Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI NEGARA INDONESIA DALAM MEMPERKUAT

KEPENTINGAN NASIONAL DI TENGAH BANTUAN INTERNASIONAL


UNTUK BANTUAN BENCANA

Disusun oleh :

Nama : Farah Fadhilah


NIM : 20/455636/PN/16536
Kelas : PKN31

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara tropis apabila ditandai dengan curah
hujan yang tinggi disertai dengan cahaya matahari yang bersinar sepanjang tahun.
Terletak pada persilangan dunia, yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik membuat
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki iklim tropis dengan banyak
keuntungan. Indonesia dengan segala kekayaannnya memiliki bentang lahan yang indah
dengan didominasi oleh gunung dan lautan yang terbentang luas di penghujung daratan
Indonesia. Walaupun begitu, berada di wilayah tropis membuat negara Indonesia
merupakan salah satu negara kepualan dengan potensi bencana alam yang cukup besar.
Bencana alam yang sering terjadi seperti hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, kekeringan,
angin puting beliung dan lainnya. Selain itu, Indonesia juga menghadapi bencana non
alam seperti kebakaran hutan dan lahan, konflik sosial, potensi kegagalan teknologi dan
lainnya. Untuk menghadapi berbagai ancaman tersebut, Pemerintah Indonesia berperan
penting dalam membangun sistem penanggulangan bencana untuk menghadapi ancaman
bencana. Indonesia harus mulai menggerakkan tujuan pada kepentingan nasional untuk
menghindari perpecah-belahan dalam masyarakatnya terkait bencana yang terjadi.
Kepentingan nasional merujuk pada tujuan dan cita cita suatu negara dalam
mencapai suatu kesejahteraan baik dalam ekonomi maupun keamanan negara (Sukmana,
2016). Kepentingan nasional merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu negara
karena tanpa adanya kepentingan nasional maka suatu negara tidak akan mampu
melakukan interaksi internasional. Kepentingan nasional dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan negara itu sendiri, suatu negara akan membutuhkan negara lain untuk
memenuhi kepentingan nasional tersebut (Anam dan Ristiyani, 2018). Menurut Yani (et
al., 2018), adapun fungsi dari kepentingan nasional sendiri ialah penggunaan oleh para
politisi dalam mencari dukungan untuk tindakan tertentu, terutama dalam kebijakan luar
negeri yaitu digunakan sebagai alat untuk menganalisis kebijakan luar negeri, dimana
kepentingan nasional digunakan sebagai semacam kebijakan luar negeri versi istilah
'kepentingan' publik yang menunjukkan apa yang terbaik bagi bangsa dalam
hubungannya dengan negara lain. Bantuan luar negeri adalah salah satu instrumen dalam
kebijakan luar negeri yang telah lazim digunakan dalam praktek hubungan internasional
selama berabad – abad (Panorama et al., 2021). Bantuan luar negeri adalah pengiriman
uang, barang, atau bantuan teknis dari negara donor kepada negara penerima bantuan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui lembaga-lembaga yang didirikan Indonesia untuk menanggulangi


bencana di wilayah Indonesia
2. Bantuan yang dikirimkan oleh negara Indonesia kepada dunia internasional
dan sebaliknya
3. Kelebihan dan kekurangan menjalin kerjasama dengan negara lain
II. ISI

Di negara Indonesia sendiri, telah dilakukan beberapa pendirian lembaga-lembaga


yang khusus menanggulangi bencana alam terkait pada masing-masing bidangnya,
adapun contohnya dapat dipaparkan sebagai berikut. Lembaga pertama yang merupakan
lembaga khusus di bidang bencana alam yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana). Menurut pernyataan dari Dharmawan (2020), BNPB sendiri memiliki
beberapa fokus diantaranya seperti (1) memberikan pedoman dan pengarahan terhadap
usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan setara, (2) menetapkan
standasrisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Peraturan Perundangan-undangan, (3) menyampaikan informasi kegiatan
penanggulangan bencana kepada masyarakat, (4) melaporkan penyelenggaraan
penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan
setiap saat dalam kondisi darurat bencana, (5) menggunakan dan
mempertanggungjawabkan sumbangan atau bantuan nasional dan internasional, (6)
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBN, (7)
melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, serta (8)
menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selanjutnya ada PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
PVMBG merupakan salah satu lembaga/unit di lingkungan Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral. PVMBG dibagi menjadi tiga bidang, yaitu mitigasi di bagian
gunung api, gempa bumi dan tsunami, serta gerakan tanah. PVMBG memiliki beberapa
peran yaitu (1) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta rencana dan program di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,
(2) pelaksanaan penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemetaan tematik dan analisis
risiko bencana geologi, serta peringatan dini aktivitas gunungapi dan potensi gerakan
tanah dan pemberian rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi, (3) pembinaan jabatan
fungsional pengamat gunungapi, (4) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemetaan tematik dan analisis risiko bencana
geologi, serta peringatan dini aktivitas gunungapi dan potensi gerakan tanah dan
pemberian rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi, dan (5) pelaksanaan
administrasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Pratama, 2019).
Lembaga selanjutnya adalah PMI (Palang Merah Indonesia). PMI merupakan
suatu organisasi kemanusiaan yang berstatus badan hukum, diundangkan dengan
Undang-Undang nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan guna menjalankan
kegiatan Kepalangmerahan sesuai dengan Konvensi Jenewa Tahun 1949. Pernyataan dari
Purnama (2020) bahwa tugas-tugas yang dilakukan oleh PMI yaitu (1) memberikan
bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan lainnya, (2) memberikan
pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (3) melakukan
pembinaan relawan, (4) melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepalangmerahan, (5) menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
kepalangmerahan, (6) membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam
dan di luar negeri, (7) membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial, dan (8)
melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.
Selain bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya, terdapat lembaga
yang bergerak di bidang pengendalian kebakaran yang berkaitan dengan hutan. Lembaga
tersebut adalah Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Direktorat
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan merupakan salah satu direktorat yang berada
di bawah Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI). Berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan,
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan
teknis dan evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Adapun beberapa tugas yang dilakukan oleh
lembaga ini diantaranya adalah (1) penyiapan perumusan kebijakan pencegahan,
penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana
prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan
pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan
sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan; (3) penyiapan koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat
peduli api, tenaga dan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan; (4)
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pencegahan, penanggulangan, sistem
kemitraan dan masyarakat peduli api, tenaga dan sarana prasarana pengendalian
kebakaran hutan dan lahan; (5) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian
bimbingan teknis pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat peduli
api, tenaga dan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan; (6) supervisi
atas pelaksanaan urusan pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan masyarakat
peduli api, tenaga dan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
daerah; dan (7) pelaksanaan administrasi direktorat.
Pertolongan dari negara Indonesia terkait kelembagaan terakhir adalah
BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) yang berkedudukan dibawah
dan bertanggungjawab langsung kepada presiden. Disebutkan oleh Vashtina (2017),
bahwa beberapa tugas yang dilakukan oleh BASARNAS adalah (1) menyusun dan
menetapkan norma, standar, prosedur, kriteria serta persyaratan dan prosedur perizinan
dalam penyelenggaraan pencarian dan pertolongan, (2) memberikan pedoman dan
pengarahan dalam penyelenggaraan pencarian dan pertolongan; (3) menetapkan
standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan pencarian dan pertolongan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) melakukan koordinasi dengan instansi
terkait; (5) menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi; (6) menyampaikan
informasi penyelenggaraan pencarian dan pertolongan kepada masyarakat; (7)
menyampaikan informasi penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan secara
berkala dan setiap saat pada masa penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan
kepada masyarakat; (8) melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pencarian dan pertolongan; dan (9) melakukan pemasyarakatan
pencarian dan pertolongan.
Pembentukan lembaga-lembaga di Indonesia tidak hanya semerta-merta untuk
memberikan bantuan secara sukarela terhadap masyarakat Indonesia. Adanya hubungan
kerjasama diantara negara-negara di dunia membuat Indonesia mempersiapkan armada
bantuan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di belahan dunia lainnnya, dimana
sebaliknya negara lain akan melakukan hal yang sama untuk Indonesia. Beberapa
pertolongan yang dilakukan oleh negara lain sebagai bantuan internasional kepada
Indonesia adalah saat terjadi persitiwa tsunami aceh, kecelakaan pesawat, hingga kasus
terbaru saat ini yaitu pandemi virus COVID-19. Pada bencana Tsunami Aceh yang
merupakan peristiwa besar pada 26 Desember 2004 telah melululantahkan Aceh. Sekitar
230 ribu jiwa menjadi korban dalam peristiwa itu, sehingga banyak masyarakat yang
memberi perhatian dan bantuan, tak terkecuali masyarakat internasional, dimana saat itu
tidak kurang dari 53 negara berkontribusi untuk merehabilitasi dan merekonstruksi aceh
setelah bencana. Selanjutnya ada kejadian jatuhnya pesawat Air Asia, dimana proses
pencarian dan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 telah menjadi sorotan dunia, baik
dalam proses pencarian, evakuasi, dan identifikasi. Ada 16 negara yang membantu
dengan berbagai teknologi canggih mereka dengan rincian 10 negara terlibat dalam
konteks investivigasi dan SAR, lalu 6 negara dalam konteks identifikasi korban. Wabah
virus COVID-19 merebah ke seluruh belahan dunia, termasuk negara Indonesia sendiri.
Banyak sektor yang terdampak pandemi ini, tetapi adanya bantuan dari internasional yang
bekerja saling bahu membahu untuk menghadapi musibah ini. Indonesia sendiri
mendapatkan bantuan dari RRC, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Vietnam, Korea
Selatan,Australia, Selandia Baru, dan Uni Emitat Arab. Dukungan negara-negara tersebut
dalam berbagai bentuk, diantarnya donasi barang dan dukungan teknis.
Sebagai bentuk balas budi dan persahabatan negara Indonesia terhadap negara
lain, Indonesia juga pernah mengirim berbagai armada bantuan demi membantu negara
lain yang sedang terkena bencana. Bantuan itu terdiri dari bantuan terhadap pengungsi
Suriah di Lebanon, bantuan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370, serta
mengirimkan kontingen Garuda demi menjaga perdamaian dunia. Pada tahun 2018
Indonesia melalui AQSA Working Group (AWQ) memberikan bantuan kemanusiaan
kepada pengungsi Suriah di kamp pengungsian Milky. Pada tahap awal pemberian
bantuan AWG menyiapkan sebanyak 400 kardus berisi bahan makanan pokok, seperti
beras, minyak tuna kaleng, dan sebagainya. Selanjutnya pemberian bantuan terhadap
pencarian pesawat Malaysia Airline MH370 dimana Indonesia termasuk dalam 26 daftar
negara yang turut andil dalam membantu pencarian. Total ada 18 pesawat dan 27 kapal
dilibatkan termasuk dari angkatan lain MV Mega Bakti. Selain itu, Indonesia memiliki
andil besar dalam menjaga perdamaian dunia lewat misi yang diemban oleh pasukan
kontingen Garuda dimana misi pemeliharaan perdamaian PBB. Selaras dengan
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke IV. Keterlibatan Indonesia sudah di
mulai sejak tahun 1957 sampai sekarang. Diantara misinya yaitu, Kontingen Garuda
XXIX, memberikan dukungan kesehatan kepada personel UNFIL dan juga Kontingen
Garuda XXX, mengikuti misi perdamaian di Lebanon (UNFIL).
Bantuan yang terjalin antara negara Indonesia dengan negara lain menimbulkan
pro kontra yang terjadi, dimana ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pemberian bantuan tersebut. Kelebihan yang didapatkan antara lain yaitu Bantuan
Internasional dapat membantu pemulihan terhadap bencana dalam melengkapi dana yang
ada ditingkat domestik, kerjasama bantuan dengan luar negeri dapat menjadikan partner
dalam menangani masalah bencana. Contohnya adalah adanya kerjasama dalam
penelitian mengenai Covid-19 dan kerjasama dalam mengembangkan vaksin. Selain itu,
bantuan kemanusiaan sering kali dikaitkan dengan bentuk diplomasi publik. Dengan
adanya hubungan kerjasama bantuan dengan luar negeri Indonesia dapat memanfaatkan
sarana bantuan kemanusiaan untuk mencari teman dan dukungan. Disamping memiliki
kelebihan, terdapat kekurangan yang diibaratkan seperti adanya maksud tersembunyi dari
pemberian bantuan internasional tersebut, dimana dalam kerjasama bantuan dengan luar
negeri, bantuan kemanusiaan juga dapat salah satu alat politik yang dapat hanya
dimanfaatkan untuk meningkatkan citranya dimata internasional.

III. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Lembaga-lembaga yang berhasil didirikan Indonesia untuk menanggulangi
bencana di wilayah Indonesia yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana), PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), PMI
(Palang Merah Indonesia), Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan, dan BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan).
2. Bantuan internasional yang diberikan negara lain kepada Indonesia yaitu pada
saat persitiwa tsunami aceh, kecelakaan pesawat, hingga kasus pandemi virus
COVID-19. Selain itu, Indonesia juga memberikan bantuan terhadap negara
lain, diantaranya adalah bantuan terhadap pengungsi Suriah di Lebanon,
bantuan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370, serta mengirimkan
kontingen Garuda demi menjaga perdamaian dunia.
3. Kelebihan yang didapatkan dari kerjasama dengan negara internasional adalah
dapat membantu pemulihan apabila terjadi bencana, dapat menjadi partner
dalam menangani masalah bencana, serta diplomasi publik. Sayangnya,
kegiatan kerjasama ini seringkali memiliki maksud tersembunyi seperti
kepentingan pencitraan dalam politik.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, S., dan Ristiyani, R. 2018. Kebijakan belt and road initiative (bri) Tiongkok pada
masa pemerintahan Xi Jinping. Jurnal ilmiah Hubungan internasional 14(2):
217-236.
Dharmawan, H. C. B. 2020. Strategi Komunikasi Pengurangan Risiko Bencana Oleh
BNPB Melalui Instagram Bnpb_Indonesia. Universitas Pelita Harapan. Disertasi
Doktor.
Panorama, A. D., Nastiti, N. N., dan Anfasa, F. A. 2021. Kerja sama pengurangan risiko
bencana Indonesia Australia 2016-2018. Jurnal Academia Praja 4(1): 223-243.
Pratama, R. 2019. Cincin arsip: penanggulangan bencana dan pengelolaan arsip. Jurnal
Kearsipan 14(1): 15-30.
Purnama, M. A. 2020. Ta: Re-Design Gedung Dinas Kesehatan Dan Pmi Kota Bandung
Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer. Institut Teknologi Nasional.
Disertasi Doktor.
Sukmana, O. 2016. Konsep dan disain negara kesejahteraan. Jurnal Sospol 2(1): 102-120.
Vashtina, S. A. 2017. Evaluasi Kegiatan Employee Relations Basarnas Kantor SAR
Semarang guna Meningkatkan Kinerja Pegawai. Universitas Diponegoro.
Disertasi Doktor.
Yani, R., Hospita, W., Asrinaldi, A., dan Zetra, A. 2018. Degradasi integritas publik
politisi dalam penggunaan anggaran dana desa bukit pamewa kecamatan sipora
utara kabupaten kepulauan mentawai. JISPO Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
8(2): 1-15.

Anda mungkin juga menyukai