Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya

dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara,

membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Masyarakat dunia

informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan

infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat.

Saat ini masyarakat dapat berkomunikasi dengan menggunakan alat

komunikasi yang dinamakan telepon genggam atau handphone. Handphone

adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar

yang sama dengan telepon konvensional, namun dapat dibawa ke mana-mana dan

tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel atau

nirkabel. Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem

GSM (Global System For Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code

Division Multiple Access).

Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi Kehadiran

handphone menjadi sebuah trend tersendiri dikalangan masyarakat luas khususnya

di Indonesia. Hampir semua golongan usia saat ini memiliki handphone. Dari hal

ini dapat terlihat bahwa kebutuhan akan handphone sangat tinggi.

Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas

membuat perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha berlomba-lomba

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan citra

1
2

merek (brand image) produk yang mereka miliki. Strategi untuk dapat memenangi

pasar salah satunya adalah dengan menggunakan strategi merek. Merek

merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran karena kegiatan

memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa tidak terlepas dari merek

yang tertera pada produk tersebut.

Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan

citra merek yang mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang

dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat

sasaran. Kebutuhan konsumen yang semakin tidak terbatas berkembang dari

waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa Dampak

besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup modern yang cenderung praktis

menuntut orang melakukan pekerjaan dengan cara yang cepat serta mudah. Hal

ini berlaku juga dalam bidang komunikasi.

Menurut Peter dan Olson (2000:162) keputusan pembelian adalah proses

pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Jika konsumen

tidak memiliki pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk

mempercayai merek yang disukai atau yang terkenal (Schiffman dan Kanuk

2008:173).

Objek dalam penelitian ini adalah handphone Nokia seri Windows Phone.

Semakin berkembangnya teknologi ikut mendorong kemajuan teknologi dalam

bidang komunikasi. Salah satu produsen handphone Nokia pada saat ini

menghadapi persaingan yang ketat, dikarenakan banyaknya para pesaing yang


3

gencar membuat inovasi produk telepon seluler untuk menarik minat konsumen.

Nokia sebagai pemain awal dan utama telah mampu meyakinkan konsumen pada

produk-produknya. Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi

terbesar di dunia. Pada awal tahun 2014 Nokia baru saja mengumumkan

keberhasilan menyelesaikan proses akuisisi dengan Microsoft, ditandai dengan

dikeluarkannya produk smartphone Nokia seri Windows Phone. Meskipun pamor

Nokia sudah agak meredup di Indonesia tapi masih banyak konsumen yang

memilih untuk tetap memakai handphone Nokia. Hal ini tentu tidak lepas dari

kelebihan yang dimiliki oleh handphone Nokia.

Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama

sangat terasa dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting

terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar. Dengan kata

lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan

kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.

Dalam situasi tertentu para konsumen sangat sensitif terhadap harga

(misalnya, permintaan yang elastik), sehingga harga yang relatif tinggi dibanding

para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen. Akan

tetapi, dalam kasus lainnnya harga dapat dipergunakan sebagai indikator

pengganti kualitas produk, dengan hasil bahwa harga yang lebih tinggi dipandang

positif oleh segmen tertentu.

Berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI),

pertumbuhan pengguna seluler di Indonesia setiap tahunnya terus bergerak naik

mencapai 20 persen (www.google.com). Hal ini membuktikan bahwa


4

perkembangan dunia telekomunikasi sangat pesat, sehingga dapat membuka

peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Situasi ini menciptakan suatu lingkungan

industri dimana banyak perusahaan berlomba-lomba untuk masuk kedalam bisnis

handphone ini.

Banyak sekali perusahaan yang menawarkan berbagai pilihan merek

seperti Samsung, Sony Ericsson, Motorola, Siemens, Nokia, dan lain-lain.

Perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan diferensiasi pada produknya

yang dilakukan melalui atribut produk yang meliputi kulitas, merek, fitur, desain

dan harga. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono,

2002:103).

Perusahaan yang ingin memenangkan persaingan yang sudah semakin

dahsyat harus mampu menciptakan suatu inovasi produk yang memiliki

nilai dan

kualitas yang lebih baik dari pada produk para pesaingnya. Saat ini

konsumen

telah semakin kritis dan rasional, konsumen akan memilih produk yang

dapat

memberikan nilai dan kepuasan tertinggi. Perusahaan-perusahaan dipandu

oleh

konsep produk, yang berpendapat bahwa konsumen akan menyukai

produkproduk

yang menawarkan fitur yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif


5

(Kotler, 2003:20).Dilihat dari fenomena di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli

Konsumen di Kabupaten Bireuen (Studi Kasus pada Handphone Nokia)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yang timbul, antara lain:

1. Kualitas Produk Kartu TRI yang ditawarkan sebenarnya cukup baik, akan

tetapi adanya persaingan dengan produk kartu paket lain, sehingga perlu

adanya kajian untuk meningkatkan produk Kartu TRI baik dari kualitas

maupun kuantitas.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kartu TRI Di Ponsel Amda Cell Bireuen?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui:

1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Kartu TRI di

Ponsel Amda Cell Bireuen.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


6

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,

khususnya dalam bidang pemasaran dan menjadi bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat dan memberikan

informasi bagi perusahaan dan untuk mengetahui variabel yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.


7

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1. Kualitas Produk

2.1.1.1 Definisi Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009,

p.143) kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil

atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang inginkan pelanggan.

Sedangkan menurut Mowen (2005, p.90) kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang

atau jasa. Karena itu kualitas tersebut dapat menggambarkan salah satu dari hal-

hal seperti kemampuan untuk mempergunakan, kelas atau derajat, mutu

kecocokan, karakteristik mutu, fungsi mutu dan nama sebuah bagian dalam

sebuah organisasi.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas suatu produk merupakan

kadar atau tingkat baik buruknya sesuatu yang terdiri dari semua faktor yang

melekat pada barang atau jasa, sehingga produk tersebut memiliki kemampuan

untuk dipergunakan sebagaimana yang diinginkan konsumen produk tersebut.

Produk yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan

konsumen dapat dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai dengan

harapannya akan membuat konsumen menerima suatu produk bahkan sampai

loyal terhadap produk tersebut.


8

Pesaing yang banyak di pasar menuntut perusahaan harus memperhatikan

kebutuhan konsumen, serta berusaha memenuhi kebutuhan itu dengan produk

yang bermutu tinggi. Kualitas produk memberikan dorongan kepada konsumen

untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Konsumen akan senang jika

kebutuhannya terpenuhi.

Loyalitas pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar

perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus

meningkatkan loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan

pelanggan. Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah

kualitas produk, kualitas memiliki daya tarik bagi konsumen dan sangat

mempengaruhi konsumen dalam memilih barang maupun jasa.

Produk dikatakan berkualitas jika sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena

kualitas yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk

mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan menimbulkan

keputusan membeli dan nantinya berdampak pada peningkatan loyalitas

pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk yang diterima pelanggan maka

semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan tersebut.

Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,

hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan

segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan

pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan

bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan


9

pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

2.1.1.2 Indikator Kualitas Produk

Ada sembilan indikator kualitas produk menurut Kotler dan Keller yang

dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009,p.8-10) seperti berikut ini :

1. Bentuk, meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.

2. Fitur, karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi dasar produk.

3. Kualitas kinerja, tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi.

4. Kesan kualitas, hasil dari penggunaan pengukuran yang di lakukan secara

tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak

mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

5. Ketahanan, ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau

penuh tekanan.

6. Keandalan, ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami

malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.

7. Kemudahan perbaikan, ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk

itu tak berfungsi atau gagal.

8. Gaya, menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.

9. Desain, totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk

berdasarkan kebutuhan pelanggan.

2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Produk

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk, antara lain :

1. Proses pembuatan produk dan perlengkapan serta pengaturan yang di

gunakan dalam proses produksi.


10

2. Aspek penjualan. Apabila kualitas dari barang yang di hasilkan terlalu

rendah maka dapat menyebabkan berkurangnya penjualan, begitu pula

sebaliknya.

3. Perubahan permintaan konsumen. Konsumen atau pemakai sering

menginginkan adanya perubahan-perubahan barang yang pakainya baik

berupa kualitas maupun kuantitas.

4. Peranan inspeksi. Selain dapat mengawasi atau menjadi kualitas standar

yang telah di tetapkan juga berusaha untuk memperkecil biaya produksi.

2.1.2. Keputusan Pembelian

2.1.2.1 Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Tjiptono (2008, P.156) keputusan pembelian merupakan tindakan

individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang di butuhkan. Jadi,

keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen melakukan

pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum melakukan

pembelian.

Menurut Kotler (2005, p.251-252) yang di maksud dengan keputusan

pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa

atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber

sumber seleksi terhadap alternatif pembelian.

Jadi, keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen

melakukan pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum

melakukan pembelian. Keputusan pembelian merupakan alternatif bagi


11

konsumen untuk menentukan pilihannya.

Setiap keputusan untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur

sebanyak tujuh komponen, yang meliputi:

a. Keputusan tentang jenis produk

Dalam hal ini konsumen dapat mengambil keputusan tentang produk apa

yang akan dibelinya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.

b. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk

dengan bentuk tertentu sesuai dengan seleranya.

c. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-perbedaan tersendiri.

d. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk yang dibutuhkan

tersebut akan dibeli.

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibeli.

f. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan dia harus melakukan

pembelian.

g. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode atau cara


12

pembelian produk yang akan dibeli, apakah secara tunai atau kredit.

Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan

jumlah pembeliannya.

Proses keputusan pembelian oleh konsumen secara umum mempunyai

karakteristik yang hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan

umum konsumen dalam melakukan suatu proses pembelian.

Proses pembelian konsumen tersebut di atas sangat berpengaruh pada

prospek pemasaran pada saat ini maupun mendatang. Hal tersebut karena

pemasaran tidak berhenti dengan terjualnya suatu produk. Pemasaran mencakup

proses konsumsi. Tenaga-tenaga pemasaran ingin konsumennya puas setelah

mengkonsumsi produknya sehingga pembeli kemungkinan akan membeli

kembali. Pada kenyataannya, karena konsumen tidak ingin mengalami proses

keputusan yang rumit bagi setiap pembelian, pembeli seringkali membeli kembali

produk-produk yang telah mereka gunakan dan mereka sukai.

Perilaku pembelian biasanya terjadi jika konsumen puas terhadap produk

yang telah dikonsumsi. Namun demikian kadang konsumen tidak seluruhnya puas

dengan pembelian yang dilakukan. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan

yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan

psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak

berwujud dari produk. Konsumen yang tidak puas dapat mengajukan keluhan

kepada penjual, mengkritik produk di masyarakat umum atau bahkan mengajukan

tuntutan. Tak perlu dikatakan, konsumen pasti akan membeli produk-produk yang

sama. Selain itu konsumen yang tidak puas kemungkinan lebih banyak
13

mengumbar pengalamannya daripada konsumen yang merasa puas.

Namun demikinan, walaupun keadaan tersebut berdampak negatif,

konsumen yang tidak puas merupakan sumber informasi potensial yang berguna

terhadap perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada konsumen.

2.1.2.2 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2009) keputusan pembelian dibentuk oleh

empat indikator, yaitu :

1. Attention (Perhatian)

Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat

menimbulkan perhatian baik dalam bentuk media yang disampaikan, dimana

perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen.

2. Interst (Ketertarikan)

Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu,

ingin mengamati dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama.

3. Desire (Keinginan)

Pemikiran terjadi dari adanya keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan

motivasi konsumen dalam membeli suatu produk.

4. Action (Tindakan)

Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi

pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.

2.1.2.3 Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain :


14

1. Kualias produk, semakin maksimal kualitas produk yang diberikan membuat

konsumen lebih tertarik.

2. Pengiriman gratis, pelayanan pengiriman gratis yang diberikan produsen

mempengaruhi minat beli konsumen.

3. Banyak pilihan, dengan banyaknya pilihan produk dapat membantu

konsumen dalam melakukan pembelian.

4. Berbagai ukuran, apabila ukuran produk bervariasi maka konsumen dapat

memilih sesuai kebutuhan.

5. Produk terbaru, produk terbaru yang selalu dibuat untuk menarik minat beli

konsumen.

2.2 Kerangka Penelitian

Keputusan
Kualitas
Pembelian (Y)
Produk (X2)

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

Keterangan:

: Pengaruh antara masing-masing variabel

X2 : Kualitas produk Kartu TRI

Y : Keputusan pembelian

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian


15

yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

konsumen Kartu TRI.

2.4 Hubungan Antar Variabel Penelitian

2.4.2 Hubungan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Kualitas produk yang baik akan dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen akan produk tersebut. Hal ini senada dengan pendapat dari

Kotler dan Amstrong (2008) bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan

maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan

keputusan pembelian. Kualitas produk merupakan karakteristik suatu barang atau

jasa yang berpengaruh pada keputusan pembelian. Produk yang berkualitas tinggi

sangat diperlukan agar keinginan konsumen dapat terpenuhi, karena semakin

tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi tingkat keputusan pembelian

konsumen.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Nama
No Variabel
Peneliti/ Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Tahun
1. Wayan Pengaruh Harga, Variabel Hasil penelitian
(2006) Kualitas Produk Dan independent menunjukkan bahwa:
Citra Merek Terhadap Harga Harga, kualitas
Keputusan Pembelian Kualitas produk dan citra
(Studi Pada Produk merek berpengaruh
Mahasiswa Fakultas Citra Merek positif terhadap
Ekonomi Universitas Variabel keputusan
Negeri Yogyakarta dependent pembelian
Pengguna Helm Merek Keputusan
Ink) Pembelian
16

2. Heninda Pengaruh kualitas Variabel Penelitian ini


(2007) produk dan promosi Independent menyimpulkan
terhadap keputusan kualitas bahwa kualitas
Pembelian sirup freiss produk produk dan promosi
indofood (studi kasus promosi berpengaruh positif
pada konsumen sirup Variabel dan signifikan
freiss Indofood di kota Dependent terhadap keputusan
semarang) keputusan pembelian baik
Pembelian secara parsial
maupun simultan.
Variabel promosi
memiliki pengaruh
yang lebih besar
daripada kualitas
produk.
3. Ummu Pengaruh kualitas Variabel Hasil penelitian
Habibah, produk dan harga Independent menunjukkan bahwa
Sumiati terhadap kualitas variabel-variabel
(2016) Keputusan pembelian produk independen (kualitas
produk kosmetik harga produk dan
Wardah di kota Variabel harga) mempunyai
bangkalan madura Dependent pengaruh positif
keputusan terhadap variabel
Pembelian dependen (keputusan
pembelian).

4. Iful Pengaruh harga dan Variabel Penelitian ini


Anwar kualitas produk Independent menyimpulkan
Budhi Terhadap keputusan kualitas bahwa kualitas
Satrio, pembelian produk produk dan harga
(2015) harga berpengaruh positif
Variabel dan signifikan
Dependent terhadap keputusan
keputusan pembelian baik
Pembelian secara parsial
maupun simultan.
17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ponsel Amda Cell Bireuen Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen. Waktu penelitian pada bulan Februari 2017

sampai September 2017.

3.2 Populasi dan Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah pengunjung Ponsel Amda Cell Bireuen Kabupaten

Bireuen. Pada penelitian ini populasi yang di ambil berukuran besar dan

jumlahnya tidak di ketahui, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh

populasi yang ada.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen

Kartu TRI di Ponsel Amda Cell Bireuen.

Untuk menentukan sampel, yang diambil menggunakan non probability

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi

dalam posisi yang sama-sama memiliki peluang untuk dipilih menjadi sampel.

17
18

Metode pengambilan sampelnya menggunakan accidental sampling, yaitu

metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan siapa saja

yang ditemui secara kebetulan sebagai sampel. Data dari kuesioner diisi oleh

konsumen Kartu TRI di Ponsel Amda Cell Bireuen yang ditemui secara

kebetulan.

Menurut Ferdinand (2005), pedoman ukuran sampel yang baik yaitu

tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel

penelitian. Penentuan jumlah sampel minimum dihitung berdasarkan rumus

berikut :

n = {5 sampai 10 x jumlah indikator yang digunakan}

= 5 x 16 indikator

= 80 sampel

Dari perhitungan diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti

adalah sebesar 80 responden.

3.3 Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data

responden sangat di perlukan untuk mengetahui tanggapan responden keputusan

pembelian konsumen pada produk Kartu TRI. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden.


19

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dokumen-

dokumen perusahaan dan dari industri terkait yang ada hubungan dengan

pembahasan penulisan (Sugiyono, 2009).

3.4 Metode dan Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian in dimaksudkan untuk memperoleh

data yang relavan dan akurat dengan masalah yang di bahas. Tehnik

pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan proses pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung di objek penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup dengan jawaban

yang telah disediakan dan harus diisi responden penelitian dengan cara

memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dari dokumen-

dokumen yang terdapat pada lokasi penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2008), instrumen penelitian adalah semua alat yang

digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau


20

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif

dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Instrumen

dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator yang terkandung dalam

harga dan kualitas produk kemudian dijabarkan dalam item-item pertanyaan yang

akan dijawab dan diisi oleh responden.

3.5.1. Skala Pengukuran Konsumen

Skala pengukuran instrumen adalah suatu kesepakatan yang menjadi

acuan panjang pendeknya interval yang ada dalam instrumen, sehingga instrumen

tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi orang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel yang selanjutnya dijadikan titik tolak untuk

menyusun item-item yang berupa pertanyaan, hasil jawaban atau jawaban dari

setiap item.

Penentuan nilai skala likert dengan menggunakan lima tingkatan jawaban

yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Skala Pengukuran


No Keterangan Bobot
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Netral (N) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
21

3.6 Pengujian Instrumen

Sebelum digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya angket

penelitian akan diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan untuk

mengetahui apakah instrumen yang disusun benar-benar merupakan hasil yang

baik, karena baik buruknya instrumen akan berpengaruh pada benar tidaknya data

dan sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Baik buruknya

instrumen ditunjukan oleh tingkat kesahihan (validity) dan keandalan (reliability).

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahuai ketepatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk memilih di

antara item- item pernyataan yang relevan untuk dianalisis dengan cara menguji

korelasi antara skor item pernyataan dan skor total dari pernyataan tersebut.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

dapat dipercaya. Uji reliabilitas juga merupakan cara untuk melihat apakah

alternatif ukur kuesioner yang digunakan konsisten atau tidak. Setelah dilakukan

uji validitas instrumen dan diperoleh item-item yang valid, selanjutnya terhadap

item- item yang valid tersebut diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus

alpha cronbach.
22

3.7 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel


Skala
No Variabel Konsep Variabel Indikator
Pengukuran
1. Kualitas Kualitas produk Bentuk Likert
Produk merupakan proses Fitur
(X2) evaluasi secara Kualitas
keseluruhan kepada kinerja
pelanggan atas Kesan kualitas
perbaikan kinerja Ketahanan
suatu barang atau jasa Keandalan
Mowen (2005, p.90).
Kemudahan
perbaikan
Gaya
Desain
2. Keputusan Keputusan pembelian Attention Likert
Pembelian adalah suatu proses (Perhatian)
(Y) penyelesaian masalah Interst
yang terdiri dari (Ketertarikan)
menganalisa atau Desire
pengenalan kebutuhan (Keinginan)
dan keinginan, Action
pencarian informasi, (Tindakan)
penilaian sumber
sumber seleksi
terhadap alternatif
pembelian (Kotler,
2005, p.251-252).

3.8 Peralatan Analisis Data

3.8.1 Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan.


23

3.8.1.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

besar yaitu: harga (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian

(Y). Adapun pembentuk umum persamaan regresi linear berganda adalah sebagai

berikut (Sudjana, 2005, p.150)

Y= a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian
A = Konstanta
X1 = Harga
X2 = Kualitas produk
b1 b2 = Koefisien
e = Eror

3.9 Uji Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2008), merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu

harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan secara statistik

hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan

diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian

(statistik). Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel.

Oleh karena itu dalam statistik yang di uji adalah nol.

Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara

parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah

hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan

statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.
24

a. Uji parsial (T)

Uji parsial (T) digunakan untuk menguji apakah variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen. Suatu variabel akan memiliki

pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan

dengan nilai t tabel. Kriteria pengujian ditentukan sebagai berikut :

Apabila t hitung > t table, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak

b. Uji simultan (F)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh

variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen.

Anda mungkin juga menyukai