Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PANCASILA KE-3”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. H. Aldim, M.SI

Disusun oleh :

Julia Agustini (1218030096)


Khotma Husnul Khotimah (1218030101)
Moch. Reza Pangestu (1218030109)
Muhamad Guntur Muntaha (1218030111)
Muhammad Arya Sugih (1218030117)
Muhammad Dwi Saputra (1218030119)
Muhammad Faiz Akhmaludin (1218030121)
Muhammad Rafi (1218030128)
Muhammad Rayhan Aldiansyah (1218030129)
Muhammad Ulil Albab (1218030132)
Nabila Nurfalah Taufik (1218030135)
Naisya Afifah (1218030138)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

2021/1443 H
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan
Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan RIdho-Nya, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan menyelesaikan sesuai dengan
waktunya. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita nabi besar habibana wanabiyyana Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman yang gelap hingga ke zaman yang terang benderang
yang dipenuhi banyak ilmu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Aldim M. Si ,
selaku dosen pengampu Pendidikan kewarganegaraan yang telah
membimbing kami , dan terima kasih kepada temen-temen sekalian yang telah
selalu setia membantu dalam mengumpulkan data-data atau ide-ide dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan
rapih.

Kami berharap semoga makalah yang telah kami buat dapat bermanfaat
untuk kita, serta pengetahuan para pembacanya. Namun terlepas dari itu,
mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui, maka dari itu kami perlu kritikan dan masukan demi tercapainya
makalah yang sempurna dan lebik baik kedepannya.

Di Tempat, 11 Oktober 2021

Penulis

i
Daftar Isi

ii
BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu Panca yang berarti “lima” dan Sila yang berarti “dasar”.
Sehingga Pancasila dapat diartikan sebagai Lima Dasar.
Sedangkan menurut berbagai tokoh penyusun, pancasila telah
didefinisikan sebagai kandungan jiwa bangsa Indonesia yang
tersembunyi dari budaya Barat secara turun temurun. Pancasila
bukan hanya falsafah negara, tetapi dalam arti luas adalah falsafah
bangsa Indonesia.

Definisi tersebut didasarkan pada Ir. Soekarno.


Pendapat Muhammad Yamin sebagai figur tambahan berarti
bahwa pancasila berasal dari kata panca, yang berarti "lima", dan sila
berarti "mengatur, berdasarkan atau aturan perilaku yang penting dan
baik".
Berdasarkan pengertian tersebut, menunjukkan bahwa
Pancasila merupakan pedoman mutlak bagi bangsa Indonesia dalam
bernegara. Para pendiri bangsa memahami bahwa Indonesia adalah
negara dengan keragaman yang luar biasa. Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan 17.504 pulau (BPS, 2016).
Selain itu, Indonesia memiliki beragam suku, ras, dan budaya
di masing-masing pulau. Atas dasar itu, para pendiri bangsa
mengusung semangat persatuan dan kesatuan dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
Makna dari motto tersebut berbeda-beda, namun tetap satu.
Semangat persatuan dan kesatuan terkandung dalam sila ketiga
Pancasila.
Prinsip ketiga adalah Persatuan Indonesia. Sangat penting
untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Hal ini dilakukan
untuk memberdayakan warga negara Indonesia dari upaya kelompok
atau individu yang berusaha memecah belah bangsa.
Upaya ini terlihat sangat jelas dalam berbagai berita bohong,
ujaran kebencian, dan kefanatikan. Upaya ini menyebar dengan

1
sangat cepat dan mendapat respon dari masyarakat. Contoh upaya ini
adalah hoaks virus corona yang muncul awal tahun ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan 54 lelucon
virus corona diunggah di media online detik health. Isi hoaks ini
beragam, namun cenderung merugikan dan menimbulkan konflik
antar manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pancasila?
2. Apa makna Pancasila sila ke-3?
3. Bagaimana latar beĺakang terbentuknya Pancasila sila ke-3?
4. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-3?
5. Bagaìmana implementasi Pancasila sila ke-3?
6. Bagaimana pandangan islam mengenai sila ke-3?
7. Bagaimana realisasi sila ke-3 dalam bidang
-pendidikan
-kebudayaan
-ekonomi
-dan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Apa contoh kasus sila ke-3
9. Apa hubungan sila ke-3 dengan keanekaragaman budaya

C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian pancasila
2. Menjelaskan Pancasila sila ke-3
3. Menjelaskan latar beĺakang terbentuknya Pancasila sila ke-3
4. Untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-3
5. Untuk mengetahui implementasi Pancasila sila ke-3
6. Menjelaskan pandangan islam mengenai sila ke-3
7. Untuk mengetahui realisasi sila ke-3 dalam bidang
-pendidikan
-kebudayaan
-ekonomi
-dan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Untuk mengetahui contoh kasus sila ke-3

2
9. Menjelaskan hubungan sila ke-3 dengan keanekaragaman
budaya

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang didalamnya
terkandung lima sila yang mempunyai nilai-nilai penting disetiap
silanya. Pancasila juga dijadikan sebagai dasar hukum di Indonesia
sehingga hukum di Indonesia berpatok pada pancasila. Secara
etimologis, Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca dan
syila, panca berarti lima dan syila berarti alas atau dasar, jadi pancasila
berarti lima dasar yanng harus ditaati dan dilaksanakan.

B. Makna Pancasila Sila ketiga Pancasila Sila ketiga

dilambangkan dengan Pohon Beringin


Pohon beringin melambangkan pohon besar yang bias digunakan
oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal ini
mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia. Selain itu
Pohon Beringin menggambarkan pohon yang kokoh dan kuat.Hal
tersebut menggambarkan bahwa dengan persatuan makan Indonesia
dapat menjadi kuat dan kokoh untuk menghadapi tantangan.
Para tokoh merumuskan Sila Ketiga tersebut berdasarkan perasaan
senasib yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Para tokoh
pendahulu kemudian merangkai persatuan dalam keberagaman dan
keragaman dalam persatuan. Para pendahulu berhasil menyatukan
perbedaan tersebut untuk satu tujuan. Semangat tersebut yang kemudian
sering disebut semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Makna persatuan artinya menjadi satu dan tidak terpecah atau
terpisah-pisah.Makna Persatuan Indonesia sangat erat kaitannya dengan
rasa Nasionalisme.Menurut Rukiyati dkk (2013: 61) menyatakan bahwa
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila “Persatuan
Indonesia” adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau
3
kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan
rasa seperjuangan. Sehingga kehidupan menjadi lebih sejuk karena tidak
ada perselisihan antara satu sama lain. Selain perdamaian akan tercipta
sesuai dengan cita-cita Indonesia.
Selain itu, Persatuan Indonesia juga dapat dimaknai dengan
semangat gotongroyong. Persatuan berarti juga kebersamaan.
Kebersamaan diwujudkan dalam gotongroyong. Semangat gotong
royong adalah budaya mulia yang diwariskan oleh para pendahulu.
Tidak ada satu ras yang merasa lebih hebat dari suku lain dan tidak ada
satu golongan yang harus menjadi tuan bagi golongan lain.
Ir Soekarno pernah menyampaikan pada salah satu pidatonya yang
pada intinya negara yang akan didirikan adalah negara semua untuk
semua. Dasar negara yang pertama adalah Kebangsaan Indonesia.
Berdasarkan penyampaian tersebut Persatuan Indonesia mengutamakan
kepentingan Bersama daripada kepentingan golongan atau pribadi. Moh
Hatta juga pernah menyampaikan dalam pidatonya yang pada intinya
tiap-tiap bidang tanah dalam Indonesia merupakan tanah air semua
warga negara Indonesia. Moh Hatta menyampaikan setiap bidang tanah
tersebut adalah Tanah Air yang harus dicintai oleh seluruh warga
Negara Indonesia. Dari semua penjelasan tersebut Persatuan Indonesia
dapat dimaknai meskipun Indonesia terdiri dari beragam.

C. Latar Belakang terbentuknya Pancasila Sila ke tiga


Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya,
dan bangsa, adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh
siapapun juga. Termasuk bangsa Indonesia yang terdiri dari beberapa
pulau-pulau yang terpisah oleh lautan luas, sehingga terjadi beraneka
macam keanekaragaman di Indonesia. Berdasarkan fakta ini harus
diakui adanya bangsa dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan demi
keadilan social, bangsa Indonesia harus menggalang persatuan dan
kesatuan bangsa dalam keberagaman suku dan budaya yang kita miliki.
Bung Karno sering menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya
alat pemersatu bangsa Indonesia, terutama sila ketiga yaitu persatuan
Indonesia.
Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah
dan dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun
sumber daya manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu
4
bersifat kedaerahan ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali.
Bahkan menjadikan perpecahan antar bangsa di Indonesia. Kemudian
bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama pemuda-pemuda
Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersama-sama.
Sehingga teraihlah kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga
sekarang ini.
Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak
lepas dari rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah
yang menjadikan persatuan Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat
berdirinya bangsa Indonesia dan landasan untuk bangsa Indonesia dalam
menjalankan pemerintahan, memajukan bangsa, dan menghadapi
ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia juga
perlu disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang kuat. Sehingga
dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terdapat sila ketiga yaitu
Persatuan Indonesia. Butir-butir Pancasila sila ke tiga adalah sebagai
berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa .
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

D. Nilai-nilai Pancasila Sila Ketiga


Aktualisasi nilai-nilai Persatuan Indonesia dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Faktor persatuan merupakan factor dinamis dalam
kehidupan Bangsa Indonesia. Persatuan itu sendiri bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Nilai-nilai Persatuan
Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut:
5
a. Menghormati Perbedaan
Perbedaan menjadi hal yang mutlak dalam kehidupan
berwarganegara. Perbedaan yang timbu seharusnya menjadi
warna tersendiri. Sehingga dapat menciptakan keharmonisan
yang indah. Perbedaan yang dimaksud tidak hanya berebeda
suku, agama, ras, atau etnis. Namun juga termasuk perbedaan
dalam berpendapat, perbedaan pilihan dan atau perbedaan
persepsi. Setiap perbedaan yang muncul harus dimaknai bahwa
perbedaan itu untuk memperkaya pengetahuan dan menambah
warna dalam berkehidupan. Sehingga dapat hidup dengan selaras
tanpa perselisihan. Menghormati perbedaan ini juga menjadi
salah satu point penting untuk dapat menangkal hate speech yang
sering muncul di media social.
b. Kebersamaan
Persatuan Indonesia artinya merangkul semuanya tanpa
pengecualian. Kebersamaan menjadi penting untuk mengurangi
beban yang dirasakan oleh pribadi. Dalam hal sederhana
pekerjaan yang dilakukan Bersama akan terasa lebih ringan.
Semangat yang diusung pada Persatuan Indonesia adalah
semangat kebersamaan untuk kemajuan bersama.
c. Persatuan Bangsa
Persatuan Bangsa didasari oleh semangat Bersatu untuk
menjadi lebih kuat. Jika bangsa tidak Bersatu maka dapat
dipastikan kemerdekaan tidak akan didapatkan. Persatuan Bangsa
didasari oleh semangat yang sama untuk menjadi Negara
Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan Makmur.
d. Kepentingan Pribadi dan Golongan
Setiap warga negara pasti memiliki kepentingan pribadi atau
kelompoknya. Namun dalam konsep Pancasila kepentingan
tersebut harus dikesampingkan jika harus dihadapkan dengan
kepentingan bersama atau kepentingan Negara. Persatuan
Indonesia menjunjung kepentingan bersama atau kepentingan
negara. Kepentingan bersama yang dimaksud adalah kepentingan
yang dapat memberikan manfaat kepada kalayak umum atau
seluruh warga negara. Sedangkan kepentingan pribadi adalah
kepentingan yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri
atau menguntungkan dirinya sendiri. Kepentingan pribadi tidak
boleh dicampur adukkan dengan kepentingan bersama. Contoh

6
dalam menilai calon pemimpin maka yang dilihat adalah kinerja
yang dapat dirasakan oleh masyarakat umum bukan yang
dirasakan oleh golongan atau pribadi tertentu.
e. Rasa Nasionalis
Menurut KBBI nasionlisme adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri, kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secra potensial atau actual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, semangat
kebangsaan. Berdasarkan pengertian tersebut Rasa Nasionalis
terhadap Indonesia dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Cinta tanah air dapat diartikan dengan melakukan tindakan yang
tidak bertentangan dengan hokum dan sejalan dengan semangat
persatuan Indonesia. Tidak saling menuduh karena menghargai
pendapat orang lain dan mengutamakan kepentingan bersama
terutama yang berkaitan dengan Negara.
f. Patriotisme
Menurut KBBI patriotisme adalah sikap seseorang yang
bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya, semangat cinta tanah air. Patriotisme
dapat diartikan bahwa setiap warga negara tunduk kepada
negaraS dan siap sedia dipanggil negara untuk melaksankan tugas
yang di amanahkan oleh negara. Tanpa dipanggil pun merasa
memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia dengan melakukan pengabdian.

E. Implementasi Sila Ke-3


Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan
tidak terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku,
agama, dan lain-lain yang berada di wilayah Indonesia. Persatuan ini
terjadi karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan
kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian abadi. Butir-butir
implementasi sila ketiga adalah sebagai berikut: 
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta
keselamatan bangsa dan negara atas kepentingan pribadi atau
golongan. Butir ini menghendaki warga negara Indonesia
7
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama
tidak perlu lagi terjadi, kita harus saling menghormati dan
bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan ekonomi tidak
boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya
seperti penjualan aset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh
sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan
yang bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan
negara.
b. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Butir ini
menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu
sebagai wujud kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada
negara ini dapat dilakukan dengan menjadi militer sukarela,
menjaga keamanan lingkungan, menegakkan disiplin, dan
sebagian besar warga negara dilakukan dengan bekerja keras
dan taat membayar pajak sebagai kewajiban warga negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap
warga negara mencintai atau adanya keinginan setiap warga
negara memiliki rasa ke-Indonesiaan. Kecintaan akan
Indonesia dapat dilakukan dengan mengagungkan nama
Indonesia dalam berbagai kegiatan seperti Olimpiade olahraga
maupun Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia, dan melestarikan kekayaan alam dan
budaya Indonesia.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia.
Butir ini menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan
tampak dari setiap warga negara Indonesia untuk menghargai
tanah air Indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan
hal-hal yang menjadi milik bangsa Indonesia. Sikap bangga
ini ditunjukan dengan berani dan percaya diri menunjukan
identitas sebagai warga negara Indonesia baik lewat budaya,
perilaku, dan teknologi yang berkembang di Indonesia,
mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa bangga
bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya
pergaulan, dan hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya
antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat
yang rukun, damai, dan makmur. Kemakmuran terjadi karena
pada dasarnya setiap suku, agama, dan pulau mempunyai
kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga bermanfaat
bagi yang lain, sehingga tukar-menukar ini akan
meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.

8
Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia tidak
boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan
persatuan dan kesatuan negara kita, seperti melakukan
tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatism, dan hal-
hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,
kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus
menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah
negara kita.

F. Sila ketiga dalam pandangan islam


Persatuan Indonesia yang merupakan bunyi sila ketiga Pancasila
menunjukkan kepada dunia bahwa persatuan merupakan dasar
dibentuknya negara Indonesia. Persatuan Indonesia bukan dalam arti
sempit saja, tetapi dalam arti luas bahwa seluruh penduduk Indonesia
diikat oleh satu kesatuan geografis sebagai negara Indonesia. Adapun
konsep persatuan dalam bingkai ajaran Islam meliputi Ukhuwah
Islamiyah (persatuan sesama muslim) dan juga Ukhuwah Insaniyah
(persatuan sebagai sesama manusia). Kedua konsep tersebut hendaknya
berjalan beriringan agar tercipta masyarakat yang harmonis dan jauh
dari perpecahan dan pertikaian karena perbedaan agama, suku, maupun
ras. Islam selalu menganjurkan pentingnya persatuan sebagaimana
tercantum dalam al-Qur’an surat Ali Imran[3]: 103, Allah SWT
berfirman;

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)


Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,

9
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
(Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Dan surat Al-Hujurat[49]: 10, Allah SWT berfirman;

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab


itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-Hujurat
[49]: 10).

Islam sangat relevan dan fleksibel dalam segala bidang kehidupan.


Islam mengatur segala para pemeluknya dalam segala hal, baik itu
kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan. Kedalaman nilai
filosofis Pancasila yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai ajaran
Islam hendaknya memperkuat posisi kita sebagai negara Indonesia yang
beragama. Beragama yang berkeadaban dengan menghormati semua
pemeluk agama yang ada, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Bung
Karno. Oleh sebab itu, sebagai warga negara Indonesia dan masyarakat
yang beragama senantiasa melaksanakan, menjaga, dan
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, bermasyarakat, dan beragama.

10
G. REALISASI SILA KE 3 PANCASILA
Sebagai ideologi negara, Pancasila dijadikan sebagai pedoman
hidup Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah Nilai Persatuan. Bunyi
dari sila ketiga Pancasila, yaitu: 'Persatuan Indonesia'. Sila ini
dilambangkan dengan pohon beringin yang mempunyai makna tempat
berteduh maupun berlindung. Makna sila ketiga Pancasila yaitu
menyatunya Bangsa Indonesia dari berbagai sendi kehidupan yaitu
bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Tujuan persatuan Indonesia adalah menumbuhkan rasa bersatu warga
negara yang memiliki keragaman adat dan budaya.
Adapun realisasi makna Sila ke 3 pada Pancasila ini diantaranya yaitu :
a. Bidang Pendidikan
1. Giat belajar agar dapat membanggakan nama baik sekolah.
2. Saling menghargai dan menjaga kerukunan antar sesama
siswa atau mahasiswa
3. Mengutamakan kepentingan bersama daripada
kepentingan pribadi di lingkungan akademik.
4. Ikut serta dalam melaksanakan Upacara Bendera dengan
tertib
5. Mempelajari sejarah bangsa sebagai bentuk menghargai
jasa dan perjuangan para pahlawan Negara Indonesia.
b. Bidang Kebudayaan
1. Tidak saling merendahkan suku, ras, agama, dan budaya
lain.
2. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia dengan berinteraksi kepada teman tanpa
memandang latar belakang budaya mereka.
3. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka
Tunggal Ika dengan menggunakan bahasa persatuan yakni
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi
masyarakat Indonesia ini memiliki keragaman suku
dengan kekayaan budaya berupa bahasa daerah masing-
masing yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia ini
diperlukan agar tercipta komunikasi yang baik antar
sesama Warga Negara Indonesia.

11
4. Memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan
bangsa dengan berinteraksi kepada teman tanpa
memandang suku asal mereka.
5. Tidak menimbulkan keributan atau perselisihan antar
masyarakat. Sebagai contoh, tidak mengejek atau
menjelek-jelekkan teman yang memiliki suku, agama,
ataupun ras yang berbeda dengan kita.
c. Bidang Ekonomi
1. Membeli produk dalam negeri atau buatan masyarakat
Indonesia itu sendiri. Dengan begitu, maka kondisi
perekonomian Rakyat Indonesia diharapkan akan menjadi
lebih baik dan kesejahteraannya pun meningkat.
2. Membuka lapangan pekerjaan bagi Warga Negara
Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan
perekonomian nasional yang lebih stabil.
3. Pembagian upah secara adil dan merata.

H. Contoh Kasus Penyimpangan Sila ke-3


1) Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM adalah sebuah gerakan
nasionalis yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan masih berdiri
sampai sekarang. Tujuan OPM yaitu untuk memisahkan Papua
bagian barat dari wilayah NKRI serta ingin merdeka sendiri.
Oranisasi seperti ini sangat menyimpang dan termasuk
pelanggaran sila ketiga karena keinginannya berpisah dari bangsa
Indonesia.
2) Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Lepasnya Timor Timur dari
NKRI. Republik Demokratik Timor Leste (Timor Lorosa'e)
bernama Timor Timur sebelum merdeka, adalah sebuah negara
kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor.
Timor Leste secara resmi merdeka ada tanggal 20 Mei 2002 dan
memutuskan memakai nama Portugis ‘Timor Leste’ sebagai nama
resmi negara mereka. Tragedi Sampit Dayak VS Madura pada
tahun 2001 yang lalu juga merupakan penyimpangan pada sila ke
tiga.
Contoh lain penyimpangan dari sila ke tiga ini yaitu perang antar suku,
tawuran antar pelajar, dan sebagainya.

12
I. Hubungan Sila Ke-3 dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup,
namun bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Pancasila mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan aspirasi
masyarakat.
Sila ke tiga mencakup pengembangan IPTEK yang diarahkan demi
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK hendaknya
dapat mengembangkan rasa nasionalisme serta keluhuran bangsa
sebagai bagian dari umat manusia di dunia.
Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a. Dimensi Reality, Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam
ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup masyarakat atau
bangsanya, bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme, Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut
mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan
yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan
bersama dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility, Dimensi fleksibility memiliki kekuasaan yang
merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan
dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan jati diri yang
terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatar belakangi sistem
dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat
rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam
pola-pola yang objektif dan efektif, Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila
sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai
Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk
meningkatakan IPTEK di Indonesia Sejak dini masyarakat harus
memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta
berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian
khas Indonesia.
IPTEK pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani
manusia yang meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi
rohaniah manusia yang berhubungan dengan intelektualitas, rasa
merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak berhubungan
dengan bidang moral (etika).
13
Tujuan Negara Republik Indonesia adalah perlindungan,
kesejahteraan, pencerdasan, dan pedamaian. Oleh karena itu
perkembangan IPTEK di Indonesia harus didasari nilai-nilai etis sesuai
dengan dasar negara Indonesia ,yaitu Pancasila:
1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai
Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh,
kedaulatan dan martabat nasional dalam wujud negara
Indonesia yang merdeka.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK.
Dengan Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi
kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatkan IPTEK di
Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan
memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan
pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas
Indonesia.

14
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakyat Indonesia,
nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang
harusnya mampu diamalkan oleh seluruh rakyat indonesia, sebab apabila
bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi
moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung
juga akan mengurangi kriminalitasdi Indonesia, meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan bangsa indonesia.

Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini.Kekurangan tersebut baik dari segi penulisan atau lainnya. Penulis
berharapmendapatkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Sehingga dapatmemperbaiki makalah berikutnya. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk setiap pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41953282/MAKALAH_PANCASILA_SILA_KETI
GA_PERSATUAN_INDONESIA_
https://www.scribd.com/document/394322974/Makalah-Pancasila-Sila-Ke-3
https://www.coursehero.com/file/58221678/pendahuluan-Pancasila-sila-ke-3-
kel-3docx/
https://friskaweb.wordpress.com/tag/makalah-pancasila-sila-ketiga/
https://osf.io/preprints/inarxiv/r6xc2/
https://journal.uii.ac.id/Millah/article/download/4085/3638
http://etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/implementasi-sila-ketiga-
persatuan.html
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/implementasi-pancasila-
sebagai-dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/09/141818969/contoh-
penerapan-sila-ketiga-pancasila
https://tirto.id/pancasila-sila-ke-3-contoh-pengamalan-dalam-kehidupan-sehari-
hari-gab5
https://osf.io/preprints/inarxiv/r6xc2
/

16

Anda mungkin juga menyukai