Anda di halaman 1dari 28

Kebijakan Luar Negri Indonesia Dalam Mengatasi Krisis Kemanusiaan Global yang

Terjadi di Ghaza Palestina

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Proposal

Dosen Pengampu: Mariane Olivia Delanova,S.Sos.,MA

Disusun Oleh :

Zahra Nur Fadhilah (6211191204)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

KOTA CIMAHI

2022

1
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................9

1.3 Manfaat Penelitian............................................................................................................9

1.3.1 Bagi Peneliti..................................................................................................................10

1.3.2 Pihak Lain.....................................................................................................................10

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................................10

1.4.1 Tujuan Umum...............................................................................................................11

1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................................11

1.5 Tinjauan Pustaka.............................................................................................................11

1.6 Kerangka Teoritis............................................................................................................14

1.6.1 Liberalisme..............................................................................................................14

1.6.2 Kebijakan Luar Negri..............................................................................................15

2
DAFTAR SINGKATAN

1. HAM : Hak Asasi Manusia

2. UDHR : Universal Declaration of Human Rights

3. KTT : Konfrensi Tingkat Tinggi

4. NAASP : New Asian African Strategic Partner

5. ACT : Aksi Cepat Tanggap

6. NGO : Non-Governmental Organization

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis kemanusiaan dapat diartikan sebagai sebuah situasi dimana manusia tidak berada

dalam keadaan yang aman dan sejahtera yang mana seharusnya mereka mendapatkan kehidupan

yang aman dan damai sehingga dapat dinikmati sebagai bagian dari hak hidup setiap umat

manusia. Dengan kata lain, terjadi kemerosotan dalam kehidupan manusia yang sifatnya

mengancam sehingga diperlukan pertolongan. Krisis kemanusiaan yang semakin buruk menjadi

awal mimpi buruk bagi negara yang mengalami dan negara lain yang terdampak ataupun terlibat.

Krisis kemanusiaan yang terjadi pada hampir setiap belahan bumi sangat mengkhawatirkan bila

terjadi secara terus menerus. Banyak sekali isu-isu krisis kemanusian yang terjadi di bumi ini,

seperti krisis pangan di Afghanistan, Krisis Yaman, konflik Rohingya, Konflik Ukraine-Rusia,

Kelaparan di Africa, Konflik Israel-Palestina dan masih banyak lagi, dimana pada penelitian ini

akan difokuskan satu studi kasus dari beberapa krisis kemanusiaan yang telah di sebutkan di atas,

yaitu krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza yang terjadi akibat dari adanya konflik Israel-

Palestina.

Krisis kemanusiaan yang terjadi pada abad ke-21 merupakan sebuah isu yang menjadi

tantangan besar dunia global saat ini. Meluasnya kekerasan dan sikap apatis suatu negara

menjadi topik terkini yang dibahas untuk diperdebatkan di era demokrasi yang menjunjung

4
tinggi nilai Hak Asasi Manusia (HAM).1 Secara umum, terdapat 3 penyebab munculnya krisis

kemanusiaan tersebut. Pertama yaitu faktor dari bencana alam, Faktor kedua yaitu complex

emergencies, dimana faktor ini memicu adanya konflik yang menyebabkan krisis kemanusiaan,

Ketiga yaitu krisis yang menyangkut masalah kesehatan, industri dan finansial. Tentunya dengan

krisis kemanusiaan yang berlanjut di berbagai belahan dunia ini memiliki dampak yang cukup

besar seperti umumnya kelaparan yang menyebabkan kematian, kemiskinan, rentan terhadap

penyakit, hingga anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan, dan masyarakat yang tidak

terpenuhi HAM, baik itu hak untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan Hak untuk

hidup. Dampak dari adanya krisis kemanusiaan yang terjadi tentunya berkaitan erat dengan

masalah Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam hal ini, krisis kemanusiaan yang terkait dengan

HAM berkaitan dengan penganiayaan, kekerasan, maupun hak setiap manusia untuk

mendapatkan kebahagiaan. Selain itu, krisis kemanusiaan yang semakin meluas juga dapat

menimbulkan diskriminasi pada kelompok atau etnis tertentu.2

Isu mengenai krisis kemanusiaan yang kini semakin meluas di lingkup dunia menjadi

bahan perbincangan yang hangat sehingga menjadi sorotan internasional. Krisis kemanusiaan ini

menjadi tantangan tersendiri bagi setiap warga negara di belahan dunia untuk mengatasi masalah

tersebut agar krisis kemanusiaan ini tidak semakin meluas dan memperburuk keadaan global.

Dengan menjadi status global, tentunya krisis kemanusiaan ini menjadi tanggung wajib bagi

setiap warga negara dengan bekerja sama dan saling membahu untuk menanggulangi agar krisis

kemanusiaan tidak bertambah setiap waktunya, dan kehidupan warga negara global menjadi

lebih baik. Berkembangnya krisis kemanusiaan dalam ruang lingkup global sangat mudah untuk

meluas, sebab arus globaliasi yang akan terus berkembang sepanjang waktunya tanpa mengenal

1
Komang Pradnya “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” ‘ 8 November 2022’
2
Komang Pradnya (2022) “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” hlm 7-8

5
dan memandang apapun. Hal ini juga yang dapat menjadi pemicu dari adanya krisis

kemanusiaan, dimana tidak semua masyarakat mendapat hak untuk hidup dengan layak seperti

mendapatkan pendidikan, menempati rumah yang layak, ataupun tinggal di lingkungan yang

memadai untuk mereka bertahan hidup.

Dalam mengatasi krisis kemanusiaan global ini, tidak dapat hanya dilakukan oleh negara

yang terdampak atau negara yang hanya mengalami krisis tersebut, namun juga negara lain

saling bahu-membahu untuk bekerja sama menanggulangi krisis tersebut. Krisis kemanusiaan

global melahirkan isu-isu global yang menarik perhatian warga negara global. Dengan warga

negara global yang tertarik pada isu yang sedang terjadi menjadi salah satu upaya dalam

memberikan perhatian atau bantuan secara tidak langsung, dimana warga negara global

setidaknya mengetahui bahwa sedang terjadi suatu konflik di negara lain hingga menyebabkan

krisis kemanusiaan. Dari hal tersebut tentunya, setiap negara memiliki kebijakan luar negrinya

masing masing dalam membantu negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan.

Dengan adanya krisis kemanusiaan yang terjadi didunia ini, tentunya HAM akan

mendasari hukum mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi di beberapa penjuru dunia ini.

Dengan harapan, agar krisis kemanusiaan tersebut dapat lebih mudah untuk terselesaikan, karena

ada dasar yang kuat mengenai Hak Asasi Manusia. Setiap individu di seluruh dunia memiliki

hak-hak dasar yang harus dipenuhi, seperti hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan keamanan,

hak mendapatkan tempat tinggal, serta hak untuk menjalani kehidupan yang bermartabat. Hak-

hak dasar tersebut saat ini dikenal sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) sebagaimana disebutkan

dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang dibentuk pada tahun 1948. 3 HAM

ini sendiri pada hakekatnya merupakan hak kodrati yang melekat dalam setiap diri manusia sejak

3
ibid

6
lahir, bahwa HAM ini merupakan karunia Allah Yang Maha Pencipta kepada Hamba-Nya,

Mengingat HAM itu adalah karunia Allah, maka tidak ada badan apapun yang dapat mencabut

hak itu dari tangan pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorangpun yang diperkenakan untuk

merampasnya, serta tidak ada kekuasaan apapun yang boleh membelenggunya. 4 Dengan adanya

deklarasi ini, HAM menjadi hak universal bagi setiap individu yang harus dihormati dan

dilindungi. Dengan begitu kita harus lebih dapat memaknai pentingnya akan HAM ini, karena

merupakan separuh nafas dari Kementerian Hukum dan HAM yang kita cintai bersama, yang

memiliki kekuatan untuk dapat mengatasi sejumlah konflik dan krisis dunia. 5
Namun, seiring

dengan berjalannya waktu, Banyak kasus kasus pelanggaran HAM berat atau yang mengandung

unsur adanya pelanggaran HAM yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum, sebagai akibat dari

bergulirnya reformasi secara perlahan tapi pasti mulai diajukan ke lembaga peradilan. 6
Oleh

Karena ini sebagai warga negara yang ber prikemanusiaan, dapat lebih menegakan mengenai

HAM dan lebih peka terhadap isu-isu kemanusian yang kini sudah menjadi isu krisis

kemanusiaan global yang berlanjut.

Masih di rentang waktu yang sama dengan perkembangan HAM, muncul istilah crimes

against humanity atau kejahatan terhadap kemanusiaan karena pada masa itu juga banyak terjadi

pembunuhan masal atau yang kemudian dikenal dengan istilah genosida. Kejahatan terhadap

kemanusiaan sendiri pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang berbeda dari HAM, namun

seiring berjalannya waktu, kini genosida dan kejahatan lain terhadap kemanusiaan semakin

dipandang sebagai bagian dari HAM. Sayangnya, meskipun telah ada deklarasi yang mengatur

masalah HAM ini, dalam interaksi antar aktor hubungan internasional, baik negara maupun non-

negara, ada kondisi-kondisi tertentu yang mengakibatkan terancamnya hak-hak tersebut, yang
4
Bambang Sutiyoso. (2002) “Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia “ hlm 89
5
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (2021) ‘’Kekuatan HAM Atasi Konflik dan Krisis Dunia’’
6
Bambang Sutiyoso. (2022) “Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia” hlm 93

7
salah satu di antaranya adalah dalam konflik bersenjata, hukum ini seringkali dilanggar oleh

pihak-pihak dalam konflik karena adanya kepentingan sehingga orang-orang yang tidak terlibat

dalam konflik kembali terancam dan hak-hak dasarnya menjadi tidak terpenuhi.

Gejolak konflik intens selama tiga hari antara Israel-Palestina membuat situasi

kemanusiaan di Ghaza semakin memburuk hal ini terjadi pada tanggal 7 Agustus 2022 kemarin.

Akibatnya, terjadi krisis kekurangan obat-obatan di Ghaza, bersamaan dengan adanya

pemadaman listrik yang sering terjadi. Pembangkit listrik satu-satunya di Ghaza terpaksa ditutup

karena kekurangan bahan bakar pada hari sabtu 6 Agustus 2022 lalu. 7 Hal ini tentunya

menyebabkan kementrian kesehatan di Ghaza memperingatkan bahwa layanan medis akan dapat

dihentikan pada selasa 9 Agustus2022 karena kekurangan pasokan arus listrik. PBB juga

mengatakan bahwa dampak dari pemadaman listrik itu juga akan menyebabkan pasokan air di

Ghaza terganggu. Tentunya, hal tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan yang terjadi di

Ghaza selama puluhan taun yang belum selesai ini. 8

Kondisi kemanusiaan di Gaza menjadi yang terburuk selama bertahun-tahun dilakukan

blokade oleh Israel. Tingkat kekurangan obat-obatan di sana mencapai 50 persen. Selain itu,

menurut perwakilan regional Komite Islam Bulan Sabit Internasional, Umar Tasli yang hadir

dalam konferensi tersebut, kurangnya pasokan medis di Gaza berada pada persentase 27

persen. Terkait pemukiman, 77 persen rumah di Gaza telah dihancurkan dan dirusak oleh

serangan Israel. Lebih dari 80 persen pengungsi Palestina di Lebanon, Suriah dan Gaza hidup di

bawah garis kemiskinan. Pejabat-pejabat PBB hari Minggu (23/5) menunjukkan keprihatinan

mereka dengan skala kehancuran di Gaza, pasca gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran

7
The Jakarta Post (2019) ‘Andy Rachmianto’ “Indonesian Will Always Stand With Palestine” di akses dari
https://www.thejakartapost.com/academia/2019/06/26/indonesia-will-always-stand-with-palestine.html
8
ibid

8
terbaru antara Israel dan kelompok militan Hamas. Koordinator Kemanusiaan PBB untuk

Wilayah Palestina, Lynn Hastings, mengatakan sekitar 300 gedung di Gaza, termasuk 1.000 unit

rumah, hancur. 9 Ditambahkannya, enam rumah sakit dan 11 klinik layanan kesehatan rusak, dan

satu rumah sakit tidak dapat berfungsi karena kurangnya layanan listrik.

Sejarah sudah mencatat bahwa Indonesia dan Palestina mempunyai hubungan yang sudah

sangat erat dan akrab sejak Indonesia berupaya meminta dukungan internasional agar megakui

kemerdekaan Indonesia utamanya Timur Tengah dan diantaranya terdapat wilayah.10 Indonesia

sangat tegas dan menolak kolonialisme, imprealisme Israel terhadap Palestina. Lebih dari itu

Indonesia juga membela hak-hak dan kebebasan rakyat Palestina yang dijajah, ditindas oleh

Israel dan memberikan dukungan penuh kepada perjuangan rakyat Palestina agar bisa merdeka

seperti negara lainnya di muka bumi ini

Permasalahan Yerusalem tak terpisahkan dengan kemerdekaan Palestina. Republik

Indonesia juga telah bersikap sesuai dengan UUD 1945. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa

kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapus karena

tidak sesuai perikemanusiaan dan perikeadilan. Tak hanya tertera dalam UUD 1945, sikap tegas

RI juga disampaikan Presiden Jokowi. Yang mana dapat dilihat dari berbagai aspek Dalam

konferensi pers di Istana Bogor, Kamis 7/12/2017. Jokowi menegaskan sikap Indonesia dalam

isu Palestina. Ia mengatakan, posisi Indonesia tidak pernah berubah. "Saya dan rakyat Indonesia

tetap konsisten dengan rakyat Palestina memperjuangkan haknya," ini adalah respons Indonesia

9
Kemlu.go (2019) “Indonesia will always stand with Palestine” di akses dari
https://kemlu.go.id/amman/en/news/1359/indonesia-will-always-stand-with-palestine
10
Hendra Maujana. (2018) “ Kebijakan Luar Negri Indonesia dalam Mendukung Palestina Sebagai Negara Merdeka Pada Masa
Pemerintahan Joko Widodo” hlm 20

9
atas putusan Presiden Trump yang menyatakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel

secara sepihak dan Jokowi meminta lembaga internasional mengambil tindakan tegas.11

Tentunya jika dilihat dari kebijakan yang telah dibuat Indonesia dalam mendukung

Palestina dari penjajahan, faktor sejarah merupakan salah satu hal yang mendasari atas kebijakan

yag dibuat oleh Indonesia, karena rasa senasib, dimana Indonesiapun dulu pernah di jajah oleh

Belanda dan Jepang. Sehingga dari rasa tersebut yang membuat Indonesia hingga saat ini kuat

untuk terus mendukung serta membantu Palestina. kebijakan dalam negeri sebagai faktor

penentu bagi setiap kebijakan politik luar negeri yang akan dibentuk. Jika dikaji kembali,

Indonesia juga menjadi negara yang menentukan konsepsi kebijakan politik luar negerinya

berdasarkan kepentingan politik dalam negeri. Tercatat sejak tahun 1948 hingga saat ini, politik

luar negeri yang diadopsi Indonesia tetaplah sama yaitu politik luar negeri yang bebas aktif.

Bebas berarti bahwa tidak terikat oleh sebuah idiologi atau politik negara asing maupun blok-

blok negara tertentu. Sedangkan Aktif berarti bahwa berperan aktif dalam menjaga perdamaian

dunia serta mengembangkan prinsip kebebasan, persamaan, kerjasama internasional dengan

menghormati kedaulatan negara-negara lain. Prinsip bebas aktif inilah yang menjadi ruh atau

semangat perjuangan Indonesia untuk mengembangkan perannya di konteks internasional.Salah

satu negara yang menjadi fokus Indonesia dalam memperjuangankan hak kemerdekaannya

adalah Palestina.12 Indonesia telah lama menjalin hubungan diplomasi dengan Palestina. Sejarah

mencatat bahwa salah satu negara di Timur Tengah yang mendukung dan memberikan

pengakuannya kepada Indonesia pasca proklamasi adalah Palestina. 13

11
Umar Mukhtar. (2019) ‘Sindikasi Republika’ “ Krisis Kemanusiaan Ghaza Tertinggi di Dunia”
12
Rezki Satris (2019) “ Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota
Israel” hlm 6-10
13
Aslamiah S (2015) “Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun 2012” hlm 8-9

10
Pelaksanaan politik luar negeri RI telah mencerminkan diplomasi yang melibatkan

seluruh komponen bangsa guna mencapai kepentingan nasional Indonesia sekaligus terus

berperan aktif dalam upaya perwujudan perdamaian dan keamanan dunia, baik ditingkat

bilateral, regional dan global. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terdepan

dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sejarah kedua negara sudah dimulai sejak awal-

awal kemerdekaan Indonesia. Diplomasi pengakuan kemerdekaan Indonesia pertama kali

dimulai dari Mesir dan Palestina. Tim delegasi Indonesia yang dikirim ke negara-negara Timur

Tengah mendapat sambutan dan dukungan dari Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini seorang

mufti Palestina yang kemudian membantu Indonesia dalam melobi negara-negara Arab untuk

mengakui kemerdekaan Indonesia.14 Hingga kemudian Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia

pertama kali pada 1947 dan kemudian diikuti oleh negara-negara Arab lainnya. Setelah

kemerdekaan Indonesia, Indonesia selalu aktif menentang penjajahan Israel atas Palestina.

Meskipun Israel telahmengakui kemerdekaan Indonesia pada Januari 1950, namun Indonesia

belum mengakui kemerdekaan Israel. 15

Hadirnya dukungan Indonesia terhadap Palestina menggambarkan bahwa Indonesia

adalah negara yang fokus terhadap isu-isu kemanusiaan. Segala bentuk penindasan dan

ketidakadilan menjadi konsern utama terhadap keberpihakan Indonesia dari negara-negara

tertindas. Melalui pemerintahan Presiden Joko Widodo setidaknya ada empat kebijakan yang

menjadi konsern utama dalam masa pemerintahannya. Pertama, inward-looking adalah prinsip

politik luarnegeri yang dianut selama ini, yakni prinsip bebas-aktif. Prinsip ini membukaruang

bebas bagi interpretasi danpemaknaan oleh siapapun dan dalamkondisi apapun. Ini dapat dilihat

dalam rumusan visi dan misi hubungan luarnegeri Jokowi-JK, yakni “terwujudnyaIndonesia

14
Nadhif Fadlan (2022) “Indonesian Foreign Policy Against Israel-Palestine Conflict: History and Ongoing Relationship” hlm 6
15
Aslamiah S. (2015) “Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun 2012” hlm 20

11
yang berdaulat, mandiri, danberkepribadian berlandaskan gotongroyong”.16 Visi ini mempertegas

makna “kebebasan” Indonesia dengan caramewujudkan kedaulatan, kemandirian,dan

kepribadian nasional. Di dalamnya juga termaktub sikap dan sifat “aktif”untuk dapat

merealisasikan kemandiriannasional atas landasan kerjasama positifdan konstruktif yakni

gotong-royong.

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dukungan Indonesia terhadap perjuangan

Palestina tidak akan surut, bahkan akan meningkat. Indonesia akan menyertai Palestina dalam

perjuangannya. Menurut Presiden, dukungan tersebut bukan hanya dalam bentuk dukungan

politik, namun juga dalam peningkatan kapasitas dan dukungan kepada perekonomian Palestina.

Presiden juga menegaskan posisi Palestina yang berada di jantung politik luar negeri Indonesia.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina dapat dilihat dari dorongan terhadap Organisasi

Kerjasama Islam (OKI) yang melahirkan KTT luarbiasa OKI tahun 2016 yang memastikan 23

poin dalam deklarasi Jakarta bisa terimplementasikan. Selain itu, Indonesia juga mendorong para

pemimpin OKI untuk memobilisasi terhadap dukungan Palestina dalam forum internasiona serta

Indonesia mendorong adanya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah dalam forum OKI. 17

Indonesia kembali teguhkan komitmen untuk terus membantu perjuangan rakyat

Palestina, melalui pemberian capacity building. Pemerintah Indonesia memberikan komitmen

bantuan senilai US$ 2 Juta atau setara dengan Rp 28,5 miliar untuk program capacity building,

sesuai dengan kebutuhan rakyat Palestina, antara lain pertanian, kewirausahawan, pemberdayaan

perempuan, teknologi informasi dan komunikasi, tata pemerintahan dan pendidikan.

16
Rezki Satris. (2019) “ Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem Sebagai Ibu Kota
Israel” hlm 15
17
Sukamata (2017) ‘detik.news’ “Peran Indonesia Mewujudkan Palestina Merdeka.” Di akses dari
https://news.detik.com/kolom/d-3748442/peran-indonesia-mewujudkan-palestina-merdeka

12
Untuk mencapai kepentingan nasionalnya Indonesia memberikan kebijakan luar negrinya

berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza. Indonesia mengirimkan tim

medis, selain itu juga Indonesia mengirimkan obat obatan juga diberikan Indonesia untuk para

korban agresi Israel dalam jumlah yang banyak, tidak hanya disitu Indonesia juga mendirikan

sebuah rumah sakit Indonesia di Ghaza. Dalam kerangka kerja sama regional, Indonesia

menginisiasi New Asian African Strategic Partner (NAASP) for Palestinian Development. 18

Inisiatif kerjasama ini lebih terfokus untuk membantu palestina melalui program-program

peningkatan kapasitas pembangunan, yang bertujuan untuk melatoj warga Palestina dalam

meningkatkan kapasitasnya dibidang keuangan mikro, pertanian, infrastruktur, kearsipan, project

cycle, keramik. Diplomatic, keprotokolan, kepemerintahan, dan usaha kecil dan

menengah.Teknik bekerjasama dengan berbagai Kementrian Luar Negri Indonesia melalui

Direktorat Kerja Sama melaksanakan berbagai program kapasitas pembangunan untuk

membantu meningkatkan SDM Palestina seperti pelatihan teknologi, dan good governance agar

pembangunan sumber daya di Palestina dapat tumbuh kembali.

Selain dari Kebijakan yang dikeluarkan Indonesia terhadap Palestina, Indonesia juga

memiliki gerakan atau organisasi khusus dalam membantu Palestina. Yakni Aksi Cepat Tanggap

atau yang biasa disingkat dengan ACT merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang

sosial dan kemanusiaan. Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai diakui keberadaannya secara hukum

pada tahun 2005 dengan letak domisili di kota Tangerang. 19 ACT dapat dikategorikan sebagai

Non-Governmental Organization (NGO) atau di Indonesia lebih dikenal dengan lembaga

swadaya masyarakat yang biasa disingkat dengan LSM. Konflik yang terjadi di Palestina

merupakan salah satu perhatian penting dari Aksi Cepat Tanggap karena konflik yang terjadi di

18
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 41
19
Ibid

13
Palestina sudah semakin rumit sehingga semakin membuat warga sipil Palestina menderita dan

banyak membutuhkan bantuan. 20


Belum optimalnya peran kemanusiaan yang dilakukan oleh

aktor utama seperti negara dan juga himpunan dari berbagai negara mengharuskan Non-

Governmental Organization (NGO) seperti ACT untuk selangkah lebih maju dalam hal

memberikan bantuan terhadap korban konflik di Palestina. Aktor utama seperti negara dan PBB

yang belum mampu menyelesaikan permasalahan di Palestina, meberikan peluang bagi Aksi

Cepat Tanggap untuk mengambil peran sebagai aktor pelengkap diplomasi kemanusiaan

Indonesia. Dalam pelaksanaan diplomasi kemanusiaan Indonesia ACT tidak merepresentasikan

negara Indonesia, melainkan merepresentasikan bangsa Indonesia. 21

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu

“Bagaimana krisis kemanusiaan global dapat diatasi, khususnya dengan kebijakan luar negri

yang di terapkan Indonesia dalam studi kasus krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza ? “

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun pihak

lain atau pembaca sehingga penulis mengharapkan manfaat sebagai berikut :

1.3.1 Manfaat Bagi Penliti

20
Wahyu Utami. (2015) “ Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Terhadap Palestina Melalui Pembangunan
Indonesia Humanitarian Center (IHC) di Jalur Gaza Palestina” hlm 18-22
21
ibid

14
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk

menjelaskan bagaimana krisis kemanusiaan yang semakin berlanjut khususnya di jalur

Ghaza Palestina serta kebijakan luar negri Indonesia dalam menangani kasus ini

b. Mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah didapatkan selama dalam perkuliahan

dalam bidang Hubungan Internasional dengan mempelajari kebijakan luar negri

Indonesia

1.3.2 Manfaat Bagi Pihak Lain

a. Menambah wawasan tentang krisis kemanusiaan global khususnya di Palestina terutama

yang terkait adalah kebijakan luar negri Indonesia terhadap Palestina

b. mengetahui serta memahami krisis kemanusiaan dalam ruang lingkup global yang

semakin berkembang dan solusi untuk mengatasinya.

c. Membantu program studi Hubungan Internasional khususnya di FISIP Universitas

Jendral Achmad Yani dalam memberikan informasi dan data terkait dengan kebijakan

luar negri indonesia terhadap Krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian merupakan bagia yang menunjukan arah dari suatu

penelitian yang dilakukan, adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi dua tujuan, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus :

15
1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hingga menyelesaikan

permasalahan krisis kemanusiaan dunia yang berlanjut khususnya di Ghaza, dengan kebijakan

luar negri Indonesia terhadap Palestina.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kebijakan luar

negri serta organisasi non pemerintah Indonesia (ACT) dalam membantu krisis kemanusiaan

yang ada di Palestina-Ghaza.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah

dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian, terdapat beberapa literatur yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan sebagai bahan perundingan dan untuk mendukung

serta mempekuat hipotesa yang dibuat.

1.5.1 Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang

Artikel pertama yang berjudul “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang”

yang ditulis oleh Komang Pradnya Surya Dewi menjelaskan mengenai krisis kemanusiaan global

yang hingga kini semakin berlanjut bahkan setiap tahun nya mengalami peningkatan. Dimana

dalam penelitian ini juga menjelaskan beberapa faktor penyebab krisis kemanusiaan yang terjadi

didunia ini, serta memaparkan bagaimana peran warga dunia untuk meminimalisir krisis

kemanusiaan yang terjadi ini.22 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan yang

semakin meluas dapat memperburuk keadaan bagi negara itu sendiri dan negara yang lainnya.
22
Komang Pradnya. (2022) “ Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang” hlm 22

16
Tentunya, artikel ini dapat menjadi artikel yang cukup baik sebagai penunjang bagi penelitian

ini, dimana krisis kita sebagai warga negara global hendaknya memberikan perhatian khusus

terhadap krisis kemanusiaan yang semakin berlanjut diberbagai belahan dunia ini.

1.5.2 Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara Merdeka

pada Masa Pemerintahan Joko Widodo

Artikel kedua yang berjudul “Kebijakan Luar Negri Indonesia dalam Mendukung

Palestina sebagai Negara Merdeka pada Masa Pemerintahan Joko Widodo” yang ditulis oleh

Hendra Maujana Saragih menjelaskan mengenai upaya dan simpati pemerintah dan masyarakat

Indonesia dengan perjuangan Palestina yang dijajah oleh Israel serta kebijalan luar negeri

Indonesia dalam mendukung Palestina sebagai negara merdeka. 23 Penelitian ini menggunakan

metode peneltian kualitatif dengan menggambarkan fenomena sosial perjuangan Palestina serta

dukungan yang diberikan Indonesia baik dalam bentuk moril maupun meteri. Temuan kajian ini

membuktikan bahwa Indonesia sudah benar-benar fokus dalam membantu Palestina dengan tidak

fokus bahwa konflik Palestina adalah konflik kemanusian. Tentunya, artikel ini relevan dengan

penelitian ini dimana karena berkaitan dengan kebijakan luar negri Indonesia dalam membantu

krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza.

1.5.3 Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terhadap Palestina

Melalui Pembangunan Indonesia Humanitarian Center (ihc) di Jalur Gaza, Palestina

Artikel ketiga yang berjudul “ Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap

(ACT) terhadap Palestina Melalui Pembangunan Indonesia Humanitarian Center (ihc) di Jalur

Gaza, Palestina” yang ditulis oleh Wahyu Utami menjelaskan mengenai upaya diplomasi

23
Hendra Maujana. (2018) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara Merdeka pada Masa
Pemerintahan Joko Widodo” dalam Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, Vol.3, No. 02, Desember 2018. Hlm 31

17
kemanusiaan ACT yang dilakukan oleh Indonesia melalui pembangunan IHC di Palestina berupa

sinergitas ACT dengan pihak terkait kelancaran akses bantuan kemanusiaan, menciptakan

program-program penunjang ketahanan pangan, melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap

korban konflik. Dalam melaksanakan Diplomasi Kemanusiaan di Palestina Aksi Cepat Tanggap

(ACT) berperan sebagai aktor pelengkap, dimana aktor utamanya adalah pemerintah Indonesia,

yang dimana terdapat hasil yang dijelaskan juga didalam penelitian ini yaitu upaya Diplomasi

Kemanusiaan ACT sebagai non-state actor memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

Bahkan tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan korban koflik, tetapi juga berpengaruh

terhadap citra baik Indonesia perihal Diplomasi Kemanusiaan. Sehingga, secara tidak lansung

kontribusi Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam pelaksanaan diplomasi di Palestina juga

memperkuat posisi Indonesia sebagai leader bagi upaya perdamaian dunia melalui Diplomasi

Kemanusiaan. Tentunya Artikel ini relevan dengan penelitian ini karena adanya relevansi pada

objek penelitian yang berfokus pada kebijakan luar negri yang dilakukan Indonesia terhadap

Ghaza-Palestina melalui NGO yaitu ACT. Atas dasar kesamaan objek tersebut peneliti

menganggap bahwa artikel ini dapat peneliti jadikan pedoman dan juga sumber data dalam

menyusun penelitian ini.

1.6 Kerangka Teoritis

Dalam studi ilmu-ilmu social terutama ilmu hubungan internasional, teori menjadi sebuah

alat analisa utama yang memberitahu kita mengapa sesuatu terjadi dan kapan sesuatu bisa terjadi.

Teori juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu pandangan atau persepsi tentang apa yang terjadi,

sehinga berteori dapat diartikan pekerjaan yang menjelaskan atau mendeskripsikan apa yang

terjadi dan mungkin juga meramalkan kemungkinan berulangnya kejadian itu dimasa depan.

18
1.6.1 Konsep Liberalisme

Liberalisme memiliki akar pemikirannya dalam filsafat politik barat, jantung pemikiran

liberal terletak pada gagasan bahwa kebebasan individu sebagai manusia harus dijunjung tinggi.
24
Selain itu, terdapat tujuh dasar nilai Liberalisme yakni, kebebasan, rasionalitas, inidividualitas,

kemajuan, sociability, kepentingan umum, dan kekuasaan yang terbatas dan bertanggung jawab.
25
Maka dari itu, dalam penelitian ini mengambil teori Liberalisme dimana teori tersebut

merupakan teori paling relevan untuk penelitian ini, dimana dalam salah satu asumsi nya yaitu

kebebasan individu sebagai manusia atau kelompok harus dijunjung tinggi. Dalam hal itu, selaras

dengan kebijakan luar negri Indonesia terhadap palestina, Indonesia bebas untuk membantu

negara manapun, dan bebas memihak negara manapun. Selanjutnya terdapat asumsi dari kaum

liberalis yaitu Jhon Lock yang mengatakan bahwa manusia terlahir bebas dan setara, tuhan

menganugerahkan manusia hak dasar yang tidak bisa dicabut oleh siapapun, yakni hak untuk

hidup, hak untuk bebas, hak untuk memiliki. 26


Tentunya dari pandangan tersebut juga dapat

menjadi dasar pendukung dalam penelitian ini, dimana warga palestina memiliki hak untuk

hidup, hak untuk bebas dari segala bentuk penjajahan yang telah Israel rampas, hingga

masyarakat Palestina mengalami krisis kemanusian yang berkelanjutan dan semakin

mengkhwatirkan, yang dimana seharusnya Palestina mendapatkan HAM nya karena manusia

terlahir bebas dan setara serta tidak dapat dicabut oleh siapapun. Maka dari konsep Liberalis

yang dikemukakan Jhon Locke ini diciptakan untuk menjaga hak hak dasar manusia.

1.6.2 Konsep Kebijakan Luar Negri

24
Mohamad Rosyidin (2020), “Teori Hubungan Internasional Dari Perspektif Klasik Sampai Non-Barat”, Hlm 44
25
ibid
26
ibid

19
Politik luar negri bertujuan untuk memenuhi kepentingan nasional, Kepentingan nasional

dapat menggambarkan aspirasi suatu negara secara operasional. Dalam aplikasinya berupa

tindakan atau kebijaksanaan yang actual dan rencana-rencana yang dituju oleh suatu negara.

Selain itu, politik luar negri juga mengandung tindakan yang merupakan bentuk komunikasi

yang dimaksudkan untuk mendukung atau mengubah perilaku negara lain. Hal ini merupaka

tanda dimulanya proses politik internasional. Dalam kaitannya dengan kebijakan luar negri

Indonesia terhadap Palestina yang bersifat bebas aktif adalah secara konsisten membela dan

mendukung perjuangan warga Palestina demi terwujudnya perdamaian di tanah Palestina dan

berdirinya negara Palestina yang berdaulat seperti Indonesia.

1.6.3 Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional merupakan istilah esensial yang wajib dan perlu dikaji dalam

fenomena-ffenomena hubungan internasional, Kepentingan nasional digunakan untuk

menggambarkan dan mendukung kebijakan-kebijakan luar tertentu. 27


Kepentingan nasional

merupakan dasar dalam pembuatan kebijakan luar negri, konsep kepentingan nasional digunakan

sebagai dasar guna menjelaskan perilaku negara dalam politik internasionalnya. 28


Pemerintah

memproyeksikan kepentingan nasionalnya melalui kebijakan luar negri.

Sebagai contoh, kebijakan Indonesia dalam mendukung Palestina, Indonesia ikut ambil

bagian dalam misi Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB (UNEF) untuk Timur Tengah dengan

mengirmkan pasukan garuda 1. Partisipasi UNEF merupakan sumbangan bangsa Indonesia

sebagai solidaritas dengan negara-negara Timur Tengah, sebaliknya Timur Tengah juga

27
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 39
28
ibid

20
memberikan dukungan besar mereka kepada perjungan Indonesia untuk merebut kembali Irian

Barat.29

1.6.4 Konsep Diplomasi

Diplomasi dalam hubungannya dengan politik internasional, adalah seni mengedepankan

kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Lewat jalan diplomasi,

Indonesia berupaya untuk membantu dan mewujudkan perdamaian di jalur Ghaza. Hal ini

terbukti dari keikutsertaan Indonesia dalam Annapolice Conference. 30

1.7 Asumsi

Asumsi merupakan pernyataan yang dijadikan sebagai sebuah landasan berpikir dalam

suatu penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini asumsi yang dikemukakan

oleh peneliti adalah :

1. Krisis kemanusiaan yang semakin buruk menjadi awal mimpi buruk bagi negara

yang mengalami dan negara lain yang terdampak ataupun terlibat

2. Dampak dari adanya krisis kemanusiaan yang terjadi tentunya berkaitan erat

dengan masalah Hak Asasi Manusia (HAM).

3. HAM akan mendasari hukum mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi di

beberapa penjuru dunia ini

4. Indonesia ikut serta membantu kemerdekaan palestina karena kepentingan

nasionalnya

5. Untuk mencapai kepentingan nasionalnya Indonesia memberikan kebijakan luar

negrinya berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza.

29
Imam Noviar. (2015) “ Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel Di Jalur Gaza” ‘ hlm 40
30
ibid

21
6. Prinsip bebas aktif yang menjadi semangat perjuangan Indonesia untuk

mengembangkan perannya di konteks internasional, dengan memperjuangankan hak

kemerdekaannya Palestina.

7. faktor sejarah merupakan salah satu hal yang mendasari atas kebijakan yag dibuat oleh

Indonesia, karena rasa senasib, dimana Indonesiapun dulu pernah di jajah oleh Belanda

dan Jepang. Sehingga dari rasa tersebut yang membuat Indonesia hingga saat ini kuat

untuk terus mendukung serta membantu Palestina.

8. Untuk mencapai kepentingan nasionalnya Indonesia memberikan kebijakan luar

negrinya berupa respon sosial dan kemanusiaan pasca agresi di jalur Ghaza.

1.8 Alur Pemikiran

22
Krisis kemanusiaan
global yang tak
kunjung berhenti

Studi kasus :
Terjadi karena adanya
Krisis kemanusiaan di
konflik Israel-Palestina
Ghaza Palestina

Indonesia membntu
palestina & membuat
sebuah kebijakan

Kebijakan luar negri


Indonesia sesuai
dengan kepentingan
nasionalnya

Kebijakan luar negri


Indonesia sesuai
dengan kepentingan
nasionalnya

Indonesia memberikan Indonesia menggunakan ACT


Indonesia memberikan
dukungan politik, untuk diplomasi
respon sosial dan
peningkatan kapasitas dan kemanusiaan sebagai non-
kemanusiaan pasca agresi di
dukungan kepada state actor yang memiliki
jalur Ghaza
perekonomian Palestina pengaruh significan

1.9 Metode Penelitian

23
Diplomasi Kemanusiaan ACT sebagai non-state actor memberikan pengaruh yang cukup

signifikan

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memutuskan untuk menggunakna metodologi

penelitian kualitatif, yang mana metode penelitian ini menggunakan cara mencari atau

pengumpulan data dari berbagai literature seperti buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, majalah-

majalah, media cetak, media elektronik, dan literature lainnya yang memiliki fungsi dan

keterbatasan. Sehingga penulis dapat menganalisis dan menganilisa mengenai Kebijakan Luar

Negri Indonesia dalam Mengatasi Krisis Kemanusiaan Global yang Terjadi di Ghaza Palestina.

1.9.1 Tipe Penelitian

Laporan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Poin-poin penting yang

akan ditulis dipaparkan sesuai bentuk, kejadian, sususanan dan masanya. Untuk memperoleh

data serta bahan bacaan lebih lengkap, dalam penelitian ini penulis melalui kajian kepustakaan,

yang berdasarkan pada sumber tulisan seperti buku, dokumen, jurnal, dan makalah yang

memberi objek yang diteliti dalam penelitian ini.

1.9.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan sumber informasi yang relevan dengan penelitian ini, peneliti

melakukan penelitian pada lokasi;

 Perpustakaan Pusat dan FISIP Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal

Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.

1.9.3 Teknik Pengumpulan Data

24
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data-data penelitian yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penelitian ini adalah studi kepustakaan.

1.9.3.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan akan dilakukan dari mengumpulkan dan mempelajari laporan

penelitian, jurnal, surat kabar, dan/ataupun karya ilmiah yang relevan dengan penelitian. Dalam

studi kepustakaan peneliti juga akan memanfaatkan sumber internet untuk memperoleh informasi

yang relevan dengan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan harapan untuk memberikan data

dukungan terhadap data yang diperoleh.

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disesuaikan dengan sistematika penulisan

yang berlaku dalam standar penulisan skripsi di Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Achmad Yani. Berikut merupakan bagian-bagian

dari sistematika penulisan dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN

25
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, fokus masalah, tinjauan pustaka,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, asumsi, alur pemikiran, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KRISIS KEMANUSIAAN GLOBAL DI GHAZA PALESTINA

Bab ii akan membahas tentang krisis kemanusiaan global secara umum, lalu di persempit

kedalam sebuah studi kasus yaitu krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghaza Palestina dimana

dalam BAB ini menjelaskan sejarah singkat, serta latar belakang, hingga keadaan di Ghaza saat

ini. .

BAB III HAM YANG MENDASARI PENYELESAIAN KRISIS KEMANUSIAAN

Bab iii akan menjelaskan badan bagaimana Hak Asasi Manusia (HAM) dapat menyelsaikan

krisis kemanusiaan khususnya yang terjadi di Ghaza, serta organisasi internasional lainnya, dan

bagaimana negara lain ikut serta dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di palestina ini.

BAB IV KEBIJAKAN LUAR NEGRI INDONESIA TERHADAP PALESTINA

Bab iv membahas kebijakan luar negri Indonesia yang terapkan dalam mengatasi konflik Israel-

Palestina yang merupakan pelanggaran HAM yang terjadi di Ghaza.

BAB V PENUTUP

Bab v akan berisi penutup dari penelitian ini yang berupa kesimpulan. Bab ini akan memberikan

kesimpulan dari seluruh pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Selain

itubab ini juga akan mempertegas kembali jawaban penulis atas hasil penelitian yang didapat.

26
Daftar Pustaka

Dewi, K. P. (2022). Krisis Kemanusiaan Global yang Semakin Berkembang. Jurnal Hubungan Internasional
, 2-27.

Jordan, A. (2019). Indonesia Stand With Palestine. Jakarta: Kementrian Luar Negri.

Mukhtar, U. (2019). Krisis Kemanusian di Gaza Disebut Tertinggi di Dunia. Jakarta: Sindikasi Republika.

Musyaffa, N. F. (2022). The Indonesian Foreign Policy Towards Israel-Palestine Conflict: The History and
On-Going Relationship. International Relation Journal vol 3, 1-6.

Noviar, M. I. (n.d.). Kebijakan Luar Negri Indonesia terhadap Konflik Palestina Pasca Agresi Israel di Jalur
Gaza (2008). 2015, 1-83.

Rachmianto, A. (2019). Indonesia will always stand with Palestine. Bandung: The Jakarta Post.

RI, K. H. (2021). Kekuatan HAM Atasi Konflik dan Krisis Dunia. Jakarta: Biro Humas Hukum dan
Kerjasama.

Rosyidin, M. (2020). Teori Hubungan Internasional dari Perspektif Klasik Sampai Non-Barat. Depok: PT.
Raja Grafindo Persada.

S, A. (2015). Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun
2012. Jurnal FISIP Vol 2 No 2, 2-31.

Saragih, H. M. (2018). Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Mendukung Palestina sebagai Negara
Merdeka pada Masa Jokowidodo. Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 3, No. 2,
134-146.

Satris, R. (2019). Peranan Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Palestina Pasca Pengakuan Jerusalem
Sebagai Ibu Kota Israel . POLITEA Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol. 2 No. 2 , 161-170.

Sukamata. (2017). Peran Indonesia Mewujudkan Palestina Merdeka. Detik News.

Sutiyoso, B. (2002). Konsepsi Hak Asasi Manusia dan Implementasinya di Indonesia. Jurnal UNISIA NO.
44/XXV/I, 84-94.

27
Utami, W. (2020). Upaya Diplomasi Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Terhadap Palestina Melalui
Pembangunan Indonesia . Jurnal Sosial Politik, 1-80.

28

Anda mungkin juga menyukai