Anda di halaman 1dari 5

Hukum Humaniter Internasional

Indonesia telah menjadi negara pihak pada Konvensi-konvensi Jenewa 1949 melalui aksesi
dengan Undang-Undang No. 59 tahun 1958 tentang Keikutsertaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam Empat Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949, namun saat ini belum
meratifikasi protokol-protokol tambahan tahun 1977 dan 2005.

Sebagai negara pihak pada Konvensi Jenewa 1949, Indonesia berkomitmen untuk terus
memajukan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Hukum Humaniter
Internasional untuk menjadi pedoman perilaku bagi para pihak yang terlibat dalam konflik
bersenjata. Dalam kaitan ini, pemajuan dan penghormatan Hukum Humaniter Internasional perlu
terus dilakukan oleh semua aktor di semua tingkatan, baik nasional, regional, dan global.

Selain itu, Indonesia juga telah terlibat aktif dalam pembahasan berbagai rancangan resolusi di
Sidang Majelis Umum PBB, baik dalam mekanisme New York maupun Jenewa, terkait dengan
pemajuan dan penyebaran prinsip Hukum Humaniter Internasional, seperti Rancangan Resolusi
mengenai “Safety and security of humanitarian personnel and protection of the United Nations
personnel" dan “Strengthening of the coordination of emergency humanitarian assistance of the
United nations". Lebih lanjut, Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya pembahasan
guna memastikan dan meningkatkan efektivitas implementasi prinsip-prinsip Hukum Humaniter
Internasional.

Indonesia juga telah terlibat aktif di dalam pembahasan penguatan hukum humaniter
internasional pada pertemuan International Conference of the Red Cross and Red Crescent pada
tanggal 7-11 Desember 2015 lalu. Pertemuan telah mengesahkan sejumlah resolusi terkait
penguatan implementasi hukum humaniter internasional, perlindungan terhadap aktor
kemanusiaan dan tenaga kesehatan di dalam situasi konflik, pencegahan kekerasan berbasis
seksual dan gender, serta penguatan kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan di dalam
aksi kemanusiaan.

Bantuan Kemanusiaan dan Tanggap Bencana

UNOCHA melaporkan bahwa krisis kemanusiaan global yang terjadi di berbagai belahan dunia
sepanjang 2017 merupakan salah satu yang terburuk setelah Perang Dunia II. Tercatat hampir
140 juta orang terkena dampak akibat krisis atau meningkat dua kali lipat dibandingkan 10 tahun
yang lalu. Kebutuhan pendanaan untuk bantuan kemanusiaan meningkat menjadi sebesar USD
24 milyar dollar. Berbagai consolidated appeals yang dilakukan OCHA sepanjang tahun 2017
hanya mampu memenuhi sekitar 52% dari total kebutuhan pendanaan untuk bantuan
kemanusiaan.

Meningkatnya jumlah manusia terkena dampak akibat krisis kemanusiaan secara umum
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:

 Belum terselesaikannya sejumlah krisis kemanusiaan global yang berkepanjangan,


misalnya Konflik di Congo, Sudan, dan Somalia telah berlangsung lebih dari 18 tahun.
Ditambah lagi belum tercapainya penyelesaian konflik di Timur Tengah, seperti di
Suriah, Yaman, dan Palestina.
 Munculnya krisis kemanusiaan baru yang diakibatkan konflik maupun bencana alam.
Misalnya Kekerasan yang terjadi di Myanmar; bencana angin topan di kawasan Karibia;
serta bencana kekeringan di negara-negara Afrika, seperti Nigeria, Sudan Selatan, dan
Somalia.

Berdasarkan laporan UNHCR, hingga 2017 krisis kemanusiaan telah menyebabkan lebih dari 67
juta orang terpaksa meninggalkan tempat tinggal dan wilayahnya, khususnya di wilayah Timur
Tengah dan Afrika. Sebanyak 17 juta orang kini berstatus pengungsi di bawah “care" UNHCR.
Di tingkat kawasan Asia Pasifik, krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State Myanmar
telah menyebabkan 900 ribu orang Rakhine mengungsi ke wilayah Cox's Bazaar Bangladesh.

Krisis kemanusiaan di tingkat global dan kawasan juga berimbas kepada Indonesia. Hingga
Desember 2017 tercatat lebih dari 13,800 pengungsi dan pencari suaka berada di Indonesia.
Diperkirakan jumlah pencari suaka yang akan transit di Indonesia akan terus meningkat.

Pada isu kebencanaan, Asia Pasifik masih menjadi kawasan dengan jumlah wilayah rentan
bencana terbanyak di dunia. Menurut UNISDR dalam satu dasawarsa terakhir lebih dari 2,600
bencana terjadi di kawasan Asia Pasifik dengan korban jiwa mencapai 385,000 jiwa, dan 1,7 juta
jiwa terkena dampak. Kerugian ekonomi yang disebabkan bencana mencapai di kawasan Asia
Pasifik mencapai sepanjang tahun 2016 mencapai USD 77 miliar. Penelitian UNESCAP
mengindikasikan bahwa dalam periode 2015-2030, dari total kerugian ekonomi global yang
disebabkan oleh bencana alam, sekitar 40% nya berasal dari kawasan Asia Pasifik.

Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di kawasan dengan potensi
bencana alam yang cukup tinggi. BNPB mencatat sepanjang 2017 telah terjadi lebih dari 2.000
bencana alam di Indonesia, seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, kekeringan,
gempa bumi, abrasi air laut, dan gunung meletus. Kerugian akibat bencana tersebut diperkirakan
mencapai Rp. 30 triliun.

Peran Indonesia dalam memajukan agenda kemanusiaan dan kebencanaan di Forum


Multilateral

Sebagaimana diamanatkan Konstitusi, Pemerintah Indonesia terus berperan aktif dalam


mendukung upaya penanganan dan penyelesaian krisis kemanusiaan global. Masyarakat global
pun semakin meningkatkan pengharapan kepada Indonesia untuk dapat berperan lebih dalam
upaya penanganan dan penyelesaian krisis global baik akibat konflik maupun bencana. Dalam
hal ini dalam Rapat Kerja Kepala Perwakilan bulan Februari 2018 Presiden Joko Widodo
menyatakan bahwa sebagai negara besar sudah saatnya Indonesia membantu negara-negara yang
membutuhkan bantuan, dan tidak tidak lagi bergantung pada bantuan negara lain.

Pada tataran Multilateral, kontribusi Indonesia dalam upaya penanganan dan penanggulangan
krisis kemanusiaan diantaranya disalurkan melalui peran aktif dalam upaya norms-setting serta
monitoring dan evaluasi penanganan isu kemanusiaan dalam kerangka PBB. Pokok-pokok utama
kepentingan Indonesia terkait penanganan dan penanggulangan isu kemanusiaan dalam kerangka
PBB adalah: (i) Penghormatan dan penegakan terhadap ketentuan dari berbagai hukum
internasional; (ii) Penghormatan dan penegakan prinsip-prinsip
utama humanity, impartiality, neutrality dan independence; (iii) perlindungan dan pemenuhan
kebutuhan mendasar masyarakat terkena dampak krisis kemanusiaan, serta pelibatan dan
pemberdayaan masyarakat terkena dampak; terutama kelompok rentan seperti manula,
perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas; (iv) efektifitas, efisiensi, inklusifitas dan
akuntabilitas penyelenggaraan bantuan kemanusiaan; (v) penghormatan terhadap kedaulatan
pemerintah dan rakyat dari negara terkena dampak; (vi) penyelesaian akar permasalahan di
negara asal; (vii) keamanan dan keselamatan dari aktor kemanusiaan dan fasilitas sipil; (viii)
komitmen dan kerjasama internasional dalam upaya penanggulangan dan penyelesaian krisis
kemanusiaan; dan (ix) perhatian terhadap kekhususan, tantangan dan perbedaan kapasitas yang
dimiliki oleh masing-masing negara dalam berperan dan berkontribusi terhadap upaya
penanganan dan penyelesaian krisis kemanusiaan.

Memahami pentingnya pendanaan bagi upaya pemenuhan kebutuhan mendasar bagi masyarakat
terkena dampak krisis kemanusiaan global, Indonesia terus berkontribusi terhadap beberapa
entitas kemanusiaan dalam sistem PBB, diantaranya Central Eemergency Response
Fund (CERF) yang dikelola UNOCHA dan UN Relief and Works Agency for Palestine
Refugees.

Indonesia secara konsisten menyampaikan kontribusi sukarela tahunan kepada CERF yang
jumlahnya terus ditingkatkan hingga USD 220.000 mulai tahun 2017. Total Kontribusi Indonesia
pada CERF mencapai lebih dari USD 1 juta, dan menjadikan Indonesia sebagai negara
kontributor CERF terbesar di Asia Tenggara.

Pengakuan komunitas internasional terhadap kepemimpinan Indonesia dalam diplomasi


kemanusiaan juga ditunjukkan dengan ditunjuknya perwakilan Indonesia sebagai salah satu
anggota Advisory Board for CERF tahun 2019 – 2020, Rahmawati Husein.

https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/88/halaman_list_lainnya/isu-isu-kemanusiaan
CXC
Ruang lingkup tugas PBB adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional serta
melindungi hak asasi manusia (HAM). Selain itu, PBB bertugas menyalurkan bantuan
kemanusiaan, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan menegakkan hukum
internasionaL.

Organisasi Bawahan PBB


Food and Agriculture Organization (FAO)

FAO bertujuan memimpin upaya internasional untuk memerangi kelaparan di seluruh dunia.
FAO merupakan badan khusus yang memfasilitasi perundingan kesepakatan antara negara
berkembang dan negara maju, serta ahli pangan untuk mendorong pembangunan sektor pangan.

Baca artikel CNN Indonesia "Daftar Organisasi di Bawah PBB dan Fungsinya" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211223170427-140-737936/daftar-
organisasi-di-bawah-pbb-dan-fungsinya.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

World Food Programme (WFP)

Organisasi ini bermarkas di Roma, Italia. WFP bertujuan untuk memberantas kelaparan dan
kekurangan gizi di seluruh negara.

Sebagai badan kemanusiaan terbesar di dunia, WFP telah membantu hampir 100 juta orang di
sekitar 88 negara setiap tahun. Bantuan diberikan dalam bentuk distribusi makanan atau uang
tunai.

Baca artikel CNN Indonesia "Daftar Organisasi di Bawah PBB dan Fungsinya" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211223170427-140-737936/daftar-
organisasi-di-bawah-pbb-dan-fungsinya/3.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

HAM
https://www.kemenkumham.go.id/berita-utama/kekuatan-ham-atasi-konflik-dan-krisis-dunia

Kompas Krisis Kemanusiaan Global


https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/12/24/krisis-kemanusiaan-badai-yang-tak-
kunjung-berlalu
https://www.dw.com/id/suffering-in-silence-10-krisis-dan-bencana-kemanusiaan-yang-
terlupakan-pada-2020/a-56210976
https://news.detik.com/foto-news/d-6223267/krisis-kemanusiaan-di-gaza-semakin-memburuk
https://sindikasi.republika.co.id/berita/pxf2gd320/krisis-kemanusian-di-gaza-disebut-tertinggi-di-
dunia
https://www.voaindonesia.com/a/pejabat-pbb-prihatin-dengan-krisis-kemanusiaan-di-gaza/
5901400.html
https://news.detik.com/kolom/d-3748442/peran-indonesia-mewujudkan-palestina-merdeka
https://www.thejakartapost.com/academia/2019/06/26/indonesia-will-always-stand-with-
palestine.html
https://kemlu.go.id/amman/en/news/1359/indonesia-will-always-stand-with-palestine

Anda mungkin juga menyukai