PENDAHULUAN
luas karena dapat tumbuh secara sengaja oleh manusia maupun secara
Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dimana produksi kelapa pada tahun 2010
mencapai 21.075,71 ton dengan areal tanaman kelapa terluas pada daerah
ton. Daerah Tapango memiliki luas areal tanaman kelapa sebesar 4.460,50 ha
luas areal tanaman 3.352,20 ha dengan jumlah produksi 3.208,63 ton (Dinas
minyak nabati, buah kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein,
vitamin, mineral dan karbohidrat. Daging buah kelapa dapat diolah dan
masyarakat. Salah satu produk olahan sekunder dari buah kelapa adalah
1
Kopra merupakan putih lembaga dari buah kelapa segar yang dapat
drying). Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah
kelapa, dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai 50%
diturunkan hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan (Amin, 2009).
oleh pabrik pengolahan kopra, dengan bahan baku yang berasal dari kelapa
umumnya. Namun, pada tingkat petani kadar air kopra yang dihasilkan tidak
2
1.2 Rumusan Masalah
pembuatan kopra yang ditinjau dari kadar air, kadar minyak, dan kadar asam
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu kopra yang
dasar pertimbangan mengenai proses pembuatan kopra dan mutu kopra yang
ditingkatkan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Ada kalanya pohon
kelapa dapat bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang abnormal,
dataran rendah maupun dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berbuah
dengan baik di daerah dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berubah
pohon ini dapat tumbuh, waktu berbuahnya lebih lambat, produksinya lebih
banyak tersebar di daerah tropis. Kelapa dapat tumbuh di pinggir laut hingga
dataran tinggi. Kelapa dapat dibedakan menjadi kelapa varietas dalam dan
4
Tabel 1. Komposisi Daging Kelapa Berbagai Tingkat Umur
2.2 Kopra
Kopra merupakan salah satu hasil olahan daging buah kelapa yang
cara dijemur atau menggunakan alat pengering buatan dengan cara pengasapan
menghasilkan kopra dengan mutu yang kalah baik jika dibanding kopra hasil
kopra adalah kadar asam lemak bebas (FFA) maksimum 4% (Amin, 2009).
5
Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Mutu Kopra
Persyaratan Mutu
No. Jenis Uji Satuan A
B C
I II
1 Kadar Air (b/b) Maks % 5 5 8 12
2 Kadar Minyak (b/b) Min % 65 60 55 50
Kadar Asam Lemak Bebas dalam
3 %
minyak (asam larut) (b/b) Maks 2 2 3 4
4 Benda asing (b/b) Maks % 0 1 1 1
5 Bagian berkapang (b/b) Maks % 2 2 3 3
Sumber: Standart Nasional Indonesia (SNI) Kopra
kelapa, tergantung besar dan tebal daging buah kelapanya. Harga kopra dari
perdagangan, yaitu mencampur kopra baik dengan kopra jelek. Kopra yang
kurang kering dapat berakibat pada terjadinya kenaikan kandungan asam lemak
buah kelapa dengan berbagai kadar air antara lain adalah sebagai berikut :
nigricans pada kadar air 12 – 20 %, A. Tamarii, A. glaucus sp. pada kadar air
6
Kelemahan metode penjemuran adalah kandungan air yang dapat
menjadi minyak adalah 5-6%. Karena panas yang diperoleh sangat tergantung
cuaca, berapa lama waktu pengeringan pun tidak dapat dipastikan. Pada
secara tidak langsung menghasilkan mutu produk yang lebih baik karena bau
2.3 Pengeringan
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan enersi panas. Hasil
dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara
dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan
nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
sudah lama dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar
air bahan sehingga bahan menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan
alami (natural drying atau disebut juga sun drying) dan pengeringan buatan
7
menjemur di bawah sinar matahari (penjemuran), sedangkan pengeringan
(Obin, 2001).
murah karena sinar matahari tersedia sepanjang tahun dan tidak memerlukan
lantai penjemur atau lamporan berupa lantai semen atau lantai plesteran batu
bata. Lamporan dapat dilengkapi dengan camber (bagian lantai yang berlekuk).
8
Gambar 1. Berbagai Cara Pelaksanaan Penjemuran
Kopra yang dijemur harus dijaga agar tidak terkena air hujan ataupun
embun. Sehingga, pada saat turun hujan atau pada waktu malam hari,
kopra yang memiliki kandungan air masih lebih tinggi dari 10%, bahkan dapat
mencapai 30%, dan belum mantap (masih dapat berubah-ubah antara 10%-
dan warna kopra yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan kopra
panas tergantung pada keadaan alam dan iklim setempat, tempat penjemuran
9
2.3.2 Pengeringan dengan Metode Pengasapan
perlakuan panas, komponen asap dan aliran gas. Proses tersebut biasanya
dapat mempengaruhi nilai gizi pangan melalui reaksi antara senyawa dalam
asap dengan zat gizi pangan. Senyawa dalam asap dapat menyebabkan
yang dimulai pada suhu 400C, dan optimal pada suhu 65-680C. (Tejasari,
2005).
a. Warna kopra menjadi coklat kehitaman dan berbau asap karena terjadi
dinyatakan dalam persen berat basah (wet basis) atau dalam persen berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 %, sedangkan kadar air berat kering dapat lebih dari 100
10
% Kadar air berat basah (b.b) adalah perbandingan antara berat air yang ada
dalam bahan dengan berat total bahan. Kadar air berat basah dapat
adalah 1) Kadar air buah kelapa segar (berkisar 50 – 55%) pada periode 24
minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau
tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam
lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga
11
mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum,
sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan
dengan alat ini pelarut yang dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan
Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, contoh yang diuji harus
cukup kering. Biasanya digunakan contoh dari bekas penentuan kadar air.
Jika contoh masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi, air
dapat turun ke dalam labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit
Kadar asam lemak bebas terdapat dalam minyak atau lemak sejak
bahan mulai dipanen dan jumlahnya akan terus bertambah selama proses
analisis kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa yang sebesar 0.13 %
12
Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan
dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1 persen, jika dicicipi akan
terasa membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik,
lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil
mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang
mengandung asam lemak tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih
13
III. METODE PENELITIAN
pembuatan kopra
14
5. Ditentukan variabel sampel dari tiap lokasi pembuatan kopra sebagai
berikut
Keterangan: K = Kecamatan
D = Desa
15
B. Proses Pembuatan Kopra
Buah Kelapa
Pengupasan Sabut
Kelapa Kupas
Kelapa Belah
Penimbangan
Penjemuran Pengasapan
Daging Kelapa
Pemotongan Penimbangan
Pengasapan
Penimbangan
Penjemuran Penimbangan
Penimbangan Kopra
Kopra
Pengasapan
16
a. Metode Penjemuran
1. Pengupasan Sabut
kelapa (Gambar 3). Seorang pengupas sabut kelapa yang sudah terampil
parang. Air kelapa dalam kelapa kupas yang telah terbelah dikeluarkan.
17
4. Pelepasan Daging Kelapa
menggunakan timbangan.
18
b. Metode Pengasapan
(Gambar 5). Selanjutnya, kelapa belah diasapi selama ± 3 jam dalam rumah
Lapisan 5
± 40 cm
Lapisan 1
Penutup/
± 150 cm
Bahan Bakar
(Sabut Kelapa)
tengah tumpukan daging kelapa setiap jamnya dan pengamatan berat kopra
19
C. Parameter Pengamatan
ditinjau dari kadar air, kadar minyak, dan kadar asam lemak bebas kopra yang
dihasilkan.
a. Kadar Air
selama 24 jam
ditimbang kembali
tetap
persamaan:
𝑊𝑚 𝑊𝑚
m=𝑊 x 100 % = x 100%.....(1)
𝑚 + 𝑊𝑑 𝑊𝑡
20
Keterangan: m = kadar air berat basah (%b.b)
b. Kadar Minyak
W a −W b
%Minyak = x100%.........(2)
Wa
21
6. Dihitung kadar asam lemak bebas dengan menggunakan rumus:
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah produksi 18808,27 ton dan 3791,25 ha varietas kelapa hibrida dengan
pantai karena sebelah selatannya berbatasan dengan Teluk Mandar. Selain itu,
Mandar dengan luas areal tanaman 4877,50 ha dengan produksi 3317,60 ton.
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu lokasi survey pembuatan kopra.
23
Campalagian terdiri 14 desa yaitu Katumbangan Lemo,
dengan mutu yang baik adalah desa Parappe dan Desa Lagi Agi sehingga
a. Kadar Air
Rata-Rata Suhu
Kadar Air
Lokasi Pengeringan (0C)
No Desa Pembuatan Dijemur Diasapi Sampel SNI Kopra Maks. (%bb)
Kopra selama 3 selama 6 Kopra A
B C
hari jam (%bb) I II
1 44,63 - 7,65 5,00 5,00 8,00 12,00
1 Parappe 2 43,96 - 7,03 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 69,50 13,67 5,00 5,00 8,00 12,00
1 41,60 - 8,59 5,00 5,00 8,00 12,00
2 Lagi Agi 2 45,48 - 8,00 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 63,83 14,29 5,00 5,00 8,00 12,00
Sumber : Data Sekunder. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan
Mutu Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan. Unhas. 2012
dengan rata-rata suhu 44,63 0C menghasilkan kopra dengan kadar air 7.65
%bb dan pada lokasi 2 dengan rata-rata suhu 43,96 0C menghasilkan kadar
24
air 7,03%bb. Sedangkan pada lokasi 3 menggunakan metode pengasapan
rata suhu 41,60 0C menghasilkan kopra dengan kadar air 8,59%bb dan pada
dengan rata-rata suhu sebesar 63,83 0C menghasilkan kopra dengan kadar air
14,29%bb.
bahwa berdasarkan SNI Kopra, kadar air kopra dari lokasi 1 dan 2 desa
Parappe dan lokasi 2 desa Lagi Agi memenuhi mutu B dan kadar air kopra
dari lokasi 1 desa Lagi Agi memenuhi mutu C, sedangkan kadar air kopra
dari lokasi 3 desa Parappe dan Lagi Agi belum memenuhi Standar Kadar Air
Kopra. Hal ini disebabkan karena meskipun rata-rata suhu pengeringan yang
25
b. Kadar Minyak
Kadar Minyak
Lokasi Kadar
Sampel SNI Kopra Min. (%bk)
No Desa Pembuatan Air Awal
Kopra Mutu A Mutu
Kopra (%bb) Mutu B
(%bk) I II C
1 52,16 68,78 65,00 60,00 55,00 50,00
1 Parappe 2 49,19 68,41 65,00 60,00 55,00 50,00
3 46,38 69,35 65,00 60,00 55,00 50,00
1 47,69 66,21 65,00 60,00 55,00 50,00
2 Lagi Agi 2 47,88 67,34 65,00 60,00 55,00 50,00
3 44,45 73,92 65,00 60,00 55,00 50,00
Sumber : Data Sekunder. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan
Mutu Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan. Unhas. 2012
pada lokasi 1 dengan kadar air awal 52,16%bb menghasilkan kopra dengan
kadar minyak 68,78%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 49,19%bb
69,35%bk.
Agi, pada lokasi 1 dengan kadar air 47,69%bb awal menghasilkan kadar
minyak 66,21%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 47,88%bb dapat
26
Hasil pengukuran kadar minyak kopra di Kec. Campalagian
menunjukkan bahwa kadar minyak kopra dari seluruh lokasi di desa Parappe
maupun Lagi Agi memenuhi SNI kadar minyak kopra dengan mutu A. Hal ini
disebabkan karena semakin tua umur kelapa maka kadar minyaknya semakin
tinggi. Tingkat umur daging kelapa dapat diketahui dari kadar airnya, dimana
semakin rendah kadar air daging kelapa maka tingkat umur kelapa tersebut
semakin tua.
kadar asam lemak bebas kopra 1,30%. Pada lokasi 2 dengan lama
pengolahan yang sama dengan kadar air akhir kopra 7,03%bb dapat
27
menghasilkan kadar asam lemak bebas kopra 1,32%. Sedangkan pada lokasi
kadar air akhir kopra 13,67%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak bebas
kopra 1,35%.
Agi, pada lokasi 1 dengan pengolahan yang dilakukan selama 3 hari dengan
kadar air akhir kopra 8,59%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak bebas
kopra 1,44%. Pada lokasi 2 dengan lama pengolahan yang sama dengan
kadar air akhir kopra 8,00%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak bebas
selama sehari (pengasapan) dengan kadar air akhir kopra 14,29%bb dapat
seluruh lokasi di desa Parappe dan Lagi Agi memenuhi SNI asam lemak
lemak bebas adalah lamanya proses pengolahan dan kadar air kopra selama
Mapilli merupakan penghasil kelapa dalam yang cukup besar dengan luas
28
areal tanaman 3124.30 ha dengan produksi 3051.57 ton. Berdasarkan hal
lokasi, desa yang berpotensi menghasilkan kopra dengan mutu yang baik
adalah Desa Segerang dan Desa Rumpa sehingga dapat dijadikan sebagai
a. Kadar Air
Rata-Rata Suhu
Kadar Air
Lokasi Pengeringan (0C)
No Desa Pembuatan Dijemur Diasapi Sampel SNI Kopra Maks. (%bb)
Kopra selama 4 selama 6 Kopra A
B C
hari jam (%bb) I II
1 41,69 - 8,62 5,00 5,00 8,00 12,00
1 Rumpa 2 42,13 - 9,87 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 67,50 14,95 5,00 5,00 8,00 12,00
1 42,13 - 10,16 5,00 5,00 8,00 12,00
2 Segerang 2 40,28 - 9,15 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 69,67 15,29 5,00 5,00 8,00 12,00
Sumber : Data Sekunder. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan
Mutu Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan. Unhas. 2012
29
8.62%bb dan pada lokasi 2 dengan rata-rata suhu 42,13 0C menghasilkan
rata suhu 42,13 0C menghasilkan kopra dengan kadar air 10,16%bb dan pada
dengan rata-rata suhu sebesar 69.67 0C menghasilkan kopra dengan kadar air
15,29%bb.
bahwa kadar air kopra pada lokasi 1 dan 2 di Desa Rumpa dan Segerang
memenuhi mutu C. Sedangkan kadar air kopra dari lokasi 3 di desa Rumpa
30
b. Kadar Minyak
pada lokasi 1 dengan kadar air awal 51.97%bb menghasilkan kopra dengan
kadar minyak 69,85%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 53.17%bb
70,82%bk.
Segerang, pada lokasi 1 dengan kadar air awal 50,89%bb kadar minyak
69,33%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 48,82%bb dapat
31
Hasil pengukuran kadar minyak kopra di Kec. Mapilli menunjukkan
bahwa hanya kadar minyak kopra dari lokasi 3 desa Segerang yang
Hal ini disebabkan karena kadar air awal daging kelapa lebih tinggi
kadar asam lemak bebas kopra 2,01%. Pada lokasi 2 dengan lama
pengolahan yang sama dengan kadar air akhir kopra 9,87%bb dapat
menghasilkan kadar asam lemak bebas kopra 1,32%. Sedangkan pada lokasi
32
3 dengan pengolahan yang dilakukan selama sehari (pengasapan) dengan
kadar air akhir kopra 14,95%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak bebas
kopra 1,33%.
dengan kadar air akhir kopra 10,16%bb dapat menghasilkan kadar asam
lemak bebas kopra 1,31%. Pada lokasi 2 dengan lama pengolahan yang sama
dengan kadar air akhir kopra 9,15%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak
menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas kopra dari lokasi 3 belum
memenuhi Standar Asam Lemak Bebas Kopra karena kadar air kopra selama
penyimpanan sangat tinggi sedangkan kadar asam lemak bebas dari lokasi 1
desa Rumpa memenuhi mutu B dan kopra dari lokasi lainnya memenuhi mutu
A.
Tapango merupakan penghasil kelapa dalam yang cukup besar dengan luas
33
areal tanaman 3330 ha dengan produksi 3112,45 ton dan juga penghasil
kelapa hibrida terbesar di Kab. Polewali Mandar dengan luas areal tanaman
bahan untuk pembuatan kopra sehingga dijadikan sebagai salah satu lokasi
Riso, Batu, Palatta, Rappang, Bussu, dan Kurra. Berdasarkan hasil survey
lokasi, desa yang berpotensi menghasilkan kopra dengan mutu yang baik
adalah Desa Peitakan dan Dakka sehingga dapat dijadikan sebagai lokasi
a. Kadar Air
Rata-Rata Suhu
Kadar Air
Lokasi Pengeringan (0C)
No Desa Pembuatan Dijemur Diasapi Sampel SNI Kopra Maks. (%bb)
Kopra selama 5 selama 6 Kopra A
B C
hari jam (%bb) I II
1 40,33 - 3,58 5,00 5,00 8,00 12,00
1 Pelitakan 2 41,03 - 4,10 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 72,00 13,91 5,00 5,00 8,00 12,00
1 36,98 - 12,60 5,00 5,00 8,00 12,00
2 Dakka 2 40,03 - 5,11 5,00 5,00 8,00 12,00
3 - 73,50 13,59 5,00 5,00 8,00 12,00
Sumber : Data Sekunder. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu
Pangan. Ilmu dan Teknologi Pangan. Unhas. 2012
34
Berdasarkan hasil pengukuran kadar air kopra di Desa Pelitakan,
suhu 36,98 0C menghasilkan kopra dengan kadar air 12,60%bb dan pada
dengan rata-rata suhu sebesar 73,50 0C menghasilkan kopra dengan kadar air
13,59%bb.
bahwa kadar air kopra dari lokasi 3 di desa Pelitkan, lokasi 1 dan 3 desa
Dakka belum memenuhi Standar Kadar Air, sedangkan kadar air kopra dari
lokasi 2 desa Dakka memenuhi mutu B dan lokasi 1 dan 2 desa Pelitakan
memenuhi mutu A.
35
b. Kadar Minyak
kadar minyak 64,53%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 63,33%bb
70,52%bk.
pada lokasi 1 dengan kadar air awal 54,80%bb menghasilkan kadar minyak
61,06%bk dan pada lokasi 2 dengan kadar air awal 56,99%bb dapat
36
Hasil pengukuran kadar minyak kopra di Kec. Tapango menunjukkan
bahwa kadar minyak kopra dari lokasi 2 desa Pelitakan dan Dakka memenuhi
mutu B, sedangkan kadar minyak kopra dari lokasi lainnya memenuhi mutu
A.
Tabel 11. Hasil Pengukuran Asam Lemak Bebas Kopra Di Kec. Tapango
kadar asam lemak bebas kopra 1,18%. Pada lokasi 2 dengan lama
pengolahan yang sama dengan kadar air akhir kopra 4,10%bb dapat
menghasilkan kadar asam lemak bebas kopra 1,64%. Sedangkan pada lokasi
37
3 dengan pengolahan yang dilakukan selama sehari (pengasapan) dengan
kadar air akhir kopra 13,91%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak bebas
kopra 2,36%.
dengan kadar air akhir kopra 12,60%bb dapat menghasilkan kadar asam
lemak bebas kopra 2,40%. Pada lokasi 2 dengan lama pengolahan yang sama
dengan kadar air akhir kopra 5,11%bb dapat menghasilkan kadar asam lemak
menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas kopra dari lokasi 3 desa
38
V. PENUTUP
Kesimpulan
memenuhi kadar air SNI kopra dengan mutu B, tetapi dengan cara pengasapan
belum memenuhi kadar air SNI kopra, sedangkan kadar minyak dan asam
memenuhi kadar air SNI kopra dengan mutu C, tetapi dengan cara pengasapan
belum memenuhi kadar air SNI kopra, sedangkan kadar minyak dan asam
memenuhi kadar air SNI kopra dengan mutu B, tetapi dengan cara pengasapan
belum memenuhi kadar SNI kopra, sedangkan kadar minyak dan asam lemak
4. Proses pembuatan kopra yang sebaiknya dilakukan agar memenuhi kadar air
SNI kopra dengan mutu A, cara penjemuran minimal dilakukan selama 4 hari
dengan cuaca penuh terik matahari dan suhu rata-rata radiasi matahari di atas
pengeringan dengan susunan tumpukan kopra yang bergantian setiap 2-3 jam
agar bahan kering dengan merata dan menggunakan model rak pengering serta
39
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Sarmidi. 2009. Cocopreneurship. Aneka Peluang Bisnis dari Kelapa. Lily
Publisher. Yogyakarta.
Makassar.
Makassar
Salunkhe, J.K, R.N. Chavan, S. Adsule, dah Khamdam. 1992. World Oil Seeds:
van nostrans.
Tejasari, 2005. Nilai Gizi Pangan Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Roma.
40
Lampiran 1. Luas Areal Tanaman, Jumlah Produksi dan Jumlah Petani
Kelapa Kabupaten Polewali Mandar
Kelapa Dalam Kelapa Hibrida
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Jumlah Jumlah
Produksi Petani Produksi Petani
(Ha) (Ha)
(Ton) (KK) (Ton) (KK)
1 Binuang 2604.00 2239.66 3253 387.50 231.98 605
2 Polewali 119.75 104.45 382 16.50 14.40 35
3 Anreapi 564.20 329.45 845 12.50 8.64 11
4 Matakali 573.25 295.35 1923 504.00 395.09 792
5 Wonomulyo 442.25 373.45 2371 - - -
6 Mapilli 3124.30 3051.57 3140 227.90 157.06 364
7 Tapango 3330.00 3112.45 3820 1130.50 600.49 1660
8 Luyo 1405.00 1166.55 2865 501.50 254.88 683
9 Campalagian 4877.50 3317.60 5297 485.50 312.48 613
10 Balanipa 1000.65 871.92 1122 28.50 11.62 30
11 Tinambung 2099.80 1990.45 3740 189.30 99.36 260
12 Limboro 1494.05 1360.76 425 140.95 80.64 115
13 Alu 490.25 397.10 625 35.00 8.45 89
14 Matangnga 172.50 41.36 171 - - -
15 Tutar 114.15 88.55 266 1.00 0.67 12
16 Bulo 89.40 67.60 248 130.60 91.68 184
Jumlah 22501.05 18808.27 30493 3791.25 2267.44 5453
Sumber: Data Sekunder, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polman, 2010
41
Lampiran 2. Lokasi Survey Pembuatan Kopra dan Metode Pengeringan yang
Digunakan
Lokasi
Kecamatan Desa Metode
No. Pembuatan
(K) (D) Pengeringan
Kopra (T)
1 Penjemuran
Parappe 2 Penjemuran
3 Pengasapan
1
Campalagian 1 Penjemuran
Lagi Agi 2 Penjemuran
3 Pengasapan
1 Penjemuran
Rumpa 2 Penjemuran
3 Pengasapan
2
Mapilli 1 Penjemuran
Segerang 2 Penjemuran
3 Pengasapan
1 Penjemuran
Pelitakan 2 Penjemuran
3 Pengasapan
3
Tapango 1 Penjemuran
Dakka 2 Penjemuran
3 Pengasapan
42
Lampiran 3. Data Hasil Survey Pembuatan Kopra dengan Metode Penjemuran
Suhu Ka. Kadar Minyak
Lokasi Berat Ka. Air Lama Ka.
Tingkat Rata- Air
No Kecamatan Desa Pembuatan Awal Awal Dijemur ALB
Umur Rata Akhir %bb %bk
Kopra (g) (%)bb (Hari) (%)
(C0) %bb
Parappe 1 441.70 52.16 setengah tua 3 44.63 7.65 32.90 68.78 1.30
2 418.20 49.19 setengah tua 3 43.96 7.03 34.76 68.41 1.32
1 Campalagian
Lagi Agi 1 488.60 47.69 setengah tua 3 41.60 8.59 34.64 66.21 1.44
2 425.80 47.88 setengah tua 3 45.48 8.00 35.09 67.34 1.57
Rumpa 1 303.60 51.97 setengah tua 4 41.69 8.62 33.55 69.85 2.01
2 404.10 53.17 setengah tua 4 42.13 9.87 31.84 67.99 1.32
2 Mapilli
Segerang 1 422.10 50.89 setengah tua 4 40.28 10.16 34.05 69.33 1.31
2 480.70 48.82 setengah tua 4 40.38 9.15 37.59 73.46 1.02
Pelitakan 1 397.40 54.69 setengah tua 5 40.33 3.58 29.24 64.53 1.18
2 356.60 63.33 setengah tua 5 41.03 4.10 21.56 58.79 1.64
3 Tapango
Dakka 1 432.20 54.80 setengah tua 5 36.98 12.60 27.60 61.06 2.40
2 379.50 56.99 setengah tua 5 40.03 5.11 21.81 50.71 1.40
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Kab. Polewali Mandar. 2011
43
Lampiran 4. Data Hasil Survey Pembuatan Kopra dengan Metode Pengasapan
Sampel Suhu Kadar Minyak
Lokasi Berat Ka. Air Lama Ka. Air Ka.
Pada Rata-
No Kecamatan Desa Pembuatan Awal Awal Tingkat Umur Diasapi Akhir ALB
Lapisan Rata (%)bb (%)bk (%)
Kopra (g) (%)bb (jam) 0 (%)bb
Ke- (C )
1 548.00 46.06 tua 6 7.69 38.98 72.27 1.43
2 612.40 44.42 tua 6 10.34 35.53 63.93 1.33
Parappe 3 3 633.30 46.64 tua 6 69.50 12.62 37.03 69.38 1.28
4 515.00 48.50 setengah tua 6 18.28 36.84 71.52 1.40
5 651.50 46.30 tua 6 19.42 37.39 69.63 1.31
1 Campalagian
1 276.80 42.21 tua 6 8.18 41.93 72.55 1.38
2 327.10 42.40 tua 6 9.11 41.77 72.52 1.62
Lagi Agi 3 3 425.20 42.98 tua 6 63.83 10.85 41.99 73.64 1.54
4 283.10 46.06 tua 6 20.39 40.20 74.54 1.63
5 331.90 48.58 setengah tua 6 22.91 39.26 76.36 1.75
1 511.50 47.84 setengah tua 6 8.78 39.58 75.88 1.53
2 320.90 51.73 setengah tua 6 13.37 31.60 65.47 1.29
Rumpa 3 3 411.50 47.63 setengah tua 6 67.50 13.34 36.55 69.79 1.33
4 346.90 41.93 tua 6 11.17 41.78 71.94 1.28
5 408.60 56.90 setengah tua 6 28.07 30.60 71.00 1.23
2 Mapilli
1 385.10 52.59 setengah tua 6 8.47 29.49 62.20 4.04
2 395.00 63.70 setengah tua 6 20.03 17.78 48.97 7.48
Segerang 3 3 381.60 55.13 setengah tua 6 69.67 10.22 26.70 59.51 4.09
4 297.70 58.50 setengah tua 6 21.72 26.51 63.89 2.37
5 442.60 50.32 setengah tua 6 16.03 31.81 64.03 3.99
1 299.80 49.73 setengah tua 6 12.11 36.38 72.38 2.30
2 468.30 52.07 setengah tua 6 14.51 34.56 72.09 2.14
Pelitakan 3 3 327.40 44.60 tua 6 72.00 10.64 42.54 76.79 1.84
4 315.80 49.32 setengah tua 6 16.23 32.72 64.56 3.15
5 268.70 47.41 setengah tua 6 16.08 35.12 66.79 2.36
3 Tapango
1 424.10 57.94 setengah tua 6 15.43 30.20 71.80 3.66
2 403.40 55.90 setengah tua 6 12.37 32.20 73.00 3.00
Dakka 3 3 409.30 54.14 setengah tua 6 73.50 13.07 28.04 61.15 2.17
4 421.40 51.58 setengah tua 6 13.56 32.77 67.67 3.27
5 329.30 49.77 setengah tua 6 13.51 33.26 66.20 2.54
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Kab. Polewali Mandar. 201
44
Lampiran 5. Perubahan Kadar Air Kopra dengan Metode Penjemuran
Kadar Kadar Air Setelah Penjemuran (%)bb Suhu
Lokasi
Air Rata-
No Kecamatan Desa Pembuatan Hari Hari Hari
Awal Hari I Hari IV rata
Kopra II III V
(%)bb (C0)
1 52.16 30.34 14.29 7.65 44.63
Parappe
2 49.19 29.77 13.65 7.03 43.96
1 Campalagian
1 47.69 29.84 15.04 8.59 41.60
Lagi Agi
2 47.88 26.98 14.18 8.00 45.48
1 51.97 35.56 20.31 13.20 8.62 41.69
Rumpa
2 53.17 40.08 22.64 13.78 9.87 42.13
2 Mapilli
1 50.89 34.21 23.81 19.92 10.16 40.28
Segerang
2 48.82 33.74 23.90 19.93 9.15 40.38
1 54.69 32.24 16.13 7.65 4.91 3.58 40.33
Pelitakan
2 63.33 41.73 21.74 10.35 6.34 4.10 41.03
3 Tapango
1 54.80 47.10 39.97 24.42 18.41 12.60 36.98
Dakka
2 56.99 49.32 34.51 14.91 9.19 5.11 40.03
Sumber : Data Primer Setelah Diolah. Di Kec. Campalagian, Mapilli dan Tapango. Kab. Polewali
Mandar. 2011
45
Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Selama Penjemuran
Kadar Berat Sampel Setelah Penjemuran Kadar
Lokasi Berat
Air (g) Air
No Kecamatan Desa Pembuatan Awal
Awal Hari Hari Akhir
Kopra (g) Hari I Hari II Hari V
(%)bb III IV (%)bb
1 441.70 52.16 345.30 274.40 245.10 7.65
Parappe
2 418.20 49.19 337.00 269.60 241.90 7.03
1 Campalagian
1 488.60 47.69 401.40 329.10 297.60 8.59
Lagi Agi
2 425.80 47.88 336.80 282.30 256.00 8.00
1 303.60 51.97 253.80 207.50 185.90 172.00 8.62
Rumpa
2 404.10 53.17 351.20 280.70 244.90 229.10 9.87
2 Mapilli
1 422.10 50.89 351.70 307.80 291.40 250.20 10.16
Segerang
2 480.70 48.82 408.20 360.90 341.80 290.00 9.15
1 397.40 54.69 308.20 244.20 210.50 199.60 194.30 3.58
Pelitakan
2 356.60 63.33 279.60 208.30 167.70 153.40 145.40 4.10
3 Tapango
1 432.20 54.80 398.90 368.10 300.90 274.90 249.80 12.60
Dakka
2 379.50 56.99 350.40 294.20 219.80 198.10 182.60 5.11
Sumber: Data Primer. Kopra Di Kec. Campalagian, Mapilli dan Tapango. Kab. Polewali Mandar. 2011
46
Lampiran 8. Data Hasil Pengukuran Berat Selama Pengasapan
Sampel Kadar Berat Sampel Kadar
Lokasi Berat
Pada Air Setelah Air
No Kecamatan Desa Pembuata Awal
Lapisan Awal Pengasapan (g) Akhir
n Kopra (g)
Ke- (%)bb 3 jam I 3 jam II (%)bb
1 548.00 46.06 409.50 337.70 7.69
2 612.40 44.42 525.20 403.70 10.34
Parappe 3 3 633.30 46.64 538.70 417.90 12.62
4 515.00 48.50 465.60 359.40 18.28
5 651.50 46.30 588.50 476.40 19.42
1 Campalagian
1 276.80 42.21 228.50 182.60 8.18
2 327.10 42.40 282.30 218.20 9.11
Lagi Agi 3 3 425.20 42.98 357.90 288.60 10.85
4 283.10 46.06 255.60 210.40 20.39
5 331.90 48.58 301.20 246.70 22.91
1 511.50 47.84 401.10 311.70 8.78
2 320.90 51.73 263.40 197.80 13.37
Rumpa 3 3 411.50 47.63 350.50 270.40 13.34
4 346.90 41.93 299.60 240.20 11.17
5 408.60 56.90 375.20 290.80 28.07
2 Mapilli
1 385.10 52.59 237.50 215.20 8.47
2 395.00 63.70 246.60 222.50 20.03
Segerang 3 3 381.60 55.13 225.10 210.20 10.22
4 297.70 58.50 198.90 188.20 21.72
5 442.60 50.32 306.70 290.80 16.03
1 299.80 49.73 216.00 187.00 12.11
2 468.30 52.07 335.70 292.40 14.51
Pelitakan 3 3 327.40 44.60 240.30 216.20 10.64
4 315.80 49.32 249.40 211.30 16.23
5 268.70 47.41 216.10 184.50 16.08
3 Tapango
1 424.10 57.94 319.20 243.80 15.43
2 403.40 55.90 296.40 227.80 12.37
Dakka 3 3 409.30 54.14 312.60 241.20 13.07
4 421.40 51.58 315.50 261.20 13.56
5 329.30 49.77 270.80 209.90 13.51
Sumber: Data Primer. Kopra Di Kec. Campalagian, Mapilli dan Tapango. Kab. Polewali Mandar. 2011
47
Lampiran 9. Data Hasil Pengukuran Suhu Selama Penjemuran
Lokasi Suhu Penjemuran (˚C) tiap jam
Hari
Kecamatan Desa Pembuatan dari pukul 08.00-16.00
ke-
Kopra 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
1 34 38.5 44 45 42 41.5 39 35
1 2 45 55 56 55 55 48 49 32
3 32 41 41 50.5 53.5 53 44 42
Parappe
1 33 38.5 44 45 42 41.5 39 35
2 2 42 55 56 55 55 48 34 30
3 36 44 43 50.5 53.5 53 40 42
Campalagian
1 40 35 41 39 39 42 32 33.5
1 2 30 35 43.5 47 42 47 45 40
3 40 42 47.5 51 46 48 46 47
Lagi Agi
1 42 38 46 48 46 50 42 41
2 2 31 36 45.5 49 50 50 48 43
3 42 46 50 51.5 53.5 50 47 46
1 42 43 43 45 53 51 51 45
2 34 35 38 45 49 43 54 36
1
3 34 34 43 49 38 33 33 33
4 38 42 50 49 44 38 35 34
Rumpa
1 42 43 43 43 51 51 51 45
2 34 35 41 46 46 50 54 36
2
3 34 34 44 51 38 33 33 33
4 38 47 51 49 45 38 35 34
Mapilli
1 39 38 50 51 50 45 38 35
2 34 35 38 41 42 44 38 34
1
3 30 34 34 38 35 32 30 28
4 39 45 50 50 54 51 50 37
Segerang
1 40 42 50 51 50 46 38 35
2 34 35 38 41 41 45 38 33
2
3 30 34 34 38 34 31 30 28
4 38 43 49 50 54 52 52 38
1 36 41 43 51 54 44 39 35
2 34 35 40 44 39 34 30 30
1 3 35 39 42 49 52 46 38 36
4 30 31 33 39 49 50 40 39
5 34 39 45 49 52 52 36 29
Pelitakan
1 36 42 43 50 55 50 39 36
2 34 36 41 46 42 34 30 30
2 3 35 39 43 53 54 46 40 36
4 30 31 34 40 50 50 43 39
5 36 39 42 48 52 52 36 29
Tapango
1 31 35 36 34 30 30 29 29
2 33 34 40 40 41 37 35 39
1 3 35 39 42 43 44 44 39 39
4 33 36 39 41 35 30 30 30
5 36 38 42 43 45 44 40 37
Dakka
1 34 36 40 39 38 34 30 29
2 35 36 42 43 43 37 35 39
2 3 36 42 47 54 50 48 42 39
4 35 37 41 43 38 34 30 30
5 40 46 50 50 51 45 42 37
Sumber : Data Primer. Suhu Udara Di Sekitar Penjemuran Daging Kelapa. 2011
48
Lampiran 10. Data Hasil Pengukuran Suhu Selama Pengasapan
Lokasi Suhu Pengasapan (˚C) tiap jam
Kecamatan Desa Pembuatan
1 2 3 4 5 6
Kopra
Parappe 3 76 62 63 72 74 70
Campalagian
Lagi Agi 3 68 62 59 64 61 69
Rumpa 3 65 68 76 60 71 65
Mapilli
Segerang 3 67 71 76 68 71 65
Pelitakan 3 66 73 78 68 70 77
Tapango
Dakka 3 69 70 77 67 79 79
Sumber : Data Primer . Suhu Diukur Pada Ruang Pengasapan Daging Kelapa.
2011
49
Lampiran 12. Data Pengukuran Kadar Air Kopra Hasil Pengasapan
Berat Berat Sampel Setelah di Oven (g)
Lokasi Sampel
Awal
No Kecamatan Desa Pembuatan Pada 30 menit I 30 menit II
Sampel 24 jam
Kopra Lapisan Ke- setelah 24 jam setelah 24 jam
(g)
1 335.34 293.78 293.83 293.79
2 400.65 338.94 338.81 338.65
Parappe 3 3 414.40 336.68 336.54 336.40
4 353.26 264.91 264.75 263.37
5 470.93 349.33 348.87 348.33
1 Campalagian
1 182.47 157.66 157.68 157.68
2 217.92 186.33 186.35 186.36
Lagi Agi 3 3 288.55 240.25 240.29 240.30
4 209.88 150.27 150.30 150.29
5 245.72 168.20 168.19 168.21
1 300.93 264.96 264.98 264.97
2 184.80 152.91 152.96 152.95
Rumpa 3 3 257.88 213.76 213.79 213.79
4 229.87 199.68 199.71 199.71
5 257.95 174.33 174.38 174.38
2 Mapilli
1 214.07 180.52 180.52 180.51
2 218.00 141.39 141.42 141.37
Segerang 3 3 208.25 169.30 169.31 169.26
4 185.46 121.87 121.86 121.83
5 287.90 216.13 218.11 218.05
1 178.88 148.90 148.89 148.91
2 275.75 222.47 222.40 222.45
Pelitakan 3 3 209.63 179.53 179.54 179.57
4 203.13 158.35 158.33 158.33
5 172.37 139.26 139.22 139.29
3 Tapango
1 228.40 176.66 176.63 176.62
2 214.04 175.92 175.91 175.93
Dakka 3 3 228.80 185.92 185.92 185.92
4 247.15 202.17 202.14 202.18
5 198.66 163.62 163.62 163.67
Sumber: Data Primer. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu. Ilmu dan Teknologi
Pangan. Unhas. 2011
50
Lampiran 13. Data Pengukuran Kadar Minyak Kopra Hasil Penjemuran
Lokasi Berat Sampel (g)
Berat
No Kecamatan Desa Pembuatan Sebelum di Setelah di
Air (g)
Kopra Ekstraksi Ekstraksi
1 2.0822 0.6500 2.2706
Parappe
2 2.0068 0.6339 1.9426
1 Campalagian
1 2.0071 0.6781 1.8295
Lagi Agi
2 2.0022 0.6540 1.8394
1 2.0089 0.6057 2.1734
Rumpa
2 2.0185 0.6462 2.2920
2 Mapilli
1 2.0078 0.6157 2.0802
Segerang
2 2.0071 0.5327 1.9149
1 1.9912 0.7062 2.4030
Pelitakan
2 1.9915 0.8207 3.4388
3 Tapango
1 1.9940 0.7765 2.4176
Dakka
2 1.9986 0.9851 2.6483
Sumber: Data Primer. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu. Ilmu dan
Teknologi Pangan. Unhas. 2011
51
Lampiran 14. Data Pengukuran Kadar Minyak Kopra Hasil Pengasapan
Sampel Berat Sampel (g)
Lokasi
Pada Berat
No Kecamatan Desa Pembuatan Sebelum Setelah
Lapisan Air (g)
Kopra diekstrak diekstrak
Ke-
1 2.0018 0.5550 1.7096
2 2.0057 0.7235 1.6028
Parappe 3 3 2.0025 0.6131 1.7500
4 2.0007 0.5697 1.8838
5 2.0154 0.6120 1.7376
1 Campalagian
1 2.0007 0.5492 1.4614
2 2.0040 0.5506 1.4753
Lagi Agi 3 3 2.0035 0.5282 1.5100
4 2.0092 0.5116 1.7160
5 2.0008 0.4730 1.8904
1 2.0024 0.4830 1.8367
2 2.0055 0.6925 2.1495
Rumpa 3 3 2.0001 0.6042 1.8188
4 2.0015 0.5616 1.4453
5 2.0022 0.5806 2.6429
2 Mapilli
1 2.0084 0.7592 2.2280
2 2.0074 1.0243 3.5228
Segerang 3 3 1.9988 0.8093 2.4562
4 2.0026 0.7232 2.8228
5 2.0118 0.7236 2.0380
1 1.9825 0.5475 1.9615
2 2.0064 0.5599 2.1796
Pelitakan 3 3 1.9994 0.4640 1.6096
4 2.0371 0.7219 1.9821
5 1.9992 0.6639 1.8025
3 Tapango
1 1.9220 0.5420 2.6481
2 2.0228 0.5461 2.5638
Dakka 3 3 1.9627 0.7626 2.3172
4 1.9854 0.6418 2.1148
5 2.0034 0.6771 1.9847
Sumber: Data Primer. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu. Ilmu dan Teknologi
Pangan. Unhas. 2011
52
Lampiran 15. Data Pengukuran Kadar Asam Lemak Bebas Kopra Hasil
Penjemuran
Lokasi
Berat Titrasi (ml
No Kecamatan Desa Pembuatan
Sampel (g) NaOH)
Kopra
1 2.0040 1.30
Parappe
2 2.0283 1.34
1 Campalagian
1 2.0086 1.44
Lagi Agi
2 2.0092 1.57
1 2.0005 2.01
Rumpa
2 2.0098 1.32
2 Mapilli
1 2.0093 1.31
Segerang
2 2.0101 1.02
1 2.0043 1.18
Pelitakan
2 2.0336 1.66
3 Tapango
1 2.0050 2.40
Dakka
2 2.0042 1.40
Sumber: Data Primer. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan
Mutu. Ilmu dan Teknologi Pangan. Unhas. 2011
53
Lampiran 16. Data Pengukuran Kadar Asam Lemak Bebas Kopra Hasil Pengasapan
Lokasi
Sampel Pada Berat Titrasi (ml
No Kecamatan Desa Pembuatan
Lapisan Ke- Sampel (g) NaOH)
Kopra
1 2.0026 1.4300
2 2.0170 1.3400
Parappe 3 3 2.0008 1.2800
4 2.0114 1.4100
5 2.0204 1.3200
1 Campalagian
1 2.0080 1.3800
2 2.0046 1.6200
Lagi Agi 3 3 2.0046 1.5400
4 2.0029 1.6300
5 2.0053 1.7500
1 2.0041 1.5300
2 2.0151 1.3000
Rumpa 3 3 2.0029 1.3300
4 2.0045 1.2800
5 2.0055 1.2300
2 Mapilli
1 1.9786 3.9900
2 2.0067 7.4900
Segerang 3 3 1.9922 4.0700
4 1.9987 2.3600
5 1.9943 3.9700
1 2.0049 2.3000
2 2.0039 2.1400
Pelitakan 3 3 1.9997 1.8400
4 1.9981 3.1400
5 1.9984 2.3500
3 Tapango
1 1.9963 3.6500
2 2.0038 3.0000
Dakka 3 3 1.9944 2.1600
4 2.0006 3.2700
5 2.0002 2.5400
Sumber: Data Primer. Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu. Ilmu
dan Teknologi Pangan. Unhas. 2011
54
Lampiran 17. Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar
Keterangan:
1 : Desa Parappe
2 : Desa Lagi Agi
3 : Desa Rumpa
4 : Desa Segerang
5 : DesaPelitakan
6 : Desa Dakka
55
Lampiran 18. Peta Topografi Kabupaten Polewali Mandar
Keterangan:
1 : Desa Parappe
2 : Desa Lagi Agi
3 : Desa Rumpa
4 : Desa Segerang
5 : DesaPelitakan
6 : Desa Dakka
56
Lampiran 19. Foto Alat Pengupas Sabut (kiri) dan Pelepas Daging Kelapa (kanan)
57
Lampiran 20. Foto Lokasi Pembuatan Kopra Di Kec. Campalagian
K1D1T1 (Penjemuran Kopra Milik Ibu K1D1T2 (Penjemuran Kopra Milik Ibu K1D1T3 (Pengasapan Kopra Milik Pak
Jalani. Desa Parappe, Kec. Campalagian) Sadaria, Desa Parappe, Kec. Campalagian) Hamsar, Desa Parappe, Kec. Campalagian)
K2D2T1 (Penjemuran Kopra Milik Ibu Ida, K2D2T2 (Penjemuran Kopra Milik Pak K2D2T3 (Pengasapan Kopra Pak Ikhsan
Desa Segerang, Kec. Mapilli) Hendra, Desa Segerang, Kec. Mapilli) Desa. Segerang, Kec. Mapilli.
59
Lampiran 22. Foto Lokasi Pembuatan Kopra Di Kec. Tapango
K3D1T1 (Penjemuran Kopra Ibu Masiah, K3D1T2 (Penjemuran Kopra Ibu Halija, Desa K3D1T3 (Pengasapan Kopra Pak Kasim Desa
Desa Pelitakan Kecamatan Tapango) Pelitakan, Kec. Tapango) Pelitakan, Kec Tapango)
K3D2T1 (Penjemuran Kopra Ibu Arni Desa K3D2T2 (Penjemuran Kopra Ibu Fitri Desa K3D2T3 (Pengasapan Kopra Pak Nasaruddin
Dakka, Kec. Tapango.) Dakka, Kec. Tapango) Desa Dakka, Kec. Tapango)
60