Anda di halaman 1dari 106

1

Laporan Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara yang bertumpu pada

sektor pertanian dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian

sebagai petani. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2017, jumlah petani

mencapai 44 persen dari total tenaga kerja di Indonesia atau sekitar 46,7 juta jiwa.

Sektor pertanian menurut Erwidodo dan Sayaka, 2014 merupakan tulang

punggung perekonomian nasional. Oleh sebab itu pembangunan sektor pertanian

merupakan bagian terpenting dari pembangunan ekonomi nasional. Namun,

perkembangan pembangunan di sektor pertanian tidak mengalami kemajuan yang

signifikan bahkan cenderung mengalami stagnansi.

Salah satu faktor terpenting dalam pembangunan pertanian adalah sumber

daya manusia, dalam hal ini adalah petani, peternak, dan pelaku usaha pertanian

baik individu maupum kelompok, serta seluruh pemangku kepentingan yang

terkait secara langsung dan tidak langsung dengan pembangunan pertanian

(Nurmala, 2012). Petani merupakan pelaksana utama pembangunan pertanian.

Dengan demikian, keberhasilan pembangunan pertanian sangat tergantung dengan

kualitas sumber daya manusia petani. Namun, mayoritas petani di Indonesia

masih berpendidikan rendah dan belum memiliki jiwa kewirausahaan. Pendidikan

formal petani yang masih rendah menyebabkan pengetahuannya dalam

membangun sektor pertanian tidak mengalami kemajuan dan cenderung monoton

karena petani hanya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian tanpa

Program Studi Agribisnis Petanian


2
Laporan Tugas Akhir

menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi kelangsungan pembangunan dalam

sektor pertanian. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal, pengelolaan,

penggunaan dan pemanfaatan sumber daya alam tidak akan berdaya guna

sehingga kondisi tersebut menyebabkan pembangunan pada sektor pertanian akan

terus mengalami stagnansi. Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara agraris

belum dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya sehingga harus

melakukan impor beberapa produk pertanian seperti beras, jagung, dan kedelai

(Erwidodo dan Sayaka, 2014).

Sumber daya alam pertanian yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah.

Menurut Direktorat Jendral Sarana dan Prasarana Pertanian tahun 2013, Indonesia

memiliki luas daratan sebesar 192 juta Ha dan 64,6% nya adalah lahan budidaya

pertanian dari keseluruhan total lahan yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan lahan

pertanian yang sangat luas, didukung oleh iklim yang kondusif dan tanah yang

subur, maka Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mewujudkan

ketahanan pangan nasional dan mengurangi impor produk pertanian dari negara

lain serta meningkatkan pendapatan nasional Indonesia.

Salah satu sentra produksi pertanian di Indonesia adalah Jawa Barat. Secara

umum, Provinsi Jawa Barat memiliki potensi sumber daya alam pertanian yang

besar dan variatif serta didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk

pengembangan komoditas pertanian khususnya hortikultura (Hikmah, 2013).

Pusat pertanian Jawa Barat salah satunya terkonsentrasi di wilayah Cianjur.

Wilayah Cianjur dapat dijadikan sebagai salah satu konsentrasi sektor pertanian

karena memiliki iklim tropis dan curah hujan rata-rata 1.000 sampai 4.000 mm

Program Studi Agribisnis Petanian


3
Laporan Tugas Akhir

per-tahun (Hikmah, 2013). Dengan kondisi alam Kabupaten Cianjur yang subur

dan mengandung keanekaragaman kekayaan sumber daya alam yang potensial

seperti komoditas hortikultura yaitu sayuran, buah-buahan, dan bunga potong,

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang dapat

menjadi pusat pembangunan pertanian.

Untuk mendukung pembangunan pertanian tersebut, selama ini pemerintah

Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur sudah melakukan beberapa upaya untuk

pengembangan sumber daya manusia pertanian yaitu melalui kegiatan

penyuluhan pertanian dan pembentukan beberapa Pusat Pelatihan Pertanian dan

Pedesaan Swadaya atau disingkat dengan P4S. Menurut Peraturan Menteri

Pertanian No.3/Permentan/PP.410/1/2010, Pusat Pelatihan Pertanian dan

Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga pelatihan pertanian yang didirikan,

dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun

kelompok dan diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam

pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian

dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan msyarakat di wilayahnya.

Berdasarkan situs resmi Informasi Database Terintegrasi dari Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian tahun 2018,

jumlah P4S di Kabupaten Cianjur seluruhnya adalah 18. Akan tetapi hanya 12

P4S yang masih aktif hingga saat ini, salah satunya yaitu P4S Taruna Mekar. P4S

Taruna Mekar merupakan P4S pertama di Kabupaten Cianjur berdiri tahun 2001

dan bergerak dibidang agribisnis budidaya tanaman hortikultura, peternakan dan

pengolahan hasil pertanian. P4S Taruna Mekar diresmikan secara langsung oleh

Program Studi Agribisnis Petanian


4
Laporan Tugas Akhir

Bupati Cianjur. P4S Taruna Mekar awalnya berbentuk kelompok tani yang terdiri

dari 22 orang taruna tani dan diketuai oleh Endang Ibin.

Sejak didirikan, kelompok tani Taruna Mekar memperoleh prestasi dan

penghargaan yang cukup banyak, baik dari pemerintah daerah maupun nasional

dan sudah bisa meningkatkan penjualan hasil pertanian dari anggotanya sampai

keluar negeri dari tahun 1987. Oleh sebab itu mulai banyak kelompok tani lain

dan juga sekolah seperti SMK pertanian yang mengikuti pelatihan atau kegiatan

magang di kelompok tani Taruna Mekar sampai kemudian diresmikan oleh

pemerintah sebagai lembaga P4S. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh P4S

Taruna Mekar ada dua bentuk yaitu pelatihan untuk petani dengan metode

pembelajaran 80% teori dan 20% praktik lapangan serta kegiatan magang untuk

pelajar dan mahasiswa dengan metode pembelajaran 20% teori dan 80% praktik

lapangan. Komoditi yang dibudidayakan oleh P4S Taruna Mekar sampai saat ini

adalah tanaman hortikultura dengan komoditi unggulannya antara lain, wortel,

tomat, buncis dan kailan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun

laporan tugas akhir dengan judul “Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pertanian di P4S Taruna Mekar Cianjur”

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pelaksanaan pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia pertanian di P4S Taruna Mekar

2. Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia pertanian di P4S Taruna Mekar

Program Studi Agribisnis Petanian


5
Laporan Tugas Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang P4S

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 3/Permentan/PP.410/1/2010

tentang pedoman pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya, Pusat

Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya atau P4S merupakan lembaga

pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang didirikan, dikelola dan dimiliki oleh

petani secara swadaya, baik orang perorangan maupun kelompok. Hal ini

merupakan perwujudan kemandirian dibidang pelatihan pertanian yang didukung

oleh sumber daya manusia yang professional, inovatif, kreatif dan berwawasan

global.

Pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) yang terbentuk dari,

oleh dan untuk petani lebih menekankan pada kemandirian dan pemberdayaan

serta keswadayaan potensi petani. Proses penumbuhan P4S merupakan

serangkaian kegiatan untuk memotivasi dan mendorong terbentuknya P4S melalui

berbagai kegiatan bimbingan dan pelatihan. Adapun indikator atau kriteria yang

harus dipenuhi oleh P4S untuk dibina dalam upaya melatih dan mengembangkan

SDM pertanian menurut Peraturan Menteri Pertanian

No.3/Permentan/PP.410/1/2010 tentang pedoman pembinaan kelembagaan

pelatihan pertanian swadaya adalah sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana

Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan

kelengkapan P4S secara mandiri sampai memenuhi standar pelayanan minimal.

Program Studi Agribisnis Petanian


6
Laporan Tugas Akhir

Sarana dan prasarana tersebut terdiri atas kesekretariatan, proses belajar-

mengajar, dan tempat yang layak untuk melaksanakan pelatihan/ permagangan.

2. Kelembagaan

Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui manajemen dan

administrasi yang menunjang kapasitasnya dalam penyelenggaraan dan atau

pelaksanaan pelatihan/permagangan bagi petani dan pengguna jasa lain.

3. Ketenagaan

Pengembangan kapasitas ketenagaan P4S ditempuh melalui pelatihan bagi

pengelola, pelatih/fasilitator, dan sumberdaya manusia lainnya yang berkompeten.

4. Penyelenggaraan atau pelaksanaan pelatihan/permagangan

Pengembangan penyelenggaraan atau pelaksanaan pelatihan/permagangan

dilakukan melalui pelatihan, bimbingan, dan konsultasi secara sistematis dan

berkelanjutan.

5. Pengembangan usaha dan jejaring kerja

Pengembangan usaha dilakukan melalui peningkatan skala usaha, teknologi,

dan diversifikasi produk serta pemasaran. Pengembangan jejaring kerja meliputi

jejaring kerja usaha dan jejaring kerja pelatihan/permagangan. Pengembangan

jejaring kerja usaha dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang kerjasama

dengan berbagai mitra usaha pengelola P4S. Pengembangan jejaring kerja

pelatihan/permagangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang kerjasama

antar sesama P4S, maupun dengan kelembagaan pelatihan/permagangan lainnya.

P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian berperan aktif dalam pembangunan

pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk

Program Studi Agribisnis Petanian


7
Laporan Tugas Akhir

pelatihan/permagangan bagi petani, pelajar dan masyarakat di wilayah dan

lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis dalam

mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di kalangan

petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam proses

pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya sebagai

lembaga pelatihan dan permagangan.

Adapun peranan dari P4S dalam memberdayakan masyarakat tani menurut Abbas

(1997) dalam tulisan berjudul “Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan

Swadaya (P4S) dalam Mencerdaskan Petani” adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap positif

petani terhadap perkembangan teknologi yang berorientasi agribisnis dan

berbasis kearifan lokal.

2. Menyebarkan dan menyampaikan informasi teknologi yang berorientasi

agribisnis kepada petani dan pelaku usaha pertanian di pedesaan, serta

membimbing penerapan teknologi kepada petani dengan metode belajar

melalui bekerja, baik kepada petani perorangan maupun petani anggota di

dalam dan di luar kelompoknya di pedesaan.

3. Mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usahatani, seperti

demplot, demfarm, demarea, dan demunit di lahan P4S dan/atau di lahan

sekitarnya.

4. Membantu penyuluh pertanian menyampaikan rekomendasi/anjuran kepada

petani dan menyampaikan umpan balik penerapan teknologi, permasalahan,

Program Studi Agribisnis Petanian


8
Laporan Tugas Akhir

dan upaya pemecahan masalahnya kepada lembaga penelitian atau perguruan

tinggi melalui penyuluh pertanian.

5. Meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan dan kemandirian petani

melalui pelatihan kewirausahaan yang berbasis moral etika dan pelatihan

lainnya.

6. Menumbuhkembangkan jejaring kerja dan kerjasama dengan berbagai

sumber-sumber teknologi, pemasaran, dan permodalan dalam rangka

pelayanan informasi, konsultasi, dan fasilitasi pemenuhan kebutuhan petani di

wilayah pedesaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 3/Permentan/PP.410/1/2010

tentang pedoman pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya, P4S

yang ada di masyarakat tidak tumbuh dengan sendirinya, untuk itu perlu strategi

penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut:

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh-kembangnya P4S.

2. Mengembangkan kelembagaan P4S menjadi lembaga penyelengara pelatihan

pertanian yang andal.

3. Meningkatkan kemampuan pengelola P4S sebgai penyelengara pelatihan

pertanian yang professional.

4. Mengembangkan sarana dan prasarana P4S sesuai standar yang berlaku.

5. Meningkatkan jejaring kerja P4S dengan pemangku kepentingan.

6. Mengembangkan P4S sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki.

Selain strategi, dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yang kita bentuk

memilki atau mengandung azas-azas yang telah ditetapkan dalam pengelolaan

Program Studi Agribisnis Petanian


9
Laporan Tugas Akhir

P4S. Azas yang harus dipenuhi dalam penumbuhan dan pengembangan P4S

sebagai berikut:

1. Azas keswadayaan

P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui kemampuan

memecahkan sendiri masalah yang diharapkan baik masalah teknis, sosial

maupun ekonomi.

2. Azas demokrasi

Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan pengguna jasa

mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif.

3. Azas kekeluargaan

P4S yang tumbuh dan kembang sebagai suatu kesatuan keluarga yang utuh

menjalin kekerabatan antara pengelola dengan peserta yang mengikuti

pelatihan

4. Azas manfaat

Keberadaan P4S dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

5. Azas keterpaduan

Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari

pembangunan pertanian, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian.

Terdapat enam prinsip dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yaitu sebagai

berikut:

Program Studi Agribisnis Petanian


10
Laporan Tugas Akhir

1. Pinsip kerakyatan dan keberpihakan

Penumbuhan dan pengembangan P4S, dilakukan dari, oleh dan untuk petani

serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kekeluarganya

dengan memanfaatkan sumber daya mereka miliki secara optimal.

2. Prinsip kemandirian

Prinsip kemandirian dimaksudkan untuk mendorong tumbuh kembangnya

keswadayaan dibidang agribinis, sehingga tidak tergantung kepada

pemerintah dan pihak lainya.

3. Prinsip kemitraan dan kerjasama

Dalam pengembangan P4S dipandang sebagai tenaga kerja pemerintah yang

sejajar dalam melakukan pembinaan dan bimbingan kepada

petani/masyarakat yang dilaksanakan secara petani/masyarakat yang

dilaksanakan secara transparan dan saling, menguntungkan.

4. Prinsip integrasi dan sinergi

Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari

pembangunan pertanian dan pembangunan wilayah.

5. Prinsip bertahap dan berkelanjutan

Penumbuhan pengembangan P4S dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan kemampuan dan kondisi setempat yang didasarkan pada suatu

perencanaan berkesenambungan.

6. Prinsip pengembangan usaha

Penumbuhan dan pengembangan P4S berbanding lurus dengan

pengembangan usaha pengelolaan.

Program Studi Agribisnis Petanian


11
Laporan Tugas Akhir

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 3/Permentan/PP.410/1/2010 tentang

pedoman pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya pengembangan

P4S ini dilakukan secara bertahap dengan melihat dan memperhatikan aspek-

aspek yang menjadi sasaran dalam pengembangan.

Aspek pengembangan P4S terdiri dari :

1. Pengembangan kelembagaan

Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui pengembangan

organisasi, manajeman dan administrasi dalam bentuk pelatihan, bimbingan

dan konsultasi secara berkala, bertahap dan berjenjang.

2. Pengembangan sarana dan prasarana

Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan

kelengkapan P4S sesuai standar.

3. Pengembangan ketenagaan

Pengembangan ketenagaan P4S ditempuh melalui pengembangan kualitas

pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya manusia pengelola,

pelatih/instruktur, dan sumberdata manusia P4S lainnya.

4. Pengembangan penyelenggaraan

Pengembangan penyelenggaraan P4S ditempuh melalui pelatihan,

bimbingan dan konsultasi dalam segi manajemen, metodologi, monitoring

dan evaluasi pelatihan.

Program Studi Agribisnis Petanian


12
Laporan Tugas Akhir

5. Pengembangan jejaring kerja

Pengembangan jejaring kerja ditempuh melalui kegiatan pelatihan,

bimbingan dan konstultasi dalam segi mengindentifikasi, menganalisis, serta

memanfaatkan peluang kerja sama dengan berbagai pihak.

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, 2010 dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S, untuk pembinaan

kegiatan permagangan bagi petani di P4S sebagai bagian integral dari pembinaan

P4S secara keseluruhan, dilakukan oleh lembaga terkait secara berjenjang mulai

dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat, sesuai dengan kewenangan masing-

masing.

1. Kecamatan

Pembinaan permagangan petani di P4S di kecamatan dilakukan oleh

penyuluh pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BP3K) atau dikenal dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Pembinaan oleh

BP3K atau BPP ini lebih dititikberatkan pada peningkatan kapasitas P4S dalam

pengayaan topik/materi magang, khususnya yang berkaitan dengan aspek teknis

agribisnis, sesuai dengan perkembangan teknologi yang mutakhir dan kebijakan

pemerintah/pemerintah daerah.

2. Kabupaten/Kota

Di kabupaten/kota pembinaan permagangan petani di P4S dilakukan oleh

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP4K/Bapeluh) atau kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di

kabupaten/kota dan dinas/instansi teknis sesuai dengan topik/materi magang yang

Program Studi Agribisnis Petanian


13
Laporan Tugas Akhir

dilaksanakan di P4S. Ruang lingkup pembinaan dapat berupa pengayaan

topik/materi magang, khususnya yang berkaitan dengan aspek teknis agribisnis,

maupun aspek penyajiannya. Dari sisi penyajian materi, P4S perlu mendapat

pembinaan secara bertahap sehingga topik/materi magang dapat disampaikan

secara runut atau berurutan, sistimatis, namun dikemas dalam bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti. Dalam tahap yang lebih lanjut, P4S perlu

dibina untuk mampu menyiapkan Lembar Persiapan Pembelajaran sebelum

kegiatan magang dimulai, sehingga selain direncanakan secara tertulis, materi

magang diurai menjadi pokok bahasan dan sub pokok bahasan, serta dilengkapi

dengan tujuan pembelajaran, metode, sarana dan waktu yang dibutuhkan.

3. Provinsi

Pembinaan permagangan petani di P4S di tingkat provinsi dilakukan oleh

UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah, serta Badan Koordinasi Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BKP3K/Bakorluh) atau kelembagaan yang

menangani penyuluhan pertanian di provinsi, dan dinas/instansi teknis sesuai

dengan ruang lingkup materi permagangan petani di P4S. Ruang lingkup

pembinan yang diharapkan dari provinsi difokuskan pada upaya untuk

memperkuat kapasitas pengelola dan fasilitator/instruktur P4S dalam aspek

metodologi permagangan, antara lain pendekatan belajar orang dewasa,

penerapan prinsip-prinsip magang, serta pengemasan materi permagangan dalam

bentuk tertulis, mulai dari penyusunan Lembar Persiapan Mengajar sampai

penulisan modul. Hal ini dapat ditempuh antara lain melalui penyelenggaraan

TOT (training of trainer) dan pelatihan manajemen P4S bagi pengelola atau

Program Studi Agribisnis Petanian


14
Laporan Tugas Akhir

instruktur P4S. Namun demikian pembina di provinsi juga diharapkan dapat

memberikan pembinaan berupa pengayaan topik/materi magang berkaitan dengan

aspek teknis agribisnis, sesuai dengan perkembangan teknologi yang mutakhir

dan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah.

4. Pusat

Di tingkat pusat, pembinaan permagangan petani di P4S dilakukan oleh

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian serta Eselon I lingkup

Kementerian Pertanian. Ruang lingkup kegiatan pembinaan yang dilakukan antara

lain dalam bentuk perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, serta supervisi,

monitoring dan evaluasi. Eselon I lingkup Kementerian Pertanian selain

melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi, juga diharapkan dapat

memberikan pembinaan pengayaan topik/materi magang yang berkaitan dengan

aspek teknis agribisnis, sesuai dengan perkembangan teknologi yang mutakhir

dan kebijakan Eselon I masing-masing.

2.2 Operasional P4S

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam

Pedoman Permagangan Petani di P4S tahun 2010, prosedur pelaksaan pelatihan

dan permagangan petani di P4S adalah sebagai berikut:

Program Studi Agribisnis Petanian


15
Laporan Tugas Akhir

2.2.1 Persyaratan Peserta, Fasilitator/Instruktur dan Pendamping

A. Peserta, Persyaratan dan Jumlah

1. Peserta

Peserta magang atau pemagang adalah petani, calon petani, pengelola dan

calon pengelola P4S serta pelaku usaha agribisnis lainnya yang memiliki minat

untuk mempelajari agribisnis dan/atau manajemen P4S, sesuai dengan jenis-

jenis permagangan yang ditawarkan oleh P4S. Agar kegiatan magang dapat

memberikan manfaat yang optimal kepada peserta sekembalinya ke daerah asal

masing-masing, sebaiknya kegiatan magang tidak hanya diikuti oleh petani

selaku kepala keluarga, tetapi juga secara bergantian diikuti oleh istri (wanita

tani) dan pemuda/pemudi tani yang mengambil peran dalam usaha agribisnis

keluarga.

2. Persyaratan peserta

Peserta magang hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki minat belajar untuk mengembangkan usaha agribisnis

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Bersedia mentaati perjanjian/kesepakatan dan kontrak belajar

d. Diutamakan masih dalam usia produktif (22 – 45 tahun).

3. Jumlah peserta

Demi efektivitas proses belajar, jumlah peserta magang di P4S sebaiknya tidak

lebih dari 30 orang per angkatan. Adapun factor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam menetapkan jumlah peserta, antara lain yaitu:

a. Jumlah fasilitator/instruktur di P4S yang menguasai topik/materi magang

Program Studi Agribisnis Petanian


16
Laporan Tugas Akhir

b. Sarana dan prasarana belajar-mengajar yang dimiliki oleh P4S

c. Ketersediaan sarana akomodasi, baik yang dimiliki oleh P4S, maupun yang

tersedia di rumah-rumah penduduk di sekitar P4S.

B. Persyaratan, Jumlah dan Asal Fasilitator/Instruktur

1. Persyaratan fasilitator/instruktur

Fasilitator/instruktur P4S sebaiknya memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut:

a. Berhasil dalam usaha agribisnis

b. Menguasai bidangnya atau sering mengikuti pelatihan di bidangnya

c. Mampu menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa

d. Mampu menciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif

e. Mampu menyiapkan materi belajar berupa lembar persiapan pembelajaran

yang sistematis dan mudah dimengerti atau modul

f. Mampu menggunakan alat bantu belajar-mengajar yang sederhana

g. Mampu mengevaluasi hasil belajar-mengajar.

2. Jumlah dan asal fasilitator/instruktur

Jumlah fasilitator/instruktur P4S yang dibutuhkan untuk suatu topik/materi

permagangan tertentu disesuaikan dengan jumlah peserta magang, sehingga

mencapai rasio pelayanan peserta yang memadai. Dalam rangka mendukung

efektivitas proses belajar-mengajar, fasilitator/instruktur P4S dapat dibantu

oleh kontak tani/petani maju di sekitarnya, atau fasilitator/instruktur dari P4S

lain dengan keahlian sejenis, atau narasumber dari luar P4S yang berasal dari

dinas/badan/balai pelatihan/instansi terkait, sesuai topik/materi permagangan.

Program Studi Agribisnis Petanian


17
Laporan Tugas Akhir

3. Pendamping

Untuk mendukung kelancaran proses belajar-mengajar selama magang

berlangsung, peserta dapat didampingi petugas pendamping yang berperan

sebagai mediator, terutama apabila pemagang berasal dari daerah atau negara

yang berbeda dari daerah lokasi P4S. Petugas ini diperlukan untuk membantu

mengatasi kendala komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya atau

bahasa, khususnya dalam mencerna materi belajar.

Apabila diperlukan, petugas pendamping sebaiknya memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Mampu menjembatani komunikasi belajar antara peserta dan

fasilitator/instruktur P4S, guna meningkatkan efektifitas belajar

b. Memahami adat istiadat dan budaya daerah asal peserta magang dan daerah

lokasi P4S.

2.2.2 Perencanaan dan Pelaksanaan Pelatihan.

A. Perencanaan dan Persiapan

1. Perencanaan Tahunan

Permagangan di P4S dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang

disusun oleh pengelola P4S setiap awal tahun. Perencanaan tahunan ini

menggambarkan kegiatan magang yang akan dilaksanakan di P4S yang

bersangkutan selama tahun yang berjalan, dengan penjelasan waktu

pelaksanaan, topik magang, asal dan jumlah peserta serta sumber dana.

Perencanaan permagangan petani di P4S disusun dengan mempertimbangkan

jumlah dan jenis kegiatan magang yang dilaksanakan di P4S tersebut pada

Program Studi Agribisnis Petanian


18
Laporan Tugas Akhir

beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula

kebutuhan masyarakat tani di sekitar P4S atau kebutuhan masyarakat dari luar

daerah lokasi P4S untuk magang di P4S tersebut.

Kebutuhan ini dapat timbul karena keinginan untuk mempelajari

keberhasilan usaha agribisnis di P4S, atau untuk mempelajari teknologi

baru/inovasi yang menguntungkan dan kompetensinya dimiliki oleh P4S, atau

untuk memecahkan masalah-masalah dalam usaha agribisnis yang dihadapi

oleh peserta magang. Perencanaan tahunan dapat juga merupakan rencana

permagangan petani di P4S yang akan diselenggarakan oleh P4S bagi

kelompok-kelompok tani binaan di sekitarnya sebagai wujud kepedulian dan

tanggung jawab sosial P4S. Perencanaan tahunan tersebut dibuat secara

tertulis sehingga dapat menjadi acuan bagi pengelola P4S dalam mengatur

sumber daya (tenaga fasilitator/instruktur, sarana akomodasi, bahan dan

peralatan, dll) yang diperlukan untuk mendukung aktivitas permagangan yang

akan diselenggarakan pada tahun berjalan sekaligus sebagai informasi bagi

calon pengguna jasa P4S dan pemangku kepentingan lainnya.

2 .Perumusan Materi

Materi magang dirumuskan berdasarkan kebutuhan pemagang yang

diperoleh dengan mempelajari biodata yang bersangkutan, usaha agribisnis di

daerah asal masing-masing, serta aspek yang ingin dipelajari selama magang.

Selain diperlukan untuk merumuskan materi magang, informasi tentang hal-

hal tersebut perlu didokumentasikan dengan baik untuk memudahkan

Program Studi Agribisnis Petanian


19
Laporan Tugas Akhir

pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pembinaan. Formulir biodata, usaha

agribisnis dan aspek yang ingin dipelajari pemagang.

Materi magang dibuat secara tertulis, sistematis sehingga mudah

dipahami, serta dilengkapi dengan lembar persiapan pembelajaran. Akan

lebih baik lagi bila materi tersebut dibuat tertulis dalam bentuk modul

pembelajaran, sehingga proses belajar-mengajar lebih terstandarisasi.

3. Perjanjian/Kesepakatan Magang

Sebelum magang dilaksanakan, pemagang dan pengelola P4S perlu

menyepakati perjanjian/kesepakatan magang yang sekurangkurangnya

memuat:

a. Topik belajar selama magang di P4S

b. Pembiayaan magang dan cara pembayarannya

c. Penyediaan akomodasi dan konsumsi selama magang.

Selain itu, pemagang perlu membuat kesepakatan kontrak belajar dengan

pengelola P4S yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah jam belajar, dalam satu hari maksimal 8 (delapan) jam belajar

b. Pengaturan waktu istirahat dan beribadah

c. Tata tertib magang.

4. Persiapan Sarana dan Prasarana

Jenis dan jumlah sarana yang akan digunakan dalam kegiatan magang

perlu direncanakan secara matang, baik peralatan pertanian, meja dan kursi

belajar, white board, papan tulis, spidol, tikar, maupun kasur dan lainnya.

Begitu pula jenis dan jumlah prasarana yang akan digunakan, baik lahan

Program Studi Agribisnis Petanian


20
Laporan Tugas Akhir

usaha, kapasitas ruang belajar, kapasitas akomodasi/asrama, ruang

perpustakaan dan isinya, bengkel kerja, maupun laboratorium dan lain-lain.

Dengan demikian seluruh kegiatan magang yang direncanakan dalam tahun

yang berjalan dapat didukung dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

P4S atau petani/masyarakat di sekitarnya secara optimal.

5. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Pengelola P4S perlu menyusun jadwal untuk setiap kegiatan magang yang

akan dilaksanakan dalam tahun yang berjalan dengan mengacu kepada

perencanaan tahunan yang telah dibuat. Lama kegiatan magang ini dapat

bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kedalaman materi yang

akan dipelajari. Apabila diperlukan dapat dibuat tahapan kegiatan magang

dengan membedakan pembelajaran di tingkat dasar, terampil dan mahir sesuai

dengan kesepakatan antaa pengelola dan pemagang.

6. Persiapan Fasilitator/Instruktur

Dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan magang di P4S, perlu

dipersiapkan fasilitator/instruktur untuk setiap kegiatan magang, baik dari

P4S itu sendiri maupun dari luar P4S. Untuk ketertiban administrasi, setiap

fasilitator mengisi biodata fasilitator/instruktur.

7. Pembentukan Panitia

Apabila diperlukan, pengelola P4S dapat membentuk kepanitiaan kegiatan

permagangan, khususnya apabila menyangkut kerjasama dengan

dinas/badan/balai pelatihan/instansi di luar P4S, dengan contoh susunan

sebagai berikut: a) Penanggung jawab, b) Ketua Pelaksana, c) Sekretaris, d)

Program Studi Agribisnis Petanian


21
Laporan Tugas Akhir

Bendahara, e) Seksi-seksi f) Fasilitator/instruktur, g) Pendamping. Untuk

masing-masing anggota panitia tersebut perlu dibuatkan uraian tugas dan

tanggungjawab yang jelas.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan magang pada dasarnya bertumpu pada proses belajarmengajar

dalam kondisi nyata di lapangan untuk meningkatkan keterampilan dalam

penerapan teknologi tepat guna sehingga usaha agribisnis lebih

menguntungkan. Untuk meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar di

P4S, direkomendasikan pola pelaksanaan kegiatan magang sebagai berikut: 1)

orientasi; 2) pembekalan teori oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) atau UPT Pelatihan Pusat/Daerah; 3) magang di P4S; 4) sinkronisasi

dan refleksi hasil magang; 5) monitoring dan evaluasi; 6) rencana tindak

lanjut; dan 7) bimbingan lanjutan.

Disadari bahwa P4S memiliki kemampuan yang terbatas untuk dapat

melaksanakan pola pelaksanaan kegiatan magang seperti yang

direkomendasikan tersebut. Untuk itu, sangat diharapkan peran lembaga

pembina dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan sehingga seluruh

rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan oleh P4S dengan baik.

Adapun penjelasan singkat tentang pola permagangan petani di P4S kegiatan

magang di P4S sebagai berikut:

1. Orientasi

Kegiatan magang disarankan untuk dimulai dengan orientasi, terutama bila

diikuti oleh peserta yang berasal dari daerah atau negara yang berbeda dari

Program Studi Agribisnis Petanian


22
Laporan Tugas Akhir

daerah lokasi P4S. Materi utama orientasi meliputi pengenalan budaya dan

adat istiadat masyarakat di daerah lokasi P4S (bila peserta berasal dari luar

daerah) atau pengenalan budaya, adat istiadat dan Bahasa Indonesia (bila

peserta berasal dari luar negeri). Orientasi ini dimaksudkan agar terjadi proses

adaptasi yang menunjang penciptaan suasana belajar yang kondusif, sebelum

kegiatan magang dimulai. Untuk itu, pihak pengelola P4S pun perlu

mendapatkan -informasi yang memadai tentang budaya, bahasa, agama dan

adat istiadat masyarakat di daerah atau negara asal pemagang. Kegiatan

orientasi juga dapat dimanfaatkan untuk memberi penjelasan awal tentang

ruang lingkup kegiatan permagangan, perjanjian/kesepakatan magang, jadwal

kegiatan magang dan kontrak belajar, dan pengenalan daerah di sekitar lokasi

P4S.

2. Pembekalan Teori

Setelah orientasi, sebaiknya peserta magang memperoleh pembekalan teori

guna menambah wawasan ilmiah yang melatarbelakangi penerapan teknologi

dan keterampilan yang akan dipelajarinya di P4S. Pembekalan ini

disampaikan oleh pengelola P4S dan/atau instansi terkait lainnya, misalnya

BPTP atau UPT Pelatihan Pertanian Pusat/Daerah sesuai dengan topik/materi

magang yang akan dipelajari.

3. Magang di P4S

Magang di P4S dimaksudkan untuk memfasilitasi proses transfer teknologi

usaha agribisnis diantara fasilitator/instruktur P4S kepada pemagang,

sehingga setelah magang berakhir, pemagang diharapkan bertambah wawasan

Program Studi Agribisnis Petanian


23
Laporan Tugas Akhir

dan pengetahuannya, serta terampil menerapkan teknologi tepat guna sesuai

topik/materi magang yang dipelajarinya. Agar transfer teknologi ini dapat

berlangsung secara komprehensif dan hasil magang tercapai secara optimal,

magang sebaiknya dilakukan selama 1 (satu) musim tanam atau siklus usaha.

Pengelola P4S sebaiknya membuat jadwal kegiatan belajar harian yang wajib

diikuti oleh pemagang dan menyampaikan sebelum kegiatan magang dimuai.

Berdasarkan jadwal harian ini, peserta magang sebaiknya membuat catatan

harian tentang kegiatan belajar selama magang di P4S. Selama magang di

P4S, pemagang wajib mengikuti dan mempraktekkan setiap kegiatan atau

aktivitas yang dicontohkan atau dilakukan oleh fasilitator/instruktur P4S,

serta mengulangi kegiatan atau aktivitas tersebut, sampai akhirnya terampil

dan mahir dalam menerapkan cara-cara atau teknologi tepat guna yang

direkomendasikan dan terbukti mampu meningkatkan produktivitas, kualitas

hasil, nilai tambah dan pendapatan petani. Apabila peserta berasal dari luar

daerah atau luar negeri, proses magang akan berjalan lebih efektif, bila

peserta magang didampingi oleh petugas pendamping yang berperan sebagai

mediator.

4. Sinkronisasi dan refleksi hasil magang

Pada akhir periode magang di P4S, sebaiknya pemagang diberi kesempatan

untuk melakukan refleksi, perenungan atau penelaahan kembali tentang

materi magang yang telah dipelajarinya selama di P4S. Dari hasil refleksi ini,

boleh jadi pemagang menemukan beberapa hal yang masih perlu

dipertanyakan dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Hal ini boleh jadi

Program Studi Agribisnis Petanian


24
Laporan Tugas Akhir

dirasakan bila pemagang membandingkan antara pembekalan teori yang

diperoleh sebelum magang di P4S dengan praktik yang dilakukan di P4S, atau

boleh jadi bila pemagang menemukan ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan

magang dibandingkan dengan rencana atau jadwal kegiatan magang yang

disampaikan sebelumnya. Untuk itu, disarankan agar sebelum kegiatan

magang di P4S berakhir dapat dilakukan pertemuan sinkronisasi dan refleksi

hasil magang. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atau

klarifikasi terhadap materi/kegiatan belajar yang diajukan oleh pemagang,

sekaligus dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan ringkasan penyimpulan

atau pembulatan hasil magang. Pertemuan ini sebaiknya dihadiri oleh

pengelola dan fasilitator/instruktur P4S, serta petugas pendamping (bila ada),

dan petugas dinas/instansi terkait (misalnya BPTP atau UPT Pelatihan

Pertanian Pusat dan Daerah), sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dan

mampu memuaskan pemagang.

5. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring kegiatan magang dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan magang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan

bimbingan lanjutan, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada

setiap tahapan tersebut. Dengan demikian permasalahan yang ditemui dapat

diatasi sedini mungkin. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh pelaksana

kegiatan magang di P4S (pengelola dan fasilitator/instruktur P4S) serta pihak-

pihak terkait yang mendukung pelaksanaannya. Adapun evaluasi kegiatan

magang dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

Program Studi Agribisnis Petanian


25
Laporan Tugas Akhir

permagangan petani di P4S. Selain dilakukan oleh pengelola dan

fasilitator/instruktur P4S serta pihak-pihak terkait yang mendukung

pelaksanaannya, evaluasi sebaiknya juga dilakukan dengan melibatkan peserta

magang. Evaluasi meliputi evaluasi terhadap pelaksanaan permagangan petani

di P4S yang terdiri dari: 1) kepanitiaan; 2) materi; 3) kepesertaan; dan 4)

sarana dan prasarana. Evaluasi terhadap fasilitator/instruktur meliputi unsur-

unsur: 1) tingkat penguasaan materi; 2) keterampilan penggunaan alat bantu

berlatih; 3) kemampuan berkomunikasi; 4) kemampuan menjawab 5)

gaya/sikap 6) keterampilan memotivasi peserta dan 7) kemampuan kerjasama

dalam tim.

6. Rencana Tindak Lanjut

Sebelum kegiatan magang di P4S berakhir, pemagang diminta menyusun

rencana tindak lanjut (RTL) yang memuat rencana kegiatan yang

bersangkutan setelah kembali ke daerah asal masing-masing. RTL perlu

diselaraskan dengan maksud dan tujuan peserta untuk mengikuti magang di

P4S. Rencana tindak lanjut ini dibuat tertulis secara perorangan dan/atau

kelompok, berdasarkan kesamaan daerah asal pemagang. RTL ini

ditandatangani oleh pemagang dan petugas pendamping (bila ada).

7. Bimbingan Lanjutan

Berdasarkan RTL yang dibuat oleh pemagang, pengelola P4S diharapkan

dapat menyusun rencana dan melaksanakan bimbingan lanjutan kepada

pemagang. Bimbingan lanjutan dimaksudkan agar alumni magang dapat

mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh

Program Studi Agribisnis Petanian


26
Laporan Tugas Akhir

selama magang, serta membantu memecahkan permasalahan yang ditemui di

daerah asal masing-masing. Mengingat kendala biaya yang ada, bimbingan

lanjutan ini kemungkinan tidak dapat dilakukan langsung ke lapangan, kecuali

bila dimungkinkan dengan bantuan pihak-pihak terkait yang mendukung

pelaksanaannya atau atas permintaan pemagang. Sebagai gantinya, pengelola

P4S dapat melakukannya melalui media elektronik, baik handphone maupun

e-mail.

Apabila kegiatan magang ini melibatkan petugas pendamping yang berasal

dari instansi pemerintah, diharapkan petugas pendamping atau dinas/instansi

asalnya dapat menyurati dinas/instansi pembina di daerah asal pemagang

untuk menginformasikan hasil magang dan mengharapkan agar dinas/instansi

pembina tersebut bersedia memberikan bimbingan tindak lanjut bagi

pemagang.

2.3 Pengembangan SDM Pertanian dan Peranannya dalam Pembangunan


Pertanian

Sumber daya manusia sering disebut sebagai human resource, tenaga atau

kekuatan manusia. Sumber daya manusia juga disebut sumber tenaga,

kemampuan, kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh manusia, dipunyai oleh

makhluk organisme lainnya. Pengembangan sumber daya manusia adalah

aktivitas belajar yang terorganisasi yang diatur dalam suatu organisasi agar

meningkatkan kinerja/pertumbuhan untuk maksud perubahan kerja

individu/organisasi. Pengembangan sumber daya manusia (human resources

development) secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas dan

Program Studi Agribisnis Petanian


27
Laporan Tugas Akhir

kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa.

Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan, pengembangan, dan

pengelolaan sumber daya manusia (Notoatmodjo, 2009).

Sedangkan pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu

proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan

untuk mencapai suatu hasil optimal. Pengembangan sumber daya manusia secara

makro adalah penting dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembangunan secara

efektif. Pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai

pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam dapat secara

berguna dan berhasil guna. Demikian pula pengembangan sumber daya manusia

secara mikro di suatu organisasi sangat penting dalam mencapai hasil kerja yang

optimal (Notoatmodjo, 2009).

Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) meliputi empat aspek.

Yang pertama adalah aspek kuantitatif atau jumlah yang dibutuhkan menurut

jenjang pendidikan/latihan dan bidang keahlian. Yang kedua adalah aspek

kualitatif atau materi pendidikan/latihan dan kemampuan orang untuk

melaksanakan tugas tertentu. Yang ketiga adalah aspek pemanfaatan personalia,

atau faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan personalia secara efektif dan

kemampuan personalia untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada

mereka. Yang keempat adalah penggabungan semua aspek tersebut menjadi

strategi pengembangan SDM yang sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan

pertanian dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo, 2009).

Program Studi Agribisnis Petanian


28
Laporan Tugas Akhir

Sumber daya manusia pertanian adalah semua pemangku kepentingan yang

terkait secara langsung atau tidak langsung dengan pembangunan pertanian.

Mereka ada yang bekerja di pemerintahan, mulai dari pusat hingga ke tingkat

desa, karyawan BUMN sektor pertanian, dan sebagian besar lainnya berkiprah di

sektor swasta. Di tingkat lapangan, sumber daya manusia pertanian terdiri dari

pelaku utama (petani tanaman pangan, petani hortikultura, peternak, pekebun) dan

pelaku usaha pertanian, baik individu, kelompok atau korporasi (Nurmala, 2012).

Pembangunan pertanian adalah suatu perubahan yang terencana dan

bertahap dalam sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan produksi pertanian

secara kuantitas dan kualitas agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi yang

terus meningkat pada umumnya dan peningkatan kesejahteraan petani pada

khususnya melalui peningkatan kesejahteraan petani pada khususnya melalui

peningkatan produktivitas usahatani dengan menerapkan teknologi baru

pertanian. Pembangunan pertanian merupakan proses peningkatan produktivitas

sistem pertanian yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti pemerintah dan

pemangku kepentingan dengan cara memanfaatkan beragam sumber daya alam,

ilmu pengetahuan dan teknologi, modal, sumber daya manusia dan kelembagaan

yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat

pertanian (Nurmala, 2012).

Untuk menjadikan sektor pertanian yang mandiri dan berdaulat, diperlukan

adanya upaya perbaikan yang terstruktur atau sistemik diperlukan adanya

perbaikan yang terstruktur pada faktor-faktor berikut : (1) sumber daya manusia;

(2) organisasi dan sistem manajemennya; (3) sarana dan prasarana pendukung,

Program Studi Agribisnis Petanian


29
Laporan Tugas Akhir

dan (4) komitmen pada pembangunan pertanian yang lebih baik. Faktor sumber

daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan upaya

perbaikan pembangunan pertanian. Faktor sumber daya manusia pertanian

dikelompokkan sebagai berikut : (1) masyarakat tani, (2) petugas pertanian mulai

dari PPL sampai dengan aparat tingkat pusat, (3) aparat pembina dalam hal ini

mulai dari camat/walikota, gubernur, dan (4) aparat penunjang kegiatan pertanian

(Nurmala, 2012).

Pembangunan pertanian memerlukan perubahan perilaku para petani dan

masyarakat pedesaan lainnya yang kegiatannya berhubungan dengan petani dan

pertanian. Walaupun demikian, tidaklah berarti bahwa untuk kelancaran

pembangunan pertanian tersebut hanya diperlukan perubahan-perubahan perilaku

dari manusia-manusia yang hidup di pedesaan saja. Di luar itu semua masih

banyak kelompok masyarakat yang perubahan perilakunya merupakan

prasyaratan untuk terselenggaranya pembangunan pertanian (Nurmala, 2012).

Pembangunan pertanian akan dapat terlaksana apabila pengetahuan dan

keterampilan petani harus ditingkatkan dan berubah. Karena petani terus menerus

menerima metode baru, cara berfikir mereka pun berubah. Mereka

mengembangkan sikap baru yang berbeda terhadap pertanian, terutama alam

sekitar dan terhadap diri mereka sendiri. Untuk meningkatkan penguasaan ilmu

pengetahuan sumber daya manusia dapat diawali dengan peningkatan pendidikan,

baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Konsep pengembangan

sumber daya manusia melalui dua jalur yaitu: yang pertama adalah jalur

pendidikan formal dan kejuruan yaitu mulai dari pendidikan TK sampai pada

Program Studi Agribisnis Petanian


30
Laporan Tugas Akhir

perguruan tinggi. Jalur ini menyediakan pengetahuan dasar yang bermanfaat bagi

pengembangan pengetahuan lain di dalam kehidupan sehari-hari, baik di sektor

formal maupun informal. Kedua adalah jalur pendidikan non formal yaitu melalui

pelatihan yang dapat mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan

(skill) dan sikap (attitude) dalam bekerja untuk mengembangkan usahataninya

(Nurmala, 2012).

Adjid (2001) menyatakan bahwa percepatan pembangunan pertanian

memerlukan terobosan berupa perubahan sikap tradisional terhadap pembaharuan.

Ini bisa diraih melalui pendidikan. Dengan demikian pengembangan sumber daya

manusia melalui pendidikan tidak saja memberi kesempatan untuk tumbuhnya

ekonomi tetapi juga merupakan persyaratan diterapkannya teknologi untuk

meningkatkan produksi pertanian. Salah satu faktor keberhasilan pembangunan di

suatu negara adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka

melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan

sumber daya manusia.

Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan

pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian

manusia. Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam

rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan

tugasnya (Notoatmodjo, 2009).

Program Studi Agribisnis Petanian


31
Laporan Tugas Akhir

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan Pengalaman

Kerja Praktek Mahasiswa di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya

(P4S) Taruna Mekar yang diketuai oleh Bapak H.Endang Ibin. P4S Taruna Mekar

ini berlokasi di Jl. Pacet Beunying No 47 Ds. Cipendawa, Kecamatan Pacet,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan PKPM ini dimulai pada 18 Februari –

16 April 2019.

3.2 Ruang Lingkup

Penulisan laporan tugas akhir ini mencakup pembahasan tentang pelaksanaan

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian yang meliputi

persyaratan peserta, instruktur dan pendamping, perencanaan serta pelaksanaan

kegiatan pelatihan di P4S Taruna Mekar Cianjur.

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penyusunan laporan PKPM ini adalah data primer

dan sekunder. Data primer diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dilapangan,

diskusi, dan dokumentasi foto sebagai pelengkap data primer. Data primer yang

diperoleh meliputi: (1) Gambaran umum perusahaan, (2) Struktur organisasi

perusahaan, (3) Sumber daya Manusia perusahaan dan (4) Data tentang pelaksaan

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian di P4S Taruna

Mekar. Sedangkan data sekunder bersumber dari: (1) literatur yang diberikan oleh

Program Studi Agribisnis Petanian


32
Laporan Tugas Akhir

Instansi, (2) Buku-buku penunjang dan (3) Data-data dan referensi dari internet

yang berhubungan dengan judul laporan.

Data sekunder yang diperoleh dari literatur meliputi sumber daya manusia dan

peranannya dalam pembangunan pertanian, literature mengenai P4S, dan

operasional pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di P4S.

Sedangkan data sekunder bersumber dari literatur yang diberikan oleh Instansi,

buku-buku penunjang, dan data-data dari internet yang berhubungan dengan judul

laporan serta data perusahaan yang sudah ada.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

A. Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh informasi dengan cara tanya jawab

langsung antara komunikan dengan komunikator yang saling memberikan

umpan balik dalam sebuah komunikasi. Komunikan yang diwawancarai

adalah pembimbing lapang yaitu bapak Yayan Suryana, SP yang juga

merupakan wakil ketua dari P4S Taruna Mekar, ketua P4S Taruna Mekar

yaitu bapak H.Endang Ibin, serta pekerja dan pihak-pihak yang

bersangkutan. Wawancara yang dilakukan meliputi tentang gambaran umum

perusahaan, kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia

yang dilaksanakan oleh P4S Taruna Mekar.

Program Studi Agribisnis Petanian


33
Laporan Tugas Akhir

B. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

secara langsung kepada objek yang diteliti. Kegiatan yang dilakukan berupa

pengamatan pada pelaksanaan pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia di P4S Taruna Mekar.

C. Studi pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data

yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan dilapangan. Data tersebut

dapat berupa buku, jurnal, laporan magang mahasiswa dan lain-lain yang

bersifat informatif dan berhubungan dengan pelaksaan pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia pertanian di P4S

D. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen – dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan

sumber – sumber informasi khusus dari karangan / tulisan, buku, undang –

undangan dan sebagainya. Dokumentasi yang diperoleh berupa foto kegiatan

yang dilakukan selama magang

Program Studi Agribisnis Petanian


34
Laporan Tugas Akhir

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Organisasi

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan P4S Taruna Mekar

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga

pelatihan di bidang pertanian dan pedesaan yang dimiliki dan dikelola langsung oleh

petani baik secara perorangan ataupun kelompok. P4S Taruna Mekar adalah tempat

belajar dari petani oleh petani dan untuk petani. Metode belajar di P4S Taruna Mekar

adalah pelatihan dan magang untuk petani dan pelajar dengan presentase 80% praktik

dan 20% teori untuk kegiatan magang serta 20% praktik dan 80% teori untuk

kegiatan pelatihan.

P4S Taruna Mekar terbentuk melalui proses yang cukup panjang yaitu berawal

pada akhir tahun 1974 ketika Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur mengadakan

kegiatan kursus tani desa di Kampung Beunying selama + satu tahun, kegiatan ini

diikuti oleh 22 orang pemuda tani. Setelah kegiatan ini berakhir, sekitar awal tahun

1976 para alumni kursus tani tersebut bermusyawarah untuk meneruskan dan

menindaklanjuti hasil kursus tani tersebut, berdasarkan hasil musyawarah akhirnya

semua bersepakat untuk membentuk sebuah kelompok tani, dan terbentuklah

kelompok tani dengan nama “Taruna Mekar” yang diketuai oleh Endang Ibin.

Dengan semangat dan kerja keras dari para pengurus dan semua anggota dalam

menjalankan dan mengelola kelompok ini, pada akhir tahun 1976 kelompok tani

Taruna Mekar mendapat penghargaan dari Bapak Bupati Kabupaten Cianjur. Lambat

laun kelompok tani mulai menjadi tempat study banding bagi kelompok tani lain di

Program Studi Agribisnis Petanian


35
Laporan Tugas Akhir

luar Kabupaten Cianjur, kunjungan petani dari Jepang dan Belanda serta mulai

menjadi tempat magang/praktek kerja bagi siswa SPMA/SMK dan mahasiswa yang

berasal dari jurusan pertanian.

Dari tahun ke tahun kelompok tani Taruna Mekar terus menerus berusaha

meningkatkan keterampilan, mengembangkan usaha dan menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak, diantaranya adalah :

1. Tahun 1980–1984 bekerjasama dengan QTA 28 dalam bidang pemasaran

sayur

2. Tahun 1985–1987 bekerjasama dengan Induk Koperasi Unit Desa (INKUD)

sebagai suplayer sayuran untuk super market Goro dan Akasia Gelael.

3. Tahun 1987–1990 bekerjasama dengan PT. HL di Singapura untuk ekspor

sayur dan buah dan berakhir pada tahun 1998.

4. Tahun 1993 mengikuti sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

(SLPHT) dan Sekolah Lapang Usaha Berorientasi Agribisnis (SLUBA)

5. Tahun 1997–1998 bekerjasama dengan GAPOKTAN Mandiri sebagai

suplayer sayur untuk super market Makro Jakarta.

6. Tahun 1998 bekerjasama dengan PT. VEGETABLES Singapura untuk ekspor

sayur. Kerjasama ini terhenti setelah terjadi kerusuhan 14 Mei di Jakarta.

7. Tahun 2000 kelompok tani Taruna Mekar diakui oleh Badan SDM Pusat

sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).

8. Tahun 2001 P4S Taruna Mekar diresmikan oleh Bupati Cianjur menjadi P4S

pertama di Kabupaten Cianjur.

Program Studi Agribisnis Petanian


36
Laporan Tugas Akhir

9. Tahun 2002 bekerjasama dengan PT. ASP International dan Ibaraki Cyuo

Engei Nougyo Kyodo Kumiai ( ICE ) Jepang untuk melakukan magang

selama 3 tahun di Jepang bagi siswa peserta magang di P4S Taruna Mekar

yang disiplin dan berprestasi dan telah berakhir pada tahun 2019.

10. Tahun 2003 dengan bantuan PPPG Pertanian Cianjur membentuk sekolah

kejuruan tingkat menengah (SMK) dengan jurusan pertanian dan peternakan

bebas biaya. Hal tersebut ditindak lanjuti oleh Pemerintah, yaitu pada tahun

2004 didirikanlah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 (SMKN 5) Cianjur,

yang sekarang berganti nama menjadi SMKN 1 Pacet dan telah menjadi

Rintisan sekolah Bertaraf Internasional ( RSBI ) dengan 6 jurusan.

11. Tahun 2007 P4S Taruna Mekar ditetapkan menjadi kalsifikasi kelas utama.

12. Tahun 2013 penghargaan dari presien P4S terbaik tingkat nasional sampai

saat ini kegiatan masih berjalan.

13. Tahun 2017 P4S Taruna Mekar melakukan kerjasama dengan PT Darta

Pangan Maju Bersama.

4.1.2 Azaz dan Prinsip P4S Taruna Mekar

A. Azaz

1. Keswadayaan

P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui kemampuan

memecahkan sendiri masalah yang dihadapi baik masalah teknis, sosial maupun

ekonomi.

Program Studi Agribisnis Petanian


37
Laporan Tugas Akhir

2. Kekeluargaan

P4S tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh

menjalin kekerabatan antara pengelola dan fasilitator dengan peserta yang

mengikuti pelatihan/pemagangan.

3. Keterpaduan

Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari

pembangunan pertanian dan pedesaan, sehingga tercapai keselarasan,

keserasian, dan sinergi.

4. Kesederhanaan

Pelatihan/permagangan di P4S dilaksanakan secara sederhana dan bertahap

sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

5. Demokrasi

Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan pengguna jasa

mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif.

B. Prinsip

1. Agama

P4S Taruna Mekar mengutamakan agama dalam melakukan segala hal karena

agama merupakan panduan untuk mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan prinsip kedua setelah agama karena P4S Taruna Mekar

peduli dengan anak-anak yang putus sekolah karena tidak ada biaya maka P4S

Taruna Mekar membentuk yayasan pendidikan untuk masyarakat disekitar

Program Studi Agribisnis Petanian


38
Laporan Tugas Akhir

Cianjur Jawa Barat seperti sekolah SMK 1 PACET, SMP dan SMA

GARNESIA yang telah didirikan oleh P4S Taruna Mekar.

3. Pertanian

Pertanian menjadi prinsip P4S taruna Mekar untuk memajukan pertanian di

daerahnya terutama pelatihan untuk mengasah kemampuan pemuda supaya mau

mengolah dan memanfaatkan lahan yang ada, karena Indonesia memiliki sektor

pertanian sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

4.1.3 Visi dan Misi P4S Taruna mekar

Visi : Meningkatkan agama, memajukan pertanian dan pendidikan

Misi : 1. Menyelenggarakan diklat pertanian, peternakan, dan pengolahan hasil

pertanian

2. Menyelenggarakan magang jepang

3. Menyelenggarakan pendidikan bahasa jepang

4.1.4 Struktur Organisasi P4S Taruna Mekar

Struktur organisasi P4S Taruna Mekar ini dibuat untuk mengatur pembagian

pekerjaan dan membentuk perbedaan tingakat pekerjaan, tanggung jawab dan jabatan.

Terdapatnya pembagian kerja mempermudah karyawan dalam melakukan kegiatan

atau pekerjaannya, meskipun dalam pelaksanaan di lapangan hal ini tidak

dilaksanakan atau diterapkan secara teratur. Susunan pengurus P4S Taruna Mekar

dapat dilihat pada gambar 1.

Program Studi Agribisnis Petanian


39
Laporan Tugas Akhir

Ketua
H. Endang Ibin

Wakil Ketua
Yayan Suryana, SP

Sekretaris Bendahara
Yeyet Setiawati Siti Mardiah

INSTRUKTUR

Budidaya Pengendalian Pembenihan Budidaya


Tanaman Hama dan dan Pembibitan Bunga Potong
Hortikultura Penyakit Tanaman dan Pestisida
H. Endang Dedit Hortikultura Nabati
Ibin Ruhyatna, SP Nanang Sepuloh Nyanyang Hasan

Teknologi Budidaya Budidaya dan Pembinaan


Pengolahan Ternak Sapi Penanganan Calon Magang
Hasil dan Kelinci Padi Jepang
Pertanian Yayan Ibrahim Syamsul Arif
Yeyet Setiawati Suryana, SP Naswardi

Gambar 1. Struktur organinasi P4S Taruna Mekar.


*Keterangan: 1. Garis merah : status instruktur tidak katif
2. Garis hitam : status instruktur aktif

Tugas untuk masing-masing pengelola P4S Taruna Mekar adalah :

1. Ketua dan wakil ketua

Tugas ketua dan wakit ketua di P4S Taruna Mekar adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan

keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

Program Studi Agribisnis Petanian


40
Laporan Tugas Akhir

b) Memimpin dan bertanggung jawab terhadap pengelola serta hasil

musyawarah pengelola.

c) Ketua dan wakil ketua bertanggung jawab kepada peserta pelatihan dan

jalannya pelatihan.

2. Sekretaris

Tugas sekretaris di P4S Taruna Mekar yaitu membantu ketua kelompok dibidang

tata usaha yang meliputi :

a) Surat menyurat

b) Kearsipan

c) Ekspedisi surat

d) Pendataan peserta pelatihan

e) Notulen

f) Inventaris kekayaan P4S

3. Bendahara

Tugas bendahara di P4S Taruna Mekar adalah sebagai berikut :

a) Menghimpun dana untuk pembangunan sarana dan prasarana P4S Taruna

Mekar.

b) Mengelola dana keuangan di P4S Taruna Mekar.

c) Mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan di P4S Taruna Mekar.

4. Instruktur

Tugas masing-masing instruktur P4S Taruna Mekar adalah sebagai berikut :

a) Sebagai instruktur pelatihan dalam ahli bidangnya.

b) Membuat bahan presentasi untuk peserta pelatihan

Program Studi Agribisnis Petanian


41
Laporan Tugas Akhir

c) Melatih peserta magang dengan professional

Keadaan serta kondisi masing-masing instruktur P4S Taruna Mekar dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Keadaan serta kondisi masing-masing instruktur P4S Taruna Mekar


Penanggung
No Instruktur Status
Jawab
1 Budidaya Tanaman Hortikultura H. Endang Ibin Masih aktif
2 Pengendalian Hama dan Penyakit Dedih Ruhyatna Tidak aktif
Pembenihan dan Pembibitan
3 Nanang Saepuloh Tidak aktif
Tanaman Hortikultura
Budidaya Bunga Potong dan
4 Nyanyang Hasan Tidak aktif
Pestisida Nabati
5 Pengolahan Hasil Pertanian Yeyet Setiawati Masih aktif
Budidaya Ternak Kelinci dan Sapi
6 Yayan Suryana, SP Masih aktif
perah
7 Budidaya dan Penangkaran Padi Ibrahim Naswari Tidak aktif
8 Pembinaan Calon Magang Jepang Syamsul Arief Tidak aktif
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019
Instruktur organisasi P4S Taruna Mekar yang bertanggung jawab atas jurusan

pengendalian hama dan penyakit, pembenihan dan pembibitan tanaman hortikultura,

budidaya bunga potong dan pestisida nabati serta budidaya penangkaran padi saat ini

sudah tidak aktif lagi sebagai instruktur untuk kegiatan pelatihan di P4S Taruna

Mekar. Hal ini dikarenakan para instruktur tersebut telah mandiri dan menjalankan

usaha P4S berdasarkan bidang usaha yang dikuasai oleh masing-masing instruktur

tersebut akan tetapi masih dibawah bimbingan P4S Taruna Mekar. Sementara, untuk

jurusan pembinaan calon magang Jepang sudah tidak aktif mulai dari tahun 2018

karena ada permasalahan kerja sama dengan pihak perusahaan dari Jepang. Oleh

sebab itu, penerimaan kegiatan pelatihan dan magang di P4S Taruna Mekar hanya

menerima pada jurusan yang instruktur masih aktif yaitu budidaya tanaman

Program Studi Agribisnis Petanian


42
Laporan Tugas Akhir

hortikutura, teknologi pengolahan hasil pertanian dan budidaya ternak kelinci dan

sapi perah.

4.1.5 Sumber Daya Manusia P4S Taruna Mekar

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang paling utama dalam suatu

usaha agribisnis, karena SDM adalah penggerak dalam operasional perusahaan.

Sumber daya manusia yang terdapat di P4S Taruna Mekar Cianjur Jawa Barat yaitu

berjumlah 13 orang (5 orang tenaga kerja pria dan 8 orang tenaga kerja wanita) yang

merupakan tenaga kerja untuk bagian budiaya tanaman hortikultura dan budidaya

ternak kelinci dan sapi perah. Upah tenaga kerja pria sebesar Rp 40.000 dan tenaga

kerja wanita Rp 25.000. P4S Taruna Mekar tidak memberikan proses training secara

formal kepada tenaga kerja yang bekerja di lahan dan kandang. Proses training hanya

dilakukan secara informal dengan diberikan pengarahan secara langsung oleh ketua

P4S Taruna Mekar yaitu H.Endang Ibin saat melakukan pengawasan kepada tenaga

kerja yang sedang bekerja di lapangan.

Tenaga kerja bagian budidaya dan peternakan bekerja selama 7 hari dalam satu

minggu dengan rentang waktu 5 jam per hari, sedangkan untuk tenaga kerja

pengolahan hasil langsung dikelola oleh instruktur pengolahan hasil P4S Taruna

Mekar yang bekerja sesuai dengan ketersediaan bahan baku dan juga karena adanya

tamu yang datang ke P4S Taruna Mekar untuk melakukan pelatihan. Kebutuhan

tenaga kerja lainnya atau tenaga lepas diperoleh dari warga sekitar, siswa/i dan

mahasiswa/i yang melakukan magang di P4S Taruna Mekar. Sumber tenaga kerja ini

bertugas dan bertanggungjawab penuh dalam kegiatan masing-masing.

Program Studi Agribisnis Petanian


43
Laporan Tugas Akhir

Untuk bagian masing-masing dari instruktur P4S Taruna Mekar biaya tenaga

kerja diperoleh dari hasil pelatihan yang telah dilakukan.

Tabel 2. Sumber tenaga kerja P4S Taruna Mekar


No Nama Lokasi Kerja Jenis Kelamin Umur (Tahun)
1 Bu Gagan Cugenang Perempuan 31
2 Bu Aisyah Cugenang Perempuan 29
3 Bu Ntik Cugenang Perempuan 31
4 Bu Ncob Cugenang Perempuan 30
5 Bu Jajad Cugenang Perempuan 45
6 Bu Ncah Cugenang Perempuan 41
7 Bu Ihat Cugenang Perempuan 50
8 Bu Diah Cugenang Perempuan 35
9 Bapak Basir Cugenang Laki-laki 41
10 Bapak Dodi Buinying dan Cugenang Laki-laki 28
11 Bapak Syarif Buinying dan Cugenang Laki-laki 54
12 Bapak Dedek Buinying dan Cugenang Laki-laki 32
13 Bapak Ojak Buinying dan Cugenang Laki-laki 48
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa tenaga kerja yang dimiliki

oleh P4S Taruna Mekar masih berada dalam usia produktif. Menurut Badan Pusat

Statistik tahun 2019, usia produktif tenaga kerja adalah 15-65 tahun. Hal ini tentu saja

mempengaruhi produktifitas tenaga kerja karena, salah satu dari faktor-faktor yang

mempengaruhi produktifitas tenaga kerja adalah usia. Tenaga kerja dengan usia yang

masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat produktifitas yang lebih

tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia tua sehingga

kemampuan fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas. (Aprilyanty, 2017)

4.1.6 Sumberdaya Keuangan P4S Taruna Mekar

P4S Taruna Mekar ini pada awalnya merupakan kelompok tani yang dinamai

dengan Taruna Mekar. Modal awal dalam melakukan kegiatan pada kelompok tani

Taruna Mekar berasal dari kelompok tani itu sendiri dengan cara iuran sebanyak Rp

200.000,-/orang setelah kelompok tani ini mulai berkembang menjadi P4S Taruna

Program Studi Agribisnis Petanian


44
Laporan Tugas Akhir

Mekar maka modal dari kelompok tani Taruna Mekar dikembalikan kepada masing-

masing anggota kelompok tani yang berjumlah 22 orang .

Kelompok tani Taruna Mekar setelah diakui menjadi P4S Taruna Mekar pada

tahun 2000 modal awal untuk berdiri membutuhkan modal sebesar Rp 10.000.000,-

yang berasal dari hasil kegiatan kelompok tani Taruna Mekar untuk menjalankan

kegiatan pelatihan dalam berbagai bidang yang telah dibentuk. Pada tahun 2010 P4S

Taruna Mekar membangun tempat pelatihan dari hasil pelatihan yang telah dilakukan

karena salah satu syarat dari mendirikan P4S ini adalah memiliki tempat pelatihan.

Untuk sarana dan prasarana di P4S Taruna Mekar diperoleh dari bantuan beberapa

lembaga untuk menjalankan kegiatan pada P4S Taruna Mekar.

Program Studi Agribisnis Petanian


45
Laporan Tugas Akhir

Tabel 3. Aset yang dimiliki oleh P4S Taruna Mekar


No Jenis Satuan Jumlah
1 Bangunan m2 400
2 Lahan H 6.75
4 Kandang sapi m2 162
5 Kandang kelinci m2 36
6 Mobil Pick Up Unit 1
7 Hendtraktor Unit 1
8 Komputer Unit 1
9 Infocus Unit 1
10 Divan tempat tidur Unit 42
11 Kasur Unit 42
12 Bantal + selimut + sepray + sarung bantal Unit 100
13 Kursi tamu Unit 1
14 Kursi + meja pertemuan Unit 100
15 Piring + gelas + sendok Lusin 10
16 Kompor Unit 2
17 Kuali Unit 8
18 Baskom Unit 8
19 Gembor kapasitas 5 liter Unit 2
20 Hand sprayer kapasitas 17 liter Unit 5
21 Mesin pompa air Unit 2
22 Sekop Unit 2
23 Timbangan digital Unit 2
24 Cangkul Unit 8
25 Selang M 15
26 Golok Unit 2
27 Terpal Unit 1
28 Garpu Unit 4
29 Ember Unit 12
30 Gunting Unit 2
31 Coret Unit 8
32 Pisau/Cutter Unit 24
33 Coper Unit 1
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

Program Studi Agribisnis Petanian


46
Laporan Tugas Akhir

Laporan laba rugi


P4S Taruna Mekar
Untuk tahun yag berakhir 31 Desember 2018
No Uraian Jumlah (Rp) Total (Rp)
A Penjualan/ Pendapatan
- Pelatihan 124,750,000
- Budidaya Hortikultura 608,252,000
- Pengolahan hasil 2,750,000
- Peternakan 163,550,000
Total Penjualan/Pendapatan 899,302,000
B Biaya-Biaya
1. Pelatihan
- Instruktur 20,000,000
- Konsumsi 60,260,000
2. Budidaya, Pengolahan Hasil
dan Peternakan
- Pembelian bahan baku 397,768,500
- Biaya tenaga kerja 107,546,000
- Biaya transportasi 10,543,000
3. Biaya lain-lain
- Biaya ATK 2,120,000
- Biaya air dan listrik 14,450,000
- Biaya Penyusutan 21,600,000
Total Biaya 634,287,500
C Laba Bersih 265,014,500
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

4.1.7 Deskripsi Kegiatan Bisnis Organisasi

A) Deskripsi Produksi

Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh P4S Taruna Mekar ada dua jenis

kegiatan yaitu kegiatan produksi jasa dan kegiatan produksi barang.

a. Produk jasa

Kegiatan produksi produk berupa jasa merupakan kegiatan utama yang

dilakukan oleh P4S Taruna Mekar. Jasa yang diproduksi adalah jasa untuk

mengadakan kegiatan pelatihan dan magang untuk petani maupun pelajar

Program Studi Agribisnis Petanian


47
Laporan Tugas Akhir

yang ingin menimba ilmu tentang pertanian, dimulai dari kegiatan budidaya,

pengolahan hasil Pertanian dan peternakan hingga dilakukannya pemasaran

yang merupakan kegiatan operasional agribisnis secara menyeluruh. Ada dua

jenis kegiatan pelatihan di P4S Taruna Mekar, yaitu kegiatan pelatihan bagi

petani dan kegiatan magang bagi pelajar. P4S Taruna Mekar menyediakan

tiga jurusan pelatihan yang dapat dipilih oleh peserta pelatihan sesuai dengan

kebutuhannya. Ketiga jurusan tersebut adalah jurusan budidaya tanaman

hortikultura, jurusan budidaya ternak, dan jurusan pengolahan hasil

pertanian.

1. Jurusan budidaya tanaman hortikultura menggunakan lahan seluas 2,75

Ha yang terletak di daerah Beunying sebagai sarana praktik baik untuk

kegiatan pelatihan petani maupun kegiatan magang pelajar. Dari kegiatan

pelatihan dan magang inilah akan menghasilkan produk barang berupa

hasil pertanian komoditi hortikultura yang nantinya akan dipasarkan oleh

P4S Taruna Mekar. Pada lahan budidaya hortikultura P4S Taruna Mekar

jenis tanaman yang diusahakan yaitu tanaman sayur-sayuran yang

berpotensi tinggi untuk dipasarkan seperti tanaman buncis, wortel, tomat

dan jenis sayur-sayuran lainnya.

Program Studi Agribisnis Petanian


48
Laporan Tugas Akhir

Tabel 4. Rincian lahan budidaya P4S Taruna Mekar

No Daerah Lahan Luas Lahan Komoditi


(H)
1 Beunying 2,75 Buncis, kailan, caisim,
Tomat, lobak, wortel,
cabe rawit, cabe keriting,
gingseng, daun mint,
selada, romen dan kol
2 Cugenang 4 Teh, wortel, tomat,
buncis, pisang, pakcoy,
jagung, caisim, lobak,
romen, bawang daun, dan
labu siam
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

2. Jurusan kedua yang masih aktif di P4S Taruna Mekar adalah Pengolahan

Hasil Pertanian. Kegiatan pelatihan ini dilakukan oleh divisi teknologi

pengolahan hasil pertanian dengan lokasi pengolahan terletak di kampung

Beunying. Produk barang yang dihasilkan setelah pelatihan pengolahan

hasil pertanian dilaksanakan yaitu, TORAKO (tomat rasa kurma), keripik

daun wortel, dan keripik daun singkong rasa paru. Selain dilaksanakan

pada saat kegiatan pelatihan untuk jurusan pengolahan hasil pertanian,

P4S Taruna Mekar juga memiliki petani binaan untuk melaksanakan

kegiatan pengolahan produk hasil pertanian yang mana modal diberikan

oleh P4S Taruna Mekar dan hasil dari petani di bagi 40% untuk P4S

Taruna Mekar dan 60% untuk petani.

Program Studi Agribisnis Petanian


49
Laporan Tugas Akhir

Tabel 5. Hasil produksi petani binaan


No Nama Wilayah Produksi
1 P4S Taruna Mekar Beunying Torako, Keripik daun
wortel, dan Keripik daun
singkong rasa paru
2 Kelompok Wanita Cugenang Torako
Tani Cugenang
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

3. Jurusan ketiga adalah peternakan terdiri dari ternak kelinci dan sapi perah.

Kegiatan ini dilakukan oleh peserta prakerin atau magang yang telah

dibagi menjadi beberapa kelompok yang dipimpin oleh divisi budidaya

ternak kelinci dan sapi perah. Divisi ternak kelinci dan sapi perah ini

mengelola lahan peternakan untuk ternak kelinci dan sapi perah pada P4S

Taruna Mekar dengan luas lahan ini dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rincian lahan peternakan yang digarap oleh P4S Taruna Mekar

No Daerah Lahan Nama Ternak Luas Lahan Jumlah


(m2) Ternak
(Ekor)
1 Beunying Sapi perah 36 11
Kelinci 162 78
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

b. Produk Barang

Sementara untuk kegiatan produksi produk berupa barang, P4S Taruna

Mekar fokus untuk memproduksi tanaman hortikultura yang dibudidayakan

diatas lahan seluas 4 Ha yang berada di daerah Cugenang. Sedangkan untuk

peternakan, P4S Taruna Mekar fokus untuk memproduksi susu sapi murni

yang kegiatan produksinya dilaksanakan oleh karyawan P4S Taruna Mekar

dibantu oleh siswa magang. Sementara produk olahan hasil pertanian

Program Studi Agribisnis Petanian


50
Laporan Tugas Akhir

kegiatan produksinya dilaksanakan oleh petani dan pelajar yang sedang

melaksanakan kegiatan pelatihan dan magang di P4S Taruna Mekar dan juga

dilaksanakan oleh petani binaan P4S Taruna Mekar.

B) Deskripsi produk

Produk yang dihasilkan oleh P4S Taruna Mekar ada dua jenis yaitu jasa dan

barang. Untuk produk jasa, terdapat dua jenis kegiatan yaitu kegiatan pelatihan

untuk petani dan kegiatan magang untuk pelajar. Kegiatan pelatihan dijalankan

dengan prinsip “Learning by doing” atau belajar sambil berkerja.

Sementara untuk produk berupa barang, kegiatan yang terdapat di P4S

Taruna Mekar dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok kegiatan yaitu

budidaya, peternakan dan pengolahan hasil. Semua jenis produk yang

diproduksi oleh P4S Taruna Mekar dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Produk – produk yang ada di P4S Taruna Mekar


No Kelompok Kegiatan Nama Produk
Jasa untuk memberikan pelatihan tentang
1 Pelatihan dan magang
operasional agribisnis.
2 Budidaya Teh, Buncis, wortel, tomat, pisang, pakcoy,
jagung, caisim, lobak, romen, bawang daun,
labu siam, kailan, cabe rawit, cabe keriting,
gingseng, daun min, selada, dan kol
3 Pengolahan hasil Torako, Keripik wortel, dan keripik daun
singkong rasa paru
4 Peternakan Sapi pereah dan kelinci
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

C) Deskripsi pelanggan

Untuk produk berupa jasa pelatihan dan magang, pelanggan P4S Taruna

Mekar adalah petani dan pelajar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Sementara untuk pelanggan produk berupa barang dari P4S Taruna Mekar

Program Studi Agribisnis Petanian


51
Laporan Tugas Akhir

adalah masyarakat di sekitar Jawa Barat dan pedagang pengumpul yang ada di

daerah sekitar Kabupaten Cianjur.

Tabel 8. Pelanggan dari P4S Taruna Mekar


No Kelompok kegiatan Pelanggan
Pelatihan untuk a. Kelompok ibu-ibu PKK Kecamatan
petani Sukabumi
b. Kelompok wanita tani dari Leleus
1 c. Kelompok wanita tani dari Maleber
d. Kelompok peternak dari Jonggol
e. Mahasiswa STIE Muhammadyah Palopo
f. Kelompok wanita tani dari Garut
Magang untuk pelajar a. SMK Referensia Cianjur
b. SMKN Bojong Picung Cianjur
c. SMKN 1 Leleus Cianjur
d. SMKN 1 Agra Cianjur
e. SMKN 1 Sukaluyu
2
f. SMK Permata Insan
g. SMKN 1 Pacet
h. SMKN Gedong Tataan Lampung
i. Politani Payakumbuh
j. SMKN 1 Cempaka Cianjur
3 Budidaya hortikultura PT Darta Pangan Maju Bersama dan
Pedagang pengumpul
4 Budidaya ternak a. Susu Sapi
Koperasi peternak sapi Cianjur Utara
b. Kelinci
Pedagang di tempat wisata
5 Pengolahan Lembaga swasta dan Instansi Pemerintahan
Sumber: P4S Taruna Mekar, 2019

D) Deskripsi Pemasok Bahan Baku

Untuk produk berupa jasa pelatihan dan magang, bahan baku utama yang

dibutuhkan adalah sumber daya manusia berupa instruktur yang handal sesuai

dengan jurusan pelatihan yang disediakan oleh P4S Taruna Mekar. Instruktur

yang berkerja di P4S Taruna Mekar merupakan patani-petani handal yamg

Program Studi Agribisnis Petanian


52
Laporan Tugas Akhir

berdomisili di sekitar Kecamatan Pacet yang sudah berpengalaman dalam

menjalankan usaha taninya.

Sedangkan bahan baku yang dibutuhkan oleh P4S Taruna Mekar dalam

menjalankan kegiatan produksi berupa produk barang, ada yang didapatkan dari

toko sekitar tempat usaha dan juga dari usaha yang dikembangkan oleh P4S

Taruna Mekar seperti benih, bibit tanaman, serta pupuk dari kotoran sapi .

Bahan baku yang dibutuhkan oleh P4S Taruna Mekar tersebut tidaklah bahan

baku yang sulit untuk di dapatkan.

Bahan baku seperti pupuk kimia, obat-obatan, benih, tray, cocopeat,

diperoleh dari toko Surya Tani Jaya yang berada di Beunying. Untuk pupuk

kandang diperoleh langsung dari peternak ayam yang ada di sekitar daerah

kabupaten Cianjur. Sedangkan bahan baku untuk pengolahan hasil pertanian

didapatkan dari hasil perkebunan sendiri dan daerah sekitar Kabupaten Cianjur.

Semua bahan baku dan bahan penolang yang dibutuhkan oleh P4S Taruna

Mekar merupakan murni diusahakan dari P4S Taruna mekar sendiri dan tidak

ada merupakan batuan dari pemerintah. Hal ini didasarkan bahwa P4S Taruna

Mekar merupakan milik perorangan.

E) Deskripsi Kegiatan Pemasaran

Untuk memasarkan produk berupa jasa pelatihan dan magang bagi petani,

P4S melakukan kegiatan berupa promosi melalui media sosial khususnya

facebook, yang dikelola oleh wakil ketua P4S Taruna Mekar yaitu bapak Yayan

Suryana, SP. Melalui akun facebook terebut akan dipromosikan kegiatan

pelatihan dan magang yang dilaksanakan P4S Taruna Mekar, sarana prasarana,

Program Studi Agribisnis Petanian


53
Laporan Tugas Akhir

fasilitas, serta komoditi dan hewan ternak apa saja yang dibudidayakan oleh

P4S Taruna Mekar. Selain itu, kegiatan pemasaran juga dilakukan dengan

menjalin hubungan kerjasama yang baik walaupun masih secara informal

dengan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang siswa dan mahasiswanya

pernah magang di P4S Taruna Mekar. Sehingga pihak sekolah dan perguruan

tinggi terebut tertarik untuk mengirim siswa dan mahasiswanya untuk magang

dan mengikuti pelatihan di P4S Taruna Mekar setiap tahunnya. Selain dengan

pihak sekolah dan kampus, P4S Taruna Mekar juga membina hubungan yang

baik dengan para petani yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan di P4S

Taruna Mekar. Selain untuk memantau bagaimana para petani tersebut

menjalankan usahanya dengan menerapkan ilmu yang sudah dipelajari

sebelumnya, tapi juga untuk membantu untuk mempromosikan P4S Taruna

Mekar melalui promosi dari mulut ke mulut kepada petani lain yang

membutuhkan pelatihan.

Untuk kegiatan pemasaran produk berupa barang yang dilakukan oleh P4S

Taruna Mekar pada bagian budidaya adalah melakukan kerjasama dengan PT.

Darta Pangan Maju Bersama yang bergerak pada bidang suplayer sayuran untuk

restauran-restauran di daerah Tanggerang-Jakarta untuk memasarkan sebagian

hasil dari budidaya hortikultura dan beberapa produk yang tidak dibudidayakan

di P4S Taruna Mekar didapatkan dari petani yang berada disekitar P4S Taruna

Mekar dan juga dari pasar tradisional yang terletak didaerah Cianjur. Selain itu,

produk hasil pertanian juga dijual kepada pelanggan yang langsung menjemput

ke lahan dan juga kepada pedangang pengumpul. Untuk pemasaran dari hasil

Program Studi Agribisnis Petanian


54
Laporan Tugas Akhir

peternakan P4S Taruna Mekar langsung memasarkan seperti susu sapi murni

dikumpulkan langsung ke TPS (tempat pengumpulan susu) dan untuk hasil

ternak seperti sapi dan kelinci dijual langsung kepada pelanggan sedangkan

untuk pengolahan hasil pertanian pemasaran dilakukan di lokasi pelatihan atau

kunjungan di P4S Taruna Mekar.

4.2 Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan SDM Pertanian di P4S Taruna


Mekar

Proses pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan

oleh P4S Taruna Mekar ada dua bentuk, yaitu magang dan pelatihan. Untuk

kegiatan magang, persentase praktik kerja dilapangan lebih besar dari pada

persentase pemberian materi di dalam ruangan, yaitu 80% kerja praktik, dan 20%

pemberian materi didalam ruangan. Sementara untuk kegiatan pelatihan,

persentase pemberian materi didalam ruangan lebih besar yaitu 80% dan kerja

praktik di lapangan sebesar 20%. Kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber

daya manusia pertanian di P4S Taruna Mekar sudah berlangsung sejak tahun

1990 saat P4S Taruna Mekar masih berbentuk kelompok tani.

4.2.1 Peserta, Instruktur dan Pendamping.

A. Peserta, Pesryaratan dan Jumlah.

1. Peserta

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian tahun 2010 dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S, peserta

magang atau pemagang di P4S adalah petani, calon petani, pengelola dan calon

pengelola P4S serta pelaku usaha agribisnis lainnya yang memiliki minat untuk

Program Studi Agribisnis Petanian


55
Laporan Tugas Akhir

mempelajari agribisnis dan/atau manajemen P4S, sesuai dengan jenis-jenis

permagangan yang ditawarkan oleh P4S. Sementara, peserta atau sumber daya

manusia pertanian yang mengikuti pelatihan di P4S Taruna Mekar terdiri dari

pelajar seperti siswa SMK pertanian dan mahasiswa perguruan tinggi yang ingin

melaksanakan kegiatan magang di P4S Taruna Mekar Peserta pelatihan juga

terdiri dari petani yang tergabung dalam kelompok tani ataupun kelompok ibu-

ibu PKK. Akan tetapi, selama ini belum ada peserta yang merupakan calon

pengelola P4S mengikuti kegiatan pelatihan di P4S Taruna Mekar. Namun, P4S

Taruna Mekar tetap memberikan pembinaan kepada calon pengelola P4S akan

tetapi bukan peserta namun instruktur yang berkerja di P4S Taruna Mekar untuk

dapat mandiri dan membuka P4S miliknya sendiri.

Kategori peserta atau sumber daya manusia pertanian yang mengikuti

pelatihan di P4S Taruna Mekar telah sesuai dengan pernyataan Nurmala, 2012

yang menyatakan bahwa, sumber daya manusia pertanian adalah semua

pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan

pembangunan pertanian. Mereka ada yang bekerja di pemerintahan, mulai dari

pusat hingga ke tingkat desa, karyawan BUMN sektor pertanian, dan sebagian

besar lainnya berkiprah di sektor swasta. Di tingkat lapangan, sumber daya

manusia pertanian terdiri dari pelaku utama (petani tanaman pangan, petani

hortikultura, peternak, pekebun) dan pelaku usaha pertanian, baik individu,

kelompok atau korporasi.

Program Studi Agribisnis Petanian


56
Laporan Tugas Akhir

2. Persyaratan

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil ketua P4S Taruna Mekar yaitu

bapak Yayan Suryana, SP, P4S Taruna Mekar juga menerapkan syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh calon peserta yang ingin mengikuti kegiatan pelatihan

di P4S Taruna Mekar diantaranya adalah:

A. Memiliki niat dan rasa keingintahuan yang tinggi untuk belajar.

P4S Taruna Mekar selalu mewajibkan para peserta pelatihan untuk

memiliki niat dan keinginan yang tinggi untuk belajar. Tanpa adanya niat

dan keingintahuan yang tinggi, maka tujuan dari pelatihan tidak akan

tercapai dan tidak akan ada ilmu yang didapatkan oleh peserta. Untuk

meningkatkan keinginan belajar inilah P4S Taruna Mekar selalu

memotivasi peserta pelatihan saat sedang menerima materi di ruangan atau

melaksanakan praktik lapangan.

B. Disiplin dan berkerja keras.

Untuk menjadi peserta pelatihan, P4S Taruna Mekar juga mewajibkan

para calon peserta untuk disiplin dan berkerja keras. Terutama untuk

peserta pelatihan yang akan melaksanakan kegiatan magang di P4S

Taruna Mekar.

C. Sehat secara jasmani dan rohani.

D. Bersedia menaati peraturan yang berlaku di P4S Taruna Mekar.

Untuk peserta pelajar yang mengikuti kegiatan magang di P4S Taruna

Mekar, ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi seperti:

a. Wajib melaksanakan kegiatan mengaji setiap subuh dan magrib

Program Studi Agribisnis Petanian


57
Laporan Tugas Akhir

b. Wajib melaksanakan piket pagi setelah mengaji.

c. Wajib memulai kerja tepat waktu yaitu pada pukul 7 pagi

d. Untuk pelajar laki-laki wajib melaksanakan sholat 5 waktu di masjid

dan mengikuti kegiatan kerja bakti bersama masyarakat sekitar setiap

hari Jumat.

Sementara untuk peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan, beberapa

peraturan yang wajib diikuti antara lain:

a. Wajib mengikuti kegiatan mengaji setiap subuh dan magrib.

b. Wajib melaksanakan sholat subuh di masjid bagi laki-laki.

Untuk persyaratan peserta yang akan mengikuti pelatihan di P4S Taruna

Mekar, ada persyaratan menurut Pedoman Permagangan Petani di P4S yang tidak

diwajibkan oleh P4S Taruna Mekar kepada pesertanya. Karena menurut Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dalam

“Pedoman Permagangan Petani di P4S” 2010, salah satu syarat peserta pelatihan

adalah diutamakan yang masih berada diusia produktif yaitu 22-45 tahun.

Sementara P4S Taruna Mekar tidak menerapkan batasan usia bagi peserta yang

ingin mengikuti pelatihan. Karena menurut P4S Taruna Mekar, usia tidak akan

menjadi hambatan bagi seseorang yang ingin belajar dan menuntut ilmu. Asal ada

kemauan yang kuat, disiplin dan berkerja keras, serta sehat secara jasmani dan

rohani, maka peserta pelatihan dapat mengikuti dan menyerap ilmu yang

diberikan oleh instruktur selama proses pelatihan.

Program Studi Agribisnis Petanian


58
Laporan Tugas Akhir

3. Jumlah peserta

Jumlah peserta yang dapat mengikuti pelatihan di P4S Taruna Mekar adalah

30 orang karena peserta pelatihan akan ditempatkan di lantai 3 mess dimana

kapasitasnya adalah 30 orang. Hal tersebut sudah sesuai dengan pernyataan dari

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2010

dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S yang menyatakan bahwa demi

efektifitas proses belajar sebaiknya jumlah peserta permagangan (pelatihan) tidak

lebih dari 30 orang per angkatan. Sementara untuk peserta magang yang

merupakan pelajar dan mahasiswa, jumlah peserta tidak ditentukan secara spesifik

selama fasilitas berupa mess dengan kapasitas lebih kurang 35 orang (tidak

termasuk kamar yang berada dilantai 3) masih cukup untuk menampung peserta.

Namun apabila mess sudah penuh, maka peserta magang akan ditempatkan

dirumah karyawan P4S Taruna Mekar yang berada di sekitaran daerah Beunying.

(A) Mess untuk peserta kegiatan pelatihan (B) Mess untuk peserta magang pria
petani dan peserta kegiatan magang wanita

Gambar 2. Mess P4S Taruna Mekar

Program Studi Agribisnis Petanian


59
Laporan Tugas Akhir

Dari data yang diperoleh mengenai peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan

dan magang di P4S Taruna Mekar selama tahun 2018, terdapat 6 kegiatan

pelatihan yang dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Daftar peserta kegiatan pelatihan di P4S Taruna Mekar selama tahun 2018
Tanggal Jenis kegiatan
No. Asal peserta Jumlah Peserta
pelatihan/magang pelatihan/magang

Ibu-ibu PKK dari 4


Manajemen budidaya
1. 4-11 Februari 2018 kecamatan di 30 orang
tanaman tomat
Kabupaten Sukabumi
Kelompok wanita tani Manajemen budidaya
2. 14-19 Mei 2018 20 orang
Maleber tanaman wortel
Kelompok ibu-ibu Manajemen budidaya
3. 2-9 Juni 2018 30 orang
wanita tani Leleus tanaman buncis
Kelompok peternak Manajemen budidaya
4. 6 -13 Juli 2018 15 orang
dari Jonggol ternak sapi perah
Mahasiswa STIE
10-15 Agustus Pengolahan produk
5. Muhammadyah 10 orang
2018 hasil pertanian
Palopo
7-15 November Kelompok wanita tani Pengolahan produk
6. 30 orang
2018 dari Garut hasil pertanian
Sumber : P4S Taruna Mekar, 2019

Untuk kegiatan magang yang biasanya berlangsung selama 3 bulan yang

diikuti oleh siswa SMK dan juga Mahasiswa, pada tahun 2018 diikuti oleh 9

SMK dan satu perguruan tinggi yang dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Daftar peserta yang mengikuti kegiatan magang selama tahun 2018 di P4S
Taruna Mekar
No. Asal Peserta Jumlah Peserta
1. SMK Referensia Cianjur 5 orang
2. SMKN Bojong Picung Cianjur 8 orang
3. SMKN 1 Leleus Cianjur 8 orang
4. SMKN 1 Agra Cianjur 5 orang
5. SMKN 1 Sukaluyu Cianjur 5 orang
6. SMK Permata Insan 5 orang
7. SMKN 1 Pacet 5 orang
8. SMKN Gedong Tataan Lampung 5 orang
9. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 5 orang
10. SMKN 1 Cempaka Cinajur 5 orang
Sumber : P4S Taruna Mekar, 2019

Program Studi Agribisnis Petanian


60
Laporan Tugas Akhir

B. Instruktur

1. Persyaratan Instruktur

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil ketua P4S Taruna Mekar

didapatkan informasi bahwa instruktur yang bekerja di P4S Taruna Mekar

merupakan pemilik usaha tani yang tergolong sukses di Kabupaten Cianjur.

Syarat yang harus dipenuhi oleh Instruktur di P4S Taruna Mekar adalah sebagai

berikut:

a. Mempunyai pengalaman dan usaha dibidang agribisnis yang sukses dengan

omset minimal 10 juta per bulan.

b. Menguasai ilmu mengenai jurusan yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.

d. Mampu dan mempunyai niat yang baik dan ikhlas untuk berbagi ilmu.

e. Mampu membuat materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta

pelatihan.

f. Mau dibina oleh pimpinan P4S Taruna Mekar.

g. Dapat melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa syarat-syarat

untuk instruktur yang ditetapkan oleh P4S Taruna Mekar sudah sesuai dengan

pernyataan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, 2010 dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S.

2 Jumlah dan asal instruktur.

Jumlah instruktur yang masih aktif sepenuhnya di P4S Taruna Mekar saat ini

hanya tiga orang yaitu pada jurusan budidaya tanaman hortikultura, budidaya

Program Studi Agribisnis Petanian


61
Laporan Tugas Akhir

ternak sapi perah dan kelinci, serta jurusan pengolahan hasil pertanian. Biodata

ketiga instruktur tersebut antara lain:

a. Instruktur budidaya tanaman hortikultura

Nama : H. Endang Ibin

Umur : 80 Tahun

Pekerjaan : Petani dan ketua P4S Taruna Mekar

Keahlian : Budidaya usaha tani tanaman hortikultura

Pengalaman bertani : 65 tahun

Pendidikan terakhir : Sekolah dasar

b. Instruktur Budidaya ternak

Nama : Yayan Suryana, SP

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Peternak, guru, dan wakil ketua P4S Taruna Mekar

Keahlian : Budidaya usaha tani peternakan

Pengalaman bertani : 25 tahun

Pendidikan terakhir : S1 pertanian

c. Instruktur pengolahan hasil pertanian

Nama : Yeyet Setiawati

Umur : 46 Tahun

Pekerjaan : Petani dan instruktur di P4S Taruna Mekar

Keahlian : Pengolahan hasil pertanian

Pengalaman bertani :28 tahun

Pendidikan terakhir : SMK Pertanian

Program Studi Agribisnis Petanian


62
Laporan Tugas Akhir

Berdasarkan biodata instruktur tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa,

tingkat pendidikan formal yang dijalani oleh 2 instruktur aktif di P4S Taruna

Mekar relatif masih rendah. Bahkan, ketua dari P4S Taruna Mekar yaitu

H.Endang Ibin hanya tamatan sekolah dasar. Menurut Slamet (1992), pendidikan

formal bagi seorang penyuluh pertanian atau instruktur, merupakan tuntutan

profesi dan tuntutan masyarakat yang terus berkembang. Artinya, mengikuti

pendidikan formal ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, sikap, dan

keterampilannya yang sesuai dengan tututan pekerjaan sebagai penyuluh.

Menurut Lubis tahun 2016, pengaruh tingkat pendidikan penyuluh pertanian

terhadap indikator keberhasilan kinerja adalah 57%.

Akan tetapi, walaupun tingkat pendidikan formal instruktur P4S Taruna

Mekar masih cenderung rendah, P4S Taruna Mekar masih dapat bertahan hingga

saat ini untuk memberikan ilmu kepada petani dan pelajar melalui kegiatan

pelatihan dan magang karena para instruktur tersebut sudah sangat berpengalaman

dalam bidang pertanian. Bahkan walaupun hanya tamatan sekolah dasar, ketua

P4S Taruna Mekar yaitu H.Endang Ibin sudah berpengalaman selama 65 tahun

menjalankan usaha tani dengan sukses hingga mampu melaksanakan kegiatan

ekspor

Instruktur jurusan hama dan pengendalian penyakit, pembenihan dan

pembibitan tanaman hortikultura serta instruktur jurusan budidaya bunga potong

dan pestisida nabati sudah mampu membuka P4S sendiri namun masih dibawah

bimbingan P4S Taruna Mekar. Karena apabila pengurus khususnya ketua P4S

Taruna Mekar menganggap instruktur tersebut sudah mandiri dan mampu berbagi

Program Studi Agribisnis Petanian


63
Laporan Tugas Akhir

ilmu dengan baik, maka pengurus P4S Taruna Mekar akan menyarankan kepada

instruktur tersebut untuk mandiri dan membuka P4S miliknya sendiri berbekal

ilmu dan bimbingan selama menjadi instruktur di P4S Taruna Mekar.

Untuk saat ini, apabila ada materi pelatihan tentang jurusan-jurusan tersebut,

maka peserta akan diarahkan untuk mengikuti pelatihan di P4S yang bergerak

jurusan tersebut. Jumlah instruktur di P4S Taruna Mekar sebenarnya untuk saat

ini kurang memadai mengingat lima instruktur lain sudah mandiri dan membuka

P4S sendiri. Hal ini tentunya menyebabkan manajemen P4S Taruna Mekar

berjalan tidak efekif karena ketiga instruktur yang ada di P4S Taruna Mekar saat

ini masing-masing bertanggung jawab atas dua jabatan dimana ketua, wakil ketua

dan sekretarisnya merangkap jabatan sebagai instruktur.

Hal ini tidak sesuai dengan Pedoman Permagangan Petani di P4S yang

disusun oleh Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, 2010 dimana seharusnya jumlah instruktur yang dibutuhkan oleh P4S

disesuaikan dengan jumlah peserta dan instruktur dapat dibantu oleh instruktur

dari pemerintah, petani maju disekitar P4S, atau instruktur dari P4S lainnya.

Namun, di P4S Taruna Mekar instruktur tidak mendapat bantuan dari pihak

manapun untuk mendukung aktifitas belajar mengajar selama kegiatan pelatihan

dan magang sehingga menyebabkan aktifitas belajar mengajar dan manajemen

P4S Taruna Mekar menjadi kurang efektif. Pengurus P4S Taruna Mekar

menyatakan bahwa, sampai saat ini mereka kekurangan tenaga instruktur, namun

belum ada petani maju disekitar P4S yang dirasa mampu untuk menjadi instruktur

dan tidak ada bantuan tenaga instruktur dari pemerintah.

Program Studi Agribisnis Petanian


64
Laporan Tugas Akhir

C . Pendamping

Menurut Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian,2010 dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S, pendamping

dibutuhkan untuk menerjemahkan bahasa apabila peserta tidak bisa berbahasa

Indonesia ataupun bahasa Sunda. Namun hingga saat ini tenaga pendamping

belum dibutuhkan di P4S Taruna Mekar karena beum ada peserta yang

mengalami hambatan komunikasi selama mengikuti pelatihan di P4S Taruna

Mekar.

4.2.2 Perencanaan dan Pelaksanaan Pelatihan di P4S Taruna Mekar

A. Perencanaan dan Persiapan Pelatihan

1. Perencanaan Tahunan.

P4S Taruna Mekar tidak melakukan perencanaan tahunan seperti yang

dinyatakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, 2010 dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S yaitu, pelatihan

dan magang di P4S dilaksankan berdasarkan perencanaan tahunan yang

disusun oleh pengelola P4S pada awal tahun. Namun P4S Taruna Mekar tidak

pernah membuat rencana tahunan tersebut karena, pengurus P4S Taruna Mekar

tetap mejaga dan melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk kegiatan pelatihan terutama sarana untuk kegiatan belajar

mengajar baik secara praktik maupun teori. Untuk kegiatan belajar secara teori

fasilitas seperti white board, LCD proyektor, kursi, meja dan ruangan belajar

(aula) digunakan dan dirawat setiap hari sepanjang tahun oleh pengurus P4S

Taruna Mekar bersama dengan siswa magang karena kegiatan magang

Program Studi Agribisnis Petanian


65
Laporan Tugas Akhir

biasanya berlangsung kontiniu sepanjang tahun dan apabila kegiatan magang

juga tidak ada, maka pemeliharaan dan perawatan fasilitas belajar dilakukan

oleh pengurus P4S Taruna Mekar bersama dengan tenaga kerjanya.

Sementara untuk kegiatan belajar mengajar secara praktik di lahan,

pengurus P4S Taruna Mekar dibantu oleh siswa magang dan tenaga kerja tetap

melakukan kegiatan budidaya dan peternakan secara kontiniu untuk menjaga

agar sarana lahan budidaya tetap melakukan kegiatan budidaya tanaman

hortikultura dan sarana peternakan tetap melakukan kegiatan pemiliharaan

terhadap ternak sapi perah dan kelinci sehingga, sumber daya alam yang ada di

dalamnya berupa tanaman hortikultura dan peternakan tetap terjaga dan siap

digunakan setiap ada kegiatan pelatihan. Sehingga pengurus P4S Taruna

Mekar merasa tidak lagi perlu untuk membuat rencana tahunan untuk kegiatan

pelatihan.

Oleh sebab itu, biasanya perencanaan pelatihan di P4S Taruna Mekar tidak

dimulai pada awal tahun, namun pada seminggu sebelum kegiatan pelatihan

dimulai. Karena P4S Taruna Mekar tidak harus melakukan banyak persiapan

menjelang kegiatan pelatihan bagi petani diadakan, peserta yang akan

mengikuti kegiatan pelatihan baik petani maupun pelajar hanya wajib

mendaftarkan anggotanya minimal satu minggu sebelum kegiatan pelatihan

dimulai setelah sebelumnya perwakilan dari peserta pelatihan telah berdiskusi

dengan pengurus P4S Taruna Mekar mengenai apa saja jurusan yang

disediakan oleh P4S Taruna Mekar, komoditi tanaman hortikultura dan

peternakan yang dibudidayakan oleh P4S Taruna Mekar, maupun jenis produk

Program Studi Agribisnis Petanian


66
Laporan Tugas Akhir

pengolahan hasil pertanian apa saja yang pernah diproduksi oleh P4S Taruna

Mekar. Calon peserta juga wajib menyebutkan berapa jumlah anggota yang

akan ikut pelatihan, jurusan pelatihan dan komoditi yang diinginkan, serta

berapa jumlah dana yang dimiliki oleh peserta untuk menentukan fasilitas yang

dapat diterima oleh peserta. Rincian fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:

a. Fasilitas kamar

Fasilitas kamar dapat dipilih oleh peserta berdasarkan dana yang dimiliki

dan jumlah peserta. Ada dua jenis kamar. Biasanya untuk kegiatan pelatihan

berlangsung selama 7 hari dan harga dan tipe kamar yang dapat dipilih yaitu

tipe A dengan harga Rp. 50.000/orang per malam dan kamar tipe B dengan

harga Rp.20.000/orang per malam. Dimana kamar tipe A dengan harga

Rp.50.000/orang per malam memiliki kapasitas 4 orang dengan dua

springbed berukuran besar, satu lemari, kamar mandi serta tempat sholat

yang berada didalam kamar.

Gambar 3. Kamar tipe A dengan harga Rp.50.000/orang per malam

Sementara kamar dengan tipe B memiliki kapasitas 6 orang dalam satu

kamar, dengan kamar mandi dan tempat sholat yang berada diluar ruangan

serta satu lemari yang dapat digunakan secara bersama-sama

Program Studi Agribisnis Petanian


67
Laporan Tugas Akhir

Gambar 4. Kamar tipe B dengan harga Rp.20.000/orang permalam.

Untuk kamar tipe A dengan harga Rp. 50.000/orang/malam berjumlah 4 unit

dan kamar tipe B dengan harga Rp. 20.000/orang/malam berjumlah 3 unit.

Hal ini menyebabkan jenis fasilitas kamar yang dapat diterima oleh peserta

juga disesuaikan dengan jumlah peserta. Apabila peserta berjumlah lebih

dari 20 orang, maka harga kamar yang harus dibayarkan oleh peserta adalah

Rp. 20.000/orang/malam.

b. Fasilitas makan dan snack

Untuk peserta kegiatan pelatihan yang biasanya berlangsung selama 7 hari,

ada dua kelas yaitu:

Makanan kelas A : 3 kali makan + 2 kali snack dengan harga Rp. 100.000

per orang per hari.

Makanan kelas B : 3 kali makan + 1 kali snack dengan harga Rp. 75.000 per

orang per hari

Fasilitas makanan ini dibedakan berdasarkan menu makanan.

c. Untuk instruktur, anggaran gaji yang dibutuhkan dari dana pelatihan adalah

sekitar Rp. 100.000/ jam

d. Dan untuk biaya admistrasi adalah Rp. 10.000/ orang.

Program Studi Agribisnis Petanian


68
Laporan Tugas Akhir

Untuk peserta magang yang merupakan pelajar, biaya yang wajib dibayarkan

adalah biaya tempat tinggal dengan harga Rp 150.000 per orang per bulannya.

2. Perumusan materi pelatihan.

Materi pelatihan untuk peserta yang merupakan petani disusun

berdasarkan jurusan dan usaha agribisnis yang dimiliki dan jenis komoditi yang

dipilih oleh peserta. Penyusunan materi berdasarkan jurusan ini berguna untuk

evaluasi yang akan dilakukan setelah kegiatan pelatihan dan magang selesai.

Penyusunan materi dilakukan oleh instruktur yang bertanggung jawab untuk

masing-masing jurusan pelatihan dan dibuat sehari sebelum kegiatan presentasi.

Presentasi kemudian dilakukan dengan menggunakan power point (contoh power

point pelatihan dapat dilihat pada lampiran 2) melalui LCD proyektor. Untuk

fasilitas modul akan diberikan oleh pihak P4S Taruna Mekar apabila diminta

oleh peserta pelatihan. Dan nantinya akan menjadi biaya tambahan yang harus

dibayarkan oleh peserta setelah kegiatan pelatihan selesai. Daftar materi

pelatihan yang disediakan oleh P4S Taruna Mekar dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Program Studi Agribisnis Petanian


69
Laporan Tugas Akhir

Tabel 11. Daftar materi yang disediakan oleh P4S Taruna Mekar.

No. Jurusan Materi Pelatihan


a. Pengenalan alat dan bahan
b. Teknik sanitasi alat pertanian
c. Teknik pengolahan tanah
d. Persemaian atau pembibitan
Budidaya tanaman
e. Penanaman
1. hortikultura
f. Pemeliharaan tanaman
g. Panen dan pasca panen
h. Pemasaran
i. Analisa usaha tani
a. Pengenalan ternak, alat dan kandang
b. Sanitasi ternak
c. Pembuatan pakan
Jurusan budidaya
d. Pemeliharaan ternak sapid an kelinci
ternak sapi perah &
2. e. Penanganan reproduksi ternak (perhitungan
kelinci
masa kawin dan bunting )
f. Pemasaran ternak
g. Analisa keuntungan usaha ternak
a. Pembuatan tomat rasa kurma
b. Keripik daun wortel
c. Daun singkong rasa paru
Pengolahan hasil
d. keripik daun lokatmala
3. pertanian
e. Pisang sale
f. Keripik pisang
g. Stik bayam merah.
Sumber : P4S Taruna Mekar, 2019

Sementara untuk peserta magang yang merupakan pelajar, materi tidak disusun

secara khusus. Materi yang disampaikan kepada peserta tergantung pada

pekerjaan yang harus dikerjakan oleh peserta selama kegiatan magang

berlangsung. Penyampaian materi untuk peserta pelatihan dan magang dilakukan

di dalam aula P4S Taruna Mekar yang dapat dilihat pada gambar 5.

Program Studi Agribisnis Petanian


70
Laporan Tugas Akhir

Gambar 5. Aula P4S Taruna Mekar

Penyusunan materi yang dilakukan oleh P4S Taruna Mekar telah sesuai dengan

Pedoman Permagangan Petani di P4S yang ditulis oleh Badan Penyuluhan Dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Petani tahun 2010 yang menyatakan

bahwa materi pelatihan dirumuskan berdasarkan kebutuhan peserta pelatihan

yang diperoleh dengan mempelajari biodata yang bersangkutan, usaha agribisnis

di daerah masing-masing, serta aspek yang ingin dipelajari oleh peserta. Namun

P4S Taruna Mekar melakukan penyusunan materi tersebut setalah melakukan

wawancara singkat via telepon dengan perwakilan calon peserta pelatihan dan

tidak mewajibkan peserta pelatihan untuk mengirimkan biodatanya sebelum

kegiatan pelatihan dimulai.

3. Perjanjian dan Kesepakatan selama kegiatan pelatihan

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara bersama ketua dan

wakil ketua P4S Taruna Mekar, perjanjian dan kesepakatan terjadi antara P4S

Taruna Mekar dan wakil dari pihak peserta pelatihan ataupun guru dan dosen

pembimbing dari pihak peserta magang yang merupakan pelajar dan mahasiswa.

Perjanjian dan kesepakatan tersebut berlangsung secara informal, atau hanya

melalui diskusi lisan baik secara langsung ataupun tidak langsung apabila peserta

Program Studi Agribisnis Petanian


71
Laporan Tugas Akhir

berasal dari daerah yang jauh dari lokasi P4S Taruna Mekar. Kesepakatan

tersebut antara lain:

a. Kesepakatan mengenai biaya dan fasilitas yang diterima oleh peserta

selama kegiatan pelatihan, dimana kesepakatan ini dikhususkan kepada

peserta pelatihan yang merupakan petani.

b. Jurusan yang akan dipilih oleh peserta pelatihan dan magang.

c. Kesepakatan mengenai sususan jadwal kegiatan selama pelatihan,

kesepakatan ini juga dikhususkan untuk peserta pelatihan yang merupakan

petani, karena untuk peserta magang pelajar jadwal sudah ditetapkan oleh

P4S Taruna Mekar dan harus dipatuhi oleh peserta magang.

d. Kewajiban peserta untuk mentaati semua peraturan yang ditetapkan oleh

P4S Taruna Mekar selama kegiatan pelatihan berlangsung.

e. Kesepakatan mengenai sangsi yang dijatuhkan kepada peserta apabila

melanggar peraturan yang ditetapkan P4S Taruna Mekar. Pada umumnya

P4S Taruna Mekar menetapkan, apabila peserta pelatihan (petani)

melanggar peraturan seperti tidak mengikuti kegiatan mengaji setiap subuh

dan magrib maka tidak diizinkan untuk mengikuti kegiatan pelatihan selama

sehari penuh. Sedangkan apabila peserta magang (pelajar) yang melanggar

peraturan, maka peserta tersebut tidak dianggap hadir di tempat magang

selama satu hari dan nilai peserta tersebut akan dikurangi.

f. Khusus untuk peserta magang yang merupakan siswa SMK wajib mengisi

jurnal harian kegiatan yang dikerjakan setiap hari selama kegiatan magang

berlangsung. Jurnal harian kegiatan tersebut nantinya akan diperiksa dan

Program Studi Agribisnis Petanian


72
Laporan Tugas Akhir

ditandatangani oleh wakil ketua P4S Taruna Mekar yang juga merupakan

pembimbing lapang untuk kegiatan magang pelajar, bapak Yayan Suryana,

SP. Contoh jurnal harian kegiatan yang wajib diisi oleh peserta magang

yang merupakan pelajar SMK pertanian dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 6. Jurnal harian kegiatan yang wajib diisi oleh siswa SMK

Perjanjian dan kesepakatan yang diterapkan di P4S Taruna Mekar ini sudah

sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan Permagangan Petani di P4S yang

disusun oleh Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian tahun 2010 bahwa perjanjian dan kesepakatan pelatihan sekurang-

kurangnya memuat :

a. Topik belajar selama kegiatan pelatihan

b. Pembiayaan dan cara pembayarannya

c. Penyediaan akomodasi konsumsi

Serta kontrak belajar yang memuat:

a. Jadwal kegiatan selama pelatihan

b. Pengaturan waktu istirahat dan beribadah

Program Studi Agribisnis Petanian


73
Laporan Tugas Akhir

c Tata tertib selama magang

Akan tetapi, saat diskusi mengenai kesepakatan selama pelatihan berlangsung

P4S Taruna Mekar tidak membahas lagi bagaimana cara pembayaran biaya

pelatihan karena P4S Taruna Mekar sudah menetapkan bahwa biaya pelatihan

dibayarkan sebelum kegiatan pelatihan dimulai.

4. Persiapan Sarana dan Prasarana.

Setelah peserta dan pihak P4S Taruna Mekar sepakat mengenai jenis fasilitas

yang akan digunakan oleh peserta, maka pihak P4S Taruna Mekar selanjutnya

akan melakukan persiapan sarana dan prasarana yaitu berupa kamar yang akan

ditempati oleh peserta. Fasilitas kamar untuk kegiatan pelatihan biasanya terletak

di lantai 3 dan lantai 2. Kamar-kamar tersebut dibersihkan setiap hari oleh siswa

SMK yang sedang melaksanakan kegiatan prakerin (praktik kerja industri).

Sehingga apabila ada kegiatan pelatihan maka persiapan yang harus dilakukan

hanya memasangkan seprei.

Hal tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan yang terdapat di dalam Pedoman

Permagangan Petani di P4S yang disusun oleh Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2010 yang menyatakan bahwa

jenis dan jumlah sarana yang akan digunakan dalam kegiatan magang perlu

direncanakan secara matang, baik peralatan pertanian, meja dan kursi belajar,

white board, spidol, tikar, maupun kasur dan lainnya. Begitu pula jenis dan

jumlah prasarana yang akan digunakan, baik lahan usaha, kapasitas ruang

belajar, kapasitas akomodasi/asrama, ruang perpustakaan dan isinya, bengkel

kerja, maupun laboratorium dan lain-lain.

Program Studi Agribisnis Petanian


74
Laporan Tugas Akhir

Sementara, untuk persiapan sarana dan prasarana lainnya seperti yang

disebutkan oleh literatur tersebut, sudah dilakukan hampir setiap hari oleh

pengurus dari P4S Taruna Mekar karena pengurus P4S Taruna Mekar karena

kegiatan magang yang diikuti oleh pelajar dan mahasiswa biasanya berlangsung

sepanjang tahun sehingga sarana dan prasarana tersebut dibutuhkan dan

dipersiapkan setiap hari sepanjang tahun berjalan selain itu, P4S Taruna Mekar

memang mempunyai keinginan bahwa untuk selalu dalam keadaan siap untuk

kegiatan pelatihan. Sarana dan prasarana puntuk kegiatan pelatihan dan magang

dapat dilihat pada lampiran 3.

5. Penyusunan Jadwal Kegiatan.

Jadwal pelatihan yang akan dilaksanakan disusun oleh wakil ketua P4S

Taruna Mekar yaitu Yayan Suryana, SP. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2010,

dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S, bahwa pengelola P4S perlu

menyusun jadwal untuk setiap kegiatan magang yang akan dilaksanakan dalam

tahun yang berjalan dengan mengacu kepada perencanaan tahunan yang telah

dibuat. Lama kegiatan magang ini dapat bervariasi sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan kedalaman materi yang akan dipelajari.

Akan tetapi, penyusunan jadwal tersebut bukan mengacu pada perencanaan

tahunan karena P4S Taruna Mekar memang tidak mempunyai perencanaan

tahunan. Penyusunan jadwal disesuaikan dengan lama kegiatan pelatihan dan

banyaknya materi yang perlu dipelajari oleh peserta pelatihan. Akan tetapi,

secara umum, program dan jadwal pelatihan untuk peserta pelatihan di P4S

Program Studi Agribisnis Petanian


75
Laporan Tugas Akhir

Taruna Mekar yang merupakan petani dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi

diawali dengan kegiatan pemberian materi yang sesuai dengan kegiatan praktik

yang akan dilaksanakan pada hari itu. Pada umumnya, pemberian materi

berlangsung dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 12.00 WIB, kemudian

kegiatan dilanjutkan dengan istirahat sholat dan makan. Setelah istirahat, peserta

biasanya akan melaksanakan kegiatan praktik dilapangan sesuai dengan materi

yang telah disampaikan. Kegiatan pelatihan berakhir pada jam 15.30 atau

sebelum sholat ashar. Peserta pelatihan juga diwajibkan untuk mengikuti

kegiatan mengaji setelah selesai sholat subuh dan magrib.

Sementara untuk peserta yang melaksanakan kegiatan magang di P4S Taruna

Mekar, seluruh jadwal kegiatan peserta diatur oleh pihak P4S. Kerja praktek

dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi setelah peserta magang selesai

melaksanakan piket pagi. Namun sebelum melaksanakan kegiatan praktik,

peserta akan diberi pengarahan oleh pembimbing lapang. Kerja praktik akan

berakhir pada pukul 12.00 WIB sebelum sholat zuhur. Setelah sholat ashar atau

pada jam 16.00 WIB, kegiatan kerja praktik dilanjutkan. Kerja praktik yang

dilakukan adalah mengemas hasil panen yang akan dipasarkan. Setelah

melaksanakan kegiatan mengaji sehabis magrib, peserta akan diberikan materi

mengenai teknik budidaya tanaman hortikultura dan peternakan sesuai dengan

kerja praktik yang harus dilakukan oleh peserta magang keesokan harinya.

Materi disampaikan oleh pimpinan P4S Taruna Mekar yaitu H. Endang Ibin atau

wakil P4S Taruna Mekar yaitu Yayan Suryana, SP.

Program Studi Agribisnis Petanian


76
Laporan Tugas Akhir

6. Persiapan Fasilitator/Instruktur

Menurut Pedoman Permagangan Petani di P4S yang disusun oleh Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2010, dalam

rangka meningkatkan efektivitas kegiatan magang di P4S, perlu dipersiapkan

fasilitator/instruktur untuk setiap kegiatan magang, baik dari P4S itu sendiri

maupun dari luar P4S. Untuk ketertiban administrasi, setiap fasilitator mengisi

biodata fasilitator/instruktur. Untuk persiapan yang dilaksanakan oleh instruktur

P4S Taruna Mekar, adalah persiapan untuk materi yang akan disampaikan pada

kegiatan pelatihan untuk petani yang akan dilaksanakan. Sementara untuk

mengisi biodata instruktur menjelang pelaksanaan pelatihan, P4S Taruna Mekar

tidak mewajibkan para instrukturnya untuk mengisi biodata tersebut, karena

untuk saat ini instruktur yang bertugas di P4S Taruna Mekar adalah pengurus

dari P4S Taruna Mekar sendiri.

7. Pembentukan Panitia

Selama ini menjelang pelaksanan kegiatan pelatihan dilaksanakan, P4S

Taruna Mekar tidak pernah melaksankan pembentukan panitia khusus karena

pelaksanaan pelatihan hanya dikoordinir oleh pengurus P4S Taruna Mekar yang

sudah terbentuk dan juga tidak ada kerja sama dan bantuan dari dinas/badan/balai

pelatihan di luar P4S Taruna Mekar. Karena, menurut Pedoman Permagangan

Petani di P4S yang disusun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pertanian, pengelola P4S dapat membentuk kepanitiaan untuk

kegiatan magang apabila diperlukan saja dan apabila ada kerjasama dengan pihak

lain diluar P4S seperti dinas atau instansi terkait.

Program Studi Agribisnis Petanian


77
Laporan Tugas Akhir

B. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Magang.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan di P4S Taruna Mekar pada dasarnya adalah

kegiatan belajar dengan prinsip learning by doing atau belajar sambil bekerja.

Ada 3 jurusan yang dimiliki oleh P4S Taruna Mekar yang dapat dipilih oleh

peserta berdasarkan usaha tani yang dimiliki oleh peserta pelatihan di daerah

asalnya antara lain jurusan budidaya tanaman hortikultura yang dibimbing oleh

ketua P4S Taruna Mekar yaitu H.Endang Ibin, jurusan budidaya ternak sapi

perah dan kelinci yang dibimbing oleh wakil ketua P4S Taruna Mekar yaitu

Yayan Suryana, SP dan jurusan pengolahan hasil pertanian yang dibimbing oleh

Yeyet Setiawati.

Pelaksanaan semua kegiatan pelatihan dan magang di P4S Taruna Mekar

mulai dari pemberian pre test dan materi awal magang kepada peserta,

pelaksanaan kegiatan pelatihan sampai dengan bimbingan lanjutan kepada

peserta pelatihan, begitu juga dengan pelaksanaan seluruh kegiatan magang

pelajar, hanya dilaksankan oleh pengurus dan instruktur P4S Taruna Mekar

tanpa adanya bantuan dan pembinaan dari pemerintah atau instansi terkait

seperti dinas pertanian. Padahal, menurut Pedoman Permagangan Petani di P4S

yang disusun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian, 2010, disadari bahwa P4S memiliki kemampuan yang

terbatas untuk dapat melaksanakan pola pelaksanaan kegiatan magang seperti

yang direkomendasikan tersebut.

Untuk itu, sangat diharapkan peran lembaga pembina dalam memberikan

dukungan yang dibutuhkan sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat

Program Studi Agribisnis Petanian


78
Laporan Tugas Akhir

dilaksanakan oleh P4S dengan baik. Namun, sampai saat ini belum ada

pembinaan dan bantuan yang diberikan oleh lembaga dan instansi terkait untuk

mendukung pelaksanaan pelatihan di P4S Taruna Mekar. Menurut wakil ketua

P4S Taruna Mekar, bapak Yayan Suryana, SP, hal itu disebabkan karena

pemerintah atau instansi terkait berpendapat bahwa P4S Taruna Mekar sudah

mampu untuk melaksanakan kegiatannya secara swadaya atau mandiri. Padahal,

P4S Taruna Mekar tetap membutuhkan bimbingan dan bantuan dari pemerintah

dan instansi terkait.

Sebelum mengikuti kegiatan pelatihan, peserta akan menjalani program

orientasi yang berupa:

a. Pemberian Pre test kepada calon peserta pelatihan

Pemberian pre test kepada calon peserta bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan yang dimiliki oleh peserta tentang sektor pertanian yang

berkaitan dengan jurusan pelatihan yang akan diikuti oleh peserta pelatihan.

Sehingga, apabila instruktur telah mengetahui sejauh mana peserta dapat

menguasai teknik budidaya dari jurusan yang telah mereka pilih tersebut,

instruktur dapat memutuskan materi budidaya apa saja yang harus diberikan

kepada peserta pelatihan. Akan tetapi kegiatan pre test tidak diberikan

kepada peserta pelatihan petani yang akan mengikuti kegiatan pelatihan

jurusan pengolahan hasil pertanian. Karena khusus untuk jurusan

pengolahan hasil pertanian, instruktur P4S Taruna Mekar akan memberikan

semua materi dari awal sampai akhir kepada peserta. Oleh sebab itu, pihak

P4S Taruna Mekar tidak membutuhkan peserta untuk melakukan pre test

Program Studi Agribisnis Petanian


79
Laporan Tugas Akhir

sebelumnya. Pemberian pre test dilakukan secara tulisan dengan cara

instruktur akan menuliskan soal-soal test di white board dan setelah itu

peserta akan menjawab soal-soal tersebut pada selembar kertas yang

disediakan oleh P4S Taruna Mekar. Bentuk soal yang diberikan adalah soal

essay dimana peserta diharuskan menjawab pertanyaan dengan singkat dan

tepat. Untuk peserta pelatihan yang merupakan petani, pertanyaan dan soal

yang diberikan adalah tentang jurusan dan komoditi yang dipilih oleh

peserta. Misalnya, apabila peserta memilih jurusan budidaya tanaman

hrotikultura dengan komoditi tanaman buncis, maka peserta akan diberikan

pertanyaan dan soal seputar teknik budidaya tanaman buncis mulai dari

teknik pengolahan tanah yang benar untuk tanaman buncis, sampai dengan

penanganan pasca panen tanaman buncis. Sementara untuk peserta magang

yang merupakan pelajar dan mahasiswa, maka soal yang diberikan adalah

seputar jurusan magang yang akan dipilih oleh peserta. Misalnya apabila

peserta memilih untuk magang di jurusan budidaya tanaman hortikultura,

maka peserta akan diberikan soal tentang budidaya beberapa tanaman

hortikultura (yang dibudidayakan di P4S Taruna Mekar) secara umum.

b. Orientasi

Setelah melaksanakan pre test, maka selanjutnya peserta akan diberikan

orientasi untuk memperkenalkan instruktur dan pengurus P4S Taruna Mekar

dan juga lingkungan serta budaya dari masyarakat disekitar P4S Taruna

Mekar yang dilakukan dengan cara menceritakan bagaimana kondisi

lingkungan di sekitar P4S Taruna Mekar, dan bagaimana budaya dari

Program Studi Agribisnis Petanian


80
Laporan Tugas Akhir

masyarakat sekitar misalnya, kewajiban mengikuti gotong royong setiap

hari Jumat untuk mempermudah proses adaptasi peserta. Hal tersebut sesuai

dengan Pedoman Permagangan Petani di P4S yang disusun oleh Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian tahun

2010, bahwa kegiatan magang disarankan untuk dimulai dengan orientasi,

terutama bila diikuti oleh peserta yang berasal dari daerah atau negara yang

berbeda dari daerah lokasi P4S. Orientasi ini dimaksudkan agar terjadi

proses adaptasi yang menunjang penciptaan suasana belajar yang kondusif,

sebelum kegiatan magang dimulai.

c. Pemberian Materi Awal Pelatihan

Setelah kegiatan orientasi, P4S Taruna Mekar juga memberikan materi awal

mengenai metode belajar yang diterapkan di P4S Taruna Mekar sebelum

masuk kepada materi pelatihan sesuai dengan jurusan dan kebutuhan yang

harus dikuasai oleh peserta. Selain itu, juga ada 3 jenis materi yang diterima

oleh peserta pada awal kegiatan pelatihan. Diantaranya adalah:

1. Motivasi

Motivasi merupakan materi pertama yang disampaikan oleh instruktur

P4S Taruna Mekar kepada calon peserta pelatihan karena membangun

motivasi peserta untuk belajar dan menerima ilmu merupakan hal yang

paling penting bagi P4S Taruna Mekar. Tanpa adanya motivasi, maka

semangat belajar peserta akan menurun dan tidak dapat menyerap ilmu

yang diberikan oleh instruktur dengan baik. Biasanya, materi tentang

motivasi untuk meningkatkan semangat belajar peserta tentang

Program Studi Agribisnis Petanian


81
Laporan Tugas Akhir

pertanian disampaikan oleh ketua P4S Taruna Mekar yaitu H. Endang

Ibin. Untuk memotivasi peserta pelatihan, biasanya H. Endang Ibin

akan menceritakan pengalaman dan keberhasilan yang diperoleh oleh

beliau selama bertani dan betapa pentingnya mempelajari ilmu

pertanian agar para peserta pelatihan dapat mengikuti keberhasilan

seperti beliau.

2. Disiplin waktu

Setelah peserta termotivasi untuk mengikuti kegiatan pelatihan, maka

selanjutnya materi yang akan disampaikan oleh instruktur adalah

tentang betapa pentingnya disiplin waktu agar kegiayan pelatihan

dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pada saat pemberian materi

tentang disiplin waktu, instruktur akan memberikan daftar jadwal

kegiatan yang harus diikuti oleh peserta selama kegiatan pelatihan.

3. Kemandirian dan Kepercayaan diri

d. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Magang

Setelah melewati proses orientasi, maka selanjutnya peserta akan mengikuti

proses pelatihan berdasarkan jurusan yang dipilih oleh peserta, antara lain:

1. Jurusan budidaya tanaman hortikultura

Pada jurusan ini, peserta pelatihan akan mempelajari mengenai

bermacam komoditi yang dapat dipilih oleh peserta sesuai dengan

kebutuhan seperti cabai keriting, cabai rawit, wortel, kalian, kol, caisim,

buncis, pakcoy, dan berbagai macam tanaman hortikultura lainnya yang

dibudidayakan di P4S Taruna Mekar. Namun, intensitas dan banyaknya

Program Studi Agribisnis Petanian


82
Laporan Tugas Akhir

materi serta kegiatan praktik tergantung pada permintaan sesuai dengan

kebutuhan peserta dan jumlah hari pelaksanaan kegiatan pelatihan. Materi

dan kegiatan kerja praktik yang akan dipelajari oleh peserta pada jurusan

budidaya tanaman hortikultura meliputi:

a. Pengenalan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman

hortikultura. Sebagai langkah awal pembelajaran yang harus diterima oleh

peserta pelatihan, peserta harus mengetahui apa saja alat-alat yang

dibutuhkan dalam budidaya tanaman hortikultura mulai dari alat dan

bahan untuk pengolahan lahan sampai dengan alat untuk penangana panen

dan pasca panen. Pemberian materi mengenai pengenalan alat dan bahan

ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan sebelum kemudian masuk

kepada kegiatan inti. Misalnya, saat pemberian materi kepada peserta yang

membutuhkan materi tentang budidaya buncis, dan kegiatan inti yang

akan dipelajari dan dipraktikan pada hari itu adalah kegiatan penanaman,

maka sebelum membahas tentang teknik penanaman buncis, peserta akan

mempelajari tentang alat dan bahan apasaja yang dibutuhkan untuk

kegiatan penanaman buncis.

b. Teknik sanitasi alat, benih dan lahan. Setelah peserta belajar dan

menguasai alat dan bahan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman

hortikultura, peserta selanjutkan akan diberikan materi mengenai teknik

sanitasi atau pembersihan yang benar mengenai alat-alat dan juga lahan

yang dibutuhkan dalam budidaya tamanan hortikultura. Teknik sanitasi

yang benar terutama pada saat pembersihan lahan merupakan hal yang

Program Studi Agribisnis Petanian


83
Laporan Tugas Akhir

sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Karena apabila

lahan yang telah selesai ditanami oleh tanaman sebelumnya tidak

dibersihkan dengan benar, maka hama dan penyakit dari tanaman tersebut

akan menulari tanaman yang akan ditanam selanjutnya di lahan tersebut.

Teknik sanitasi lahan yang dilakukan di P4S Taruna Mekar memastikan

bahwa lahan yang akan ditanami tersebut sudah bebas dari sisa tanaman

sebelumnya dan juga gulma yang tumbuh disekitar lahan yang akan

ditanami. Sanitasi lahan dilakukan dengan menggunakan koret ataupun

cangkul untuk mengangkat sisa tanaman sebelumnya yang masih

tertinggal. Begitu juga dengan teknik pembersihan alat-alat yang

dibutuhkan budidaya tanaman. Apabila petani tidak mengetahui betapa

pentingnya sanitasi alat-alat seperti koret, ember, cangkul dan lainnya

tidak dibersihkan dengan benar, maka alat-alat pertanian tersebut tidak

akan bertahan lama dan merugikan petani.

c. Teknik pengolahan tanah.

Hal yang paling penting mengenai pengolahan lahan adalah memastikan

bahwa tanah lahan yang akan ditanami tersebut benar-benar gembur

sehingga akar dan tanaman dapat berkembang dengan maksimal.

Instruktur P4S Taruna Mekar akan mengajarkan dan memberikan kerja

praktik kepada peserta pelatihan mengenai cara mencangkul, membuat

bedengan dan irigasi lahan yang benar. Seperti, apabila peserta pelatihan

membutuhkan materi dan kegiatan praktik untuk budidaya tanaman

buncis, maka peserta akan diberikan materi dan praktik pengolahan tanah

Program Studi Agribisnis Petanian


84
Laporan Tugas Akhir

untuk tanaman buncis dengan cara menggemburkan tanah dengan cara

dicangkul tipis-tipis sedalam 30 cm, dan setelah itu peserta juga akan

diberi materi dan melaksanakan kegiatan praktik untuk membentuk

bedengan untuk tanaman buncis.

d. Persemaian atau pembibitan.

Untuk tahap persemaian dan pembibitan, peserta akan diberikan ilmu

berupa jenis bibit unggul sesuai dengan komoditi tanaman hortikultura

yang dipilih oleh peserta pelatihan, cara membuat bangunan persemaian

yang baik, serta cara penyemaian yang benar agar benih yang disemaikan

dapat tumbuh secara maksimal.

e. Penanaman.

Dalam tahap penanaman, peserta akan diberikan ilmu mengenai penentuan

jarak tanam yang benar agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang

secara maksimal, teknik penanaman baik penanaman secara tunggal

maupun tumpang sari dengan tanaman lain sehingga memaksimalkan

pemanfaatan lahan.

f. Pemeliharaan tanaman.

Untuk tahap pemeliharaan tanaman, peserta akan diberikan ilmu mengenai

teknik dan waktu pemupukan yang baik yaitu dibawah jam 12 siang

karena apabila pemupukan tanaman dilakukan pada siang hari maka

pupuk tersebut akan menguap terkena sinar matahari, penyiangan, sampai

pada pengendalian hama dan penyakit tanaman.

g. Panen dan pasca panen.

Program Studi Agribisnis Petanian


85
Laporan Tugas Akhir

Selanjutnya peserta pelatihan akan diajarkan mengenai teknik panen dan

pasca panen yang baik sesuai dengan komoditi yang dipilih oleh peserta

pelatihan seperti buncis, wortel dan tanaman lain yang juga dibudidayakan

di P4S Taruna Mekar. Pemberian ilmu mengenai penanganan panen dan

pasca panen yang sangat penting untuk diketahui oleh petani sehingga

petani dapat menghindari terjadinya kerusakan pada saat pemanenan.

Seperti, disaat memetik cabai ataupun buncis, maka sebaiknya pemetikan

dilakukan dengan dua tangan dimana satu tangan digunakan untuk

memetik dan satu tangan lagi digunakan untuk menahan dahan tanaman

agar tidak rusak atau patah saat kegiatan pemetikan.

h. Pemasaran.

Pemasaran merupakan salah satu hal yang kurang dikuasai oleh petani.

Hal inilah yang menyebabkan petani tidak mendapatkan keuntungan yang

maksimal walaupun produk atau komoditi yang diproduksi oleh petani

memiliki kualitas yang baik. Oleh sebab itulah P4S Taruna Mekar

memberikan ilmu mengenai pemasaran produk pertanian kepada petani.

Ilmu yang diberikan berupa teknik packaging atau pengemasan produk

hasil pertanian seperti teknik packaging sayuran missal nya buncis dengan

menggunakan plastik wrap dan juga sterofoam, dan bagaimana caranya

agar produk yang dihasilkan oleh petani dapat dipasarkan langsung ke

pedagang sayur yang berada di pasar lokal sehingga dapat memotong

rantai pemasaran yang panjang dan memaksimalkan keuntungan petani

Program Studi Agribisnis Petanian


86
Laporan Tugas Akhir

sampai pada bagaimana mencari koneksi untuk mengekspor produk

pertanian.

i. Analisa usaha tani.

Selama ini, petani juga kurang mengetahui pentingnya analisa usaha tani

dan juga tidak mengetahui teknik perhitungan dalam analisa usaha tani

sehingga usaha tani yang dilakukan oleh petani tidak mendapatkan

keuntungan yang maksimal sehingga usaha petani tidak mengalami

kemajuan. Karena itulah P4S Taruna Mekar memberikan materi dan

praktik mengenai teknik perhitungan dalam analisa usaha tani. Seperti

pembuatan laporan laba rugi sederhana agar petani dapat mengetahui

seberapa besar modal yang sudah dikeluarkan dan berapa keuntungan

yang didapatkan dari usaha tani yang telah dijalankan.

Sementara untuk peserta magang, materi yang akan disampaikan tidak

disusun secara khusus. Materi yang diberikan hanya berdasarkan jenis

pekerjaan yang harus dikerjakan oleh peserta selama kegiatan magang

berlangsung.

2. Jurusan Budidaya Ternak

Pada jurusan budidaya ternak, peserta akan diberikan materi dan

melaksanakan kegiatan praktek mengenai keseluruhan dalam budidaya

ternak sapi perah dan kelinci seperti:

a. Pengenalan ternak, alat dan kandang termasuk berapa ukuran kandang

yang baik untuk sapi perah dan kelinci. Pengenalan ternak, alat dan

kandang ini dilakukan dengan cara pemberian materi, tidak ada praktik

Program Studi Agribisnis Petanian


87
Laporan Tugas Akhir

lapangan. Pelaksanaan kegiatan di lapangan hanya kunjungan untuk

melihat ukuran dan bentuk kandang yang dimiliki oleh P4S Taruna

Mekar.

b. Sanitasi ternak yang baik untuk menjaga kesehatan ternak dan kualitas

serta kebersihan susu yang dihasilkan oleh sapi perah untuk teknik

sanitasi ternak, kegiatan yang dilakukan berupa bemberian materi dan

praktik di lapangan seperti bagaimana cara memandikan sapi, cara

membersihkan kandang dan juga ambing sapi, serta cara untuk

membersihkan peralatan untuk memerah susu sapi sementara untuk

ternak kelinci, beberapa materi dan praktik mengenai sanitasi yang

harus dipelajari peserta seperti cara membersihkan kandang kelinci

dari kotoran serta debu dan cara menjaga kebersihan kelinci agar

terhindar dari penyakit.

c. Pembuatan dan pengolahan pakan sapi ternah dan kelinci. Materi dan

kegiatan praktik yang diberikan kepada peserta seperti cara memilih

jenis rumput yang tepat untuk pakan sapi perah yaitu rumput gajah dan

pakan yang tepat untuk kelinci bisa berupa rumput liar/gulma dan juga

hasil panen yang dianggap tidak layak jual karena rusak seperti wortel

dan sayuran lainnya.

d. Pemeliharaan ternak sapi perah dan kelinci.

e. Penanganan reproduksi ternak sapi dan kelinci. Pada penanganan

reproduksi sapi perah dan kelinci, peserta akan diberikan materi

mengenai cara menghitung musim kawin sapi perah dan kelinci, cara

Program Studi Agribisnis Petanian


88
Laporan Tugas Akhir

menghitung jumlah hari dimana sapi perah atau kelinci dapat

dinyatakan bunting setelah dikawinkan, bagaimana ciri-ciri sapi perah

dan kelinci yang sudah bunting, serta pemeliharaan yang harus

dilakukan saat masa bunting sampai melahirkan.

f. Pemanfaatan kotoran ternak. Untuk menguasai teknik pemanfaatan

kotoran ternak sapi perah dan kelinci, peserta pelatihan akan diberikan

materi dan melaksanakan kegiatan praktik bagaimana cara membuat

pupuk kompos dari fases sapid an kelinci, bagaimana cara membuat

pupuk cari dari urin sapi dan kelinci, serta bagaimana cara membuat

biogas sederhana dari fases sapi.

g. Pemasaran ternak, peserta akan diberikan materi mengenai cara

memasrkan produk susu sapi perah yaitu dengan menjalin kerja sama

dengan koperasi susu sapi setempat dan juga cara memasarkan hewan

ternak khususnya sapi yang perah yang sudah tua dan kelinci yang

sudah siap untuk dipotong serta produk sampingan berupa pupuk

kompos dan pupuk cair.

h. Analisa keuntungan usaha ternak. Untuk dapat menguasai cara

menganalisa keuntungan usaha ternak, maka peserta akan diberikan

materi mengenai cara membuat laporan laba rugi sederhana dari usaha

ternak yang telah dijalankan.

Materi dan kegiatan praktek dalam budidaya ternak yang diberikan

oleh P4S Taruna Mekar kepada petani bertujuan agar petani tidak hanya

paham mengenai teknik budidya ternak sapi perah dan kelinci secara

Program Studi Agribisnis Petanian


89
Laporan Tugas Akhir

keseluruhan, tetapi juga agar petani bisa mengolah kotoran sapi perah dan

kelinci tersebut menjadi produk sampingan yaitu biogas dan pupuk cair

agar petani bisa memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi produk

yang lebih menguntungkan.

3. Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian

Pada jurusan pengolahan hasil pertanian, peserta pelatihan akan

diberikan materi mengenai teori cara pengolahan produk hasil pertanian

dan juga perbandingan analisa keuntungan dari produk tersebut setelah

diolah dan sebelum diolah. Selain itu peserta pelatihan juga diberikan

materi bagaimana cara menjual dan mempromosikan produk olahan hasil

pertanian tersebut. Jurusan pengolahan hasil pertanian diperuntukan untuk

peserta pelatihan (petani) dan peserta magang (pelajar dan mahasiswa).

Untuk peserta pelatihan yangmerupakan petani, maka bahan-bahan yang

dibutuhkan untuk praktik pengolahan produk hasil pertanian akan

disediakan oleh pengurus dan instruktur P4S Taruna Mekar. Sementara

untuk peserta magang yang merupakan pelajar, bahan yang dibutuhkan

untuk kegiatan praktik pengolahan produk pertanian harus dibeli dan

disediakan sendiri oleh peserta magang. Peserta akan melaksanakan

praktik pengolahan produk pertanian mulai dari awal tahap pengolahan

sampai dengan kegiatan pengemasan produk. Setelah produk dikemas,

peserta magang dan pelatihan dapat membawa pulang produk yang telah

mereka olah sebelumnya. Tujuan dari adanya jurusan pengolahan produk

hasil pertanian ini adalah agar peserta pelatihan dan magang dapat

Program Studi Agribisnis Petanian


90
Laporan Tugas Akhir

melakukan pengolahan lebih lanjut kepada produk pertanian karna sifat

dari produk pertanian yang mudah rusak sehingga membutuhkan

pengolahan lebih lanjut untuk memperpanjang umur simpannya.

Pengolahan produk pertanian yang dilakukan di P4S Taruna Mekar juga

bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan produk pertanian yang

biasanya selama ini kurang dimanfaatkan oleh petani seperti daun wortel,

daun singkong dan lainnya dan juga memanfaatkan produk pertanian yang

kurang bagus akibat terjadi kerusakan saat proses pengangkutan atau

pemanenan. Selain itu, harga produk pertanian juga cenderung fluktuatif.

Setiap panen raya, maka harga produk pertanian akan turun drastis

sehingga petani akan mengalami kerugian. Dengan adanya pengolahan

lebih lanjut pada produk pertanian, maka harga dari produk tersebut akan

meningkat dan meningkatkan keuntungan petani. Ada banyak jenis

produk olahan hasil pertanian yang dapat dipilih oleh peserta pelatihan

sesuai dengan kebutuhan diantaranya:

a. Tomat rasa korma (torako)

Gambar 7. tomat rasa kurma (TORAKO)

Program Studi Agribisnis Petanian


91
Laporan Tugas Akhir

Tomat rasa kurma atau torako dibuat dari bahan baku yang merupakan

tomat hasil sortiran (yang tidak lulus proses sortasi) karena terlalu

kecil dan rusak saat kegiatan pemanenan. Selain tomat, bahan yang

digunakan untuk pembuatan tomat rasa kurma adalah gula pasir. Oleh

sebab itu, tujuan utama dari pembuatan tomat rasa kurma ini adalah

untuk meningkatkan nilai jual tomat yang tidak lulus sortasi dan rusak

agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Langkah pertama dalam

pembuatan torako adalah menusuk tomat dengan garpu di beberapa

sisinya, lalu kemudian direndam dengan air kapur sirih semalaman.

Setelah itu tomat tersebut kemudian dikukus selama ± 30 menit, dan

dipesras air sisa kukusannya. Selanjutnya, tomat akan dimasak

bersama dengan gula sampai mencoklat dan air tomat mengering.

b. Keripik daun wortel

Gambar 8. Keripik daun wortel

Keripik daun wortel diolah dengan tujuan untuk memanfaatkan daun

wortel yang tidak bernilai jual dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan

kelinci menjadi bernilai jual. Keripik daun wortel terbuat dari bahan

Program Studi Agribisnis Petanian


92
Laporan Tugas Akhir

utama daun wortel sisa pemanenan yang diolah bersama dengan telur,

tepung dan bumbu-bumbu lainnya yang kemudian digoreng.

c. Daun singkong rasa paru

Gambar 9. Daun singkong rasa paru

Daun singkong rasa paru terbuat dari bahan utama daun singkong yang

kemudian diolah dengan cara merebus daun singkong hingga matang,

lalu iris daun singkong dengan tipis hingga hancur, kemudian

masukkan ke dalam wadah dan campurkan dengan bahan lain seperti

tepung, telur dan bumbu aduk dengan tangan hingga tercampur rata,

lalu padatkan adonan dan kukus hingga matang, setelah dikukus, iris

daun singkong setipis mungkin dan pipihkan dengan menggunakan

ulekan setelah itu, daun singkong dijemur selama 3-4 jam dan siap

digoreng bersama dengan tepung dan bumbu yang telah dihaluskan.

d. Keripik daun lokatmala

Keripik daun lokatmala terbuat dari bahan utama daun lokatmala sisa

panen yang kemudian diolah dengan cara digoreng setelah

dicampurkan dengan bahan lainnya seperti telur, tepung dan bumbu.

Program Studi Agribisnis Petanian


93
Laporan Tugas Akhir

e. Pisang sale

Gambar 10. Pisang sale

Pisang sale terbuat dari bahan utama pisang yang sudah matang yang

kemudian diolah dengan cara dijemur selama ± 1 minggu dan

kemudian digoreng setelah dicampurkan degan bahan lainnya seperti

terigu dan gula.

f. Keripik pisang

Gambar 11. Keripik pisang

Keripik pisang terbuat dari bahan utama pisang matang yang

kemudian diolah dengan cara diiris setipis mungkin dan digoreng.

g. Stik bayam merah.

Gambar 12. Stik bayam merah

Program Studi Agribisnis Petanian


94
Laporan Tugas Akhir

Stik bayam dibuat dari bahan baku utama bayam merah yang diolah

dengan cara di blender bersama bahan lainnya yaitu telur, tepung,

santan dan bumbu penyedap, lalu setelah halus adonan akan digiling

hingga tipis dengan menggunakan ampia untuk membentuk adonan

menjadi piph dan panjang. Setelah itu, potong adonan dengan ukuran

panjang yang sama, lalu kemudian digoreng dengan matang.

e. Sinkronasi dan Refleksi hasil pelatihan dan Magang

Setelah selesai melaksankan kegiatan pelatihan dan magang, maka

selanjutnya pihak P4S Taruna Mekar akan memberikan kesempatan kepada

peserta pelatihan dan magang untuk menelaah kembali mengenai materi

pembelajaran yang telah diberikan selama kegiatan pelatihan. Kegiatan

sinkornasi dan refleksi ini bertujuan agar peserta dapat menentukan apakah

materi pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan keinginan peserta. Dan

apabila ada materi yang masih kurang menurut peserta, maka dapat

ditanyakan lagi kepada instruktur.

Hal tersebut sesuai dengan Pedoman Permagangan Petani di P4S yang

disusun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian tahun 2010, bahwa Pada akhir periode magang di P4S, sebaiknya

pemagang diberi kesempatan untuk melakukan refleksi, perenungan atau

penelaahan kembali tentang materi magang yang telah dipelajarinya selama

di P4S. Dari hasil refleksi ini, boleh jadi pemagang menemukan beberapa hal

yang masih perlu dipertanyakan dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut.

Program Studi Agribisnis Petanian


95
Laporan Tugas Akhir

f. Monitoring dan Evaluasi

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian dalam Pedoman Permagangan Petani di P4S, 2010 .kegiatan

monitoring ini dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan magang di P4S. Adapun

evaluasi kegiatan magang dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dan

efisiensi pelaksanaan permagangan petani di P4S.

Kegiatan monitoring setelah pelaksanaan pelatihan dan magang di P4S

Taruna Mekar dilakukan oleh pengurus P4S Taruna Mekar khususnya ketua

P4S Taruna Mekar yaitu H. Endang Ibin. Untuk kegiatan monitoring

dilakukan dengan cara mengawasi setiap tahapan pelaksaan pelatihan dan

magang di P4S Taruna Mekar untuk kemudian melakukan evaluasi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksankan baik itu dari segi sarana dan prasarana

selama kegiatan pelatihan dan magang maupun dari segi kemampuan

instruktur dalam memberikan materi kepada peserta. Selain itu, kegiatan

evaluasi sebenarnya lebih difokuskan untuk menguji sejauh mana peserta

dapat menyerap ilmu dan materi yang diberikan selama kegiatan magang

dengan cara mengadakan test. Hasil test tersebutlah yang menentukan

keberhasilan penyampaian materi yang diberikan selama kegiatan magang dan

pelatihan. Namun, test tersebut tidak diberikan kepada peserta pelatihan petani

jurusan pengolahan hasil pertanian. Karena kemampuan peserta telah diuji

selama kegiatan praktik, apakah peserta sudah mampu membuat produk

pengolahan hasil pertanian sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh

instruktur. Bagi peserta magang yang merupakan mahasiswa dan siswa SMK,

Program Studi Agribisnis Petanian


96
Laporan Tugas Akhir

hasil dari test terakhir inilah yang akan menentukan nilai yang akan

didapatkan oleh peserta selama kegiatan magang di P4S Taruna Mekar.

g. Rencana Tindak Lanjut.

Selanjutnya, pada hari terakhir pelatihan, maka pihak P4S Taruna Mekar

akan meminta peserta pelatihan untuk rencana tindak lanjut. Rencana tindak

lanjut ini memuat mengenai rencana yang akan dilakukan oleh peserta

pelatihan dalam menjalankan kegiatan usaha taninya berdasarkan ilmu dan

pengalaman yang sudah didapatkan di P4S Taruna Mekar.

h. Bimbingan Lanjutan

Setelah peserta pelatihan pulang kedaerahnya masing-masing, biasanya

pihak P4S Taruna Mekar akan tetap mengadakan kegiatan bimbingan lanjutan

melalui telpon atau pesan singkat mengenai apa saja masalah yang dihadapi

oleh peserta selama menjalankan usaha taninya setelah pulang ke daerah

masing-masing.

4.3 Masalah yang Dihadapi oleh P4S Taruna Mekar selama Melaksanakan
Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Dalam melaksanakan kegiatan pelatihan untuk SDM pertanian P4S Taruna

mekar juga menghadapi beberapa masalah seperti:

1. Kurangnya tenaga kerja lapang dan instruktur.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa ada 4 dari 8 instruktur P4S

Taruna Mekar yang sudah mendirikan P4S sendiri walaupun masih dibawah

bimbingan P4S Taruna Mekar. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan pelatihan

di P4S Taruna Mekar harus lakukan sendiri oleh H. Endang Ibin ataupun

Program Studi Agribisnis Petanian


97
Laporan Tugas Akhir

Yayan Suryana, SP sebagai ketua dan wakil ketua P4S Taruna Mekar. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya rangkap jabatan dalam kepengurusan di P4S

Taruna Mekar yang kemudian juga menimbulkan masalah yang berkaitan

dengan pembagian kerja yang tidak teratur dari pengurus P4S Taruna Mekar.

Selain itu, pengurus dan instruktur dari P4S Taruna Mekar juga memiliki

profesi lain yang harus dikerjakan selain menjadi instruktur. Hal ini lah yang

mengakibatkan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan magang di P4S Taruna

Mekar tidak berjalan secara maksimal.

2. Kurangnya bimbingan dan bantuan dari pemerintah kepada P4S Taruna

Mekar.

Sebenarnya, masalah ini tidak hanya dialami oleh P4S Taruna Mekar, tetapi

juga dialami oleh P4S pada umumnya. Hubungan P4S dengan tenaga

penyuluh pertanian dari pemerintah bisa disebut tidak dekat. Karena P4S

jarang sekali diberikan kegiatan penyuluhan atau bantuan berupa instruktur

dari instansi pemerintah yang sebenarnya saat ini sangat dibutuhkan oleh P4S

Taruna Mekar ataupun mungkin juga P4S pada umumnya. Hal tersebut

disebabkan karena P4S dianggap sudah mandiri dan memiliki ilmu yang

cukup untuk melatih petani lainnya. Padahal pihak P4S sebenarnya masih

membutuhkan banyak bimbingan dan bantuan untuk melaksanakan kegiatan

pelatihan dan magang.

Program Studi Agribisnis Petanian


98
Laporan Tugas Akhir

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKPM yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh

P4S Taruna Mekar ada dua bentuk, yaitu magang dan pelatihan. A) Untuk

kegiatan magang, persentase praktek kerja dilapangan lebih besar dari pada

persentase pemberian materi di dalam ruangan, yaitu 80% kerja praktek, dan 20%

pemberian materi didalam ruangan. B) Sementara untuk kegiatan pelatihan,

persentase pemberian materi didalam ruangan lebih besar yaitu 80% dan kerja

praktek di lapangan sebesar 20%. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan magang

untuk petani dan pelajar dimulai dari perencanaan, perumusan materi pelatihan,

perjanjian dan kesepakatan selama kegiatan pelatihan, persiapan sarana dan

prasarana pelatihan, penyusunan jadwal kegiatan, serta persiapan fasilitator dan

instruktur. Untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan dan magang, kegiatan yang

dilakukan adalah pemberian pre test kepada calon peserta, orientasi, pemberian

materi awal pelatihan, pelaksanaan dan pemberian materi pokok pelatihan,

sinkornasi dan refleksi hasil pelatihan dan magang, monitoring dan evaluasi,

rencana tindak lanjut peserta setelah kegiatan pelatihan dan magang selesai serta

bimbingan lanjutan setelah peserta pulang ke daerahnya masing-masing.

2. Dalam kegiatan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh P4S Taruna

Mekar terdapat dua kendala yang dihadapi yaitu A) kurangnya tenaga kerja

Program Studi Agribisnis Petanian


99
Laporan Tugas Akhir

lapang dan instruktur karena beberapa instruktur yang sebelumnya bekerja di P4S

Taruna Mekar sudah membuka P4S secara mandiri walaupun masih dibawah

bimbingan dari P4S Taruna Mekar. B) kurangnya bimbingan serta bantuan dari

Pemerintah kepada P4S Taruna Mekar. Karena pemerintah menganggap bahwa

P4S sudah dapat mandiri untuk melaksanakan kegiatan pelatihan sendiri tanpa

bantuan dari pemerintah.

Program Studi Agribisnis Petanian


100
Laporan Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, S. 1997. Peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Dalam Mencerdaskan Petani. Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia
(YAMPI). Jawa Barat.

Adjid, Dudung A. 2001. Membangun Pertanian Modern. Yayasan Pengembangan


Sinar Tani. Jakarta. 207 hal.

Aprilyanti, Selvia. 2017. Pengaruh Usia dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri. 1(2) : 68-72.

Badan Pusat Statistik.2019.Indonesia dalam Angka (internet). Tersedia dari:


www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik. 2017. Data statistik pertanian (internet). Tersedia dari:
www.bps.go.id

BPPSDMP. 2010. Pedoman Permagangan Petani di P4S. Jakarta. 43 Halaman

BPPSDMP. 2018. Rekapitulasi jumlah P4S di Indonesia. Informasi Database


Terintegrasi BPPSDMP. Db.bppsdmp.pertanian.go.id/puslatan/p4s. diakses
mei 2019

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian. 2013. Potensi alih fungsi lahan
akibat tidak ditetapkan LP2B dalam RT/RW kabupaten/kota. Bahan tayang
Ditjen PSP. Jakarta (ID): Direkorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian

Erwidodo dan Sayaka. 2014. Kebijakan Impor dan Substansi Harga Mendukung
Peningkatan Produksi Hortikultura. Litbang Pertanian.
www.litbang.pertanian.go.id/buku/diversifikasi-pangan/BAB-II/BAB-II-6-
.pdf diakses mei 2019

Hikmah, Nurul.2013. Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan


Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani di Kawasan Agropolitan Kecamatan
Pacet Kabupaten Cianjur). Universitas pendidikan Indonesia.
Repository.upi.edu

Lubis, Rafiqah Amanda. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Umur Terhadap
Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal Agrohita.
1(1): 64-71.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Program Studi Agribisnis Petanian


101
Laporan Tugas Akhir

Nurmala,dkk. 2012. Pengntar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010


tanggal 20 Januari 2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan
Swadaya. Jakarta. 12 halaman

Slamet, Margono. 1992. Prespektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong


Era Tinggal Landas. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Program Studi Agribisnis Petanian


102
Laporan Tugas Akhir

Lampiran 1. Matriks Pelaksanaan PKPM

Minggu ke
N
Aspek VI VII
o
I II III IV V VI I I
1 Pengenalan gambaran/
lingkungan umum perusahaan
2 Teknis budidaya
3 Manajemen produksi
4 Manajemen dan strategi
pemasaran
5 Pengelolaan tenaga kerja
6 Pencatatan/ pembukuan keungan
7 Pengajuan topik/ proposal tugas
akhir pada pembimbing lapang
dan dosen pembimbing
8 Pengumpulan data
9 Penyusunan laporan tugas akhir

Program Studi Agribisnis Petanian


103
Laporan Tugas Akhir

Program Studi Agribisnis Petanian


104
Laporan Tugas Akhir

Lampiran 3. Sarana dan Prasarana Pelatihan di P4S Taruna Mekar

1. Lahan untuk sarana pelatihan dan magang

2. Kandang sapi dan kelinci untuk sarana pelatihandan magang

Program Studi Agribisnis Petanian


105
Laporan Tugas Akhir

3. Mess dan sarana belajar teori

Program Studi Agribisnis Petanian


106
Laporan Tugas Akhir

Lampiran 4. Kegiatan pelatihan dan magang

1. Kegiatan Pelatihan

2. Kegiatan Magang

Program Studi Agribisnis Petanian

Anda mungkin juga menyukai