Halaman
KATA SAMBUTAN………………………………………………………………………. ii
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanahkan bahwa penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional
sebagaimana Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, dilaksanakan dengan berpedoman pada
Programa Penyuluhan Perikanan Nasional yang dimaknai sebagai rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan pada Tahun 2018 menyusun Programa
Penyuluhan Perikanan Nasional Tahun 2019 untuk menjadi acuan dan pedoman
Penyuluh Perikanan dalam menyusun Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan Tahun
2019.
1
II. KEADAAN
2
Memberikan masukan kebijakan pengelolaan perikanan di WPPNRI; Sebagai wadah
koordinasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan perikanan di WPPNRI.
KKP telah membuat rencana kerja operasional LPP WPPNRI tersebut. Peta
jalan LPP WPPNRI ini dimulai dengan melaksanakan kajian pembentukan
kelembagaan pengelolaan perikanan WPPNRI pada tahun 2015. Selanjutnya pada
tahun 2016, dilakukan inisiasi pembentukan kelembagaan WPPNRI 718. Pada tahun
2017, Ditjen Perikanan Tangkap menyiapkan beberapa komponen untuk
pembentukan dan persiapan operasionalisasi sekretariat regional lembaga pengelola
perikanan 11 WPPNRI. Diharapkan pada tahun 2018 dan selanjutnya LPP WPPNRI
dapat beroperasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
a. Penyiapan landasan hukum diantara adalah penyusunan draft Permen KP
tentang Organisasi dan Tata Kerja LPP WPPNRI; draft Kepmen KP tentang
Keanggotaan Lembaga Pengelola Perikanan WPPNRI; penyusunan Petunjuk
Teknis operasional Lembaga Pengelola Perikanan WPPNRI;
b. Penyiapan sekretariat regional LPP WPPNRI, dengan membangun kantor
sekretariat, pelaratan kantor dan perlengkapan komunikasi di 11 lokasi;
c. Penyiapan Sumber Daya Manusia yang meliputi coaching clinic pengelola LPP
WPPNRI, pemantapan mekanisme dan peran stakeholder lembaga pengelola
WPPNRI;
d. Penyiapan tata kelola melalui penyusunan karakteristik WPPNRI.
3
kegiatan optimasi pengelolaan perikanan perairan darat. Untuk tahun 2017 lokasi
pembangunan TPI Perairan Darat adalah :
a. Wilayah Sungai Musi di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan;
b. Wilayah Sungai Kapuas di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat;
c. Wilayah Sungai Kampar di Kabupaten Kampar Provinsi Riau;
d. Wilayah Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur.
Data Logbook penangkapan ikan yang meliputi jenis ikan dan volume ikan
target yang ditangkap per setting, lokasi penangkapan, data ikan hasil tangkapan
sampingan (By catch), data ikan yang tertangkap namun masuk dalam daftar
spesies yang dilindungi (ETP/ERS), jumlah mata pancing yang digunakan (khusus
untuk kelompok pancing seperti longline, handline, pole and line), serta waktu dan
lama setting diharapkan dapat diolah untuk mengevaluasi status pemanfaatan
sumber daya ikan disuatu wilayah pengelolaan perikanan.
4
penerapan Logbook penangkapan ikan, rekomendasi kebijakan pengelolaan
penangkapan ikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Oleh
karenanya, pelabuhan perikanan sebagai perpanjangan tangan pemerintah di
lapangan yang berhadapan langsung dengan kegiatan usaha penangkapan ikan
harus memastikan penerapan Logbook penangkapan ikan berjalan dengan baik.
Pelaku usaha yang tidak patuh akan mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pelaksanaan Logbook penangkapan ikan hingga tahun 2018 sudah
dilaksanakan di 34 Pelabuhan Perikanan baik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat
mapun Unit Pelaksana Teknis (UPT) Daerah namun belum semua kapal perikanan
di pelabuhan perikanan tersebut melaksanakan pencatatan data hasil tangkapan
melalui logbook penangkapan ikan.
5
Perikanan dan Keputusan Menteri Kelautan No. 52A tahun 2013. Selain itu, Uni
Eropa juga telah menerapkan standar mutu produk perikanan yang harus dipenuhi
oleh eksportirnya. Aturan ini tercatat dalam Regulation EC No. 854/2004.
Pelaksanaan revitalisasi dilakukan di 36 pelabuhan seluruh Indonesia.
Revitalisasi ini dilaksanakan karena pelabuhan perikanan memiliki peranan strategis
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perikanan. Melalui revitalisasi diharapkan
pelabuhan perikanan akan sehat, bersih, tidak bau ikan dan tidak menjadi sumber
kontaminasi terhadap ikan yang didaratkan.
Revitalisasi yang dilakukan berupa perbaikan lantai, penambahan selasar,
penambahan dinding TPI, fasilitas penunjang lainnya dan pengadaan ice flake
machine. Di samping itu, melalui revitalisasi pelabuhan perikanan, dapat mendorong
nelayan dan stakeholder perikanan untuk menerapkan sistem jaminan mutu dalam
penanganan hasil perikanan sejak dari proses penangkapan, penanganan di atas
kapal, pembongkaran dan sampai pemasaran ikan.
Melalui revitalisasi ini diharapkan dapat mengurangi tingkat losses ikan,
meningkatnya mutu serta harga jual. Hal ini dapat mendorong produk hasil perikanan
Indonesia mempunyai daya saing yang kuat di pasar internasional.
Lokasi pelabuhan prioritas yang masuk dalam revitalisasi ini adalah PPN
Pengambengan, PPN Palabuhanratu, PPN Ternate, PPN Pemangkat, PPP Pondok
Dadap, PP Untia, PP Cikidang, PP Jayanti.
Untuk lokasi pembangunan TPI Higinies dilaksanakan di 4 (empat) UPT
Daerah dan 16 (enam belas) UPT Pusat. Keempat UPT Daerah tersebut adalah PP
Paotere, PP Sodohoa, PP Bajomulyo, PP Lempasing, PP Klidanglor, PP
Banjarmasin dan PP Wameoa. Sedangkan UPT Pusat terdiri dari PPS Bitung, PPS
Cilacap, PPS Kendari, PPN Brondong, PPN Karangantu, PPN Kejawanan, PPN
Kwandang, PPN Palabuhanratu, PPN Pemangkat, PPN Prigi, PPN Sibolga, PPN
Sungailiat, PPN Tanjung Pandan, PPN ternate dan PPP Teluk batang.
6
Dari tahun 2016 – 2018 Ditjen Perikanan Tangkap telah menyalurkan bantuan
kapal perikanan sebanyak 1569 unit dengan ukuran kapal < 30 GT baik kapal
penangkap ikan maupun kapal pengangkut. Bantuan alat penangkapan ikan yang
telah disalurkan dari tahun 2016 – 2018 sebanyak 13591 paket API yang terdiri dari
alat tangkap Gillnet, bubu lipat, rawai, handline, pancing tonda, dan pole and line.
Sedangkan untuk bantuan mesin perikanan tahun 2016 – 2018 telah disalurkan
sebanyak 2071 unit yang terdiri dari mesin ketinting, stasioner dan mesin tempel.
4 Lokasi (Provinsi) 34 34 34 34
Beberapa ciri unit usaha perikanan tangkap skala kecil adalah masih
banyaknya keterbatasan kemampuan nelayan dalam mengakses sumber daya ikan,
kurangnya akses terhadap modal usaha, kurangnya penguasaan teknologi
penangkapan ikan yang efisien, kurangnya informasi tentang dinamika harga dan
7
pasar hasil tangkapan ikan dan lain-lain. Keadaan tersebut menyebabkan rendahnya
tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan. Oleh karena itu salah satu upaya
yang ditempuh untuk meningkatkan kemampuan usaha nelayan tersebut adalah
dengan meningkatkan skala usaha perikanan tangkap dari pendekatan individu ke
dalam sebuah wadah unit usaha kelompok yang disebut Kelompok Usaha Bersama
(KUB).
KUB sebagai salah satu unit usaha perikanan yang dibentuk secara
pasrtisipatif oleh sekelompok nelayan atau pelaku perikanan lainnya diharapkan
dapat menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam menjalankan usaha
perikanannya. KUB memiliki peranan sebagai berikut :
a. Menumbuhkan kesadaran kepada seluruh anggotanya akan pentingnya sumber
daya ikan sebagai aset ketahanan pangan masyarakat;
b. Melakukan kegiatan penangkapan yang lebih selektif sesuai dengan tuntutan
pasar dengan mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya ikan;
c. Mendorong anggota KUB dan nelayan sekitar menggunakan teknologi
penangkapan ramah lingkungan, selektif, efektif dan efisien;
d. Mempertahankan kualitas hasil tangkapan melalui Cara Penanganan Ikan yang
Baik (CPIB) di atas kapal yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan nilai
hasil tangkapan;
e. Menjaga habitat ikan dan lingkungan ekosistemnya secara langsung dalam upaya
keberlanjutan usaha penangkapan ikan.
8
Bentuk fasilitasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi SeHAT Nelayan terdiri dari
kegiatan Pra dan Pasca Sertifikasi yang berupa :
a. Koordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (Kementerian ATR/BPN), Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota;
b. Sosialisasi, Indentifikasi calon peserta calon lokasi (CPCL) dan dokumen alas hak
kegiatan fasilitasi SeHAT Nelayan;
c. Penyampaian daftar nominatif CPCL kegiatan fasilitasi SeHAT Nelayan secara
berjenjang;
d. Penyampaian daftar penerima SeHAT Nelayan secara berjenjang;
e. Pembinaan, pendampingan dan fasilitasi akses permodalan, akses produksi dan
akses pasar bagi penerima SeHAT Nelayan pasca sertifikasi dalam rangka
pengembangan kapasitas nelayan.
9
pembangunan tempat pembuangan sampah, rehabilitasi/pembangunan sumber
penyediaan air bersih/MCK umum, renovasi balai penguatan kelembagaan nelayan.
Penataan Kampung Nelayan hingga tahun 2018 sudah 10 lokasi kampung nelayan,
yaitu: Kampung Nelayan Karang Mulya (Banten), Kampung Nelayan Penjajap
(Kalimantan Barat), Kampung Nelayan Sungsang II (Sumatera Selatan), Kampung
Nelayan Lohguna (Jawa Timur), Kampung Nelayan Cikahuripan (Jawa Barat),
Kampung Nelayan Tegalsari (Jawa Tengah), Kampung Nelayan Gegunung (Jawa
Tengah), Kampung Nelayan Pasar Terandam (Sumatera Utara), Kampung Nelayan
Kampung Biduk (Kota Banda Aceh), dan Kampung Nelayan Mola (Sulawesi
Tenggara).
B. Perikanan Budidaya
Sub sektor perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan
peluang usaha dan menyerap tenaga kerja. Perikanan budidaya memiliki beberapa
karakteristik, yakni: (i) dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari
pedesaan sampai dengan perkotaan, (ii) mempunyai karakteristik usaha yang cepat
menghasilkan (quick yielding) dengan margin keuntungan yang cukup besar, (iii)
mempunyai backward dan forward linkage yang cukup luas, sehingga dapat memacu
pembangunan industri hulu maupun hilir (seperti pabrik pakan, tumbuhnya hatchery,
industri jaring, industri pengolahan, cold storage, pabrik es dan lain sebagainya), (iv)
dapat mengatasi kemiskinan penduduk, dan (v) teknologi terapan yang tersedia cukup
banyak.
Karakteristik perikanan budidaya juga menunjukan bahwa sebagian besar usaha
perikanan budidaya termasuk dalam kategori usaha skala kecil, jenis usahanya sangat
beragam sesuai dengan kondisi daerah atau paket teknologi, dan memiliki basis lokasi
usaha di pedesaan, sehingga maju mundurnya aktivitas perikanan budidaya memiliki
kaitan erat dengan ekonomi rakyat di pedesaan. Sementara itu, perikanan budidaya
juga merupakan aktivitas usaha yang penuh dengan teknologi, maka keberhasilan
pengaplikasian teknologi perikanan budidaya di suatu daerah dapat dereplikasi/
digandakan untuk pengembangannya di daerah lain.
1. Bantuan Benih
Salah satu program KKP untuk mendorong peningkatan produksi perikanan
budidaya yaitu program bantuan benih ikan. Sasaran bantuan benih adalah
kelompok/lembaga penerima bantuan, serta kegiatan penebaran kembali ikan pada
perairan umum (restocking). Pada tahun 2017, KKP telah menyalurkan 177,56 juta
ekor benih ikan yang terdiri dari komoditas budidaya air tawar, air payau dan air laut.
Bantuan benih yang disalurkan oleh UPT lingkup DJPB sebesar 147.398.578 ekor,
sedangkan bantuan benih yang disalurkan UPTD lingkup DJPB sebesar 30.009.970
ekor benih. Jumlah bantuan benih ikan yang didistribusikan sesuai kebutuhan dari
usulan masyarakat serta untuk kegiatan restocking. (LKj DJPB, 2017).
10
Sedangkan Jumlah kelompok masyarakat yang menerima paket bantuan
budidaya pakan alami ditetapkan sebanyak 40 kelompok dengan realisasi 100%.
Paket bantuan pakan alami ini terdiri dari 35 paket paket budidaya Tubifex sp. Dan 5
Paket budidaya artemia (Lemna sp.) Adapun kelompok penerima bantuan pakan
alami Tubifex ini adalah kelompok pembudidaya di provinsi Lampung (Pringsewu,
Lampung Tengah dan Lampung Selatan), Provinsi Jawa Barat (Bogor, Kota
Bandung, Kabupate Bandung, Kab. Bekasi) dan Provinsi Jawa Tengah (Boyolali).
Sedangkan kelompok Artemia berada di Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten
Rembang). (LKj DJPB, 2017).
6. Bantuan Excavator
Dalam upaya mendukung percepatan peningkatan infrastruktur tambak/kolam
budidaya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyediakan bantuan
prasarana pendukung berupa alat berat/Excavator. Penyediaan alat berat ini
diharapkan dapat mendorong kegiatan pengembangan sentra produksi perikanan
terutama kawasan yang memiliki potensi unggulan di kawasan budidaya air payau
dengan komoditas udang dan bandeng, serta kawasan budidaya air tawar dengan
komoditas patin, nila, mas dan lele sehingga diharapkan dengan tersedianya
peralatan ini kegiatan pembangunan infrastruktur untuk pencetakan kolam dan
tambak dapat menjadi lebih mudah. Pada Tahun 2017 bantuan excavator
didistribusikan sebesar 72 unit ke 56 Kabupaten/ Kota dan 6 UPT Pusat.
11
7. Revitalisasi KJA
Kegiatan bantuan revitalisasi Keramba Jaring Apung (KJA) tahun 2017 lebih
difokuskan untuk mengoptimalkan/menggiatkan kembali usaha budidaya ikan laut
khususnya memanfaatkan KJA yang terbengkalai/mangkrak. Total bantuan paket
revitalisasi yang disalurkan kepada masyarakat sebanyak 1.050 unit yang terdiri dari
250 paket melalui APBN dan 800 paket melalui APBN-Perubahan (LJK DJPB, 2017)
9. Bantuan Sarana dan Prasarana Budidaya untuk Alih Usaha Penangkap Benih
Lobster
Tujuan kegiatan ini adalah penyediaan usaha budidaya sebagai mata
pencaharian alternatif (MPA) bagi penangkap benih lobster. Sasaran bantuan ini
adalah para penangkap benih lobster di Nusa Tenggara Barat, dimana
perkembangan industri penangkapan benih lobster ini muncul sebagai produk
sampingan dari usaha penangkapan ikan, namun kemudian benih lobster tersebut
menjadi target utama penangkapan dengan menggunakan alat dan teknik khusus
guna memaksimalkan hasil tangkapan tersebut. Pada tahun 2017, rumah tangga
perikanan (RTP) yang diberikan bantuan sarana budidaya untuk alih usaha
penangkap benih lobster sebesar 728 RTP (Rumput Laut), 655 RTP (Bawal Bintang),
580 RTP (Kerapu), 40 RTP (Bandeng), 20 RTP (Vaname), 209 RTP (Lele), 14 RTP
(NIla), dan 70 RTP (Perahu Rumput Laut). (Laporan Tahunan DJPB, 2017).
12
13 Pembangunan SKPT 3 lokasi (Sumba Timur,
Rote Ndao, dan Sabang)
13
sebanyak 16.056 pulau. Pembakuan nama-nama pulau akan terus dilakukan karena
saat ini masih terdapat 1.288 pulau yang perlu divalidasi yang terdiri dari 775 pulau
masih berstatus telah diverifikasi dan 513 pulau yang belum diverifikasi.
3. Perlindungan Pantai
Garis pantai Indonesia sebagai negara kepulauan terbentang sepanjang
108.000 km dan merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Persoalan pokok
dalam mengelola pantai di Indonesia adalah menjaga keseimbangan antara aktivitas
usaha manusia dan keberlanjutan sumber daya. Berbagai ancaman dalam
pengelolaan SDA di pantai, seperti bencana alam ataupun kerusakan lingkungan
banyak dirasakan di daerah pesisir seperti tsunami, abrasi, alih fungsi lahan, dan
pencemaran limbah industri.
Salah satu tantangan dalam kegiatan perikanan adalah abrasi pantai yang
ditimbulkan oleh aktivitas manusia seperti penambangan pasir dan gejala alam
seperti ketidakseimbangan ekosistem laut dan pemanasan global atau yang umum
disebut global warming.
Dampak yang ditimbulkan oleh abrasi pantai diantaranya penyusutan areal
pantai, kerusakan hutan bakau dan hilangnya habitat ikan-ikan pantai yang menjadi
bagian mata rantai ekosistem di laut. Beberapa upaya yang dilakukan KKP untuk
melakukan rehabilitasi wilayah pesisir di antaranya penanaman mangrove dan
vegetasi pantai sebagai pelindung alami.
14
Pada tahun 2017, KKP telah membangun perlindungan pantai yang mengalami
ancaman abrasi perlindungan pantai tersebut sebagai berikut:
Tabel 5. Perlindungan Pantai
NO KAB/KOTA JENIS PERLINDUNGAN PANJANG (M)
PANTAI
1 Kab. Aceh Barat Strukture Concrete 145
2 Kab. Padang Pariaman Strukture Concrete 120
3 Kab. Pangandaran Strukture Concrete 180
4 Kab. Pati Strukture Concrete 240
5 Kab. Mempawah Strukture Concrete 30
6 Kab. Kerawang Sabuk Pantai 3.300
7 Kab. Kotawaringin Timur Sabuk Pantai 420
8 Kab. Serang Struktur Hybrid 2.240
9 Kab. Cirebon Struktur Hybrid 1.850
10 Kab. Demak Struktur Hybrid 3.500
11 Kab. Rembang Struktur Hybrid 1.100
12 Kab. Gresik Struktur Hybrid 1.200
15
5. Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove
Mangrove merupakan hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Mangrove tumbuh di lokasi pelumpuran dan akumulasi bahan
organik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar
muara sungai dan di daerah pengendapan lumpur.
Ekosistem mangrove bersifat khas dan dapat abrasi tanah, sehingga mangrove
berperan penting sebagai pelindung pantai, habitat berbagai satwa dan tempat
pembesaran beberapa jenis ikan laut. Di samping itu, secara ekonomi mangrove
menghasilkan beberapa jenis kayu yang berkualitas baik, dan juga hasil-hasil non-
kayu berupa arang kayu, tanin, bahan pewarna dan kosmetik; serta bahan pangan
dan minuman.
Berdasarkan manfaat mangrove yang sangat penting tersebut, maka KKP
membangun pusat restorasi dan pembelajaran mangrove yang bertujuan menjaga
kelestarian hutan mangrove. Pembanguan tersebut dilaksanakan di daerah yang
rawan abrasi pantai dan daerah yang berpotensi tsunami karena mangrove juga
berfungsi sebagai green belt atau sabuk hijau yang mampu menahan gelombang
tsunami. Indonesia sebagai Negara Kepulauan memiliki 28 wilayah yang berpotensi
terkena tsunami. Untuk itu menjaga dan melestarikan mangrove menjadi agenda
penting dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Pada tahun 2016, KKP telah membangun dua lokasi pembangunan Pusat
Restorasi dan Pembelajaran Magrove (PRPM) di Kab. Pangandaran, Jawa Barat dan
Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan. Untuk memperluas cakupan PRPM, pada tahun 2017
dibangun PRPM di Pulau Lusi Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. PRPM akan berfungsi
sebagai lokasi pemulihan ekosistem mangrove yang dikembangkan menjadi sarana
edukasi, penelitian, dan wisata melalui pembangunan sarana/prasarana pendukung
lainnya, seperti tracking mangrove, gardu pandang, pusat bibit, dan sebagainya.
16
satu rangkaian kegiatan besar dalam satu kawasan guna mendapatkan peningkatan
nilai tambah produk garam.
Pada tahun 2017 jumlah integrasi lahan pergaraman telah mencapai luasan
sebesar 258,55 ha. Luasan lahan penggaraman terintegrasi tersebut mencakup 15
desa di 15 kabupaten penghasil garam nasional. Tabel dibawan ini menunjukan
lokasi integrasi lahan penggaraman dan luasan lahan yang terintegrasi.
17
pengawas (Pokmaswas) konservasi, pelestari biota laut dilindungi, wisata
konservasi, pelestari terumbu karang, dan kelompok masyarakat pemanfaat
kawasan konservasi. Bantuan berupa jungkung, multipurpose floating shelter, mesin
tempel, peralatan selam, pondok wisata, pos jaga, peralatan pemantau, mooring
bouy, rehabilitasi homestay, kios portable, alat tangkap ramah lingkungan, sarpras
budidaya ramah lingkungan, sarpras transplantasi karang dan sarpras penangkaran
biota yang dilindungi.
Bantuan Sarana dan Prasarana Wisata Bahari pada tahun 2017 terdiri dari 5
paket di 4 kabupaten yaitu di Kulonprogo, Bintan, Bima dan Lombok Barat. Selain itu,
untuk mendukung pengembangan wisata bahari KKP juga membangun Sarana
Terpadu Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) di Pulau Lusi,
Sidoarjo dan menyusun Masterplan pengembangan wisata bahari di 2 lokasi yaitu
Pulau Lusi, Sidoarjo dan Pulau Cemara Besar, Kepulauan Karimunjawa.
Program kegiatan prioritas Pengelolaan Ruang Laut pada tahun 2018 meliputi :
(a) Bantuan Pugar seluas 1200 Ha; (b) Gudang garam Ber-SNI sebanyak 6 unit; (c)
bantuan sarpras wisata bahari sebanyak 4 kawasan; (d) pusat restorasi dan
pembelajaran mangrove sebanyak 4 lokasi; (e) bantuan kelompok masyarakat
penggerak konservasi sebanyak 70 kelompok ; (f) sertifikasi hak atas tanah pulau
kecil dan terluar di 37 pulau; (g) sarpras pesisir dan pulau-pulau kecil 31 lokasi; (h)
sabuk pantai, struktur hybrid, struktur concrete di 11 lokasi ; (i) Penyusunan Rencana
47 kawasan KSN dan KSNT, Zonasi WP3K di 23 Provinsi dam 5 kawasan zonasi
laut; (j) lanjutan pembangunan SKPT di 4 lokasi; (kl) survey dan operasional BMKT 2
paket.
18
Dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik perikanan, KKP telah
menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Pengadaan 14 unit cold storage 200 Ton di Padang, Cilacap, Gorontalo Utara,
Ternate, Cirebon, lamongan, Trenggalek, Jembrana, Sula, Banggai Laut, Toli-Toli,
Kendari, Kupang dan Belitung;
b. Pengadaan 82 unit kendaraan pengangkut yang terdiri dari 61 unit kendaraan roda
6 (enam) dan 21 unit kendaraan roda 4 (empat) yang tersebar di berbagai
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
19
Pencanangan pembangunan PIM Muara Baru telah dilaksanakan pada tanggal
8 Februari 2018 oleh Menteri kelautan dan Perikanan dan Gubernur DKI Jakarta di
atas lahan seluas 22.444 m2 dengan mengusung konsep one stop shopping aneka
produk perikanan. untuk itu pasar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti
chiling room, ice storage, layanan perbankan, klinik kesehatan, wisata kuliner,
laboratorium, masjid, pengepakan ikan, gardu PLN, dan instalasi pengelolaan air
limbah.
Program kegiatan prioritas penguatan daya saing produk kelautan dan
perikanan pada tahun 2018 meliputi:
20
Poltek Kupang, Poltek KP Pangandaran, Poltek KP Jembrana, Poltek KP Dumai dan
Akademi Komunitas Wakatobi
Jumlah peserta didik lembaga pendididkan di KKP pada tahun 2017 mencapai
7.541 peserta didik. Presentase jumlah peserta didik dari pelau usaha utama bidang
kelautan dan perikanan mencapai 46,89% dari total peserta didik. Anak-anak pelaku
utama tersebut adalah anak nelayan, pembudidaya, pengolah/pemasar ikan dan
petambak garam. Jumlah lulusan pada tahun 2017 mencapai 1.998 lulusan.
Peran BRSDM di bidang pelatihan didukung dengan keberadaan 5 Balai
Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP), 1 Balai Diklat Aparatur (BDA), 413
Pusat Pelatihan Perikanan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan 63
Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah
tenaga pelatih terdiri atas 75 widyaiswara dan 72 instruktur. Kegiatan Pelatihan
ditujukan bagi masyarakat KP dengan jenis pelatihan bidang penangkapan,
budidaya, pengolahan, pemasaran hasil perikanan, konservasi, mesin perikanan,
pelatihan inovatif dan pelatihan lainnya sesuai kebutuhan kompetensi yang akan
ditingkatkan, yang dapat dilengkapi dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi/BNSP dengan menggunakan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) dan
Standar Kompetensi Khusus (SKK). Sedangkan pelatihan aparatur ditujukan bagi
aparatur negara, meliputi pelatihan struktural (dalam jabatan dan prajabatan),
pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis kelautan dan perikanan bagi aparatur di
lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta aparatur daerah dalam
rangka mendukung program dan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
(Sumber : Renstra BRSDM Tahun 2017 – 2019).
KKP telah melaksanakan pelatihan untuk aparatur dan non aparatur
(masyarakat). Pada tahun 2017, jumlah masyarakat yang dilatih di bidang kelautan
dan perikanan mencapai 6.290 orang, aparatur KKP sebanyak 2.090 orang dan
enumerator sebanyak 3.810 orang. Sedangkan pelatihan keahlian telah berhasil
memberikan sertifikasi kompetensi kepada 6.110 orang. Jumlah pelatihan yang telah
dilaksanakan sampai bulan Oktober 2018 sejumlah 16.972 orang, terdiri atas
pelatihan aparatur sejumlah 2.304 dan non aparatur (masyarakat) sejumlah 14.668
orang.
Pada tahun 2018, jumlah tenaga Penyuluh Perikanan sebanyak 5.350 orang
yang terdiri dari 3.039 orang Penyuluh Perikanan PNS dan 2.311 Penyuluh
Perikanan Bantu (PPB) yang melakukan pendampingan kepada 40.000 kelompok
pelaku utama dan pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan. Sebaran Penyuluh
Perikanan PNS dan PPB sebagai berikut:
Tabel 11. Keragaan Penyuluh Perikanan PNS dan PPB
JENIS PENYULUH (ORANG)
NO PROVINSI TOTAL
PNS PPB
1 ACEH 116 124 240
2 SUMATERA UTARA 46 106 152
3 SUMATERA BARAT 94 90 184
4 RIAU 63 56 119
5 JAMBI 59 39 98
6 SUMATERA SELATAN 125 72 197
7 BENGKULU 88 56 144
8 LAMPUNG 60 22 82
9 BANGKA BELITUNG 37 52 89
21
10 KEPULAUAN RIAU 16 29 45
11 DKI JAKARTA 5 14 19
12 BANTEN 26 39 65
13 JAWA BARAT 184 179 363
14 JAWA TENGAH 253 222 477
15 DIY 40 26 66
16 JAWA TIMUR 230 258 488
17 BALI 74 52 126
18 NTB 106 92 198
19 NTT 84 93 177
20 KALIMANTAN BARAT 106 49 155
KALIMANTAN
21 84 12
TENGAH 96
KALIMANTAN
22 134 53
SELATAN 187
23 KALIMANTAN TIMUR 30 30 61
24 KALIMANTAN UTARA 42 24 69
25 SULAWESI UTARA 91 55 146
26 SULAWESI TENGAH 79 56 135
27 SULAWESI SELATAN 267 138 405
SULAWESI
28 124 90
TENGGARA 214
29 GORONTALO 47 32 79
30 SULAWESI BARAT 30 33 63
31 MALUKU 79 45 125
32 MALUKU UTARA 59 21 80
33 PAPUA 99 39 138
34 PAPUA BARAT 62 13 76
TOTAL 3039 2311 5350
22
lokasi perikanan sebanyak 4 paket; (k) Inovasi teknologi adaptif lokasi garam
sebanyak 1 paket; dan (l) Pembangunan 2 unit politeknik KP.
Program kegiatan prioritas riset dan SDM pada tahun 2019 meliputi: (a)
Pelatihan masyarakat KP untuk 18.800 orang; (b) pelatihan aparatur untuk 1.560
orang; (c) sertifikasi kompetensi 3.500 orang; (d) kelompok pelaku utama/usaha KP
yang disuluh sebanyak 40.000 kelompok; (e) penumbuhan UMKM dan pendirian
koperasi 6.560 ; (f) peningkatan kelas kelompok 1.500; (g) lanjutan pembangunan
pusat riset kelautan sebanyak 2 unit; (h) pendidikan vokasi sebanyak 8.243 orang;
(h) Sertifikasi kompetensi 3.500; (i) Data dan informasi SD Perikanan di 11 WPP; (j)
Data dan informasi SD Perikanan PUD yang dihasilkan; (k) Inovasi teknologi adaptif
lokasi perikanan sebanyak 3 paket; (l) Inovasi teknologi adaptif lokasi garam
sebanyak 1 paket; (data renja 2019)
23
III. MASALAH
B. Perikanan Budidaya
1. Masih terbatasnya ketersediaan bahan baku untuk pembuatan pakan mandiri
sehingga mempengaruhi kontinyuitas, kuantitas dan kualitas pakan.
2. Masih rendahnya akses pelaku utama/usaha perikanan terhadap permodalan
dalam meningkatkan skala usahanya;
3. Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana perbenihan
(BBI/BBIP/BBUG) karena kurangnya SDM terampil.
4. Terbatasnya ketersediaan prasarana/infrastruktur, seperti saluran air yang
mengalami kerusakan/pendangkalan, sulitnya jaringan listrik yang masuk ke lokasi
budidaya, sulitnya akses jalan produksi ke lokasi budidaya;
5. Banyak Pokdakan yang belum berbadan hukum sehingga tidak dapat mengakses
bantuan pemerintah dari APBN atau DAK
6. Penetapan zonasi kawasan perikanan budidaya belum diimplementasikan secara
konsisten dan perlu diintegrasikan dengan sektor lain. Terjadi konflik penggunaan
lahan dan air antara kegiatan perikanan budidaya dengan pengguna lain (rumah
tangga, industri, pertanian);
7. Kurangnya sosialisasi penerapan teknologi kepada pembudidaya, sehingga
pembudidaya sulit menangkap teknologi inovatif terbaru
8. Penurunan kualitas lingkungan perairan akibat pencemaran dan logam berat dari
aktivitas sektor lain, menyebabkan ikan lebih mudah terkena penyakit.
24
2. Rendahnya konsumsi ikan karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi
dan manfaat protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan serta diversifikasi produk
hasil perikanan yang bisa memenuhi tuntutan konsumen masih belum berkembang;
3. Tingginya logistik ikan dari pusat produksi ke pusat industri perikanan sehingga perlu
adanya intervensi pemerintah dalam bentuk stimulus berupa pemberian bantuan
langsung kepada masyarakat dengan tujuan untuk mendorong produksi produk
olahan peningkatan konsumsi ikan dan peningkatan nilai ekspor produk perikanan;
4. Belum ada sistem secara efektif dan efisien untuk memonitoring data Unit
Pengolahan Ikan (UPI) skala Menengah Besar (MB) secara berkala dan belum ada
peraturan yang mengatur tentang keharusan UPI skala MB untuk dapat melaporkan
produksinya secara berkala kepada Pemerintah (KKP);
5. Minat investasi masih terfokus di pulau Jawa dengan bidang usaha pengolahan;
6. Kurangnya promosi produk perikanan indonesia di tingkat internasional.
25
IV. TUJUAN
B. Perikanan Budidaya
1. Menyediakan bahan baku berbasis lokal untuk pembuatan pakan mandiri;
2. Meningkatkan akses pelaku utama/usaha perikanan terhadap permodalan;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana perbenihan (BBI/BBIP/BBUG)
melalui penyediaan SDM yang terampil;
4. Menyediakan prasarana/infrastruktur lokasi budidaya;
5. Memfasilitasi badan hukum Pokdakan dan pendirian koperasi;
6. Mengimplementasikan zonasi kawasan perikanan budidaya secara konsisten;
7. Peningkatan kesadaran pelestarian lingkungan budidaya.
26
rancangan sistem online untuk menfasilitas laporan produksi dari UPI skala
Menengah Besar kepada KKP;
5. Marine and Fisheries Business and Investment Forum (MFBIF) yang rencananya
dilaksanakan setiap bulan selama tahun 2019 diharapkan sebagai media untuk
memperkenalkan potensi bidang usaha kelautan dan perikanan di Indonesia;
6. Promosi produk perikanan Indonesia dengan mengikuti 3 pameran berskala
internasional;
27
BAB V. CARA MENCAPAI TUJUAN
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
I. PERIKANAN TANGKAP
Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Gorontalo,
Pertemuan Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku, Maluku Januari-
Pendampingan terhadap Teroperasionalkannya Penyuluh Dinas yang membidangi
Koperasi Kelompok dan 301 unit Utara, NTB, Papua Barat, Papua, Sulawesi Barat, Desember DJPT
operasional kapal bantuan kapal bantuan Perikanan Perikanan
Kunjungan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, 2019
Sumatera Barat
Produksi Perikanan Tangkap masih Lokasi yang telah dibangun : TPI Sungai Musi - Musi
1
rendah Banyuasin - Sumatera Selatan, TPI Sungai Kapuas -
Sosialisasi pembangunan Pertemuan Kapuas Hulu - Kalimantan Barat, TPI Sungai Kampar - Januari-
Operasionalnya TPI pada Penyuluh Dinas yang membidangi
TPI pada Perikanan Nelayan Kelompok dan 1 lokasi Kampar - Riau, TPI Sungai Mahakam - Kutai Kartanegara Desember DJPT
perikanan perairan darat Perikanan Perikanan
Perairan Darat Kunjungan - Kalimantan Timur 2019
Lokasi yang akan dibangun : TPI Danau Tempe -
Sulawesi Selatan
Terpusatnya kegiatan
Sosialisasi pengembangan nelayan di pelabuhan
Pertemuan Pelabuhan Perintis : PP Simeuleu, PP Dagho, PP Januari-
pelabuhan perikanan perikanan dan Penyuluh Dinas yang membidangi
Nelayan Kelompok dan 9 lokasi Merauke, PP Natuna, PP Sebatik, PP Teluk Awang, PP Desember DJPT
perintis dan tempat tersosialisasikannya Perikanan Perikanan
Kunjungan Untia, PP Saumlaki, dan PP Cikidang 2019
pelelangan ikan higienis tempat pelelangan ikan
higienis
Memastikan tepatnya
Pertemuan Januari-
Belum semua nelayan kecil Pendampingan Asuransi penerima bantuan asuransi Penyuluh Dinas yang membidangi
3 Nelayan Kelompok dan 170.000 orang 34 Provinsi Desember DJPT
mendapatkan perlindungan asuransi Nelayan nelayan dan nelayan Perikanan Perikanan
Kunjungan 2019
terlindungi
Kurangnya pemahaman dan Pendampingan 11 Pelabuhan Perikanan : PPS Belawan, PPS Bungus,
Tersosialisasikannya Pertemuan Januari-
kepatuhan nelayan dan pemangku Operasionalisasi Lembaga PPS Cilacap, PPN Pemangkat, PPS Nizam Zachman, PP Penyuluh Dinas yang membidangi
Lembaga Pengelola Nelayan Kelompok dan 11 WPP Desember DJPT
kepentingan terhadap regulasi Pengelola Perikanan Untia, PPS Kendari, PPN Ambon, PPS Bitung, PPN Perikanan Perikanan
Perikanan WPPNRI Kunjungan 2019
kebijakan tentang perikanan tangkap WPPNRI Ternate dan PPN Tual
7 (alat tangkap ramah lingkungan,
BBM untuk nelayan, permodalan,
illegal fishing, batas wilayah Tersosialisasikannya Pertemuan Januari-
Penyampaian kewajiban Penyuluh Dinas yang membidangi
penangkapan/WPP, perizinan, dan kewajiban pengisian Nelayan Kelompok dan 1500 unit 34 Provinsi Desember DJPT
logbook penangkapan ikan Perikanan Perikanan
transhipment) logbook penangkapan ikan Kunjungan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
Pendampingan pemberian Survei, 34 provinsi
bantuan sarana prasarana Pertemuan
budidaya Kelompok, dan Januari-
Dinas yang membidangi
pendampingan Desember
DJPB, Perikanan
2019
Penyuluh
1000 paket Perikanan DJPB
-Bantuan sarana dan Survei, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DI
prasarana pembenihan Pertemuan Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
UPR/HSRT untuk Kelompok, dan Barat, Kalimantan Utara, Papua, Papua Barat Januari-
Dinas yang membidangi
memenuhi kebutuhan pendampingan Desember
DJPB, Perikanan
benih di lokasi bioflok 2019
Penyuluh
18 Paket Perikanan DJPB
- Benih dan calon induk Survei, - Bantuan calon induk di 32 Provinsi (selain Sulteng dan
Pertemuan Maluku) Januari-
Dinas yang membidangi
Kelompok, dan '- Bantuan Benih di 32 Provinsi (selain Maluku Utara dan Desember DJPB,
Perikanan
pendampingan Papua Barat) 2019 Penyuluh
215 juta ekor Perikanan DJPB
- Bioflok Mimika, Biak Numfor, Kota Sabang, Sumba Timur,
Merauke, Nunukan
Januari-
Dinas yang membidangi
Dempond Desember
Meningkatkan produksi DJPB, Perikanan
Pembudidaya ikan 2019
pembudidaya ikan Penyuluh
26 paket Perikanan DJPB
2 Produksi pembudidaya ikan rendah - Minapadi Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Jabar, Jateng, Bali, NTB,
Jatim, Sulut, Sulsel, Sumsel Januari-
Dinas yang membidangi
Desember DJPB,
Perikanan
2019 Penyuluh
Dempond 210 paket Perikanan DJPB
- Mesin pakan mandiri dan Sumbar, Riau, Sumsel, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim,
bahan baku NTB, Kalsel, Sulsel, Papua Barat Januari-
Dinas yang membidangi
Desember DJPB,
Perikanan
2019 Penyuluh
Demonstrasi Cara 50 paket Perikanan DJPB
- Kebun Bibit Rumput Laut Natuna, Saumlaki, Nunukan, Biak Numfor, Talaud, Rote
Kultur Jaringan Ndao, Sumba Timur, Kep. Morotai, Kota Sabang Januari-
Dinas yang membidangi
Desember DJPB,
Perikanan
2019 Penyuluh
Dempond 225 unit Perikanan DJPB
- Excavator Survey dan Aceh, Sumut, Bengkulu, Jatim, Sultra, Kalteng,
verifikasi data Lampung, Jabar, Jateng, Kaltim, Kaltara, Sulsel, Sulteng, Januari-
Dinas yang membidangi
Gorontalo Desember DJPB,
Perikanan
2019 Penyuluh
28 paket Perikanan DJPB
- PITAP (padat karya) Survey dan Aceh, Kalbar, Kaltara, Gorontalo, Sulteng, NTB, Kalsel,
pendampingan Sulbar, Sulsel, Sultra Januari-
Dinas yang membidangi
Desember DJPB,
Perikanan
2019 Penyuluh
10 paket Perikanan DJPB
Asuransi usaha budidaya 34 provinsi
Terfasilitasinya para
Usaha budidaya gagal panen karena Januari-
pembudi daya ikan Survey dan Dinas yang membidangi
3 bencana alam dan faktor eksternal Pembudidaya ikan Desember DJPB,
pembuatan asuransi usaha verifikasi data Perikanan
lainnya 2019 Penyuluh
budidaya
1000 orang Perikanan DJPB
KUSUKA 34 provinsi
Januari-
Terdatanya Pelaku Utama Survey dan Dinas yang membidangi
4 Data Pembudidaya Ikan belum valid Pembudidaya ikan Desember
dan Pelaku Usaha KP verifikasi data Perikanan
2019 Penyuluh
30,000 Perikanan DJPB
Pendampingan Pengujian 34 provinsi
residu produk budidaya Januari-
SKIPM, Dinas yang
dan sertifikasi untuk Desember DJPB,
membidangi Perikanan
ekspor: 2019 Penyuluh
4860 paket Perikanan DJPB
- Sertifikasi CBIB Aceh, Riau, Bengkulu, Banten, Jatim, DI Yogyakarta,
Bali, Kalbar, Kalteng, NTB, Jabar, Lampung, Sulsel, Januari-
Dinas yang membidangi
Maluku, Sumsel, Sultra, Jateng, Kaltim, Kaltara, Sumut Desember UPT DJPB dan
Perikanan
2019 Penyuluh
2000 paket Perikanan DJPB
- Sertifikasi CPIB Jatim, Jateng, Jabar, Lampung, Riau, Sulsel, DI
Produk perikanan hasil Yogyakarta, Kalbar, Sultra, Bali, Sumut, Sumbar Januari-
Produk perikanan budidaya tertolak Survei dan Dinas yang membidangi
5 pembudidaya ikan diterima Pembudidaya ikan Desember UPT DJPB dan
ekspor Pendampingan Perikanan
ekspor 2019 Penyuluh
230 paket Perikanan DJPB
Produk perikanan hasil
Produk perikanan budidaya tertolak Survei dan
5
NO MASALAH KEGIATAN pembudidaya ikan diterima
TUJUAN Pembudidaya
SASARANikan Pendampingan
METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
ekspor
ekspor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
- Monitoring Residu Aceh,Sumut, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar,DI
Yogyakarta, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Sulsel, Sultra, Januari-
Dinas yang membidangi
Sulteng, Sulbar, Kaltim, Kalsel, Kalbar, Kaltara Desember UPT DJPB dan
Perikanan
2019 Penyuluh
2500 paket Perikanan DJPB
- Survaillance Hama Sumbar, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, DI
Penyakit Ikan Yogyakarta, NTB, Kalsel, Kaltim Januari-
Dinas yang membidangi
(Pengambilan dan Desember UPT DJPB dan
Perikanan
pengujian sampel) 2019 Penyuluh
120 paket Perikanan DJPB
Pendampingan Lampung, Kep. Seribu, Kep. Riau, Lombok
Januari-
Dinas yang membidangi
6 Produktivitas KJA rendah Revitalisasi KJA Desember UPT DJPB dan
Perikanan
Meningkatkan produktivitas 2019 Penyuluh
KJA Pembudidaya ikan 250 paket Perikanan DJPB
Fasilitasi akses Pembudidaya memperoleh Pembudidaya ikan Pendampingan 34 provinsi Penyuluh
permodalan tambahan modal Januari- Perikanan Dinas yang membidangi
Kurangnya modal untuk peningkatan
7 Desember Perikanan; Lembaga
skala usaha
2019 Keuangan
DJPB
III. PENGELOLAAN RUANG LAUT
Pemberian 20 kelompok 10 KKPN dan 8 KKPD*) Apr-Nop 2019 UPT lingkup DJPRL
sarana prasarana DJPRL; dan Dinas yang membidangi
Direktorat Kelautan dan Perikanan
Konservasi dan
Masih kurangnya kapasitas dan Kelompok Keanekaragam
Stimulasi pengelolaan dan Meningkatkan kapasitas
sarana prasarana masyarakat masyarakat Penyuluhan 20 kelompok 10 KKPN dan 8 KKPD*) Apr-Nop 2019 Penyuluh BRSDMKP
1 pemanfaatan kawasan kelompok masyarakat
sebagai mitra pengelolaan penggerak tentang Kelautan dan
konservasi penggerak konservasi
konservasi konservasi konservasi; Perikanan
Pendampingan
pemanfaatan
sarana prasarana
Penyaluran Ice Flake Pelaku Pendampingan 10 unit Tanjung Jabung Timur, Jember, Kota Gorontalo, Jan-Des 2019 DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan dan
Machine 5 Ton utama/usaha Halmahera Selatan, Flores Timur, Luwu Timur, Morowali, Dinas yang membidangi
perikanan Parigi Moutong, Tojo Una Una, Buton Utara perikanan
Sebagian besar UPI memproduksi
lebih rendah dari kapasitas
terpasangnya karena kurangnya Meningkatkan mutu atau
2
suplai bahan baku yang memenuhi kesegaran ikan
standar akibat penanganan pasca
panen yang tidak baik
Penyaluran sarana sistem Pelaku Pendampingan 300 unit 34 Provinsi Jan-Des 2019 DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan dan
rantai dingin seperti Chest utama/usaha Dinas yang membidangi
Freezer dan Thermal Ice perikanan perikanan
Gel
Penyaluran mobil Pelaku Pendampingan 25 unit Serang, Mukomuko, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jan-Des 2019 DJPDSP DJPDSP Penyuluh Perikanan dan
berpendingin roda 4 dan utama/usaha Boalemo, Kota Gorontalo, Tanjung Jabung Barat, Dinas yang membidangi
roda 6 perikanan Cirebon, Kota Semarang, Kota Singkawang, Berau, perikanan
Nunukan, Kota Tarakan, Kepulauan Aru, Kota Tual, Pulau
Morotai, Kota Tidore Kepulauan, Mamuju Tengah,
Banggai Laut, Toli-Toli, Bombana, Kota Kendari,
Bolaangmongondow Utara, Bolaangmongondow, Agam
34 provinsi
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
Januari-
Kunjungan Desember
pembinaan, 2019
Tumbuhnya Usaha mikro
Kurangnya kesadaran pelaku Pelaku Latihan dan
Pendampingan legalisasi dan kecil yang memiliki Penyuluh Dinas yang membidangi
2 utama/pelaku usaha dalam utama/Pelaku dukungan 6500 34 provinsi Puslatluh KP
izin Usaha mikro dan Kecil legalitas usaha sebanyak Perikanan perikanan
mengurus izin legalitas usaha usaha fasilitasi
6.500 UMK
pendampngan
legalitas usaha
Januari-
Kunjungan Desember
pembinaan, 2019
Kurangnya pemahaman pelaku Tumbuhnya koperasi Latihan dan
Pendampingan Kelompok pelaku Penyuluh Dinas yang membidangi
3 utama/pelaku usaha dalam perikanan yang berbadan dukungan 60 Puslatluh KP
penumbuhan koperasi utama/usaha KP Perikanan perikanan
berkoperasi hukum 60 Koperasi. fasilitasi
pendampngan
legalitas usaha
Januari-
Percontohan penyuluhan Penyuluh Dinas yang membidangi
Dempond 27 paket 27 Provinsi Desember Puslatluh KP
perikanan Perikanan perikanan
2019
Januari-
Penyuluhan Penyuluh Dinas yang membidangi
Video Conference 34 provinsi 34 provinsi Desember Puslatluh KP
massal Perikanan perikanan
2019
Masih terbatasnya kemampuan Pelaku utama mengakses
Januari-
pelaku utama perikanan dalam informasi teknologi, akses Pelaku Utama/ Penyuluh Dinas yang membidangi
4 Cyber Extension Media tetulis 34 provinsi 34 provinsi Desember Puslatluh KP
mengakses informasi teknologi, permodalan, dan akses Usaha Perikanan Perikanan perikanan
2019
akses permodalan, dan akses pemasaran
pemasaran Januari-
Fasilitasi akses Penyuluh Dinas yang membidangi
Pendampingan 34 provinsi 34 provinsi Desember Puslatluh KP
permodalan Perikanan perikanan
2019
Januari-
Penyuluh Dinas yang membidangi
Fasilitasi akses pemasaran Pendampingan 34 provinsi 34 provinsi Desember Puslatluh KP
Perikanan perikanan
2019
Penyusunan dan
Januari-
Penyebaran materi Meningkatkan penyebaran
Desember
penyuluhan perikanan pengetahuan pelaku utama materi
Rendahnya penerapan materi 2019 Penyuluh Dinas yang membidangi
5 hasil penelitian dan terhadap teknologi Pelaku Utama penyuluhan PM 34 provinsi Puslatluh KP
terekomendasi oleh pelaku utama Perikanan perikanan
pengembangan yang kelautan dan perikanan dalam bentuk
direkomendasi kan yang direkomendasika media cetak,
tertayang,
Januari-
Desember Penyuluh Perikanan, Dinas
Rendahnya kompetensi pelaku Pelatihan non aparatur Meningkatkan kompetensi Pelatihan dan 34 provinsi Puslatluh KP
2019 yang membidangi perikanan
6 utama KP (masyarakat) pelaku utama KP Pelaku utama Praktek 18800 BPPP
Januari-
Meningkatkan kompetensi Pegawai KKP Desember Penyuluh Perikanan, Dinas
Rendahnya kompetensi sebagian sebagian Penyuluh (termasuk Penyuluh Pelatihan dan 34 provinsi 2019 Balai Diklat Puslatluh KP
yang membidangi perikanan
7 Penyuluh Perikanan Pelatihan aparatur Perikanan Perikanan) Praktek 1560 Aparatur
Pelaku utama Januari-
Meningkatkan kompetensi dan/atau pelaku Desember Penyuluh Perikanan, Dinas
34 provinsi Puslatluh KP
pelaku utama KP usaha 2019 yang membidangi perikanan
Rendahnya kompetensi pelaku Sertifikasi kompetensi Assesment 3500 LSP KP
8
utama KP Januari-
inovasi teknologi, adaptif Penyuluh Dinas yang membidangi
34 provinsi 34 provinsi Desember Puslatluh KP
lokasi Pelaku Utama Perikanan perikanan
2019
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
-penyusunan
dokumen rencana
kegiatan dan
anggaran riset
-koordinasi
Masyarakat di lahan pelaksanaan riset
gambut yang yang dilakukan
terwakili oleh dengan peneliti
kelompok terkait
pembudidaya (sumberdaya dan
tingkat utama budidaya ikan
(handal) baik dari lokal, sosial
meningkatkan potensi pembudidaya ikan ekonomi,
percepatan peningkatan maupun pembuatan pemuliaan ikan, Januari- Penyuluh Perikanan dan
Rendahnya suplai industri perikanan Pengembangan Agro Silvo -Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel
9 kesejahteraan masyarakat pakan ikan, di kerjasama (PKS) 1 Desember Pusriskan BRSDM KP Dinas yang membidangi
nasional Fisheries di Lahan Gambut
dan mendukung suplai kawasan hamparan dan jejaring 2019 perikanan
industri perikanan nasional dan wilayah/daerah dengan
lahan gambut yang stakeholder
dapat bersinergi -penyiapan
dengan baik pelaksanaan riset
termasuk untuk adaptif lokasi
keberlanjutan dan aplikatif
percepatan -pemantauan,
pengembangannya evaluasi dan
pelaporan
-pengelolaan data
hasil riset dan
upaya diseminasi
dan ekspose
-inisiasi
-FGD
-Pelaksnaaan
Peningkatan produktivitas kegiatan
alat tangkap melaului (pengenalan
inovasi Teknologi Traps teknologi dan
(set net dan bubu) serta metode Januari- Penyuluh Perikanan dan
Alternatif sistem penangkapan untuk Alat Tangkap Ramah Masyarakat
10 Gillnet, yang dapat menjadi pengoperasian, 1 -cilacap, jawa tengah Desember Pusriskan BRSDM KP Dinas yang membidangi
ikan pelagis maupun demersal Lingkungan nalayan, penyuluh
alternatif sistem uji coba alat 2019 perikanan
penangkapan yang tangkap, uji
produktif untuk ikan pelagis komparasi,
maupun demersal familiarisasi
pengoperasian
alat tangkap)
-temu lapang
-Koordinasi
internal
-koordinasi
dengan
stakeholder -cirebon
Aplikasi Teknologi Alat
-pedagang ikan -pengadaan -pekalongan Januari- Penyuluh Perikanan dan
Alternatif sistem penangkapan untuk Transportasi Ikan Segar
11 keliling barang 5 -yogyakarta Desember Pusriskan BRSDM KP Dinas yang membidangi
ikan pelagis maupun demersal (ALTIS-2) untuk pedagang
-penyuluh perikanan - -bandung 2019 perikanan
Ikan Keliling)
sosialisasi/disemi -semarang
nasi dan serah
terima barang
-evaluasi
pendampingan
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE VOLUME LOKASI WAKTU PELAKSANA PJ PIHAK TERKAIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 14
- Menghasilkan inovasi
-Studi literatur
teknologi pemurnian garam
-reviu hasil
dan pengolahan limbah
pengembangan
garam yang adaptif lokasi
sistem teknologi
dengan melakukan uji
produksi
lokasi pada berbagai
-pendampingan
Inovasi Pematangan kondisi
dan
Teknologi Adaptif Lokasi - Meningkatkan kapasitas
-pelaku utama pengembangan Januari- Penyuluh Perikanan dan
Rendahnya industri garam rakyat Paket Teknologi dan kemampuan produksi -Jakarta, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pamekasan,
12 (pengolah garam, sistem produksi 4 Desember Pusriskel BRSDM KP Dinas yang membidangi
yang higienis Pengolahan Garam untuk garam olahan berdasarkan Situbondo
petambak garam) -pengembangan 2019 perikanan
Menghasilkan Garam paket teknologi dan inovasi
dan ujicoba
Olahan Berkualitas teknologi pemurnian garam
penerapan
dan pengolahan limbah
teknologi
garam yang telah ada
pengolah garam
sebagai upaya terwujudnya
-pendampingan,
industrialisasi garam rakyat
pemantauan dan
melalui penerapan sistem
evaluasi
produksi hiegenis