Anda di halaman 1dari 128

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

USAHA PENANGKAPAN
DENGAN ALAT
JARING PAYANG
KATA PENGANTAR

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional


memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki
kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan
usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami
kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,
misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis,
misalnya keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan
usaha, pelaku UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola
pembiayaan untuk komoditas tertentu. Disisi lain, ternyata perbankan juga
membutuhkan informasi tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi
perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan
informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan
usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk menyediakan informasi pola pembiayaan
untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas
(lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 106 judul
buku pola pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan
sistem pembiayaan konvensional dan 26 judul dengan sistem syariah. Dalam
upaya menyebarluaskan lending model tersebut kepada masyarakat maka buku
pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam website Sistem Informasi Terpadu
Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis
Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id
Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama
dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan
memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari Perbankan, lembaga/

i
instansi terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.
Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi
kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku
ini dapat menghubungi :

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM


Biro Pengembangan BPR dan UMKM
Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM
Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat
Telp. (021) 381 8922 atau 381.7794
Fax (021) 351 8951

Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang
pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas
replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.

Jakarta, Desember 2009

ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN UMKM
JARING PAYANG

No. Unsur Pembiayaan Uraian

1 Jenis Usaha Jaring Payang


2 Lokasi usaha Kabupaten Belitung Timur – Prov Bangka Belitung
3 Dana yang digunakan Investasi : Rp 58.300.000
Modal Kerja : Rp 19.451.080
Total : Rp 77.751.080
4. Sumber dana
a. Modal Sendiri Rp 25.270.432
b. Kredit Rp 52.480.648
Plafond : Rp 40.810.000
1. Kredit Investasi Suku Bunga : 14%
Jangka waktu : 3 tahun
Plafond : Rp11.670.648
2. Kredit Modal Kerja Suku Bunga : 14%
Jangka Waktu : 1 tahun
5 Periode pembayaran kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan setiap bulan
6 Kelayakan usaha
a. Periode Proyek 3 tahun
b. Produk Ikan (hasil tangkapan jaring payang)
c. Skala proyek Produksi per bulan : 5.990 kg
d. Teknologi Sederhana (Manual)
e. Pemasaran Produk pedagang pengepul dan bandar besar
7 Kriteria kelayakan usaha
a. NPV Rp 110.123.317
b. IRR 43%
c. Net B/C Ratio 2.89 kali
d. Pay Back Period 2.12 tahun
e. BEP penjualan rata-rata Rp137.433.540
f. BEP Produk Rata-rata 7.853 kg selar kuning, 18.324 kg japuh dan 27.487
kg tembang
g. Penilaian Layak

iii
8 Analisis Sensitivitas
a. Biaya variabel
1. Biaya variabel naik 20%
a) NPV Rp 40.047.925
b) IRR 16%
c) Net B/C Ratio 1.69 kali
d) Pay Back Period 4.10 tahun
e) Penilaian Layak
2. Biaya variabel naik 22%
a) NPV Rp 33.040.386
b) IRR 14%
c) Net B/C Ratio 1.57 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
3. Biaya tetap naik 15%
a) NPV Rp 44.503.317
b) IRR 18%
c) Net B/C Ratio 1.76 kali
d) Pay Back Period 4.02 tahun
e) Penilaian Layak
4. Biaya tetap naik 18%
a) NPV Rp 31.379.317
b) IRR 13%
c) Net B/C Ratio 1.54 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
b. Pendapatan
1. Pendapatan turun 7%
a) NPV Rp 42.627.637
b) IRR 17%
c) Net B/C Ratio 1.73 kali
d) Pay Back Period 4.05 tahun
e) Penilaian Layak

2. Pendapatan turun 8%
a) NPV Rp 32.985.397
b) IRR 14,0%
c) Net B/C Ratio 1.57 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak

iv POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


c. Biaya variabel dan
pendapatan
1. Biaya variabel naik 5%
dan pendapatan turun
5%
a) NPV Rp 44.393.269
b) IRR 18%
c) Net B/C Ratio 1.76 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Layak
2. Biaya variabel naik 10%
dan Pendapatan turun
5%
a) NPV Rp 26.874.421
b) IRR 11%
c) Net B/C Ratio 1.46 kali
d) Pay Back Period 4.36 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
3. Biaya tetap naik 5% dan
Pendapatan turun 5%
a) NPV Rp 40.038.784
b) IRR 16%
c) Net B/C Ratio 1.69 kali
d) Pay Back Period 4.10 tahun
e) Penilaian Layak
4. Biaya tetap naik 10% dan
Pendapatan turun 4%
a) NPV Rp 27.807.691
b) IRR 12%
c) Net B/C Ratio 1.48 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak

v
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
RINGKASAN................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR/FOTO............................................................................ x
DAFTAR TABEL . ......................................................................................... xi


BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN


2.1. Profil Usaha ................................................................................ 7
2.2. Pola Pembiayaan ........................................................................ 9

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


3.1. Aspek Pasar . .............................................................................. 13
3.1.1. Permintaan ....................................................................... 13
3.1.2. Penawaran ...................................................................... 14
3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ............................ 16
3.2. Aspek Pemasaran ....................................................................... 18
3.2.1. Harga .............................................................................. 18
3.2.2. Jalur Pemasaran Produk ................................................... 19
3.2.3. Kendala Pemasaran ......................................................... 21

vii
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha .............................................................................. 23
4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan . ................................................. 23
4.3. Tenaga Kerja .............................................................................. 27
4.4. Teknologi ................................................................................... 27
4.5. Operasional Penangkapan .......................................................... 27
4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ................................................ 30
4.7. Produksi Optimum . .................................................................... 30
4.8. Kendala Produksi . ..................................................................... 32

BAB V ASPEK KEUANGAN


5.1. Pemilihan Pola Usaha . ................................................................ 33
5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan ......................... 34
5.3. Modal Usaha .............................................................................. 36
5.3.1. Modal Investasi . .............................................................. 36
5.3.2. Modal Kerja . ................................................................... 37
5.3.3 Biaya Operasional ............................................................ 38
5.4. Struktur Modal ........................................................................... 41
5.5. Produksi dan Pendapatan ........................................................... 42
5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point .................................... 44
5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha . .................................. 47
5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha .......................................... 48
5.9. Hambatan dan Kendala .............................................................. 53

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN


6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial .......................................................... 55
6.1.1 Penduduk ......................................................................... 55
6.1.2 Perikanan ......................................................................... 55
6.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................... 57

viii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


6.1.4 Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 58
6.1.5 Pendapatan Per Kapita ..................................................... 59
6.2. Aspek Dampak Lingkungan ........................................................ 63
6.2.1 Limbah Proses Produksi .................................................... 63
6.2.2 Dampak Positif dari Kegiatan Jaring Payang ...................... 64
6.2.3 Keberadaan Iklim dan Cuaca ............................................ 65

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan ................................................................................ 67
7.2. Saran . ........................................................................................ 68

LAMPIRAN ................................................................................................... 69

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar/Foto Hal

1.1 Ilustrasi Operasi Jaring Payang ............................................................ 2


1.2 Ikan Selar Kuning Hasil Jaring Payang ................................................. 3
2.1 Ilustrasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang ............................... 7
2.2 Ilustrasi Posisi Pemasaran Rumpon di Laut . ......................................... 8
3.1 Skema Jalur Pemasaran Ikan Segar
Hasil Tangkapan Jaring Payang .......................................................... 20
3.2 Skema Jalur Pemasaran Ikan Asin Hasil Tangkapan
Jaring Payang ..................................................................................... 20

x POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia dari Tahun 2005-2007 . 13


3.2 Produksi Ikan Hasil Tangkap di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 . . 15
3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Jaring Payang dari
Tahun 2006 -2009 . ............................................................................... 19
4.1 Fasilitas Produksi Jaring Payang . ........................................................... 26
5.1 Asumsi untuk Analisis keuangan . .......................................................... 34
5.2 Komposisi Biaya Investasi (Rp)................................................................. 37
5.3 Komposisi Biaya Modal Kerja (Rp)........................................................... 38
5.4 Komponen Biaya Operasional per Trip dalam Satuan (Rp) . ..................... 39
5.5 Komponen Biaya Operasional per Bulan dalam Satuan (Rp) ................... 39
5.6 Komponen Biaya Operasional per Tahun dalam Satuan (Rp) ................... 40
5.7 Komponen dan Struktur Biaya Proyek .................................................... 41
5.8 Perhitungan Angsuran Kredit . ............................................................... 41
5.9 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Hari . .......................................... 42
5.10 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan ......................................... 43
5.11 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun . ...................................... 43
5.12 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Hari ............................... 44
5.13 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Bulan ............................. 45
5.14 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Tahun ............................ 46
5.15 Kelayakan Usaha Jaring Payang ............................................................. 48
5.16 Analisis sensitifitas biaya variabel naik 20% dan 22% ............................ 49
5.17 Analisis Sensitifitas Pendapatan Turun 7% dan 8% . ............................. 50
5.18 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5%
dan Penurunan Pendapatan 5% serta Kenaikan Biaya Variabel 10%
dan Penurunan Pendapatan 5% ........................................................... 51

xi
5.19 Analisis Sensitifitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18% . ............................. 52
5.20 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan
Pendapatan 5% Serta Kenaikan Biaya Tetap 10% dan Penurunan
Pendapatan 4% .................................................................................... 53
6.1 Jumlah Nelayan di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2003
s.d 2008 . .............................................................................................. 56
6.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupetan Belitung Timur
pada Tahun 2006 .................................................................................. 59
6.3 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi
Ukurannya di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Belitung
Timur tahun 2008 ................................................................................. 60
6.4 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi
Ukurannya di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007 .............. 61
6.5 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan
Tenaga di Kecamatan di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 ............ 62
6.6 Banyaknya Kapal Penangkapan dan Pengangkut Menurut Klasifikasi
dan Tenaga di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2008 ............. 62

xii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


BAB I
PENDAHULUAN

Peranan ikan laut sebagai sumber protein hewani dewasa ini semakin
penting, karena semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam
pengadaan daging ternak seperti masalah penyakit menular dari hewan ternak
serta semakin tingginya harga daging ternak. Sementara keberadaan ikan laut
di Indonesia sangat melimpah. Ikan laut merupakan kekayaan alam yang tidak
habis-habisnya selama dapat mengelola dengan baik karena di laut yang sangat
luas terjadi kesadaran masyarakat akan pentingnya laut semakin baik, berbagai
proses perbaikan stok ikan baik melalui pertumbuhan fertilitas, migrasi ikan dan
lain-lain. Ikan yang ada di laut ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik melalui
proses penangkapan ikan. Untuk melakukan penangkapan harus menggunakan
alat tangkap yang sesuai dengan karakteristik tingkah laku dan habitat ikan yang
berada di laut tersebut.
Keberadaan ikan dalam suatu kawasan perairan umumnya dihuni oleh
berbagai jenis dan macam ikan yang terjalin dalam suatu rantai makanan. Ikan-ikan
tertentu yang popolasinya besarnya umumnya muncul secara periodik berdasarkan
musimnya.
Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk membantu
mempermudah proses penangkapan ikan di laut. Alat tangkap dikembangkan
dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada.
Berdasarkan habitat tersebut, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersial (ikan dasar). Ikan
pelagis umumnya memiliki jumlah populasi yang sangat banyak sehingga untuk
melakukan penangkapan diperlukan alat tangkap yang paling efektif diantaranya
adalah jaring. Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan pelagis,

1
PENDAHULUAN

kemudian dikembangkan beberapa alat tangkap, seperti : jaring payang, gillnet,


pursein dan trawll.
Jaring payang merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup produktif
digunakan untuk penangkapan ikan di kolom air dan banyak tersebar di seluruh
perairan Indonesia. Namun demikian kadang kala tiap daer kan modifikasi, sebagai
contoh bahwa jaring payang dikenal di perairan Laut Jawa dan di Perairan Belitung
dengan ukuran yang agak berbeda.
Secara spesifik jaring payang merupakan salah satu bentuk jaring
penangkapan ikan yang terdiri atas kantong jaring, kaki jaring dan tali jaring.
Mata jaring memiliki ukuran standar yang telah ditentukan dan direkomendasi
oleh pemerintah.
Jaring payang banyak digunakan oleh usaha kecil menengah, karena jaring
payang memerlukan biaya yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil
dan dioperasionalkan cukup dengan satu perahu dan 5 orang anak buah kapal
(ABK). Sebagian besar pengguna jaring payang adalah nelayan tradisional dan
berpendidikan rendah.
Hasil tangkapan jaring payang, umumnya adalah ikan yang sesuai untuk

Gambar 1.1 Ilustrasi Operasional Jaring payang

2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

ikan tembang umumnya berada sepanjang tahun walaupun pada bulan-bulan


tertentu ada musimnya dimana jenis ikan tersebut banyak melimpah. Walaupun
ikan berada sepanjang tahun, namun para nelayan mengalami kesulitan untuk
menangkap ikan pada musim barat dan musim timur.
Penangkapan ikan dengan jaring payang dilakukan secara berkelompok
dalam satu unit perahu. Jumlah personil yang terlibat umumnya 5 orang atau
maksimal 7 orang. Pengelola usaha jaring payang dapat dikategorikan sebagai
usaha mikro. Apabila pengelola usaha memiliki beberapa unit kapal dapat
dikategorikan kedalam usaha kecil dan menengah.
Namun demikian, sebagaimana kondisi nelayan pada umumnya, nelayan
jaring payang kondisinya masih relatif terbelakang dari sisi kemampuan ekonominya
bila dibandingkan dengan pelaku usaha lainnya. Selain faktor manajemen usaha
yang relatif belum baik, juga aspek permodalannya yang masih kurang. Nelayan
biasanya akan panen uang selama musim penangkapan ikan dan mengalami
kekurangan uang semasa musim paceklik tiba. Nelayan jaring payang biasanya
akan mencari sumber permodalan dari pihak ketiga yang pengembaliannya dapat
memberatkan nelayan.
Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan jaring payang kaitannya
dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah dilakukan buku pengkajian
tentang jaring payang di Manggar, Perairan Kabupaten Belitung Timur,
Provinsi Bangka Belitung. Gambaran tentang usaha jaring payang ini meliputi
aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek keuangan, aspek ekonomi
dan aspek lingkungan. Dalam rangka menyebarluaskan hasil-hasil penelitian
kepada masyarakat luas. Maka buku pola pembiayaan jaring payang ini akan
ditranformasikan ke dalam Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil
(SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan
dapat diakses melalui website Bank Indonesia.

5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Usaha



Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring payang
adalah salah satu jenis usaha perikanan tangkap yang umumnya berskala mikro
dan kecil. Tidak seperti jenis usaha pada umumnya yang menghasilkan produk
tertentu, jenis kegiatan jaring payang adalah mengejar target untuk ditangkap.
Alat tangkap jaring payang biasanya dioperasikan oleh nelayan-nelayan tradisional
yang bermodal kecil secara berkelompok 5 s.d. 7 orang.

Gambar 2.1 Ilustrasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang

7
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Lokasi usaha jaring payang umumnya dipesisir pantai yang memiliki dasar
perairan yang relatif dalam minimal 30 meter sehingga jaring payang dapat
dioperasikan disekitar rumpon daun kelapa, dimana rumpon umumnya dipasang di
perairan yang agak dalam antara 30 – 75 meter. Jaring payang hampir dioperasikan
oleh nelayan atau usaha tangkap sekala kecil di seluruh peraian Indonesia. Jaring
payang, banyak dijumpai di pantai utara Jawa, perairan Madura, Nusa Tenggara,
Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan dan Sulawesi.

Gambar 2.2 Ilustrasi Posisi Pemasangan Rumpon di Laut

Di Provinsi Bangka Belitung, jaring payang banyak dioperasikan di Kabupaten


Belitung Timur khususnya di sekitar pulau-pulau penghasil ikan asin. Khusus untuk
Kabupaten Belitung Timur, sentra kegiatan jaring payang terdapat di pulau-pulau
yang jumlahnya mencapai 91 buah pulau. Usaha penangkapan ikan dengan jaring
payang di perairan Belitung Timur termasuk cukup banyak berdasarkan informasi

8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

dari beberapa nelayan sekitar 300 – 500 perahu, artinya pada saat musim ikan
melimpah jumlah perahu nelayan jaring payang yang beroperasi dapat mencapai
500 unit.
Usaha jaring payang di wilayah perairan gugus pulau-pulau Kabupaten
Belitung Timur umumnya berbentuk usaha perorangan dengan skala usaha mikro
dan kecil. Pengelola usaha ini umumnya adalah pemilik kapal yang di lakukan
secara mandiri dengan tenaga kerja terdiri atas anggota keluarganya atau nelayan
sekitar gugusan pulau-pulau tersebut.
Jaring payang yang dioperasikan di perairan pulau-pulau Kabupaten
Belitung Timur adalah jenis jaring payang yang ditujukan untuk menangkap ikan
pelagis. Jenis-jenis ikan yang biasa tertangkap dengan jaring payang adalah ikan
selar kuning, japuh, tamban (tembang) dan ikan lainnya sebagian kecil. Sesuai
dengan perubahan musim, maka musim penangkapan ikan jaring payangpun juga
mengalami perubahan berdasarkan perkembangan musim. Hasil tangkapan jaring
payang biasanya dijual langsung kepada pedagang pengepul, bandar di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Manggar atau di olah jadi ikan asin yang kemudian dijual ke
pengumpul dan selanjutnya di kirim ke bandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Samudra di Muara Angke Jakarta atau ke Pontianak.

2.2. Pola Pembiayaan

Pembiayaan usaha perikanan jaring payang perairan Belitung Timur, berasal


dari modal sendiri nelayan atau bantuan pinjaman. Disamping sumber-sumber
pembiayaan yang bisa dilakukan oleh nelayan, pada beberapa tahun terakhir
nelayan juga memperoleh sumber dana yang berasal dari lembaga Pemerintah
melalui Dinas Perikanan dan Kelautan seperti dari Program PEMP (Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Pesisir) dan pinjaman kredit dari perbankan.
Secara umum, lembaga perbankan yang melayani kebutuhan permodalan
nelayan dilokasi kajian adalah Bank Rakyat Indonesia Cabang Unit Manggar. Bank

9
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

tersebut khusus menangani pembiayaan usaha perikanan tangkap.


Usaha jaring payang dapat dilakukan setiap hari dan dalam satu tahun
dapat dilakukan selama 8 bulan dalam setahun yaitu dari bulan Oktober s.d.
Mei, dengan demikian pada saat musim ikan melimpah pihak perbankan dapat
melakukan pendekatan agar para pengusaha jaring payang atau para nelayan
dapat menabung di bank.
Dalam rangka pemberian kredit kepada UKM jaring payang, Bank akan
melakukan analisa terhadap karakter calon nasabah, kemampuan manajemen,
kemampuan keuangan meliputi modal dan laba usaha, aspek teknis, kondisi dan
prospek usaha, serta agunan. Suku bunga untuk skim kredit KUK yang diberikan
oleh Bank untuk usaha ini sebesar 14% per tahun dengan jangka waktu kredit
satu hingga tiga tahun.
Seperti pada sistem perbankan umumnya, beberapa prosedur seperti surat
pengajuan kredit dari debitur, pengumpulan data (data keuangan, jaminan),
pembuatan proposal dan pengajuan ke komite kredit harus dipenuhi oleh calon
nasabah. Dalam memenuhi syarat perbankan tersebut, sering nelayan menghadapi
beberapa masalah diantara masalah agunan dan penyusunan proposal kegiatan.
Oleh sebab itu, disamping memberikan kredit, Bank juga membantu nelayan dalam
memenuhi persyaratan perbankan, misalnya membantu mengurus pembuatan
akta tanah dan proposal rencana kegiatan.
Setelah prosedur administrasi dilengkapi, petugas Bank akan melakukan
pengumpulan data kelapangan untuk memverifikasi informasi yang ada. Setelah
administrasi dan prosedur dipenuhi, biasanya dana akan cair dalam waktu yang
tidak lebih dari satu minggu, yakni dalam 5 hari kerja.
Di Manggar terdapat beberapa bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
yaitu LEPM3 (Lembaga Ekonomi Pesisir Mikro Mitra Mina), yaitu suatu lembaga
ekonomi yang dibentuk oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yang bertugas
untuk mengelola dana bergulir yang dikucurkan kepada masyarakat nelayan.
Lembaga tersebut melibatkan banyak pihak seperti Dinas Kelautan dan Perikanan
sebagai pembina, Aparat Kecamatan, Kelurahan, dan Tokoh Masyararakat sebagai

10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

pengawas. Sementara pelaksana kegiatan adalah tenaga lokal yang telah terdidik
dan mendapat pengetahuan tentang perbankan. Bunga kredit yang dikenakan
berkisar antara 15% s.d 20%. Namun demikian pembiayaan yang diberikan kepada
para nasabah khusus untuk perorangan dengan jumlah plafon yang cukup kecil
berkisar antara Rp500.000,- s.d. Rp5.000.000,-. Dana LEPM3 awalnya merupakan
dana program PEMP (Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir) dimana masing-
masing Kebupaten / Kota mendapat dana sekitar Rp 1 Milyar dan disalurkan sejak
tahun 2000 sebagai dana pengganti subtitusi akibat kenaikan harga BBM. Masing-
masing Kabupaten Kota dapat memperoleh beberapa kali bantuan dana, yang
dikucurkan setiap tahun sekali. Modal LEPM3 berkisar antara Rp 3 – 5 Milyar.

11
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1. Aspek Pasar

3.1.1. Permintaan

Usaha jaring payang mempunyai peranan yang cukup penting bagi


usaha perikanan nasional terutama dalam memenuhi kebutuhan protein
masyarakat golongan menengah ke bawah yang menjadi sebagaian besar
kelompok masyarakat Indonesia. Konsumsi ikan dalam negeri menunjukan
peningkatan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir pengeluaran rata-rata
per kapita penduduk Indonesia untuk ikan dan udang serta konsumsi ikan
dan udang per kapita menunjukan tren meningkat. Meskipun konsumsi
ikan per kapita masih relatif rendah, kecenderungan ini menunjukan bahwa
permintaan ikan senantiasa meningkat.

Tabel 3.1 Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia


dari Tahun 2005 – 2007

Tahun
No. Keterangan
2005 2006 2007
1 Pengeluaran pangan per kapita (1000) 168,8 - 194,2
2 Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.) 10.675 13.374 13.622
3 Konsumsi rata-rata per kapita seminggu
a. Udang dan ikan segar (kg) 0,252 0,281 0,260
b. Udang dan ikan yang diawetkan (ons) 0,441 0,499 0,523
4 Eksport udang dan ikan (juta US$) 1.324 1.456 1.493

Sumber: BPS, 2008

13
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Dengan jumlah penduduk yang bertambah dan kesadaran masyarakat


yang sudah mulai membaik tentang konsumsi ikan, maka permintaan
ikan dari tahun ketahun akan bertambah besar. Sehingga penambahan
produksi ikan di masa yang akan datang menjadi tantangan sendiri. Ikan
yang dihasilkan dari alat tangkap jaring payang seluruhnya untuk kebutuhan
pasar lokal disekitar wilayah penangkapan atau pasar dimana PPI mudah
dijangkau oleh para nelayan. Nelayan yang menangkap di perairan Belitung
dapat memasarkan ke PPI Manggar di Belitung Timur, PPN Muara Angke di
Jakarta dan PPN Pontianak.

3.1.2. Penawaran

Produksi ikan hasil penangkapan di Kabupaten Manggar pada tahun


2008 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 tidak semuanya dipasarkan atau
di daratkan di PPI Manggar. Dalam hal ini sebagian dipasarkan di pasar
ikan Manggar yang berdampingan dengan PPI manggar dan sebagian lagi
dipasarkan langsung oleh Bandar besar ke luar Kota Manggar, misalnya ke
Jakarta, Bogor, Sukabumi, Ketapang dan Pontianak.
Meskipun relatif bersifat musiman, ikan-ikan hasil tangkapan
jaring payang relatif tersedia sepanjang tahun. Hal ini karena usaha ini
bersifat tradisional dan dikelola secara kelompok kecil sehingga kegiatan
penangkapan akan dilakukan sepanjang waktu selama musim ikan atau
kondisi laut masih memungkinkan untuk dilakukan operasi penangkapan.
Kaitan dengan ikan hasil penangkapan jaring payang, yaitu ikan selar
kuning, tembang (tamban) dan ikan japuh menunjukan angka produksi
yang signifikan, dimana volume ikan selar kuning 1.789,46 ton, ikan japuh
771,14 kg dan ikan tembang 2.145,31 ton. Jumlah ikan tersebut saat ini
masih dapat direspon dengan baik oleh masyarakat Kabupaten Belitung
Timur, dimana jumlah penduduk pada tahun 2006 91.720 jiwa dengan
pendapatan per kapita Rp12.288.588,- per tahun.

14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 3.2 Produksi Ikan Hasil Tangkap di Kabupaten Belitung Timur


Tahun 2008

Kecamatan
No Jenis Ikan K. Jumlah
Manggar Gantung Dendeng
Kampit

1 Tenggiri 1.432,50 298.98 134,00 101.00 1.966,48

2 Tongkol 1.208,50 277,35 144,40 89,67 1.719,92

3 Bulat 1.456,40 212,67 351,50 57,23 2.077,80

4 Hiu 205,7 251,31 171,00 35,79 663,81

5 Tamban 80,8 1.580.50 33,96 450,04 2.145,31

6 Manyung 70,5 454,17 116,26 134,55 775,49

7 Kerisi 1.108,56 420,61 914,15 132,01 2.575,34

8 Cumi-cumi 52,3 445,54 622,90 965,65 2.086,39

9 Kembung 798,4 423,54 295,63 31,90 1.549,48

10 Japuh 1,32 756,92 12,90 00 771,14

11 Julung 133,47 22,30 116,26 345,00 617,04

12 Selar Kuning 293,70 1.230,70 249,33 15,73 1.789,46

13 Udang 30,04 73,14 134,039 543,01 780,23

14 Seminyak 33,6 123,54 364,055 454,01 975,21

15 Ketarap 36 87,81 41,055 89,73 254,60

16 Ketengkek 0 63,42 0 0,00 63,42

17 Balanak 43,4 48,34 41,055 114,09 246,89

18 Kepiting 0 897,70 98,328 989,70 1.985,73

19 Kakap merah 43,5 134,18 344,65 0,00 522,33

20 Pari 136,2 198,87 116,265 5,44 456,78

21 Kerapu 2,85 58,57 148,966 42,69 253,08

22 Lencam 0 9,75 0 0,00 9,75

15
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Kecamatan
No Jenis Ikan K. Jumlah
Manggar Gantung Dendeng
Kampit

23 Bawal 1.245,47 109,7 385,55 45,73 1.789,45

24 Teri 0 8,2 0 0,00 8,20

25 Kuwe 0 60,94 0 0,00 60,94

26 Jebung 0 24,91 0 0,00 24,91

27 Jeduh 0 9,77 0 0,00 9,77

28 Ekor kuning 567,6 234,69 98,745 0,00 901,04

29 Parang 0 1,16 41,055 0,00 42,22

30 Banyer 523,2 45,25 0 76,89 645,34

31 Baronana 230 1,02 116,265 0,00 347,29

32 Gulamah 0 60,42 61,229 133,12 254,77

9.734,013 8.625,970 5.156,585 4.852,98 28.369,548

29.385,745

29.093,036

3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Ikan hasil penangkapan jaring payang yang berupa ikan selar kuning,
japuh dan tembang merupakan ikan kelas dua. Jenis ikan yang kelas satu
rasanya lebih enak dan harganya lebih mahal, ikan-ikan kelas satu tersebut
adalah: ikan tenggiri, tongkol, bulat, cumi-cumi, udang, kepiting, kakap
merah, kerapu, bawal, kue, jebung, parang, baronang gulamah dan lain-
lain. Sedangkan jenis ikan kelas dua adalah: ikan japuh, julung, manyung,
seminyak, ketarap, belanak, ekor kuning, hiu, kerisi, kembung, pari dan lain-
lain. Masing-masing kelas ikan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu ikan

16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

kelas satu banyak dikonsumsi oleh golongan masyarakat menengah ke atas,


ikan-ikan tersebut banyak dijual ke luar Kabupaten Belitung Timur, seperti
ke Jakarta. Sementara persaingan pasar dapat terjadi dari ikan sekelas, yaitu
jenis ikan selar kuning, japuh dan tembang dapat tersaingi oleh ikan kelas
dua lainnya seperti oleh ikan manyung, belanak, kerisi, ketarap, kembung
dan lain-lain. Namun demikian kadang-kadang musim ikan tidak bersamaan,
yaitu jika sedang musim ikan selar kuning, maka ikan belanak, manyung dan
lainnya tidak musim. Musim ikan selar terjadi pada setiap bulan Oktober –
Desember, ikan japuh pada bulan Nopember – Desember dan ikan tembang
pada bulan Pebruari – Maret. Sementara ikan belanak pada bulan Juni –
Agustus. Apabila ikan hasil tangkapan jaring payang kurang laku dipasar,
maka para nelayan mensiasati dengan cara dibuat ikan asin.
Persaingan dalam usaha jaring payang bukan terletak pada aspek
pemasarannya, melainkan pada aspek produksi. Persaingan pemasaran
pada usaha jaring payang tidak tajam, karena ikan segar dari hasil nelayan
jaring payang selalu dicari oleh para pembeli golongan menengah kebawah
yang jumlahnya relatif lebih banyak. Para nelayan selain menjual langsung
ke pengumpul juga telah mempunyai pelanggan tetap yaitu juragan ikan
yang telah membiayai operasi penangkapan nelayan. Pada sistem pemasaran
kepada juragan ikan, nelayan tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan
nilai hasil tangkapan. Harga ikan sering ditentukan secara sepihak oleh
pedagang para juragan. Persaingan yang justru terjadi adalah persaingan
dalam proses penangkapan ikan, dimana daerah penangkapan ikan jaring
payang terus mengalami penyempitan karena terdesak oleh beroperasinya
kapal bagan apung ke arah rumpon-rumpon milik nelayan jaring payang.

17
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

3.2. Aspek Pemasaran

3.2.1. Harga

Harga ikan hasil penangkapan jaring payang yaitu ikan selar kuning,
japuh dan tembang relatif baik, dari tahun 2006 s.d. saat ini mengalami
peningkatan terus. Seperti ikan selar pada tahun 2006 sebesar Rp4.000,- per
kg, tahun 2007 sebesar Rp5.000,- per kg, tahun 2008 sebesar Rp6.000,- per
kg dan tahun 2009 sebesar Rp7.000,- per kg. Hal ini juga terjadi pada ikan
jenis lainnya. Harga ikan diprediksi tidak akan turun, karena terjadi perubahan
pula konsumsi dari daging ke ikan dan terjadi pengurangan pasokan ikan
dari laut karena gangguan cuaca yang mulai ekstrim. Permintaan akan ikan
hasil jaring payang tetap tinggi dan ikan tersebut merupakan konsumsi
masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Harga ikan yang
dihasilkan jaring payang saat ini relatif stabil. Penjualan dari nelayan ke
pengumpul adalah berkisar antara Rp1.000,- s.d. Rp7.000,- per kg untuk
ikan basah dan Rp3.000,- s.d. Rp9.000,- untuk ikan asin. Perbedaan harga
ditentukan berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan dan tingkat kesegaran
ikan. Ikan selar kuning di bandar Manggar dihargai Rp7.000,- per kg dan
di pasar Manggar Rp8.000,- per kg, ikan japuh di bandar Manggar dihargai
Rp3.000,- per kg dan di pasar Manggar Rp4.000,-, ikan tembang di bandar
Manggar Rp1.000,- per kg sedang di pasar Manggar Rp1.500,- per kg. Ikan
asin yang umumnya di jual ke Muara Angke Jakarta, Bogor, Sukabumi dan
Pontianak. Harga ikan selar kuning asin di pengumpul di pulau Rp9.000,-
dan di bandar Jakarta Rp10.000,- s.d. Rp11.000,- per kg, ikan japuh asin di
pengumpul Rp5.000,- per kg dan di bandar Jakarta Rp7.000,- per kg, serta
ikan tembang asin di pengumpul Rp2.000,- per kg, sedangkan di bandar
Jakarta Rp3.000,- per kg.
Bila melihat tren harga hasil tangkapan dari tahun ketahun dapat
diketahui bahwa harga ikan senantiasa menunjukan peningkatan. Bila ikan

18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

selar kuning pada tahun 2006 dihargai Rp4.000,- per kg meningkat menjadi
sekitar Rp7.000,- per kg pada tahun 2009. Selain senangin hasil tangkapan
lainnya juga menunjukan peningkatan harga (Tabel 3.3)

Tabel 3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Jaring Payang dari
Tahun 2006-2009

Harga per kg (Rp)


No. Nama Ikan
2006 2007 2008 2009*
1. Selar Kuning 4.000 5.000 6.000 7.000
2. Japuh 2000 2500 2700 3000
3. Tembang 1000 1500 1000 1000
Keterangan : *) Hasil survey 2009

3.2.2. Jalur Pemasaran Produk

Penjualan produk usaha jaring payang ini dapat dilakukan sendiri oleh
nelayan atau melalui pedagang pengepul untuk kemudian dijual di pasar
Manggar untuk ikan segar dan ikan asin dijual di Jakarta atau Pontianak.
Pola pemasaran produk jaring payang ini secara umum terbagi dua, yaitu:
a. Nelayan menjual langsung produk ikan basah ke pengepul kemudian
pengepul menjual ke pasar ikan Manggar, selanjutnya para pedagang
eceran atau konsumen langsung membeli ikan di pasar ikan Manggar
tersebut.
b. Nelayan menjual ikan ke juragan yang memberikan modal operasional
nelayan, selanjutnya bandar menjual ikan ke pasar ikan Manggar.
c. Nelayan menjual ikan ke pengolah ikan asin di Pulau-pulau wilayah
perairan Belitung Timur, kemudian pengolah ikan asin menjual ke
pengepul ikan asin selanjutnya ikan asin tersebut dijual ke bandar ikan
di Jakarta, Bogor, Sukabumi atau Pontianak.

19
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Nelayan Pedagang Pengepul Ikan Segar

Pedagang Pengecer Ikan Konsumen

Pedagang Besar Ikan

Pengolah Ikan Asin

Gambar 3.1. Skema Jalur Pemasaran Ikan Segar Hasil Tangkapan Jaring Payang
(Hanya dilakukan di Kabupaten Belitung Timur)

Pengolah Ikan Asin Pedagang Pengepul Ikan Asin

Pedagang Besar Ikan Asin

Pedagang Pengecer Ikan Asin

Konsumen Ikan Asin

Gambar 3.2 Skema Jalur Pemasaran Ikan Asin Hasil Tangkapan Jaring Payang

20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

3.2.3.Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran yang dihadapi oleh nelayan jaring payang di


Belitung Timur adalah tidak berlakunya sistem pelelangan, sehingga harga
ikan tidak mengikuti harga pasar setempat. Kondisi ini karena adanya
Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2004, tentang pelarangan pemungutan
retribusi di tempat pelelangan ikan. PP tersebut menjadi dasar kenapa
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui PPI-nya tidak melakukan
pemungutan fee lelang, akibatnya tidak adanya pemasukan dana bagi
PPI yang dapat digunakan untuk membiayai proses pelelangan. Tidak
adanya lelang ikan telah dimanfaatkan oleh para pemodal (toke) untuk
mengatur dan menentukan harga ikan yang dipasarkan nelayan terutama
para nelayan yang dibiayai oleh para toke tersebut untuk biaya operasional
penangkapannya.
Nelayan yang tidak terikat oleh toke sementara dapat menghindari
harga ikan yang jatuh dipasaran setempat dengan menjual ke pengolah ikan
asin di pulau-pulau. Ikan asin tersebut dibeli oleh para pengepul, dari para
pengepul dibeli oleh pedagang besar dan selanjutnya di jual ke luar kota
seperti ke Muara Angke Jakarta, Bogor, Sukabumi dan Pontianak.
Apabila kebijakan pengaktifan proses pelelangan ikan dan melepaskan
para nelayan dari jeratan para toke dapat dilakukan, maka diperkirakan dapat
meningkatkan harga ikan yang wajar dan pada akhirnya akan membantu
mensejahtarakan para nelayan jaring payang pada khususnya dan nelayan
lain secara umum.

21
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.1. Lokasi Usaha



Lokasi usaha jaring payang sebagian besar berada di pulau-pulau wilayah
Kabupaten Belitung Timur. Para nelayan harus melakukan penangkapan ikan di
perairan yang agak dalam, yaitu di luar perairan karang, karena pemerintah daerah
melarang penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring termasuk jaring payang
pada batas 108o 40’.00” BT dan 02o 25’.30” sampai 108o 40’.00” BT dan 02o
58’.25”.
Wilayah perairan Belitung Timur secara keseluruhan sangat luas terbentang
sampai ke Laut Cina Selatan di sebelah utara, ke Laut Jawa di sebelah selatan dan
ke Selat Karimata di sebelah timur.
Secara geografis kabupaten Belitung Timur terletak antara 107045’ BT
sampai dengan 108018’ BT dan 20030’ LS sampai 03015’ LS dengan luas daratan
mencapai 250.691 ha atau kurang lebih 2.506,91 km2.
Batas – batas wilayah kabupaten Belitung Timur sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
• Sebelah timur berbatasan dengan Selat Karimata.
• Sebelah selatan berbatasan dengan laut Jawa, dan
• Sebalah barat berbatasan dengan kabupaten Belitung

4.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan

Jaring payang tergolong kedalam “Pukat Kantong Lingkar”, adalah


suatu jaring yang terdiri dari kantong (bunt or bag), kaki/sayap (leg/wing) yang

23
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

dipasang pada kedua sisi (kiri dan kanan) mulut jaring. Alat penangkap ini dalam
pengoperasiannya dilingkarkan pada sasaran tertentu (kawanan ikan, udang) dan
pada tiap akhir penangkapan hasilnya dinaikan ke atas geladak perahu/kapal atau
didaratkan ke pantai. Berdasarkan kriteria inilah, selanjutnya pukat kantong lingkar
dibedakan terdiri atas payang, dogol dan pukat tepi.
Kantong jaring merupakan bagian jaring tempat terkumpulnya hasil
tangkapan (code end). Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk menjaga agar
hasil tangkapan tidak mudah lolos (terlepas). Bahan kantong dibuat dari benang
katun yang telah mengalami penanganan seperlunya. Badan jaring (body/bally)
merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak diantara kantong dan kaki. Badan
terdiri dari bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda. Bahan badan
jaring dari benang lawe (cotton).
Kaki/sayap jaring (leg/wing) adalah bagian jaring yang merupakan sambungan/
perpanjangan badan sampai tali slambar, bagian ini merupakan penghalau ikan
untuk masuk ke kantong. Bahan kaki jaring dari benang katun. Mulut jaring
(mouth) terdiri dari mulut jaring bagian atas (bibir atas) dan mulut jaring bagian
bawah (bibir bawah). Bibir atas dan bibir bawah berukuran sama. Panjang jaring
payang dari bagian belakang kantong sampai ujung kaki lebih kurang 29 meter.
Jaring payang merupakan jaring kantong yang ditarik dengan tali yang panjang.
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali,
kaki, badan dan kantong. Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan
disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong.
Untuk mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan
ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin panther
dengan kekuatan 4 slinder (1 PK). Sedangkan jaring payang yang digunakan
berukuran panjang kantong 9 meter dan panjang kaki jaring 20 meter
Sekilas jaring payang mirip dengan jaring trawll yang dilarang diperairan
Indonesia, akan tetapi sangat berbeda terutama cara pengoperasiannya. Jaring
payang berbeda dengan jaring trawll dimana bagian bawah mulut jaring (bibir
bawah/underlip) lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian

24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

atas mulut jaring (upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan
payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis
yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang lebih demikian dan
mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh
karena bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan
lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. Pada bagian
bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. Sedangkan bagian atas
pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang berukuran paling besar
ditempatkan dibagian tengah (bagian tengah bibir atas) dari mulut jaring. Pada
kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang umumnya
disebut “tali slambar” (tali hela atau tali tarik). Jaring trawll ditarik oleh kapal
dibagian belakang sehingga dapat menangkap semua ikan yang ada dikolom
air, sedangkan jaring payang hanya menangkap ikan disekitar rumpon dan jaring
ditarik dengan tangan secara manual ke bagian tengah kapal.
Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam
maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam
keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks
(kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari
menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish agregating device) atau kadangkala
tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat-tempat
yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95%
lebih. Rumpon berfungsi hanya sebagai alat pembantu, yaitu membantu untuk
mengumpulkan ikan pada suatu titik/tempat untuk kemudian dilakukan operasi
penangkapan. Berbeda dengan lampu yang digunakan pada malam hari, maka
rumpon digunakan pada siang hari.
Rumpon adalah suatu bangunan (benda) yang menyerupai pepohonan yang
dipasang (ditanam) disuatu tempat tengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri
empat komponen utama, yaitu: pelampung (float), tali panjang (rope) dan attractor
(pemikat) dan pemberat (singkers/anchor). Pada tali yang menghubungkan

25
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

antara pelampung dengan pemberat pada jarak tertentu (umumnya 1 – 1,5) dari
pelampung disisip-sisipkan daun nyiur atau daun kelapa (attractor) yang masih
melekat pada pelepahnya yaitu setelah dibelah dua dan sedikit diperhalus. Panjang
tali bervariasi, tetapi yang umum adalah 1,5 kali kedalaman laut dimana rumpon
ditanam.
Rumpon ini umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m.
Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang mudah diangkat, tetapi ada juga
yang bersifat tetap tergantung dari pemberat yang digunakan. Pemberat pertama
antara 25 – 35 kg biasanya berupa jangkar sedang pemberat kedua berkisar antara
75 – 100 kg biasanya batu yang diikat dan dimasukan kedalam suatu keranjang
rotan, atau dari cor-coran.
Pada saat penangkapan ikan, salah satu ujung tali selambar diikatkan pada
rumpon, sedang ujung tali selambar yang lain ditarik melingkar didepan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu-dua orang nelayan terjun ke dalam air atau
menggunakan sampan kecil untuk mengusir agar ikan-ikan disekitar rumpon
masuk kedalam kantong jaring. Juga cara lain, yaitu setelah jaring dilingkarkan
di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan yang berada di
dekat rumpon dihalau dengan menggunakan galah dari salah satu sisi perahu.

Tabel 4.1. Fasilitas Produksi Jaring Payang

No. Komponen Biaya Harga per Satuan (Rp)


1 Kapal Ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m 35.000.000
2 Mesin penggerak 1 PK (4 slinder) 10.000.000
3 Jaring payang 5.000.000

26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

4.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 5-7 orang. Sistem
pengupahan terhadap tenaga kerja pada sistem operasi penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap jaring payang, menggunakan sistem bagi hasil. Hasil
tangkapan setelah dikurangi biaya, akan dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian
untuk pemilik kapal dan alat tangkap dan satu bagian untuk ABK. Biasanya, pemilik
kapal akan ikut operasi penangkapan sebagai fishing master, sedangkan ABK yang
lainnya membantu dalam proses penangkapan ikan dilaut.

4.4 Teknologi

Teknologi yang digunakan untuk mengoperasikan jaring payang relatif


masih sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses
penarikan jaring dan penggulungan tali serta kaki jaring. Mengingat jaring payang
menangkap ikan disekitar rumpon, maka perlu ada alat yang dapat memantau
keberadaan ikan disekitar rumpon. Keberadaan mata jaring harus betul-betul
disesuaikan dengan kondisi stock ikan diperairan fishing growing, sedemikian
sehingga kelestarian benih ikan tetap terjaga.

4.5 Operasional Penangkapan



Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun
siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan
terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure
lamp). Sedangkan penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan
alat bantu rumpon/payaos (fish agregating device) atau kadang kala tanpa alat
bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat-tempat yang dikira
banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.

27
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Penangkapan ikan dengan jaring payang dapat dilakukan dengan perahu layar
atau perahu motor. Perahu yang dipergunakan nelayan jaring payang di wilayah
perairan Belitung Timur berukuran panjang 12 meter, lebar 2,4 m, dalam 1 meter.
Perahu tersebut dilengkapi dengan mesin mobil diesel seperti mesin mobil Panther.
Tenaga yang digunakan berjumlah antara 5 – 7 orang. Daerah penangkapan
umumnya jauh dari pantai, ditempat-tempat yang agak dalam atau diatas 5 meter.
Pada saat penarikan jaring, kondisi perahu labuh dengan menurunkan jangkar.
Jangkar diikatkan dengan bagian belakang dan depan perahu membentuk
segitiga sama sisi, hal ini agar pada saat penarikan jaring kondisi perahu tidak
bergerak-gerak yang tidak diinginkan. Hasil tangkapan ikan dari jaring payang
yang dioperasionalkan nelayan di perairan Belitung Timur adalah ikan selar kuning,
ikan japuh dan ikan tamban (tembang).
Proses produksi yang dilakukan dalam studi pola pembiayaan ini adalah
proses penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring payang adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan, yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah
kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan, biasanya dilakukan pada
malam hari. Beberapa hal yang harus disiapkan adalah :
a. Kapal harus sudah dinyatakan laik jalan sehari sebelumnya.
b. Mesin kapal harus dinyatakan siap pakai sehari sebelumnya.
c. Jaring payang harus sudah siap sehari sebelumnya.
d. Perbekalan melaut yang terdiri dari makanan, gula, kopi, rokok, supermi
biasanya disediakan malam hari.
e. Es balok biasanya disiapkan pada dinihari
f. Nelayan juga kadang-kadang sekalian membawa bahan rumpon untuk
pebaikan rumpon yang rusak.
2. Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan. Setelah persiapan selesai,
pada dinihari sekitar pukul 03.00 wib atau 04.00 wib, armada penangkapan
kemudian berangkat menuju daerah penangkapan yang telah direncanakan
(fishing ground/rumpon). Perjalanan menuju daerah fishing ground biasanya

28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

akan memakan waktu sekitar 2 jam, atau sampai ditempat fishing ground
sekitar pukul 05.00 wib atau 06.00 wib.
3. Setelah sampai di fishing ground, maka fishing master melakukan pemantauan
keberadaan kumpulan ikan disekitar rumpon, biasanya dapat dilihat secara
visual yaitu adanya gerakan ikan yang meloncat-loncat atau melihat adanya
gerakan ikan air di dalam air sekitar.
4. Setelah yakin banyak ikan disekitar rumpon, selanjutnya jaring diturunkan dari
perahu dengan tahapan sebagai berikut :
a. penurunan tali jaring bagian belakang,
b. penurunan kaki jaring bagian belakang,
c. penurunan kantong jaring,
d. penurunan kaki jaring bagian depan,
e. penurunan tali jaring bagian depan,
f. perahu bergerak ke arah rumpon sedemikian rupa rumpon dapat dikelilingi
jaring,
g. penarikan jaring dengan terlebih dahulu menarik tali jaring depan dan
belakang secara bersamaan, kemudian kaki jaring depan dan belakang,
h. pengangkatan kantong jaring yang berisi ikan keatas kapal,
i. memasukan ikan hasil tangkapan kedalam palka.
5. Penarikan tali jaring depan dan belakang secara bersamaan agar seimbang
dan tidak kusut, juga demikian halnya dengan penarikan kaki depan dan kaki
belakang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
ikan pada lari sebelum masuk ke kantong jaring.
6. Ikan yang sudah masuk kedalam palka segera disortir menjadi tiga bagian, yaitu
ikan selar kuning, ikan japuh dan ikan tembang. Ikan tembang merupakan
bagian yang jumlahnya sedikit sehingga dapat digabung dengan ikan-ikan lain
yang tertangkap yang jumlahnya sedikit-sedikit.
7. Ikan yang sudah disortir segera dimasukan kedalam drum fiber bersamaan
dengan es balok yang sudah dibuat curah.

29
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

8. Penangkapan ulang, bila hasil tangkapan masih sedikit dan belum mencukupi
secara ekonomis, akan dilakukan proses penangkapan ulang baik pada sekitar
rumpon ini atau pada sekitar rumpon lainnya.
9. Kembali ke fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila waktu
operasi telah lebih dari 9 jam, maka kemudian diputuskan untuk kembali ke
fishing base.

4.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi



Jenis ikan yang menjadi target penangkapan jaring payang di perairan Belitung
Timur adalah ikan selar kuning, japuh, dan tembang, rata-rata hasil produksi setiap
unit kapal penangkapan ikan untuk masing-masing jenis ikan adalah sebanyak
250 kg/trip. Ikan yang tertangkap secara umum dibagi menjadi 2 grade, yaitu
grade I yang berkualitas baik diperkirakan hampir 80% sedang yang lainnya grade
II yang berkualitas kurang baik diperkirakan sekitar 20%. Ikan yang kurang baik
dan tidak laku dijual oleh nelayan dijual ke home industry pembuat ikan asin.
Namun demikian pembuatan ikan asin sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Pada
saat musim hujan, pembuatan ikan asin jarang dilakukan, dan sebaliknya pada
saat musim kemarau para pengolah ikan banyak membuat ikan asin selain untuk
dijual juga untuk disimpan dan dijual pada saat harga naik.

4.7 Produksi Optimum



Produksi atau hasil tangkapan jaring payang utamanya dipengaruhi oleh
musim penangkapan ikan. Pada musim penangkapan, maka akan dihasilkan
tangkapan yang optimum. Dalam kondisi optimum, jaring payang akan
menghasilkan ikan sebanyak 500 kg per trip. Musim ikan hanya berlangsung
sekitar 8 bulan dari bulan Oktober sampai Mei, ikan paling banyak berada dari
setiap bulan Oktober s.d bulan Maret. Diluar musim penangkapan tersebut, hasil

30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

tangkapan sedikit dan para nelayan di perairan Belitung Timur beralih alat tangkap
yaitu menangkap dengan pancing ulur.
Adapun jaring payang banyak digunakan oleh para nelayan nusantara
karena memiliki keunggulan diantarannya adalah :
a. Menangkap ikan disiang hari dan di malam hari.
b. Jaring payang dapat menangkap ikan di perairan pelagis, yang tidak hanya
terbatas pada tiga komoditas ikan selar kuning, japuh dan tembang. Kadangkala
bila menemukan gerombolan tongkol dapat juga menangkap tongkol.
c. Menangkap ikan dengan jaring payang lebih produktif dibanding dengan alat
tangkap pancing ulur atau jaring gillnet.
d. Pada saat ikan melimpah, bentuk kantong dapat dimodifikasi dengan kantong
yang lebih besar.
e. Mata jaring dapat disesuaikan dengan kondisi ikan sedemikian rupa ikan
yang kecil (benih ikan) tidak tertangkap, dengan demikian jaring payang akan
menjadi jaring yang ramah lingkungan.

Sementara beberapa kelemahan alat tangkap jaring payang adalah sebagai


berikut :
a. Penangkapan ikan dengan jaring payang umumnya dilakukan secara tradisional
dan skala mikro.
b. Penangkapan ikan dengan jaring payang tidak dapat dilakukan sepanjang
tahun, yaitu dari bulan Juni s.d. September tidak dapat digunakan karena
gelombang dan arus laut cukup besar.
c. Penangkapan ikan dengan jaring payang dapat menguras tenaga karena
dilakukan secara manual dan belum ada metode teknik yang lebih modern.
d. Rumpon sebagai fishing ground jaring payang tidak selalu aman, karena pada
saat tertentu, misalnya malam hari dapat didatangi penangkap ikan lain seperti
jaring bagan perahu, jaring purseine dan lain-lain.

31
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.8 Kendala Produksi

Karena mengoperasikan kapal di laut terbuka, maka iklim dan cuaca


menjadi kendala utama dalam usaha perikanan umumnya dan jaring payang pada
khususnya. Hal ini karena, bila atau cuaca buruk, maka nelayan tidak melakukan
kegiatan penangkapan. Selain mempengaruhi kondisi wahana air dimana kapal
dioperasikan, cuaca dan iklim juga mempengaruhi musim ikan. Sesuai dengan
siklus hidupnya, ikan akan melakukan proses migrasi untuk keberlangsungan hidup
dirinya dan keturunannya. Kendala yang lainnya adalah persaingan penangkapan
ikan dengan armada penangkapan lainnya. Area penangkapan ikan yang ada
menjadi sempit karena makin banyaknya armada beroperasi.

32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


BAB V
ASPEK KEUANGAN

Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari


sisi keuangan, terutama kemampuan nelayan untuk mengembalikan kredit yang
diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan nelayan dalam
perencanaan dan pengelolaan usaha jaring payang.

5.1. Pemilihan Pola Usaha

Pola usaha yang dipilih adalah usaha penangkapan ikan dengan


menggunakan jaring payang. Penentuan waktu dan musim penangkapan ikan
yang tepat merupakan kunci keberhasilan dari kegiatan usaha ini. Hal ini berkaitan
dengan musim ikan dan keselamatan kerja selama mengoperasikan alat tangkap
di laut, sebagai sarana utama dalam kegiatan ini adalah perahu yang digunakan
untuk mengoperasikan alat tangkap jaring payang. Oleh sebab itu, biaya investasi
sebagian besar dilakukan diperlukan untuk pembelian perahu, mesin dan jaring
payang.
Pola usaha kegiatan perikanan jaring payang yang diusulkan dalam kegiatan
ini adalah perorangan, dimana setiap orang dapat memiliki minimal 1 unit perahu
jaring payang. Jenis teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana dengan
mengacu pada tipe-tipe alat tangkap jaring pada umumnya. Penangkapan ikan
dilaksanakan selama 8 bulan dari bulan Oktober s.d. Mei, dimana dalam satu bulan
dilakukan sebanyak 24 hari, karena pada setiap hari Jum’at umumnya nelayan libur
melaut. Pada bulan Juni s.d. September merupakan musim angin timur di perairan
Belitung Timur kondisi gelombang cukup besar sehingga jaring payang tidak dapat
dioperasikan, sementara para nelayan melakukan kegiatan lain seperti perbaikan

33
ASPEK KEUANGAN

mesin, bodi kapal atau beralih alat tangkap sementara bila ada yang memberikan
pinjaman modal.

5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

Untuk analisa kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai


parameter teknologi proses maupun biaya, sebagaimana terangkum dalam tabel
5.1. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha jaring payang,
memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun, sehingga pada saat proyek selesai maka
peralatan tersebut perlu dilakukan reinvestasi. Melalui asumsi produksi sebanyak
250 kg per hari dan selama 24 hari kerja perbulan, maka total produksi jaring
payang diproyeksikan sebanyak 5.990 kg dengan tingkat penurunan kualitas hasil
tangkapan sebesar 0%. Karena harga ikan berubah setiap waktu, maka dilakukan
perata-rataan terhadap seluruh hasil tangkapan dengan pendekatan rata-rata
proporsional. Selanjutnya meskipun umur proyek disusun 10 tahun, namun analisis
ekonomi dilakukan selama 5 tahun sebagai jalan tengah dimana pembiayaan
investasi dari bank umumnya selama 3 tahun. Musim penangkapan ikan hanya
berlangsung selama 8 bulan maka hasil produksi selama 8 bulan ini mewakili masa
kegiatan selama 12 bulan.

Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan

No Asumsi Nilai/Jumlah Satuan


1 Periode proyek 5 Tahun

2 Hari Kerja Jam


10
a. Jam kerja per trip Kali
1
b. Jumlah trip per hari Hari
24
c. Jumlah hari per bulan Bulan
8
d. Jumlah bulan kerja per tahun

34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

No Asumsi Nilai/Jumlah Satuan


3 Output, Produksi dan Harga:
a. Produksi ikan per bulan 5.9590 kg
b. Harga penjualan ikan 1000 - 7000 Rp/kg
(minimum –maksimum)
c. Lama menunggu pendapatan 1 Hari
d. Hasil penjualan 1 Hari
e. Keberhasilan produksi 100 Persen

4 Tenaga kerja :
a. Fishing master 1 Orang
b. Anak buah kapal 4–6 Orang
c. Upah fishing master 50.000 Per trip
d. Upah ABK berdasar volume ikan 1.250 Per kg
e. Upah pembuatan ikan asin per kg 200 Rupiah

5 Komponen biaya bahan :


a. BBM 960
b. Harga BBM 5.000 Rp/liter
c. Es curah per bulan 120 Balok
d. Harga es per balok 5.000 Rupiah
e. Garam (% dari berat ikan) 20% Persen
f. Harga garam per kg 500 Rupiah
g. Retribusi PPI per pendaratan 10.000 Rupiah

6 Biaya perawatan perlengkapan


a. Cat body perahu per tahun 2.000.000 Rupiah
b. Perawatan body perahu per tahun 600.000 Rupiah
c. Turun mesin perahu per tahun 3.000.000 Rupiah
d. Perawatan rutin mesin perahu 1.800.000 Rupiah
per tahun 1.200.000 Rupiah
e. Perawatan jaring per tahun 1.800.000 Rupiah
f. Perawatan rumpon per tahun

7 Suku bunga per tahun 14 Persen


8 Proposal Modal :
a. Kredit Investasi 70 Persen
b. Modal Investasi Sendiri 30 Persen
c. Kredit Modal Kerja 60 Persen
d. Modal Kerja Sendiri 40 Persen
9 Jangka waktu Kredit
a. Jangka waktu kredit Modal Kerja 1 Tahun
b. Jangka waktu kredit Investasi 3 Tahun

35
ASPEK KEUANGAN

10 Harga ikan segar per kg


a. Ikan selar kuning segar 7.000 Rupiah
b. Ikan japuh segar 3.000 Rupiah
c. Ikan tembang segar 1.000 Rupiah
11 Harga ikan asin per kg
a. Ikan selar kuning asin 9.000 Rupiah
b. Ikan japuh asin 5.000 Rupiah
c. Ikan tembang asin 2.000 Rupiah

5.3. Modal Usaha

Komponen modal usaha dalam analisis kelayakan usaha jaring payang


dibedakan menjadi dua yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi
adalah komponen modal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal
pendirian usaha yang meliputi perahu, alat penggerak perahu, alat tangkap jaring
payang, perlengkapan melaut dan rumpon. Modal kerja adalah seluruh biaya yang
harus dikeluarkan dalam proses penangkapan ikan.

5.3.1. Modal Investasi

Modal investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha jaring payang
ini meliputi pembelian perahu, mesin penggerak perahu dan alat tangkap
jaring payang. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk
satu unit perahu jaring payang adalah sebesar Rp58.300.000,-. Komponen
terbesar perahu (45,0%) dan mesin penggerak (12,9%), kemudian diikuti
jaring payang (6,4%), drum fiber (2,7%), GPS dan rumpon masing-masing
(2,6%) tempat penjemuran ikan asin masing-masing (1,3%), timbangan
(0,9%) dan biaya perijinan dan (0,6%) (tabel5.2). selengkapnya ditampilkan
pada lampiran 3a.

36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi (Rp)

No Komponen biaya Jumlah


1 Biaya perijinan 500.000
2 Perahu ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m 35.000.000
3 Mesin Penggerak 1 PK/ 4 slinder 10.000.000
4 Jaring payang 28 m 5.000.000
5 GPS (Geografic Positioning System) 2.000.000
6. Rumpon 2 unit 2.000.000
7. Drum fiber 3 unit 2.100.000
8. Para-para penjemuran ikan asin 1.000.000
9. Timbangan 700.000
Jumlah Modal Investasi 58.300.000

5.3.2. Modal Kerja



Biaya modal kerja dalam usaha jaring payang adalah modal yang
diperlukan untuk operasional selama satu bulan. Walaupun kegiatan
operasional jaring payang dilakukan secara harian, namun dalam penyiapan
modal kerja dihitung berdasarkan bulanan dengan asumsi beberapa
bahan dan upah dicadangkan untuk periode selama satu bulan. Modal
kerja yang dibutuhkan selama satu bulan untuk melakukan usaha adalah
Rp19.451.080,- dengan rincian sebagaimana dalam Tabel 5.3.

37
ASPEK KEUANGAN

Tabel 5.3 Komposisi Biaya Modal Kerja (Rp)

No Komponen biaya Jumlah


1 Bahan bakar solar 4.800.000
2 Es balok penyegar ikan 600.000
3 Tenaga anak buah kapal (ABK) 7.488.000
4 Kapten (fishing master) 1.200.000
5 Garam 958.464
6. Upah pembuatan ikan asin 239.616
7. Peti ikan asin kapasitas 50 kg 450.000
8. Perbekalan melaut 2.400.000
9. Retribusi PPI 240.000
10. Perawatan perlengkapan 1.075.000
Jumlah modal kerja 19.451.080

5.3.3 Biaya Operasional



Biaya operasional dalam usaha jaring payang hanya terdiri dari
komponen biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya operasional per trip
Rp794.768,- per trip, atau Rp19.074.424,- per bulan dan setara dengan
Rp152.595.392,- per tahun dengan asumsi bahwa pada tahun pertama
hingga tahun ketiga usaha ini sudah dapat beroperasi dengan kapasitas
100%

38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 5.4. Komponen Biaya Operasional per Trip dalam Satuan Rupiah

Satuan Jumlah Biaya per Jumlah


No Struktur Biaya
Fisik satuan Biaya
A Biaya Variabel
1. Tenaga ABK Kg/org 250 1.250 312.500
2. Garam Kg 9.98 500 4.992
3. Upah Pembuatan Ikan Asin Kg/org 49.9 200 9.984
4. Peti ikan asin 50 kg unit 0.5 75.000 37.500
Sub total baya variabel 364.976
B Biaya Tetap
1. Bahan bakar solar Liter 40 5000 200.000
2. Es balok Balok 5 5000 25000
3. Perbekalan melaut Paket 1 100.000 100.000
4. Fee fishing master Ls 1 50.000 50.000
5. Retribusi PPI Ls 1 10.000 10.000
6. Perawatan perlengkapan Ls 1 44.792 44.792
Sub total baya tetap 429.792
Total Biaya Operasional 794.768

Tabel 5.5. Komponen Biaya Operasional per Bulan dalam Satuan Rupiah

Jumlah Biaya per Jumlah


No Struktur Biaya Satuan
Fisik satuan Biaya
A Biaya Variabel
1. Tenaga ABK Kg/org 6000 1250 7.500.000
2. Garam Kg 239,6 500 119.808
3. Upah Pembuatan Ikan Asin Kg/org 1.198 200 239.616
4. Peti ikan asin 50 kg unit 12 75.000 900.000
Sub total baya variabel 8.759.424

39
ASPEK KEUANGAN

B Biaya Tetap
1. Bahan bakar solar Liter 960 5.000 4.800.000
2. Es balok Balok 120 5.000 600.000
3. Perbekalan melaut Paket 24 100.000 2.400.000
4. Fee fishing master Ls 24 50.000 1.200.000
5. Retribusi PPI Ls 24 10.000 240.000
6. Perawatan perlengkapan Ls 24 44.792 1.075.000
Sub total baya tetap 10.315.000
Total Biaya Operasional 19.074.424

Tabel 5.6. Komponen Biaya Operasional per Tahun dalam Satuan Rupiah

Jumlah Biaya per Jumlah


No Strutur Biaya Satuan
Fisik satuan Biaya 1 thn
A Biaya Variabel
1. Tenaga ABK Kg/org 48.000 1.250 60.000.000
2. Garam Kg 1.916,9 500 958.464
3. Upah Pembuatan Ikan Asin Kg/org 9.585 200 1.916.928
4. Peti ikan asin 50 kg unit 96 75.000 7.200.000
Sub total baya variabel 70.075.392
B Biaya Tetap
1. Bahan bakar solar Liter 7.680 5000 38.400.000
2. Es balok Balok 960 5000 4.800.000
3. Perbekalan melaut Paket 192 100.000 19.200.000
4. Fee fishing master Ls 192 50.000 9.600.000
5. Retribusi PPI Ls 192 10.000 1.920.000
6. Perawatan perlengkapan Ls 192 36.111 8.600.000
Sub total baya tetap 82.520.000
Total Biaya Operasional 152.595.392

40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

5.4. Struktur Modal

Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) adalah sebesar
Rp77.751.080,-. Diproyeksikan 67.5% biaya tersebut sebesar Rp52.480.648,-
diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan sisanya 32,5% sebesar
Rp25.270.432,- dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya diterima pada
masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan
14% pertahun. Struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.7 Komponen dan Struktur Biaya Proyek

No Komponen Biaya Proyek Persentase Total Biaya (Rp)


1 Biaya Investasi 58.300.000
a. Kredit ±70% 40.810.000
b. Modal Sendiri ±30% 17.490.000

2 Biaya Modal Kerja 19.451.080


a. Kredit ±60% 11.670.648
b. Modal Sendiri ±40% 7.780.432

3 Total Biaya Proyek 77.751.080


a. Kredit ±67,5% 52.480.648
b. Modal Sendiri ±32,5% 25.270.432

Kewajiban nelayan dalam melakukan angsuran pokok dan angsuran


bunga dilakukan setiap bulan sebesar Rp612.274,- selama jangka waktu kredit.
Rekapitulasi jumlah angsuran kredit pertahun dapat dilihat pada tabel 5.8,
sedangkan perhitungan jumlah angsuran kredit perbulan selengkapnya ditampilkan
pada Lampiran 6b.
Tabel 5.8 Perhitungan Angsuran Kredit

Angsuran Angsuran Total


Thn Saldo Awal Saldo Akhir
Pokok Bunga Angsuran
71.254.739 38.633.467
1 25.273.981 7.347.291 32.621.272 38.633.467 19.316.733
2 13.603.333 5.713.400 19.316.733 19.316.733 19.316.733
3 13.603.333 5.713.400 19.316.733 19.316.733 0

41
ASPEK KEUANGAN

5.5. Produksi dan Pendapatan



Berdasarkan kapasitas yang ada, hasil tangkapan jaring payang per hari
sebanyak 225 kg setara dengan 5.391 kg per bulan dan setara dengan 43.131 kg
per tahun. Apabila diasumsikan penurunan kualitas hasil tangkapan sebesar 0%,
maka usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai tahun
pertama hingga akhir tahun ketiga (sesuai umur proyek).

Tabel 5.9. Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Hari

Jenis Harga Jual Penjualan


No Volume Unit
Tangkapan (Rp) 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR
1 Selar kuning 82 Kg 7.000 571.200
2 Japuh 82 Kg 3.000 244.800
3 Ikan tembang 36 Kg 1.000 36.480
Sub Total 200 Kg 852.480
B. IKAN ASIN
1 Selar kuning 10.2 Kg 9.000 91.800
2 Japuh 10.2 Kg 5.000 51.000
3 Ikan tembang 4.6 Kg 2.000 9.120
Sub Total 25 Kg 3.646.080
Total 225 Kg 1.004.400

Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%

42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 5.10 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan

Jenis Harga Jual Penjualan


No Volume Unit
Tangkapan (Rp) 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR
1 Selar kuning 1.958.4 Kg 7.000 13.708.800
2 Japuh 1.958.4 Kg 3.000 5.875.200
3 Ikan tembang 875.5 Kg 1.000 875.520
Sub Total 4.792 Kg 20.459.520
B. IKAN ASIN
1 Selar kuning 245 Kg 9.000 2.203.200
2 Japuh 245 Kg 5.000 1.224.000
3 Ikan tembang 109 Kg 2.000 218.880
Sub Total 599 Kg 3.646.080
Total 5.391 Kg 24.105.600

Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%

Tabel 5.11 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun

Jenis Harga Jual Penjualan


No Volume Unit
Tangkapan (Rp) 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR
1 Selar kuning 15.667.2 Kg 7.000 109.670.400
2 Japuh 15.667.2 Kg 3.000 47.001.600
3 Ikan tembang 7.004.2 Kg 1.000 7.004.160
Sub Total 38.339 Kg 163.676.160
B. IKAN ASIN
1 Selar kuning 1.958.4 Kg 9.000 17.625.600
2 Japuh 1.958.4 Kg 5.000 9.792.000
3 Ikan tembang 875.5 Kg 2.000 1.751.040
Sub Total 4.792 Kg 29.168.640
Total 43.131 Kg 192.844.800
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%

43
ASPEK KEUANGAN

5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)

Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha jaring payang telah
menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada setiap hari melaut (kapasitas 100%)
sebesar Rp 130.659,- atau Rp 3.135.809,- per bulan, atau Rp 25.086.470,- per
tahun dengan nilai profit on sales 18.3%, laba usaha diproyeksikan tetap tiap
tahunnya (Tabel 5.12, 13, 14).

Tabel 5.12. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Hari

No Uraian Volume Jumlah


A. Total Pendapatan
1 Penjualan Ikan Segar 80% 200 kg 852.480
2 Penjualan Ikan Asin 20% 25 kg 151.920
Total Pendapatan 225 Kg 1.004.400
B. Biaya Produksi
1 Biaya Variabel
a. Tenaga kerja (ABK) 312.500
b. Garam 10 kg 4.992
c. Upah pembuatan Ikan Asin 49,9 kg 9.984
d. Peti ikan asin 0,5 buah 37.500
Sub total biaya variabel 364.976
2 Biaya Tetap
a. Bahan bakar solar 40 liter 200.000
b. Es Balok penyegar ikan 5 balok 25.000
c. Perbekalan melaut 1 hari 100.000
d. Fee fishing master 1 hari 50.000
e. Retribusi PPI 1 kali 10.000
f. Biaya perawatan perlengkapan Ls 44.792
g. Penyusutan Ls 25.903
Sub total biaya tetap 455.694
Total Biaya 820.670

44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

No Uraian Volume Jumlah


C Laba Operasi 183.730
D Bunga dan Pajak
1. Bunga Kredit 25.511
2. Pajak (15%) 27.559
Sub total bunga dan pajak 53.071
Net Profit Per Bulan 130.659
E Break Even Point (BEP) Rp 715.800
41 kg ikan selar kuning segar
95 kg ikan japuh segar
143 kg ikan tembang segar

Tabel 5.13 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Bulan

No Uraian Volume Jumlah


A. Total Pendapatan
1 Penjualan Ikan Segar 80% 4.792 kg 20.459.520
2 Penjualan Ikan Asin 20% 599 kg 3.646.080
Total Pendapatan 5.391 Kg 24.105.600
B. Biaya Produksi
1 Biaya Variabel
a. Tenaga kerja (ABK) 7.500.000
b. Garam 240 kg 119.976
c. Upah pembuatan Ikan Asin 1.198 kg 239.616
d. Peti ikan asin 12 buah 900.000
Sub total biaya variabel 8.759.424
2 Biaya Tetap
a. Bahan bakar solar 960 liter 4.800.000
b. Es Balok penyegar ikan 120 balok 600.000
c. Perbekalan melaut 24 hari 2.400.000
d. Fee fishing master 24 hari 1.200.000

45
ASPEK KEUANGAN

No Uraian Volume Jumlah


e. Retribusi PPI 24 kali 240.000
f. Biaya perawatan perlengkapan Ls 1.075.000
g. Penyusutan Ls 621.667
Sub total biaya tetap 10.936.667
Total Biaya 19.696.091
C Laba Operasi 4.409.509
D Bunga dan Pajak
1 .Bunga Kredit 612.274
2. Pajak (15%) 661.426
Sub total bunga dan pajak 1.273.701
Net Profit Per Bulan 3.135.809
E Break Even Point (BEP) Rp 17.179.193
982 kg ikan selar kuning segar
2.291 kg ikan japuh segar
3.436 kg ikan tembang segar

Tabel 5.14. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Tahun

No Uraian Volume Jumlah


A. Total Pendapatan
1 Penjualan Ikan Segar 80% 38.339 kg 163.676.160
2 Penjualan Ikan Asin 20% 4.792 kg 58.337.280
Total Pendapatan 43.131 kg 222.013.440
B. Biaya Produksi
1 Biaya Variabel
a. Tenaga kerja (ABK) 60.000.000
b. Garam 1.917 kg 958.464
c. Upah pembuatan Ikan Asin 9.585 kg 1.916.928
d. Peti ikan asin 96 buah 7.200.000
Sub total biaya variabel 70.075.392

46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

2 Biaya Tetap
a. Bahan bakar solar 7.680 liter 38.400.000
b. Es Balok penyegar ikan 960 liter 4.800.000
c. Perbekalan melaut Ls 19.200.000
d. Fee fishing master Ls 9.600.000
e. Retribusi PPI Ls 1.920.000
f. Biaya perawatan perlengkapan Ls 8.600.000
g. Penyusutan Ls 4.973.333
Sub total biaya tetap 87.493.333
Total Biaya 157.568.725
C Laba Operasi 35.276.075
D Bunga dan Pajak
1 Bunga Kredit 4.898.194
2 Pajak (15%) 5.291.411
Sub total bunga dan pajak 10.189.605
Net Profit Per Tahun 25.086.470
E Break Even Point (BEP) Rp. 137.433.540
7.853 kg ikan selar kuning segar
18.324 kg ikan japuh segar
27.487 kg ikan tembang segar

5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,
yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh
dari penjualan hasil tangkapan jaring payang selama 8 bulan. Untuk arus keluar
meliputi biaya investasi, biaya variabel, termasuk angsuran pokok, angsuran bunga
dan pajak penghasilan.

47
ASPEK KEUANGAN

Evaluasi profitabilitas rencana investasi dilakukan dengan menilai kriteria


investasi untuk mengukur kelayakan pendirian usaha yaitu meliputi NPV (Net
Present Value), IRR (Internal Rate of Return) , Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio).
Usaha jaring payang dengan menggunakan asumsi yang ada menghasilkan NPV
Rp 110.123.317,- pada tingkat bunga 14% dengan nilai IRR adalah 43% dan Net
B/C Ratio 2.89 kali dan PBP 2.12 tahun, selengkapnya pada lampiran 9

Tabel 5.15 Kelayakan Usaha Jaring Payang

No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan


1 NPV (14%) 110.123.317 Layak
2 IRR 43% Bankable
3 Net B/C Ratio 2,89 kali Menguntungkan
4 PBP (tahun) 2,12 tahun 2,12 tahun kembali

5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha



Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan
biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua
hal tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi
bahwa komponen biaya produksi dan pendapatan juga didasarkan pada asumsi
dan proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk
mengurangi resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk
menguji tingkat sensitivitas proyek terhadap perubahan harga input maupun
output. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu:

(1) Skenario I
Sensitivitas kenaikan biaya variabel dimungkinkan dengan melihat
perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan upah, dalam usaha jaring

48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

payang upah merupakan komponen biaya yang dominan, yaitu mencapai


31,1% dari total biaya varibel 36%. Sedangkan pendapatan dianggap tetap/
konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku
dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Hasil
analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel ditampilkan pada Tabel
5.16 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada
Lampiran 10 dan 11.

Tabel 5.16 Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik 20% dan 22%

No Kriteria BV Naik 20% BV Naik 22%


1. NPV (Rp) Rp 40.047.925 Rp 33.040.386
2. IRR (%) 16% 14%
3. Net B/C Ratio 1,69 kali 1,57 kali
4. Pay Back Period (tahun) 4,10 tahun > 5 tahun
5. Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I, biaya variabel mengalami


kenaikan 20% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya
variabel sebesar 20%, Net B/C Ratio masih lebih dari satu (1.7), NPV
Rp 40,047,925,- dan IRR mencapai 16,0% serta PBP 4.10 tahun (layak).
Skenario kenaikan pada level 22% dari biaya variabel, NPV Rp 33.040.386,-
dan IRR hanya 14% Net B/C Ratio 1.57 kali dan PBP > 5 tahun. tahun. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada suku bunga 14% dengan kenaikan
biaya variabel sebesar 22.% maka proyek ini tidak layak dilaksanakan.

(2) Skenario II
Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan
produk hasil penangkapan ikan jaring payang yang dapat terjual atau
penurunan harga jual per kg-nya, sedangkan biaya pengeluaran dianggap
tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan pendapatan

49
ASPEK KEUANGAN

ditampilkan pada Tabel 5.17 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini
selengkapnya pada Lampiran 12 dan 13.

Tabel 5.17. Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 7% dan 8%

Pendapatan Turun Pendapatan Turun 8


No Kriteria
7% %
1. NPV (Rp) Rp 42.627.637 Rp 32.985.397
2. IRR (%) 17% 14%
3. Net B/C Ratio 1.73 kali 1.57 kali
4. Pay Back Period (tahun) 4.05 tahun > 5 tahun
5. Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak

Analisis sesitivitas berdasarkan Skenario II, pada saat pendapatan turun


sebesar 7% diperoleh NPV Rp 42.627.637,-, Net B/C Ratio lebih dari satu
(1.73) kali dengan IRR mencapai 17,0% dan PBP 4,05 tahun selanjutnya,
analisis penurunan pendapatan sebesar 8% diperoleh NPV Rp 32.985.397,-
dan IRR 14% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penurunan
pendapatan lebih besar dari 8% menunjukan keragaan usaha yang tidak
layak

(3) Skenario III


Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas
pada skenario I dan II, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan
pendapatan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel dan
penurunan pendapatan secara bersamaan ditapilkan pada Tabel 5.18 serta
perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 14
dan 15.

50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 5.18. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5% dan


Penurunan Pendapatan 5% serta kenaikan Biaya Variabel 10% dan penurunan
pendapatan 5%

Biaya Variabel Biaya Variabel Naik


Naik 5 % dan 10% dan Pendapatan
No Kriteria
Pendapatan Turun Turun 5%
5%
1. NPV (Rp) Rp 44.393.269 Rp 26.874.421
2. IRR (%) 18% 11%
3. Net B/C Ratio 1,76 kali 1.46 kali
4. Pay Back Period (tahun) > 5 tahun 4.36 tahun
5. Kelayakan Usaha Tidak Layak Layak

Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan


pendapatan dan kenaikan biaya variabel. Pada penurunan pendapatan 5%
dan kenaikan biaya variabel 10%, maka analisis proyek tersebut diperoleh
NPV Rp 26.874.421,- tingkat suku bunga 14%, Net B/C Ratio (1,46) dan IRR
11%. Dengan demikian proyek tersebut tidak layak pada kenaikan biaya
variabel 10% dan penurunan pendapatan mencapai sebesar 5%.

(4) Skenario IV
Sensitivitas kenaikan biaya tetap dimungkinkan dengan melihat
perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan harga BBM, dalam usaha
jaring payang harga BBM Solar merupakan komponen biaya yang dominan,
yaitu mencapai 19,9% dari total biaya tetap 45.4%. Sedangkan pendapatan
dianggap tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain
karena bahan baku dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja
mengalami kenaikan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya
variabel ditampilkan pada Table 5.19 serta perhitungan arus kas untuk
sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 16 dan 17.

51
ASPEK KEUANGAN

Tabel 5.19 Analisis Sensitivitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18%

No Kriteria BT Naik 15% BT Naik 18%


1. NPV (Rp) Rp 44.503.317 Rp 31.379.317
2. IRR (%) 18% 13%
3. Net B/C Ratio 1.76 kali 1.54 kali
4. Pay Back Period (tahun) 4.02 tahun > 5 tahun
5. Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario IV, biaya tetap mengalami


kenaikan 15% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya tetap
sebesar 15%, Net B/C Ratio masih lebih dari satu (1.76 kali), NPV positif
Rp 44.503.317,- dan IRR mencapai 18,0% serta PBP 4,02 tahun (layak).
Skenario kenaikan pada level 18% dari biaya tetap, NPV menunjukan
nilai Rp 31.379.317,- dan IRR hanya 13% Net B/C 1.54 kali dan PBP > 5
tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada suku bunga 14%
dengan kenaikan biaya tetap sebesar 18.% maka proyek ini tidak layak
dilaksanakan.

(5) Skenario V
Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas
pada skenario I dan IV, yaitu peningkatan biaya tetap dan penurunan
pendapatan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya tetap dan
penurunan pendapatan secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.20 serta
perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 18
dan 19.

52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 5.20 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan


Penurunan Pendapatan 5% serta kenaikan Biaya Variabel 10% dan penurunan
pendapatan 4%

Biaya Tetap
Biaya Tetap
Naik 5 % dan
No Kriteria Naik 10% dan
Pendapatan Turun
Pendapatan Turun 4%
5%
1. NPV (Rp) Rp 40.038.784 Rp 27.807.691
2. IRR (%) 16% 12%
3. Net B/C Ratio 1.69 kali 1.48 kali
4. Pay Back Period (tahun) 4.10 tahun > 5 tahun
5. Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak

Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan


pendapatan dan kenaikan biaya tetap. Pada penurunan pendapatan 4%
dan kenaikan biaya tetap 10%, maka analisis proyek tersebut diperoleh NPV
Rp 27.807.691 tingkat suku bunga 14%, Net B/C Ratio 1.48 kali dan serta
IRR 12%. Dengan demikian proyek tersebut pada kenaikan biaya tetap 10%
dan penurunan pendapatan mencapai sebesar 4% usaha jaring payang ini
sudah tidak layak lagi.

5.9. Hambatan dan Kendala


Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh nelayan jaring payang
adalah kegiatan melaut tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, yaitu hanya
8 bulan dalam setahun dari bulan Oktober s/d Bulan April. Sedangkan
kendala yang sering timbul berkaitan dengan kegiatan ini adalah adanya
bagan apung yang mendekati rumpun milik nelayan jaring payang, dimana
bagan apung tersebut menangkap ikan dimalam hari dengan menggunakan
lampu yang sangat terang dan akibatnya ikan dari rumpon turut mendekat
dan akhirnya tertangkap oleh bagan apung.

53
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN
DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial



6.1.1. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur tahun 2006 berjumlah
91.720 jiwa. Hal ini menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah
penduduk dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.924 orang atau 2.14
persen. Penduduk di Kabupaten Belitung Timur lebih banyak penduduk laki-
laki dibandingkan penduduk perempuan dimana 46.729 jiwa atau 50.96%
laki-laki dan sisanya 44.973 jiwa atau 49,04% adalah perempuan.
Terjadi juga peningkatan untuk kepadatan penduduk, di Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2006 dari 35.81 jiwa per km2 menjadi 36.58
jiwa per km2, dengan penyebaran tidak merata, hal ini terlihat dari masih
terpusatnya penduduk di Kecamatan Manggar sebagai ibukota Kabupaten
dengan kepadatan penduduk hingga 98,25 jiwa km2 yang jauh lebih besar
dibanding dengan kecamatan lain yang relatif merata penyebarannya.

6.1.2 Perikanan

Kabupaten Belitung Timur dengan wilayah kepulauannya merupakan


salah satu daerah sentra atau penghasil utama perikanan di Kepulauan
Bangka Belitung. Besarnya potensi perikanan di karenakan lokasi daerah
ini secara geografis dikelilingi oleh laut selat. Pada tahun 2006 terjadi
peningkatan produksi ikan laut, rajungan/kepiting dan udang dibandingkan
tahun 2005.

55
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Hal ini membuat sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan


dan meningkatannya produksi perikanan dan sarana-sarananya. Potensi
perikanan di perairan Kabupaten Belitung Timur telah menarik masyarakat
untuk bermata pencaharian sebagai nelayan dan usaha turunannya. Jumlah
nelayan di seluruh Kabupaten Belitung Timur sejak tahun 2003 mengalami
peningkatan terus (lihat Tabel 6.1) lebih kurang 6.014 orang dapat di lihat
pada Tabel 6.1 yang terdiri atas nelayan utama (4.284 orang), nelayan
sambilan (719 orang) dan nelayan tambahan (6.014 orang). Sementara
masyarakat yang bermata pencaharian kegiatan turunan dari nelayan adalah
sebagai pengolah hasil perikanan seperti industri kerupuk ikan, industri
terasi, jual beli peralatan melaut dan sebagainya.

Tabel 6.1 Jumlah Nelayan di Kab. Belitung Timur pada Tahun 2003 s.d 208

Nelayan
No. Tahun JUMLAH
Utama Sambilan Tambahan
1. 2008 4.284 719 1.011 6.014
2. 2007 4.205 720 413 5.338
3. 2006 4.177 748 413 5.307
4. 2005 3.730 888 506 5.124
5. 2004 3.350 888 506 4.744
6. 2003 2.793 1.140 757 4.690
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008

Nelayan utama adalah penduduk setempat yang mata pencahariaannya


murni hanya sebagai nelayan, walaupun pada musim paceklik (susah
ikan), maka nelayan tersebut mata pencahariannya tidak berubah sebagai
nelayan. Pada saat musim ikan berubah, biasanya para nelayan utama tetap
menangkap ikan dengan mengubah jenis alat tangkap. Pada saat musim
ikan selar dan japuh di Bulan Oktober sampai bulan Desember para nelayan
utama menangkap ikan dengan jaring payang. Namun apabila musim ikan

56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tenggiri dari bulan Juli s.d September para nelayan menangkap ikan tengiri
dengan alat tangkap pancing ulur.
Sedangkan nelayan sambilan, yaitu penduduk setempat yang
melakukan kegiatan menangkap ikan hanya sewaktu-waktu, karena mata
pencaharian yang utama telah ada, misalnya masyarakat petani (lada)
karena waktu senggangnya dapat menangkap ikan terutama pada musim
ikan melimpah seperti musim ikan tenggiri, karena harga tenggiri baik, maka
para petani lada tersebut turut menangkap ikan.
Sedangkan nelayan tambahan adalah nelayan yang berasal dari luar
daerah tersebut dan turut menangkap ikan diperairan Belitung Timur,
nelayan tersebut teridentifikasi sebagai nelayan dan menjual ikannya di
wilayah Belitung Timur. Nelayan tambahan menetap sementara di wilayah
perairan Belitung Timur.

6.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Penyajian PDRB tahun 2006 menggunakan tahun dasar 2000


menggantikan tahun 1993. Hal ini dikarenakan harga tetap tahun 1993
dianggap sudah tidak relevan lagi untuk dipakai pada saat ini, salah satunya
dikarenakan perkembangan perekonomian sudah semakin pesat.
Pada tahun 2006. PDRB Kabupaten Belitung Timur atas dasar harga
berlaku mencapai angka Rp1.257.135 juta atau naik sebesar 13,52 persen
dibandingkan tahun 2005 yang hanya mencapai Rp1.107.335 juta. Kenaikan
tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya
sebesar 25.78 persen dibandingkan tahun 2004 yang mencapai Rp. 880.382
juta.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur tahun 2006
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun
2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung timur mencapai sebesar
5.74 persen. Sedangkan pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Kabupaten

57
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Belitung Timur mencapai 5.65 persen.


Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi
pola makan, baik terhadap makanan umum, maupun terhadap konsumsi
ikan. Artinya adanya pertambahan kemakmuran masyarakat, maka
masyarakat akan memilih jenis makanan termasuk memilih kualitas ikan
yang akan dimakan.

6.1.4 Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatan laju


pertumbuhan ekonomi. Diharapkan dari pertumbuhan ekonomi yang
tinggi akan memberikan dampak ganda yang semakin positif dengan tidak
melupakan masyarakat papan bawah dan menengah. Secara tidak langsung
pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan dapat memperkecil
perbedaan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dihitung dari variabel


PDRB atas dasar harga konstan. Karena PDRB atas dasar harga konstan
merupakan gambaran nyata dari berbagai sektor ekonomi. Kenaikan
pertumbuhan ekonomi ini dikarenakan naiknya pertumbuhan pada semua
sektor, khususnya: sektor bangunan yang mencapai 9,37 persen dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran dan penggalian yang mencapai 7.22
persen.

58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Tabel 6.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kab. Belitung Timur Th. 2006

Sektor Persen Pertumbuhan


1. Pertanian 5.74
2. Pertambangan dan Penggalian 6.05
3. Industri Pengolahan 6.41
4. Listrik, Gas dan Air 2.73
5. Bangunan 9.37
6. Perdagangan, hotel & Restoran 7.22
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.13
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.48
9. Jasa-jasa 4.38
PDRB Kab. Belitung Timur 5.74
Sumber : Statistik Kabupaten Belitung Timur dalam Angka

Pada tabel diatas kegiatan perikanan masih merupakan sub sektor perikanan
yang digabung pada sektor pertanian.

6.1.5. Pendapatan Per Kapita

Indikator makro yang biasa digunakan oleh pakar ekonom untuk


menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan per
kapita seperti yang biasa dipergunakan oleh lembaga internasional seperti
Bank Dunia (World Bank), Dana moneter Internasional (IMF) yang merupakan
baseline dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Secara umum
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Belitung Timur dicerminkan
oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per
kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp10.922.593,- pada tahun
2005 menjadi Rp12.288.588,- pada tahun 2006. Laju pertumbuhan regional
per kapita pada tahun 2006 dilihat berdasarkan harga konstan 2000 juga
meningkat dari tahun 2005 yaitu sebesar 4,22 persen.

59
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Kabupaten Belitung Timur dikenal sebagai daerah sentra perikanan.


Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang ini, baik sebagai
nelayan ataupun usaha dibidang lainnya yang masih ada hubungannya
dengan perikanan. Keberadaan usaha jaring payang dapat meningkatkan
pendapatan nelayan di lokasi kajian terutama bagi masyarakat nelayan yang
tinggal di pulau-pulau. Dari segi pemenuhan gizi masyarakat, ikan hasil
tangkapan jaring payang dapat menjadi salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan protein hewani masyarakat. Dengan harga yang murah dan rasa
yang lezat, ikan hasil tangkapan jaring payang akan memiliki pasar yang luas
umumnya bagi masyarakat menengah ke bawah karena ikan yang dihasilkan
jaring payang harganya relatif murah sementara populasi masyarakat di kelas
ini merupakan yang paling besar.
Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha jaring payang
memberi dampak yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin
terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan
sekaligus peningkatan pendapatan daerah.

Tabel 6.3 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan
Klasifikasi Ukurannya di Beberapa Kec. di Kab. Belitung Timur Tahun 2008

Perahu Tak Motor


Kapal Motor
No. Kecamatan Bermotor Tempel Jumlah
Kecil Kecil Kecil Sedang Besar
1 Dendang 184 84 230 7 1 506
2 Gantung 70 24 200 1 295
3. Manggar 76 76 265 41 13 471
4. Klp. Kampit 134 109 40 1 284
Total 464 293 735 50 14 1.556

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008

60 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Berdasarkan Tabel 6.4 diatas bahwa kapal motor berukuran kecil


merupakan yang paling dominan, yaitu 735 unit sedangkan jumlah total
kapal/perahu secara keseluruhan adalah: 1.556 unit. Perahu jaring payang
termasuk dalam jumlah 735 unit dan jumlah kapal motor kecil paling banyak
di Kota Manggar, yaitu dimana studi dilakukan.

Tabel 6.4 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan
Klasifikasi Ukurannya di Kab. Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007

Perahu Tak Motor


Kapal Motor
No. Tahun Bermotor Tempel Jumlah
Kecil Kecil Kecil Sedang Besar
1 2008 464 293 735 50 14 1.556
2 2007 434 292 711 54 16 1.507
3. 2006 433 285 640 96 41 1.495
4. 2005 357 265 702 87 35 1.447
5. 2004 301 177 795 92 11 1.376
6. 2003 280 164 747 80 10 1.281
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008

Berdasarkan tabel 6.5 diatas, bahwa jumlah perahu secara keseluruhan


terus mengalami pengingkatan rata-rata 50 unit setap tahunnya. Sejak tahun
2006 kapal motor kecil mengalami peningkatan dan sebaliknya kapal motor
sedang dan besar mengalami penurunan hampir 50%. Hal ini diperkirakan
karena banyaknya masyarakat nelayan yang merubah ukuran alat bantu
tangkapnya. Kejadian ini dapat disebabkan karena mengikuti kondisi ikan
atau karena tujuan penghematan BBM.

61
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Tabel 6.5 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi


dan Tenaga di Kec. di Kab. Belitung Timur Tahun 2008

Kapal/Perahu untuk Penangkapan


No Kecamatan Tanpa Motor Tempel Kapal Motor Jml
Motor <5 ton 5-10 ton <5 ton 5-10 ton >10 ton
1. Dendang 178 31 1 297 7 2 516
2. Gantung 76 13 2 213 1 1 306
3. Manggar 67 55 4 321 45 15 507
4. Klp. Kampit 78 93 109 3 1 284
Total 399 192 7 940 56 24 1.613
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008

Tabel 6.6 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi


dan Tenaga di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s.d. 2008

Kapal/Perahu untuk Penangkapan


No Tahun Tanpa Motor Tempel Kapal Motor Jumlah
Motor <5 5-10 <5 ton 5-10 ton >10 ton
ton ton
1. 2008 399 192 7 940 56 24 1.613
2. 2007 436 186 7 945 61 24 1.658
3. 2006 433 279 6 672 56 16 1.462
4. 2005 357 265 1 697 71 25 1.416
5. 2004 958 95 1.053
6. 2003 941 80 1.021
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008

62 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Jumlah kapal penangkap ikan yang dimiliki para nelayan sebagian


besar berukuran dibawah 5 ton (<5 ton), karena kapal tersebut sangat efektif
untuk melakukan penangkapan skala kecil dengan jumlah ABK sekitar 5
orang. Kapal-kapal/perahu yang berukuran <5 ton banyak digunakan
untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jaring payang yang umumnya
berukuran 3 GT (Gross Tonage) atau 3 ton. Berdasarkan informasi dari
para nelayan bahwa pada saat ini kegiatan nelayan paling banyak adalah
menangkap ikan dengan alat tangkap pancing ulur dan ukuran perahu yang
digunakan 4 -5 GT (4 – 5 ton). Para nelayan yang menangkap ikan dengan
pancing ulur diperbolehkan menangkap disekitar kawasan terumbu karang,
dimana terumbu karang tersebut merupakan fishing ground bagi ikan
karang. Alat tangkap pancing ulur tidak merusak terumbu karang, namun
hasil tangkapannya tidak sebanyak hasil jaring payang, karena dengan
memancing ikan yang ditangkap hanya satu ekor-satu ekor.

6.2. Aspek Dampak Lingkungan

6.2.1 Limbah Proses Produksi

Proses produksi dalam usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap


jaring payang tidak menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun limbah
cair. Yang mungkin terjadi apabila ada kebocoran tangki bahan bakar atau
oli ke perairan laut atau ada potongan jaring yang hilang di dalam air karena
sobek. Barang-barang tersebut dapat mengotori (mencemari) perairan dan
sisa-sisa jaring dapat membunuh ikan di laut yang selanjutnya menjadi
bangkai dan membusuk menjadi limbah di laut.
Adanya pengaturan wilayah fishing ground di laut merupakan
kebijakan yang tepat untuk menghindari kerusakan terumbu karang. Apabila
jaring payang digunakan menangkap ikan disekitar terumbu karang, maka

63
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

diperkirakan dapat menimbulkan kerusakan karena beberapa terumbu


karang yang menjuntai dapat tertarik jaring dan sebaliknya jaring-jaring
penangkap ikan yang tersangkut di karang akan menjadi sobek.
Upaya untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan negatif adalah
jangan sampai ada ikan ikan yang mati/busuk terbuang ke laut menjadi
bangkai. Ikan hasil tangkapan yang kekurangan es akan cepat membusuk,
kadang kala ada nelayan yang membuang ikan-ikan tersebut yang nilai
ekonomisnya rendah. Hal ini perlu dilakukan upaya penyadaran kepada
para nelayan. Penyadaran kepada nelayan juga perlu dilakukan terhadap
keberadaan mata jaring, artinya ukuran mata jaring yang digunakan harus
tetap yang standar diperbolehkan oleh pemerintah. Walaupun pemerintah
tidak mengawasi setiap saat namun para nelayan harus tahu dan sadar bahwa
apabila ukuran mata jaring yang dipakai terlalu kecil, maka akan merusak
populasi ikan dengan tertangkapnya benih-benih ikan yang seharusnya
menjadi besar dahulu baru ditangkap.

6.2.2 Dampak Positf dari Kegiatan Jaring Payang.

Ikan yang ada diperairan laut sangat banyak baik jumlah maupun
jenisnya, ikan-ikan tersebut memerlukan alat tangkap yang berbeda. Jenis
ikan pelagis yang sering bergerombol terutama yang ukurannya kecil-kecil
akan tidak efektif apabila ditangkap dengan alat tangkap pancing. Maka alat
tangkap yang tepat adalah jaring dan salah satunya adalah jaring payang.
Jaring payang dapat menangkap ikan sekali banyak dalam ukuran yang kecil
seperti ikan selar kuning, japuh dan tembang.
Manfaat dan dampak positif dari kegiatan jaring payang antara lain
adalah: 1) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat; 2) dapat
membuka dan memperluas lapangan kerja baik secara langsung maupun
tidak langsung, 3) dapat membantu memenuhi gizi masyarakat secara
murah.

64 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

6.2.3. Keberadaan Iklim dan Cuaca

Kabupaten Belitung Timur mempunyai iklim tropis dan basah dengan


variasi curah hujan bulanan pada tahun 2006 antara 3,3 mm sampai
dengan 691,6 mm dengan jumlah hari hujan antara 1 hari sampai 30 hari
setiap bulannya. Curah hujan tertinggi pada tahun 2006 terjadi pada bulan
Desember. Rata-rata temperatur udara pada tahun 2006 bervariasi antara
200C sampai 36,60C. Sementara itu, kelembaban udaranya bervariasi antara
77 persen sampai 92 persen, dan tekanan udara antara 1009,1 mb sampai
dengan 1011,8 mb.
Kondisi hujan ini dapat mempengaruhi kegiatan pengangkapan ikan
dengan jaring payang dan usaha pembuatan ikan asin. Apabila hujan terlalu
deras akan tidak baik untuk melakukan penangkapan ikan dengan jaring
payang terutama apabila hujan yang dibarengi dengan angin kencang atau
badai. Juga hujan yang sering turun dapat mempengaruhi proses penjemuran
ikan asin sedemikian rupa ikan lambat kering atau dapat membusuk.

65
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Usaha jaring payang mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi


kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi
masyarakat.
2. Faktor kepentingan bagi keberhasilan usaha jaring payang selain faktor
cuaca adalah persaingan dengan alat tangkap lain yaitu bagan apung.
3. Total biaya proyek yang dibutuhkan untuk usaha jaring payang adalah
Rp77.751.080,- yang dibiayai dari pinjaman kredit 67,5% (Rp52.480.648,-)
dan modal sendiri 32,5% (Rp25.270.432,-), dengan bunga pinjaman
14% dan masa pinjaman kredit selama 3 tahun. Biaya investasi yang
dibutuhkan sebesar Rp58.300.000,- sedangkan biaya modal kerja sebesar
Rp19.451.080,-.
4. Analisa keuangan dan kelayakan proyek usaha jaring payang sesuai asumsi
yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV yang
dihasilkan sebesar Rp52.348.120,- IRR 43,0%, Net B/C Ratio 1,9 dan PBP 2,6
tahun. Usaha ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada
bank.
5. Usaha jaring payang ini sensitif terhadap kenaikan biaya variabel atau biaya
tetap maupun penurunan pendapatan, yaitu akan sensitif bila biaya variabel
naik diatas 22% atau biaya tetap naik 18% atau pendapatan menurun
diatas 8%.
6. Pengembangan usaha jaring payang memberikan manfaat yang positif
dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta
peningkatan pendapatan masyarakat dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang signifikan.

67
KESIMPULAN

7.1. Saran

1. Berdasarkan potensi sumberdaya laut (fishing ground), prospek pasar,


tingkat teknologi penangkapan dan aspek finansial, usaha jaring payang ini,
layak untuk dibiayai.
2. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan
seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya
pada aspek keuangan dan manajemen pembukuan.

68 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


LAMPIRAN

69
Lampiran 1. Data Teknis

70
No. Uraian Keterangan
LAMPIRAN

A .KEGIATAN USAHA
1 Nama Kegiatan Usaha : Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
2 Nama Jaring : Payang (di Laut Jawa), Payang (di Bangka Belitung)
B. PERLENGKAPAN
1 Kapal : Perahu kayu atau fiber kapasitas 3 GT (Gross Tonage)
2 Mesin Kapal : Mesin 4 slinder (setara 1 PK), banyak nelayan yang menggunakan mesin mobil
panther bekas
3 Jaring : - Terbuat dari bahan nilon yang dipilin atau tunggal

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


- Panjang kantong 9 meter
- Panjang kaki jaring 10 meter x 2 buah
- Panjang tali jaring 100 x 2 buah
4 Pemandu posisi : GPS (Geographic Positioning System) biasa merek Garmin
5 Pemandu arah : Kompas biasa merek Sunto
6 Fishing Ground : Berupa rumpon yang terbuat dari daun kelapa yang diikat dan diberi pemberat
7 Wadah ikan : - Ikan segar dari laut menggunakan drum fiber
- Ikan asin yang akan dipasarkan menggunakan peti kayu yang dilapisi kertas
bagian dalamnya
8 Bahan tambahan : - Es curah sebagai bahan penyegar saat ikan tangkapan akan dibawa ke PPI
- Garam bubuk sebagai pengawet pada proses pengasinan ikan
C. TEKNOLOGI : Teknologi sederhana karena walaupun menggunakan bantuan GPS teknis
penangkapannya masih dilakukan secara manual
1 Persiapan Penangkapan : a. Penyiapan personil minimal 5 orang dan maksimal 7 orang
b. Penyiapan perahu, harus dalam kondisi baik dan layak pakai
c. Penyiapan mesin, harus kondisi baik dan layak pakai
d. Peniapan jaring, kondisi baik dan tidak ada mata jaring yang rusak
e. Penyiapan solar minimal 40 liter
f. Penyiapan perbekalan makanan dan minuman
g. Penyiapan peralatan tambahan, yaitu GPS dan Kompas

2 Posisi Fishing Ground : Posisi fishing ground atau rumpon umumnya jauh dari perairan karang atau
diperairan luar pulau dengan jarak tempuh 1 s.d. 2 jam

3 Waktu perjalanan : - Perjalanan menuju rumpon sekitar pukul 03.00 wib s.d. 05.00 wib
- Perjalanan setelah penangkapan sekitar pukul 11.00 wib s.d. 13.00 wib

4 Waktu penangkapan : - Dari jam 06.00 s.d. 10.00 (durasi 4 jam)


- Penurunan jaring selama 30 menit
- Penairakan jaring selama 30 menit
- Proses penangkapan dilakukan berulang ulang sejumlah 3 - 4 kali pada beberapa
rumpon
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

71
Lampiran 2. Asumsi-asumsi dan Parameter Yang Digunakan untuk Perhitungan Keuangan

72
NO. DESKRIPSI VOLUME SATUAN KETERANGAN
LAMPIRAN

A. HARI KERJA
1 Jam kerja per trip : 10 jam (pukul 03.00 wib s.d. 13.00 wib)
2 Jumlah trip per hari : 1 kali
3 Jumlah hari kerja per minggu : 5 hari (Sabtu s.d. Kamis)
4 Jumlah libur per minggu : 1 hari (Jum’at)
5 Hari kerja per bulan : 24 hari
6 Hari kerja per tahun : 192 hari
7 Musim menangkap ikan : 8 bulan (Bulan Oktober s.d. Mei)

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


8 Musim paceklik jaring cantrang : 4 bulan (Bln Juni s.d. September)
B. PERLENGKAPAN
1 Kapal perahu 3 GT (1 unit) : 35,000,000 rupiah
2 Mesin kapal : 10,000,000 rupiah mesin diesel 6 slinder
3 Jaring payang : 5,000,000 rupiah bahan nilon pilin
4 GPS (1 unit) : 2,000,000 rupiah merek garmin
5 Rumpon (2 buah) : 2,000,000 rupiah dari daun kelapa
6 Drum fiber 3 unit : 2,100,000 rupiah Kapasitas 240 liter per unit
7 Penggunaan peti kayu per trip : 0.50 peti
8 Peti kayu per unit : 75,000 rupiah Kapasitas 50 kg
9 Para-para penjemuran ikan : 1,000,000 rupiah luas 1000 m2
C. BAHAN-BAHAN YANG DIBUTUHKAN
1 Bahan bakar solar melaut : 40 liter
2 Harga solar per liter : 5,000 rupiah
3 Es curah : 5 balok
4 Harga es curah per balok : 5,000 rupiah
5 Garam : 20% dari berat ikan
6 Harga garam per kg : 500 rupiah
7 Retribusi PPI per pendaratan : 10,000 rupiah
D. BIAYA PERAWATAN DALAM SAT RUPIAH
PER TH PER BLN PER HARI
1 Cat Body perahu : 2,000,000 166,667 6,944
2 Perawatan body perahu : 600,000 50,000 2,083
3 Turun Mesin Mesin perahu : 3,000,000 250,000 10,417
4 Perawatan mesin perahu rutin : 1,800,000 150,000 6,250
5 Jaring Payang : 1,200,000 100,000 4,167
6 Rumpon : 1,800,000 150,000 6,250
10,400,000 866,667 36,111
E. PRODUKTIVITAS
1 Hasil tangkapan per trip per hari
a. Minimum : 100 kg
b. Maksimum : 500 kg
c. Rata -rata : 250 kg
2 Jenis ikan yang ditangkap
a. Ikan Selar kuning : 40%
b. Ikan Japuh : 40%
c. Ikan Tembang dan lainnya : 20%
3 Jenis Hasil Produksi
a. Ikan Segar : 80%
b. Ikan Asin : 20%
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

73
F. HARGA IKAN SEGAR PER KG

74
Ikan Selar kuning : 7,000 rupiah
Ikan Japuh : 3,000 rupiah
LAMPIRAN

Ikan Tembang dan lainnya : 1,000 rupiah


G. HARGA IKAN ASIN PER KG
Ikan Selar kuning : 9,000 rupiah
Ikan Japuh : 5,000 rupiah
Ikan Tembang dan lainnya : 2,000 rupiah
Rendemen dari Ikan Segar ke Ikan : 50%
Asin
H. PENYERAPAN TENAGA KERJA

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Tambahan Fee Fishing Master per Trip : 50,000 rupiah
Upah Tenaga Kerja per Kg Ikan : 1,250 rupiah
Upah pembuatan ikan asin per kg : 200 rupiah
I. SISTEM BAGI HASIL
Keuntungan : Penerimaan usaha - biaya operasional
Pembagian keuntungan : dibagi 2 (dua) porsi sama rata
1 Porsi UMKM : 50%
2 Porsi personil nelayan : 50%
3 Porsi masing-masing nelayan : 10%
4 Tambahan untuk kapten kapal : 50,000 rupiah per trip
J. PARAMETER KEUANGAN
1 Discount rate 14%
Lampiran 3a. Biaya Investasi

Umur Penyusutan Penyusutan Masa Nilai Sisa


Harga
No. Jenis Biaya Satuan Jml Nilai (Rp) % Ekonomis per Bulan per Tahun Proyek stlh 3 th
Satuan (Rp)
(Bulan) (Rp) (Rp) (bulan) (Rp)
1. Perijinan paket 1 500,000 500,000 0.9% 12 41,667 500,000 60 -
SIUP
(Perikanan)
2. Perahu (GT) unit 1 35,000,000 35,000,000 60.0% 180 194,444 2,333,333 60
23,333,333
3. Mesin unit 1 10,000,000 10,000,000 17.2% 180 55,556 666,667 60 6,666,667
Perahu (PK)
4. Jaring unit 1 5,000,000 5,000,000 8.6% 60 83,333 1,000,000 60 -
Payang
5. GPS unit 1 2,000,000 2,000,000 3.4% 60 33,333 400,000 60 -
(Geografic
Posisioning
System)
6. Rumpon unit 2 1,000,000 2,000,000 3.4% 24 83,333 1,000,000 60 -
daun kelapa
7. Drum Fiber unit 3 700,000 2,100,000 3.6% 60 35,000 420,000 60 -
8. Para-para unit 1 1,000,000 1,000,000 1.7% 12 83,333 1,000,000 60 -
penjemuran
ikan asin
9. Timbangan unit 1 700,000 700,000 1.2% 60 11,667 140,000 60 -
Jumlah (Rp) 58,300,000 100.0% 621,667 7,460,000 30,000,000
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

75
Lampiran 3b. Biaya Re-Investasi

76
Rupiah
Tahun
No. Jenis Biaya Satuan Jml
LAMPIRAN

0 1 2 3 4 5
1. Perijinan SIUP (Perikanan) paket 1 - 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
2. Rumpon daun kelapa unit 2 - - 2,000,000 - 2,000,000 -
3. Para-para penjemuran
unit 1 - 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
ikan asin

Jumlah (Rp) - 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Lampiran 3c. Biaya Perawatan Asumsi-asumsi yang digunakan
Rupiah
No. Jenis Biaya Per tahun Per Bulan Per Trip
1 Cat body perahu 2,000,000 250,000 10,417
2 Perawatan body perahu 400,000 50,000 2,083
3 Turun mesin perahu 3,000,000 375,000 15,625
4 Perawatan mesin perahu rutin 1,200,000 150,000 6,250
5 Jaring Payang 800,000 100,000 4,167
6 Rumpon daun kelapa 1,200,000 150,000 6,250
Jumlah (Rp) 8,600,000 1,075,000 44,792
Lampiran 4. Biaya Operasional Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang

Harga PER HARI PER


PER TAHUN
No. Jenis Biaya Satuan Satuan (PER TRIP) BULAN
(Rp) Qty Nilai (Rp) Qty Nilai (Rp) Qty Nilai (Rp)
A. Biaya Variabel
1 Tenaga kerja melaut kg/org 1,250 250 312,500 6,000 7,500,000 48,000 60,000,000
2 Garam Kg 500 9.98 4,992 239.6 119,808 1,916.9 958,464
3 Upah pembuatan ikan kg/org 200 49.9 9,984 1,198.1 239,616 9,584.6 1,916,928
asin
4 Peti ikan asin 50 kg unit 75,000 0.50 37,500 12 900,000 96 7,200,000
Sub Total Biaya Variabel 364,976 8,759,424 70,075,392
B. Biaya Tetap
1 Bahan Bakar Solar Liter 5,000 40 200,000 960 4,800,000 7,680 38,400,000
2 Es balok penyegar Balok 5,000 5 25,000 120 600,000 960 4,800,000
ikan
3 Perbekalan melaut Ls 100,000 1 100,000 24 2,400,000 192 19,200,000
4 Fee Fishing master Ls 50,000 1 50,000 24 1,200,000 192 9,600,000
5 Retribusi PPI Ls 10,000 1 10,000 24 240,000 192 1,920,000
6 Perawatan Ls 44,792 1 44,792 24 1,075,000 192 8,600,000
perlengkapan
Sub Total Biaya Tetap 429,792 10,315,000 82,520,000
Total Biaya 794,768 19,074,424 152,595,392
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

77
LAMPIRAN

Lampiran 5 Total Modal Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang

Harga Jumlah
No. Jenis Biaya Satuan Kuantitas Prosen
Satuan (Rp) (Rp)
A. Modal Kerja
1 Bahan Bakar Solar Liter 960 5,000 4,800,000 6.2%
2 Es balok penyegar ikan Balok 120 5,000 600,000 0.8%
3 Tenaga kerja ABK per orang 5,990 1,250 7,488,000 9.6%
bulan
4 Tambahan Fee Fishing orang 1 50,000 1,200,000 1.5%
master per bulan
5 Garam Kg 1,916.9 500 958,464 1.2%
6 Upah pembuatan ikan Kg/ 1,198.1 200 239,616 0.3%
asin orang
7 Peti ikan asin 50 kg unit 6.0 75,000 450,000 0.6%
8 Perbekalan Melaut Ls 24 100,000 2,400,000 3.1%
9 Retribusi PPI Ls 24 10,000 240,000 0.3%
10 Perawatan perlengkapan Ls 24 44,792 1,075,000 1.4%
Sub Total Modal Kerja 19,451,080 25.0%
B. Modal Investasi
1 Perijinan SIUP (Perikanan) paket 1 500,000 500,000 0.6%
2 Perahu (GT) unit 1 35,000,000 35,000,000 45.0%
3 Mesin Perahu (PK) unit 1 10,000,000 10,000,000 12.9%
4 Jaring Payang unit 1 5,000,000 5,000,000 6.4%
5 GPS (Geografic Posision unit 1 2,000,000 2,000,000 2.6%
System)
6 Rumpon daun kelapa unit 2 1,000,000 2,000,000 2.6%
7 Drum Fiber unit 3 700,000 2,100,000 2.7%
8 Para-para penjemuran unit 1 1,000,000 1,000,000 1.3%
ikan asin
9 Timbangan unit 1 700,000 700,000 0.9%
Sub Total Modal Investasi 58,300,000 75.0%
Total Modal 77,751,080 100.0%

78 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Lampiran 6a. Proyeksi Kebutuhan Dana Pinjaman

No Deskripsi Nominal (Rp) %


A. Bunga Bank Efektif
1 Kredit Modal Kerja (KMK) 0.0%
2 Kredit Investasi (KI) 0.0%
B. Kebutuhan Dana
1 Modal Kerja 19,451,080 25.02%
2 Investasi 58,300,000 75.0%
Total Kebutuhan 77,751,080 100.00%
C. Modal Sendiri
1 Modal Kerja Sendiri 7,780,432 10.0%
2 Investasi Murni Sendiri 17,490,000 22.5%
Total Modal Sendiri 25,270,432 32.5%
D. Rencana Pinjaman
1 Pinjaman Modal Kerja 11,670,648 15.0%
2 Pinjaman Investasi 40,810,000 52.5%
Total Rencana Pinjaman 52,480,648 67.50%
E. Angsuran Pokok per Bulan
1 Modal Kerja (12 bulan) 972,554
2 Investasi (36 bulan) 1,133,611
F. Pembayaran Bunga (Flat)
1 Angsuran bunga MK (14% p.a) - 0.0%
2 Angsuran bunga Inv. (14% p.a) - 0.0%
G. Rencana pembayaran
1 Pengembalian pokok 52,480,648 100.00%
2 Pembayaran bunga 36 bln - 0.00%
Total Pembayaran 52,480,648 100.00%

79
Lampiran 6b. Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi

80
Rupiah
Modal Kerja Investasi Total
LAMPIRAN

Bln Outstanding Pokok Bunga Bln Outstanding Pokok Bunga Bln Outstanding Pokok Bunga
1 11,670,648 972,554 - 1 40,810,000 1,133,611 - 1 52,480,648 2,106,165 -

2 10,698,094 972,554 - 2 39,676,389 1,133,611 - 2 50,374,483 2,106,165 -


3 9,725,540 972,554 - 3 38,542,778 1,133,611 - 3 48,268,318 2,106,165 -

4 8,752,986 972,554 - 4 37,409,167 1,133,611 - 4 46,162,153 2,106,165 -


5 7,780,432 972,554 - 5 36,275,556 1,133,611 - 5 44,055,988 2,106,165 -

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


6 6,807,878 972,554 - 6 35,141,944 1,133,611 - 6 41,949,822 2,106,165 -
7 5,835,324 972,554 - 7 34,008,333 1,133,611 - 7 39,843,657 2,106,165 -

8 4,862,770 972,554 - 8 32,874,722 1,133,611 - 8 37,737,492 2,106,165 -


9 3,890,216 972,554 - 9 31,741,111 1,133,611 - 9 35,631,327 2,106,165 -
10 2,917,662 972,554 - 10 30,607,500 1,133,611 - 10 33,525,162 2,106,165 -
11 1,945,108 972,554 - 11 29,473,889 1,133,611 - 11 31,418,997 2,106,165 -

12 972,554 972,554 - 12 28,340,278 1,133,611 - 12 29,312,832 2,106,165 -


13 - - - 13 27,206,667 1,133,611 - 13 27,206,667 1,133,611 -
14 - - - 14 26,073,056 1,133,611 - 14 26,073,056 1,133,611 -
15 - - - 15 24,939,444 1,133,611 - 15 24,939,444 1,133,611 -
16 - - - 16 23,805,833 1,133,611 - 16 23,805,833 1,133,611 -
17 - - - 17 22,672,222 1,133,611 - 17 22,672,222 1,133,611 -
18 - - - 18 21,538,611 1,133,611 - 18 21,538,611 1,133,611 -

19 - - - 19 20,405,000 1,133,611 - 19 20,405,000 1,133,611 -


20 - - - 20 19,271,389 1,133,611 - 20 19,271,389 1,133,611 -
21 - - - 21 18,137,778 1,133,611 - 21 18,137,778 1,133,611 -

22 - - - 22 17,004,167 1,133,611 - 22 17,004,167 1,133,611 -


23 - - - 23 15,870,556 1,133,611 - 23 15,870,556 1,133,611 -
24 - - - 24 14,736,944 1,133,611 - 24 14,736,944 1,133,611 -
25 - - - 25 13,603,333 1,133,611 - 25 13,603,333 1,133,611 -
26 - - - 26 12,469,722 1,133,611 - 26 12,469,722 1,133,611 -
27 - - - 27 11,336,111 1,133,611 - 27 11,336,111 1,133,611 -
28 - - - 28 10,202,500 1,133,611 - 28 10,202,500 1,133,611 -
29 - - - 29 9,068,889 1,133,611 - 29 9,068,889 1,133,611 -
30 - - - 30 7,935,278 1,133,611 - 30 7,935,278 1,133,611 -
31 - - - 31 6,801,667 1,133,611 - 31 6,801,667 1,133,611 -
32 - - - 32 5,668,056 1,133,611 - 32 5,668,056 1,133,611 -
33 - - - 33 4,534,444 1,133,611 - 33 4,534,444 1,133,611 -
34 - - - 34 3,400,833 1,133,611 - 34 3,400,833 1,133,611 -
35 - - - 35 2,267,222 1,133,611 - 35 2,267,222 1,133,611 -
36 - - - 36 1,133,611 1,133,611 - 36 1,133,611 1,133,611 -
Total Murni 11,670,648 - 40,810,000 - 52,480,648 -
Total 11,670,648 - 6,801,667 40,810,000 - 52,480,648 -
12 972,554 11,670,648 - 28,340,278 13,603,333 - 29,312,832 25,273,981 -
24 14,736,944 13,603,333 - 14,736,944 13,603,333 -
36 1,133,611 13,603,333 - 1,133,611 13,603,333 -
Total 11,670,648 - 40,810,000 - 52,480,648 -
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

81
LAMPIRAN

Lampiran 6c. Kumulatif Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi
Rupiah
Total
No Angsuran Pokok Angsuran Bunga Saldo Awal Saldo Akhir
Angsuran
1 25,273,981 - 25,273,981 52,480,648 27,206,667
2 13,603,333 - 13,603,333 27,206,667 13,603,333
3 13,603,333 - 13,603,333 13,603,333 -

82 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Lampiran 7a. .Produksi Ikan Segar dan Pendapatan Usaha

Ikan Selar Ikan


No. Deskripsi Satuan Ikan Japuh Total
Kuning Tembang
A. PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAP
1 Produk Per Hari (per Trip) Kg 102 102 46 250
2 Per Bulan (24 Trip) Kg 2,448 2,448 1,094 5,990
3 Per Tahun (192 Trip) Kg 19,584 19,584 8,755 47,923
4 Prosentasi Jenis % 40% 40% 20% 100%
B. HARGA JUAL
1 Ikan Segar Rupiah 7,000 3,000 1,000
2 Ikan Asin Rupiah 9,000 5,000 2,000
C. PENJUALAN IKAN SEGAR 80% 80% 80% 80%
1 a. Produk Ikan Segar per hari Kg 82 82 36 200
b. Nilai Produk Ikan Segar per hari Rupiah 571,200 244,800 36,480 852,480
2 a. Produk Ikan Segar per Bulan Kg 1,958 1,958 876 4,792
b. Nilai Produk Ikan Segar per Bulan Rupiah 13,708,800 5,875,200 875,520 20,459,520
3 a. Produk Ikan Segar per Bulan Kg 15,667 15,667 7,004 38,339
b. Nilai Produk Ikan Segar per Bulan Rupiah 109,670,400 47,001,600 7,004,160 163,676,160
D. PRODUK IKAN ASIN 20% 20% 20% 20%
Rendemen dari Ikan Segar ke Ikan Asin % 50% 50% 50% 50%
1 a. Produk Ikan Asin per Hari Kg 10.2 10.2 4.6 25
b. Nilai Produk Ikan Asin per Hari Rupiah 91,800 51,000 9,120 151,920
2 a. Produk Ikan Asin per Bulan Kg 245 245 109 599
b. Nilai Produk per Ikan Asin per Bulan Rupiah 2,203,200 1,224,000 218,880 3,646,080
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

3 a. Produk Ikan Asin per Tahun Kg 1,958 1,958 876 4,792

83
b. Nilai Produk Ikan Asin per Tahun Rupiah 17,625,600 9,792,000 1,751,040 29,168,640

84
E. TOTAL PRODUKSI
1 Per Hari : a. Volume Kg 92 92 41 225
LAMPIRAN

b. Nilai Rupiah 663,000 295,800 45,600 1,004,400


2 Per Bulan : a. Volume Kg 2,203 2,203 985 5,391
b. Nilai Rupiah 15,912,000 7,099,200 1,094,400 24,105,600
3 Per Bulan : a. Volume Kg 17,626 17,626 7,880 43,131
b. Nilai Rupiah 127,296,000 56,793,600 8,755,200 192,844,800

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

Lampiran 7b. Proyeksi Produksi Ikan Segar Saat Kondisi Normal

Tgl Hari Selar Kuning Japuh Tembang Total


1 Kamis 90 90 40 220
2 Jum’at Libur Jum’at
3 Sabtu 100 100 50 250
4 Minggu 100 100 50 250
5 Senin 100 100 50 250
6 Selasa 100 100 50 250
7 Rabu 100 100 50 250
8 Kamis 100 100 50 250
9 Jum’at Libur Jum’at
10 Sabtu 110 110 50 270
11 Minggu 110 110 50 270
12 Senin 110 110 50 270
13 Selasa 110 110 50 270
14 Rabu 110 110 50 270
15 Kamis 110 110 50 270
16 Jum’at Libur Jum’at
17 Sabtu 100 100 50 250
18 Minggu 100 100 50 250
19 Senin 100 100 40 240
20 Selasa 100 100 40 240
21 Rabu 100 100 40 240
22 Kamis 100 100 40 240
23 Jum’at Libur Jum’at
24 Sabtu 100 100 40 240
25 Minggu 100 100 40 240
26 Senin 100 100 40 240
27 Selasa 100 100 40 240
28 Rabu 100 100 40 240

85
LAMPIRAN

29 Kamis 100 100 40 240


30 Jum’at Libur Jum’at
TOTAL 2,550 2,550 1,140 6,240
Rata-2 per Hari 102 102 46 250
Rata-2 per Bulan 2,448 2,448 1,094 5,990
Rata-2 per Tahun 19,584 19,584 8,755 47,923

86 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Lampiran 8 Proyeksi Laba Rugi Usaha

PER HARI (PER


Harga PER BULAN PER TAHUN
No. Uraian TRIP) %
(Rp)
Qty Nilai (Rp) Qty Nilai (Rp) Qty Nilai (Rp)
A. Pendapatan
1 Penjualan Ikan Segar
200 852,480 4,792 20,459,520 38,339 163,676,160 84.9%
(80%)
2 Penjualan Ikan Asin
25 151,920 599 3,646,080 4,792 29,168,640 15.1%
(20%)
Total Pendapatan 225 1,004,400 5,391 24,105,600 43,131 192,844,800 100.0%
B. Biaya Produksi
1 Biaya Variabel
a. Tenaga Kerja (ABK) 1,250 250 312,500 6,000 7,500,000 48,000 60,000,000 31.1%
b. Garam 500 10.0 4,992 240 119,808 1,917 958,464 0.5%
c. Upah pembuatan 200 49.9 9,984 1,198 239,616 9,585 1,916,928 1.0%
ikan asin
d. Peti ikan asin 75,000 0.50 37,500 12 900,000 96 7,200,000 3.7%
Sub total biaya variabel 364,976 8,759,424 70,075,392 36.3%
2 Biaya Tetap
a. Bahan bakar solar 5,000 40 200,000 960 4,800,000 7,680 38,400,000 19.9%
b. Es balok penyegar ikan 5,000 5 25,000 120 600,000 960 4,800,000 2.5%
c. Perbekalan melaut Ls 100,000 Ls 2,400,000 Ls 19,200,000 10.0%
d. Fee Fishing master Ls 50,000 Ls 1,200,000 Ls 9,600,000 5.0%
e. Retribusi PPI Ls 10,000 Ls 240,000 Ls 1,920,000 1.0%
f. Biaya perawatan Ls 44,792 Ls 1,075,000 Ls 8,600,000 4.5%
perlengkapan
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

87
g. Penyusutan Ls 25,903 Ls 621,667 4,973,333 2.6%

88
Sub total biaya tetap 455,694 10,936,667 Ls 87,493,333 45.4%
Total Biaya 820,670 19,696,091 Ls 157,568,725 81.7%
LAMPIRAN

Profit Margin 183,730 4,409,509 35,276,075 18.3%


C Bunga dan Pajak
1 Bunga Kredit 25,541 612,274 4,898,194 0.0%
2 Pajak (15%) 27,559 661,426 5,291,411 2.7%
Sub Total Bunga dan Pajak 27,559 661,426 5,291,411 2.7%
Net Profit per Trip 130,659 3,135,809 25,086,470 15.5%

715,800 rupiah 17,179,193 rupiah 137,433,540 rupiah


41 kg ISKS 982 kg ISKS 7,853 kg ISK Segar

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


Break Even Point (BEP)
95 kg IJPS 2,291 kg IJPS 18,324 kg IJP Segar
143 kg ITBS 3,436 kg ITBS 27,487 kg ITB Segar
Lampiran 9. Proyeksi Aliran Kas (Cash-Flow)
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 212,295,880 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 189,634,118 179,963,470 177,963,470 166,360,137 164,360,137
NET CASH FLOW - 22,661,762 12,881,330 14,881,330 26,484,663 58,484,663
C
CUMULATIVE NCF - 22,661,762 35,543,092 50,424,422 76,909,086 135,393,749
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

89
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

90
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 28,484,663 26,484,663 28,484,663 26,484,663 58,484,663
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 28,484,663 26,484,663 28,484,663 26,484,663 58,484,663
6 Kumulatif PV (58,300,000) (29,815,337) (3,330,673) 25,153,990 51,638,654 110,123,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
110,123,317 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 43%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 2.89 kali
4 PBP 2.12 tahun
Lampiran 10. Analisi Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 20%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 212,295,880 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 84,090,470 84,090,470 84,090,470 84,090,470 84,090,470
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 203,649,196 193,978,548 191,978,548 180,375,215 178,375,215
C NET CASH FLOW - 8,646,684 (1,133,748) 866,252 12,469,585 44,469,585
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

91
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

92
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 178,375,215 180,375,215 178,375,215 180,375,215 178,375,215
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,469,585 12,469,585 14,469,585 12,469,585 44,469,585
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,469,585 12,469,585 14,469,585 12,469,585 44,469,585
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,830,415) (31,360,830) (16,891,245) (4,421,660) 40,047,925
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
40,047,925 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 16%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 1.69 kali
4 PBP 4.10 tahun
Lampiran 11 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 22%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 212,295,880 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 85,491,978 85,491,978 85,491,978 85,491,978 85,491,978
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 205,050,704 195,380,056 193,380,056 181,776,723 179,776,723
C NET CASH FLOW - 7,245,176 (2,535,256) (535,256) 11,068,077 43,068,077
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

93
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

94
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 179,776,723 181,776,723 179,776,723 181,776,723 179,776,723
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 13,068,077 11,068,077 13,068,077 11,068,077 43,068,077
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 13,068,077 11,068,077 13,068,077 11,068,077 43,068,077
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,231,923) (34,163,846) (21,095,768) (10,027,691) 33,040,386
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
33,040,386 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 14%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 1.57 kali
4 PBP >5 tahun
Lampiran 12. Analisis Sensitifitas Terhadap Penurunan Pendapatan 7%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 179,345,664 179,345,664 179,345,664 179,345,664 179,345,664
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 198,796,744 179,345,664 179,345,664 179,345,664 209,345,664
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 189,634,118 179,963,470 177,963,470 166,360,137 164,360,137
C NET CASH FLOW - 9,162,626 (617,806) 1,382,194 12,985,527 44,985,527
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

95
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

96
1 Cash In IRR - 179,345,664 179,345,664 179,345,664 179,345,664 209,345,664
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,985,527 12,985,527 14,985,527 12,985,527 44,985,527
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,985,527 12,985,527 14,985,527 12,985,527 44,985,527
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,314,473) (30,328,945) (15,343,418) (2,357,890) 42,627,637
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
42,627,637 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 17%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 1.73 kali
4 PBP 4.05 tahun
Lampiran 13. Analisis Sensitifitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 177,417,216 177,417,216 177,417,216 177,417,216 177,417,216
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 196,868,296 177,417,216 177,417,216 177,417,216 207,417,216
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 189,634,118 179,963,470 177,963,470 166,360,137 164,360,137
C NET CASH FLOW - 7,234,178 (2,546,254) (546,254) 11,057,079 43,057,079
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

97
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

98
1 Cash In IRR - 177,417,216 177,417,216 177,417,216 177,417,216 207,417,216
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 13,057,079 11,057,079 13,057,079 11,057,079 43,057,079
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 13,057,079 11,057,079 13,057,079 11,057,079 43,057,079
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,242,921) (34,185,841) (21,128,762) (10,071,682) 32,985,397
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
32,985,397 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 14%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 1.57 kali
4 PBP >5 tahun
Lampiran 14. Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5% dan Penurunan Pendapatan 5%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 202,653,640 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 73,579,162 73,579,162 73,579,162 73,579,162 73,579,162
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 193,137,887 183,467,239 181,467,239 169,863,906 167,863,906
C NET CASH FLOW - 9,515,753 (264,679) 1,735,321 13,338,654 45,338,654
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

99
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

100
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 167,863,906 169,863,906 167,863,906 169,863,906 167,863,906
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 15,338,654 13,338,654 15,338,654 13,338,654 45,338,654
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 15,338,654 13,338,654 15,338,654 13,338,654 45,338,654
6 Kumulatif PV (58,300,000) (42,961,346) (29,622,692) (14,284,038) (945,385) 44,393,269
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
44,393,269 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 18%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C 1.76 kali
4 PBP >5 tahun
Lampiran 15. Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 10% dan
Penurunan Pendapatan 5%

Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 202,653,640 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 77,082,931 77,082,931 77,082,931 77,082,931 77,082,931
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 196,641,657 186,971,009 184,971,009 173,367,676 171,367,676
C NET CASH FLOW - 6,011,983 (3,768,449) (1,768,449) 9,834,884 41,834,884
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

101
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

102
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 171,367,676 173,367,676 171,367,676 173,367,676 171,367,676
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 11,834,884 9,834,884 11,834,884 9,834,884 41,834,884
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 11,834,884 9,834,884 11,834,884 9,834,884 41,834,884
6 Kumulatif PV (58,300,000) (46,465,116) (36,630,231) (24,795,347) (14,960,463) 26,874,421
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
26,874,421 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 11%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C Ratio 1.46 kali
4 PBP 4.36 tahun
Lampiran 16. Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 15%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 212,295,880 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 100,617,333 100,617,333 100,617,333 100,617,333 100,617,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 202,758,118 193,087,470 191,087,470 179,484,137 177,484,137
C NET CASH FLOW - 9,537,762 (242,670) 1,757,330 13,360,663 45,360,663
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

103
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

104
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 177,484,137 179,484,137 177,484,137 179,484,137 177,484,137
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 15,360,663 13,360,663 15,360,663 13,360,663 45,360,663
4 Discoun Factor 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
(14%)
5 Present Value (58,300,000) 15,360,663 13,360,663 15,360,663 13,360,663 45,360,663
6 Kumulatif PV (58,300,000) (42,939,337) (29,578,673) (14,218,010) (857,346) 44,503,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
44,503,317 rupiah
(NPV)

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


2 Internal Rate of Return 18%
(IRR)
3 Net B/C Ratio 1.76 kali
4 PBP 4.02 tahun
Lampiran 17 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 18%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 212,295,880 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 103,242,133 103,242,133 103,242,133 103,242,133 103,242,133
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 205,382,918 195,712,270 193,712,270 182,108,937 180,108,937
C NET CASH FLOW - 6,912,962 (2,867,470) (867,470) 10,735,863 42,735,863
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

105
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

106
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 180,108,937 182,108,937 180,108,937 182,108,937 180,108,937
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 12,735,863 10,735,863 12,735,863 10,735,863 42,735,863
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 12,735,863 10,735,863 12,735,863 10,735,863 42,735,863
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,564,137) (34,828,273) (22,092,410) (11,356,546) 31,379,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
31,379,317 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 13%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C Ratio 1.54 kali
4 PBP >5 tahun
Lampiran 18 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan Pendapatan 5%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 202,653,640 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 91,868,000 91,868,000 91,868,000 91,868,000 91,868,000
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 194,008,785 184,338,137 182,338,137 170,734,803 168,734,803
C NET CASH FLOW - 8,644,855 (1,135,577) 864,423 12,467,757 44,467,757
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

107
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

108
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 168,734,803 170,734,803 168,734,803 170,734,803 168,734,803
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,467,757 12,467,757 14,467,757 12,467,757 44,467,757
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,467,757 12,467,757 14,467,757 12,467,757 44,467,757
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,832,243) (31,364,486) (16,896,730) (4,428,973) 40,038,784
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
40,038,784 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 16%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C Ratio 1.69 kali
4 PBP 4.10 tahun
Lampiran 19 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 10%
dan Penurunan Pendapatan 4%

Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 204,582,088 185,131,008 185,131,008 185,131,008 215,131,008
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 96,242,667 96,242,667 96,242,667 96,242,667 96,242,667
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 198,383,451 188,712,803 186,712,803 175,109,470 173,109,470
C NET CASH FLOW - 6,198,637 (3,581,795) (1,581,795) 10,021,538 42,021,538
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

109
D. DASAR PERHITUNGAN IRR

110
1 Cash In IRR - 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008 215,131,008
2 Cash Out IRR 58,300,000 173,109,470 175,109,470 173,109,470 175,109,470 173,109,470
LAMPIRAN

3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 12,021,538 10,021,538 12,021,538 10,021,538 42,021,538
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 12,021,538 10,021,538 12,021,538 10,021,538 42,021,538
6 Kumulatif PV (58,300,000) (46,278,462) (36,256,924) (24,235,386) (14,213,847) 27,807,691
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
27,807,691 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 12%

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL


(IRR)
3 Net B/C Ratio 1.48 kali
4 PBP >5 tahun
Lampiran 20 Rangkuman Analisis Sensitivitas

Skenario
No. Parameter Asli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Performance Usaha
1 Faktor Harga Jual 100.0%
2 Faktor Biaya 100.0%
Produksi
3 Bunga Bank 14.0%
4 NPV Asli 52,348,120
5 Nilai IRR Asli 43%
6 Total Pendapatan 114,443,051
Bersih
7 Benefit Cost Ratio 1.9 kali
8 Rekomendasi LAYAK
B. Sensitifitas Usaha Terhadap Harga Jual
1 Penurunan Harga 7.0% 8.0% 5.0% 5.0% 5.0% 4.0%
Jual
2 Perubahan NPV
6,004,493 (616,025) 7,216,805 (4,811,920) 4,226,945 (4,171,122)
Usaha
3 Perubahan IRR 17.0% 14.0% 18.0% 11.0% 16.0% 12.0%
Usaha
4 Benefit Cost Ratio 1.1 kali 0.99 kali 1.12 kali 0.92 kali 1.1 0.9 kali
5 Rekomendasi LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK
LAYAK LAYAK LAYAK
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang

111
C. Sensitifitas Usaha Terhadap Biaya Produksi

112
1 Peningkatan Biaya
20.0% 22.0% 5.0% 10.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Variabel
2 Peningkatan Biaya
LAMPIRAN

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 15.0% 18.0% 5.0% 10.0%


Tetap
3 Perubahan NPV
4,233,221 (578,288) 7,216,805 (4,811,920) 7,292,366 (1,718,785) 4,226,945 (4,171,122)
Usaha
4 Perubahan IRR
16.0% 14.0% 18.0% 11.0% 18.0% 13.0% 16.0% 12.0%
Usaha
5 Benefit Cost Ratio 1.1 0.99 kali 1.12 kali 0.92 kali 1.13 kali 0.97 kali 1.1 0.9 kali
6 Rekomendasi LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK
LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Anda mungkin juga menyukai