0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang pendukung pancasila sebagai dasar negara berdasarkan faktor yuridis dan sumber historis pancasila. Juga dijelaskan pokok moralitas sila pertama pancasila dan bukti sosiologis bahwa pancasila berkembang di masyarakat. Terakhir disebutkan dua pendekatan urgensi pancasila yaitu pendekatan institusional dan sumber daya manusia.
Dokumen ini membahas tentang pendukung pancasila sebagai dasar negara berdasarkan faktor yuridis dan sumber historis pancasila. Juga dijelaskan pokok moralitas sila pertama pancasila dan bukti sosiologis bahwa pancasila berkembang di masyarakat. Terakhir disebutkan dua pendekatan urgensi pancasila yaitu pendekatan institusional dan sumber daya manusia.
Dokumen ini membahas tentang pendukung pancasila sebagai dasar negara berdasarkan faktor yuridis dan sumber historis pancasila. Juga dijelaskan pokok moralitas sila pertama pancasila dan bukti sosiologis bahwa pancasila berkembang di masyarakat. Terakhir disebutkan dua pendekatan urgensi pancasila yaitu pendekatan institusional dan sumber daya manusia.
BAB 3: BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA? BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?
6. Sebutkan pendukung pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan faktor
yuridis? Jawab: Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka menegakkan Undang- Undang (law enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Penegakan hukum ini hanya akan efektif, apabila didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari kalangan intelektualnya. Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis tersebut mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formal dan sekaligus negara hukum material sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial (social order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana yang dicita- citakan oleh para pendiri bangsa. Kesadaran hukum tidak semata-mata mencakup hukum perdata dan pidana, tetapi juga hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan sosialisasi yang seimbang di seluruh kalangan masyarakat, sehingga setiap warga Negara mengetahui hak dan kewajibannya. Selama ini sebagian masyarakat masih lebih banyak menuntut haknya, namun melalaikan kewajibannya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban akan melahirkan kehidupan yang harmonis sebagai bentuk tujuan negera mencapai masyarakat adil dan makmur.
7. Jelaskan secara singkat sumber historis pancasila?
Jawab: Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”. Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common-sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”. Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain. Dengan pendekatan historis. Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan pada masa itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa melemah.
8. Uraikan pokok moralitas pada pancasila sila pertama?
Jawab: nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial. Sebagai negara yang dihuni oleh penduduk dengan multiagama dan multikeyakinan, negara Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama, melindungi terhadap semua agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh nilai- nilai agama.
9. Sebutkan bukti sosiologis bahwa pancasila sebagai dasar Negara merupakan
nilai yang berkembang di masyarakat? Jawab: Bukti-bukti sosiologi bahwa pancasila sebagai dasar negara adalah seluruh kehidupan masyarakat Indonesia diatur oleh Pancasila sesuseluruh kehidupan masyarakat Indonesia diatur oleh Pancasila sesuai dengan perundang-undangan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat ataupun khalayak umum yang menjadikannya masyarakat yang bermoral dalam bentuk pikiran ataupun mengenai tingkah laku.
10. Sebutkan dan jelaskan dua pendekatan urgensi pancasila?
Jawab: Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan dua pendekatan yaitu, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya manusia. Pendekatan institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional. Sementaraitu pendekatan sumber daya manusia terdapat pada dua aspek, yaitu orang-orang yang menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan bertanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengedepankan kepentingan rakyat.