Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kasus-kasus yang mengancam persatuan Indonesia merebak. Kasus tersebut beragam, mulai dari kasus yang bersifat serius dan mengancam persatuan dan kesatuan NKRI seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM), sampai pada kasus internal Indonesia seperti konflik agama dan tawuran. Semua kasus tersebut, baik yang secara langsung maupun tidak langsung mengancam kedaulatan dan persatuan Indonesia menunjukkan bahwa kepahaman masing-masing individu terhadap hakikat pancasila masih kurang. Pancasila memiliki kedudukan sebagai dasar Negara, ideologi bangsa, juga pandangan hidup bangsa. Kasus-kasus tawuran yang sering merebak di kalangan pelajar dan mahasiswa adalah sebuah bukti konkret akan ketidakpahaman para pelaku tawuran akan kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup, dan juga secara lebih konkret menunjukkan

ketidakpahaman mereka terhadap substansi dari sila ke-3 pancasila. Kasuskasus yang sudah disebutkan di atas pun demikian. Hal ini memicu penulis untuk menggali lebih lanjut tentang pancasila khususnya sila ke-3, juga beberapa kondisi di Indonesia sekarang yang bertentangan dengan sila tersebut.

B. TUJUAN PEMBAHASAN 1. Mengetahui kondisi masyarakat Indonesia terkait dengan persatuan dan kesatuan di Indonesia, juga semua hal yang berkaitan dengan penjabaran pancasila khususnya sila ke-3. 2. Mengetahui contoh-contoh kasus yang bertentangan dengan kandungan yang ada pada sila ke-3 pancasila, baik itu kasus-kasus besar yang mengancam kedaulatan Negara maupun kasus-kasus kecil yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. 3. Memberikan penjelasan mengenai pancasila sebagai pandangan hidup, pancasila sebagai dasar Negara, dan pancasila sebagai ideologi bangsa. 4. Mengetahui penjabaran pancasila terutama pada sila ke-3, yaitu sila Persatuan Indonesia. 5. Mengidentifikasi kondisi-kondisi ideal yang seharusnya ada di Indonesia terkait dengan sila ke-3 pancasila.

C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi masyarakat Indonesia terkait dengan pancasila khususnya sila ke-3? 2. Seperti apa contoh kasus yang bertentangan dengan sila ke-3 pancasila? 3. Bagaimana penjelasan pancasila sebagai pandangan hidup, pancasila sebagai dasar Negara, dan pancasila sebagai ideologi bangsa? 4. Bagaimana penjabaran sila ke-3 pancasila?

5. Terkait dengan sila ke-3 pada pancasila, bagaimana kondisi ideal yang seharusnya terlaksana di Indonesia?

BAB II PEMBAHASAN

A. KONDISI MASYARAKAT INDONESIA TERKAIT DENGAN SILA KE-3 Indonesia memang sangat beragam. Dari segi wilayah saja sudah sangat besar, terbentang dari Pulau Rondo di barat sampai Merauke di timur, Pulau Sekatung di utara sampai Pulau Dana di selatan. Indonesia memiliki lebih dari 800 etnik, sekitar 17% dari jumlah etnik di seluruh dunia. Bahasa ada sekitar 746, tersebar di seluruh Indonesia. Belum lagi keberagaman budaya yang lainnya, adat istiadat, agama, kebiasaan, dan berbagai aspek lainnya. Dari sedikit penjabaran itu, tentu bisa dilihat bahwa Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar untuk mempersatukan bangsa ini. Hal ini

menimbulkan banyak kasus tentang persatuan, baik itu yang bersifat serius dan mengancam eksistensi Negara maupun yang hanya merupakan kasuskasus kecil. Secara umum Indonesia masih belum kondusif jika dilihat dari banyaknya kasus yang mengancam persatuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Jelas adalah bahwa kasus-kasus tersebut bertentangan dengan sila ke-3. Selain itu, kasus-kasus tersebut ternyata juga mengganggu ketertiban dan menimbulkan ketidaknyamanan sosial. Subbab berikutnya akan memberi contoh beberapa kasus yang terjadi.

B. KASUS-KASUS YANG BERTENTANGAN DENGAN SILA KE-3 a. Organisasi Papua Merdeka Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Letjen (Purn) Marciano Norman, menyatakan hasil informasi intelejen yang diperoleh

memastikan, pelaku gangguan keamanan, rentetan penembakan di Papua adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Ia memastikan, sejumlah kasus penembakan di Papua dalam sebulan terakhir tidak melibatkan pihak asing. "Yang pastinya mereka ini adalah OPM," tegas Marciano di DPR, Jakarta, Senin (11/6/2012).

Menurut Marciano, kelompok tersebut saat ini sengaja melakukan gangguan keamanan hingga berani dilakukan di tengah kota Jayapura, karena menginginkan Papua mendapatkan perhatian dari dunia internasional yang pada ujungnya mendapat sorotan dari kelompok HAM internasional. Kini, kelompok bersenjata tersebut(tribunnews.com) Berita di atas menceritakan bahwa pelaku penembakan dipastikan anggota OPM. Sebelumnya, banyak terjadi penembakan di daerah pedalaman papua. Korban penembakan adalah TNI dan Polri yang sedang dalam tugas untuk menjaga daerah papua karena adanya berbagai konflik internal di papua, juga termasuk adanya Organisasi Papua Merdeka. Sumber tembakan berasal dari hutan-hutan, pelakunya? Nihil. Tak ada informasi yang jelas. Ketika para TNI mengejar pelaku dari arah sumber tembakan, pelaku tetap tidak berhasil ditemukan. Hal ini terjadi berulang kali, bahkan sempat ada korban sipil juga.

b. Konflik Poso Poso membara! Rentetan kekerasan bahkan terus bergulir pasca konflik massal 1998-2001. Peledakan bom, perampokan bersenjata, pembunuhan warga masyarakat dan aparat seakan tanpa ujung. Sekian banyak peristiwa kekerasan bernuansa teror terus terjadi tanpa dapat diungkap pelakunya. Sabtu, 29 Oktober 2005, Poso gempar lagi. Pagi itu ditemukan tiga tubuh siswi berseragam SMU bersimbah darah, tanpa kepala, tergeletak mengenaskan di jalan setapak Bukit Bambu. Tak lama kemudian, tiga kepala siswi tersebut ditemukan di dua tempat berbeda, disertai surat ancaman untuk mencari kepala-kepala lain. Bagi warga Kabupaten Poso khususnya, dan Propinsi Sulawesi Tengah pada umumnya, insiden itu menimbulkan klimaks ketidakpercayaan terhadap pemerintah, aparat keamanan, maupun penegak hukum. Takut dan putusasa(www.kemana.com) c. Konflik Agama Pembakaran Gereja di Temanggung terjadi pada Selasa (8/2/2011). Dalam insiden ini sebanyak tiga Gereja dirusak. Dua diantaranya hangus terbakar. Menurut informasi Kepala Biro Penerangan

Masyarakat Mabes Polri, Ketut Untung Yoga yang dikutip dari situs Rakyat Merdeka, menyebutkan bahwa pembakaran itu dipicu oleh oknum masyarakat dari Duren Samit Jakarta Timur, Antonius Richmond Bawengan. Antonius tertangkap tangan oleh masyarakat sedang menyebarkan selabaran dan buku yang berisi penistaan terhadap agama.

Selebaran

itu

diletakaan

di

beberapa

halaman

di

rumah

warga(karodalnet.blogspot.com) d. Tawuran Tawuran mahasiswa mewarnai pelaksanaan tes seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2012 di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Selasa. Tawuran dengan cara saling lempar batu itu terjadi di sekitar Fakultas Hukum Universitas Tadulako Palu. Aksi tersebut sempat menimbulkan kerusakan pada sejumlah sepeda motor yang di parkir di halaman kampus. Penyebab tawuran itu diduga kuat karena rebutan lahan parkir oleh sesama

mahasiswa(antaranews.com) Empat contoh kasus tersebut menggambarkan betapa masih

bermasalahnya persatuan dan kesatuan Indonesia. Lalu di mana masalahnya? Menurut saya permasalahannya ada pada ketidakpahaman masyarakat, dalam hal ini para pelaku kasus-kasus di atas, terhadap pancasila sebagai pandangan hidup, dasar Negara, dan ideologi bangsa seperti yang akan dijabarkan pada subbab berikutnya. Bahwa seluruh tindakan yang dilakukan oleh masingmasing individu harus sesuai dan berpedoman pada pancasila masih belum diterapkan oleh masyarakat tersebut. Maka ini kembali lagi pada kesadaran masing-masing individu. Mari berangan-angan bahwa seluruh masyarakat Indonesia telah memahami dan mengetahui seluk-beluk pancasila, mulai dari asal mulanya, pemahaman ber-Triprakara, pancasila sebagai pandangan hidup, termasuk

juga nilai-nilai pancasila secara keseluruhan. Jika kondisi ini tercapai, tentu masyarakat akan bisa mengatasi isu-isu yang berkembang seputar multikulturalisme, entah itu stereotipe, prasangka, kebencian, maupun konflik. Manajemen konflik yang sangat diperlukan itu tentu akan sangat tercukupi dengan pemahaman yang menyeluruh mengenai pencasila. Bahwa kita memang hidup dalam keberagaman, itu menjadi suatu nilai lebih, bukannya menjadi pemicu konflik, tawuran, atau apapun. Di situ lah pentingnya pemahaman pancasila supaya segala tindakan tidak hanya berdasar atas keinginan untuk menang, atau hal-hal lain. Pemahaman yang juga dibutuhkan untuk menyadarkan seluruh masyarakat bahwa kita semua adalah warga Negara Indonesia, bangsa Indonesia, yang meski berbeda tapi tetap saudara, yang meski beragam namun masih sama.

C. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP, DASAR NEGARA, DAN IDEOLOGI BANGSA Pancasila ternyata tidak hanya memiliki kedudukan dan fungsi dalam satu sisi saja. Pancasila memiliki banyak kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pernah disinggung pancasila sebagai DasPanJ i TuPer. Maksudnya adalah bahwa pancasila berkedudukan sebagai dasar negara, pandangan hidup, jiwa dan kepribadian bangsa, tujuan yang hendak dicapai, dan sebagai perjanjian luhur bangsa. Begitu luar biasanya pancasila yang bisa mencakup banyak hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Melihat peran pancasila yang begitu menyeluruh, maka sangatlah penting untuk memberikan pemahaman akan kedudukan dan fungsi pancasila tersebut agar kasus seperti tawuran, OPM, pembakaran gereja, dan konflikkonflik lain tidak lagi terjadi. Dalam subbab ini akan dibahas pancasila sebagai pandangan hidup, pancasila sebagai dasar Negara, dan pancasila sebagai ideologi bangsa. a. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Secara umum dapat dikatakan bahwa maksud dari pancasila sebagai pandangan hidup adalah pancasila digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Bangsa Indonesia telah memiliki pandangan hidup yang bersumber dari intisari nilai-nilai budaya dan nilai religiusnya. Hal ini sesuai dengan Teori Asal Mula Pancasila pada poin pertama yang dikemukakan Notonegoro, yaitu asal mula bahan (kausa materialis). Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu. Pancasila mengandung konsepsi dasar yang dicita-citakan, dasar pemikiran yang mendalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pancasila juga merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan kerohanian bagi bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pada

umumnya

dasar

Negara

dipergunakan

oleh

bangsa

pendukungnya sebagai berikut: Dasar berdiri dan tegaknya bangsa. Dasar Negara terbentuk ketika Negara tersebut didirikan, ketika itu dasar Negara berfungsi sebagai dasar berdirinya suatu Negara. Ketika Negara tersebut sudah berdiri, dasar Negara diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengelolaan Negara yang bersangkutan. Dasar kegiatan penyelenggaraan Negara. Negara didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional bangsa yang bersangkutan. Agar para penyelenggara Negara bisa mewujudkan tujuan nasional tersebut, maka mereka harus

mendasarkan semua kegiatan pemerintahan pada dasar Negara. Dasar partisipasi warga Negara Semua warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dala mempertahankan Negara dan berpartisipasi dalam upaya mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunakan hak dan menunaikan

kewajibannya itu seluruh warga Negara harus berpedoman pada dasar Negara. Dasar pergaulan antar warga Negara Dasar Negara menjadi dasar perhubungan antara warga Negara dan Negara, juga sebagai dasar perhubungan antar warga negara.

10

Dasar dan sumber hukum nasional Pancasila yang digunakan sebagai dasar Negara memiliki

konsekuensi seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan nilainilai pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara juga memiliki maksud: Sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik tertulis maupun tak tertulis. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Merupakan sumber semangat UUD 1945. Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara RI tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. c. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat gagasan yang menyeluruh, sistematis, meliputi bidang politik, hankam, sosial, kebudayaan, dan keagamaan yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai ideologi bangsa berfokus

11

pada cita-cita yang ingin dicapai dan nilai-nilai yang menjadi dasar dan pedoman Negara dalam kehidupan. Melihat penjabaran pancasila yang sedemikian menyeluruhnya, maka sudah selayaknya masyarakat lebih menghayati dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata. Telah disebutkan bahwa pancasila seharusnya berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, juga sebagai dasar pergaulan antar warga negara. Indonesia lah yang melahirkan nilai-nilai pancasila, maka kita wajib untuk menjunjung tinggi nilai-nilai itu.

D. PENJABARAN SILA KE-3 PANCASILA Persatuan merupakan aspek yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika sebuah Negara melupakan aspek persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya, tentu semua yang telah dibangun sejak awal berdirinya Negara tersebut akan hilang percuma. Persatuan mewujudkan sebuah Negara yang sehat, sedangkan tidak adanya persatuan berarti sebuah perpecahan. Negara yang tidak memiliki persatuan didalamnya bisa dikatakan sebagai Negara yang sakit, dan bila Negara tersebut tidak mampu menghentikan perpecahan itu, maka eksistensi Negara tersebut dipertanyakan. Di Negara yang keberagamannya sangat tinggi, masalah persatuan ini menjadi sangat penting. Persatuan di Negara-negara tersebut merupakan tantangan tersendiri yang tidak bisa dikatakan mudah, apalagi jika wilayah Negara tersebut sangat besar. Dan Negara kita tercinta, Indonesia, masuk

12

dalam kelompok Negara ini. Dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi dari mulai bahasa, suku, budaya, kebiasaan, agama, dan berbagai hal lainnya, juga dari wilayah Indonesia yang sangat luas ini, sila ke-3 pancasila sebagai pandangan hidup masing-masing individu sangat penting. Makna sila Persatuan Indonesia di antaranya: Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Rela berkorban demi bangsa dan Negara Cinta akan Tanah Air Bangga menjadi bagian dari Indonesia Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika, dll. Menilik kembali ke belakang, bahwa asal mula pancasila terbagi menjadi asal mula langsung dan asal mula tidak langsung. Pada asal mula tidak langsung disebutkan bahwa sebelum dirumuskan sebagai dasar Negara, nilai-nilai yang tercantum di pancasila itu sudah ada dalam kehidupan seharihari bangsa Indonesia. Ditegaskan pula oleh Notonegoro dalam Teori Asal Mula Pancasila yaitu asal mula bahan (kausa materialis) dengan isi yang serupa. Selain itu, dalam Tri Prakara kita mengenal Asas Kebudayaan, Asas Religiusitas, dan Asas Kenegaraan yang pada intinya juga menunjukkan bahwa nilai-nilai pancasila memang bersumber dari Indonesia apa adanya. Dari penjabaran paragraf di atas kita bisa melihat bahwa sebenarnya pancasila itu terbentuk juga karena adanya keberagaman yang sejak dahulu ada di Indonesia. Justru karena keberagaman budaya lah para pendahulu kita

13

bisa merumuskan pancasila, justru karena nilai-nilai yang terambil dari seluruh pelosok negeri ini lah pancasila bisa jadi seperti sekarang ini. Maka sudah menjadi keharusan kita sebagai penerus bangsa untuk menjunjung tinggi persatuan, mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara, dan semaksimal mungkin berupaya untuk meminimalisasi stereotipe, prasangka, kebencian, juga konflik antar sesama warga Negara Indonesia.

E. KONDISI IDEAL INDONESIA TERKAIT DENGAN SILA KE-3 Kondisi ideal tentu bisa dikaitkan dengan landasan yang dipakai oleh Indonesia, pancasila. Saya rasa parameter Indonesia yang ideal itu bisa diwakili oleh pancasila. Ketika paling tidak 95% nilai-nilai yang ada di pancasila diterapkan, maka Indonesia yang ideal sudah didepan mata. Saat masing-masing individu bisa melakukan itu, saya rasa permasalahanpermasalahan seperti tawuran, konflik agama, dan contoh-contoh yang pernah disebutkan di atas sudah sangat jarang terdengar oleh kita. Jika ada pun itu hanya satu hari dalam satu tahun, tidak mengancam, juga tidak mengganggu ketentraman masyarakat.

14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Indonesia memiliki keberagaman yang tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam mewujudkan persatuan Indonesia. Saat ini keadaan Indonesia masih belum kondusif jika dilihat dari banyaknya kasus yang mengancam persatuan dan menimbulkan ketidaknyamanan sosial. Kasus OPM merupakan contoh kasus yang secara langsung mengancam kedaulatan NKRI, sedangkan konflik Poso, pembakaran gereja di Temanggung, tawuran merupakan beberapa contoh kasus yang secara tidak langsung mengancam persatuan Indonesia. Ini menunjukkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pancasila. Pancasila berkedudukan tidak hanya sebagai dasar Negara, tetapi juga sebagai pandangan hidup, jiwa dan kepribadian bangsa, tujuan yang hendak dicapai, dan perjanjian luhur bangsa. Dengan pemahaman masyarakat tentang kedudukan pancasila, maka kasus-kasus yang bertentangan dengan sila ke-3 tentu dengan sendirinya akan berkurang. Makna sila ke-3 diantaranya rela berkorban demi bangsa dan Negara, cinta akan tanah air, dan bangga menjadi bagian dari Indonesia. Pada mulanya nilai-nilai pancasila berasal dari keberagaman nilai-nilai hidup yang tersebar di seluruh Indonesia. Jadi sudah selayaknya keberagaman

15

dimaknai sebagai kelebihan, bukan sebagai potensi untuk memecah persatuan. Ketika masyarakat telah berhasil menjalankan pancasila sebagai dasar Negara, pandangan hidup, maupun ideologi bangsa, juga berhasil memaknai sila ke-3 dengan utuh, maka kondisi ideal Indonesia akan tercapai.

B. SARAN Indonesia memang belum kondusif dilihat dari pelaksanaan sila ke-3 pancasila. Kasus-kasus telah banyak terjadi, bahkan mungkin masih terjadi. Maka mari kita bercermin. Tidak perlu saling menyalahkan atas apa yang terjadi, tetapi mari mengoreksi diri sendiri. Mulai dengan hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, sampai pada akhirnya dengan pelaksanaan pancasila sebagai pandangan hidup, dasar Negara, dan ideologi bangsa, dan tentu juga menghayati sila ke-3 secara utuh dan menyeluruh. Saya rasa masalah terbesar dari kasus-kasus yang merebak selama ini adalah kurangnya kesadaran untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik. Ingin Indonesia maju tapi tak tertib aturan, ingin lingkungan bersih tapi buang sampah sembarangan, ingin Indonesia bersatu tapi tidak menjadikan pancasila sebagai pandangan hidup, tidak menghayati sila ke-3. Mari mengoreksi diri sendiri.

16

DAFTAR PUSTAKA Said Ali, Asad. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Bangsa. Jakarta: Pustaka LP3ES. Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Suteng, Bambang. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan oleh Bapak Andar Rujito, SMAN 1 Yk Matakuliah Kewarganegaraan (Semester 1) oleh Bapak Armaidy Armawi di Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Matakuliah Pancasila oleh Ibu Septiana Dwiputri Maharani di Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Kamaluddin. 2011. Lebih dari 746 Jumlah Bahasa Daerah Indonesia. http://bahasa-nusantara.blogspot.com/2011/02/746-jumlah-bahasa-daerahindonesia.html 16/06/12 pukul 12.28 Margianto, Heru. 2008. Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa.

http://nasional.kompas.com/read/2008/10/22/22260274/depdiknas.terbitkan.p eta.bahasa 16/06/12 pukul 12.32 Nurgianto, Budhy. 2012. Tujuh Bahasa di Maluku Utara Terancam Punah. http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/173376902/Tujuh-Bahasa-diMaluku-Utara-Terancam-Punah 16/06/12 pukul 12.36

17

Graha.

2009.

Makna

Sila

Pancasila.

http://graha.students-

blog.undip.ac.id/2009/06/12/makna-sila-pancasila/ 16/06/12 pukul 13.53 Tribunnews. 2012. Kepala BIN: Pelaku Penembakan OPM.

http://www.tribunnews.com/2012/06/11/kepala-bin-pelaku-penembakanorganisasi-papua-merdeka 16/06/12 pukul 14.12 Karnavian, Tito. 2008. Membongkar Konflik 16/06/12 Poso. pukul

http://www.kemana.com/membongkar-konflik-poso.html 14.33

18

Anda mungkin juga menyukai