USAHA PENANGKAPAN
DENGAN ALAT
JARING PAYANG
KATA PENGANTAR
i
instansi terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.
Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi
kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku
ini dapat menghubungi :
Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang
pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas
replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.
iii
8 Analisis Sensitivitas
a. Biaya variabel
1. Biaya variabel naik 20%
a) NPV Rp 40.047.925
b) IRR 16%
c) Net B/C Ratio 1.69 kali
d) Pay Back Period 4.10 tahun
e) Penilaian Layak
2. Biaya variabel naik 22%
a) NPV Rp 33.040.386
b) IRR 14%
c) Net B/C Ratio 1.57 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
3. Biaya tetap naik 15%
a) NPV Rp 44.503.317
b) IRR 18%
c) Net B/C Ratio 1.76 kali
d) Pay Back Period 4.02 tahun
e) Penilaian Layak
4. Biaya tetap naik 18%
a) NPV Rp 31.379.317
b) IRR 13%
c) Net B/C Ratio 1.54 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
b. Pendapatan
1. Pendapatan turun 7%
a) NPV Rp 42.627.637
b) IRR 17%
c) Net B/C Ratio 1.73 kali
d) Pay Back Period 4.05 tahun
e) Penilaian Layak
2. Pendapatan turun 8%
a) NPV Rp 32.985.397
b) IRR 14,0%
c) Net B/C Ratio 1.57 kali
d) Pay Back Period > 5 tahun
e) Penilaian Tidak Layak
v
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
RINGKASAN................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR/FOTO............................................................................ x
DAFTAR TABEL . ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN 1
vii
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha .............................................................................. 23
4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan . ................................................. 23
4.3. Tenaga Kerja .............................................................................. 27
4.4. Teknologi ................................................................................... 27
4.5. Operasional Penangkapan .......................................................... 27
4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ................................................ 30
4.7. Produksi Optimum . .................................................................... 30
4.8. Kendala Produksi . ..................................................................... 32
LAMPIRAN ................................................................................................... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar/Foto Hal
Tabel Hal
xi
5.19 Analisis Sensitifitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18% . ............................. 52
5.20 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan
Pendapatan 5% Serta Kenaikan Biaya Tetap 10% dan Penurunan
Pendapatan 4% .................................................................................... 53
6.1 Jumlah Nelayan di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2003
s.d 2008 . .............................................................................................. 56
6.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupetan Belitung Timur
pada Tahun 2006 .................................................................................. 59
6.3 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi
Ukurannya di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Belitung
Timur tahun 2008 ................................................................................. 60
6.4 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi
Ukurannya di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007 .............. 61
6.5 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan
Tenaga di Kecamatan di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 ............ 62
6.6 Banyaknya Kapal Penangkapan dan Pengangkut Menurut Klasifikasi
dan Tenaga di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2008 ............. 62
Peranan ikan laut sebagai sumber protein hewani dewasa ini semakin
penting, karena semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam
pengadaan daging ternak seperti masalah penyakit menular dari hewan ternak
serta semakin tingginya harga daging ternak. Sementara keberadaan ikan laut
di Indonesia sangat melimpah. Ikan laut merupakan kekayaan alam yang tidak
habis-habisnya selama dapat mengelola dengan baik karena di laut yang sangat
luas terjadi kesadaran masyarakat akan pentingnya laut semakin baik, berbagai
proses perbaikan stok ikan baik melalui pertumbuhan fertilitas, migrasi ikan dan
lain-lain. Ikan yang ada di laut ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik melalui
proses penangkapan ikan. Untuk melakukan penangkapan harus menggunakan
alat tangkap yang sesuai dengan karakteristik tingkah laku dan habitat ikan yang
berada di laut tersebut.
Keberadaan ikan dalam suatu kawasan perairan umumnya dihuni oleh
berbagai jenis dan macam ikan yang terjalin dalam suatu rantai makanan. Ikan-ikan
tertentu yang popolasinya besarnya umumnya muncul secara periodik berdasarkan
musimnya.
Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk membantu
mempermudah proses penangkapan ikan di laut. Alat tangkap dikembangkan
dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada.
Berdasarkan habitat tersebut, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersial (ikan dasar). Ikan
pelagis umumnya memiliki jumlah populasi yang sangat banyak sehingga untuk
melakukan penangkapan diperlukan alat tangkap yang paling efektif diantaranya
adalah jaring. Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan pelagis,
1
PENDAHULUAN
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
7
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Lokasi usaha jaring payang umumnya dipesisir pantai yang memiliki dasar
perairan yang relatif dalam minimal 30 meter sehingga jaring payang dapat
dioperasikan disekitar rumpon daun kelapa, dimana rumpon umumnya dipasang di
perairan yang agak dalam antara 30 – 75 meter. Jaring payang hampir dioperasikan
oleh nelayan atau usaha tangkap sekala kecil di seluruh peraian Indonesia. Jaring
payang, banyak dijumpai di pantai utara Jawa, perairan Madura, Nusa Tenggara,
Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan dan Sulawesi.
dari beberapa nelayan sekitar 300 – 500 perahu, artinya pada saat musim ikan
melimpah jumlah perahu nelayan jaring payang yang beroperasi dapat mencapai
500 unit.
Usaha jaring payang di wilayah perairan gugus pulau-pulau Kabupaten
Belitung Timur umumnya berbentuk usaha perorangan dengan skala usaha mikro
dan kecil. Pengelola usaha ini umumnya adalah pemilik kapal yang di lakukan
secara mandiri dengan tenaga kerja terdiri atas anggota keluarganya atau nelayan
sekitar gugusan pulau-pulau tersebut.
Jaring payang yang dioperasikan di perairan pulau-pulau Kabupaten
Belitung Timur adalah jenis jaring payang yang ditujukan untuk menangkap ikan
pelagis. Jenis-jenis ikan yang biasa tertangkap dengan jaring payang adalah ikan
selar kuning, japuh, tamban (tembang) dan ikan lainnya sebagian kecil. Sesuai
dengan perubahan musim, maka musim penangkapan ikan jaring payangpun juga
mengalami perubahan berdasarkan perkembangan musim. Hasil tangkapan jaring
payang biasanya dijual langsung kepada pedagang pengepul, bandar di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Manggar atau di olah jadi ikan asin yang kemudian dijual ke
pengumpul dan selanjutnya di kirim ke bandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Samudra di Muara Angke Jakarta atau ke Pontianak.
9
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
pengawas. Sementara pelaksana kegiatan adalah tenaga lokal yang telah terdidik
dan mendapat pengetahuan tentang perbankan. Bunga kredit yang dikenakan
berkisar antara 15% s.d 20%. Namun demikian pembiayaan yang diberikan kepada
para nasabah khusus untuk perorangan dengan jumlah plafon yang cukup kecil
berkisar antara Rp500.000,- s.d. Rp5.000.000,-. Dana LEPM3 awalnya merupakan
dana program PEMP (Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir) dimana masing-
masing Kebupaten / Kota mendapat dana sekitar Rp 1 Milyar dan disalurkan sejak
tahun 2000 sebagai dana pengganti subtitusi akibat kenaikan harga BBM. Masing-
masing Kabupaten Kota dapat memperoleh beberapa kali bantuan dana, yang
dikucurkan setiap tahun sekali. Modal LEPM3 berkisar antara Rp 3 – 5 Milyar.
11
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1.1. Permintaan
Tahun
No. Keterangan
2005 2006 2007
1 Pengeluaran pangan per kapita (1000) 168,8 - 194,2
2 Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.) 10.675 13.374 13.622
3 Konsumsi rata-rata per kapita seminggu
a. Udang dan ikan segar (kg) 0,252 0,281 0,260
b. Udang dan ikan yang diawetkan (ons) 0,441 0,499 0,523
4 Eksport udang dan ikan (juta US$) 1.324 1.456 1.493
13
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
3.1.2. Penawaran
Kecamatan
No Jenis Ikan K. Jumlah
Manggar Gantung Dendeng
Kampit
15
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Kecamatan
No Jenis Ikan K. Jumlah
Manggar Gantung Dendeng
Kampit
29.385,745
29.093,036
Ikan hasil penangkapan jaring payang yang berupa ikan selar kuning,
japuh dan tembang merupakan ikan kelas dua. Jenis ikan yang kelas satu
rasanya lebih enak dan harganya lebih mahal, ikan-ikan kelas satu tersebut
adalah: ikan tenggiri, tongkol, bulat, cumi-cumi, udang, kepiting, kakap
merah, kerapu, bawal, kue, jebung, parang, baronang gulamah dan lain-
lain. Sedangkan jenis ikan kelas dua adalah: ikan japuh, julung, manyung,
seminyak, ketarap, belanak, ekor kuning, hiu, kerisi, kembung, pari dan lain-
lain. Masing-masing kelas ikan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu ikan
17
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
3.2.1. Harga
Harga ikan hasil penangkapan jaring payang yaitu ikan selar kuning,
japuh dan tembang relatif baik, dari tahun 2006 s.d. saat ini mengalami
peningkatan terus. Seperti ikan selar pada tahun 2006 sebesar Rp4.000,- per
kg, tahun 2007 sebesar Rp5.000,- per kg, tahun 2008 sebesar Rp6.000,- per
kg dan tahun 2009 sebesar Rp7.000,- per kg. Hal ini juga terjadi pada ikan
jenis lainnya. Harga ikan diprediksi tidak akan turun, karena terjadi perubahan
pula konsumsi dari daging ke ikan dan terjadi pengurangan pasokan ikan
dari laut karena gangguan cuaca yang mulai ekstrim. Permintaan akan ikan
hasil jaring payang tetap tinggi dan ikan tersebut merupakan konsumsi
masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Harga ikan yang
dihasilkan jaring payang saat ini relatif stabil. Penjualan dari nelayan ke
pengumpul adalah berkisar antara Rp1.000,- s.d. Rp7.000,- per kg untuk
ikan basah dan Rp3.000,- s.d. Rp9.000,- untuk ikan asin. Perbedaan harga
ditentukan berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan dan tingkat kesegaran
ikan. Ikan selar kuning di bandar Manggar dihargai Rp7.000,- per kg dan
di pasar Manggar Rp8.000,- per kg, ikan japuh di bandar Manggar dihargai
Rp3.000,- per kg dan di pasar Manggar Rp4.000,-, ikan tembang di bandar
Manggar Rp1.000,- per kg sedang di pasar Manggar Rp1.500,- per kg. Ikan
asin yang umumnya di jual ke Muara Angke Jakarta, Bogor, Sukabumi dan
Pontianak. Harga ikan selar kuning asin di pengumpul di pulau Rp9.000,-
dan di bandar Jakarta Rp10.000,- s.d. Rp11.000,- per kg, ikan japuh asin di
pengumpul Rp5.000,- per kg dan di bandar Jakarta Rp7.000,- per kg, serta
ikan tembang asin di pengumpul Rp2.000,- per kg, sedangkan di bandar
Jakarta Rp3.000,- per kg.
Bila melihat tren harga hasil tangkapan dari tahun ketahun dapat
diketahui bahwa harga ikan senantiasa menunjukan peningkatan. Bila ikan
selar kuning pada tahun 2006 dihargai Rp4.000,- per kg meningkat menjadi
sekitar Rp7.000,- per kg pada tahun 2009. Selain senangin hasil tangkapan
lainnya juga menunjukan peningkatan harga (Tabel 3.3)
Tabel 3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Jaring Payang dari
Tahun 2006-2009
Penjualan produk usaha jaring payang ini dapat dilakukan sendiri oleh
nelayan atau melalui pedagang pengepul untuk kemudian dijual di pasar
Manggar untuk ikan segar dan ikan asin dijual di Jakarta atau Pontianak.
Pola pemasaran produk jaring payang ini secara umum terbagi dua, yaitu:
a. Nelayan menjual langsung produk ikan basah ke pengepul kemudian
pengepul menjual ke pasar ikan Manggar, selanjutnya para pedagang
eceran atau konsumen langsung membeli ikan di pasar ikan Manggar
tersebut.
b. Nelayan menjual ikan ke juragan yang memberikan modal operasional
nelayan, selanjutnya bandar menjual ikan ke pasar ikan Manggar.
c. Nelayan menjual ikan ke pengolah ikan asin di Pulau-pulau wilayah
perairan Belitung Timur, kemudian pengolah ikan asin menjual ke
pengepul ikan asin selanjutnya ikan asin tersebut dijual ke bandar ikan
di Jakarta, Bogor, Sukabumi atau Pontianak.
19
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Gambar 3.1. Skema Jalur Pemasaran Ikan Segar Hasil Tangkapan Jaring Payang
(Hanya dilakukan di Kabupaten Belitung Timur)
Gambar 3.2 Skema Jalur Pemasaran Ikan Asin Hasil Tangkapan Jaring Payang
3.2.3.Kendala Pemasaran
21
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
23
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
dipasang pada kedua sisi (kiri dan kanan) mulut jaring. Alat penangkap ini dalam
pengoperasiannya dilingkarkan pada sasaran tertentu (kawanan ikan, udang) dan
pada tiap akhir penangkapan hasilnya dinaikan ke atas geladak perahu/kapal atau
didaratkan ke pantai. Berdasarkan kriteria inilah, selanjutnya pukat kantong lingkar
dibedakan terdiri atas payang, dogol dan pukat tepi.
Kantong jaring merupakan bagian jaring tempat terkumpulnya hasil
tangkapan (code end). Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk menjaga agar
hasil tangkapan tidak mudah lolos (terlepas). Bahan kantong dibuat dari benang
katun yang telah mengalami penanganan seperlunya. Badan jaring (body/bally)
merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak diantara kantong dan kaki. Badan
terdiri dari bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda. Bahan badan
jaring dari benang lawe (cotton).
Kaki/sayap jaring (leg/wing) adalah bagian jaring yang merupakan sambungan/
perpanjangan badan sampai tali slambar, bagian ini merupakan penghalau ikan
untuk masuk ke kantong. Bahan kaki jaring dari benang katun. Mulut jaring
(mouth) terdiri dari mulut jaring bagian atas (bibir atas) dan mulut jaring bagian
bawah (bibir bawah). Bibir atas dan bibir bawah berukuran sama. Panjang jaring
payang dari bagian belakang kantong sampai ujung kaki lebih kurang 29 meter.
Jaring payang merupakan jaring kantong yang ditarik dengan tali yang panjang.
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali,
kaki, badan dan kantong. Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan
disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong.
Untuk mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan
ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin panther
dengan kekuatan 4 slinder (1 PK). Sedangkan jaring payang yang digunakan
berukuran panjang kantong 9 meter dan panjang kaki jaring 20 meter
Sekilas jaring payang mirip dengan jaring trawll yang dilarang diperairan
Indonesia, akan tetapi sangat berbeda terutama cara pengoperasiannya. Jaring
payang berbeda dengan jaring trawll dimana bagian bawah mulut jaring (bibir
bawah/underlip) lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian
atas mulut jaring (upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan
payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis
yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang lebih demikian dan
mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh
karena bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan
lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. Pada bagian
bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. Sedangkan bagian atas
pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang berukuran paling besar
ditempatkan dibagian tengah (bagian tengah bibir atas) dari mulut jaring. Pada
kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang umumnya
disebut “tali slambar” (tali hela atau tali tarik). Jaring trawll ditarik oleh kapal
dibagian belakang sehingga dapat menangkap semua ikan yang ada dikolom
air, sedangkan jaring payang hanya menangkap ikan disekitar rumpon dan jaring
ditarik dengan tangan secara manual ke bagian tengah kapal.
Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam
maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam
keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks
(kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari
menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish agregating device) atau kadangkala
tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat-tempat
yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95%
lebih. Rumpon berfungsi hanya sebagai alat pembantu, yaitu membantu untuk
mengumpulkan ikan pada suatu titik/tempat untuk kemudian dilakukan operasi
penangkapan. Berbeda dengan lampu yang digunakan pada malam hari, maka
rumpon digunakan pada siang hari.
Rumpon adalah suatu bangunan (benda) yang menyerupai pepohonan yang
dipasang (ditanam) disuatu tempat tengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri
empat komponen utama, yaitu: pelampung (float), tali panjang (rope) dan attractor
(pemikat) dan pemberat (singkers/anchor). Pada tali yang menghubungkan
25
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
antara pelampung dengan pemberat pada jarak tertentu (umumnya 1 – 1,5) dari
pelampung disisip-sisipkan daun nyiur atau daun kelapa (attractor) yang masih
melekat pada pelepahnya yaitu setelah dibelah dua dan sedikit diperhalus. Panjang
tali bervariasi, tetapi yang umum adalah 1,5 kali kedalaman laut dimana rumpon
ditanam.
Rumpon ini umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m.
Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang mudah diangkat, tetapi ada juga
yang bersifat tetap tergantung dari pemberat yang digunakan. Pemberat pertama
antara 25 – 35 kg biasanya berupa jangkar sedang pemberat kedua berkisar antara
75 – 100 kg biasanya batu yang diikat dan dimasukan kedalam suatu keranjang
rotan, atau dari cor-coran.
Pada saat penangkapan ikan, salah satu ujung tali selambar diikatkan pada
rumpon, sedang ujung tali selambar yang lain ditarik melingkar didepan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu-dua orang nelayan terjun ke dalam air atau
menggunakan sampan kecil untuk mengusir agar ikan-ikan disekitar rumpon
masuk kedalam kantong jaring. Juga cara lain, yaitu setelah jaring dilingkarkan
di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan yang berada di
dekat rumpon dihalau dengan menggunakan galah dari salah satu sisi perahu.
Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 5-7 orang. Sistem
pengupahan terhadap tenaga kerja pada sistem operasi penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap jaring payang, menggunakan sistem bagi hasil. Hasil
tangkapan setelah dikurangi biaya, akan dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian
untuk pemilik kapal dan alat tangkap dan satu bagian untuk ABK. Biasanya, pemilik
kapal akan ikut operasi penangkapan sebagai fishing master, sedangkan ABK yang
lainnya membantu dalam proses penangkapan ikan dilaut.
4.4 Teknologi
27
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
Penangkapan ikan dengan jaring payang dapat dilakukan dengan perahu layar
atau perahu motor. Perahu yang dipergunakan nelayan jaring payang di wilayah
perairan Belitung Timur berukuran panjang 12 meter, lebar 2,4 m, dalam 1 meter.
Perahu tersebut dilengkapi dengan mesin mobil diesel seperti mesin mobil Panther.
Tenaga yang digunakan berjumlah antara 5 – 7 orang. Daerah penangkapan
umumnya jauh dari pantai, ditempat-tempat yang agak dalam atau diatas 5 meter.
Pada saat penarikan jaring, kondisi perahu labuh dengan menurunkan jangkar.
Jangkar diikatkan dengan bagian belakang dan depan perahu membentuk
segitiga sama sisi, hal ini agar pada saat penarikan jaring kondisi perahu tidak
bergerak-gerak yang tidak diinginkan. Hasil tangkapan ikan dari jaring payang
yang dioperasionalkan nelayan di perairan Belitung Timur adalah ikan selar kuning,
ikan japuh dan ikan tamban (tembang).
Proses produksi yang dilakukan dalam studi pola pembiayaan ini adalah
proses penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring payang adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan, yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah
kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan, biasanya dilakukan pada
malam hari. Beberapa hal yang harus disiapkan adalah :
a. Kapal harus sudah dinyatakan laik jalan sehari sebelumnya.
b. Mesin kapal harus dinyatakan siap pakai sehari sebelumnya.
c. Jaring payang harus sudah siap sehari sebelumnya.
d. Perbekalan melaut yang terdiri dari makanan, gula, kopi, rokok, supermi
biasanya disediakan malam hari.
e. Es balok biasanya disiapkan pada dinihari
f. Nelayan juga kadang-kadang sekalian membawa bahan rumpon untuk
pebaikan rumpon yang rusak.
2. Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan. Setelah persiapan selesai,
pada dinihari sekitar pukul 03.00 wib atau 04.00 wib, armada penangkapan
kemudian berangkat menuju daerah penangkapan yang telah direncanakan
(fishing ground/rumpon). Perjalanan menuju daerah fishing ground biasanya
akan memakan waktu sekitar 2 jam, atau sampai ditempat fishing ground
sekitar pukul 05.00 wib atau 06.00 wib.
3. Setelah sampai di fishing ground, maka fishing master melakukan pemantauan
keberadaan kumpulan ikan disekitar rumpon, biasanya dapat dilihat secara
visual yaitu adanya gerakan ikan yang meloncat-loncat atau melihat adanya
gerakan ikan air di dalam air sekitar.
4. Setelah yakin banyak ikan disekitar rumpon, selanjutnya jaring diturunkan dari
perahu dengan tahapan sebagai berikut :
a. penurunan tali jaring bagian belakang,
b. penurunan kaki jaring bagian belakang,
c. penurunan kantong jaring,
d. penurunan kaki jaring bagian depan,
e. penurunan tali jaring bagian depan,
f. perahu bergerak ke arah rumpon sedemikian rupa rumpon dapat dikelilingi
jaring,
g. penarikan jaring dengan terlebih dahulu menarik tali jaring depan dan
belakang secara bersamaan, kemudian kaki jaring depan dan belakang,
h. pengangkatan kantong jaring yang berisi ikan keatas kapal,
i. memasukan ikan hasil tangkapan kedalam palka.
5. Penarikan tali jaring depan dan belakang secara bersamaan agar seimbang
dan tidak kusut, juga demikian halnya dengan penarikan kaki depan dan kaki
belakang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
ikan pada lari sebelum masuk ke kantong jaring.
6. Ikan yang sudah masuk kedalam palka segera disortir menjadi tiga bagian, yaitu
ikan selar kuning, ikan japuh dan ikan tembang. Ikan tembang merupakan
bagian yang jumlahnya sedikit sehingga dapat digabung dengan ikan-ikan lain
yang tertangkap yang jumlahnya sedikit-sedikit.
7. Ikan yang sudah disortir segera dimasukan kedalam drum fiber bersamaan
dengan es balok yang sudah dibuat curah.
29
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
8. Penangkapan ulang, bila hasil tangkapan masih sedikit dan belum mencukupi
secara ekonomis, akan dilakukan proses penangkapan ulang baik pada sekitar
rumpon ini atau pada sekitar rumpon lainnya.
9. Kembali ke fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila waktu
operasi telah lebih dari 9 jam, maka kemudian diputuskan untuk kembali ke
fishing base.
tangkapan sedikit dan para nelayan di perairan Belitung Timur beralih alat tangkap
yaitu menangkap dengan pancing ulur.
Adapun jaring payang banyak digunakan oleh para nelayan nusantara
karena memiliki keunggulan diantarannya adalah :
a. Menangkap ikan disiang hari dan di malam hari.
b. Jaring payang dapat menangkap ikan di perairan pelagis, yang tidak hanya
terbatas pada tiga komoditas ikan selar kuning, japuh dan tembang. Kadangkala
bila menemukan gerombolan tongkol dapat juga menangkap tongkol.
c. Menangkap ikan dengan jaring payang lebih produktif dibanding dengan alat
tangkap pancing ulur atau jaring gillnet.
d. Pada saat ikan melimpah, bentuk kantong dapat dimodifikasi dengan kantong
yang lebih besar.
e. Mata jaring dapat disesuaikan dengan kondisi ikan sedemikian rupa ikan
yang kecil (benih ikan) tidak tertangkap, dengan demikian jaring payang akan
menjadi jaring yang ramah lingkungan.
31
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
33
ASPEK KEUANGAN
mesin, bodi kapal atau beralih alat tangkap sementara bila ada yang memberikan
pinjaman modal.
4 Tenaga kerja :
a. Fishing master 1 Orang
b. Anak buah kapal 4–6 Orang
c. Upah fishing master 50.000 Per trip
d. Upah ABK berdasar volume ikan 1.250 Per kg
e. Upah pembuatan ikan asin per kg 200 Rupiah
35
ASPEK KEUANGAN
Modal investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha jaring payang
ini meliputi pembelian perahu, mesin penggerak perahu dan alat tangkap
jaring payang. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk
satu unit perahu jaring payang adalah sebesar Rp58.300.000,-. Komponen
terbesar perahu (45,0%) dan mesin penggerak (12,9%), kemudian diikuti
jaring payang (6,4%), drum fiber (2,7%), GPS dan rumpon masing-masing
(2,6%) tempat penjemuran ikan asin masing-masing (1,3%), timbangan
(0,9%) dan biaya perijinan dan (0,6%) (tabel5.2). selengkapnya ditampilkan
pada lampiran 3a.
37
ASPEK KEUANGAN
Tabel 5.4. Komponen Biaya Operasional per Trip dalam Satuan Rupiah
Tabel 5.5. Komponen Biaya Operasional per Bulan dalam Satuan Rupiah
39
ASPEK KEUANGAN
B Biaya Tetap
1. Bahan bakar solar Liter 960 5.000 4.800.000
2. Es balok Balok 120 5.000 600.000
3. Perbekalan melaut Paket 24 100.000 2.400.000
4. Fee fishing master Ls 24 50.000 1.200.000
5. Retribusi PPI Ls 24 10.000 240.000
6. Perawatan perlengkapan Ls 24 44.792 1.075.000
Sub total baya tetap 10.315.000
Total Biaya Operasional 19.074.424
Tabel 5.6. Komponen Biaya Operasional per Tahun dalam Satuan Rupiah
Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) adalah sebesar
Rp77.751.080,-. Diproyeksikan 67.5% biaya tersebut sebesar Rp52.480.648,-
diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan sisanya 32,5% sebesar
Rp25.270.432,- dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya diterima pada
masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan
14% pertahun. Struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini:
41
ASPEK KEUANGAN
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%
43
ASPEK KEUANGAN
Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha jaring payang telah
menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada setiap hari melaut (kapasitas 100%)
sebesar Rp 130.659,- atau Rp 3.135.809,- per bulan, atau Rp 25.086.470,- per
tahun dengan nilai profit on sales 18.3%, laba usaha diproyeksikan tetap tiap
tahunnya (Tabel 5.12, 13, 14).
Tabel 5.12. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Hari
Tabel 5.13 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Bulan
45
ASPEK KEUANGAN
Tabel 5.14. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Tahun
2 Biaya Tetap
a. Bahan bakar solar 7.680 liter 38.400.000
b. Es Balok penyegar ikan 960 liter 4.800.000
c. Perbekalan melaut Ls 19.200.000
d. Fee fishing master Ls 9.600.000
e. Retribusi PPI Ls 1.920.000
f. Biaya perawatan perlengkapan Ls 8.600.000
g. Penyusutan Ls 4.973.333
Sub total biaya tetap 87.493.333
Total Biaya 157.568.725
C Laba Operasi 35.276.075
D Bunga dan Pajak
1 Bunga Kredit 4.898.194
2 Pajak (15%) 5.291.411
Sub total bunga dan pajak 10.189.605
Net Profit Per Tahun 25.086.470
E Break Even Point (BEP) Rp. 137.433.540
7.853 kg ikan selar kuning segar
18.324 kg ikan japuh segar
27.487 kg ikan tembang segar
Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,
yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh
dari penjualan hasil tangkapan jaring payang selama 8 bulan. Untuk arus keluar
meliputi biaya investasi, biaya variabel, termasuk angsuran pokok, angsuran bunga
dan pajak penghasilan.
47
ASPEK KEUANGAN
(1) Skenario I
Sensitivitas kenaikan biaya variabel dimungkinkan dengan melihat
perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan upah, dalam usaha jaring
Tabel 5.16 Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik 20% dan 22%
(2) Skenario II
Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan
produk hasil penangkapan ikan jaring payang yang dapat terjual atau
penurunan harga jual per kg-nya, sedangkan biaya pengeluaran dianggap
tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan pendapatan
49
ASPEK KEUANGAN
ditampilkan pada Tabel 5.17 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini
selengkapnya pada Lampiran 12 dan 13.
(4) Skenario IV
Sensitivitas kenaikan biaya tetap dimungkinkan dengan melihat
perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan harga BBM, dalam usaha
jaring payang harga BBM Solar merupakan komponen biaya yang dominan,
yaitu mencapai 19,9% dari total biaya tetap 45.4%. Sedangkan pendapatan
dianggap tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain
karena bahan baku dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja
mengalami kenaikan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya
variabel ditampilkan pada Table 5.19 serta perhitungan arus kas untuk
sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 16 dan 17.
51
ASPEK KEUANGAN
Tabel 5.19 Analisis Sensitivitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18%
(5) Skenario V
Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas
pada skenario I dan IV, yaitu peningkatan biaya tetap dan penurunan
pendapatan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya tetap dan
penurunan pendapatan secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.20 serta
perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 18
dan 19.
Biaya Tetap
Biaya Tetap
Naik 5 % dan
No Kriteria Naik 10% dan
Pendapatan Turun
Pendapatan Turun 4%
5%
1. NPV (Rp) Rp 40.038.784 Rp 27.807.691
2. IRR (%) 16% 12%
3. Net B/C Ratio 1.69 kali 1.48 kali
4. Pay Back Period (tahun) 4.10 tahun > 5 tahun
5. Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak
53
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN
DAMPAK LINGKUNGAN
6.1.2 Perikanan
55
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tabel 6.1 Jumlah Nelayan di Kab. Belitung Timur pada Tahun 2003 s.d 208
Nelayan
No. Tahun JUMLAH
Utama Sambilan Tambahan
1. 2008 4.284 719 1.011 6.014
2. 2007 4.205 720 413 5.338
3. 2006 4.177 748 413 5.307
4. 2005 3.730 888 506 5.124
5. 2004 3.350 888 506 4.744
6. 2003 2.793 1.140 757 4.690
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
Tenggiri dari bulan Juli s.d September para nelayan menangkap ikan tengiri
dengan alat tangkap pancing ulur.
Sedangkan nelayan sambilan, yaitu penduduk setempat yang
melakukan kegiatan menangkap ikan hanya sewaktu-waktu, karena mata
pencaharian yang utama telah ada, misalnya masyarakat petani (lada)
karena waktu senggangnya dapat menangkap ikan terutama pada musim
ikan melimpah seperti musim ikan tenggiri, karena harga tenggiri baik, maka
para petani lada tersebut turut menangkap ikan.
Sedangkan nelayan tambahan adalah nelayan yang berasal dari luar
daerah tersebut dan turut menangkap ikan diperairan Belitung Timur,
nelayan tersebut teridentifikasi sebagai nelayan dan menjual ikannya di
wilayah Belitung Timur. Nelayan tambahan menetap sementara di wilayah
perairan Belitung Timur.
57
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tabel 6.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kab. Belitung Timur Th. 2006
Pada tabel diatas kegiatan perikanan masih merupakan sub sektor perikanan
yang digabung pada sektor pertanian.
59
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tabel 6.3 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan
Klasifikasi Ukurannya di Beberapa Kec. di Kab. Belitung Timur Tahun 2008
Tabel 6.4 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan
Klasifikasi Ukurannya di Kab. Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007
61
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
63
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Ikan yang ada diperairan laut sangat banyak baik jumlah maupun
jenisnya, ikan-ikan tersebut memerlukan alat tangkap yang berbeda. Jenis
ikan pelagis yang sering bergerombol terutama yang ukurannya kecil-kecil
akan tidak efektif apabila ditangkap dengan alat tangkap pancing. Maka alat
tangkap yang tepat adalah jaring dan salah satunya adalah jaring payang.
Jaring payang dapat menangkap ikan sekali banyak dalam ukuran yang kecil
seperti ikan selar kuning, japuh dan tembang.
Manfaat dan dampak positif dari kegiatan jaring payang antara lain
adalah: 1) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat; 2) dapat
membuka dan memperluas lapangan kerja baik secara langsung maupun
tidak langsung, 3) dapat membantu memenuhi gizi masyarakat secara
murah.
65
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
67
KESIMPULAN
7.1. Saran
69
Lampiran 1. Data Teknis
70
No. Uraian Keterangan
LAMPIRAN
A .KEGIATAN USAHA
1 Nama Kegiatan Usaha : Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
2 Nama Jaring : Payang (di Laut Jawa), Payang (di Bangka Belitung)
B. PERLENGKAPAN
1 Kapal : Perahu kayu atau fiber kapasitas 3 GT (Gross Tonage)
2 Mesin Kapal : Mesin 4 slinder (setara 1 PK), banyak nelayan yang menggunakan mesin mobil
panther bekas
3 Jaring : - Terbuat dari bahan nilon yang dipilin atau tunggal
2 Posisi Fishing Ground : Posisi fishing ground atau rumpon umumnya jauh dari perairan karang atau
diperairan luar pulau dengan jarak tempuh 1 s.d. 2 jam
3 Waktu perjalanan : - Perjalanan menuju rumpon sekitar pukul 03.00 wib s.d. 05.00 wib
- Perjalanan setelah penangkapan sekitar pukul 11.00 wib s.d. 13.00 wib
71
Lampiran 2. Asumsi-asumsi dan Parameter Yang Digunakan untuk Perhitungan Keuangan
72
NO. DESKRIPSI VOLUME SATUAN KETERANGAN
LAMPIRAN
A. HARI KERJA
1 Jam kerja per trip : 10 jam (pukul 03.00 wib s.d. 13.00 wib)
2 Jumlah trip per hari : 1 kali
3 Jumlah hari kerja per minggu : 5 hari (Sabtu s.d. Kamis)
4 Jumlah libur per minggu : 1 hari (Jum’at)
5 Hari kerja per bulan : 24 hari
6 Hari kerja per tahun : 192 hari
7 Musim menangkap ikan : 8 bulan (Bulan Oktober s.d. Mei)
73
F. HARGA IKAN SEGAR PER KG
74
Ikan Selar kuning : 7,000 rupiah
Ikan Japuh : 3,000 rupiah
LAMPIRAN
75
Lampiran 3b. Biaya Re-Investasi
76
Rupiah
Tahun
No. Jenis Biaya Satuan Jml
LAMPIRAN
0 1 2 3 4 5
1. Perijinan SIUP (Perikanan) paket 1 - 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
2. Rumpon daun kelapa unit 2 - - 2,000,000 - 2,000,000 -
3. Para-para penjemuran
unit 1 - 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
ikan asin
77
LAMPIRAN
Harga Jumlah
No. Jenis Biaya Satuan Kuantitas Prosen
Satuan (Rp) (Rp)
A. Modal Kerja
1 Bahan Bakar Solar Liter 960 5,000 4,800,000 6.2%
2 Es balok penyegar ikan Balok 120 5,000 600,000 0.8%
3 Tenaga kerja ABK per orang 5,990 1,250 7,488,000 9.6%
bulan
4 Tambahan Fee Fishing orang 1 50,000 1,200,000 1.5%
master per bulan
5 Garam Kg 1,916.9 500 958,464 1.2%
6 Upah pembuatan ikan Kg/ 1,198.1 200 239,616 0.3%
asin orang
7 Peti ikan asin 50 kg unit 6.0 75,000 450,000 0.6%
8 Perbekalan Melaut Ls 24 100,000 2,400,000 3.1%
9 Retribusi PPI Ls 24 10,000 240,000 0.3%
10 Perawatan perlengkapan Ls 24 44,792 1,075,000 1.4%
Sub Total Modal Kerja 19,451,080 25.0%
B. Modal Investasi
1 Perijinan SIUP (Perikanan) paket 1 500,000 500,000 0.6%
2 Perahu (GT) unit 1 35,000,000 35,000,000 45.0%
3 Mesin Perahu (PK) unit 1 10,000,000 10,000,000 12.9%
4 Jaring Payang unit 1 5,000,000 5,000,000 6.4%
5 GPS (Geografic Posision unit 1 2,000,000 2,000,000 2.6%
System)
6 Rumpon daun kelapa unit 2 1,000,000 2,000,000 2.6%
7 Drum Fiber unit 3 700,000 2,100,000 2.7%
8 Para-para penjemuran unit 1 1,000,000 1,000,000 1.3%
ikan asin
9 Timbangan unit 1 700,000 700,000 0.9%
Sub Total Modal Investasi 58,300,000 75.0%
Total Modal 77,751,080 100.0%
79
Lampiran 6b. Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi
80
Rupiah
Modal Kerja Investasi Total
LAMPIRAN
Bln Outstanding Pokok Bunga Bln Outstanding Pokok Bunga Bln Outstanding Pokok Bunga
1 11,670,648 972,554 - 1 40,810,000 1,133,611 - 1 52,480,648 2,106,165 -
81
LAMPIRAN
Lampiran 6c. Kumulatif Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi
Rupiah
Total
No Angsuran Pokok Angsuran Bunga Saldo Awal Saldo Akhir
Angsuran
1 25,273,981 - 25,273,981 52,480,648 27,206,667
2 13,603,333 - 13,603,333 27,206,667 13,603,333
3 13,603,333 - 13,603,333 13,603,333 -
83
b. Nilai Produk Ikan Asin per Tahun Rupiah 17,625,600 9,792,000 1,751,040 29,168,640
84
E. TOTAL PRODUKSI
1 Per Hari : a. Volume Kg 92 92 41 225
LAMPIRAN
85
LAMPIRAN
87
g. Penyusutan Ls 25,903 Ls 621,667 4,973,333 2.6%
88
Sub total biaya tetap 455,694 10,936,667 Ls 87,493,333 45.4%
Total Biaya 820,670 19,696,091 Ls 157,568,725 81.7%
LAMPIRAN
89
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
90
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 28,484,663 26,484,663 28,484,663 26,484,663 58,484,663
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 28,484,663 26,484,663 28,484,663 26,484,663 58,484,663
6 Kumulatif PV (58,300,000) (29,815,337) (3,330,673) 25,153,990 51,638,654 110,123,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
110,123,317 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 43%
91
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
92
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 178,375,215 180,375,215 178,375,215 180,375,215 178,375,215
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,469,585 12,469,585 14,469,585 12,469,585 44,469,585
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,469,585 12,469,585 14,469,585 12,469,585 44,469,585
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,830,415) (31,360,830) (16,891,245) (4,421,660) 40,047,925
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
40,047,925 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 16%
93
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
94
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 179,776,723 181,776,723 179,776,723 181,776,723 179,776,723
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 13,068,077 11,068,077 13,068,077 11,068,077 43,068,077
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 13,068,077 11,068,077 13,068,077 11,068,077 43,068,077
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,231,923) (34,163,846) (21,095,768) (10,027,691) 33,040,386
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
33,040,386 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 14%
95
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
96
1 Cash In IRR - 179,345,664 179,345,664 179,345,664 179,345,664 209,345,664
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,985,527 12,985,527 14,985,527 12,985,527 44,985,527
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,985,527 12,985,527 14,985,527 12,985,527 44,985,527
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,314,473) (30,328,945) (15,343,418) (2,357,890) 42,627,637
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
42,627,637 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 17%
97
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
98
1 Cash In IRR - 177,417,216 177,417,216 177,417,216 177,417,216 207,417,216
2 Cash Out IRR 58,300,000 164,360,137 166,360,137 164,360,137 166,360,137 164,360,137
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 13,057,079 11,057,079 13,057,079 11,057,079 43,057,079
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 13,057,079 11,057,079 13,057,079 11,057,079 43,057,079
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,242,921) (34,185,841) (21,128,762) (10,071,682) 32,985,397
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
32,985,397 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 14%
99
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
100
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 167,863,906 169,863,906 167,863,906 169,863,906 167,863,906
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 15,338,654 13,338,654 15,338,654 13,338,654 45,338,654
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 15,338,654 13,338,654 15,338,654 13,338,654 45,338,654
6 Kumulatif PV (58,300,000) (42,961,346) (29,622,692) (14,284,038) (945,385) 44,393,269
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
44,393,269 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 18%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 202,653,640 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 77,082,931 77,082,931 77,082,931 77,082,931 77,082,931
4 Biaya Tetap - 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333 87,493,333
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 196,641,657 186,971,009 184,971,009 173,367,676 171,367,676
C NET CASH FLOW - 6,011,983 (3,768,449) (1,768,449) 9,834,884 41,834,884
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
101
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
102
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 171,367,676 173,367,676 171,367,676 173,367,676 171,367,676
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 11,834,884 9,834,884 11,834,884 9,834,884 41,834,884
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 11,834,884 9,834,884 11,834,884 9,834,884 41,834,884
6 Kumulatif PV (58,300,000) (46,465,116) (36,630,231) (24,795,347) (14,960,463) 26,874,421
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
26,874,421 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 11%
103
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
104
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 177,484,137 179,484,137 177,484,137 179,484,137 177,484,137
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 15,360,663 13,360,663 15,360,663 13,360,663 45,360,663
4 Discoun Factor 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
(14%)
5 Present Value (58,300,000) 15,360,663 13,360,663 15,360,663 13,360,663 45,360,663
6 Kumulatif PV (58,300,000) (42,939,337) (29,578,673) (14,218,010) (857,346) 44,503,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
44,503,317 rupiah
(NPV)
105
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
106
1 Cash In IRR - 192,844,800 192,844,800 192,844,800 192,844,800 222,844,800
2 Cash Out IRR 58,300,000 180,108,937 182,108,937 180,108,937 182,108,937 180,108,937
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 12,735,863 10,735,863 12,735,863 10,735,863 42,735,863
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 12,735,863 10,735,863 12,735,863 10,735,863 42,735,863
6 Kumulatif PV (58,300,000) (45,564,137) (34,828,273) (22,092,410) (11,356,546) 31,379,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
31,379,317 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 13%
107
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
108
1 Cash In IRR - 183,202,560 183,202,560 183,202,560 183,202,560 213,202,560
2 Cash Out IRR 58,300,000 168,734,803 170,734,803 168,734,803 170,734,803 168,734,803
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 14,467,757 12,467,757 14,467,757 12,467,757 44,467,757
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 14,467,757 12,467,757 14,467,757 12,467,757 44,467,757
6 Kumulatif PV (58,300,000) (43,832,243) (31,364,486) (16,896,730) (4,428,973) 40,038,784
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
40,038,784 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 16%
Rupiah
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3 4 5
A. CASH-IN
1 Penerimaan Usaha - 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008
2 Kredit
Kredit Investasi 40,810,000
Kredit Modal Kerja - 11,670,648
3 Modal Sendiri
Modal Investasi Sendiri 17,490,000
Modal Kerja Sendiri 7,780,432
2 Nilai sisa - - - - 30,000,000
Total Cash In 58,300,000 204,582,088 185,131,008 185,131,008 185,131,008 215,131,008
B. CASH OUT
1 Biaya Investasi 58,300,000 - - - - -
2 Biaya Re-investasi 1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
3 Biaya Variabel - 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392 70,075,392
4 Biaya Tetap - 96,242,667 96,242,667 96,242,667 96,242,667 96,242,667
5 Angsuran Pokok - 25,273,981 13,603,333 13,603,333 - -
6 Angsuran Bunga - - - - - -
7 Pajak - 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411 5,291,411
Total Cash Out 58,300,000 198,383,451 188,712,803 186,712,803 175,109,470 173,109,470
C NET CASH FLOW - 6,198,637 (3,581,795) (1,581,795) 10,021,538 42,021,538
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
109
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
110
1 Cash In IRR - 185,131,008 185,131,008 185,131,008 185,131,008 215,131,008
2 Cash Out IRR 58,300,000 173,109,470 175,109,470 173,109,470 175,109,470 173,109,470
LAMPIRAN
3 Net Cas Flow IRR (58,300,000) 12,021,538 10,021,538 12,021,538 10,021,538 42,021,538
4 Discoun Factor (14%) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
5 Present Value (58,300,000) 12,021,538 10,021,538 12,021,538 10,021,538 42,021,538
6 Kumulatif PV (58,300,000) (46,278,462) (36,256,924) (24,235,386) (14,213,847) 27,807,691
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
1 Net Present Value
27,807,691 rupiah
(NPV)
2 Internal Rate of Return 12%
Skenario
No. Parameter Asli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Performance Usaha
1 Faktor Harga Jual 100.0%
2 Faktor Biaya 100.0%
Produksi
3 Bunga Bank 14.0%
4 NPV Asli 52,348,120
5 Nilai IRR Asli 43%
6 Total Pendapatan 114,443,051
Bersih
7 Benefit Cost Ratio 1.9 kali
8 Rekomendasi LAYAK
B. Sensitifitas Usaha Terhadap Harga Jual
1 Penurunan Harga 7.0% 8.0% 5.0% 5.0% 5.0% 4.0%
Jual
2 Perubahan NPV
6,004,493 (616,025) 7,216,805 (4,811,920) 4,226,945 (4,171,122)
Usaha
3 Perubahan IRR 17.0% 14.0% 18.0% 11.0% 16.0% 12.0%
Usaha
4 Benefit Cost Ratio 1.1 kali 0.99 kali 1.12 kali 0.92 kali 1.1 0.9 kali
5 Rekomendasi LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK
LAYAK LAYAK LAYAK
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
111
C. Sensitifitas Usaha Terhadap Biaya Produksi
112
1 Peningkatan Biaya
20.0% 22.0% 5.0% 10.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Variabel
2 Peningkatan Biaya
LAMPIRAN