1. Karet
- Produktifitas masih rendah yaitu rata-rata 714 kg KKK /ha/th. Hal ini
disebabkan antara lain karena sebagian besar bibit yang ditanam bukan
berasal dari klon anjuran.
14
- Luas kebun karet tua hingga tahun 2005 mencapai 130.656 ha atau sekitar
23,45 % dari luas total, sehingga secara ekonomis sudah tidak produktif,
sementara kemampuan finasial petani untuk meremajakan secara swadaya
sangat rendah.
- Infrastruktur (jalan produksi) pada perkebunan rakyat belum memadai
- Kemampuan
pemerintah untuk penyediaan bibit dari klon unggul masih sangat terbatas,
sehingga apabila akan dilaksanakan peremajaan dalam skala besar,
ketersediaan bibit menjadi kendala, dengan demikian perlu pembinaan
penangkar dan pengawasan peredaran bibit secara ketat.
- Masih banyak petani yang memasarkan produknya melalui pedagang
perantara, sehingga harga yang diterima petani rendah, ditambah lagi
dengan masih rendanya kualitas produk yang dihasilkan.
- Belum tersedia skim kredit yang dapat dijangkau petani untuk mendanai
peremajaan
- SDM petani relatif belum optimal sehingga perlu pemberdayaan yang lebih
intensif.
2. Kelapa sawit.
- Kualitas TBS yang dihasilkan petani masih relatif rendah, hal ini terkait
dengan rotasi panen yang belum sesuai dan infrastruktur jalan produksi yang
umumnya belum dilaksanakan pengerasan.
- Kehadiran Pabrik Kelapa Sawit yang tidak memiliki kebun sendiri sering
mempengaruhi ketidakstabilan harga TBS petani.
- SDM petani belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang lebih
intensif.
3. Kelapa.
- Umumnya
tanaman kelapa yang diusahakan petani adalah tanaman tua
sehingga secara ekonomis kurang produktif.
- Di daerah pasang surut, kondisi infrastruktur seperti tanggul dan saluran
drainase banyak yang sudah rusak sehingga berpengaruh terhadap
produktifitas kebun kelapa.
- Harga jual kopra yang sangat tidak stabil, sementara kemampuan modal
petani untuk melaksanakan diversifikasi produk olahan masih sangat
terbatas.
- SDM petani belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang lebih
intensif.
16
antara lain; Pangsa pasar yang masih terbuka luas, pengembangan divesifikasi
produk olahan akan membuka segmen baru seperti Virgin Coconut Oil, gula kelapa,
gula semut dan produk samping lainnya. Ketersediaan teknologi untuk pengolahan
produk sampingan dan penggunaan bahan baku kelapa untuk industri rumah
tangga akan meningkatkan permintaan pasar terhadap produksi kelapa di masa
yang akan datang.
4. Cassiavera.
- Mutu kulit kering yang dihasilkan masih rendah, karena pemanenan dilakukan
pada usia muda.
- Fluktuasi harga cukup tajam dan cenderung rendah karena didominasi oleh
pedagang dari Sumatera Barat.
- Akses pasar masih sangat kurang.
- SDM petani yang belum optimal sehingga masih perlu pemberdayaan yang
lebih intensif.
5. Kopi.
17
Komoditi lain yang mulai mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan
adalah pinang dan tebu. Tanaman pinang meskipun diusahakan secara sampingan
oleh masyarakat, ternyata memberikan andil dalam ekspor. Sementara pada
komoditi tebu rakyat, mempunyai peluang pasar yang cukup baik untuk hasil olahan
dalam bentuk gula tebu.
Dinas perkebunan Provinsi Jambi telah menetapkan suatu kondisi yang ingin
dicapai secara bertahap hingga tahun 2010 terhadap pengembangan 5 komoditas
unggulan, yang mencakup aspek produksi, produktifitas, sarana dan prasarana
perkebunan serta pengolahan dan pemasaran hasil.
18
Secara umum Kondisi yang diinginkan kedepan dari komoditi unggulan dan
aneka tanaman lainnya di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
1. Karet
Untuk komoditas karet, luas areal pada tahun 2010 ditargetkan mencapai
581.676 ha, dengan areal produktif sekitar 360.409 ha. Proyeksi produksi sekitar
242.190 ton, dengan produktifitas 825 kg /ha/thn. Kondisi lain yang diinginkan
adalah semakin sadarnya masyarakat terhadap manfaat penggunaan bibit unggul
karet. Disamping itu terjadi peningkatan mutu BOKAR (Bahan Olah Karet) produksi
petani, dan sistim pemasaran langsung kepada prosessor.
Tingkat kehilangan hasil akibat serangan OPT saat ini berkisar 20 %, untuk
tahun 2010 diharapkan adanya penurunan sehingga serangan OPT yang dapat
ditolerir maksimal 7,5 %. Luas kekeringan, kebakaran kebun/lahan maksimal 0.02 %
dan fasilitasi penyelesaian gangguan usaha perkebunan diharapkan dapat
mencapai 96 %.
2. Kelapa Sawit
19
Aspek lain yang ingin dicapai pada tahun 2010 dalam pengembangan
komoditas kelapa sawit antara lain peningkatan kualitas TBS petani, tingkat
kehilangan hasil akibat OPT yang saat ini masih berkisar 15 % maka pada tahun
2010 maksimal yang dapat ditolerir maksimal 7,5 %; Luas kekeringan, kebakaran
kebun/lahan maksimal 0,02 %; fasilitasi penyelesaian gangguan usaha mencapai
90 %.
3. Kelapa
Untuk komoditas kelapa, proyeksi luas areal hingga 2010 adalah 126.808
ha dengan areal produktif seluas 98.365 ha. Perkiraan produksi sekitar 138.670
ton, dengan produktifitas per ha/thn berkisar 1500 kg.
4. Kopi
Pada komoditas kopi, luas areal hingga tahun 2010 adalah diperkirakan
22.423 ha dengan produksi 5.935 ton dan produktifitas /ha/thn berkisar 600 kg.
Disamping itu dari aspek pengolahan diharapkan telah dilakukan penanganan pasca
panen sehingga terjadi peningkatan kualitas produk.
20
5. Cassiavera
21
Sebagai upaya nyata untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan Misi Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi yaitu;
B. Tujuan
Untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai maka diperlukan
perumusan tujuan strategis. Dengan demikian maka tujuan strategis dari Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi adalah sebagai berikut;
C. Strategi
D. Kebijakan
25
Program ini mencakup aspek produksi dan peningkatan mutu hasil hingga
pemasaran, yang diimplementasikan melalui sub- sub program yaitu;
a. Rehabilitasi, intensifikasi dan ekstensifiaksi komoditi perkebunan.
b. Penyediaan bibit komoditi perkebunan yang bermutu
c. Pengawasan peredaran dan penggunaan bibit komoditi perkebunan yang
tidak bermutu.
d. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida.
e. Peningkatan Usaha Perlindungan Perkebunan.
f. Peningkatan mutu dan diversifikasi hasil olahan komoditi perkebunan.
g. Peningkatan akses pasar petani perkebunan dan permodalan petani
pekebun.
h. Peningkatan sarana dan prasarana pada areal perkebunan.
i. Peningkatan ketersediaan data dan informasi perkebunan.
26
28
29
DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAMBI
30
31