Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YUYUN MILNA PURWATI

PRODI: D-III KEBIDANAN


NIM : 206117013
MEMAHAMI DINAMIKA PROSES PANCASILA PERUMUSAN DAN
PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.

1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila
sebagai dasar negara
Sebagai dasar negara RI, Pancasila juga bukanlah perahan murni dari nilai-nilai yang
berkembang di masyarakat Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam Pancasila, sama persis
dengan asas Zionisme dan Freemasonry. Seperti Monoteisme (Ketuhanan YME),
Nasionalisme (Kebangsaan), Humanisme (Kemanusiaan yang adil dan beradab), Demokrasi
(Musyawarah), dan Sosialisme (Keadilan Sosial). Tegasnya, Bung Karno, Yamin, dan
Soepomo mengadopsi (baca: memaksakan) asas Zionis dan Freemasonry untuk diterapkan di
Indonesia.

Selain alasan di atas, agama-agama yang berlaku di Indonesia tidak hanya Islam,
tetapi ada Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu. Kesemua agama
itu, menganut paham atau konsep bertuhan banyak, bahkan pengikut animisme. Hanya agama
Islam saja yang memiliki konsep Berketuhanan YME (Allahu Ahad).

Pada masa pra kemerdekaan tatanan sosial masyarakat di Nusantara, kebanyakan


terdiri dari Kerajaan-kerajaan Hindu. Dari sistem monarkis seperti ini, belum dikenal konsep
musyawarah untuk mufakat; tetapi yang berlaku adalah sabda pandita ratu. Rakyat harus
tunduk dan patuh pada titah sang raja tanpa reserve. Sekaligus, minus demokrasi, karena
kedudukan raja diwarisi turun temurun. Kala itu, tidak ada persatuan. Perpecahan, perebutan
kekuasaan dan wilayah, selalu mengundang pertumpahan darah.

Pancasila, sudah kian terbukti, cuma sekadar alat politisi busuk yang anti Islam,
namun mengatasnamakan ke-Bhinekaan. Padahal, bukan hanya Indonesia yang
masyarakatnya multietnis, multi kultural, dan multi agama. Di Amerika Serikat, untuk
mempertahankan ke-Bhinekaannya mereka tidak perlu Pancasila, begitu pun negara jiran
Malaysia. Nyatanya, mereka justru lebih maju dari Indonesia.
Kenyataan ini, betapapun pahitnya haruslah diakui secara jujur. Sayangnya, sejumlah
pejabat dan mantan pejabat di negeri ini, belum juga siuman dari mimpinya tentang
kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagaimana sila kedua Pancasila. Sedang sejarah
membuktikan, apa yang dilakukan rezim penguasa selama 60 tahun Indonesia merdeka,
justru penindasan terhadap kemanusiaan.

2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia

a. Historis

Secara Historis, nilai-nilai Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sebelum adanya
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia wajib
menghayati, melestarikan, dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila itu
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Sosiologis
Melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi Pancasila dapat mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia yang sudah lama dibina, dipelihara serta dijaga. Oleh karena
itu, sebagai bangsa Indonesia wajib mengembangkan dan mengkaji lagi nilai-nila Pancasila
sebagai hasil karya besar dari bangsa sendiri.
c. Ancaman ideologi lain.
Dalam rangka mempertahankan ideologi Pancasila kita sadar akan keberadaan ideologi
lain yang membahayakan kelangsungan hidup Pancasila, misalnya;
1) Paham komunis
2) Paham liberalisme
3) Paham yang menyalahgunakan agama
Golongan-golongan yang mengatas-namakan agama sering melakukan kegiatan yang
membahayakan kelestarian Pancasila. Agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran, cinta
kasih sesama manusia, tetapi sering disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan
agama tetapi ajarannya bertentangan agama sehingga menyesatkan masyarakat.

3. KEMUKAKAN PENDAPAT DAN PENILAIAN ANDA TENTANG PERBEDAAN


PANDANGAN TERSEBUT
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia dan pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia Saya akan mencoba memberikan
pendapat saya mengenai pancasila baik dari sila pertama sampai sila kelima.

Pada sila pertama, dalam pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Esa itu Satu,
maka setiap manusia harus Percaya dan Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai menurut
agama dan kepercayaan masing-masing. Kita juga harus selalu bersyukur atas nikmat yang
diberi-Nya, serta saling menghormati adanya perbedaan keyakinan antara satu individu
dengan individu yang lain, sehingga tidak adanya sifat memaksa dalam suatu agama kepada
orang lain. Dan ketika sila pertama ini sudah dijalankan sebagaimana mestinya kita akan
lebih mudah untukmenjalani sila-sila dari pancasila selanjutnya.

Mengapa ketuhanan yang maha esa diletakkan pada sila pertama?

Menurut saya karena dalam keadaan apapun kita harus mengingat Allah dan selalu ingat
bahwa Allah selalu lihat apa yang kita lakukan, karena dengan mengingat Allah kita tidak
akan melakukan perbuatan yang tidak semestinya dilakukan.

Pada sila kedua, dalam pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Yang
berarti setiap manusia harus bersikap Adil dan Beradab dalam segala bidang atau profesi
yang dijalankan. Adil yang berarti mengakui persamaan hak dan kewajiban sesama manusia.
Sedangkan Beradab berarti mempunyai adab atau etika atau sikap dalam bertindak. Tidak
semua manusia bisa menjalakan sila kedua ini, karena ketika manusia berada dalam profesi
yang menggiurkan mereka, itu akan menjadikan manusia lupa diri dengan apa yang
dilakukan.

Menurut saya, di negara ini pada sila kedua belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Saya
akan mencoba memberi contoh yang pertama mengenai di bidang hukum, dalam negara ini
dijatuhkannya hukum pada orang yang maling sendal sama orang yang maling uang rakyat.
Itu tidak sebanding, karena jatuhnya hukuman lebih berat pada maling sendal. Itu semua
entah tata aturan nya yang salah atau orang-orang yang diberi kepercayaan
menyalahgunakannya.
Kemudian saya akan memberi contoh kedua pada bidang politik, pada salah satu stasiun
televisi yang pernah saya tonton yang membahas tentang suatu masalah dan didalamnya
terdapat orang-orang intelektual seperti lawyer, anggota DPR, dll. Saat menyampaikan
pendapat itu terjadi berdebatan masing-masing individu yang semakin memuncak sehingga
terdengarlah ucapan yang tidak senonoh atau tidak wajaruntuk orang-orang sekelas mereka
yang mempunyai intelektual tinggi apalagi acara seperti itu di tonton oleh masyarakat luas.
Hal seperti itu, sangat tidak mencerminkan adab yang baik, karena seharusnya orang yang
berintelektual memiliki etika disetiap masing-masing profesi yang dijalankannya.

Pada sila ketiga, dalam pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Mempunyai
maksud untuk mempersatukan seluruh rakyat indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
yang berarti walaupun di negara ini kita memiliki beragam kebudayaan, adat-istiadat,
kebiasaan, suku, ras, agama dsb atau memliki banyak perbedaan, tetapi walaupun berbeda-
beda kita tetap satu tujuan.

Contoh nya seperti dalam sebuah organisasi terdapat banyak individu yang memiliki agama,
suku dan ras yang berbeda-beda namun untuk menjalankan satu tujuan bersama mereka tetap
satu tanpa memandang perbedaan tersebut.

Pada sila keempat, dalam pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Mempunyai arti apabila dalam
mengambil keputusan bersama itu harus diselesaikan dengan musyawarah karena sebagai
masyarakat kita mempunyai hak, kewajiban serta kedudukan yang sama. Bukan hanya dalam
mengambil keputusan tetapi terkadang dalam masyarakat terdapat konflik atau masalah yang
juga diselesaikan dengan jalan baik yaitu bermusyawarah.

Pada sila kelima, dalam pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” menurut saya apa yang dimaksud dari sila kelima hampir sama dengan sila kedua
yang membahas tentang keadilan yaitu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban antar
sesama manusia.

Dari pendapat saya mengenai sila pertama sampai sila kelima memiliki pengertian yang
saling berkaitan satu sama lain atau berkesinambungan untuk mencapai sesuatu kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sejahtera seperti yang memang diharpakan pada pancasila.
4. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi perbedaan tersebut?

Contoh konflik yang sudah terjadi dimasyarakat karena kurangnya rasa


kesadaran akan adanya persatuan misalnya tawuran antar pelajar yang terjadi di mana-
mana, tawuran antar kampong, dan masih banyak lagi konflik yang sudah kita
dengar/lihat diberbagai media massa. Sebenarnya konflik yang terjadi selama ini dapat
diatasi atau dicegah bilamana semua masyarakat indonesia menanamkan nilai
persatuan dan kesatuan tanpa membedakan agama,suku,ras, dll dalam pergaulan
dikehidupan sehari-hari. Karena kita semua tinggal di Negara & Bangsa yang sama
yaitu Indonesia. Selain itu pemerintah & elemen-elemen penting negara lainnya harus
ikut serta dalam menjaga keamanan negara agar tercipta kerukunan seluruh rakyat
indonesia. Paham kebangsaan Indonesia adalah dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga persatuan Indonesia itu tidak sempit
tapi dapat diartikan menghargai seluruh perbedaan yang ada baik dalam negeri maupun
luar negeri . Maka dari itu tidaklah begitu sulit jika mulai dari sekarang sebagai individu
yang bertuhan dan berperi kemanusiaan untuk saling menghargai perbedaan satu sama
lain dengan menyelaraskan pada nilai Persatuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai