Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL WAWANCARA

PANCASILA

Disusun oleh :
Nama : ASSIFA FADILA
NIM : K4316013
Kelas : A
Kelompok : 9

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

Suatu dasar negara akan kuat apabila dasar tersebut berasal pada diri
bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara
yang bukan jiplakan dari luar, akan tetapi asli dari Indonesia. Pancasila telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa yang terdapat kandungan akan nilai-nilai.
Pancasila berisi lima sila yang hakikatnya berisi lima nilai dasar dalam
kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai dasar pancasila yaitu nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dari
uraian beberapa nilai-nilai pancasila tersebut, kita sebagai rakyat Indonesia
seharusnya paham dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya hafal kelima sila pacasila,
namun tak banyak dari mereka yang mungkin bisa mengamalkan dan
memahami arti dari setiap nilai-nilai pancasila. Didalam mata kuliah
pancasila ini saya berkesempatan untuk melakukan wawancara kepada
seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta di Surakarta. Disini saya
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman narasumber
tentang pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila itu
sendiri.
Pertanyaan yang pertama adalah apakah menurut pendapat anda
tentang pancasila?
Menurut narasumber pancasila itu salah satu dasar negara Indonesia
selain UUD 1945. Di dalam Pancasila terdiri dari lima sila atau dasar yang di
dalamnya mengandung nilai-nilai agar kehidupannya selaras. Sedangkan
pancasila di dalam masyarakat jawa mempunyai lima larangan/pantangan
moralitas, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Mateni yang artinya membunuh


Maling yang artinya mencuri
Madon yang artinya berzina
Mabok yang artinya minum-minuman keras
Main yang artinya berjudi

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pancasila bagi masyarakat jawa berupa


larangan-larangan terkait moralitas. Kelima larangan tersebut sifatnya wajib
dan harus dihindarii agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dari pertanyaan pertama narasumber lebih menekankan arti pancasila
dari segi pandangan masyarakat Jawa. Sedangkan menurut saya, pada
hakikatnya pancasila merupakan dasar filsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan
Negara Indonesia.

Kemudian menginjak pertanyaan yang kedua yaitu apakah nilai-nilai


pancasila ada di masa sekarang ini?
Menurut jawaban dari narasumber adalah iya, alasannya karena
masing-masing sila pancasila terdapat nilai-nilai di masa sekarang. Misalnya
dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama tersebut
mengandung nilia-nilai seperti : rajin melaksanakan ibadah sebagai wujud
ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dari jawaban pertanyaan kedua diatas, narasumber memberikan
contoh adanya nilai-nilai pancasila pada sila pertama saja. Padahal menurut
saya nilai ketuhanan dari sila pertama yang bunyinya Ketuhanan Yang Maha
Esa memang ada, tetapi jaman sekarang ini juga banyak orang yang
mengaku memeluk suatu agama tetapi tidak menjalankan ibadah. Mereka
bahkan tidak melaksanakan perintah dan larangan dalam masing-masing
kitab sucinya.
Kemudian dilihat dari sila kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil
dan beradab. Di masa sekarang ini contoh kasus yang menjadi polemik di
Negara Indonesia adalah kekerasan terhadap anak. Bentuk kekerasan
terhadap anak ini sangat beragam mulai dari kekerasan fisik, kekerasan
secara verbal, kekerasan secara mental, dan yang lebih parahnya lagi adalah
pelecehan seksual. Ini adalah alarm bahwa nilai pancasila belum diamalkan
dengan matang. Sehingga hal ini terjadi berulang dan menjadi contoh yang
buruk di tanah air.
Selanjutnya dilihat dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Rasa
persatuan dan kesatuan yang terjadi pada generasi penerus Bangsa
Indonesia saat ini mulai memudar. Hal tersebut dapat kita lihat dari kasuskasus bentrok antar pelajar atau mahasiswa, bentrok antar suporter
sepakbola, bentrok antar genk, dan lain sebagainya. Dari kasus di atas dapat
kita ketahui bahwa rasa persatuan kita sebagai warga Negara Indonesia
sudah mulai luntur dan mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung
jawab. Keadaan seperti inilah yang menjadi bibit-bibit
terjadinya konflik yang lebih besar seperti konflik antar agama, ras, maupun
suku.
Pada sila keempat yang bunyinya kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pemimpin di
negara kita ini harus bersifat demokratis, baik dalam hal pemilihannya
maupun ketika telah membuat kebijakan umum yang terkait dengan
masyarakat. Karena kekuasaan tertinggi di negara kita ini berada di tangan
rakyat, dan para pemimpin hanya sebagai wakil/pelayan bagi rakyat untuk
mengatur dan mengambil kebijakan demi kemakmuran bersama. Menurut
saya, sekarang ini fenomena-fenomena pemimpin yang tidak demokratis

sudah banyak terjadi pada generasi muda saat ini, dan apabila hal itu
dibiarkan saja berlanjut maka kelak ketika mereka menjadi pemimpin bangsa
ini, mereka akan bertindak seperti apa yang mereka biasakan sejak dini.
Yang terakhir yaitu pada sila kelima yang bunyinya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut saya banyak fakta-fakta mengenai
ketidak adilan yang dilakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini.
Tidak perlu jauh-jauh, saat ini kita dapat melihat pada kelompok belajar PPKn
misalnya, tugas PPKn membuat makalah secara kelompok, ketidak adilan
sering kita rasakan. Hal tersebut karena sebenarnya yang mengerjakan
tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3 orang saja dan yang
lainnya tinggal nitip nilai. Padahal ia menginginkan mendapatkan nilai yang
sama. Ini adalah contoh kecil yang berada dikehidupan pelajar. Jika hal ini
terus berlanjut dapat kita lihat kelak mereka akan seperti para anggota DPR
yang ketika sidang mereka ada yang tidur, bertelfon, dan bahkan ada yang
main game. Padahal mereka menginginkan gaji yang sama dengan anggota
yang melaksanakan musyawarah dengan baik.
Dari uraian kasus dan fakta diatas, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa jati diri Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis. Hal itu
dapat kita lihat dari ideologi pancasila sebagai salah satu ciri khas Bangsa
Indonesia yang merupakan landasan dalam bertindak dan berperilaku
sebagai masyarakat Indonesia, sudah tidak dilaksanakan dengan baik oleh
masyarakat Indonesia sebagai kepribadiannya.
Pertanyaan yang ketiga apakah paham Ketuhanan Yang Maha Esa
telah berjalan pada kehidupan anda?
Menurut jawaban dari narasumber adalah sudah, misalnya dengan
menjalankan ibadah, mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Selain
itu, kita harus mempercayai bawa Tuhan kita satu dan Tuhan kita maha
segalanya.
Kemudian menginjak pada pertanyaan yang terakhir yaitu menurut
anda, bagaimana cara menanamkan nilai-nilai pancasila secara efektif dalam
kehidupan sehari-hari?
Menurut narasumber, menanamkan nilai-nilai pancasila dapat kita
mulai
dari
lingkup
terkecil
yaitu
keluarga,
misalnya
dengan
memusyawarahkan setiap masalah yang ada di keluarga. Penanaman nilainilai pancasila ini sebaiknya dilakukan sejak dini di dalam keluarga supaya
dapat menumbuhkan keteladanan dari orang tua yang ditujukan kepada
anak-anaknya. Selain itu, penanaman nilai-nilai pancasila dapat dilakukan di
sekolah, misalnya saling membantu satu sama lain tanpa membeda-bedakan

statusnya. Bisa juga ditanamkan di lingkungan masyarakat contohnya


dengan gotong royong membersihkan desa.
Saya sependapat dengan jawaban narasumber terkait cara
menanamkan nilai-nilai pancasila secara efektif. Karena jika nilai-nilai
tersebut ditanamkan sejak dini dan diberbagai ruang lingkup, pastilah itu
akan menjadi kebiasaan anak tersebut dan diingat dan diamalkan hingga tua
kelak.

BIODATA NARASUMBER
Nama: Isnaini Nurul Hasanah
TTL

: Karanganyar, 9 Agustus 1994

Status

: Mahasiswa

Alamat

: Depok, RT 2/6 Bangsri, Karangpandan,

Karanganyar

Anda mungkin juga menyukai