Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRAKTIKUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (PKP)


ACARA 4

BERBAGAI JENIS KELEMBAGAAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI INDONESIA


BESERTA SINERGINYA DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN PENYULUHAN
DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

Disusun Oleh :
Nama : Farah Fadhilah
NIM : 20/455636/PN/16536
Gol./Kel. : A1.1/5
Asisten : Arif Rizki

LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
BERBAGAI JENIS KELEMBAGAAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI INDONESIA
BESERTA SINERGINYA DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN PENYULUHAN
DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

BAB I (PENDAHULUAN)
I.1. Latar Belakang
Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara tropis apabila ditandai dengan curah hujan
yang tinggi disertai dengan cahaya matahari yang bersinar sepanjang tahun. Terletak pada
persilangan dunia, yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik membuat Indonesia menjadi salah
satu negara yang memiliki iklim tropis dengan banyak keuntungan. Negara Indonesia merupakan
negara agraris, dimana hampir sebagian penduduk Indonesia bergerak di bidang pertanian.
Terdapat banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan dan memiliki lahan pertanian, masih
menggantungkan kehidupan dan ekonomi mereka melalui pertanian. Lahan pertanian yang luas
ini berkisar sekitar 8,19 juta Ha, didasarkan pada data Badan Pusat Statistik tahun 2016 silam
(Vintarno et al., 2019).
Mempunyai letak yang strategis, kekayaan alam yang beragam, serta kondisi tanah yang
subur sehingga memungkinkan berbagai komoditas tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut, tentunya bidang pertanian akan selalu menjadi sumber perekonomian
dan penyediaan pangan bagi negara Indonesia dalam kurun waktu yang panjang. Sumber pertanian
Indonesia memberikan manfaatnya dalam peningkatan ekspor bahan pangan sehingga dapat
meningkatkan devisa negara. Hingga saat ini, perhatian kepada para petani masih harus
diperjuangkan demi kesejahteraan dan kemakmuran petani-petani di Indonesia. Sebagai generasi
muda, sudah sepatutnya permasalahan di bidang pertanian harus memberikan fokus pada masa
depan sektor pertanian Indonesia.
Permasalahan yang masih sulit untuk ditangani salah satunya adalah kurangnya tenaga
penyuluhan pertanian di Indonesia, sedangkan seperti yang kita tahu bahwa sektor pertanian tidak
hanya mempunyai potensi yang besar untuk pemerintah, tetapi juga mendukung kesejahteraan
kehidupan penduduk di Indonesia yang bekerja sebagai petani. Menurut amanat UU Nomor 19
Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, jumlah tenaga penyuluh pertanian
hanya sekitar 44.000 jiwa. Hal ini tentu saja merupakan angka yang tidak mencukupi ambang
ideal, dikarenakan jumlah tenaga yang ahli di bidang pertanian kurang lebih sekitar 72.000 jiwa.
Untuk menanggulangi permasalahan ini, diperlukan lembaga-lembaga Indonesia yang
bergerak di bidang pertanian dan perikananan pangan untuk membentuk sebuah pengembangan
kepada potensi penyuluh-penyuluh pertanian agar nantinya dapat membantu pergerakan para
petani. Memberikan penyuluh pertanian kepada kelompok tani akan sangat berpengaruh pada
perubahan perilaku dan pola pikir para petani demi kemajuan kegiatan pertanian (Buntuang &
Adda, 2018). Selain itu, inovasi yang berkaitan dengan kemajuan teknologi harus lebih
dikembangkan dan diperkenalkan kepada khalayak ramai, khususnya para pelaku utama di bidang
pertanian. Perubahan sistem dari pertanian konvensional menjadi sistem pertanian modern demi
menunjang performa industri 4.0 membuat lembaga-lembaga pertanian di Indonesia harus bekerja
keras demi keselarasan zaman, penyesuaian sikap dan perilaku, serta pemanfaatan sumber daya
manusia sehingga pembangunan nasional dan pembangungan khusus bidang pertanian dapat
mengalami kemajuan yang signifikan di masa yang akan datang.

I.2. Tujuan
- mengetahui peran dan fungsi dari lembaga penyuluhan pertanian pemerintah, lembaga
penyuluhan perikanan, lembaga swadaya masyarakat
- mengetahui kegiatan/inovasi yang ada pada lembaga penyuluhan pertanian pemerintah, lembaga
penyuluhan perikanan, lembaga swadaya masyarakat
- mengetahui strategi yang dijalankan oleh lembaga lembaga penyuluhan pertanian pemerintah,
lembaga penyuluhan perikanan, lembaga swadaya masyarakat
BAB II (ISI)
Pada hari Sabtu, tanggal 10 April telah dilakukan Kuliah Tamu Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian tahun 2021. Acara kuliah tamu hari ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa dari
Universitas Gadjah Mada yang mengambil mata kuliah praktikum Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian. Acara ini menghadirkan narasumber-narasumber terbaik dalam bidangnya masing-
masing, untuk memberikan materi dan pengetahuan baru tentang kelembagaan dalam bidang
pertanian dan perikanan di Indonesia. Acara kuliah tamu ini dibuka dengan sambutan dari ibu Alia
Raya, selaku koordinator Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Beliau berharap, dengan
diadakannya acara ini, mahasiswa bisa mengambil ilmu yang lebih banyak lagi untuk bekal di
masa depan.
Acara pertama kuliah tamu ini diawali dengan pemberian materi oleh seorang narasumber
yaitu bapak Andreas Nadianto, yang sekarang menjabat sebagai Subkoordinator Substansi
Program dan Kerja Sama Penyuluhan dan Perencana Ahli Muda. Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) adalah suatu Unit Kerja Eselon I di Kementerian
Pertanian yang memiliki mendat untuk menyiapkan SDM Pertanian yang profesional, mandiri,
berdaya saing dan berjiwa wirausaha. BPPSDMP memiliki fungsi yang terbagi dalam fungsi
ekonomi dan fungsi pendidikan. Program yang dijalankan untuk memenuhi fungksi ekonomi ini
adalah program peningkatan penyuluhan dan pelatihan pertanian, sedangkan program di bidang
pendidikan yaitu program pendidikan pertanian. Strategi utama BPPSDMP 2020-2024 antara lain
memiliki ekspektasi besari di bidang penyuluhan, pendidikan, pelatihan dan reformasi birokrasi.
Materi yang dibawakan oleh bapak Andreas Nadianto berjudul “Penyuluhan Digital
BPPSDMP”. Sebelum itu, bapak Andreas juga menjelaskan fokus kegiatan dalam penyuluhan
pertanian BPPDSMP, antara lain penguatan kelembagaan penyuluhan, penguatan kelembagaan
petani, penyuluhan berbasis TIK, peningkatan diseminasi dan adopsi teknologi, dan penguatan
ketenagaan. Materi yang diberikan oleh bapak Andreas adalah memberikan inovasi berupa
penyuluhan digital oleh kelembagaan BPPSDMP. Sesuai dengan peraturan pemerintah berupa UU
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan Pementan Nomor 03
Tahun 2018, disebutkan bahwa pemerintah wajib untuk mendukung pemanfaatan TIK di bidang
pertanian. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus mendukung para penyuluh pertanian yang
berfungsi sebagai fasilisator untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan penyuluhan.
Bapak Andreas menjelaskan bahwa terdapat beberapa macam penyuluh resmi yang
dikategorikan menjadi 3 penyuluh, yaitu penyuluh pegawai negeri sipil (PNS), penyuluh tenaga
harian lepas (THL), dan penyuluh Swadaya. BPPSDMP setiap tahunnya akan memberikan
bantuan operasional penyuluh untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas penjualan serta
mendampingi petani dalam memberikan pelatihan-pelatihan kepada penyuluh baik secara offline
maupun online dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh lapangan. Inovasi yang dilakukan
oleh para penyuluh pertanian BPPSDMP adalah kegiatan penyuluhan berbasis digital yang telah
dikelompokan berdasarkan fungsi dan tujuan tiap-tiap inovasi teknologi.
Terdapat beberapa inovasi teknologi yang mendukung kegiatan penyuluhan BPPSDMP,
diantaranya adalah Cyber Extention, Milennial Agriculture Forum, Ngobras Penyuluhan, MSPP,
BISTAN dan Bertani on Cloud. Cyber Extention merupakan suatu sistem informasi yang berisi
informasi di bidang pertanian dan kegiatan para penyuluh, serta memfasilitasi proses pembelajaran
agribinis bagi pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian. Cyber Extention dapat dengan
mudah diakses dengan membuka web http://cybex.pertanian.go.id/ di laman pencarian. Milennial
Agriculture Forum (MAF) merupakan inovasi yang difokuskan untuk generasi milennial yang
memiliki ketertarikan di bidang pertanian. MAF memberikan wadah diskusi untuk menyampaikan
inovasi-inovasi untuk pengembangan usaha di agribisnis. Bertani on Cloud merupakan sebuah
acara yang memiliki konsep seperti acara tutorial dengan media virtual dengan tujuan untuk
meningkatkan kapasitas para petani dan meningkatkan keterampilan para petani dalam memajukan
usaha taninya.
Selanjutnya, inovasi secara digital yang dihardirkan oleh BPPSDMP juga memiliki sebuah
konsep live streaming, yaitu Ngobras Penyuluhan, MSPP, dan BISTAN. Ngobrol Asyik
Penyuluhan atau dikenal dengan Ngobras Penyuluhan merupakan sebuah program yang
membahas kegiatan penyuluhan yang dibuat sedemikian rupa sehingga terksesan seperti acara live
streaming dengan konsep yang santai dan disiarkan setiap hari senin. Mentan Sapa Petani dan
Penyuluh (MSPP) merupakan program live streaming yang disiarkan setiap hari jumat dengan
konsep berupa video conference yang diisi dengan bintang tamu yaitu Menteri Pertanian, Eselon
I, dan Eselon II. Terakhir, ada Bincang Seputar Pertanian atau BISTAN yang memiliki konsep
seperti Ngobras yaitu berbentuk seperti acara santai melalui obrolan seputar dunia pertanian.
Selain itu, BISTAN memiliki tema lain berupa BISLOC yang mempunyai konsep turun langsung
ke lapangan untuk mengobrol dan berdiskusi santai dengan para pelaku utama ataupun pelaku
usaha di bidang pertanian.
Namun, dibalik inovasi digital yang beragam dan sangat bermanfaat, penggunaan aplikasi-
aplikasi ini masih menemui beberapa hambatan dalam memperluas inovasi tersebut. Bapak
Andreas menjelaskan bahwa pelaku usaha tani, terlebih lagi yang berusia diatas 50 tahun memang
tidak terbiasa dengan teknologi terbaru. Selain itu, sarana prasarana yang terbatas seperti
keterbatasan dalam memikili perangkat komputer, tablet, ataupun gadget yang membuat para
petani kesusahan untuk mendapatkan informasi melalui internet. Menurut Cole & Fernando
(2012), keadaan ini disebut dengan dimensi temporal, dimana penyuluhan pertanian yang
diberikan kepada petani kurang intensif, ketidakmampuan petani untuk menindaklanjuti informasi
yang disampaikan dapat membatasi ketersediaan mereka untuk mengadopsi teknologi baru. Untuk
menjawab permasalahan ini, Kementerian Pertanian memunculkan sebuah program yang diberi
nama Kostratani. Kostratani atau Komando Strategis merupakan pusat kegiatan pembangunan
pertanian yang mengoptimalisasi tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluhan Pertanian dengan
memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Kostrarani memiliki beberapa peran, yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan
pembangun pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribinis, hingga pusat pengembangan
jenjang kemitraan. Beberapa implementasi kegiatan Kostratani yang sedang dijalankan yaitu
pengadaan sapras dengan memfasilitasi perangkat seperti komputer, jaringan internet, drone dan
LCD, kendaraan roda 2, dan lainnya. Selain itu, Kostratani juga bergerak di bidang penguatan
kelembagaan seperti SIMLUHTAN, SILUHTAN dan Cybex Posluhdes, dan Kelembagaan
Ekonomi Petani Poktan dan Gapoktan Korporasi. Peningkatan kapasitasi SDM juga merupakan
salah satu fokus implementasi Kostratani dalam rangka mendukung petugas pendukung seperti
tenaga IT dan admin, penyuluh dan petugas petani milennial, hingga pengusaha agribisnis dengan
tujuan agar penyuluhan pertanian berbasis digital ini dapat terlaksana dengan baik.
Strategi yang digunakan oleh BPPSDMP dalam mengoptimalkan penyuluhan berbasis
digital ini yaitu persiapan, intervensi dan dukungan seluruh pihak, mengintensifkan pemanfaatan
TIK pada penyuluhan, hingga terlaksananya penyuluhan berbasis digital. Persiapan meliputi
BBPSDMP yang memberikan platform seperti inovasi teknologi diatas dan sekaligus menyusun
program apa saja yang digunakan untuk program penyuluhan berbasis digital. Dukungan dari
berbagai pihak seperti mengadakan kolaborasi dengan pemerintah, BUMN, swasta dan akademisi
untuk sama-sama mengoptimalkan intervensi agar tujuan utama berupa inovasi digital dapat benar-
benar terjadi dengan baik. Jika telah berhasil menyiapkan platform dan mendapat dukungan dari
berbagai sektor kelembagaan, selanjutnya adalah pemanfaatan TIK sebagai database untuk
memberikan Laporan Utama Kementan yang dilakukan setiap minggu. Jika semua strategi telah
dilakukan dengan baik, diharapkan penyuluhan berbasis digital ini dapat terlaksana dengan lancar
dan memberikan feedback yang sepadan untuk kegiatan penyuluhan dan pertanian di masa yang
akan datang.
Acara selanjutnya diisi oleh narasumber kedua yaitu ibu Kartika Winta Apriliany, yang
menjabat sebagai Pranata Humas Ahli Muda di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP). Ibu Winta membawakan judul berupa
“Komunikasi Hasil Riset Kelautan dan Perikanan”. ). Ibu Winta membagai penjelasan kedalam
beberapa topik tentang pengetahuan singkat terkait BBRP2BKP, strategi diseminasi, optimalisasi
proses diseminasi inovasi, dan diseminasi hasil riset pada contoh kasus BBRP2BKP. Struktur
organisasi tertinggi dimulai dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KP. Beberapa lembaga
pusat dibawahnya yaitu Pusat Riset Perikanan, Pusat Riset Kelautan, Pusat Pendidikan Kelautan
dan Perikanan, serta Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. BBRP2BKP terletak
dibawah naungan Pusat Riset Kelautan.
BBRP2BKP membagi kelompok penelitian dalam berbagai fokus yang terdiri dari
Pengolahan Produk KP, Biokteknologi KP, serta Keamanan Pangan dan Lingkungan. Hasil riset-
riset pada bidang perikanan dan kelautan menghasilkan penemuan yang menarik dan memberikan
inovasi baru dalam pengolahan produk perikanan dan lain-lain. Dijelaskan oleh ibu Winta, inovasi
hasil riset bermacam-macam mulai dari kue brownies dari ikan, kulit lumpia, mayonnaise, krim
wajah, hingga produk kesehatan seperti penambah imun dan minyak ikan. Hal ini sesuai dengan
penjelasan oleh Leeuwis (2013) yang menyatakan bahwa permintaan produksi pangan akan sangat
meningkat di masa yang akan datang, dimana hal ini sejalan dengan populasi manusia yang
semakin meningkat, serta pendapatan di berbagai negara yang juga menghasilkan makanan yang
lebih baik untuk dikonsumsi. Sayangnya, banyak sekali ditemui pemanfaatan hasil riset yang
masih belum optimal, “ratusan ribu hasil riset perguruan tinggi hanya sebatas dokumen yang
diarsipkan” jelas ibu Winta. Selain itu, Global Innovation Index menempatkan Indonesia pada
peringkat ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia.
Hal tersebut membuat BBRP2BKP membuat strategi diseminasi dengan beberapa poin
strategi seperti menentukan tujuan, menentukan target audiences, membuat pesan, memilih media
atau channel yang tepat, hingga mulai menentukan strategi diseminasinya. Tujuan-tujuan yang
berhasil dibuat oleh BBRP2BKP antara lain menyampaikan data hasil riset, menyampaikan
informasi umum, merubah perpektif atau perilaku, dan hal lainnya. Untuk itu, diperlukan
menentukan target audience untuk dapat membuat pesan dan memilih media yang cocok untuk
penyampaian pesan tersebut. Target audience seperti pengambil pebijakan biasanya dilakukan
pendekatan secara langsung, mengadakan diskusi terbuka untuk mencari titik terang. Lain halnya
dengan akademisi atau peneliti, yaitu menggunakan hasil publikasi dalam bentuk buku dan bekerja
sama dengan penerbit Swadaya serta membangun pelatihan teknologi di bidang IPTEK.
Pembuatan berbagai pesan dapat dibedakan menjadi beberapa topik isu, seperti techical issues,
societal issues, ethical issues, dan personnel/organizational issues. Media yang digunakan tentu
berbeda-beda untuk tiap acaranya, misal jika mengadakan sebuah event, media yang cocok untuk
hal tersebut adalah seminar, Focus Group Discussion (FGD), atapun mengadakan workshop.
Untuk kegiatan publikasi dapat dilakukan dengan menyebarkan jurnal, buku, atau leaflet. Media
sosial dan media massa juga merupakan salah satu media yang paling menguntungkan dimana
penggunaan berupa website, Instagram, Facebook, TV ataupun Radio diharapkan dapat
menyebarkan berita-berita dalam jangkauan yang lebih luas.
Setelah semua hal telah ditentukan dengan baik, BBRP2BKP memilih diseminasi hasil
riset dengan beberapa cara, seperti mempublikasikan karya ilmiah dan non ilmiah melalui jurnal,
buletin Squalen, dan penerbitan buku. Penyebaran informasi melalu media sosial Instagram
ataupun media massa berupa siaran pers juga merupakan salah satu hal yang dipilih oleh
BBRP2BKP. Selain itu, ibu Winta menceritakan tentang acara-acara yang berhasil dilakukan
seperti seminar, pelatihan dan alih teknologi yang berhasil dilakukan pada nelayan-nelayan
perempuan dalam memanfaatkan hasil perikanan dan pengolahan dengan alat-alat yang modern.
Narasumber ketiga sekaligus narasumber terakhir dalam acara kuliah tamu ini adalah bapak
Miftah Faridl Widhagdha, selaku Community Development Specialist di PT Pertamina RU II
Sungai Pakning, Riau. Bapak Miftah memberikan cerita tentang bagaimana PT Pertamina
melakukan sinergi untuk mengatasi berbagai permasalahan pada masa pandemi COVID-19.
Sebelum memberikan materi terkait strategi untuk menanggulangi COVID-19, Disebutkan oleh
bapak Miftah, “keunggulan-keunggulan yang kami dapatkan selama beberapa tahun ini adalah
mendapatkan 2 kali toko emas pada tahun 2018 dan 2019”. Selain itu, PT Pertamina telah
memberikan 87% kontribusi dalam pencapaian SDGs. PT Pertamina pernah mewakilkan
Indonesia sebagai delegasi dalam UN-COP 25 di Spanyol pada tahun 2019 dengan membawa tema
mitigasi karhutla gambut terbaik. Selain itu, PT Pertamina telah mengkontribusikan
kesuksesannya dalam bentuk 22 publikasi berupa buku dan jurnal, 14 hak cipta, 12 CSR Award,
hingga 3 hak paten. Selain itu, hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh PT Pertamina
menempati peringkat top 10 dunia, dengan efisiensi energi, hingga pendapatan sekitar
2.951.690.000/Tahun.
Pencapaian yang luar biasa ini tidak membuat PT Pertamina berhenti berinovasi. Hal ini
dibuktikan dengan PT Pertamina membuat suatu sinergi untuk menanggulangi pandemi yang
terdiri dari program-program yautu Kampung Gambut Berdikari, Pas Mantap, dan Permata Hijau.
Kampung Gambut Berdikari menjalankan transformasi dari Masyarakat Peduli Api (MPA)
menjadi Masyarakat Peduli Bencana COVID-19. Pada awalnya, Kampung Gambut Berdikari
memiliki program untuk mensejahterakan masyarakat seperti pembuatan Sekolah Cinta Gambut,
Profesi Wirausaha, Pertanian Lahan Gambut dan Arboretum Gambut. Semenjak Indonesia
merupakan salah satu negara yang juga terjangkit COVID-19, Kampung Gambut Berdikari telah
memperluas lapangan untuk masyarakat dari mulai pendampingan wirausaha dan pelatihan
profesi. Hingga saat ini, data anggota MPA yang aktif berproses adalah sekitar 70 orang.
Pakning Sehat Masyarakat Tanggap atau Pas Mantap merupakan sinergi yang bergerak di
bidang kesehatan masyarakat. Pas Mantap menyediakan beberapa fasilitas seperti Darah Untuk
Kita (DATA) dan Posyandu SEHATI. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
menanggulangi keadaan pandemi adalah dengan memproduksi jamu herbal, pembuatan masker
non media, hingga penyediaan hand sanitizer. Selanjutnya, sinergi yang bergerak di bidang
konservasi ekosistem mangrove adalah Pelestarian Mangrove Terapan atau disebut Permata Hijau.
Permata Hijau memberikan fokus pada pembuatan Mangrove Education Jambi dengan
membentuk sentra olahan makanan dan budidaya perairan payau dengan fokus budidaya ikan nila
salin dan kepiting bakau. Beberapa sinergi ini ditempatkan pada beberapa daerah yang berbeda,
seperti Kampung Gambut Berdikari yang mendominasi di area Desa Sungai Selari, Desa Pakning
Asal, Kelurahan Sungai Pakning, dan Desa Sejangat. Pas Mantab cukup tersebar di beberapa desa
seperti Desa Pangkalan Jambi, Desa Batang Duku, dan desa lainnya. Untuk sinergi Permata Hijau
hanya memfokuskan sinergi kegiatan di daerah Desa Pangkalan Jambi saja.
Penyediaan berbagai sumber sinergi dengan fokus yang berbeda-beda diharapkan agar
masyarakat yang terkena dampak ekonomi di masa pandemi ini dapat mempunyai kegiatan dan
menambah skills baru untuk nantinya dapat dipergunakan untuk mencari lapangan kerja yang baru.
PT Pertamina membantu masyarakat untuk dapat mengolah dan memproduksi bahan-bahan
pertanian sehingga nantinya pendapatan yang dihasilkan cukup tinggi sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
BAB III (PENUTUP)
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kelembagaan pertanian di Indonesia adalah

1. Narasumber pertama yaitu bapak Andreas Nadianto yang bekerja di Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memberikan materi “Penyuluhan Digital
BPPSDMP”. Inovasi yang diberikan untuk mendukung kegiatan penyuluhan BPPSDMP,
diantaranya adalah Cyber Extention, Milennial Agriculture Forum, Ngobras Penyuluhan, MSPP,
BISTAN dan Bertani on Cloud. Untuk memperluas kegiatan inovasi tersebut, Kementerian
Pertanian memunculkan sebuah program yang diberi nama Kostratani. Selain itu, strategi yang
digunakan oleh BPPSDMP dalam mengoptimalkan penyuluhan berbasis digital ini yaitu
persiapan, intervensi dan dukungan seluruh pihak, mengintensifkan pemanfaatan TIK pada
penyuluhan, hingga terlaksananya penyuluhan berbasis digital.

2. Narasumber kedua yaitu ibu Kartika Winta Apriliany, yang bekerja di Balai Besar Riset
Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP). Ibu Winta
membawakan judul berupa “Komunikasi Hasil Riset Kelautan dan Perikanan”. Hasil riset-riset
pada bidang perikanan dan kelautan menghasilkan penemuan yang menarik dan memberikan
inovasi baru dalam pengolahan produk perikanan dan lain-lain. BBRP2BKP membuat strategi
diseminasi dengan beberapa poin strategi seperti menentukan tujuan, menentukan target
audiences, membuat pesan, memilih media atau channel yang tepat, hingga mulai menentukan
strategi diseminasinya. Selain itu, ibu Winta menceritakan tentang acara-acara yang berhasil
dilakukan seperti seminar, pelatihan dan alih teknologi yang berhasil dilakukan pada nelayan-
nelayan perempuan dalam memanfaatkan hasil perikanan dan pengolahan dengan alat-alat yang
modern.

3. Narasumber ketiga yaitu adalah bapak Miftah Faridl Widhagdha, selaku Community
Development Specialist di PT Pertamina RU II Sungai Pakning, Riau. Bapak Miftah membawakan
judul “Sinergi Atas Pandemi oleh PT Pertamina”. PT Pertamina telah memberikan 87% kontribusi
dalam pencapaian SDGs dan memiliki kekayaan hak intelektual dan pendapatan sekitar
2.951.690.000/Tahun. Melalui kesuksesannya, PT Pertamina kemudian membuat suatu sinergi
untuk menanggulangi pandemi yang terdiri dari program-program yautu Kampung Gambut
Berdikari, Pas Mantap, dan Permata Hijau. Melalui sinergi ini, PT Pertamina membantu
masyarakat untuk dapat mengolah dan memproduksi bahan-bahan pertanian sehingga nantinya
masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Buntuang, P. C. D., & Adda, H. W. 2018. Potensi pengembangan sumber daya manusia penyuluh
pertanian di Kabupaten Sigi. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 25(1): 46-57.
Cole, S., & Fernando, A. N. 2012. The value of advice: Evidence from mobile phone-based
agricultural extension. Harvard Library: Harvard Business School working paper 1-48.
Leeuwis, C. 2013. Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension. John
Wiley & Sons.
Vintarno, J., Sugandi, Y. S., & Adiwisastra, J. 2019. Perkembangan penyuluhan pertanian dalam
mendukung pertumbuhan pertanian di Indonesia. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian
Administrasi, Sosial, Humaniora Dan Kebijakan Publik 1(3): 90-96.
LAMPIRAN

Gambar 1 Bapak Andreas sedang memaparkan materi

Gambar 2 Ibu Kartika Winta sedang memaparkan materi


Gambar 3 Bapak Miftah sedang memaparkan materi

Gambar 4 ketiga narasumber bersama dengan praktikan

Anda mungkin juga menyukai