buku
Pola Pembiayaan Pengolahan Ikan Berbasis Fish JellyProduct (otak-otak dan kaki naga) ini mampu
diselesaikan. Penyusunan buku ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terutama untuk menyediakan informasi baik bagi perbankan,
UMKM pengusaha maupun calon pengusaha yang berminat mengembangkan usaha tersebut.
Informasi pola pembiayaan disajikan juga dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia
(www.bi.go.id).
Buku Pola Pembiayaan Pengolahan Ikan Berbasis Fish Jelly Product mengambil sampel di
kampung nelayan Muara Angke dan Muara Baru, Jakarta Utara. Penyusunan buku dilakukan
melalui survei langsung ke lapangan dan in depth interview terhadap produsen otak-otak dan kaki
naga, wawancara dan diskusi dengan dinas/instansi terkait serta dengan pihak perbankan.
Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama dengan
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan memperoleh masukan dan
saran dari banyak pihak antara lain PT. Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT
Bank Negara Indonesia (Persero), Bukopin, Bank Niaga, Bank Permata, Bank Panin, Bank
Internasional Indonesia, Bank Danamon serta narasumber yang terkait baik asosiasi maupun
perorangan. Atas sumbang pikir dan bantuan kelancaran penyusunan buku pola pembiayaan
Pengolahan Ikan Berbasis Fish Jelly Product, Bank Indonesia cq Biro Pengembangan UMKM -
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM (BUMKM - DKBU) menyampaikan terimakasih.
Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan bagi
penyempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini dapat
menghubungi: Biro Pengembangan UMKM - Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Bank Indonesia
dengan alamat:
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi
yang berarti bagi pengembangan UMKM.
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PENGOLAHAN IKAN BERBASIS FISH JELLY PRODUCT
(OTAK-OTAK dan KAKI NAGA)
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
……………..................................………………………………......…
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
………………………………………………………………………
DAFTAR ISI iv
……………………………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL vi
…………………………………………………………………………..…….
DAFTAR GAMBAR vii
…………………………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN 1
...……………………………………………………….…………......
DAFTRA PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan ................................................ 1
Tabel 3.1 Fasilitas Produksi dan Sarana Prasarana Pengolahan Otak-otak .................. 6
Tabel 4.1 Jumlah Rata-rata Permintaan Otak-otak dan Kaki Naga untuk Daerah
Jabotabek ………………………………………………………………………. 17
Tabel 5.1 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Usaha ……………………. 21
Tabel 5.4 Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja …………………………. 25
Tabel 5.6 Proyeksi Laba Rugi Usaha Otak-otak dan Kaki Naga ................................... 26
Halaman
Gambar 3.1 Aliran Proses Pembuatan Otak-otak .................................................. 9
vii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang sangat baik dan potensial untuk memenuhi
kebutuhan protein bagi masyarakat. Beberapa jenis ikan mengandung omega 3 yang berfungsi
untuk pertumbuhan otak manusia. Sedangkan protein yang dihasilkan dari ikan merupakan salah
satu elemen penting bagi kesehatan tubuh manusia. Kandungan protein yang dimiliki dalam ikan
segar dapat dilihat pada Tabel 1.1.
1
Pendahuluan
Pengusaha otak-otak dan kaki naga di Jakarta Utara tepatnya di kampung nelayan Muara
Angke dan Muara Baru pada tahun 2004 berjumlah 20 pengusaha. Jumlah tersebut terus
meningkat menjadi 31 pengusaha pada tahun 2007 (Tabel 1.2). Selain di daerah Muara Angke
dan Muara Baru, pengusaha otak-otak dan kaki naga juga terdapat di daerah Palabuhan Ratu
Sukabumi Jawa Barat.
Satu perusahaan umumnya memproduksi 2 macam produk berupa otak-otak dan kaki
naga karena kedua produk tersebut menggunakan bahan baku utama yang sama berupa fillet ikan
kuniran (Peuneus sp). Setiap hari perusahaan dapat menghasilkan otak-otak minimal 8.000 pieces
dan maksimal 50.000 pieces, kaki naga minimal 8.000 pieces dan maksimal 40.000 pieces .
Bahan baku fillet lainnya yang dapat dijadikan bahan baku otak-otak dan kaki naga adalah
fillet dari ikan mata goyang dan ikan mata besar. Namun yang paling banyak dipakai pengusaha
untuk otak-otak dan kaki naga adalah fillet dari ikan kuniran.
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
3
Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
Sedangkan untuk kaki naga dengan bahan baku sebanyak 100 kg dapat menghasilkan 8.000 pcs
kaki naga.
Usaha pembuatan produk olahan ikan ini tidak memerlukan biaya yang besar. Untuk
memulai usaha ini,. biaya investasi yang dibutuhkan kurang dari Rp. 100.000.000 ,-. Sedangkan
untuk kebutuhan modal kerja diperkirakan sebesar Rp. 15.000.000,-. Umumnya pengusaha otak-
otak dan kaki naga di Muara Baru dan Muara Angke belum dibiayai oleh bank. Namun dengan
adanya kebutuhan pengembangan usaha, dapat dipenuhi dengan pinjaman bank.
Pembiayaan dari bank dapat digunakan untuk kebutuhan pembelian mesin dan peralatan
serta modal kerja dengan menggunakan skim kredit bank yang sudah ada. Dengan adanya
pemberian kredit dari bank diharapkan usaha otak-otak dan kaki naga dapat lebih berkembang.
BAB III
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
Aspek teknis produksi yang terkait dengan usaha pengolahan otak-otak dan kaki naga
yang dibahas antara lain yang menyangkut lokasi usaha, fasilitas produksi dan peralatan, bahan
baku, tenaga kerja, teknologi serta proses produksi. Penjelasan dari masing-masing aspek sebagai
berikut :
Lokasi usaha yang cocok untuk usaha pembuatan otak-otak dan kaki naga adalah yang
posisinya dekat dengan lokasi bahan baku yaitu berupa ikan. Daerah yang cocok adalah yang dekat
dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) karena hal ini mempermudah dalam memperoleh bahan baku
maupun bahan pembantu dan pelengkap. Namun pada saat ini bahan baku berupa fillet ikan
mudah diperoleh di pasar atau penyalur khusus fillet ikan, sehingga lokasi tidak harus dekat
dengan TPI, melainkan yang memiliki daya dukung yang baik.
Daya dukung lingkungan yang baik untuk usaha ini terutama yang mempunyai sumber air
bersih yang cukup, karena untuk sanitasi dan higienis sangat dibutuhkan air bersih. Daya dukung
lain adalah sarana pembuangan limbah yang memadai, sehingga limbah hasil produksi yang
dibuang tidak mengganggu lingkungan. Selain hal tersebut lokasi, usaha sebaiknya di tempat
yang strategis untuk pemasaran dan mudah dicari konsumen. Lokasi yang strategis untuk
pemasaran yaitu lokasi yang dekat dengan pasar dan pelanggan.
Daerah Muara Angke dan Muara Baru merupakan contoh daerah yang strategis untuk
tempat pengolahan otak-otak dan kaki naga karena kemudahannya dalam hal memperoleh bahan
baku, baik bahan baku utama maupun bahan pembantu dan pelengkapnya. Selain itu di lokasi
tersebut jumlah sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja masih banyak. Kelengkapan
infrastruktur baik berupa mesin penggiling maupun pengaduk adonan dan peralatan produksi
otak-otak mudah diperoleh di daerah Muara Angke dan Muara Baru. Untuk pemasaran Muara
Baru dan Muara Angke dekat dengan pasar sehingga mudah untuk memasarkannya.
Untuk kegiatan produksi otak-otak dan kaki naga terdapat beberapa peralatan yang
dibutuhkan untuk kegiatan produksi baik untuk proses pengolahan maupun untuk pemasaran.
Peralatan kegiatan produksi termasuk dalam semi mekanik karena dalam pengerjaannya masih
5
Aspek Teknis Produksi
menggunakan tenaga manusia. Peralatan yang termasuk semi mekanik antara lain grinder, food
processor, sealer machine, blender. Untuk kegiatan pemasaran fasilitas yang digunakan yaitu
mobil box tertutup. Fasilitas produksi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3.3. Bahan-Baku
3.3.1. Bahan Baku Utama
Bahan baku untuk membuat otak-otak dan kaki naga berupa fillet ikan kuniran dan ikan
mata goyang. Fillet ikan yang baik untuk bahan baku pembuatan otak-otak dan kaki naga
sebaiknya memiliki tekstur daging kenyal dan berwarna putih. Daging ikan yang berwarna putih
memiliki kandungan protein yang baik dan memiliki sifat gel yang baik pula. Sehingga otak-otak
yang dihasilkan akan memiliki kekenyalan yang baik dan tidak keras. Fillet ikan kuniran
merupakan bahan baku yang bagus untuk otak-otak dan kaki naga. Dari segi rasa ikan mata
goyang lebih enak dibandingkan ikan kuniran, namun ikan mata goyang memiliki duri yang lebih
banyak dibandingkan ikan kuniran. Harga fillet ikan kuniran berkisar antara Rp 5.000,-/kg – Rp
6.000/kg sedangkan untuk mata goyang berkisar antara Rp 9.000,-/kg – Rp. 12.000.-/kg.
Bahan baku berupa fillet ikan kuniran lebih mudah didapat, sebagian besar fillet ikan
tersebut dipasok dari Tegal, Cirebon, Belanakan, dan Indramayu.
2. Kaki naga
Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat adonan kaki naga antara lain tepung terigu,
maizena, susu dan telur untuk bahan pengikat. Sedangkan untuk bumbu kaki naga yaitu : garam,
gula, bawang bombay, bawang putih, dan merica. Bahan lain yang digunakan dalam proses
pemasakan/ pengorengan yaitu minyak sayur.
7
Aspek Teknis Produksi
Formulasi untuk membuat kaki naga dengan perbandingan bahan baku fillet ikan
sebanyak A Kg dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.5. Teknologi
Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik (mesin) dan manual (tenaga
manusia). Beberapa peralatan yang digunakan antara lain grinder, food processor, blender dan
sealer machine. Grinder digunakan untuk penggilingan daging sehingga daging lebih halus dan
berbentuk pasta gel. Penggunaan grinder masih memerlukan tenaga manusia.
Pengaduk adonan (food processor ) menggunakan tenaga motor berbahan bakar bensin.
Umur teknis dari food processor yaitu 5 tahun, namun pulley pemutarnya mempunyai umur
teknis 2-3 tahun.
Fillet ikan
Pengadonan
(Penambahan tepung tapioka, santan dan
bumbu)
Pencetakan
(dibuat bulat lonjong atau panjang)
Pemasakan
(dimasak menggunakan minyak sayur dan air)
15 – 30 menit
Penirisan
(mendinginkan dan mengurangi kadar minyak didalamnya)
Otak-Otak
9
Aspek Teknis Produksi
1. Fillet Ikan
Fillet ikan merupakan bahan baku utama. Sebelum digiling Fillet ikan ditaruh dalam ember
ataupun bak penampungan selanjutnya diberi es agar fillet ikan tetap segar dan tidak
mengeras.
2. Penggilingan daging ikan
fillet ikan yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam grinder untuk digiling sehingga
berbentuk pasta. Pada saat penggilingan ditambahkan garam secukupnya. Garam diberikan
pada awal penggilingan guna meningkatkan kerekatan pasta ikan, jika dilakukan pada akhir
penggilingan sifat kerekatan pasta akan menurun. Proses penggilingan fillet ikan dengan
grinder dapat dilihat pada Gambar 3.2. Sedangkan hasil penggilingan fillet berupa pasta dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
3. Pengadonan
Daging yang sudah berbentuk pasta dimasukkan ke dalam food processor untuk dilakukan
pengadonan dengan penambahan bahan baku lainnya seperti tepung tapioka, santan dan telur
yang berguna untuk menjaga kualitas kekenyalan otak-otak. Selanjutnya adonan ditambahkan
bumbu berupa garam, gula, bawang merah, bawang putih dan merica yang sebelumnya telah
dihaluskan dengan blender. Waktu pengadonan kurang lebih selama 45 menit. Hasil adonan
yang telah selesai dimasukkan ke dalam ember untuk dilakukan pencetakkan. Pengadukan
adonan menggunakan food processor dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Adonan yang sudah selesai diaduk menghasilkan adonan yang homogen yang siap dibentuk
menjadi otak-otak. Gambar hasil adonan yang sudah diaduk dapat dilihat pada Gambar 3.5.
4. Pencetakkan
Pencetakkan adonan menggunakan tangan dan sendok atau garpu. Proses pencetakkan
berlangsung cepat, adonan yang telah dicetak langsung dimasukan ke dalam penggorengan
untuk dimasak.
11
Aspek Teknis Produksi
5. Pemasakan
Pemasakan adonan dilakukan diatas penggorengan dengan menggunakan minyak sayur yang
dicanpur dengan air dengan suhu yang tidak terlalu panas (deep fat frying). Adonan harus
terendam minyak, proses pemasakan berlangsung sampai otak-otak matang sekitar 70-80%
dan menjaga agar tidak terlalu matang sehingga otak-otak tidak berwarna kuning.
6. Penirisan
Penirisan dilakukan untuk mendinginkan otak-otak yang telah masak dan mengurangi kadar
minyak yang terdapat dalam otak-otak setelah dimasak. Penirisan dilakukan di meja penirisan
yang berukuran panjang 2 meter x lebar 1 meter. Pada bagian lebar meja penirisan dipasang
kipas yang berguna untuk mempercepat proses penirisan. Gambar Otak-otak ikan dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
Setelah otak-otak yang ditiriskan selesai otak-otak tersebut dikemas dalam plastik
menggunakan sealer machine untuk menutup kemasan. Pengemasan dilakukan untuk
menjaga agar otak-otak tidak mudah rusak ketika dalam proses pemasaran.
Fillet ikan
Pengadonan
(Penambahan tepung terigu,
maizena, susu, telur dan bumbu)
Perebusan
(dimasak 15-30 menit menggunakan air dan minyak sayur)
Penirisan
Kaki Naga
1. Fillet Ikan
Fillet ikan merupakan bahan baku utama. Fillet ikan yang baru diterima dimasukkan dalam
ember atau bak penampungan dan diberi es fillet tetap segar dan tidak mengeras.
13
Aspek Teknis Produksi
Pelemuran dengan tepung roti, dimaksudkan agar kaki naga terasa lebih renyah, biasanya kaki
naga sering dicampur dengan kunir sebagai bahan pewarna dan pengawet alami.
10. Penusukan dengan sumpit kayu
Penusakan dengan sumpit kayu merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kaki naga.
Otak-otak yang diproduksi, dibuat dalam dua bentuk yaitu panjang dan bulat lonjong.
Untuk menjaga kestabilan rasa dan tidak cepat basi, maka pembuatan otak-otak dan kaki naga
harus menggunakan bahan baku yang segar serta bahan-bahan pembantu yang berkualitas, diolah
dengan higienis serta formulasi yang satandar. Setiap periode tertentu sebaiknya perlu dilakukan
uji laboratorium, untuk lebih meyakinkan kualitas mutu produk. Standar mutu yang bagus yaitu :
elastisitas berkisar antara 26,73% - 65,66%, kadar abu antara 0,44% – 0,69%, kadar protein
antara 10,44% - 16,40%, dan kadar lemak antara 0,09% - 0,55%.
Kapasitas kemampuan mesin dapat mengolah adanon 120 kg per jam. Kapasitas
maksimum mesin yaitu 600 kg selama 5 jam, dengan output produksi sekitar maksimum 50.000
pcs/hari dan dengan penggunaan tenaga kerja produksi sebanyak 7 orang dengan jam kerja
selama 10 jam. Produksi optimum umumnya disesuaikan jumlah pemesanan.
Pengusaha otak-otak di Muara Angke dan Muara Baru minimal dapat memproduksi 8.000
pcs/hari otak-otak dan 8.000 pcs/hari kaki naga dengan bahan baku fillet sebanyak 100 kg .
Namun jika hari raya dan natal produksi optimum dapat mencapai 30.000 pcs dengan bahan baku
300 kg.
15
Aspek Teknis Produksi
Kendala produksi yang dihadapi yaitu sifat bahan baku fillet ikan mudah busuk, maka dari
itu bahan baku paling lama dalam penyimpanan sekitar 2 hari. Output produk mudah basi, otak-
otak dan kaki naga tahan paling lama sekitar dua hari karena tidak menggunakan bahan
pengawet. Apabila tidak terjual oleh pelanggan maka akan dikembalikan lagi kepada penjual,
sehingga masuk ke dalam produk reject. Selain itu untuk kemudahan dalam sertifikasi produk para
pengusaha otak-otak masih belum mengetahui cara untuk mendaftarkan produk makanan otak-
otak kepada BP-POM.
BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Tabel 4. 1. Jumlah Rata-rata Permintaan Otak-Otak dan Kaki Naga untuk Daerah Jabotabek
4.1.2. Penawaran
Jumlah produsen otak-otak dan kaki naga di daerah Muara Angke dan Muara Baru
berjumlah kurang lebih 31 produsen pada tahun 2007. Tiap produsen selalu dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, namun karena jumlah permintaan yang terus meningkat sedangkan
kapasitas produksi yang terbatas, menyebabkan produsen otak-otak dan kaki naga belum bisa
secara penuh memenuhi permintaan dari Jabotabek dan luar Jabotabek. Selain dari Muara Angke
dan Muara Baru produsen lainnya berasal dari Palabuhanratu yang yang tergabung dan dikelola
oleh Koperasi Mina.
Rata-rata jumlah diproduksi dalam satu hari oleh satu produsen di daerah Muara Angke
dan Muara Baru yaitu sebanyak 50.000 pcs/hari untuk otak otak, dan kaki naga sebesar 40.000
pcs/hari.
17
Aspek Pasar dan Pemasaran
Persaingan usaha sejenis lainnya saat ini berasal dari Palabuhan Ratu yang usahanya dikelola oleh
Koperasi Mina namun jumlahnya masih sedikit. Persaingan usaha otak-otak dan kaki naga
umumnya tidak saling merugikan karena produsen sudah memiliki pelanggan masing-masing dan
harga jual produknya relatif sama. Sehingga tidak ada persaingaan harga antara perusahaan
sejenis yang saling menjatuhkan.
Peluang pasar untuk usaha pembuatan otak-otak dan kaki naga masih sangat besar, karena
selain pesaing masih sangat sedikit, jumlah permintaan makin bertambah. Jumlah konsumen dari
daerah luar Jabotabek makin bertambah sedangkan jumlah produsen masih sedikit. Beberapa
tempat yang cukup strategis untuk membuka usaha otak-otak dan kaki naga antara lain di daerah
Pangandaran, Cirebon, Banyuwangi dan daerah strategis lainnya.
Harga Jual produk ditangan konsumen untuk otak-otak dan kaki naga berkisar Rp. 500,-/pcs
sampai dengan harga Rp. 1.000,-pcs
Pelanggan :
Produsen Agen atau Pedagang
Otak-Otak Ikan Otak-Otak Ikan dan Konsumen
dan Kaki naga Kaki Naga
19
Aspek Pasar dan Pemasaran
BAB V
ASPEK KEUANGAN
21
Aspek Keuangan
Jumlah/
No Asumsi Satuan Keterangan
Nilai
b. Produk gagal (reject) % 5%
- Jumlah otak otak pcs 421
- Jumlah kaki naga pcs 421
c. Produksi bersih per hari
1. Otak otak pcs 8.000
2. Kaki naga pcs 8.000
4 Penjualan produk
a. Kemasan otak otak per hari :
1. Kemasan 1 : bentuk bulat pcs/bks 50
2. Kemasan 2 : bentuk panjang pcs/bks 12
3. Komposisi produk (1) dan (2) % 50%
b. Kemasan kaki naga per hari :
1. Kemasan 3 pcs/bks 10
c. Penjualan produk per hari
1. Kemasan 1 bks 80
2. Kemasan 2 bks 333
3. Kemasan 3 bks 800
5 Harga produk
a. Otak otak
1. Kemasan 1 Rp/bks 5.000 Rp.100,-/pcs
2. Kemasan 2 Rp/bks 3.000 Rp. 250,-/pcs
b. Kaki naga
1. Kemasan 3 Rp/bks 1.500 Rp. 150,-/pcs
6 Harga produk
a. Otak otak Rp/pcs 100
b. Kaki naga Rp/pcs 150
7 Bahan baku ikan kuniran fillet
a. Utk otak otak kg/hr 100
b. Utk kaki naga kg/hr 100
c. Komposisi bhn baku (a) dan (b) % 50
8 Harga bahan baku Rp/kg 6.000
9 Discount Factor % 15
1
Perincian biaya investasi yang lebih lengkap terdapat pada Lampiran 2
Depkes, SPH (Surat Pengolahan Hasil), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Masa berlaku
masing-masing surat izin tersebut bervariasi dengan total biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp
2 juta. Sewa tanah dan bangunan dibayarkan tiap tahun, sehingga setiap tahun harus dikeluarkan
biaya untuk komponen biaya sewa. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk
pembelian mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah
biaya investasi keseluruhan pada tahun 0 adalah Rp 100.595.000,- yang seluruhnya dibiayai dari
dana sendiri pengusaha. Perincian Biaya Investasi Lampiran 1.
23
Aspek Keuangan
Keterangan : siklus untuk modal kerja menjadi 52 minggu karena sistem pembayaran yang
dilakukan pembeli dengan cara retur selama 2 sampai 3 hari.
Sumber dana untuk kebutuhan modal kerja tersebut sepenuhnya dibiayai dana yang
berasal dari pengusaha itu sendiri.
Produksi otak-otak dan kaki naga bersih per tahun yaitu 5.183.968 pcs/tahun. Dengan laba
kotor sebesar Rp. 842.394.753,-. Rincian produksi otak-otak dan kaki naga dapat dilihat pada
Tabel 5.5.
25
Aspek Keuangan
Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan produk olahan
ikan tersebut, dari hasil analisis diperoleh BEP rata-rata selama 5 tahun untuk usaha ini adalah
sebesar Rp. 734.186.287. Proyeksi Break Event Point untuk usaha otak-otak dan kaki naga dapat
dilihat pada tabel 5.7
BEP Rata-rata
1 Nilai penjualan (Rp) 626.214.686
2 Jumlah Penjualan (kg) 121
3 Persentase Penjualan (%) 74,34
4 Rp/kg berdasarkan :
- Biaya Variabel 153
- Biaya Total 155
27
Aspek Keuangan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha produk pengolahan ikan layak dilaksanakan,
bahkan menguntungkan, karena pada tingkat suku bunga (discount rate) 15% per tahun, net B/C
ratio sebesar 1,47 (> 1) dan NPV sebesar Rp 54.146.184,- (> 0). Dengan nilai IRR 32,24 % (>
discount rate), artinya : proyek ini layak dilaksanakan meskipun tingkat suku bunga (discount rate)
mencapai 32,24 % per tahun.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan seluruh biaya investasi usaha (PBP usaha) adalah 3,34 tahun. Dengan demikian
usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian investasi lebih pendek dari
periode proyek.
1. Skenario I
Pendapatan proyek mengalami penurunan sedangkan biaya investasi dan biaya operasional
dianggap tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga otak-otak
maupun kaki naga, jumlah permintaan yang menurun ataupun jumlah produksi yang menurun.
Hasil analisis sensitivitas disajikan dalam Tabel berikut:
Tabel 5. 9 Hasil Analisis Sensitivitas Skenario I
Pendapatan
No Kriteria Kelayakan
Turun 1.75%
1 Net B/C ratio pada DF 15 % 1,04
2 NPV pada DF 15 % (Rp) 4.729.022
3 IRR (%) 16,57%
4 PBP (usaha) 4,84 tahun
Pendapatan
Kriteria Kelayakan
No Turun 3%
1 Net B/C ratio pada DF 15 % 0,74
2 NPV pada DF 15 % (Rp) -30.568.950
3 IRR (%) 4,44
4 PBP (usaha) > 5 tahun
Sumber : Lampiran 9
2. Skenario II
Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi dan penerimaan proyek
investasi tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi akibat kenaikan harga input untuk
operasional; seperti bahan baku, peralatan operasional, dll.
Hasil analisis sensitivitas disajikan dalam Tabel berikut :
Biaya Operasional
No Kriteria Kelayakan
Naik 2 %
1 Net B/C ratio pada DF 15 % 0,76
2 NPV pada DF 15 % (Rp) -27.974.202
3 IRR (%) 5,37
4 PBP (usaha) > 5 tahun
Sumber : Lampiran 10
3. Skenario III
Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II, yaitu : diasumsikan
penerimaan proyek mengalami penurunan dan biaya operasional mengalami kenaikan,
sedangkan biaya investasi tetap.
Hasil analisis sensitivitas disajikan dalam Tabel berikut
29
Aspek Keuangan
BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Dari aspek ekonomi usaha ini memberikan keuntungan dengan jumlah permintaan rata-
rata 8.000 pcs/hari dan maksimum dapat mencapai 50.000 pcs/hari. Dengan permintaan sebanyak
8.000 pcs/hari otak-otak dan 8.000 pcs/hari kaki naga, usaha ini dapat memberikan keuntungan
bersih rata sebesar Rp 21.744.233,-per/tahun. Sedangkan jumlah permintaan tiap tahunnya terus
bertambah, sehingga secara ekonomi usaha ini menguntungkan.
Dari aspek sosial usaha ini dapat menyerap tenaga kerja minimal dapat terserap sebanyak 8
orang dengan gaji sebesar Rp. 975.000,-. Dan kapasitas produksi kotor yang dihasilkan sebanyak
8.421 pcs/hari. Usaha ini dapat menyerap tenaga kerja yang berada sekitar TPI (Tempat Pelelangan
Ikan), sehingga dapat memajukan ekonomi masyarakat sekitar pantai diantaranya para nelayan.
Mengenai pengaruhnya terhadap lingkungan, usaha ini dinilai tidak terlalu berbahaya
terhadap lingkungan sekitar. Disamping karena limbah yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
Limbah yang biasa di hasilkan oleh usaha ini adalah air kotor sisa perebusan ataupun pencucian
yang secara langsung dialirkan ke laut. Kalaupun ada yang berbentuk padat. Sedangkan untuk
limbah minyak bekas penggorengan sudah ada yang menampung untuk disuling kembali
kemudian dijual. Sedangkan untuk limbah produk berupa otak-otak yang reject atau tidak terjual
sehingga kadaluarsa maka dibuang ke tempat sampah.
31
Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
a. Usaha pengolahan otak-otak dan kaki naga di Wilayah DKI Jakarta, tepatnya di Muara Angke
dan Muara Baru Jakarta Utara belum dikembangkan menjadi sektor usaha andalan,
mengingat usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
b. Sebagian besar usaha pengolahan ikan otak-otak dan kaki naga masuk dalam kategori usaha
kecil dan menengah dan merupakan usaha perorangan yang perlu mendapatkan perhatian
dari dunia perbankan untuk mengembangkan usahanya.
c. Usaha pembuatan otak-otak dan kaki naga dapat menghasilkan limbah yang berbau kurang
sedap bila tidak ditangani dengan baik, sehingga perlu penanganan yang baik dengan sumber
air bersih yang cukup agar senantiasa kebersihan terjaga.
d. Berdasarkan analisis kelayakan finansial terhadap usaha pembuatan otak-otak dan kaki naga
pada tingkat suku bunga (discount rate) 15% per tahun, diperoleh hasil net B/C ratio sebesar
1,47 (> 1) dan NPV sebesar Rp 54.146.184 (> 0). Dengan nilai IRR 32,24% (> discount rate),
yang berarti usaha pengolahan pembuatan otak-otak dan kaki naga layak dilaksanakan,
meskipun tingkat suku bunga (discount rate) mencapai 32,24 % per tahun.
e. Analisis sensitivitas terhadap perubahan penerimaan menunjukkan bahwa proyek ini sensitif
terhadap penurunan pendapatan di atas 2% dan kenaikan biaya operasional di atas 2%.
Analisis sensitivitas terhadap perubahan pendapatan sekaligus kenaikan biaya operasional
menunjukkan bahwa proyek ini sensitif terhadap penurunan pendapatan sekaligus kenaikan
biaya operasional masing-masing sebesar 1% dan 1%.
7.2. Saran
a. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan, maka pengusaha perlu
memperbaiki teknik produksi, teknologi, serta memperhatikan sanitasi dan higienis.
b. Untuk mengatasi masalah kurang tercukupinya bahan baku fillet ikan untuk pembuatan otak-
otak dan kaki naga, dapat juga dikembangkan kemungkinan penggunaan jenis ikan lain,
termasuk bahan baku berupa ikan air tawar seperti ikan nila, ikan sapu-sapu dll.
c. Secara finansial proyek ini layak dibiayai, namun bank masih perlu melakukan analisis kredit
yang lebih komprehensif berdasarkan prinsip kehati-hatian.
33
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Maghfiroh, I. 2000. Pengaruh Pemakaian Bahan Pengikat terhadap Karakteristik Nugget dari Ikan
Patin (Pangasius hipothalmus). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Suzuki, T. 1981. Fish and Krill Protein : Procesing Technology. Applied Science Publisher Ltd.,
London.
Surnesih. 2003. Pengembangan Diversifikasi Produk Tradisional Otak-otak dari Ikan Sapu-Sapu
(Hyposaraus pardalis). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
Tanikawa, E. 1985. Marine Product in Japan (revised edition). Koseisha Koseikaku co.Ltd. Tokyo.
35
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
37
Lampiran
39
Lampiran
41
Lampiran
*) Diasumsikan kebutuhan modal kerja awal adalah untuk 1 minggu pertama operasional
Sehingga jumlah dana modal kerja yang dibutuhkan = (1/52)X biaya operasoional .
Perhitungan dibagi 52 minggu karena adanya resiko pembayaran retur selam 2-3 hari.
43
Lampiran
Inflow
a. Pendapatan 0 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735
b. Dana sendiri 34.500.000
c. Kredit investasi 70.000.000
d. Kredit modal kerja 10.500.000
e. Nilai Sisa 28.000.000
Jumlah 115.000.000 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 870.394.735
Inflow untuk IRR 0 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 870.394.735
Outflow
a. Biaya investasi 100.595.000
b. Biaya modal kerja 15.232.599
c. Biaya operasional 792.095.160 792.095.160 792.095.160 792.095.160 792.095.160
d. Angsuran pokok 45.500.000 35.000.000
e. Biaya bunga bank 8.946.875 2.843.750
f. Pajak 15% 2.848.905 3.764.374 4.190.936 4.190.936 4.190.936
Jumlah 115.827.599 849.390.940 833.703.284 796.286.096 796.286.096 796.286.096
Outflow untuk IRR 115.827.599 794.944.065 795.859.534 796.286.096 796.286.096 796.286.096
Total cashflow -6.996.205 8.691.451 46.108.639 46.108.639 74.108.639
Kumulatif cashflow -6.996.205 1.695.246 47.803.885 93.912.524 168.021.163
Cashflow untuk IRR -115.827.599 47.450.670 46.535.201 46.108.639 46.108.639 74.108.639
Perhitungan IRR, B/C ratio,
NPV dan PBP
NPV DF 15% 54.146.184
Net B/C ratio DF 15% 1,47
IRR 32,24%
PBP (tahun) 3,34
PBP Kredit (tahun) 1,75
3 Biaya Tetap
Biaya Tenaga kerja Tetap 89.400.000 89.400.000 89.400.000 89.400.000 89.400.000
Biaya overhead pabrik (BOP) 6.600.000 6.600.000 6.600.000 6.600.000 6.600.000
Biaya administrasi & umum 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Angsuran Pokok 20.000.000 20.000.000 0 0 0
Bunga Kredit 8.946.875 0 0 0 0
Total Biaya Tetap 125.546.875 116.600.000 96.600.000 96.600.000 96.600.000
BEP Nilai Penjualan (Rp) 734.186.287 686.226.905 570.220.080 570.220.080 570.220.080
45
Lampiran
Inflow
a. Pendapatan 0 827,652,827 827,652,827 827,652,827 827,652,827 827,652,827
b. Dana sendiri 34,500,000
c. Kredit investasi 70,000,000
d. Kredit modal kerja 10,500,000
e. Nilai Sisa 28,000,000
Jumlah 115,000,000 827,652,827 827,652,827 827,652,827 827,652,827 855,652,827
Inflow untuk IRR 0 827,652,827 827,652,827 827,652,827 827,652,827 855,652,827
Outflow
a. Biaya investasi 100,595,000
b. Biaya modal kerja 15,232,599
c. Biaya operasional 792,095,160 792,095,160 792,095,160 792,095,160 792,095,160
d. Angsuran pokok 45,500,000 35,000,000
e. Biaya bunga bank 8,946,875 2,843,750
f. Pajak 15% 2,848,905 3,764,374 4,190,936 4,190,936 4,190,936
Jumlah 115,827,599 849,390,940 833,703,284 796,286,096 796,286,096 796,286,096
Outflow untuk IRR 115,827,599 794,944,065 795,859,534 796,286,096 796,286,096 796,286,096
Total cashflow -21,738,113 -6,050,457 31,366,731 31,366,731 59,366,731
Kumulatif cashflow -21,738,113 -27,788,569 3,578,161 34,944,892 94,311,623
Cashflow untuk IRR -115,827,599 32,708,762 31,793,293 31,366,731 31,366,731 59,366,731
Perhitungan IRR, B/C ratio,
NPV dan PBP
NPV DF 15% 4,729,022
Net B/C ratio DF 15% 1.04
IRR 16.57%
PBP (tahun) 4.84
PBP Kredit (tahun) 2,57
Inflow
a. Pendapatan 0 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735
b. Dana sendiri 34.500.000
c. Kredit investasi 70.000.000
d. Kredit modal kerja 10.500.000
e. Nilai Sisa 28.000.000
Jumlah 115.000.000 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 870.394.735
Inflow untuk IRR 0 842.394.735 842.394.735 842.394.735 842.394.735 870.394.735
Outflow
a. Biaya investasi 100.595.000
b. Biaya modal kerja 15.232.599
c. Biaya operasional 806.203.725 806.203.725 806.203.725 806.203.725 806.203.725
d. Angsuran pokok 45.500.000 35.000.000
e. Biaya bunga bank 8.946.875 2.843.750
f. Pajak 15% 2.848.905 3.764.374 4.190.936 4.190.936 4.190.936
Jumlah 115.827.599 863.499.505 847.811.849 810.394.661 810.394.661 810.394.661
Outflow untuk IRR 115.827.599 809.052.630 809.968.099 810.394.661 810.394.661 810.394.661
Total cashflow -21.104.770 -5.417.114 32.000.074 32.000.074 60.000.074
Kumulatif cashflow -21.104.770 -26.521.884 5.478.189 37.478.263 97.478.337
Cashflow untuk IRR -115.827.599 33.342.105 32.426.636 32.000.074 32.000.074 60.000.074
Perhitungan IRR, B/C ratio,
NPV dan PBP
NPV DF 21% 6.852.085
Net B/C ratio DF 21% 1,06
IRR 17,27%
PBP (tahun) 4,77
PBP kredit (tahun) 2,52
47
Lampiran