PPKN (Tragedi Wamena 2003)
PPKN (Tragedi Wamena 2003)
Disusun Oleh:
1. Aisya Lailiyal Husna 2322010001
2. Eri Noviyanti 2322010012
3. Farah Fauziyah A 2322010022
4. Silva Aprilia Putri 2322010029
5. Melati 2322010037
6. Siti Rohimah 2322010038
7. Nayla Febrianti 2322010056
0
KATA PENGATAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peristiwa
Wamena Tahun 2003 Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PPkn.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Peristiwa Wamena di Papua Tahun 2003..................................................3
2.2 Pelanggaran HAM dalam Peristiwa Wamena...........................................4
2.3 Perkembangan Peristiwa Wamena.............................................................6
2.4 Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Pemerintah.......................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUPAN.......................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah pelanggaran HAM menjadi salah satu isu yang selalu mengemuka
di Papua. Berdasarkan pemantauan Komnas HAM pada peristiwa Wamena
2019, terdapat bukti permulaan yang cukup untuk menduga terjadi
pelanggaran HAM sebagaimana dijamin dalam peraturan undang-undang di
bidang hak asasi manusia khususnya UUD 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM, 2019, para. 8).
Adapun bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada peristiwa
di Wamena yaitu Hak Atas Hidup (Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 Pasal 9 UU
No. 39 Tahun 1999), Hak Atas Rasa Aman (Pasal 28G ayat (1) UUD 194 5
Pasal 30 UU No. 39 Tahun 1999), dan Hak Atas Kepemilikan (Pasal 36 UU
No. 39 Tahun 1999). Peristiwa Wamena terjadi karena aparat keamanan yang
saat itu berupaya menurunkan bendera bintang kejora, namun penduduk lokal
tidak menerima hal tersebut dan menyerang penduduk pendatang.
Diperkirakan 37 korban jiwa tewas, 89 orang luka-luka, sekitar 17 rumah
hangus terbakar dan 11 kios terbakar. Selain itu, 13 ribuan orang mengungsi
karena rasa takut (KOMNASHAM, 2019, para. 9).
1
Menurut Jerry Indrawan (2016, p.1) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul
“Ancaman Non-Militer Terhadap Keamanan Nasional di Papua”, membahas
tentang keinginan masyarakat Papua untuk merdeka disebabkan karena
mereka tidak merasakan kesetaraan kesejahteraan seperti provinsi-provinsi
lain di Indonesia. Maka, menurut peneliti peran media sangat penting dalam
meningkatkan informasi yang ideal untuk kesejahteraan masyarakat.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peristiwa Wamena 2003 merupakan salah satu dari tiga kasus pelanggaran
HAM berat di Papua yang kini belum tuntas penyelesaiannya. Dalam
peristiwa ini, puluhan warga sipil di Wamena, Kabupaten Jayawijaya,
Provinsi Papua, menjadi korban penyisiran oleh gabungan TNI dan Polri.
Penyebab Peristiwa Wamena 2003 adalah tewasnya dua anggota TNI dalam
aksi pembobolan sekelompok orang terhadap gudang senjata markas
Komando Distrik Militer Wamena. Pada 4 April 2003, terjadi pembobolan
gudang senjata api milik Kodim 1702 Wamena oleh sekelompok massa.
Setelah pembobolan tersebut, TNI melakukan operasi pengejaran dan
penyisiran di sekitar kota Wamena, Papua. Selama operasi berlangsung, lebih
dari seribu orang mengungsi, rumah warga dirusak, dan lima desa habis
dibakar.
Aksi pembobolan tersebut menewaskan dua anggota TNI, yakni Lettu TNI
AD Napitupulu dan Prajurit Ruben Kana (penjaga gudang senjata), sementara
satu orang luka berat. Kelompok penyerang diduga membawa lari sejumlah
senjata dan amunisi. Menanggapi hal itu, aparat TNI Angkatan Darat (AD)
bersama Polri melakukan pengejaran dan penyisiran di 25 kampung dan desa
di Wamena. Pada 4 April 2003, masyarakat Wamena yang saat itu tengah
merayakan Hari Raya Paskah, dikejutkan dengan kehadiran gabungan
personel TNI-Polri di kampung mereka. Hasil penyelidikan Komnas HAM
atas peristiwa ini menemukan adanya pelanggaran HAM berat yang
mengakibatkan warga sipil menjadi korban.
3
39 orang terluka akibat penyiksaan, lima orang menjadi korban penghilangan
orang secara paksa, dan satu orang menjadi korban kekerasan seksual.
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan
Adapun bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada peristiwa
di Wamena yaitu Hak Atas Hidup (Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 Pasal 9 UU
No. 39 Tahun 1999), Hak Atas Rasa Aman (Pasal 28G ayat (1) UUD 194 5
Pasal 30 UU No. 39 Tahun 1999), dan Hak Atas Kepemilikan (Pasal 36 UU
No. 39 Tahun 1999). Peristiwa Wamena terjadi karena aparat keamanan yang
4
saat itu berupaya menurunkan bendera bintang kejora, namun penduduk lokal
tidak menerima hal tersebut dan menyerang penduduk pendatang.
Diperkirakan 37 korban jiwa tewas, 89 orang luka-luka, sekitar 17 rumah
hangus terbakar dan 11 kios terbakar. Selain itu, 13 ribuan orang mengungsi
karena rasa takut (KOMNASHAM, 2019, para. 9).
b. Tortur
Beberapa korban juga melaporkan adanya tindakan penyiksaan atau
tortur yang dilakukan oleh aparat keamanan selama penanganan
peristiwa ini. Tortur merupakan tindakan penganiayaan fisik atau
psikologis yang ditujukan untuk menyiksa atau mendapatkan informasi
dari korban.
c. Penghilangan Paksa
Terdapat laporan mengenai adanya penghilangan paksa terhadap
sejumlah orang oleh aparat keamanan. Penghilangan paksa adalah
5
tindakan ilegal yang dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
seseorang secara paksa dan tanpa jejak.
6
2. Pelanggaran HAM Lainnya
b. Diskriminasi Etnis
Beberapa laporan juga menyebutkan adanya tindakan diskriminasi
etnis terhadap masyarakat Papua selama peristiwa ini. Diskriminasi
etnis merupakan perlakuan tidak adil atau tidak setara terhadap
seseorang atau kelompok berdasarkan faktor etnisitas.
c. Kekerasan Seksual
Terdapat laporan mengenai adanya kasus kekerasan seksual yang
dilakukan oleh aparat keamanan terhadap perempuan selama peristiwa
ini. Kekerasan seksual merupakan bentuk pelanggaran HAM yang
serius dan merugikan korban secara fisik dan psikologis.
7
Baru-baru ini, Presiden Jokowi telah mengakui tragedi Wamena sebagai
salah satu dari 12 pelanggaran HAM berat. Tapi, mengakui saja tidak cukup.
Hak-hak korban pelanggaran HAM berat seperti hak atas kebenaran, hak
untuk mengakses keadilan, dan hak atas reparasi dan pemulihan masih belum
terpenuhi.
8
kematian warga sipil yang terjadi akibat konflik antara TNI/Polri dengan
TPN-OPM.
Setiap tahunnya angka kekerasan di Papua selalu muncul dan tidak juga
mengalami penurunan yang signifikan. Selama tahun 2020, hampir dalam
setiap bulannya terjadi peristiwa kekerasan yang menimpa masyarakat Papua.
Berdasarkan hasil pemantauan KontraS dalam kurun waktu Januari hingga
Desember 2020 telah terjadi 40 peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh
Polri, TNI maupun keduanya dengan didominasi oleh tindakan penembakan,
penganiayaan, dan penangkapan sewenang-wenang. Puluhan peristiwa yang
terdokumentasikan ini mengakibatkan kurang lebih 276 orang menjadi
korban, baik korban luka, tewas, maupun ditangkap.
9
cerminan kebrutalan dan pertimbangan serampangan dari aparat di Papua
yang kerap berdalih bahwa orang-orang yang disasar adalah KKB (Kelompok
Kriminal Bersenjata).
10
2.4 Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Pemerintah
Pada tahun 2003, peristiwa Wamena terdiri dari beberapa upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi situasi yang berlaku di daerah
tersebut. Berikut adalah beberapa upaya tersebut:
11
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Peristiwa Wamena terjadi karena aparat keamanan yang saat itu berupaya
menurunkan bendera bintang kejora, namun penduduk lokal tidak menerima
hal tersebut dan menyerang penduduk pendatang.
12
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14