PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah obyek material contoh penyimpangan nilai-nilai Pancasila?
2. Bagaimana tinjauan melalui obyek formal terhadap penyimpangan
tersebut dari perspektif nilai-nilai Pancasila?
3. Bagaimana solusi agar penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat dapat ditekan?
BAB II
PEMBAHASAN
Sila Ketuhanan yang maha Esa juga mempunyai makna bahwa segala
aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang
berasal dari Tuhan. Karena, sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara
Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat
Indonesia merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan terhadap
Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
Sifat dari sila-sila pada Pancasila yang saling menjiwa-dijiwai dalam hal
ini penyimpangan pada sila pertama berarti juga secara menyeluruh memiliki nilai
penyimpangan terhadap sila lainnya. Pada kasus kerusuhan di Kupang pada 1998
ini, penyimpangan terhadap sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan
beradab ditunjukkan dengan adanya pengabaian Hak-hak Asasi Manusia melalui
intimidasi umat beragama, pengabaian hak kebebasan beragama, serta adanya
kerusuhan yang melukai hingga menghilangkan hak hidup. Selanjutnya
penyimpangan dari sila ketiga Persatuan Indonesia dicerminkan melalui
tindakan mengkotak-kotak atau pengkubuan yang berujung pada perselisihan
antar umat beragama. Hal ini apabila tidak ditangani akan menyebabkan bangsa
dengan keberagaman yang tinggi ini terpecah belah yang mengancam persatuan
nasional. Semestinya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan sebatas teoritis
dan harapan para pendiri negara bangsa Indonesia, namun benar-benar diterapkan
dan dinaungi dalam rasa toleransi yang tinggi karena sejatinya keberagaman
tersebut bukan penghambat persatuan mengingat tujuan dan visi masyarakatnya
yang memiliki kesadaran untuk bersatu sebagai bangsa Indonesia. Penyimpangan
pada sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaaratan/perwakilan ditandai dengan adanya tindakan anarkis dan
pemutusan sepihak dalam kasus tersebut akibat dari issue yang beredar tanpa
adanya pertemuan antar pihak untuk menyelesaikannya dengan cara musyawarah.
Hal ini akan lebih baik jika pemerintah setempat mampu mengayomi dan
mewadahi proses musyawarah kedua belah pihak agar tidak lagi terjadi
kesalahpahaman akibat konfrontasi kabar burung yang belum jelas kebenarannya.
Penyimpangan pada sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
ditunjukkan dengan salah satu latar belakang adanya konflik tersebut yaitu adanya
kecemburuan sosial yaitu antara penganut Kristen yang umumnya warga asli dan
warga muslim, yang sebagian besar adalah pendatang. Kecepatan pertumbuhan
masjid dan perkembangan ekonomi umat Islam yang baik, serta karena mereka
sulit menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadikan kerusuhan yang terjadi
memliki banyak motif yang dibalutkan atas nama agama dengan perusakan-
perusakan tempat ibadah. Hal ini tentu perlu disikapi dengan bijak khususnya bagi
pemerintah setempat untuk hendaknya lebih memperhatikan pemerataan fasilitas
dan edukasi berlanjut agar baik kedua belah pihak dapat saling mengerti dan dapat
beraktivitas dalam penuh toleransi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar Negara harus dihayati dan dijiwai serta
digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan ataupun tingkah laku.
Tiap-tiap sila yang ada merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pancasila sebagai way of life sudah tidak
sepenuhnya di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Degradasi nilai-nilai
luhur pancasila telah terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Kasus yang
terjadi di Kupang pada November 1998 merupakan salah satu bukti kurang
dijiwainya Pancasila sebagai pedoman hidup dan identitas bangsa. Hal ini
akan menimbulkan banyak dampak seperti terganggunya stabilitas
keamanan, terenggutnya hak-hak asasi manusia hingga mengancam
keberlangsungan persatuan Indonesia. Beberapa hal yang menjadi faktor
penyimpangan nilai pancasila yaitu menurunnya sosialisasi nilai-nilai
Pancasila dalam masyarakat, pendidikan mengenai pengamalan nilai-nilai
pancasila yang kurang, sikap apatisme, adanya ketimpangan sosial, serta
berkembangnya hedonisme dan materalisme.
Perilaku penyimpangan nilai-nilai Pancasila dapat ditekan dengan
cara penanaman nilai-nilai pancasila dilakukan sejak dini melalui
pandidikan dalam keluarga dan digalakkannya program pendidikan
Pancasila untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme.
B. SARAN
Hendaknya kasus penyimpangan nilai-nilai Pancasila disikapi
dengan tidak hanya bertumpu pada kebijakan dan menunggu aksi dari
pemerintah. Hal ini harus menjadi pembelajaran kita bersama seluruh
komponen masyarakat Indonesia untuk kemudian bersatu padu, bahu-
membahu untuk menegakkan kembali nilai-nilai Pancasila pada jiwa setiap
individu, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa
sehari-hari untuk terciptanya kehidupan yang harmonis dan mewujudkan
cita-cita bangsa yang luhur yang tertuang dalam UUD 1945,
DAFTAR PUSTAKA
http://icecreamcocholate.blogspot.co.id/2012/02/penyimpangan-nilai-
pancasila.html