DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari kebudayaan
dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum bangsa Indonesia
merdeka. Para pendiri bangsa berhasil merumuskan nilai-nilai luhur menjadi sebuah
pedoman dan ideologi yakni pancasila. Pancasila merupakan kebudayaan yang telah ada
di tengah-tengah masyarakat dan di jadikan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum menerapkan pancasila ini
dalam kehidupan bermasyarakat, hingga menyebabkan perpecahan atau biasa yang kita
sebut disintegrasi bangsa.
Nilai yang tekandung dalam masing-masing sila sangat penting untuk di terapkan
dan di jadikan pedoman hidup. Nilai ketuhanan yang terkandung dalam sila pertama,
contoh kasusnya apabila tidak diterapkan yaitu penistaan atau penodaan agama. Nilai
kemanusiaan yang terkandung dalam sila kedua, contoh kasusnya apabila tidak
diterapkan yaitu kekerasan baik jasmani maupun rohani. Nilai persatuan yang
terkandung dalam sila ketiga, contoh kasusnya apabila tidak diterapkan yaitu munculnya
pemberontak yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia. Nilai Kerakyatan yang
tekandung dalam sila keempat, contoh kasusnya apabila tidak diterapkan yaitu
pembatasan kebebasan dalam berpendapat. Nilai keadilan yang terkandung dalam sila
kelima, contoh kasusnya yaitu korupsi.
Namun, keberagaman yang dimiliki oleh negara Indonesia sangat rentan untuk
terjadinya suatu konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Konflik yang terjadi
akan membuat sesama bangsa Indonesia saling membenci satu sama lain. Bahkan, suatu
konflik yang terjadi secara terus-menerus bisa saja menyebabkan terjadinya perpecahan
antara sesama bangsa Indonesia.
Maka dari itu, negara Indonesia membuat atau membentuk dasar negara supaya
semua tidak ada konflik dan perpecahan yang terjadi di antara bangsa Indonesia. Dasar
negara itu dikenal dengan yang namanya Pancasila. Adanya Pancasila ini sangat
membantu sesama bangsa Indonesia hidup rukun, damai, dan tentram.
Pancasila sendiri memiliki lambang dan makna yang terkandung didalamnya. Selain
itu, setiap sila-sila memiliki nilai-nilai yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Begitu pun pada sila ke-3 yang kaitannya sangat erat dengan menyatukan
keberagaman yang ada di Indonesia.
Jika dilihat dari kondisi geografis Indonesia, maka Indonesia bisa dikatakan sebagai
negara kepulauan. Di setiap pulau tersebut sangat berpengaruh terhadap
perkembangan negara Indonesia. Tanpa bantuan dari setiap masyarakat yang ada di
setiap pulau, kemungkinan besar perkembangan Indonesia akan terhambat.
Adanya bantuan dari berbagai macam daerah didasari akan hadirnya nilai Pancasila
pada sila ke-3. Sila ke-3 membuat masyarakat Indonesia hatinya tergerak untuk
membantu masyarakat daerah lainnya yang sedang mengalami kesulitan. Singkatnya,
sila ke-3 memberikan pelajaran dalam bermasyarakat terutama dalam hal gotong
royong.
Persatuan dan kesatuan pada sila ke-3 bukan hanya tentang gotong royong saja,
tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia turut berperan dalam menerapkan prinsip
sila ke-3. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh negara Indonesia yaitu melindungi
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Sikap dan perilaku gotong royong memudahkan sesuatu yang sedang dikerjakan.
Sama halnya ketika Indonesia merumuskan Pancasila dan saat Indonesia ingin merdeka.
Apa jadinya jika sikap dan perilaku dan gotong royong ini tidak dilakukan sejak dulu?
Setelah Indonesia sudah tidak dijajah dan merdeka, kini saatnya bagi para pemuda
untuk meneruskan semangatnya dengan mengamalkan nilai-nilai sila ke-3.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya para orang tua dan guru untuk terus memberikan
pelajaran dan pengetahuan tentang Pancasila setiap harinya terutama sila-3. Dari sila
ke3 inilah, anak kecil hingga dewasa akan tahu bahwa sesama bangsa Indonesia perlu
berperan dalam pembangunan negara Indonesia.
Dalam penyelesaian kasus ini sudah di ajukan jalan damai yang dilakukan Komnas
HAM untuk menginisiasi dialog/mediasi anatara pemerintah dan OPM. Komnas HAM
mengklaim usulan tersebut juga sudah disetujui oleh pihak pemerintah. Mulai dari
Presiden Joko Widodo, Menkopolhukam Mahfud MD, hingga institusi TNI-Polri. Komnas
HAM bersama dengan Kantor Komnas HAM RI Perwakilan Papua mulai melakukan
serangkaian penjajakan dialog damai itu dengan menemui berbagai pihak di Papua pada
16-23 Maret 2022. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua
Merdeka (TPNPB-OPM) menolak dialog damai dengan pemerintah jika hanya dimediasi
oleh Komnas HAM.
Kesimpulan
Nilai utama dari sila ke-3 adalah persatuan dan kesatuan yang dapat membuat bangsa
Indonesia tetap utuh dan tidak terpecah belah. Untuk menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah seharusnya sesama bangsa Indonesia saling
bekerja sama dan bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.
SARAN
Pemerintah untuk lebih memperhatikan saudara-saudara kita yang ada di sana bukan
hanya fokus dengan pusat yang saat ini saat ini sudah maju. dan warga masyarakat
Indonesia untuk menghilangkan rasisme dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/01450091/kasus-kasus-pelanggaran-pancasila
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/04/06255861/mahfud-sebut-perburuan-kkb-di-
papua-berdasarkan-uu-pemberantasan-terorisme
https://jdih.bumn.go.id
https://www.gramedia.com/best-seller/makna-lambang-sila-ke-3/
http://www.pskp.or.id/2020/09/17/separatisme-penyebab-munculnya-konflik-di-papua/
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220325140636-20-776122/opm-tolak-dialog-
damai-ide-komnas-ham-hanya-mau-di-pbb