Disusun Oleh :
KOTA CIMAHI
2022
1
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.6.1 Liberalisme..............................................................................................................14
2
DAFTAR SINGKATAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Krisis kemanusiaan dapat diartikan sebagai sebuah situasi dimana manusia tidak berada
dalam keadaan yang aman dan sejahtera yang mana seharusnya mereka mendapatkan kehidupan
yang aman dan damai sehingga dapat dinikmati sebagai bagian dari hak hidup setiap umat
manusia. Dengan kata lain, terjadi kemerosotan dalam kehidupan manusia yang sifatnya
mengancam sehingga diperlukan pertolongan. Krisis kemanusiaan yang semakin buruk menjadi
awal mimpi buruk bagi negara yang mengalami dan negara lain yang terdampak ataupun terlibat.
Krisis kemanusiaan yang terjadi pada hampir setiap belahan bumi sangat mengkhawatirkan bila
terjadi secara terus menerus. Banyak sekali isu-isu krisis kemanusian yang terjadi di bumi ini,
seperti krisis pangan di Afghanistan, Krisis Yaman, konflik Rohingya, Konflik Ukraine-Rusia,
Kelaparan di Africa, Konflik Israel-Palestina dan masih banyak lagi, dimana pada penelitian ini
akan difokuskan satu studi kasus dari beberapa krisis kemanusiaan yang telah di sebutkan di atas,
yaitu krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza yang terjadi akibat dari adanya konflik Israel-
Palestina.
Krisis kemanusiaan yang terjadi pada abad ke-21 merupakan sebuah isu yang menjadi
tantangan besar dunia global saat ini. Meluasnya kekerasan dan sikap apatis suatu negara
menjadi topik terkini yang dibahas untuk diperdebatkan di era demokrasi yang menjunjung
4
tinggi nilai Hak Asasi Manusia (HAM).1 Secara umum, terdapat 3 penyebab munculnya krisis
kemanusiaan tersebut. Pertama yaitu faktor dari bencana alam, Faktor kedua yaitu complex
emergencies, dimana faktor ini memicu adanya konflik yang menyebabkan krisis kemanusiaan,
Ketiga yaitu krisis yang menyangkut masalah kesehatan, industri dan finansial. Tentunya dengan
krisis kemanusiaan yang berlanjut di berbagai belahan dunia ini memiliki dampak yang cukup
besar seperti umumnya kelaparan yang menyebabkan kematian, kemiskinan, rentan terhadap
penyakit, hingga anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan, dan masyarakat yang tidak
terpenuhi HAM, baik itu hak untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan Hak untuk
hidup. Dampak dari adanya krisis kemanusiaan yang terjadi tentunya berkaitan erat dengan
masalah Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam hal ini, krisis kemanusiaan yang terkait dengan
HAM berkaitan dengan penganiayaan, kekerasan, maupun hak setiap manusia untuk
mendapatkan kebahagiaan. Selain itu, krisis kemanusiaan yang semakin meluas juga dapat
Isu mengenai krisis kemanusiaan yang kini semakin meluas di lingkup dunia menjadi
bahan perbincangan yang hangat sehingga menjadi sorotan internasional. Krisis kemanusiaan ini
menjadi tantangan tersendiri bagi setiap warga negara di belahan dunia untuk mengatasi masalah
tersebut agar krisis kemanusiaan ini tidak semakin meluas dan memperburuk keadaan global.
Dengan menjadi status global, tentunya krisis kemanusiaan ini menjadi tanggung wajib bagi
setiap warga negara dengan bekerja sama dan saling membahu untuk menanggulangi agar krisis
kemanusiaan tidak bertambah setiap waktunya, dan kehidupan warga negara global menjadi
lebih baik. Berkembangnya krisis kemanusiaan dalam ruang lingkup global sangat mudah untuk
meluas, sebab arus globaliasi yang akan terus berkembang sepanjang waktunya tanpa mengenal
1
Komang Pradnya “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” ‘ 8 November 2022’
2
Komang Pradnya (2022) “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” hlm 7-8
5
dan memandang apapun. Hal ini juga yang dapat menjadi pemicu dari adanya krisis
kemanusiaan, dimana tidak semua masyarakat mendapat hak untuk hidup dengan layak seperti
mendapatkan pendidikan, menempati rumah yang layak, ataupun tinggal di lingkungan yang
Dalam mengatasi krisis kemanusiaan global ini, tidak dapat hanya dilakukan oleh negara
yang terdampak atau negara yang hanya mengalami krisis tersebut, namun juga negara lain
saling bahu-membahu untuk bekerja sama menanggulangi krisis tersebut. Krisis kemanusiaan
global melahirkan isu-isu global yang menarik perhatian warga negara global. Dengan warga
negara global yang tertarik pada isu yang sedang terjadi menjadi salah satu upaya dalam
memberikan perhatian atau bantuan secara tidak langsung, dimana warga negara global
setidaknya mengetahui bahwa sedang terjadi suatu konflik di negara lain hingga menyebabkan
krisis kemanusiaan. Dari hal tersebut tentunya, setiap negara memiliki kebijakan luar negrinya
masing masing dalam membantu negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan.
Dengan adanya krisis kemanusiaan yang terjadi didunia ini, tentunya HAM akan
mendasari hukum mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi di beberapa penjuru dunia ini.
Dengan harapan, agar krisis kemanusiaan tersebut dapat lebih mudah untuk terselesaikan, karena
ada dasar yang kuat mengenai Hak Asasi Manusia. Setiap individu di seluruh dunia memiliki
hak-hak dasar yang harus dipenuhi, seperti hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan keamanan,
hak mendapatkan tempat tinggal, serta hak untuk menjalani kehidupan yang bermartabat. Hak-
hak dasar tersebut saat ini dikenal sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) sebagaimana disebutkan
dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang dibentuk pada tahun 1948. 3 HAM
ini sendiri pada hakekatnya merupakan hak kodrati yang melekat dalam setiap diri manusia sejak
3
ibid
6
lahir, bahwa HAM ini merupakan karunia Allah Yang Maha Pencipta kepada Hamba-Nya,
Mengingat HAM itu adalah karunia Allah, maka tidak ada badan apapun yang dapat mencabut
hak itu dari tangan pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorangpun yang diperkenakan untuk
merampasnya, serta tidak ada kekuasaan apapun yang boleh membelenggunya. 4 Dengan adanya
deklarasi ini, HAM menjadi hak universal bagi setiap individu yang harus dihormati dan
dilindungi. Dengan begitu kita harus lebih dapat memaknai pentingnya akan HAM ini, karena
merupakan separuh nafas dari Kementerian Hukum dan HAM yang kita cintai bersama, yang
memiliki kekuatan untuk dapat mengatasi sejumlah konflik dan krisis dunia. 5
Namun, seiring
dengan berjalannya waktu, Banyak kasus kasus pelanggaran HAM berat atau yang mengandung
unsur adanya pelanggaran HAM yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum, sebagai akibat dari
bergulirnya reformasi secara perlahan tapi pasti mulai diajukan ke lembaga peradilan. 6
Oleh
Karena ini sebagai warga negara yang ber prikemanusiaan, dapat lebih menegakan mengenai
HAM dan lebih peka terhadap isu-isu kemanusian yang kini sudah menjadi isu krisis
Masih di rentang waktu yang sama dengan perkembangan HAM, muncul istilah crimes
against humanity atau kejahatan terhadap kemanusiaan karena pada masa itu juga banyak terjadi
pembunuhan masal atau yang kemudian dikenal dengan istilah genosida. Kejahatan terhadap
kemanusiaan sendiri pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang berbeda dari HAM, namun
seiring berjalannya waktu, kini genosida dan kejahatan lain terhadap kemanusiaan semakin
dipandang sebagai bagian dari HAM. Sayangnya, meskipun telah ada deklarasi yang mengatur
masalah HAM ini, dalam interaksi antar aktor hubungan internasional, baik negara maupun non-
negara, ada kondisi-kondisi tertentu yang mengakibatkan terancamnya hak-hak tersebut, yang
4
Bambang Sutiyoso. (2002) “Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia “ hlm 89
5
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (2021) ‘’Kekuatan HAM Atasi Konflik dan Krisis Dunia’’
6
Bambang Sutiyoso. (2022) “Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia” hlm 93
7
salah satu di antaranya adalah dalam konflik bersenjata, hukum ini seringkali dilanggar oleh
pihak-pihak dalam konflik karena adanya kepentingan sehingga orang-orang yang tidak terlibat
dalam konflik kembali terancam dan hak-hak dasarnya menjadi tidak terpenuhi.
Gejolak konflik intens selama tiga hari antara Israel-Palestina membuat situasi
kemanusiaan di Ghaza semakin memburuk hal ini terjadi pada tanggal 7 Agustus 2022 kemarin.
pemadaman listrik yang sering terjadi. Pembangkit listrik satu-satunya di Ghaza terpaksa ditutup
karena kekurangan bahan bakar pada hari sabtu 6 Agustus 2022 lalu. 7 Hal ini tentunya
menyebabkan kementrian kesehatan di Ghaza memperingatkan bahwa layanan medis akan dapat
dihentikan pada selasa 9 Agustus2022 karena kekurangan pasokan arus listrik. PBB juga
mengatakan bahwa dampak dari pemadaman listrik itu juga akan menyebabkan pasokan air di
Ghaza terganggu. Tentunya, hal tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan yang terjadi di
blokade oleh Israel. Tingkat kekurangan obat-obatan di sana mencapai 50 persen. Selain itu,
menurut perwakilan regional Komite Islam Bulan Sabit Internasional, Umar Tasli yang hadir
dalam konferensi tersebut, kurangnya pasokan medis di Gaza berada pada persentase 27
persen. Terkait pemukiman, 77 persen rumah di Gaza telah dihancurkan dan dirusak oleh
serangan Israel. Lebih dari 80 persen pengungsi Palestina di Lebanon, Suriah dan Gaza hidup di
bawah garis kemiskinan. Pejabat-pejabat PBB hari Minggu (23/5) menunjukkan keprihatinan
mereka dengan skala kehancuran di Gaza, pasca gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran
7
The Jakarta Post (2019) ‘Andy Rachmianto’ “Indonesian Will Always Stand With Palestine” di akses dari
https://www.thejakartapost.com/academia/2019/06/26/indonesia-will-always-stand-with-palestine.html
8
ibid
8
terbaru antara Israel dan kelompok militan Hamas. Koordinator Kemanusiaan PBB untuk
Wilayah Palestina, Lynn Hastings, mengatakan sekitar 300 gedung di Gaza, termasuk 1.000 unit
rumah, hancur. 9 Ditambahkannya, enam rumah sakit dan 11 klinik layanan kesehatan rusak, dan
satu rumah sakit tidak dapat berfungsi karena kurangnya layanan listrik.
Sejarah sudah mencatat bahwa Indonesia dan Palestina mempunyai hubungan yang sudah
sangat erat dan akrab sejak Indonesia berupaya meminta dukungan internasional agar megakui
kemerdekaan Indonesia utamanya Timur Tengah dan diantaranya terdapat wilayah.10 Indonesia
sangat tegas dan menolak kolonialisme, imprealisme Israel terhadap Palestina. Lebih dari itu
Indonesia juga membela hak-hak dan kebebasan rakyat Palestina yang dijajah, ditindas oleh
Israel dan memberikan dukungan penuh kepada perjuangan rakyat Palestina agar bisa merdeka
Indonesia juga telah bersikap sesuai dengan UUD 1945. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapus karena
tidak sesuai perikemanusiaan dan perikeadilan. Tak hanya tertera dalam UUD 1945, sikap tegas
RI juga disampaikan Presiden Jokowi. Yang mana dapat dilihat dari berbagai aspek Dalam
konferensi pers di Istana Bogor, Kamis 7/12/2017. Jokowi menegaskan sikap Indonesia dalam
isu Palestina. Ia mengatakan, posisi Indonesia tidak pernah berubah. "Saya dan rakyat Indonesia
tetap konsisten dengan rakyat Palestina memperjuangkan haknya," ini adalah respons Indonesia
9
Kemlu.go (2019) “Indonesia will always stand with Palestine” di akses dari
https://kemlu.go.id/amman/en/news/1359/indonesia-will-always-stand-with-palestine
10
Hendra Maujana. (2018) “ Kebijakan Luar Negri Indonesia dalam Mendukung Palestina Sebagai Negara Merdeka Pada Masa
Pemerintahan Joko Widodo” hlm 20
9
atas putusan Presiden Trump yang menyatakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel
secara sepihak dan Jokowi meminta lembaga internasional mengambil tindakan tegas.11
Tentunya jika dilihat dari kebijakan yang telah dibuat Indonesia dalam mendukung
Palestina dari penjajahan, faktor sejarah merupakan salah satu hal yang mendasari atas kebijakan
yag dibuat oleh Indonesia, karena rasa senasib, dimana Indonesiapun dulu pernah di jajah oleh
Belanda dan Jepang. Sehingga dari rasa tersebut yang membuat Indonesia hingga saat ini kuat
untuk terus mendukung serta membantu Palestina. kebijakan dalam negeri sebagai faktor
penentu bagi setiap kebijakan politik luar negeri yang akan dibentuk. Jika dikaji kembali,
Indonesia juga menjadi negara yang menentukan konsepsi kebijakan politik luar negerinya
berdasarkan kepentingan politik dalam negeri. Tercatat sejak tahun 1948 hingga saat ini, politik
luar negeri yang diadopsi Indonesia tetaplah sama yaitu politik luar negeri yang bebas aktif.
Bebas berarti bahwa tidak terikat oleh sebuah idiologi atau politik negara asing maupun blok-
blok negara tertentu. Sedangkan Aktif berarti bahwa berperan aktif dalam menjaga perdamaian
menghormati kedaulatan negara-negara lain. Prinsip bebas aktif inilah yang menjadi ruh atau
satu negara yang menjadi fokus Indonesia dalam memperjuangankan hak kemerdekaannya
adalah Palestina.12 Indonesia telah lama menjalin hubungan diplomasi dengan Palestina. Sejarah
mencatat bahwa salah satu negara di Timur Tengah yang mendukung dan memberikan
11
Umar Mukhtar. (2019) ‘Sindikasi Republika’ “ Krisis Kemanusiaan Ghaza Tertinggi di Dunia”
12
Rezki Satris (2019) “ Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota
Israel” hlm 6-10
13
Aslamiah S (2015) “Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun 2012” hlm 8-9
10
Pelaksanaan politik luar negeri RI telah mencerminkan diplomasi yang melibatkan
seluruh komponen bangsa guna mencapai kepentingan nasional Indonesia sekaligus terus
berperan aktif dalam upaya perwujudan perdamaian dan keamanan dunia, baik ditingkat
bilateral, regional dan global. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terdepan
dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sejarah kedua negara sudah dimulai sejak awal-
dimulai dari Mesir dan Palestina. Tim delegasi Indonesia yang dikirim ke negara-negara Timur
Tengah mendapat sambutan dan dukungan dari Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini seorang
mufti Palestina yang kemudian membantu Indonesia dalam melobi negara-negara Arab untuk
pertama kali pada 1947 dan kemudian diikuti oleh negara-negara Arab lainnya. Setelah
kemerdekaan Indonesia, Indonesia selalu aktif menentang penjajahan Israel atas Palestina.
Meskipun Israel telahmengakui kemerdekaan Indonesia pada Januari 1950, namun Indonesia
adalah negara yang fokus terhadap isu-isu kemanusiaan. Segala bentuk penindasan dan
tertindas. Melalui pemerintahan Presiden Joko Widodo setidaknya ada empat kebijakan yang
menjadi konsern utama dalam masa pemerintahannya. Pertama, inward-looking adalah prinsip
politik luarnegeri yang dianut selama ini, yakni prinsip bebas-aktif. Prinsip ini membukaruang
bebas bagi interpretasi danpemaknaan oleh siapapun dan dalamkondisi apapun. Ini dapat dilihat
dalam rumusan visi dan misi hubungan luarnegeri Jokowi-JK, yakni “terwujudnyaIndonesia
14
Nadhif Fadlan (2022) “Indonesian Foreign Policy Against Israel-Palestine Conflict: History and Ongoing Relationship” hlm 6
15
Aslamiah S. (2015) “Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun 2012” hlm 20
11
yang berdaulat, mandiri, danberkepribadian berlandaskan gotongroyong”.16 Visi ini mempertegas
kepribadian nasional. Di dalamnya juga termaktub sikap dan sifat “aktif”untuk dapat
gotong-royong.
Palestina tidak akan surut, bahkan akan meningkat. Indonesia akan menyertai Palestina dalam
perjuangannya. Menurut Presiden, dukungan tersebut bukan hanya dalam bentuk dukungan
politik, namun juga dalam peningkatan kapasitas dan dukungan kepada perekonomian Palestina.
Presiden juga menegaskan posisi Palestina yang berada di jantung politik luar negeri Indonesia.
Dukungan Indonesia terhadap Palestina dapat dilihat dari dorongan terhadap Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) yang melahirkan KTT luarbiasa OKI tahun 2016 yang memastikan 23
poin dalam deklarasi Jakarta bisa terimplementasikan. Selain itu, Indonesia juga mendorong para
pemimpin OKI untuk memobilisasi terhadap dukungan Palestina dalam forum internasiona serta
Indonesia mendorong adanya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah dalam forum OKI. 17
bantuan senilai US$ 2 Juta atau setara dengan Rp 28,5 miliar untuk program capacity building,
sesuai dengan kebutuhan rakyat Palestina, antara lain pertanian, kewirausahawan, pemberdayaan
16
Rezki Satris. (2019) “ Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota
Israel” hlm 15
17
Sukamata (2017) ‘detik.news’ “Peran Indonesia Mewujudkan Palestina Merdeka.” Di akses dari
https://news.detik.com/kolom/d-3748442/peran-indonesia-mewujudkan-palestina-merdeka
12
Untuk mencapai kepentingan nasionalnya Indonesia memberikan kebijakan luar negrinya
berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza. Indonesia mengirimkan tim
medis, selain itu juga Indonesia mengirimkan obat obatan juga diberikan Indonesia untuk para
korban agresi Israel dalam jumlah yang banyak, tidak hanya disitu Indonesia juga mendirikan
sebuah rumah sakit Indonesia di Ghaza. Dalam kerangka kerja sama regional, Indonesia
menginisiasi New Asian African Strategic Partner (NAASP) for Palestinian Development. 18
Inisiatif kerjasama ini lebih terfokus untuk membantu palestina melalui program-program
peningkatan kapasitas pembangunan, yang bertujuan untuk melatoj warga Palestina dalam
membantu meningkatkan SDM Palestina seperti pelatihan teknologi, dan good governance agar
Selain dari Kebijakan yang dikeluarkan Indonesia terhadap Palestina, Indonesia juga
memiliki gerakan atau organisasi khusus dalam membantu Palestina. Yakni Aksi Cepat Tanggap
atau yang biasa disingkat dengan ACT merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang
sosial dan kemanusiaan. Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai diakui keberadaannya secara hukum
pada tahun 2005 dengan letak domisili di kota Tangerang. 19 ACT dapat dikategorikan sebagai
swadaya masyarakat yang biasa disingkat dengan LSM. Konflik yang terjadi di Palestina
merupakan salah satu perhatian penting dari Aksi Cepat Tanggap karena konflik yang terjadi di
18
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 41
19
Ibid
13
Palestina sudah semakin rumit sehingga semakin membuat warga sipil Palestina menderita dan
aktor utama seperti negara dan juga himpunan dari berbagai negara mengharuskan Non-
Governmental Organization (NGO) seperti ACT untuk selangkah lebih maju dalam hal
memberikan bantuan terhadap korban konflik di Palestina. Aktor utama seperti negara dan PBB
yang belum mampu menyelesaikan permasalahan di Palestina, meberikan peluang bagi Aksi
Cepat Tanggap untuk mengambil peran sebagai aktor pelengkap diplomasi kemanusiaan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu
“Bagaimana krisis kemanusiaan global dapat diatasi, khususnya dengan kebijakan luar negri
yang di terapkan Indonesia dalam studi kasus krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza ? “
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun pihak
20
Wahyu Utami. (2015) “ Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Terhadap Palestina Melalui Pembangunan
Indonesia Humanitarian Center (IHC) di Jalur Gaza Palestina” hlm 18-22
21
ibid
14
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk
Ghaza Palestina serta kebijakan luar negri Indonesia dalam menangani kasus ini
b. Mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah didapatkan selama dalam perkuliahan
Indonesia
b. mengetahui serta memahami krisis kemanusiaan dalam ruang lingkup global yang
Jendral Achmad Yani dalam memberikan informasi dan data terkait dengan kebijakan
Secara umum tujuan penelitian merupakan bagia yang menunjukan arah dari suatu
penelitian yang dilakukan, adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi dua tujuan, yaitu
15
1.4.1 Tujuan Umum
permasalahan krisis kemanusiaan dunia yang berlanjut khususnya di Ghaza, dengan kebijakan
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kebijakan luar
negri serta organisasi non pemerintah Indonesia (ACT) dalam membantu krisis kemanusiaan
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian, terdapat beberapa literatur yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan sebagai bahan perundingan dan untuk mendukung
Artikel pertama yang berjudul “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang”
yang ditulis oleh Komang Pradnya Surya Dewi menjelaskan mengenai krisis kemanusiaan global
yang hingga kini semakin berlanjut bahkan setiap tahun nya mengalami peningkatan. Dimana
dalam penelitian ini juga menjelaskan beberapa faktor penyebab krisis kemanusiaan yang terjadi
didunia ini, serta memaparkan bagaimana peran warga dunia untuk meminimalisir krisis
kemanusiaan yang terjadi ini.22 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan yang
semakin meluas dapat memperburuk keadaan bagi negara itu sendiri dan negara yang lainnya.
22
Komang Pradnya. (2022) “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” hlm 22
16
Tentunya, artikel ini dapat menjadi artikel yang cukup baik sebagai penunjang bagi penelitian
ini, dimana krisis kita sebagai warga negara global hendaknya memberikan perhatian khusus
terhadap krisis kemanusiaan yang semakin berlanjut diberbagai belahan dunia ini.
1.5.2 Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara Merdeka
Artikel kedua yang berjudul “Kebijakan Luar Negri Indonesia dalam Mendukung
Palestina sebagai Negara Merdeka pada Masa Pemerintahan Joko Widodo” yang ditulis oleh
Hendra Maujana Saragih menjelaskan mengenai upaya dan simpati pemerintah dan masyarakat
Indonesia dengan perjuangan Palestina yang dijajah oleh Israel serta kebijalan luar negeri
Indonesia dalam mendukung Palestina sebagai negara merdeka. 23 Penelitian ini menggunakan
metode peneltian kualitatif dengan menggambarkan fenomena sosial perjuangan Palestina serta
dukungan yang diberikan Indonesia baik dalam bentuk moril maupun meteri. Temuan kajian ini
membuktikan bahwa Indonesia sudah benar-benar fokus dalam membantu Palestina dengan tidak
fokus bahwa konflik Palestina adalah konflik kemanusian. Tentunya, artikel ini relevan dengan
penelitian ini dimana karena berkaitan dengan kebijakan luar negri Indonesia dalam membantu
1.5.3 Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terhadap Palestina
Artikel ketiga yang berjudul “ Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap
(ACT) terhadap Palestina Melalui Pembangunan Indonesia Humanitarian Center (ihc) di Jalur
Gaza, Palestina” yang ditulis oleh Wahyu Utami menjelaskan mengenai upaya diplomasi
23
Hendra Maujana. (2018) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara Merdeka pada Masa
Pemerintahan Joko Widodo” dalam Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, Vol.3, No. 02, Desember 2018. Hlm 31
17
kemanusiaan ACT yang dilakukan oleh Indonesia melalui pembangunan IHC di Palestina berupa
sinergitas ACT dengan pihak terkait kelancaran akses bantuan kemanusiaan, menciptakan
korban konflik. Dalam melaksanakan Diplomasi Kemanusiaan di Palestina Aksi Cepat Tanggap
(ACT) berperan sebagai aktor pelengkap, dimana aktor utamanya adalah pemerintah Indonesia,
yang dimana terdapat hasil yang dijelaskan juga didalam penelitian ini yaitu upaya Diplomasi
Kemanusiaan ACT sebagai non-state actor memberikan pengaruh yang cukup signifikan.
Bahkan tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan korban koflik, tetapi juga berpengaruh
terhadap citra baik Indonesia perihal Diplomasi Kemanusiaan. Sehingga, secara tidak lansung
kontribusi Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam pelaksanaan diplomasi di Palestina juga
memperkuat posisi Indonesia sebagai leader bagi upaya perdamaian dunia melalui Diplomasi
Kemanusiaan. Tentunya Artikel ini relevan dengan penelitian ini karena adanya relevansi pada
objek penelitian yang berfokus pada kebijakan luar negri yang dilakukan Indonesia terhadap
Ghaza-Palestina melalui NGO yaitu ACT. Atas dasar kesamaan objek tersebut peneliti
menganggap bahwa artikel ini dapat peneliti jadikan pedoman dan juga sumber data dalam
Dalam studi ilmu-ilmu social terutama ilmu hubungan internasional, teori menjadi sebuah
alat analisa utama yang memberitahu kita mengapa sesuatu terjadi dan kapan sesuatu bisa terjadi.
Teori juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu pandangan atau persepsi tentang apa yang terjadi,
sehinga berteori dapat diartikan pekerjaan yang menjelaskan atau mendeskripsikan apa yang
terjadi dan mungkin juga meramalkan kemungkinan berulangnya kejadian itu dimasa depan.
18
1.6.1 Konsep Liberalisme
Liberalisme memiliki akar pemikirannya dalam filsafat politik barat, jantung pemikiran
liberal terletak pada gagasan bahwa kebebasan individu sebagai manusia harus dijunjung tinggi.
24
Selain itu, terdapat tujuh dasar nilai Liberalisme yakni, kebebasan, rasionalitas, inidividualitas,
kemajuan, sociability, kepentingan umum, dan kekuasaan yang terbatas dan bertanggung jawab.
25
Maka dari itu, dalam penelitian ini mengambil teori Liberalisme dimana teori tersebut
merupakan teori paling relevan untuk penelitian ini, dimana dalam salah satu asumsi nya yaitu
kebebasan individu sebagai manusia atau kelompok harus dijunjung tinggi. Dalam hal itu, selaras
dengan kebijakan luar negri Indonesia terhadap palestina, Indonesia bebas untuk membantu
negara manapun, dan bebas memihak negara manapun. Selanjutnya terdapat asumsi dari kaum
liberalis yaitu Jhon Lock yang mengatakan bahwa manusia terlahir bebas dan setara, tuhan
menganugerahkan manusia hak dasar yang tidak bisa dicabut oleh siapapun, yakni hak untuk
menjadi dasar pendukung dalam penelitian ini, dimana warga palestina memiliki hak untuk
hidup, hak untuk bebas dari segala bentuk penjajahan yang telah Israel rampas, hingga
mengkhwatirkan, yang dimana seharusnya Palestina mendapatkan HAM nya karena manusia
terlahir bebas dan setara serta tidak dapat dicabut oleh siapapun. Maka dari konsep Liberalis
yang dikemukakan Jhon Locke ini diciptakan untuk menjaga hak hak dasar manusia.
24
Mohamad Rosyidin (2020), “Teori Hubungan Internasional Dari Perspektif Klasik Sampai Non-Barat”, Hlm 44
25
ibid
26
ibid
19
Politik luar negri bertujuan untuk memenuhi kepentingan nasional, Kepentingan nasional
dapat menggambarkan aspirasi suatu negara secara operasional. Dalam aplikasinya berupa
tindakan atau kebijaksanaan yang actual dan rencana-rencana yang dituju oleh suatu negara.
Selain itu, politik luar negri juga mengandung tindakan yang merupakan bentuk komunikasi
yang dimaksudkan untuk mendukung atau mengubah perilaku negara lain. Hal ini merupaka
tanda dimulanya proses politik internasional. Dalam kaitannya dengan kebijakan luar negri
Indonesia terhadap Palestina yang bersifat bebas aktif adalah secara konsisten membela dan
mendukung perjuangan warga Palestina demi terwujudnya perdamaian di tanah Palestina dan
Kepentingan nasional merupakan istilah esensial yang wajib dan perlu dikaji dalam
merupakan dasar dalam pembuatan kebijakan luar negri, konsep kepentingan nasional digunakan
Sebagai contoh, kebijakan Indonesia dalam mendukung Palestina, Indonesia ikut ambil
bagian dalam misi Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB (UNEF) untuk Timur Tengah dengan
sebagai solidaritas dengan negara-negara Timur Tengah, sebaliknya Timur Tengah juga
27
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 39
28
ibid
20
memberikan dukungan besar mereka kepada perjungan Indonesia untuk merebut kembali Irian
Barat.29
kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Lewat jalan diplomasi,
Indonesia berupaya untuk membantu dan mewujudkan perdamaian di jalur Ghaza. Hal ini
1.7 Asumsi
Asumsi merupakan pernyataan yang dijadikan sebagai sebuah landasan berpikir dalam
suatu penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini asumsi yang dikemukakan
1. Krisis kemanusiaan yang semakin buruk menjadi awal mimpi buruk bagi negara
2. Dampak dari adanya krisis kemanusiaan yang terjadi tentunya berkaitan erat
nasionalnya
negrinya berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza.
29
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 40
30
ibid
21
6. Prinsip bebas aktif yang menjadi semangat perjuangan Indonesia untuk
kemerdekaannya Palestina.
7. faktor sejarah merupakan salah satu hal yang mendasari atas kebijakan yag dibuat oleh
Indonesia, karena rasa senasib, dimana Indonesiapun dulu pernah di jajah oleh Belanda
dan Jepang. Sehingga dari rasa tersebut yang membuat Indonesia hingga saat ini kuat
negrinya berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza.
22
Krisis kemanusiaan
global yang tak
kunjung berhenti
Studi kasus :
Terjadi karena adanya
Krisis kemanusiaan di
konflik Israel-Palestina
Ghaza Palestina
Indonesia membntu
palestina & membuat
sebuah kebijakan
23
Diplomasi Kemanusiaan ACT sebagai non-state actor memberikan pengaruh yang cukup
signifikan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memutuskan untuk menggunakna metodologi
penelitian kualitatif, yang mana metode penelitian ini menggunakan cara mencari atau
pengumpulan data dari berbagai literature seperti buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, majalah-
majalah, media cetak, media elektronik, dan literature lainnya yang memiliki fungsi dan
keterbatasan. Sehingga penulis dapat menganalisis dan menganilisa mengenai Kebijakan Luar
Negri Indonesia dalam Mengatasi Krisis Kemanusiaan Global yang Terjadi di Ghaza Palestina.
Laporan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Poin-poin penting yang
akan ditulis dipaparkan sesuai bentuk, kejadian, sususanan dan masanya. Untuk memperoleh
data serta bahan bacaan lebih lengkap, dalam penelitian ini penulis melalui kajian kepustakaan,
yang berdasarkan pada sumber tulisan seperti buku, dokumen, jurnal, dan makalah yang
Untuk mendapatkan sumber informasi yang relevan dengan penelitian ini, peneliti
Perpustakaan Pusat dan FISIP Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal
24
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data-data penelitian yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
penelitian, jurnal, surat kabar, dan/ataupun karya ilmiah yang relevan dengan penelitian. Dalam
studi kepustakaan peneliti juga akan memanfaatkan sumber internet untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan harapan untuk memberikan data
yang berlaku dalam standar penulisan skripsi di Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Achmad Yani. Berikut merupakan bagian-bagian
BAB I PENDAHULUAN
25
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, fokus masalah, tinjauan pustaka,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, asumsi, alur pemikiran, metode
Bab ii akan membahas tentang krisis kemanusiaan global secara umum, lalu di persempit
kedalam sebuah studi kasus yaitu krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza Palestina dimana
dalam BAB ini menjelaskan sejarah singkat, serta latar belakang, hingga keadaan di Ghaza saat
ini. .
Bab iii akan menjelaskan badan bagaimana Hak Asasi Manusia (HAM) dapat menyelsaikan
krisis kemanusiaan khususnya yang terjadi di Ghaza, serta organisasi internasional lainnya, dan
bagaimana negara lain ikut serta dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di palestina ini.
Bab iv membahas kebijakan luar negri Indonesia yang terapkan dalam mengatasi konflik Israel-
BAB V PENUTUP
Bab v akan berisi penutup dari penelitian ini yang berupa kesimpulan. Bab ini akan memberikan
kesimpulan dari seluruh pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Selain
itubab ini juga akan mempertegas kembali jawaban penulis atas hasil penelitian yang didapat.
26
Daftar Pustaka
Dewi, K. P. (2022). Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang. Jurnal Hubungan Internasional
, 2-27.
Jordan, A. (2019). Indonesia Stand With Palestine. Jakarta: Kementrian Luar Negri.
Mukhtar, U. (2019). Krisis Kemanusian di Gaza Disebut Tertinggi di Dunia. Jakarta: Sindikasi Republika.
Musyaffa, N. F. (2022). The Indonesian Foreign Policy Towards Israel-Palestine Conflict: The History and
On-Going Relationship. International Relation Journal vol 3, 1-6.
Noviar, M. I. (n.d.). Kebijakan Luar Negri Indonesia terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel di Jalur
Gaza (2008). 2015, 1-83.
Rachmianto, A. (2019). Indonesia will always stand with Palestine. Bandung: The Jakarta Post.
RI, K. H. (2021). Kekuatan HAM Atasi Konflik dan Krisis Dunia. Jakarta: Biro Humas Hukum dan
Kerjasama.
Rosyidin, M. (2020). Teori Hubungan Internasional dari Perspektif Klasik Sampai Non-Barat. Depok: PT.
Raja Grafindo Persada.
S, A. (2015). Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun
2012. Jurnal FISIP Vol 2 No 2, 2-31.
Saragih, H. M. (2018). Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara
Merdeka pada Masa Jokowidodo. Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 3, No. 2,
134-146.
Satris, R. (2019). Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem
Sebagai Ibu Kota Israel . POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 , 161-170.
Sutiyoso, B. (2002). Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia. Jurnal UNISIA NO.
44/XXV/I, 84-94.
27
Utami, W. (2020). Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Terhadap Palestina Melalui
Pembangunan Indonesia . Jurnal Sosial Politik, 1-80.
28