Anda di halaman 1dari 7

STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA

A. Pemberian Stimulasi
1. Pengertian Stimulasi
Adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan
kelompokmasyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan
sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
anak bahkan gangguan yang menetap (Depkes RI. 2012).
2. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak
Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik dan kasih
sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi yang tepat.
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak.
Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada
anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Semakin dini dan
semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya
terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap
kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi dan balita. Seperti saat memandikan,
mengganti popok, menyusui, menggendong, meninabobokan atau bermain, ibu
atau siapapun yang merawat bayi atau balita, sebaiknya melakukan stimulasi
tumbuh kembang (Maryunani. 2010).
3. Prinsip-prinsip stimulasi tumbuh kembang
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang harus diperhatikan, yaitu: stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta
dan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak
akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya, berikan stimulasi
sesuai dengan kelompok umur anak, lakukan stimulasi dengan cara mengajak
anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak
ada hukuman, lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap ke 4 (empat) aspek kemampuan dasar anak, gunakan alat bantu
atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak, berikan kesempatan
yang sama pada anak laki-laki dan perempuan dan yang terakhir anak selalu diberi
pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes RI. 2012).
4. Stimulasi perkembangan motorik halus
Menurut Depkes RI (2012) Adapun stimulasi yang tepat diberikan terhadap
perkembangan motorik halus pada anak usia 12-60 bulan, yaitu:
a. Stimulasi pada umur 12-15 bulan
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah memasukkan benda ke dalam
wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar
menyusunkubus dan mainan.
2) Permainan balok, yaitu dengan mengajari anak cara menyusun balok
menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya.
3) Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari
anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot
bunga, botol dan lain-lain.
4) Memasukkan benda yang satu benda lainnya yaitu dengan cara
menunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih
kecil ke mangkuk lebih besar.
b. Stimulasi pada anak umur 15-18 bulan
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : bermain dengan balok-balok,
memasukkan benda yang satu ke dalam yang lainnya, menggambar dengan
krayon, pensil atau dengan jarinya.
2) Meniup, yaitu dengan cara mengajari anak meniup busa sabun dengan
menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasa
meraba busa itu.
3) Membuat untaian, yaitu dengan cara mengajari anak membuat untaian benda-
benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makaroni, dan lain-lain
dengan tali sepatu yang cukup kuat.
c. Stimulasi pada anak umur 18-24 bulan
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : dorong agar anak mau main balok-
balok, memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya, menggambar
dengan crayon, spidol, pensil berwarna, menggambar pakai tangan.
2) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk yaitu dengan cara membuat lubang-
lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak atau
kardus.
3) Bermain puzzle yaitu dengan memberi anak permainan puzzle sederhana yang
hanya terdiri dari 2-3 potong saja.
4) Menggambar wajah atau bentuk yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak
cara menggambar bentuk-bentuk seperti : garis, bulatan, dan lain-lainnya.
Pakai spidol, crayon dan lain-lain. Ajarkan juga cara menggambar wajah.
5) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan yaitu dengan
mengajari anak bagaimana cara membuat berbagai bentuk.

d. Stimulasi pada anak umur 24-36 bulan


1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : mendorong agar mau bermain puzzle,
balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda lainnya, dan
menggambar.
2) Membuat gambar tempelan yaitu dengan membantu anak memotong
gambar-gambar majalah tua dengan gunting untuk anak-anak dan
kemudian menempelnya dengan menggunakan lem.
3) Memilih atau mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya, yaitu
dengan memberikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya : uang
logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna, dan lain-lain. Minta
anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu menurut jenisnya.
Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan, kemudian sedikit demi
sedikit tambahkan jenisnyaa.
4) Mencocokkan gambar atau benda yaitu dengan cara menunjukkan kepada
anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang sesungguhnya.
5) Konsep jumlah yaitu dengan menunjukkan kepada anak cara
mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga dan
sebagainya.
6) Bermain atau menyusun balok-balok yaitu dengan cara Beli atau buat satu set
balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu selama
bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar, anda dapat menambah
jumlahnya.
e. Stimulasi pada umur 36-48 bulan
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok,
menggambar-gambar yang lebih sulit, bermain, mencocokkan gambar dengan
benda sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
2) Memotong, yaitu dengan cara memberi anak gunting, tunjukkan cara
menggunting.
3) Membuat buku cerita gambar tempel, yaitu dengan mengajak anak
membuat buku ceritera gambar tempel. Gunting gambar dari majalah tua
atau brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan gambar
tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang menarik. Minta anak
menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di bawah gambar
tersebut, tulis ceriteranya.
4) Menempel gambar, yaitu dengan cara membantu anak menemukan gambar
atau foto menarik dari majalah potongan kertas dan sebagainya.
Minta anak menempel gambar tersebut pada karton atau kertas tebal.
Gantung gambar itu di kamar anak.
5) Menjahit, yaitu dengan cara menggunting sebuah gambar dari
majalah, tempel pada selembar karton. Buat lubang-lubang di
sekeliling gambar tersebut .
6) Menggambar atau menulis , yaitu dengan memberi anak selembar kertas
dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi empat serta,
menulis huruf dan juga ajari anak menulis namanya.
7) Menghitung, yaitu dengan metakkan sejumlah kacang di mangkok atau
kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang tersebut di
tempat lainnya.
8) Menggambar dengan jari, yaitu dengan mengajari anak menggambar
dengan cat memakai jari-jarinya.
9) Cat air, yaitu dengan memberi anak cat air, kuas dan selembar kertas. Ceritakan
bagaimana warna-warna bercampur ketika anak mulai menggunakan cat itu.
10) Mencampur warna, yaitu dengan cara mencampur air ke warna merah, biru dan
kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak untuk
meneteskan warna-warna itu selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-
warna bercampur membentuk warna lain.
11) Membuat gambar tempel, yaitu dengan cara menggunting kertas berwarna
menjadi segitiga, segi empat, lingkaran.
f. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkkan yaitu : Ajari anak bermain puzzle,
menggambar, menghitung dan menggelompokkan, memotong dan menempel
gambar.
2) Konsep tentang “separuh atau satu”, yaitu : bila anak sudah bisa menyusun
puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari kertas atau karton,
gunting dua bagian.
3) Menggambar, yaitu ketika anak sedang menggambar, minta anak membuat
gambar, misal : menggambar baju, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar
pada rumah, dan sebagainya.
4) Mencocokkan dan menghitung, yaitu : bila anak sudah bisa berhitung dan kenal
angka kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu di atas meja. Minta
anak menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti : kacang, batu
kerikil, biji sawo.
5) Menggunting, yaitu bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari
menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat bentuk seperti rumbai-
rumbai, orang, binatang dan sebagainya.
6) Membandingkan besar atau kecil, banyak atau sedikit, berat atau ringan, yaitu
dengan mengajak anak bermainmenyusun 3 buah piring berbeda atau 3 gelas
diisi air dengan isi tidak sama dan menyusun piring atau gelas tersebut dari yang
ukuran kecil sedikit ke besar atau banyak atau dari ringan ke berat.
7) Percobaan ilmiah, yaitu dengan menyediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama
tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula
tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan pada gelas ketika masukkan
kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya anak melakukan “percobaan” ini.
8) Berkebun, yaitu dengan mengajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang
hijau di dalam gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak menyiram
tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan tumbuhannya dari hari
ke hari. Bicarakan mengenai tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh atau
bertambah besar.
B. Perkembangan Motorik Halus Anak
1. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, 2012).
2. Tahapan perkembangan motorik halus anak menurut umur
Menurut Wong (2004) setiap tahapan perkembangan motorik halus anak
berbeda, yaitu :
a. Pada umur 12 bulan yaitu : anak bisa melepaskan kotak ke dalam
cangkir, berusaha untuk membangun dua balok negara tetapi gagal,
mencoba untuk memasukkan butir-butir ke dalam leher botol yang
sempit tapi gagal, dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam
sekali waktu.
b. Pada umur 15 bulan yaitu : secara spontan anak dapat menjatuhkan
objek ke lantai, membangun menara dari dua kotak, memegang dua
kotak dalam satu tangan, melepaskan butir-butir ke dalam leher botol yang
sempit, mencoret-coret secara spontan dan menggunakan cangkir dengan baik
tetapi memutarkan sendok.
c. Pada umur 18 bulan yaitu: membangun menara tiga sampai empat kotak,
membalik halaman dalam buku, dua atau tiga lembar sekaligus, sekaligus
dalam menggambar, membuat tekanan sesuai tiruan dan mengantur sendok
tanpa memutar.
d. Pada umur 24 bulan yaitu : membangun menara dengan enam sampai tujuh
kotak, menyusun dua atau lebih kotak menyerupai kereta, membalik
halaman buku pada sekali waktu dalam menggambar, meniru
tekanan vertikal dan melingkar, memencet bel pintu dan diikuti salam.
e. Pada umur 30 bulan yaitu : membangun menara 8 kotak,
menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari baik,
memegang crayon dengan jari bukan menggenggamnya, mengerakkan
jari secara mandiri, menggambar, meniru tekanan vertikal dan
horizontal.
f. Pada umur 36 bulan yaitu :dalam menggambar meniru lingkaran,
menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar
tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan gambaran wajah.
g. Pada umur 48 bulan yaitu: menggunakan gunting dengan baik untuk
memotong gambar dengan baik mengikuti garis, dapat memasang sepatu
tetapi tidak mampu mengikat talinya, dalam menggambar menyalin
bentuk kotak.
h. Pada umur 60 bulan yaitu: mengikat tali sepatu dengan menggunakan gunting,
alat sederhana, atau pensil dengan sangat baik, dalam menggambar meniru
gambar permata dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian dari
gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata seperti nama
panggilan.

Anda mungkin juga menyukai