Nama:Amelia anatasya
Nim:21036135
Prodi: kimia (NK)
Dosen pengampu: Dr. Rusdi, M. Hum
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan
Alam(FMIPA)
Universitas Negeri Padang (UNP)
2021
Aktivitas 1
1.mencari nilai-nilai dasar yang menjadi acuan dan
identitas nasional negara negara selain negara republik
Indonesia
Jawab:
a) Jepang
Disiplin,sebagai bagian dari sikap positif
bangsa Jepang yang tekun,rajin dan tidak
menunda-nunda pekerjaan demi kemuliaan
hidup
Ajaran confosiusme yang mengajarkan
keharmonian dengan alam dalam hidup
Ikigai,atau mencari tujuan hidup demi
kebahagiaan dalam hidup
Bushido,atau jalan hidup samurai,dimana ada
beberapa prinsip yang menjadi bagian integral
dalam sikap bangsa Jepang yaitu
respek,berani menghadapi tantangan,selalu
menjaga dan mengontrol diri,loyal dan
berintegritas.
b)Amerika
Konstitusi Amerika Serikat adalah hukum tertinggi
di Amerika Serikat. Konstitusi ini selesai dibuat
pada 17 September 1787 dan diadopsi melalui
Konvensi Konstitusional diPhiladelphia
Pennsylvania, dan kemudian akan diratifikasi
melalui konvensi khusus di tiap negara bagian.
Dokumen ini membentuk gabungan federasi dari
negara-negara berdaulat, dan pemerintah federal
untuk menjalankan federasi tersebut. Konstitusi ini
menggantikanArticles of Confederationyang lebih
kurang jelas dalam pendefinisian federasi ini.
Konstitusi ini mulai berlaku pada tahun 1789 dan
menjadi model konstitusi untuk banyak negara
lain. Konstitusi Amerika Serikat ini merupakan
konstitusi nasional tertua yang masih
dipergunakan sampai sekarang.
c) Malaysia
Konstitusi Malaysia, dikenal juga sebagaiKonstitusi
Persekutuan, adalah hokum tertinggi di Malaysia.
Konstitusi ini merupakan satu dokumen hukum
tertulis yang telah dibentuk berdasarkan dua
dokumen terdahulu yaitu Perjanjian Persekutuan
Tanah Melayu 1948 dan Konstitusi Kemerdekaan
tahun 1957.
d) Arab Saudi
Islam sebagai dasar Negara Arab Saudi,
Alqur’andan Sunnah Rasulullah merupakan
Undang-Undang Dasar (the constitution) nagara,
dan syari’ahsebagai hukum dasar yang
dilaksanakan oleh mahkamah-mahkamah
(pengadilan-pengadilan) syari’ah.Dengan ulama
sebagai hakim dan penasehat-pensehat.
Syari’ahsebagai hukum dasar yang mencakup
konsep-konsep hukum yang terdapat dalam yang
menurut ahli tafsir Alqur’ahberjumlah 155 ayat,
(Harun Nasition, 1980) dan dari al-Sunnah (tradisi-
tradisi) Rasulullah yang terkait dengan hukum, baik
berupa pernyataan-pernyataan, tindakan atau
perbuatan maupun suatu perizinan (tanpa disertai
dengan suatu perkataan atau perbuatan).
Demikian juga tradisi hukum yang dilakukan oleh
para shabat nabi (ijma’asahabi) dan penerapan
hukum yang digali dari kedua sumber Islam oleh
ulama-ulama, baik yang berada dalam lembaga
peradilan maupun lembaga mufti
e)Belanda
Dalam undang-undang dasar Kerajaan tahun 1814
ditentukan bahwa Raja-lah yang memerintah dan
bahwa para menteri bertanggungjawab kepada
raja. Amandemen undang-undang tahun 1848 –
Raja dinyatakan tidak dapat diganggu gugat, para
menteri untuk selanjutnya bertanggung-jawab
kepada perwakilan rakyat yang dipilih melalui
pemilu.
Aktivitas 2
Isi pidato-pidato seperti Muhammad Yamin,Ki Bagus
hadikusumo,Dan Soepomo dalam sidang BPUPKI pertama
Jawab:
1. Muhammad Yamin
Rumusan Pancasila dari M Yamin yang diucapkan secara
lisan pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29
Mei 1945, yakni: 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri
Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; 5.
Kesejahteraan Rakyat.
M Yamin kemudian mengajukan rumusan tentang dasar
negara secara tertulis, yang isinya mengalami
perubahan, yakni: 1. Ketuhanan yang Maha Esa; 2.
Kebangsaan Persatuan Indonesia; 3. Rasa Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab; 3. Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmah Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan; 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
2. Ki Bagus Hadikusumo
mengajukan konsep tentang "membangun negara di
atas dasar ajaran Islam". Menurutnya, pertama, Islam
itu cakap dan cukup serta pantas dan patut untuk
menjadi sendi pemerintahan kebangsaan di negara
Indonesia ini. Dan kedua, umat Islam adalah umat yang
mempunyai cita-cita luhur dan mulia sejak dahulu
hingga masa yang akan datang, yaitu di mana ada
kemungkinan dan kesempatan pastilah umat Islam akan
membangun negara atau menyusun masyarakat yang
berdasarkan atas hukum Allah dan agama Islam
3.soepomo
Pada pidatonya dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945,
Soepomo mengusulkan rumusan Pancasila yang berisi:
- Persatuan
- Kekeluargaan
-Keseimbangan lahir dan batin
- Musyawarah
- Keadilan rakyat
Aktivitas 3
Menelusuri isi mukadimah konstitusi RIS dan mukadimah
UUDS 1950.membandingkan rumusan pancasila dalam dua
konstitusi tersebut dengan rumusan Pancasila dalam
pembukaan UUD 1945
Jawab:
Mukadimah konstitusi RIS:
Kami bangsa Indonesia semendjak berpuluh-puluh tahun
lamanja bersatu-padu dalam perdjuangan-kemerdekaan,
dengan senantiasa berhati-teguh berniat menduduki hak-
hidup sebagai bangsa jang merdeka-berdaulat.
Kini dengan berkat dan rahmat Tuhan telah sampai kepada
tingkatan sedjarah jang berbahagia dan luhur.
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu dalam
suatu Piagam negara jang berbentuk republik-federasi,
berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Jang Maha-Esa, peri-
kemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan dan keadilan sosial.
Untuk mewudjudkan kebahagiaan kesedjahteraan
perdamaian dan kemerdekaan dalam masjarakat dan negara-
hukum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.
Mukadimah UUDS 1950:
Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka pendjadjahan diatas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perdjoangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, jang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dengan berkat dan rahmat Tuhan tertjapailah tingkatan
sedjarah jang berbahagia dan luhur,
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu dalam
suatu piagam Negara jang berbentuk republik-kesatuan,
berdasarkan ke-Tuhanan Jang Maha Esa, peri-kemanusiaan,
kebangsaan, kerakjatan dan keadilan sosial, untuk
mewudjudkan kebahagiaan, kesedjahteraan,. perdamaian
dan kemerdekaan dalam masjarakat dan Negara-hukum
Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.
membandingkan rumusan pancasila dalam konstitusi RIS
dengan rumusan Pancasila dalam UUD 1945:
Rumusan kalimat
“…, berdasar pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan
sosial.”
Rumusan dengan penomoran (utuh)
ke-Tuhanan Yang Maha Esa
perikemanusiaan
kebangsaan
kerakyatan
dan keadilan sosial
membandingkan rumusan pancasila dalam UUD 1950
dengan rumusan Pancasila dalam UUD 1945:
Rumusan kalimat
“…, berdasar pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan
sosial
Rumusan dengan penomoran (utuh)
ke-Tuhanan Yang Maha Esa
perikemanusiaan
kebangsaan
kerakyatan
dan keadilan sosial
rumusan Pancasila dalam UUD 1945:
rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang benar dan beradab, persatuan indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial untuk seluruh rakyat
indonesia.”
Rumusan dengan penomoran (utuh)
Ketuhanan yang maha esa
Kemanusiaan yang benar dan beradab
Persatuan indonesia
Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial untuk
seluruh rakyat indonesia
Aktivitas 4
Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 dan faktor apa yang
melatarbelakangi keluarnya dekrit presiden 5 Juli 1959
tersebut serta mencermati relevansinya dengan masa depan
bangsa Indonesia.
Jawab:
Isi dekrit presiden 5 Juli 1959:
1. Dibubarkannya Konstituante
2. Diberlakukannya kembali UUD 1945
3. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung
Sementara (DPAS) yang diberlakuakan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
Aktivitas 5
Menelusuri proses terjadinya peristiwa G30S PKI agar
mengetahui diamana letak penyimpangan peristiwa tersebut
dengan nilai nilai Pancasila
Jawab:
Pada hari Kamis malam, tanggal 30 September 1965 PKI
mulai melaksanakan gerakan perebutan dengan nama
Gerakan 30 September yang kemudian dikenal dengan
singkatan G.30.S/PKI.
Gerakan ini telah dipersiMenelusurleh PKI beberapa tahun
sebelumnya. Tujuan G.30.S/PKI adalah untuk merebut
kekuasaan dan akan merubah dasar negara Pancasila dan
UUD 1945.
PENYIMPANGAN NILAI NILAI PANCASILA:
PKI berkeinginan mengubah ideologi pancasila menjadi
paham komunis
PKI dengan sangat kejam membunuh para ulama, santri dan
orang orang
yang dianggap menentangnya
PKI berusaha memecah belah persatuan i ndonesia dengan
menghembuskan propaganda kebohongan
PKI menculik dan membunuh perwira angkatan darat di
daerah lubang buaya.
Aktivitas 6
Menelusuri proses peralihan kekuasaan dari tangan
Soekarno ke tangan Soeharto
Jawab:
Proses peralihan kekuasaan politik dari Presiden Soekarno ke
Presiden Soeharto dimulai sejak setelah terjadinya Gerakan
30 September 1965 yang disinyalir dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI) atau G-30S/PKI. Setelah peristiwa
tersebut, Presiden Soekarno dianggap tidak tegas karena
tidak langsung membubarkan PKI. Hal ini memicu unjuk rasa
yang menuntut Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura yang berisi
(1) pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya; (2)
perombakan kabinet Dwikora; dan (3) turunkan harga
pangan.
Untuk meredakan amarah rakyat, maka Presiden Soekarno
mengeluarkan sebuah surat perintah pada tanggal 11 Maret
1966 atau Supersemar yang berisi pemberian instruksi
kepada Pangkopkamtib (Panglima Operasi Pemulihan
Keamanan dan Ketertiban) Soeharto untuk mengambil
tindakan yang dianggap perlu dalam mengamankan situasi
negara yang sedang rentan pada saat itu. Dengan surat
perintah ini, Soeharto membubarkan PKI dan banyak
partisipannya yang ditangkap.
Aktivitas 7
Alasan dan mengkritisi tentang proses pembentukan
Pancasila sebagai:
1 identitas bangsa Indonesia
Alasan Pancasila sebagai identitas nasional karena bangsa
Indonesia salah satu dari masyarakat internasional yang
punya sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-
bangsa di dunia. Prinsip dasar filsafat dijadikan sebagai asas
filsafat hidup berbangsa dan bernegara yang berupa
Pancasila.
Aktivitas 8
Penyabaran agama pada masa zaman dahulu misalnya
bagaimana penyebaran agama pada zaman kerajaan
Majapahit, Sriwijaya,Mataram,dan seterusnya.
Jawab:
Majapahit
Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan
terbesar dalam sejarah Indonesia.
Mayoritas penduduk Kerajaan Majapahit yang memiliki
wilayah amat luas di Nusantara memeluk agama Hindu,
Buddha, atau ajaran Siwa-Buddha, meskipun ada pula yang
masih menganut kepercayaan leluhur yakni Kejawen atau
Animisme.
Ajaran Siwa-Buddha merupakan sinkretisme atau
percampuran dari agama Hindu dan Buddha di Nusantara. Di
era Majapahit, ajaran yang sudah dikenal sejak zaman
Kerajaan Mataram Kuno ini berpadu menjadi satu.
2.sriwijaya
Kemaharajaan Sriwijaya dikenal sebagai negeri bahari juga
merupakan pusat pembelajaran agama Buddha terbesar di
Asia Tenggara. Saat itu, Sriwijaya banyak dikunjungi oleh para
biksu dari berbagai negara. Prasasti Ligor
merupakan tanda petilasan Buddha telah dibuat di wilayah
Sriwijaya.X
Agama Buddha memiliki dua mazhab, Mahayana dan
Hinayana. Dalam beberapa sumber tertulis dan arca yang
ditemukan menyebutkan bahwa ajaran Buddha yang
berkembang di Sriwijaya adalah Buddha Mahayana.X
Kerajaan Sriwijaya dapat dikatakan sebagai pusat
kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan agama
Buddha. Para biksu dari berbagai penjuru datang dan tinggal
di kerajaan ini dalam waktu yang lama untuk mempelajari
ajaran Buddha.
Terkenalnya Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran ajaran
Buddha tidak lepas dari peran Dharmakrti. Ia adalah biksu
tertinggi di Kerajaan Sriwijaya yang memiliki pengetahuan
luas tentang ajaran Buddha. Bahkan, Dharmakrti pernah
menyusun kritik terhadap isi kitab Abhisamayalamkara.
3.kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram merupakan Kerajaan Islam yang berada di
pedalaman Jawa yang dipimpin oleh Panembahan Senapati
pada tahun 1584-1601 M. Pada masa Panembahan Senapati
Agama Islam sudah banyak dianut oleh penduduk di Kerajaan
Mataram hanya saja pola keagamaanya cenderung sinkretis.
Sebagai raja di Kerajaan Mataram, Panembahan Senapati
menjadikan Agama Islam sebagai agama resmi kerajaan.
Secara garis besar pola kebijakan Panembahan Senapati
terhadap agama di Kerajaan Mataram Islam adalah
mengangkat wali-wali Kadilangu sebagai penasihat dan
pembimbing kerajaan, pengembangan tradisi Islam dan
memberikan jawatan pemerintahan yang disebut Reh
Pengulon (Lembaga Kepenghuluan). Obyek kajian keagamaan
pada masa Panembahan Senapati diteliti dengan
menggunakan pendekatan politik yang tentu tidak bisa lepas
dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh para
pemimpin, dalam hal ini Panembahan Senapati sebagai raja
di Kerajaan Mataram. Selanjutnya metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,
dengan jenis penelitian kepustakaan, yang berupa sumber
tertulis, seperti artikel dan buku-buku, yang di dalamnya
didapatkan data kuantitatif, dengan tanpa melewatkan
proses verifikasi dan interpretasi. Tujuan penelitian ini adalah
memahami kebijakan agama Panembahan Senapati terhadap
Agama Islam di Kerajan Mataram Islam.
4.kerajaan Pajajaran
Agama yang dianut oleh raja-raja Sunda adalah Hindu Saiwa.
Mereka menyembah dewa Siwa sebagai dewa tertinggi
dalam Trimurti. Hal ini dibuktikan dari prasasti Sanghyang
Tapak, prasasti Kawali, dan naskah Carita Parahyangan.
Raja Sunda memiliki toleransi yang besar dalam bidang
agama dan kepercayaan. Meski raja menganut agama Hindu
Saiwa, beberapa rakyat kerajaan Sunda ada yang menganut
agama Hindu Waisnawa dan Buddha.
Aktivitas 9
Cara-cara pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat di sekitar anda?
apa bentuk kerifan yang timbul ketika musyawarah iti
berlangsung?apa yang bentuk kendala yang timbul ketika
musyawarah itu berlangsung?
Jawab:
Dengan cara voting atau pemungutan suara
Kearifan yang timbul:
Saling menghargai pendapat
Mendengarkan pendapat orang lain
Membuat kita untuk tidakemaksakan kehendak kepada
orang lain
Kendala yang timbul:
Tidak ada rasa menghargai pendapat orang lain dan
memaksakan kehendak sendiri
Aktivitas 10
Argumen tentang dinamika dan perubahan Pancasila sejak
pra proklamasi,masa awal kemerdekaan,zaman orde
lama,orde baru,dan orde rreformasi
Jawab:
A.Pancasila Pra proklamasi
Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan
Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei
1945, meminta kepada
sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia
merdeka, permintaan itu
menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali
ingatan para pendiri
bangsa ke belakang. Hal ini mendorong mereka untuk
menggali kekayaan kerohanian,
kepribadian dan wawasan kebangsaan yang terpendam
lumpur sejarah.
Begitu lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan
bangsa Indonesia
hilang arah dalam menentukan dasar negaranya. Dengan
permintaan Dr. Radjiman
inilah, figur-figur negarawan bangsa Indonesia berpikir keras
untuk menemukan
kembali jati diri bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI
yang dilaksanakan dari
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, tampil berturut-turut untuk
berpidato menyampaikan
usulannya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin
mengusulkan calon
rumusan dasar negara:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan dan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945
mengemukakan
teori- teori Negara, yaitu:
1. Teori negara perseorangan (individualis)
2. Paham negara kelas
3. Paham negara integralistik.
Kemudian disusul oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945
yang
mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan).
B. Pancasila Era Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota
Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang. Sehari
kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan
keinginan dan tujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua
dijatuhkan di Nagasaki yang
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya.
Peristiwa ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Untuk
merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus
1945 terjadi
perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks
proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-
04.00 dini hari. Teks
proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Mr. Ahmad
Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda
tepatnya di jalan Imam Bonjol
No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni
(dari golongan muda)
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian teks
proklamasi Indonesia
tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam
Jakarta tanggal 22 Juni
1945.
C. Pancasila Era Orde Lama
Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang
berpengaruh
terhadap munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut
yaitu mereka yang
memenuhi “anjuran” Presiden/ Pemerintah untuk “kembali
ke Undang-Undang Dasar
1945” dengan Pancasila sebagaimana dirumuskan dalam
Piagam Jakarta sebagai
Dasar Negara. Sedangkan pihak lainnya menyetujui ‘kembali
ke Undang-Undang
Dasar 1945”, tanpa cadangan, artinya dengan Pancasila
seperti yang dirumuskan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar yang disahkan PPKI
tanggal 18 Agustus
1945 sebagai Dasar Negara. Namun, kedua usulan tersebut
tidak mencapai kuorum
keputusan sidang konstituante (Anshari, 1981: 99). Majelis
(baca: konstituante) ini
menemui jalan buntu pada bulan Juni 1959. Kejadian ini
menyebabkan Presiden
Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang
disetujui oleh kabinet
tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana
Bogor pada tanggal 4 Juli
1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada
tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00
di depan Istana Merdeka (Anshari, 1981: 99-100).
Dekrit Presiden tersebut berisi:
1. Pembubaran konstituante
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara.
D. Pancasila Era Orde Baru
Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam
Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)
berdasarkan ketetapan tersebut
meliputi 36 butir, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai
dengan agama
dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
2. .Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban
antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan teposeliro.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat
manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani
yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dipertanggungjawabkan
secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
E. Pancasila Era Reformasi
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi
negara dan
aparat pelaksana Negara, dalam kenyataannya digunakan
sebagai alat legitimasi
politik. Puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan
hancurnya ekonomi nasional,
maka timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori
oleh mahasiswa,
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik
yang menuntut adanya
“reformasi” di segala bidang politik, ekonomi dan hukum
(Kaelan, 2000: 245). Saat
Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar
Negara itu untuk
sementara waktu seolah dilupakan karena hampir selalu
identik dengan rezim Orde
Baru. Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal dan
satu- satunya sumber
nilai serta kebenaran. Negara menjadi maha tahu mana yang
benar dan mana yang
salah. Nilai-nilai itu selalu ditanam ke benak masyarakat
melalui indoktrinasi (Ali,
2009: 50). Dengan seolah-olah “dikesampingkannya”
Pancasila pada Era Reformasi
ini, pada awalnya memang tidak nampak suatu dampak
negatif yang berarti, namun
semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak
sangat fatal terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dalam
kehidupan sosial, masyarakat
kehilangan kendali atas dirinya, akibatnya terjadi konflik-
konflik horisontal dan
vertikal secara masif dan pada akhirnya melemahkan sendi-
sendi persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam bidang
budaya, kesadaran masyarakat
atas keluhuran budaya bangsa Indonesia mulai luntur, yang
pada akhirnya terjadi
disorientasi kepribadian bangsa yang diikuti dengan rusaknya
moral generasi muda.
Dalam bidang ekonomi, terjadi ketimpangan-ketimpangan di
berbagai sektor
diperparah lagi dengan cengkeraman modal asing dalam
perekonomian Indonesia.
Dalam bidang politik, terjadi disorientasi politik kebangsaan,
seluruh aktivitas politik
seolah-olah hanya tertuju pada kepentingan kelompok dan
golongan. Lebih dari itu,
aktivitas politik hanya sekedar merupakan libido dominandi
atas hasrat untuk
berkuasa, bukannya sebagai suatu aktivitas.
Argumen tentang dinamika pancasila
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah
bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila.
Sebagaimana diketahui bahwa Soekarno adalah termasuk
seorang perumus bahkan
penggali dan pemberi nama dasar negara. Dalam perjalanan
pemerintahannya,
ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur
dengan ideologi
komunisme dalam konsep Nasakom.
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan
Presiden Soeharto
diletakan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR
No. II/1978 tentang
permasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto Pancasila menjadi
asas tunggal bagi semua
organisasi politik ( Orpol ) dan organisasi masyarakat
( Ormas ).
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak
menghapuskan
perbedaan, tetapi merangkum semuanya dalam satu
semboyan empiris khas Indonesia
yang dinyatakan dalam seloka " Bhinneka Tunggal Ika ". Maka
Pancasila merupakan
intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam
masyarakat Indonesia
dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan.
Aktivitas 11
Faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengalaman
tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia
dewasa ini.
Jawab:
Generasi muda yang mengagungkan budaya
barat,menganggap Pancasila hanya sebagai dasar
negara,kurangnya pengajaran/pendidikan karakter bangsa
yang berlandaskan Pancasila,adanya generasi muda yang
menderita fisik dan mental.
Menurunnya sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat, Pendidikan Masyarakat,sikap
apatisme,berkembangnya hedonisme dan materalisme serta
orientasi syariah sebagai pandangan hidup.
Aktivitas 12
Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang
menolak Pancasila sebagai dasar negara
Jawab: