Anda di halaman 1dari 24

HAK ASASI MANUSIA DALAM KONTEKS GLOBAL

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Politik


Dosen Pengampu : Lili Abdul Jalil,S.AP.,M.AP

Disusun oleh :

1. Aisya Lailiyal Husna 2322010001


2. Parhan Pauji Ramdani 2322010036
3. Syifa Aurellia Ramdhan 2322010059
4. Neng Ari Nurhalimah 2322010060

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BAGASASI
2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT sehingga saat ini
yang masih memberikan kita rahmat dan nikmat kesehatan serta, sehingga penulis
diberi waktu dalam menyelesaikan makalah dengan tepat waktu yang berjudul
“Hak Asasi Manusia dalam Konteks Global” adapun penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Politik yang diampu oleh bapak Lili
Abdul Jalil S.AP.,M.AP.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam
memahami materi berkenaan permasalahan yang terjadi dalam permasalahan hak
asasi manusia. Meski demikian, kami sebagai penulis menyadari masih banyak
sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi
tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima
segala kritik dan saran.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, Tidak lupa, kami sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih yang kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Bandung, 9 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Hak Asasi Manusia..................................................................3
B. Tantangan yang Dihadapi dalam Menegakan HAM Secara Global.....4
C. Isu Hak Asasi Manusia yang Berkembang Di Panggung Dunia............8
D. Tanggung Jawab Negara-Negara Atas Pelanggaran HAM..................12
BAB 3....................................................................................................................16
PENUTUPAN.......................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) adalah pernyataan


dunia tentang perlindungan atas hak asasi manusia yang terdiri dari 30 pasal.
Deklarasi ini menyerukan kepada seluruh bangsa dunia untuk menjamin hak
asasi manusia sesuai dengan konstitusi di negara masing-masing. DUHAM
diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10
Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III).
Berakhirnya Perang Dunia II dan peristiwa Holocaust (pembantaian
sistematis yang dilakukan NAZI Jerman pada jutaan orang Yahudi) telah
mendasari lahirnya Deklarasi Universal HAM. Pengakuan atas martabat
alamiah dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota
keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian di
dunia. Oleh karena itu, Deklarasi Universal HAM dianggap sebagai tonggak
sejarah dalam perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Konflik antara Israel dan Palestina sudah berlangsung selama beberapa
dekade, dengan akar permasalahan yang sangat kompleks dan sensitif.
Konflik ini secara luas dikaitkan dengan perebutan tanah di wilayah Palestina
yang disebut sebagai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Selama konflik ini, terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang telah
terjadi di kedua belah pihak. Pelanggaran terhadap hak-hak ini dapat
mencakup tindakan diskriminasi, penyalahgunaan kekuasaan, penahanan
sewenang-wenang, pembunuhan, penyiksaan, penghilangan paksa orang-
orang yang dianggap sebagai ancaman, dan penggunaan kekerasan yang
melibatkan warga sipil. Organisasi Hak Asasi Manusia dan berbagai
kelompok masyarakat internasional telah mendokumentasikan berbagai kasus
pelanggaran yang terjadi selama konflik ini. Mereka menyuarakan
keprihatinan atas kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan oleh kedua belah
pihak dan mendesak mereka untuk menghormati hak asasi manusia serta

1
menghentikan pelanggaran tersebut. Upaya penyelesaian konflik ini telah
dilakukan oleh berbagai aktor internasional termasuk PBB, negara-negara
tetangga, dan masyarakat internasional. Namun, hingga saat ini belum ada
solusi yang final untuk konflik ini. Masih banyak pekerjaan yang harus
dilakukan untuk mencapai pemahaman dan keadilan yang diperlukan.
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis Hak Asasi manusia yang
terjadi secara global. Dalam konteks ini, makalah ini akan
mendokumentasikan serangkaian peristiwa yang terjadi, mengeksplorasi
dampaknya terhadap individu dan masyarakat, serta menganalisis respons
internasional terhadap pelanggaran hak asasi manusia tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud hak asasi manusia (HAM)?


2. Apa saja tantangan yang di hadapi dalam menegkan HAM pada global?
3. Bagaimana isu hak asasi manusia berkembang di panggung dunia?
4. Sejauh mana negara negara bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi
manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Politik.


2. Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia.
3. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam penegakan HAM secara
global.
4. Menganalisis perkembangan isu HAM di panggung dunia.
5. Menilai sejauh mana tanggung jawab negara-negara atas pelanggaran
HAM.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Ditinjau dari istilah yang ditemukan dalam literatur, HAM merupakan


terjemahan dari “droits de I’homme” dalam bahasa Perancis yang berarti hak
manusia, atau dalam bahasa Inggrisnya” dan dalam bahasa Belanda disebut
“mensenrechten”(Halili, 2016).
Pengertian hak asasi manusia menurut Deklarasi Universal HAM yaitu hak
untuk kebebasan dan persamaan dalam derajat yang diperoleh sejak lahir
serta tidak dapat dicabut dari seseorang. Sedangkan UU RI No. 39 Tahun
1999 tentang HAM, didefinisikan sebagai hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu
harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi atau dirampas oleh siapapun. Pengertian hak asasi manusia tersebut
sekurang-kurangnya mengandung tiga hak elementer yang tidak boleh
dicabut dari seseorang sebagai individu yakni hak untuk hidup, hak untuk
tidak dianiaya, dan adanya kebebasan. Disamping itu ada hak ekonomi, sosial
dan budaya yang dimiliki setiap orang sebagai anggota masyarakat dan tidak
dapat dikesampingkan bagi martabat manusia dan kebebasan dalam
mengembangkan kepribadiannya. Fokus utama dari Hak Asasi Manusia
(“HAM”) adalah kehidupan dan martabat manusia. Secara historis, akar
filosofis dari munculnya gagasan HAM adalah teori hak kodrati atau natural
rights theory yang dikembangkan para filsuf seperti John Locke. Inti dari hak
kodrati adalah semua individu dikarunai oleh alam hak yang melekat pada
dirinya, dengan demikian tidak dapat dicabut oleh negara. Berikut ini kami
akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan hak asasi manusia berdasarkan
doktrin para ahli. Penjelasan mengenai hak asasi manusia yang dipaparakan
oleh para ahli sebagai berikut :

3
1. Jhon Locke
Manusia sejak dilahirkan telah memiliki kebebasan dan hak-hak asasi. Hak
asasi tersebut adalah kehidupan, kemerdekaan dan harta milik. Hak ini
merupakan hak yang dimiliki manusia secara alami, yang inheren pada
saat kelahirannya dan HAM tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, dan
tidak dapat diperoleh atau dicabut oleh negara, terkecuali atas persetujuan
pemiliknya.
2. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998
Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati, universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan,
perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat
dan diabaikan oleh siapapun.
3. Mariam Budiarjo
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal.
Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh
kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. (Mariam
Budiardjo, 1982, 120).
4. Thomas Jefferson
HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh
Negara. Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi
manusia individu. Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan
hak asasi manusia. (Majalah What is Democracy, 8).

B. Tantangan yang Dihadapi dalam Menegakan HAM Secara Global

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia
sejak ia dilahirkan sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. HAM

4
bersifat universal, kodrati, dan fundamental, yang artinya berlaku bagi semua
orang tanpa membedakan ras, agama, etnis, gender, atau status sosial.
Namun, meskipun HAM terus berkembang mengikuti perubahan zaman,
pelaksanaan HAM global juga menghadapi tantangan.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam menegakkan HAM adalah
konflik dan perang di sebagian negara terutama di wilayah timur tengah.
Selain itu, krisis migrasi dan pengungsi di berbagai belahan dunia juga
menimbulkan tantangan serius dalam hal perlindungan HAM. Individu yang
melarikan diri dari konflik atau kekerasan sering menghadapi pelanggaran
HAM dalam proses migrasi, seperti penahanan tanpa batas waktu, kekerasan
fisik, atau perlakuan diskriminatif.
Laporan Tahunan Amnesty International untuk tahun 2022 menyoroti
adanya standar ganda dalam hak asasi manusia di seluruh dunia, dan
kegagalan komunitas internasional untuk bersatu dalam menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan nilai-nilai universal yang konsisten. Selain itu, saat ini
berkembang keamanan digital dan hak privat atas data, yang juga menjadi
tantangan dalam menegakkan HAM global.
Secara keseluruhan, menegakkan HAM di seluruh dunia memang
menghadapi beragam tantangan, mulai dari konflik dan perang, krisis migrasi
dan pengungsi, hingga keamanan digital dan hak privat atas data. Oleh karena
itu, diperlukan upaya bersama dari seluruh komunitas internasional untuk
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan nilai-nilai universal yang
konsisten .
Tantangan dalam penegakan HAM secara global melibatkan kompleksitas
isu-isu seperti ketidaksetaraan, diskriminasi, konflik bersenjata, dan
kurangnya konsensus internasional. Selain itu, negara-negara juga sering
menghadapi kesulitan dalam menangani pelanggaran HAM karena
pertimbangan politik dan kepentingan nasional.
Pada masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga, ancaman terhadap HAM
bisa datang pula dari perusahaan-perusahaan multi-nasional raksasa yang
beroperasi di negeri mereka. Peusahaan-perusahaan ini biasanya beroperasi

5
tanpa bisa dikendalikan oleh aktor negara, atau pemerintah. Bahkan kadang-
kadang terdapat kesan negara tidak peduli. Perusahaan-perusahaan multi-
nasional ini juga cenderung mengabaikan kesejahteraan buruh dan sosial
kemasyarakatan di daerah di mana mereka beroperasi. Ancaman terhadap
HAM juga bisa datang dari berbagai kelompok teroris yang tampaknya
berada dan bertindak di luar kekuasaan pemerintah dan hukum. Lebih lanjut,
penerapan HAM juga bisa terganggu oleh fanatisme agama, kebencian rasial,
konflik etnis, dan oleh berbagai kekerasan yang muncul akibat ketidakacuhan
dan keapatisan. Hambatan dan Tantangan dalam Penegakan HAM di
Indonesia adalah dimulai Sejak tahun 1998, desakan yang begitu besar dari
kelompok korban terus mengalir ke lembaga-lembaga terkait. Bahkan
kelompok korban bersama elemen masyarakat lainnya terus melakukan
berbagai kegiatan, mulai dari audiensi, lobby politik hingga demonstrasi.
Tentang berbagai hambatan dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di
Indonesia, secara umum dapat kita identifikasi sebagai berikut :
1. Faktor Kondisi Sosial-Budaya
1) Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multi kompleks
(heterogen).
2) Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM,
terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan seseorang,
upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.
3) Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakatyang hanya
disebabkan oleh hal-hal sepele.
2. Faktor Komunikasi dan Informasi
1) Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan,dan
gunung yang membatasi komunikasi antardaerah.
2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik yangmencakup seluruh wilayah Indonesia.

6
3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat
terbatas baik sumber daya manusianya maupun perangkat (software
dan hardware) yang diperlukan.

3. Faktor Kebijakan Pemerintah


1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi
manusia sering diabaikan
3) Peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh masyarakat
terhadap pemerintah ering diartikan oleh penguasa sebagai tindakan
'pembangkangan’.
4. Faktor Perangkat Perundangan
1) Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk
diimplementasikan.
5. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’untuk
memperkaya diri.
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Dari faktor-faktor yang
menjadi hambatan dalam penegakan hak asasi manusia tersebut diatas,
mari kita upayakan untuk sedikit demi sedikit dikurangi (Eliminasi.)
Demi terwujudnya perlindungan hak asasi manusia yang baik,
mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar menghormati hak-hak
orang lain. Kita harus terus berupaya untuk menyuarakan tetap

7
tegaknya hak asasi manusia, agar harkat dan martabat yang ada pada
setiap manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa tetap
terpelihara dengan sebaik-baiknya.

C. Isu Hak Asasi Manusia yang Berkembang Di Panggung Dunia

Isu-isu HAM di panggung dunia merupakan tantangan yang kompleks dan


perlu ditangani secara serius. Pemerintah, organisasi internasional, dan
masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk melindungi dan memajukan HAM
di seluruh dunia. Isu-isu Hak Asasi Manusia yang Berkembang di Panggung
Dunia.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia
tanpa terkecuali dan harus dihormati oleh negara dan masyarakat. Berikut ini
adalah beberapa isu HAM yang berkembang di panggung dunia:
1. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Sosial-Historis
Buku ini membahas tentang sejarah dan perkembangan HAM dari masa ke
masa. Isu-isu HAM yang berkembang di panggung dunia antara lain: hak
atas kebebasan berekspresi, hak atas kebebasan beragama, hak atas
pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan, hak atas perlindungan
anak, hak atas perlindungan perempuan, dan hak atas perlindungan
lingkungan.
2. Hak Asasi Manusia Teori dan Politik
Buku ini membahas tentang teori dan politik HAM. Isu-isu HAM yang
berkembang di panggung dunia antara lain: hak atas kebebasan
berekspresi, hak atas kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas
kesehatan, hak atas pekerjaan, hak atas perlindungan anak, hak atas
perlindungan perempuan,, dan hak atas perlindungan lingkungan.
3. Hukum Hak Asasi Manusia
Buku ini membahas tentang hukum HAM. Isu-isu HAM yang berkembang
di panggung dunia antara lain: hak atas kebebasan berekspresi, hak atas
kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas

8
pekerjaan, hak atas perlindungan anak, hak atas perlindungan
perempuan,dan hak atas perlindungan lingkungan.
4. Fundamental Rights and Freedoms of Refugees and Internally Displaced
Persons (IDPs)
Buku ini membahas tentang hak asasi manusia bagi pengungsi dan orang
yang terdislokasi secara internal. Isu-isu HAM yang berkembang di
panggung dunia antara lain: hak atas kebebasan berekspresi, hak atas
kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas
pekerjaan, hak atas perlindungan anak, hak atas perlindungan perempuan,,
dan hak atas perlindungan lingkungan.
Dari beberapa buku yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa isu-
isu HAM yang berkembang di panggung dunia meliputi hak atas kebebasan
berekspresi, hak atas kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas
kesehatan, hak atas pekerjaan, hak atas perlindungan anak, hak atas
perlindungan perempuan,, dan hak atas perlindungan lingkungan. Semua hak
tersebut harus dihormati oleh negara dan masyarakat. Isu Hak Asasi Manusia
di Dunia adalah isu dunia yang tidak bisa diabaikan karena berbagai alasan,
termasuk Indonesia. Gagasan ham dan pengakuannya di setiap negara
mungkin tidak setara .
Konflik dan perang merupakan salah satu isu HAM yang paling serius di
dunia. Konflik dan perang dapat menyebabkan pelanggaran HAM yang berat,
seperti pembunuhan, penyiksaan, dan deportasi paksa. Pada tahun 2023,
konflik dan perang masih terjadi di berbagai belahan dunia seperti :
1. Konflik di Palestina
Serangan yang dilakukan oleh Israel telah banyak merusak dan
menghancurkan tempat tinggal, tempat ibadah, dan kator PBB yang
digunakan untuk lembaga bantuan. Sebagain besar negara di belahan bumi
lainnya, terutama negara-negara yang memiliki penduduk beragama Islam
sangat mengecam tindakan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.
Bagi mereka Israel telah mengambil hak-hak yang dimiliki oleh warga
sipil Palestina. Israel juga telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

9
PBB juga telah meluncurkan misi tentang penyelidikan kejahatan yang
dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, banyak mendapat kecaman juga
dari ngara-negara lain yang mengatakan bahwa Israel telah melanggar
HAM. Namun, Israel masih melakukan kejahatan dan melanggar hak-hak
warga sipil Palestina. Seorang pakar HAM PBB Prof.Richard Falk, yang
bertugas di wilayah Palestina mengatakan bahwa para pemimpin
pemerintah di Israel sebenarnya sudah layak untuk diseret ke pengadilan
kriminal Internasional karena telah menyebabkan krisis kemanusiaan di
jalur Gaza yang mengakibatkan blockade yang dilakukan Israel (Hengki,
2019). Perlakukan Israel terhadap Palestina sudah benar-benar melanggar
hak asasi manusia (HAM). Dimana kita hidup seharusnya damai, aman,
sejahtera, akan tetapi di Palestina justru yang terjadi ketakutan,
ketidakamanan dan kelaparan yang melanda. Tentu saja seharusnya PBB
ikut serta dan menindak lanjuti hal ini dengan cepat, karena jika tidak
ditindak maka akan terjadi pelanggaran HAM secara terus menerus.
1) Konflik Bermula
Konflik Israel-Palestina adalah konflik yang telah berlangsung
selama lebih dari 70 tahun. Konflik ini bermula pada awal abad ke-20,
ketika Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina
setelah mengalahkan Kesultanan Ottoman. Wilayah Palestina saat itu
dihuni oleh minoritas Yahudi dan mayoritas Arab. Ketegangan antara
kedua etnis ini meningkat, sehingga komunitas internasional memberi
tugas kepada Inggris untuk mendirikan “rumah nasional” bagi orang
Yahudi di Palestina. Keputusan ini merujuk pada Deklarasi Balfour
yang ditandatangani pada 1917. Deklarasi ini dinamai demikian karena
merupakan kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Inggris yang
menjabat saat itu, Arthur Balfour, dengan komunitas Yahudi di Inggris.
Deklarasi ini diabadikan dalam mandat Inggris atas Palestina dan
didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk pada 1922.
Bagi orang-orang Yahudi, Palestina adalah rumah bagi leluhur mereka.
Namun, komunitas Arab di Palestina juga mengeklaim wilayah tersebut

10
dan menentang klaim sepihak komunitas Yahudi di sana. Antara 1920-
an hingga 1940-an, jumlah orang Yahudi yang tiba di Palestina terus
bertambah. Banyak dari mereka melarikan diri dari persekusi yang
mereka alami di Eropa, khususnya Holocaust yang dilakukan Nazi di
Jerman dan sekitarnya pada Perang Dunia Kedua. Pertikaian antara
komunitas Yahudi dan Arab, serta pemerintahan Inggris, juga
meningkat. Pada 1947, PBB melakukan pemungutan suara dan
memutuskan membagi Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab.
Adapun Yerusalem ditetapkan sebagai kota internasional. Rencana ini
diterima oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh pemimpin
Arab dan tak pernah diimplementasikan. Penolakan tersebut memicu
Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948. Dalam perang ini, Israel
berhasil mengalahkan pasukan Arab dan menguasai sebagian besar
wilayah Palestina. Israel kemudian mengumumkan berdirinya
negaranya pada tanggal 14 Mei 1948. Pembentukan negara Israel
menyebabkan lebih dari 700.000 warga Palestina mengungsi dari rumah
mereka. Mereka menjadi pengungsi Palestina yang tersebar di seluruh
dunia. Konflik Israel-Palestina terus berlangsung hingga saat ini.
Konflik ini telah menyebabkan banyak korban jiwa dan penderitaan
bagi kedua belah pihak.
2) Penyebab Konflik
Konflik Israel-Palestina disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 Klaim atas wilayah Palestina
Kedua belah pihak, yaitu Israel dan Palestina, sama-sama mengklaim
wilayah Palestina sebagai wilayah mereka. Israel mengklaim bahwa
Palestina adalah tanah air orang-orang Yahudi, sedangkan Palestina
mengklaim bahwa Palestina adalah tanah air orang-orang Arab.
 Perbedaan agama dan budaya
Israel adalah negara Yahudi, sedangkan Palestina adalah negara
Arab. Perbedaan agama dan budaya ini telah memperburuk konflik
antara kedua belah pihak.

11
 Pengaruh kekuatan internasional.
Kekuatan internasional, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa,
telah memainkan peran penting dalam konflik Israel-Palestina.
Amerika Serikat telah menjadi pendukung utama Israel dalam
konflik ini, sedangkan Uni Eropa telah menjadi pendukung utama
Palestina.
3) Indikasi Pelanggaran HAM
Konflik Israel dan Palestina telah berlangsung selama bertahun-
tahun dan telah menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia yang
serius bagi warga Palestina. Berikut adalah beberapa indikasi
pelanggaran HAM yang terjadi dalam konflik ini:
 Pembunuhan warga sipil
Pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak, adalah pelanggaran
HAM yang serius. Amnesty International mencatat bahwa Israel
telah melakukan pembunuhan warga sipil Palestina secara sistematis
dalam konflik ini. Laporan Amnesty International pada tahun 2022
menemukan bahwa Israel telah membunuh lebih dari 2.000 warga
sipil Palestina, termasuk lebih dari 600 anak, sejak tahun 2008.
 Pemindahan paksa
Pemindahan paksa adalah pelanggaran HAM yang serius karena
melanggar hak warga untuk tinggal di tanah air mereka. Israel telah
melakukan pemindahan paksa warga Palestina sejak berdirinya
negara itu pada tahun 1948. Hingga saat ini, lebih dari 7 juta warga
Palestina telah menjadi pengungsi akibat konflik ini.
 Penahanan sewenang-wenang
Penahanan sewenang-wenang adalah pelanggaran HAM yang serius
karena melanggar hak warga untuk diadili secara adil. Amnesty
International mencatat bahwa Israel telah menahan lebih dari 4.500
warga Palestina tanpa tuduhan atau persidangan.
 Perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan

12
Perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan adalah
pelanggaran HAM yang serius karena melanggar hak warga untuk
dilindungi dari penyiksaan dan perlakuan buruk. Amnesty
International mencatat bahwa warga Palestina sering mengalami
perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan di tangan
pasukan Israel.
 Pembatasan kebebasan berekspresi
Pembatasan kebebasan berekspresi adalah pelanggaran HAM yang
serius karena melanggar hak warga untuk mengekspresikan diri.
Amnesty International mencatat bahwa Israel telah membatasi
kebebasan berekspresi warga Palestina, termasuk dengan melarang
mereka mengadakan demonstrasi dan mengkritik pemerintah Israel.
4) Upaya Penyelesaian Konflik
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik Israel-
Palestina. Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Beberapa upaya yang telah dilakukan, antara lain:
 Pembicaraan damai
Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina telah dilakukan
berkali-kali, namun belum berhasil mencapai kesepakatan.
 Resolusi PBB
PBB telah mengeluarkan beberapa resolusi untuk menyelesaikan
konflik Israel-Palestina. Namun, resolusi-resolusi tersebut belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak.
 Mediasi internasional
Berbagai pihak internasional, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa,
dan Rusia, telah mencoba memediasi konflik Israel-Palestina.
Namun, upaya-upaya tersebut juga belum membuahkan hasil.

Pemerintah Israel dan Palestina telah melakukan berbagai upaya


untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama lebih dari
70 tahun. Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil.

13
a) Upaya pemerintah Israel
Pemerintah Israel telah melakukan berbagai upaya untuk
menyelesaikan konflik, antara lain:
 Memperluas wilayah pemukiman Yahudi
Pemerintah Israel telah memperluas wilayah pemukiman Yahudi
di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Hal ini telah menimbulkan
kecaman dari masyarakat internasional, termasuk PBB.
 Membangun tembok pembatas
Pemerintah Israel telah membangun tembok pembatas di Tepi
Barat. Tembok ini telah membatasi pergerakan warga Palestina
dan membuat mereka lebih sulit mengakses sumber daya alam.
 Meluncurkan serangan militer
Pemerintah Israel telah meluncurkan serangan militer ke Gaza
dan Tepi Barat. Serangan-serangan ini telah menyebabkan banyak
korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
b) Upaya pemerintah Palestina
Pemerintah Palestina telah melakukan berbagai upaya untuk
menyelesaikan konflik, antara lain:
 Mendirikan Otoritas Nasional Palestina
Otoritas Nasional Palestina (PNA) didirikan pada tahun 1994
sebagai hasil dari Perjanjian Oslo. PNA bertanggung jawab untuk
mengurusi urusan sipil di wilayah Palestina yang dikuasai oleh
Otoritas.
 Mendirikan gerakan perlawanan bersenjata
Pemerintah Palestina telah mendirikan gerakan perlawanan
bersenjata, seperti Hamas dan Jihad Islam. Gerakan-gerakan ini
telah melancarkan serangan terhadap Israel.
 Mencari dukungan internasional
Pemerintah Palestina telah mencari dukungan internasional untuk
menyelesaikan konflik. Hal ini dilakukan dengan menjalin
hubungan dengan negara-negara Arab dan negara-negara Barat.

14
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kedua belah
pihak untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina belum membuahkan
hasil. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pandangan yang mendalam
antara kedua belah pihak mengenai wilayah, agama, dan budaya.

D. Tanggung Jawab Negara-Negara Atas Pelanggaran HAM.

Berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional, setiap negara


mempunyai tanggung jawab utama dalam pemajuan dan perlindungan hak
asasi manusia , yang tidak dapat dikurangi karena alasan politik, ekonomi dan
budaya. Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia sesuai dengan instrumen hak asasi
manusia internasional yang relevan. Berdasarkan Pasal 71 Undang -Undang
Nomor 39 Tahun 1999 Pemerintah Indonesia berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak
asasi manusia sebagaimana diatur dalam Undang -Undang ini, peraturan
perundang-undangan lainnya, dan hukum internasional hak asasi manusia
yang telah diratifikasi oleh Republik Indonesia. .
Kewajiban negara dalam Perlindungan hak asasi manusia ditetapkan dalam
tiga tingkatan tahap, yaitu :
1. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia,
2. Perlindungan Hak Asasi Manusia, dan
3. Pemenuhan Hak Asasi Manusia.
Kewajiban yang akan dibahas lebih dalam adalah kewajiban perlindungan
hak asasi manusia, negara wajib untuk mengambil tindakan positif dalam
melindungi warga dan orang-orang lainnya dalam wilayah jurisdiksinya dari
pelanggaran hak asasi manusia baik dari negara lain, perusahaan swasta,
maupun negara itu sendiri.

15
Terdapat juga kewajiban secara hukum yang terkait langsung dengan
Pemenuhan Terhadap hak Asasi Manusia. Kewajiban secara hukum ini (legal
Obligations) diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Kewajiban Untuk Meningkatkan, yang diwujudkan dalam kebijakan-
kebijakan negara, pembentukan institusi-institusi publik
demiterpenuhinya hak-hak tersebut.
2. Kewajiban Untuk Menyediakan, seperti penyediaan sumber daya yang
dinikmati oleh umum demi terpenuhinya hak-hak asasi manusia.
Kewajiban secara hukum ini merupakan bagian dari Kewajiban Progresif
negara dalam Hukum Hak Asasi Manusia Internasional. Kewajiban ini
memiliki sifat progressive dalam artian bahwa pemenuhan kewajiban ini
adalah kelanjutan dari kewajiban perlindungan dan penghormatan terhadap
Hak Asasi Manusia, dan penerapannya relatif pada kemampuan negara untuk
melaksanakannya. Haruslah dipahami bahwa negara-negara berbeda dalam
kemampuannya untuk mendukung kewajiban progresif tersebut, oleh
karenanya sering kali digunakan ukuran minimal dalam standarisasi realisasi
kewajiban tersebut.
Kewajiban Langsung menjadi tolak ukur utama dalam Hukum Hak Asasi
Manusia Internasional, sedangkan Kewajiban Progresif diamantkan lebih
spesifik dalam konstitusi negara masing-masing, seperti di Indonesia yang
diatur dalam pasal 33 Undang-Undang dasar 1945.
Kewajiban negara tidak terbatas pada kedua kewajiban tersebut, karena
Hukum Internasional dan masyarakat Internasional melihat wajib bagi negara
untuk menerapkan konsep Due Diligence dalam perlindungan hak asasi
manusia.
Negara diwajibkan untuk memenuhi standar tertentu berdasarkan akal dan
kebiasaan dalam usahanya memenuhi kewajiban terkait Hukum Hak Asasi
Manusia Internasional. Standar tersebut dikenal dengan Due Diligence,
Hukum Internasional mengakui adanya kebiasaan yang berlaku umum dalam
usaha untuk memenuhi kewajiban negara dalam hukum internasional.

16
pemerintah berkewajiban untuk mengintegrasikan HAM dalam setiap
penyusunan kebijakan pembangunan seperti kebijakan perdagangan
internasional,investasi, keuangan, atau perjanjian-perjanjian internasional
lainnya. Dengan demikian, perwujudan secara penuh HAM pada dasarnya
bukanlah semata-mata kewajiban organisasi masyarakat sipil atau Komnas
HAM semata, melainkan kewajiban utama dari pemerintah. Dalam perspektif
HAM, pembangunan, sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan
Deklarasi PBB Tahun 1986 tentang Hak atas Pembangunan, dimaknai
sebagai proses ekonomi, social, budaya, dan politik yang komprehensif,
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan bagi semua
individu maupun seluruh masyarakat atas dasar partisipasi aktif, bebas dan
bermakna dalam pembangunan termasuk memperoleh pemerataan manfat
atau hasil dari proses tersebut. Deklarasi Hak atas Pembangunan juga
menyatakan bahwa pembangunan adalah HAM. Pasal I menyatakan bahwa
hak atas pembangunan adalah HAM yang tidak dapat dicabut karena melekat
pada setiap pribadi manusia dan semua orang berhak untuk berpartisipasi
dalam, berkontribusi, dan menikmati pembangunan ekonomi, social, budaya,
dan politik, dimana semua HAM dan kebebasan fundamental dapat
direalisasikan sepenuhnya (OHCHR, 2002). Hal ini kemudian diperkuat
dengan Deklarasi Wina yang menegaskan bahwa hak atas pembangunan
adalah HAM yang tidak dapat di cabut dan merupakan bagian integral dari
kebebasan dasar manusia (OHCHR, 2002).Pada tingkat metodologis, strategi
pembangunan berbasis HAM menekankan pada (I) proses meningkatkan
pemberdayaan kelompok marjinal, (2) proses peningkatan akuntabilitas
pemangku kewajiban, dan (3) tindakan kolaboratif antara pemegang hak dan
pemangku kewajiban.

17
BAB 3

PENUTUPAN
A. Kesimpulan

HAM adalah hak kebebasan dan persamaan dalam derajat yang diperoleh
sejak lahir serta tidak dapat dicabut dari seseorang yang ersifat universal dan
langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan
tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun. Dalam
menegakkan HAM ada tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah
konflik dan perang di sebagian negara. Tantangan dan hambatan dalam
menegakkan HAM diantaranya ada Faktor Kondisi Sosial-Budaya, Faktor
Komunikasi dan Informasi, Faktor Kebijakan Pemerintah, Faktor Perangkat
Perundangan dan Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).
Isu-isu HAM di panggung dunia merupakan tantangan yang kompleks dan
perlu ditangani secara serius. Pemerintah, organisasi internasional, dan
masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk melindungi dan memajukan HAM
di seluruh dunia. Isu-isu HAM yang berkembang di panggung dunia meliputi
hak atas kebebasan berekspresi, hak atas kebebasan beragama, hak atas
pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan, hak atas perlindungan
anak, hak atas perlindungan perempuan, dan hak atas perlindungan
lingkungan.
Konflik dan perang merupakan salah satu isu HAM yang paling serius di
dunia. Konflik dan perang dapat menyebabkan pelanggaran HAM yang berat,
seperti pembunuhan, penyiksaan, dan deportasi paksa. Setiap negara
mempunyai tanggung jawab utama dalam pemajuan dan perlindungan hak
asasi manusia.
Setiap negara mempunyai tanggung jawab utama dalam pemajuan dan
perlindungan hak asasi manusia , yang tidak dapat dikurangi karena alasan
politik, ekonomi dan budaya. Pemerintah berkewajiban untuk
mengintegrasikan HAM dalam setiap penyusunan kebijakan pembangunan
seperti kebijakan perdagangan internasional,investasi, keuangan, atau

18
perjanjian-perjanjian internasional lainnya. Dengan demikian, perwujudan
secara penuh HAM pada dasarnya bukanlah semata-mata kewajiban
organisasi masyarakat sipil atau Komnas HAM semata, melainkan kewajiban
utama dari pemerintah

B. Saran

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Adakan kampanye penyuluhan dan


pendidikan kepada masyarakat mengenai HAM, hak-hak dasar, serta
pentingnya melindungi dan menghormati hak-hak tersebut. Melibatkan
masyarakat dalam tindakan konkrit untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya HAM.
Penguatan Institusi dan Perundang-undangan: Tingkatkan kualitas institusi
dan sistem perundang-undangan yang menyelenggarakan perlindungan dan
penegakan HAM. Perlu reformasi dalam perundang-undangan negara agar
sesuai dengan standar internasional. Perkuat peran Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM) dan lembaga pemantau HAM lainnya.
Kerja Sama Internasional: Perkuat kerja sama antarnegara dan lembaga
internasional dalam menegakkan HAM. Negara-negara perlu saling berbagi
pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya untuk meningkatkan kemampuan
dalam mendorong pelaksanaan HAM.
Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas: Tekankan pentingnya
transparansi dan akuntabilitas dalam menjaga HAM. Pemerintah harus
mengadopsi praktik-praktik terbuka, serta memastikan adanya sistem
pengawasan yang efektif untuk menghindari korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan.
Advokasi dan Pelibatan Masyarakat Sipil: Aktivis HAM dan organisasi
masyarakat sipil harus terlibat aktif dalam memperjuangkan hak asasi
manusia. Ajak mereka untuk mengawasi pelanggaran HAM dan mendukung
upaya-upaya penegakan HAM di dalam dan luar negara.

19
Memperkuat Penegakan Hukum: Pastikan penegakan hukum yang tegas
terhadap pelaku pelanggaran HAM. Keadilan harus ditegakkan dan pelaku
pelanggaran HAM harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Hubungan Diplomatik: Negara-negara perlu menjalin hubungan
diplomatik yang kuat dengan tujuan meningkatkan pengaruh positif dalam hal
penegakan HAM di negara lain. Diplomasi dan dialog antarnegara sangat
penting untuk mencapai perubahan positif dalam perlindungan HAM.
Pendekatan Terpadu: Mengatasi tantangan menegakkan HAM
membutuhkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak terkait,
termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor
swasta. Mengintegrasikan HAM dalam berbagai kebijakan pembangunan dan
tindakan penanggulangan konflik akan lebih efektif dalam menegakkan HAM
secara menyeluruh.

20
DAFTAR PUSTAKA

Akmal. 2015. Hak Asasi Manusia (Teori & Politik). Padang: UNP Press Padang.
Artidjo Alkostar, 2004, Pengadilan HAM, Indonesia dan Peradaban, Yogyakarta :
PUSHAM UII
Zainal Abidin, 2014. Pelanggaran HAM Dan Hak Korbam, Dalam Panduan
Bantuan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Fadillah Agus . , 2007. Contributor, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat
(Jakarta, Indonesia) ; Publisher, ELSAM
Mertus Julie. 2006. Human Rights and Conflict: Exploring the Links Between
Rights, Law, and Peacebuilding. US nstitute of Peace Press
Clapham Andrew. 2015. Human right A Very Short Introduction. UK: Oxfrod
University Press.
Shelthn Dinah. 2013. The Oxford Handbook of International Human Rights Law.
Inggris: OUP Oxford.
Grover Leena. 2012. UN Human Rights Treaty Bodies: Law and Legitimacy.
Inggris: Cambrige University Press.
Cahya,Ega Nur. (2022). "AGRESI ISRAEL TERHADAP PALESTINA YANG
BERUJUNG PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA PADA PALESTINA".
Diakses pada tanggal 11 Desember melalui jurnal
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPPKn/article/download/52144/pdf
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjr0pz20z7po.amp
Pusat Studi Perdamaian dan Konflik (PSPK) Universitas Gadjah Mada
Institute for Palestine Studies
United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East
(UNRWA)
Amnesty International, "Israel: Systematically Killing Palestinian Civilians", 2022
Human Rights Watch, "Israel's Apartheid against Palestinians: Cruel System of
Domination and Crime against Humanity", 2021
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), "Occupied
Palestinian Territory: Humanitarian Overview", 2023

21

Anda mungkin juga menyukai